Anda di halaman 1dari 6

Muhammad Rakha Aqiliyan

20137043

Teknik Pertambangan

Asesment

1. Jelaskan yang dimaksud dengan nikah menurut bahasa dan Istilah!


2. Jelaskan Hukum Nikah!
3. Sebutkan Rukun dan Syarat-syarat Nikah!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan Talak!

Jawab:

1. Nikah secara bahasa artinya berhimpun. Menurut syara‟ seperti yang dikemukakan Wahbah
az-Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu bahwa pernikahan artinya aqad atau
perjanjian atau ikatan yang menghalalkan (membolehkan) pergaulan antara seorang laki-laki
dengan seorang wanita hidup bersama sebagai suami istri. Menurut kompilasi hukum Islam
dinyatakan bahwa pernikahan adalah akad atau perjanjian antara kedua belah pihak
diwujudkan dalam bentuk ijab dan qabul seseorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. A) Mubah, ini merupakan hukum asal bagi seseorang yang akan melakukan pernikahan.
Artinya, setiap orang yang telah memenuhi syarat pernikahan, maka mubah atau boleh atau
halal terhadap orang yang tidak khawatir melakukan zina atau tidak takut berbuat aniaya
bila tidak menikah.
B) Sunah, seseorang yang telah mencapai usia dewasa, berkeinginan untuk menikah dan
mempunyai bekal atau mata pencaharian untuk membiayai hidup berkeluarga.
C) Wajib, terhadap orang yang sudah dewasa, memiliki biaya kehidupan yang cukup dan bila
tidak melangsungkan nikah akan jatuh ke perbuatan tercela ( zina).
D) Makruh, bagi orang yang sudah dewasa, sudah layak untuk kawin, akan tetapi tidak
mempunyai biaya untuk bekal hidup untuk berumah tangga.
E) Haram, sesorang yang akan mengawini perempuan dengan maksud akan menyakiti,
menganiaya dan mempermainkanya. Motif perkawinan yang semacam ini, hukumnya
haram, meskipun perkawinanan sah karena telah memenuhi syarat dan rukun
pernikahannya.
3. Rukun nikah:
– Adanya calon suami ( penganten laki-laki).
– Adanya calon istri
– Wali dari calon pengantin perempuan. Orang yang dapat menjadi wali adalah:
-Bapak
-Kakek ( datuk )
-Saudara laki-laki seibu sebapak
-Saudara laki-laki sebapak
-Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
-Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
-Paman dari pihak bapak
-Anak laki-laki dari paman dari pihak bapak
-Wali hakim.
Yang menjadi wali harus laki-laki, sedangkan perempuan tidak boleh menjadi wali untuk
orang lain maupun untuk dirinya sendiri.
Seperti sabda Rasul Saw :
“Perempuan jangan menikahkan perempuan lain, dan jangan pula menikahkan dirinya
sendiri”. (H.R.Ibnu Majah dan daru Quthni).
-Saksi-saksi, jumlah minimal dua orang orang saksi, berdasarkan hadits Nabi Saw.
“Tidak nikah kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil” (H.R.Ahmad).
-Sighat akad (kalimat aqad) yang terdiri dari ijab dan kabul. Ijab adalah pernyataan wali
pengantin perempuan, seperti kata wali ” saya nikahkan engkau dengan anak kandungku
yang bernama .... dengan mahar....” Kabul adalah jawaban dari pengantin laki-laki, misalnya
dengan kata-kata ”saya terima nikahnya si .... binti .... dengan mahar ..... tunai/hutang.

Syarat sah nikah:


