MENULIS ESAI
Disusun Oleh:
XII IPA 4
Pada dasarnya Islam sangat mengajurkan kepada umatnya yang sudah mampu untuk
menikah. Namun karena adanya beberapa kondisi tertentu, maka hukum nikah ini dapat
dibagi menjadi 5 macam.
a. Wajib, hukum ini berlaku bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau
tidak menikah ia akan terjerumus dalam perzinaan.
b. Sunnah, yaitu bagi orang yang berkehendak menikah dan baginya yang mempunyai biaya
sehingga dapat memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan lain yang mesti dipenuhi.
c. Mubah, yaitu orang yang tidak terdesak oleh hal-hal yang mengharuskan segera nikah atau
yang mengharamkannya.
d. Makruh, yaitu bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan, sebab tidak
mampu memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah syahwat.
e. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia-
nyiakan nya.
Rukun Nikah
Rukun akad nikah dalam Islam ada tiga, yaitu sebagai berikut.
Syarat Nikah
Adapun syarat-syarat sahnya nikah adalah:
a. Masing-masing kedua mempelai telah ditentukan, baik dengan isyarat nama atau sifat atau
semacamnya
e. Mahar atau istilah mas kawin adalah hak seorang wanita yang harus dibayar oleh laki-laki
yang akan menikahinya. Jenis-jenis mahar :
1. Mahar mitsil yaitu mahar yang dinilai berdasarkan mahar saudara perempuan yang telah
berkawin sebelumnya
2. Mahar mutsamma yaitu mahar yang dinilai berdasarkan keadaan, kedudukan, atau
ditentukan oleh perempuan atau walinya.
b. Pernikahan syighar, pernikahan yang dengan persyaratan barter tanpa pemberian mahar.
c. Pernikahan muhallil, pernikahan yang telah ditalak tiga oleh suaminya yang karena nya
diharamkan untuk rujuk kepadanya.
d. Pernikahan orang yang ihram, pernikaha orang yang sedang melaksanakan ihram haji
atau umrah serta belum memasuki waktu tahallul
e. Pernikahan dalam masa Iddah, pernikahan dimana seorang lelaki menikah dengan
seorang perempuan dengan masa Iddah baik itu secara cerai atau meninggal
f. Pernikahan tanpa wali, pernikahan yang dilakukan seseorang laki-laki dengan seorang
perempuan tanpa seizin walinya
D. Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian muhrim dengan istri
b. Fasakh, adalah pembatalan pernikahan antara suami dan istri karena sebab-sebab tertentu
c. Khulu, adalah talak yang dijatuhkan suami kepada istrinya, dengan jalan tebusan dari
pihak sitri baik dengan jalan mengembalikan mas kawin atau dengan memberikan sejumlah
uang yang disetujui oleh mereka berdua.
d. Li'an, adalah sumpah suami yang menuduh istrinya berzina, dengan mengangkat sumpah
di depan hakim, dan pada ucapan kelima kalinya dia mengatakan, laknat Allah akan
ditimpakan atas diriku, apabila tuduhan itu dusta.
e. Ila, berarti sumpah suami yang mengatakan bahwa ia tidak akan meniduri istrinya selama
empat bulan atau lebih atau dalam masa yang ditentukan.
f. Zihar, ucapan suami yang menyerupakan istrinya dengan ibunya, seperti suami berkata
kepada istrinya.
g. Iddah, berarti masa menunggu bagi istrinya yang ditingg meninggal dunia suaminya atau
bercerai dari suaminya untuk dibolehkan menikah lagi dengan laki-laki lain.
h. Rujuk, berarti kembali yaitu kembalinya suami kepada istri dengan ikatan nikah semula.
Pernikahan menurut undang-undang Indonesia
Pernikahan di Indonesia diatur dengan undang-undang republik Indonesia nomor 1 tahun
1974 tentang perkawinan terdiri dari 14 bab, yang terbagi menjadi 67 pasal, diantaranya:
Pengertian Nikah
Secara istilah, pernikahan adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahramnya.
Tujuan pernikahan
3. Menjaga akhlak
4. Meningkatkan ibadah
5. Memperoleh keturunan
b. Sahnya perkawinan
Dalam Islam, pernikahan dianggap sah apabila telah terpenuhi rukun dan syarat pernikahan
termasuk pencatatannya. Hal ini diatur Pasal 14 KHI jo Pasal 2 UU Perkawinan.
Pasal 2 UU Perkawinan, “(1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu
c. Pencatatan perkawinan
Pencatatan perkawinan ini pada dasarnya merupakan ketentuan hukum negara semata,
sedangkan dalam Islam tidak diwajibkan mencatatkan perkawinan. Pembahasan ini bertujuan
untuk untuk mengetahui tujuan pencatatan perkawinan dan dasar hukum pensyari’atannya
dalam Islam.
d. Akta nikah
Dengan adanya akta perkawinan yang disahkan oleh Kantor Urusan Agama atau Kantor
Catatan Sipil, negara ikut mengakui adanya pernikahan. ... Akta nikah juga sangat penting
untuk mengurus dokumen, dan menegaskan status anak serta tidak ada pihak yang dirugikan
apabila terjadi perceraian