Anda di halaman 1dari 6

HKPI 21 Februari 2022

Bentuk Harta Kekayaan dalam Perkawinan


Bentuk Harta Jenis Harta Penguasaan Harta
HARTA PRIBADI 1. Harta bawaan masing-masing Di bawah penguasaan
2. Warisan, hibah, wasiat yg masing-masing, kecuali
didapatkan sebelum dan diperjanjikan lain
selama perkawinan
HARTA BERSAMA Harta yg diperoleh, baik sendiri Hanya dapat dialihkan atas
maupun bersama suami istri, persetujuan kedua pihak
selama dalam ikatan perkawinan
berlangsung, tanpa
mempersoalkan terdaftar atas
nama siapa

Pertanggungjawaban Hutang
 Hutang pribadi
o Untuk kepentingan pribadi, bisa kepentingan pribadi suami atau istri
o Dilakukan dengan harta pribadi
 Hutang bersama
o Dilakukan untuk keperluan rumah tangga, pertanggungjawaban dilakukan
dengan harta bersama
o Pengecualianbila harta bersama ga mencukupi, dilakukan dengan harta
suami, dan bila masih tidak mencukupi dengan harta istri. Kalau harta suami
dan harta istri tidak mencukupi?ya itu risiko bagi krediturgaboleh diambil
dari harta pribadi mertua
o Pertanyaanuntuk hutang pribadi apakah tidak ada pengecualian apabila baik
suami atau istri gabisa lunasi maka dapat diambil dari harta bersama?kalau itu
hutang pribadi karena untuk kepentingan pribadi jadi gabisa diambilkan dari
harta bersama, ini udah ketentuan normatifnya karena kalau tidak dibatasi
nanti pasti harta bersama pasti berkurang, kalau pribadi ya dilunasi secara
pribadi
o Pertanyaansiapa yg menentukan kepentingan bersama dan pribadi?jadi
untuk menggolongkan ya masing-masing sepanjang tidak ada sengketa. Beda
kalau terjadi perselisihan, itu pengadilan yg menggolongkan. Misal suami beli
rumah tanpa sepengetahuan istri?boleh, belinya pakai harta pribadi status
rumahnya adalah harta pribadi. Misal suami dapat warisan dari ortu lalu buat
beli rumah ya itu milik pribadi. Gimana kalau tanpa persetujuan istri?ya bisa.
Kalau beli pakai harta bersama gimana?sebaiknya dimusyawarahkan
Harta Perkawinan dalam Perkawinan Poligami
 Ketentuan pemilikan harta bersama yang diperoleh suami
Waktu Perolehan Harta Pemilikan Harta
Selama ikatan perkawinan 1 Harta bersama suami+istri 1
Selama ikatan perkawinan 2 Harta bersama suami+istri 1+istri 2
Selama ikatan perkawinan 3 Harta bersama suami+istri 1+istri 2+istri
3
Selama ikatan perkawinan 4 Harta bersama suami+istri 1+istri 2+istri
3+istri 4