- Kedua mempelai beragama islam
- Mempelai pria bukan mahram bagi istrinya
- Mempelai pria mengetahui wali calon istrinya
- Kedua mempelai tidak sedang berhaji
- Tidak ada unsur paksaan dalam pernikahan.
4.Talak
Perceraian dalam istilah ahli Figh disebut “talak” atau “furqah”. Talak berarti membuka
ikatan membatalkan perjanjian, sedangkan “furqah” berarti bercerai (lawan dari
berkumpul). Lalu kedua kata itu dipakai oleh para ahli Figh sebagai satu istilah, yang berarti
perceraian antara suami-istri.
Sebenarnya, talak merupakan hak suami, artinya istri nggak bisa melepaskan diri dari ikatan
pernikahan kalau nggak dijatuhkan talak oleh suami. Meski begitu, suami juga nggak
dibenarkan menggunakan haknya tersebut dengan semena-mena dan gegabah dalam
memutuskan talak, apalagi jika hanya menuruti hawa nafsunya saja. Ucapan talak juga nggak
bisa dianggap main-main. Ketika suami mengucapkan talak secara mutlak, meski kondisinya
sedang bercanda sekalipun, maka talak itu tetap jatuh pada sang istri.
Jenis talak
1. Talak menurut ucapannya
Jika dilihat berdasarkan lafal atau ucapannya, talak dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
talak sharih dan talak kinayah. Berikut penjelasannya:
a. Talak sharih (talak langsung)
Ini adalah talak yang diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya dengan lafal
atau ucapan yang jelas. Contohnya, seperti kalimat “Saya ceraikan kamu”.
Meskipun talak ini diucapkan tanpa adanya niat atau dalam kondisi bercanda,
namun suami tetap dianggap telah menjatuhkan talak pada istrinya.
b. Talak kinayah (talak nggak langsung)
Maksudnya adalah talak yang diucapkan oleh suami dengan kata-kata yang
nggak langsung, tapi sebenarnya mengandung makna perceraian. Kata talak ini
bisa jatuh jika disertai niat. Contohnya, seorang suami yang mengatakan pada
istrinya “Pulanglah kamu ke rumah orangtuamu”. Jika kalimat tersebut
bermakna sindiran dengan disertai niat untuk menceraikan istrinya, maka
jatuhlah talak. Tapi jika nggak ada niat, maka nggak jatuh talak.
2. Talak dilihat dari pelakunya
Talak oleh suami
a. Talak raj’i
Yakni jenis talak di mana suami mengucapkan talak satu atau talak dua pada
istrinya. Suami boleh rujuk kembali dengan istrinya, asalkan sang istri masih
dalam masa iddah. Namun, jika masa iddah sudah habis, maka sudah nggak
diperbolehkan untuk rujuk kembali. Jika ingin kembali bersama, maka harus
melakukan akad nikah lagi.

b. Talak bain
Yaitu jenis talak di mana suami mengucapkan talak tiga pada istrinya. Dalam hal
ini, suami nggak diperbolehkan untuk rujuk dengan istrinya. Sang suami bisa
menikahi istrinya kembali dengan syarat sang istri sudah menikah lagi dengan
orang lain, kemudian bercerai. Jika masa iddah-nya telah habis, maka sang suami
pertama dapat menikahi istrinya kembali dengan akad nikah yang baru.

c. Talak sunni
Yakni jenis talak yang dijatuhkan suami saat istrinya dalam kondisi suci dari haid
dan belum disetubuhi. Jika sang istri sedang dalam masa haid, maka harus
menunggu sampai istrinya suci dan dalam masa suci tersebut mereka nggak
melakukan hubungan suami istri.

d. Talak bid’i
Yaitu talak yang dijatuhkan suami saat istrinya dalam keadaan haid, atau dalam
kondisi suci tapi sebelumnya mereka telah melakukan hubungan suami istri.
Talak semacam ini nggak dibenarkan dalam Islam dan pelakunya berdosa.

Talak oleh istri

a. Fasakh
Yaitu pengajuan perceraian yang dilakukan istri kepada suaminya tanpa adanya
kompensasi yang diberikan oleh istri kepada suami. Fasakh dapat dilakukan jika
suami telah melanggar kewajibannya dalam rumah tangga. Misalnya, nggak
memberikan nafkah baik maupun batin kepada istrinya selama 6 bulan berturut-
turut, meninggalkan istrinya selama 4 tahun tanpa kabar, atau suami telah berlaku
buruk dan mengancam keselamatan sang istri.

b. Khulu
Yaitu proses perceraian atas permintaan dari istri dan suami setuju dengan hal
tersebut dengan syarat sang istri memberikan imbalan kepada suaminya. Dengan
begini, maka hilang hak suami untuk melakukan rujuk selama sang istri sedang
dalam masa iddah. Jika ingin kembali bersama, maka harus dilakukan proses akad
nikah lagi.

Itulah arti talak dan jenisnya. Ingatlah, talak bukanlah hal yang mudah dan memberikan
efek yang besar bagi suami, istri, maupun anak-anak.
Bukti Keaktifan dalam forum diskusi

Anda mungkin juga menyukai