PENDAHULUAN
Pernikan adalah merupakan suatu ikatan yang paling suci dan paling kokoh antara suami istri.
Oleh karena itu, islam menetapkan bahwa akad nikah diadakan untuk selamanya.Langgengnya
Pergaulan suami istri dalam suatu rumah tangga merupakan persenyawaan jiwa raga dan cinta
rasa. Suami istri yang hidup seatap, sekasur, setempat tidur dan sedapur itu memerlukan suatu
persesuaian cita-cita, persesuaian watak dan persesuaian tabi’at agar bahtera rumah tangganya
dapat berjalan dengan serasi. Dengan persesuaian di atas diharapkan rumah tangga suami istri
1. Pengertian perceraian
2. Pengertian poligami
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Putusnya perkawinan akibat perceraian dapat terjadi karena talak atau gugatan perceraian, talak
atau khuluk, zihar, ‘ilak, li’an. Pengertian Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan suami istri
sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini
perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri
kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku. Perceraian merupakan
terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling
1. Talak
a. Pengertian talak
Talak menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik ikatan nyata seperti ikatan kuda atau
b. Macam-macam Talak
Ditinjau dari segi lafaz yang digunakan untuk mengucapkan talak, talak dapat di bagi
1.Talak Raj’i
Adalah talak yang d jatuhkan oleh suami kepada istrinya yang telah dikumpulinnya
secara nyata. Ia menjatuhkan talak bukan sebagai ganti dari mahar yang dikembalikan oleh
istrinya, dan sebelumnya belum pernah ia menjatuhkan talak sama sekali atau baru
1
Djamaan Nur, Fiqih Munakahat, (Bengkulu, Toha Putra Group, 1993), hlm. 134
2
Jelasnya talak raj’I adalah talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya sebagai talak satu
2. Talak Ba’in
Adalah apabila istri berstatus tertalak ba’in, maka suami tidak boleh rujuk kepadanya.
Suami boleh melaksanakan akad nikah baru kepada bekas istrinya itu dan membayar mahar
Talak ba’in ada 2 macam, yaitu talak ba’in sughra dan talak ba’in kubra.
Adalah talak yang menghilangkan hak-hak rujuk dari bekas suaminya, tetapi tidak
Adalah talak yang menghilangkan hak suami untuk nikah kembali kepada istrinya,
kecuali kalau bekas istrinya itu telah kawin lagi dengan orang lain dan telah berkumpul
sebagai suami istri secara nyata dan sah. Disamping itu istri tersebut telah menjalankan
a. Talak dengan ucapan,yaitu talak yang disampaikan oleh suami dengan ucapan lisan
b. Talak dengan tulisan, yaitu talak yang disampaikan oleh suami secara tertulis, lalu
3
c. Talak dengan isyarat, yaitu talak yang dilakukan dalam bentuk isyarat oleh suami
d. Talak dengan utusan, yaitu talak yang disampaikan oleh suami kepada istrinya
1. Talak sunni
a. Istri yang ditalak sudah pernah dikumpuli. Bila talak dijatuhkan pada istri yang
b. Istri dapat segera melakukan iddah suci setelah ditalak, yaitu istri dalam
c. Talak itu dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci. Dalam masa suci itu suami
2. Talak Bid’i
Adalah talak yang dijatuhkan tidak sesuai dengan tuntunan sunnah, dengan
a. Talak yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu istri tersebut haid
(menstruasi).
b. Talak yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu istri dalam keadaan suci,
tetapi sudah pernah dikumpuli suaminya ketika dia dalam keadaan suci
tersebut.
4
3. Talak la sunni wala Bid’i
b. Talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah haid atau istri telah
Ditinjau dari segi lafaz atau kata-kata yang digunakan untuk menjatuhkan talak :
a. Talak sharih
selain kata-kata lafaz sharih tersebut diatas. Suami mentalak istrinya dengan
1. Suami
Adalah orang memiliki hak talak dan yang berhak menjatuhkannya. Selain suami
tidak ada yang berhak menjatuhkannya. Suami baru dapat menjatuhkan talak kepada
Ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi oleh suami agar talak yang dijatuhkannya itu sah :
5
b. Baliq
2. Istri
a. Istri tersebut masih berada dalam lingkungan kekuasaan suami, walaupun dia dalam
c. Istri tersebut masih terikat dalam suatu ikatan pernikahan yang sah.