 Dalam KHI, kalau lebih dari 1 istri, maka statusnya adalah terpisah dan berdiri
sendiri, sehingga ada harta bersama dengan masing-masing istri
 Dalam buku pedoman MA, dirinci (ada penjabaran, lihat tabel di atas). Istri pertama
selalu dapat bagian, selama menikah lagi dia punya hak atas harta yang didapatkan,
sebaliknya, istri 4 gapunya hak atas harta bersama yg diperoleh suami dengan istri
pertama
Pembagian Harta bila Perkawinan Putus (Poligami)
 Bila perkawinan putus karena kematian atau perceraian
Harta bersama Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian
yang diperoleh suami istri 1 istri 2 istri 3 istri 4
Selama ½ ½
perkawinan 1
Selama 1/3 1/3 1/3
perkawinan 2
Selama ¼ ¼ ¼ ¼
perkawinan 3
Selama 1/5 1/5 1/5 1/5 1/5
perkawinan 4
 Kalau perkawinan putus karena mati atau cerai maka harta bersama yg diperoleh
selama perkawinan pertama dibagi 2, bagian suami ½, bagian istri 1 adalah ½
 Kalau selama perkawinan kedua, pembagiannya suami dapat 1/3, istri pertama 1/3,
istri kedua 1/3 dan seterusnya
 Selama perkawinan keempat maka dibagi 5, 1/5 suami, 1/5 istri kedua dan seterusnya
Perbuatan yang Membahayakan atau Merugikan Harta Bersama
 Perbuatan membahayakanjudi, mabuk, pemborosan, dll. Misal suami punya tabiat
suka judi. Kalau harta pribadi habis dia jual lemari yg itu harta bersama. Yg bisa
dilakukan adalah si istri mengajukan permohonan sita jaminan yg diajukan ke
pengadilan agama dan permohonan tersebut tanpa harus ada gugatan cerai.
Petitumnya Cuma mohon sita jaminan, gaada gugatan cerai. Kalau
dikabulkanterkait harta bersama, pengalihan hak atas harta bersama untuk
kepentingan keluarga hanya dapat dilakukan dengan izin pengadilan agama, misal
terpaksa menjual harta bersama untuk menafkahi itu hanya kalau dapat izin
pengadilan agamajadi yg punya tabiat gabisa bebas lagi karena ada pengawasan
dari pengadilan agama
Pembagian Harta bila Perkawinan Putus
 Cerai mati ½ harta bersama menjadi hak pasangan yg hidup lebih lama
o Misal suami meninggal, istri masih hidupharta bersama dibagi 2, ½ buat
istri, ½ nya masuk ke harta warisan
o terhadap harta pribadi suamimasuk ke harta warisan yg akan dibagikan ke
ahli waris
o hak istri berhak atas ½ harta bersama, ketika pembagian waris, ia punya hak
warisan dari almarhum suami. Demikian juga sebaliknya, kalau istri
meninggal, nanti harta bersama dibagi 2, ½ punya suami, ½ nya masuk ke
harta warisan.
o Pertanyaandalam hal ini apakah ada pengecualian misalnya sebelum suami
atau istri meninggal telah memperjanjikan bahwa apabila ada yg meninggal
duluan, harta bersama jadi milik yg lebih lama apakah diperbolehkan?tidak
boleh karena akan merugikan ahli waris
o Pertanyaanapabila tidak mempunyai anak, gimana ½ lainnya?itu jadi hak
ahli waris lain, dalami islam tidak hanya anak tapi ada ayah ibu dan saudara
saudaranya
 Cerai talak masing-masing berhak atas ½ harta bersama, kecuali diperjanjikan lain
o Harta bersama dibagi 2 sekalipun yg kerja hanya salah satu pihak
o Tidak absolut, bisa diperjanjikan lain
o Contoh kasussuami istri cerai, masing masing kerja, suami dokter, istri
developerceraiharta bersama mereka perjanjikan lain ga ½ mereka ke
notaris dan minta akta pembagian harta bersama. Ketika terjadi proses cerai,
mereka tinggal ajukan akta pembagian harta bersama jadi hakim menghukum
penggugat dan tergugat untuk melaksanakan akta pembagian
o Hakim biasanya melihat siapa yg paling berkontribusi mendapat harta
bersama, misal suami, ya berarti dia lebih banyak
o Perlu dicatat, kalau ada perjanjian pemisahan harta bersama, kalau terjadi
perceraian ya gaada pembagian harta bersama. Kalau harta pribadi?kalau
terjadi perceraian ya tidak ada pembagian karena harta pribadi kembali ke
masing masing pihak

Perjanjian Perkawinan
Bentuk Perjanjian Perkawinan
 Pasal 45 KHIkedua calon mempelai dapat mengadakan perjanjian perkawinan
dalam bentuk taklik talak dan perjanjian lain yg tidak bertentangan dengan hukum
islam
 Perjanjian Taklik Talak:
o Pasal 1 huruf e KHItaklik talak adalah perjanjian yg diucapkan calon
mempelai pria setelah akad nikah yg dicantumkan dalam akta nikah berupa
janji talak yg digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yg mungkin terjadi
di masa yg akan datang
o Ketentuan:
 Dinyatakan tepat setelah akad nikah
 Bukan kewajiban
 Sekali diucapkan tidak dapat dibatalkan
 Talak hanya bisa dilakukan setelah pemeriksaan persidangan
o Tujuannya untuk melindungi istri jangan sampai ditelantarkan dan didzolimi
suami.
o Gimana kalau janji talak betul betul terpenuhi, apakah talak terjadi otomatis?
talak hanya bisa dilakukan setelah pemeriksaan persidangan. Jadi jatuhnya
talak tidak otomatis.
o sighat taklik talaksifatnya mutlak

