Anda di halaman 1dari 8

Nama : Azyzatul Layli

Kelas / NIM : 2019A/ 19040704026


Mata Kuliah : Tindak Pidana dalam KUHP
Tugas : Menunjukkan contoh kasus dari pasal 236 KUHP dan pasal 378 KUHP.

Pasal 263, berbunyi sebagai berikut:


(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan
sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti
daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai
surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara
paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat
palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat
menimbulkan kerugian.

Pasal 378 KUHP berbunyi sebagai berikut:


“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakan orang lain untuk
menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun".

Praktik Penerapan Tindak Pidana Penipuan ( pasal 378 KUHP)


dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 519 K/Pid/2017
Kasus yang berkenaan Terdakwa (Daud Tony bin Soleman) dan Wanti (belum tertangkap) yang
melakukan penipuan terhadap pemilik Toko Bangunan Selamat Jaya Abadi, Jakarta Utara pada
tahun 2015. Terdakwa dan Wanti sepasang suai istri mendapat pekerjaan membangun rumah:
1) di Gading Griya Lestari Sukapura, Jakarta Utara dan 2) Jalan Danau Indah Barat Blok A1
Nomor 3 Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Untuk melaksanakan pembangunan rumah
tersebut Terdakwa dan Wanti (istri terdakwa) menerima total uang muka untuk pembangunan
rumah adalah sebesar Rp600.000.000,00. Terdakwa dan Wanti mendatangi Toko Bangunan
Selamat Jaya Abadi dan bertemu pemiliknya, yaitu Saksi Sudiman alias Aliong dan Saksi Linda
untuk membeli bahan bangunan. Selanjutnya dalam kurun waktu bulan November 2014 sampai
dengan bulan Januari 2015, Terdakwa dan Wanti memesan bahan bangunan di Toko Bangunan
Selamat Jaya Abadi dengan total senilai Rp286.000.000,00 yang telah dibayar oleh Terdakwa
dan Wanti. Dengan demikian uang muka yang telah dipergunakan untuk pembangunan kedua
rumah tersebut hanya sebesar Rp286.000.000,00, sedangkan yang lainnya sebesar
Rp314.000.000,00 telah habis dipergunakan Terdakwa dan Wati untuk kepentingannya. Tetapi,
Terdakwa dan Wanti tetap memesan bahan bangunan kepada Saksi Sudiman alias Aliong dan
Saksi Linda sebagai pemilik Toko Selamat Jaya Abadi dengan cara meyakinkan Saksi Sudiman
alias Aliong dan Saksi Linda akan membayar bahan bangunan tersebut setelah barang yang
dikirimkan. Mendengar perkataan Terdakwa dan Wanti membuat Saksi Sudiman alias Aliong
dan Saksi Linda yakin, sehingga mengirimkan bahan bangunan kepada Terdakwa dan Wanti
dalam kurun waktu Januari 2015 sampai dengan Februari 2015 yang tercatat dalam 43 bon
dengan nilai keseluruhan sebesar Rp217.064.000,00. Setelah barang berupa bahan bangunan
diterima oleh Terdakwa dan Wanti, akan tetapi Terdakwa dan Wanti tidak membayar
pembelian bahan bangunan tersebut sebagaimana yang telah dijanjikan. Oleh karena uang
untuk pembelian bahan bangunan tersebut sudah tidak ada, apabila kondisi tersebut diketahui
oleh Saksi Sudiman alias Aliong dan Saksi Linda, maka mereka berdua tidak akan mengirim
pesanan bahan bangunan tersebut kepada Terdakwa dan Wanti. Akibat perbuatan Terdakwa
tersebut Saksi Sudiman alias Aliong dan Saksi Linda menderita kerugian materi sekitar kurang
lebih Rp217.064.000,00.
Dalam persidangan Terdakwa tidak mengakui bahwa Wanti dalah isterinya, dan yang memiliki
proyek adalah Wardoyo (pekerja terdakwa)

Pembahasan :
Praktik penerapan tindak pidana penipuan dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 519
K/Pid/2017 menunjukkan bahwa untuk pembuktian unsur “memakai nama palsu atau martabat
palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan”
tampak dari fakta-fakta hukum seperti: 1) terdakwa menyatakan perempuan yang memesan
barang di toko korban bukan isterinya padahal ada bukti bahwa perempuan itu isterinya, 2)
terdakwa berjanji akan melakukan pembayaran tetapi kemudian berkali-kali pula
mengingkarinya; 3) terdakwa menerangkan bahwa yang punya proyek pembangunan rumah
adalah Wardoyo padahal Wardoyo adalah pekerja Terdakwa; dan 4) barang bukti berupa sms-
sms pemesanan bahan bangunan dan janji-janji akan melakukan pembayaran yang ternyata
diingkari Terdakwa dengan menggunakan HP Wanti kepada saksi korban

Sumber :

HARNI, E. (2003). Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat.


