JAKARTA
NOTA PENDAPAT
II. Pertimbangan-pertimbangan :
Tersangka disangka melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
dimaksud melanggar PRIMAIR Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, SUBSIDAIR Pasal 3 jo. Pasal 18
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan
ditambah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55
ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Tersangka dapat
ditahan :
1. Syarat Formil :
a. Alasan
b. Resume
c. Surat Perintah Penahanan
d. B.A Pelaksanaan Penahanan
2. Syarat Materiil :
a Pertimbangan syarat Subyektif sesuai Pasal 21 ayat (1) KUHAP,
. Terpenuhi/Tidak Terpenuhi.
b Pertimbangan syarat Subyektif sesuai Pasal 21 ayat (4) KUHAP,
. Terpenuhi/Tidak Terpenuhi.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Kami
III.
berpendapat bahwa telah terpenuhi syarat-syarat formil dan materiil
sehingga permohonan perpanjangan penahanan penyidik dapat dipenuhiselama
20 (dua puluh) hari terhitung sejak 12 September 2011 sampai dengan tanggal
2 Oktober 2011 penahanan dilakukan di Rumah Tahanan Negara Salemba
Cabang Kejaksaan Agung Republik Indonesia.
JAKSA PENELITI
Tembusan :
Arsip.