3. Sighat talak
a. Lafaz itu menunjukkan talak, baik sharih maupun kinayah, oleh karena itu tidak sah
Artinya ucapan talak itu memang dimaksudkan oleh yang bersangkutan untuk
Meskipun kekuasaan talak di tangan suami, istri tidak perlu berkecil hati dan khawatir
akan kesewenang-wenangan suami menggunakan hak talak tersebut. Islam juga memberikan
kesempatan kepada istri untuk meminta talak kepadaa suaminya dengan mengembalikan
6
mahar atau dengan menyerahkan sejumlah harta tertentu kepada suami. Istri yang meminta
e. Persaksian talak
Para ahli fiqih berpendapat bahwa talak dapat terjadi tanpa persaksian. Menurut hukum
islam talak tanpa persaksian adalah sah, sebab talak itu adalah hak suami dan untuk
Dinegara kita Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 39 yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 pasal 14, 16 dan 19 lebih condong terhadap
keharusan adanya persaksian dalam pelaksanaan talak ini. Undang –undang Nomor 1 Tahun
1. Bercerai hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang
(14) Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama islam, yang akan
menceraikan istrinya mengajukan surat kepada pengadilan di tempat tinggalnya, yang berisi
serta meminta kepada pengadilan agar diadakan siding untuk keperluan itu,.
menyaksikan perceraian.3
2
Djamaan Nur, op-cit, hlm. 146
3
Djamaan Nur, op-cit, hlm.147
7
f. Hukum menjatuhkan talak
Talak menjadi wajib hukumnya apabila suami telah meng’ilak istrinya dan telah habis masa
tenggang waktu tunggu 4 bulan. Talak juga wajib dijatuhkan oleh suami apabila pihak hokum
atau penengah antara perpecahan suami istri menganggap bahwa permasalan suami istri itu
2. Khulu’
a. Pengertian
Artinya menanggalkan ikatan pernikahan atau perceraian yang terjadi atas permintaan istri
dengan memberikan tebusan kepada suami untuk dirinya dan perceraian disetujui oleh suami.
Dasar hukumnya boleh dilakukan khulu’ adalah Al-qur’an, Al-hadits dan pendapat para ulama.
3. Zihar
a. Pengertian
Zihar diambil dari kata zahr yang berarti punggung.Kalau seseorang suami mengatakan
kepada istrinya engkau bagiku adalah seperti punggung ibuku, berarti si suami telah menzihar
istrinya.
Para ulama bersepakat mengatakan bahwa zihar itu hukumnya haram.Seseorang yang
8
4. Ila’
a. Pengertian
Adalah suami bersumpah untuk tidak mencampuri istrinya baik menyebut waktu atau tidak
menyebut waktu.
5. Li’an
a. Pengertian
Adalah kutukan, jauh, dan laknat. Li’an mengakibatkan perceraian antara suami istri untuk
selama-lamanya.
Kata poligami, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu polus yang berarti banyak dan
gamos yang berarti perkawinan. Bila pengertian kata ini digabungkan, maka poligami berarti suatu
Poligami dalam islam dibatasi dengan syrat-syrat tertentu, baik jumlah maksimal maupun
1. Jumlah istri yang boleh dipoligami paling banyak empat orang wanita. Seandainya salah
satu diantaranya ada yang meninggal atau diceraikan, suami dapat mencari ganti yang lain
asalkan jumlahnya tidak melebihi empat orang pada waktu yang bersamaan.
2. Laki-laki itu dapat berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya, yang menyangkut
masalah-masalah lahiriah seperti pembagian waktu jika pemberian nafkah, dan hal-hal yang
4
Tihami, fikih munakahat, (Jakarta, Rajawali Pers, 2008), hlm. 351
9
menyangkut kepentingan lahir. Sedangkan masalah batin, tentu saja, selamanya manusia
b. Syarat-syarat Poligami
Syariat islam memperbolehkan poligami dengan batasan sampai empat orang dan
mewajibkan berlaku adil kepada meraka, baik dalam urusan pangan, pakaian, tempat tinggal,
serta lainnya yang bersifat kebendaan tanpa membedakan antara istri yang kaya dengan istri
yang miskin, yang berasal dari keturunan tinggi dengan yang rendah dari golongan bawah. Bila
suami khawatir berbuat zalim dan tidak mampu memenuhi semua hak-hak mereka, maka ia
diharamkan berpoligami. Bila yang sanggup dipenuhinya hanya tiga maka baginya haram
menikah dengan empat orang. Jika ia hanya sanggup memenuhi hak dua orang istri maka
haram baginya menikahi tiga orang.Begitu juga kalau ia khawatir berbuat zalim dengan
c. Batasan Poligami
Tidak adanya perhatian yang sungguh-sungguh terhadap ajaran islam merupakan suatu
alasan yang digunakan oleh mereka yang ingin membatasi poligami dan melarang seorang
lelaki untuk menikahi lagi dengan perempuan lain, kecuali setelah pengadilan atau instansi
lainnya meneliti tentang kemampuan hartanya dan kondisinya serta memberikan izin
kepadanya untuk berpoligami. Hal ini dikarenakan kehidupan rumah tangga memerlukan biaya
d. Prosedur Poligami
1. Suami yang hendak beristri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari pengadilan
10
2. Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga, atau keempat tanpa izin dari
Pengadilan agama hanya memberi izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari
b. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Untuk memperoleh izin pengadilan agama harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-
anak mereka.