Repository.Unhas.Ac.Id, 20, 1–5.
Praktik Penerapan Tindak Pidana Pembuatan Surat Palsu
dalam Putusan No.91/Pid.B/2016/PN.Snj
Bahwa terdakwa Makmur, S.Pt Bin ASSA, pada hari Kamis tanggal 18 Agustus 2016 sekitar pukul
18.30 WITA atau sekitar waktu itu, Pada awalnya terdakwa bekerja sebagai tenaga honorer
dikantor Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai dan pada saat akan dilakukan registrasi ternak
(sapi) di Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai maka terdakwa ditugaskan dari kantor Dinas
Peternakan Kabupaten Sinjai untuk melakukan registrasi kartu ternak (sapi) dan setelah selesai
melakukan registrasi kartu ternak (sapi) terdapat kelebihan kartu ternak (sapi) sebanyak 70
lembar namun terdakwa tidak mengembalikan kekantor Dinas Peternakan melainkan terdakwa
membawanya pulang kerumahnyanya kemudian terdakwa mengisi blangko kartu ternak (sapi)
tersebut dengan mengambil nama-nama dari data register ternak (sapi) di Kecamatan Sinjai
Borong yang sudah diregistrasi oleh terdakwa selanjutnya terdakwa menyetorkan potongan
kartu ternak (sapi) tersebut kekantor Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai dan kartu ternak (sapi)
tersebut disimpan terdakwa untuk dijual kepada pemilik sapi yang tidak memilki kartu ternak.
Selanjutnya Risal menelpon terdakwa dengan tujuan membeli kartu ternak (sapi) sebanyak 40
lembar dan terdakwa menyanggupi permintaan Risal tersebut, selanjutnya terdakwa membawa
kartu ternak yang telah diisi nama palsu oleh terdakwa tersebut dikantor Desa Bonto Katute
untuk dibuatkan surat pengantar desa selaku bukti bahwa sapi tersebut sudah terjual.

Unsur-Unsur Tindak Pidana Pemalsuan Surat Sesuai Pasal 263 Ayat (1) KUHP di tinjau dari
Putusan No.91/Pid.B/2016/PN.Snj tersebut:
a. Barang Siapa Bahwa kata “barang siapa’ ditujukan pada orang atau subyek delik yang di
dakwa sebagaimana pelaku perbuat, yang apabila orang itu terbukti memenuhi semua
unsur yang dimaksudkan dalam ketentuan pidana yang diatur Pasal 263 ayat (1) KUHP,
tercantum dalam Surat Dakwaan, yakni bernama Makmur, S.Pt bin Assa,
sehingga kata “barang siapa” disini sudah jelas ditujukan kepada terdakwa tersebut.
b. Membuat Surat Palsu atau Memalsukan Surat
surat palsu adalah surat yang sengaja dibuat oleh terdakwa yang isinya tidak sesuai
dengan kebenaran dan atau kartu sapi diisi dengan nama palsu. Dan dalam persidangan
telah terungkap fakta bahwa terdakwa yang membuat surat palsu dengan cara
terdakwa awalnya ditugaskan Dinas Peternakan untuk melakukan registrasi kartu sapi
dan terdakwa membawa kartu sapi dari Dinas Peternakan yang sudah ditanda tangani
namun nama-nama belum disi 65 dan selesai melakukan registrasi kartu sapi milik
warga di Desa Bonto Katute maka ada kelebihan kartu sapi sebanyak 70 lembar namun
terdakwa tidak mengembalikannya kekantor Dinas Peternakan melainkan terdakwa
menjual kartu sapi tersebut kepada pedagang sapi yang tidak memiliki kartu sapi dan
terdakwa mengisi kartu sapi tersebut dengan nama palsu. Terdakwa mengisi nama
dalam kartu sapi tersebut dengan nama warga Desa Bonto Katute tanpa seizin Dinas
Peternakan dan warga yang telah dipalsukan namanya oleh terdakwa.
c. Menimbulkan Suatu Hak Dipersidangan
Telah terungkap fakta hukum bahwa dengan kartu sapi di isi nama palsu atau terdakwa
mengisi kartu sapi tersebut dengan nama warga Desa Bonto Katute yang sudah
diregistrasi kartunya, sehingga menimbulkan suatu hak yaitu seakan-akan kartu sapi
tersebut tidak diisi dengan nama palsu dan akan menjual kartu sapi tersebut kepada
pedagang sapi yang tidak memiliki kartu sapi.
d. Dapat Menimbulkan Suatu Kerugian Bahwa
Unsur “dapat menimbulkan suatu kerugian” tidak berarti harus ada kerugian secara
nyata. Adanya peluang akan timbul kerugian dikemudian hari dapat dikategorikan dalam
unsur “dapat menimbulkan suatu kerugian”. Perbuatan terdakwa yang mengisi kartu
sapi tersebut dengan nama warga Desa Bonto Katute yang sudah diregistrasi kartunya
tanpa sepengetahuan dan seizin Dinas Peternakan dan warga yang telah dipalsukan
namanya oleh terdakwa merasa dirugikan karna warga yang telah dipalsukan namanya
tersebut tidak pernah menjual sapinya dan perbuatan terdakwa tersebut meresahkan
masyarakat.