sewaktu-waktu saya
(1) meninggalkan istri saya dua tahun berturut-turut;
(2) atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya;
(3) atau saya menyakiti badan/jasmani istri saya;
(4) atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya enam bulan
lamanya
kemudian istri saya tidak ridha dan mengadukan halnya kepada pengadilan
agama dan pengaduannya dibenarkan dan diterima pengadilan tersebut dan
istri saya membayar uang sebesar 10.000 sebagai iwadh kepada saya, maka
jatuhlah talak saya satu kepadanya
 Perjanjian Lain
o Semua perjanjian yg tidak bertentangan dengan hukum islam
o Ketentuan:
 Tidak bertentangan dengan ketentuan agama
 Diperjanjikan sebelum, pada saat, maupun selama perkawinan
berlangsung (khusus perjanjian selama perkawinan berlangsung
mendasarkan pada Putusan MK Nomor 69/PUU-XIII/2015)semula
sebelum ada putusan MK ini, perjanjian perkawinan hanya isa
dilakukan sebelum dan pada saatkhusus setelah perkawinan itu ada
dari putusan MK ini
 Disahkan oleh PPN atau Notaris (khusus perjanjian yg dibuat selama
perkawinan)dulu sebelum ada putusan MK, pihak yg berwenang
untuk mengesahkan perjanjian perkawinan hanya PPN, setelah putusan
MK ada pejabat lain yg dimungkinkan, yakni notaris. Dalam hal ini
perjanjian harus dibuat tertulis dan harus disahkan PPN atau notaris
 Perjanjian perkawinan mengikat para pihak sejak tanggal
pencatatan perkawinan oleh PPN, kecuali ditentukan lain dalam
perjanjian perkawinan
 Tidak dapat diubah atau dicabut, kecuali bila dari kedua belah pihak
ada persetujuan untuk mengubah atau mencabut, dan perubahan atau
pencabutan itu tidak merugikan pihak ketiga. Misal suami istri pernah
buat perjanjian percampuran harta pribadi, agunan dihibahkan ke pihak
ketiga, kemudian dicabut yg semula dicampur jadi terpisah, lalu
gimana status harta yg diberikan pihak ketiga?ini tidak boleh, jadi
gaboleh merugikan pihak ketiga perjanjiannya
o Bentuk perjanjian lain
 Perjanjian percampuran harta pribadi
 Percampuran harta pribadi atau harta bawaan masing-masing
suami dan istri
 Bentuk:
o Menyeluruhpercampuran seluruh harta sebelum dan
sesudah perkawinan
o Terbatasmemisahkan sebelum perkawinan(suami
sblm nikah ada tabungan 1 juta, istri tanah 1000M lalu
percampuran sebelum perkawinan, sehingga tanah dan
tabungan dicampur dan disatukan lalu setelah nikah
gaada percampuran dan selama perkawinan)(harta
pribadi yg dicampur terbatas yg diperoleh setelah akad
nikah, yg sebelum nikah ga dicampursuami dapat
waris tanah 1000M dan istri juga 1000M jugasepakat
percampuran jadi kedua tanah td disebut perjanjian
percampuran).
 Perjanjian pemisahan harta bersama
 Perjanjian yg menytakan bahwa harta yg didapatkan oleh
masing masing suami dan istri selama perkawinan berlangsung
dipisahkan
 Ketentuan khusustidak menghilangkan kewajiban untuk
memberi nafkah atau mencukupi kebutuhan rumah tangga
 Misal suami dan istri setelah nikah bekerja, kedua pihak
sepakat ada perjanjian ini sehingga yg diperoleh suami setelah
akad nikah adalah milik suami, pun juga dengan istri
 Perjanjian tentang kewenangan mengadakan pengikatan hipotik (saat
ini: hak tanggungan dan hipotik)