Suami dilarang memadu istrinya dengan seorang wanita yang memiliki hubungan nasab
e. Hikmah Poligami
2. Islam, sebagai agama kemanusiaan yang luhur, mewajibkan kaum muslimin untuk
3. Negara merupakan pendukung agama, sering kali Negara menghadapi bahaya peperangan
5
Tihami, op-cit, hlm. 369
11
4. Adakalanya seorang istri sakit keras yang tidak memiliki harapan untuk sembuh, padahal ia
masih berkeinginan untuk melanjutkan hidup berumah tangga dan suami masih
menginginkan lahirnya anak yang sehat dan pintar dan ia juga mengeluarkan orang istri
5. Ada segolongan laki-laki yang memiliki dorongan seksual tinggi, yang merasa tidak puas
dengan hanya seorang istri, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah tropis.
Perkawinan campur, yaitu perkawinan antara seorang baptis Katolik dan pasangan yang bukan
Katolik (bisa baptis dalam gereja lain, maupun tidak dibaptis). Gereja memberi kemungkinan untuk
perkawinan campur karena membela dua hak asasi, yaitu hak untuk menikah dan hak untuk memilih
1. Pihak Katolik menyatakan bersedia menjauhkan bahaya meninggalkan iman serta memberikan
janji dengan jujur bahwa ia akan berbuat segala sesuatu dengan sekuat tenaga, agar semua
2. Pihak yang non-Katolik diberitahu pada waktunya mengenai janji-janji yang harus dibuat pihak
Katolik, sedemikian sehingga jelas bahwa ia sadar akan janji dan kewajiban pihak Katolik.
3. Kedua pihak hendaknya diberi penjelasan mengenai tujuan-tujuan serta sifat-sifat hakiki
perkawinan, yang tidak boleh dikecualikan oleh seorang pun dari keduanya
12
Terbuka perkawinan ekumenis di hadapan pendeta dan pelayan Katolik, kalau perlu bahkan
dengan dispensasi dari tata peneguhan kanonik (bila pernyataan konsensus tidak diterimakan
oleh pelayan Katolik). Maka perlu disepakati pembagian tugas yang jelas antara pendeta dan
pelayan Katolik, misalnya firman dan berkat diserahkan kepada pendeta, sedangkan
pelaksanaan tata peneguhan kanonik dipercayakan kepada pelayan Katolik, demi sahnya
perkawinan.
Terutama pihak non-Katolik dapat mempunyai keberatan, mungkin bahkan menurut hati
nuraninya: sebelum menikah menurut agamanya, perkawinan tidak sah, dan hubungannya
dirasakan sebagai zinah. Atau dapat juga terjadi bahwa fakta ini dipakai sebagai kesempatan
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Putusnya perkawinan akibat perceraian dapat terjadi karena talak atau gugatan
perceraian, talak atau khuluk, zihar, ‘ilak, li’an. Pengertian Perceraian adalah cerai hidup
antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran
masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan
perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui
oleh hukum yang berlaku. Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau
Kata poligami, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu polus yang berarti
banyak dan gamos yang berarti perkawinan. Bila pengertian kata ini digabungkan, maka
poligami berarti suatu perkawinan yang banyak atau lebih dari seorang.
Perkawinan campur, yaitu perkawinan antara seorang baptis Katolik dan pasangan yang
bukan Katolik (bisa baptis dalam gereja lain, maupun tidak dibaptis). Gereja memberi
kemungkinan untuk perkawinan campur karena membela dua hak asasi, yaitu hak untuk
menikah dan hak untuk memilih pegangan hidup (agama) sesuai dengan hati nuraninya.
3.2. Saran
14
Pernikahan merupakan hal yang sakral, maka dari pada itu hendaknya seseorang itu
DAFTAR PUSTAKA
15