Sumber :
Riswanto. 2018. Tinjauan Kepastian Hukum Penerapan Pasal 263 (1) KUHP Terhadap Perkara Membuat
Surat Palsu (Studi Kasus Putusan No.91/Pid.B/2016/PN.Snj). Ilmu Hukum, Fakultas Syariah Dan
Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin, MAKASSAR.
Tindak Pidana Pemalsuan Surat dan Penipuan
(Studi Kasus Putusan No.696/Pid.B/2012/Pn.Mks)

TANTI LARAZANTI GINSEL Binti SUTOMO (Terdakwa) tidak memiliki modal yang cukup
untuk membuka usaha rumah bersalin. Selanjutnya terdakwa bertemu dengan Ricky yang
ternyata bisa membuat Sertifikat Hak Milik (SHM) palsu sehingga terdakwa meminta tolong
kepada Ricky untuk membuatkan SHM atas rumah. Terdakwa Selanjutnya berbekal Sertifikat
Hak Milik (SHM) palsu, mendatangi korban H.Jabu supaya minjamkan uang sebesar Rp
200.000.000,- kepada Terdakwa, dengan jaminan Sertifikat Hak Milik 47 (SHM) tersebut dengan
kesepakatan uang pinjaman akan dikembalikan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak
dipinjam dan 15 % dari keuntungan usaha akan dibagi kepada korban H.Jabu.
Kemudian pada hari Selasa tanggal 22 November 2011, terdakwa kembali meminjam
uang kepada H. Jumri sebesar Rp 130.000.000 dengan jaminan Sertifikat Hak Milik (SHM) palsu.
Selain itu pada hari Rabu tanggal 30 November 2011 terdakwa meminja uang lagi
kepada korban Syamsuddin Dg. Ngeppe sebesar Rp 50.000.000,- dengan jaminan Sertifikat Hak
Milik (SHM) palsu. Setelah kesepakatan dengan H.Jabu, H. Jumri, dan Syamsuddin Dg. Ngeppe
jatuh tempo masing-masing korban menemui terdakwa dan meminta agar pinjaman tersebut
dilunasi namun terdakwa TANTI LARAZANTI GINSEL Binti SUTOMO sulit ditemui bahkan nomor
Handphone yang selama ini digunakan terdakwa untuk menghubungi korban sudah tidak aktif
lagi. Akhirnya para korban bertemu di rumah terdakwa di Jalan Bakung III No.22 Kota Makassar
dan mereka memperlihatkan jaminan terdakwa berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 24980
Daftar Isian 206 dan BA 486655 atas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Bakung III No.22
Kel. Sudiang Kec. Biringkanaya Kota Makassar yang mana masing-masing korban memegang
Sertifikat Hak Milik (SHM) asli sehingga mereka baru menyadari kalau Sertifikat Hak Milik (SHM)
yang dijaminkan terdakwa kepada mereka adalah sertifikat yang palsu, disamping itu usaha
praktek rumah bersalin yang akan terdakwa kelola ternyata tidak ada dan tidak pernah dibuka
oleh terdakwa. korban mengalami kerugian masingmasing H.Jabu sekitar Rp 200.000.000, H.
Jumri sekitar Rp 130.000.000,- dan Syamsuddin Dg. Ngeppe sekitar Rp 50.000.000,-