 Isi: menetapkan kewenangan masing-masing untuk dapat
mengadakan hipotek atas harta pribadi dan harta bersama
 UU 4/1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta benda-
benda yg berkaitan dengan tanah
 Misal suami istri kredit ke bankbank minta agunan/jaminan,
selain tanah pakai hipotekapakah cukup suami saja, apakah
suami dan istri bersama sama?ini tergantung kesepakatan para
pihak
 Dalam KHI hanya mengatur kewenangan meletakkan hipotik,
Cuma kita tahu KHI dikeluarkan tahun 1961, dan 1996 muncul
uu di atas, sehingga ketentuan KHI harus diperhatikan, tidak
hanya kewenangan mengadakan hipotik, tetapi juga hak
tanggungan
o Pelanggaran perjanjianmemberikan hak pada istri atau suami untuk
meminta pembatalan perkawinan atau alasan mengajukan gugatan perceraian
ke pengadilan agama. Yg perlu diperhatikan bahwa betul pembatalan
perkawinan maupun perceraian mengakibatkan putusnya perkawinan. Namun,
pembatalan dan perceraian itu beda.
Pencabutan Perjanjian
 Ada beberapa cara tapi perlu diingat bahwa perjanjian taklik talak itu gabisa dicabut
karena sifatnya mutlak:
o Atas persetujuan suami dan istri
o Wajib didaftarkan ke kantor PPN tempat perkawinan dilangsungkan
o Mengikatnya pencabutan:
 Bagi suami istrisejak didaftarkan
 Bagi pihak ketigasejak tanggal pendaftaran tersebut diumumkan
dalam surat kabar setempat. Dalam KHI, tenggang waktu adalah 6
bulan sejak pendaftaran ke kantor PPNkalau 6 bulan ga diumumkan
maka pencabutan perjanjian tidak berlaku
o Pertanyaanterkait perjanjian pemisahan harta bersama, apakah ada
kategorisasi kebutuhan yg gaboleh ditinggalkan suami dan apakah sebelum
disahkan perjanjian ini boleh mempertimbangkan kepentingan pihak ketiga
atas haknya?adanya perjanjian pemisahan harta bersama ga menghilangkan
kewajiban suami memenuhi kebutuhan keluarga, meliputi nafkah, tempat
tinggal, dan pakaian, hal itu tidak boleh diabaikan. Kemudian terkait
pertanyaan lanjut, ini tidak wajib, kan cenderung dua pihak, yg penting tidak
menyalahi syariat islam, kalau merugikan pihak ketiga, misalnya perjanjian
perkawinan yg isinya pemisahan harta bersama dan tidak memberikan hak
waris (bertentangan dengan syariat islam) itu gaboleh. Pertama harus
diperhatikan adalah dua pihak.
o Pertanyaanjika poligami, bisakah terjadi perjanjian percampuran harta
dengan semua istri?ini tergantung kesepakatan, kalau semua istri setuju
dicampur ya tidak masalah, itu tidak dilarang, jika ada salah satu menolak ya
gabisa
o Pertanyaanapakah ketika suami tidak punya kemampuan cari nafkah,
kewajiban apakah masih disematkan suami?dalam hal suami tidak mampu
mencukupi kebutuhan hidup, ada beberapa opsi, seperti istri bebaskan
kewajiban (rela) atau bisa juga istri mengajukan cerai dengan alasan
perselisihan karena faktor ekonomi
o Pertanyaanketika suami gapunya kemampuan bekerja, apakah dibolehkan
pemisahan harta bersama?boleh
o Pertanyaanapakah perjanjian lain misalnya pranikahsuami selingkuh
nanti semua harta diberikan yg dirugikanboleh?itu secara normatif ga
dikenal karena perjanjian lain hanya dibatasi 3 (menyangkut kedudukan harta
dalam perkawinan).
o Pertanyaan 43.27

Anda mungkin juga menyukai