Pembahasan :
Dibuktikan dakwaan yang disangkakan kepada terdakwa mulai dari dakwaan kesatu, yaitu
melanggar Pasal 263 ayat (1) KUHP, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
 Unsur “Barang siapa” Bahwa yang dimaksud barang siapa adalah siapa saja sebagai
subyek hukum pendukung hak kewajiban melakukan perbuatan yang dapat
dipertanggungjawabkan menurut hukum dalam hal ini,
Terdakwa Tanti Larazanti Ginzel binti Sutomo yang dihadapkan di persidangan
yang mana setelahnya ditanyakan identitasnya yang besangkutan membenarkan
sehinga terdakwa dianggap orang yang cakap menurut hukum dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
 Unsur “Dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah
surat itu asli dan tidak dipalsukan” Bahwa yang dimaksud “dengan sengaja dan
melawan hukum” yaitu pelaku menyadari dan mengetahui akibat dari
perbuatannya serta menyadari kalau hal tersebut bertentangan dengan orang lain
maupun kewajiban hukum si pelaku. Surat Palsu dapat diartikan surat yang disusun
sedemikian rupa sehingga isinya tidak pada mestinya (tidak benar) atau dibuat oleh
orang yang tidak berhak atau yang tidak mempunyai kewenangan untuk itu.
Dari fakta yang terungkap dipersidangan terdakwa Tanti Larazanti binti Sutomo
bertemu dengan Ricky yang ternyata bisa membuat Sertifikat Hak Milik (SHM) palsu
sehingga terdakwa meminta tolong 61 kepada Ricky untuk membuatkan SHM atas
rumah terdakwa TANTI LARAZANTI GINSEL Binti Sutomo yang terletak di Jalan
Bakung III No. 22 Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.
Selanjutnya berbekal Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 24980 Daftar Isian 206 dan
BA 486655 atas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Bakung III No. 22
Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar tersebut, bertempat di
rumah terdakwa, korban H.Jabu meminjamkan uang sebesar Rp 200.000.000,-
dengan jaminan Sertifikat Hak Milik (SHM) tersebut dengan kesepakatan uang
pinjaman akan dikembalikan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak dipinjam dan
15 % dari keuntungan usaha akan dibagi kepada korban H.Jabu, dan Kemudian
bertempat di Jalan Bolevard Ruko Boulevard No. 5 Kel. Masale Kec. Panakukang
Kota Makassar terdakwa kembali meminjam uang kepada H. Jumri sebesar Rp
130.000.000,- dengan jaminan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 24980 Daftar Isian
206 dan BA 486655 atas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Bakung III No.
22 Kel. Sudiang Kec.Biringkanaya Kota Makassar. Selain itu pada hari Rabu terdakwa
meminjam uang lagi kepada korban Syamsuddin Dg. Ngeppe sebesar Rp
50.000.000,- dengan jaminan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 24980 Daftar Isian
206 dan BA 486655 atas tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Bakung III No.22
Kel. Sudiang Kec. Biringkanaya Kota Makassar Berdasarkan keterangan dan uraian
tersebut di atas, maka unsur “dengan sengaja memakai surat palsu atau yang
dipalsukan seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan” terbukti secara sah.
 Unsur “jikalau pemakaian surat itu dapat mendatangkan kerugian memiliki barang”
Bahwa perbuatan terdakwa Tanti Larazanti Ginzel binti Sutomo yang meminjam
uang kepada korban Hj. Jabu, Hj.Jumri dan Syamsuddin Dg. Ngeppe dengan
menggunakan SHM (Sertifikat Hak Milik) atas rumah terdakwa yang ternyata palsu
menimbulkan kerugian kepada korban masing-masing H.Jabu sebesar Rp
200.000.000,- kepada H.Jumri sebesar Rp 130.000.000,- dan kepada korban
Syamsuddin Dg. Ngeppe sebesar Rp 50.000.000,- karena terdakwa tidak dapat
melunasi hutangnya sementara SHM (Sertifikat Hak Milik) yang dijadikan jaminan
tidak mempunyai nilai. Berdasarkan keterangan dan uraian tersebut di atas unsur
“jikalau pemakaian surat itu dapat mendatangkan kerugian memiliki barang”
terbukti secara sah. Selanjutnya akan dibuktikan

Dakwaan kedua, yaitu melanggar Pasal 378 KUHP jo pasal 65 ayat (1) KUHP, dengan
unsur-unsur sebagai berikut:
 Unsur “Barang siapa” Bahwa yang dimaksud barang siapa adalah siapa saja sebagai
subyek hukum pendukung hak kewajiban melakukan perbuatan yang dapat
dipertanggungjawabkan menurut hukum dalam hal ini, terdakwa Tanti Larazanti
Ginzel binti Sutomo yang dihadapkan bersangkutan membenarkan sehingga
terdakwa dianggap orang yang cakap menurut hukum dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Berdasarkan keterangan dan uraian
tersebut di atas, maka unsur “barang siapa” terbukti secara sah.
 Unsur “dengan maksud hendak menguntungkan dirinya atau orang lain dengan
melawan hukum” Dari fakta yang terungkap dipersidangan bahwa H.Jabu
meminjamkan uang sebesar Rp 200.000.000,- dan kemudian, terdakwa kembali
meminjam uang kepada korban H. Jumri sebesar Rp 130.000.000,-. Selain terdakwa
meminjam uang lagi kepada korban Syamsuddin Dg. Ngeppe sebesar Rp
50.000.000,- , semuanya dengan jaminan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 24980
Daftar Isian 206 dan BA 486655 atas tanah dan bangunan yang terletak di Jl. Bakung
III Nomor 22 Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar yang
diduga palsu yang dibuat oleh Ricky atas permintaan terdakwa Tanti Larazanti
Ginzel binti Sutomo. Berdasarkan keterangan dan uraian tersebut di atas, maka
unsur “dengan maksud hendak menguntungkan dirinya atau orang lain dengan
melawan hukum” terbukti secara sah.
 Unsur “baik dengan memakai nama palsu atau keadaan yang palsu, baik dengan
tipu muslihat, maupun dengan rangkaian kebohongan. Dari fakta yang terungkap
dipersidangan terdakwa Tanti Larazanti Ginzel binti Sutomo bertemu dengan Ricky
yang ternyata bisa membuat Sertifikat Hak Milik (SHM) palsu sehingga terdakwa
meminta tolong kepada Ricky untuk membuatkan SHM atas rumah terdakwa yang
terletak di Jalan Bakung III No. 22 Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar. Selanjutnya berbekal Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 24980 Daftar Isian
206 dan III Nomor 22 Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar
tsebut, terdakwa meminjam uang kepada korban H. Jabu, H. Jumri, dan Syamsudin
Dg. Ngeppe dengan jaminan Sertifikat Hak Milik (SHM) tersebut dengan
kesepakatan uang pinjaman akan dikembalikan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
sejak dipinjam dan 15% dari keuntungan usaha akan dibagi kepada korban.
Berdasarkan keterangan dan uraian tersebut di atas unsur “baik dengan memakai
nama palsu atau peri keadaan yang palsu, baik dengan tipu muslihat, maupun
dengan rangkaian kebohongan” terbukti secara sah.
 Unsur “membujuk orang supaya memberikan suatu barang atau supaya membuat
utang atau menghapuskan piutang” Bahwa dengan berbekal Sertifikat Hak Milik
(SHM) Nomor 24980 Daftar Isian 206 dan BA 486655 atas tanah dan bangunan yang
terletak di Jl.Bakung III Nomor 22 Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar palsu yang dibuatkan oleh lel. Ricky, terdakwa Tanti Larazanti Ginzel
membujuk korban H.Jabu, H.Jumri dan Syamsuddin Dg.Ngeppe untuk meminjamkan
uang dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) Palsu tersebut sebagai jaminannya.
Berdasarkan keterangan dan uraian tersebut di atas unsur “membujuk orang supaya
memberikan suatu barang atau supaya membuat utang atau menghapuskan
piutang” terbukti secara sah.
 Unsur “melakukan beberapa perbuatan yang berdiri sendiri”
Bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan meminjam uang dengan
menggunakan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 24980 Daftar Isian 206 dan BA
486655 atas tanah dan bangunan yang terletak di Jl. Bakung III Nomor 22 Kelurahan
Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar, sebanyak 3 (tiga) kali, tanggal 6
Mei korban H.Jabu meminjamkan uang sebesar Rp 200.000.000,- dan kemudian
tanggal 22 November 2011 terdakwa kembali meminjam uang kepada korban H.
Jumri sebesar Rp 130.000.000,- . Serta pada 30 November 2011 terdakwa
meminjam uang lagi kepada korban Syamsuddin Dg. Ngeppe sebesar Rp
50.000.000,- yang mana kesemuanya menggunakan Sertifikat Hak Milik (SHM)
Nomor 24980 Daftar Isian 206 dan BA 486655 atas tanah dan bangunan yang
terletak di Jl. Bakung III Nomor 22 Kelurahan Sudiang Kecamatan Biringkanaya Kota
Makassar Asli tapi palsu. Berdasarkan keterangan dan uraian tersebut di atas unsur
“melakukan beberapa perbuatan yang berdiri sendiri” terbukti secara sah.

Sumber :
Wardah, Febrina Nurul. 2014. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat
Dan Penipuan (Studi Kasus Putusan Nomor 696/PID.B/2012/PN.MKS). Skripsi. FH,
Ilmu Hukum, Universitas Hasanudin, Makasar

Anda mungkin juga menyukai