PENGERTIAN PERNIKAHAN
Menurut syariat nikah berarti akad yang menghalalkan pergaulan dan hubungan
lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan
Pada dasarnya hukum pernikahan adalah sunnah menurut pandangan jumhur ulama atau
kebanyakan ulama, namun apabila didasarkan pada kondisi dan niat seseorang untuk
a. Sunnah, bagi orang-orang yang sudah berkehendak untuk menikah dan telah
mampu memberi nafkah baik sandang, pangan, papan, maupun yang lainnya
b. Wajib,bagi orang-orang yang telah mampu memberi nafkah sandang, pangan, papan
dan lainnya dan ia khawatir akan terjerumus kedalam lembah perzinaan jika tidak
segera menikah.
c. Makruh (dibenci), bagi orang yang tidak bisa memberi nafkah dan belum memiliki
d. Haram (dilarang), bagi orang yang memiliki maksud tidak baik dan menyimpang
e. Mubah (dibolehkan), bagi orang yang pada dasarnya belum memiliki dorongan
untuk menikah dan tidak ada kekhawatiran jika tidak segera menikah akan
RUKUN NIKAH
d. Sigat(akad), atau yang dikenal ijab dan qabul antara wali dari mempelai wanita
a. Pengantin laki-laki
Syarat :
1. Islam;
3. Tidak dipaksa/terpaksa;
b. Pengantin perempuan
Sayart :
1) Wali Nasab
Wali nasab adalah wali yang memiliki hubungan darah dengan mempelai wanita, urutan
a) Ayah
2) Wali Hakim
Wali hakim adalah kepala negara yang beragama islam, dan dalam hal ini kekuasaannya
Syarat :
1. Islam;
2. Laki-laki;
4. Merdeka
7. Adil.
2. Tidak cukup syarat wali bagi yang lebih dekat(nasabnya) dan wali yang lebih jauh
tidak ada.
3. Wali yang lebih dekatada di tempat yang jauh, sejauh perjalanan safar yang
5. Wali yang lebih dekat masuk penjara dan belum boleh keluar
6. Wali yang lebih dekat menolak untuk menikahkan
Syarat :
3. Laki-laki
4. Merdeka
5. Beragama Islam
6. Dapat melihat
7. Adil
Ijab adalah ucapan wali(dari pihak mempelai wanita) atau wakilnya sebagai
penyerahan kepada calon mempelai laki-laki. Qabul adalah ucapan dari pengantin
f. Mahar
Syarat :
2. Milik suami
3. Sanggup menyerahkan
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkn ketuhanan Yang Maha Esa. Adapun berbagai macam perkawinan yang
dikenal masyarakat selain pernikahan yang biasa dan sah serta legal secara formal
a) Nikah Sirri
Pernikahan yang dilakukan tanpa proses pencatatan oleh petugas KUA( Kantor Urusan
Agama)
b) Nikat Mut’ah
Nikah Mut’ah adalah nikah dengan batasan waktu tertentu atau biasa disebut dengan
c) Nikah Muhalil
Nikah Muhalil adalah pernikahan yang dilakukan seseorang dengan maksud sekedar
menjadi penghalal bagi kembalinya pasangan suami-istri yang telah bercerai atau
d) Nikah Syigar
Nikah Syigar adalah pernikahan yang dilakukan oleh dua orang laki-laki yang saling
menikahi anak perempuan dari laki-laki lain dan masing-masing menjadikan pernikahan
Poligami adalah menikahnya seorang laki-laki dengan perempuan lebih dari satu sampai
empat.
HIKMAH PERNIKAHAN
b) Membentengi Diri dari Setan dan Menolak Bencana Syahwat Yang Menjerumuskan
B. PUTUSNYA PERNIKAHAN
1. Talak
a. Pengertian
Secara bahasa talak artinya memudar atau membuka ikatan, maksudnya membuka atau
b. Hukum Talak
Hukum talak pada dasarnya adalah makruh (sesuatu yang dibenci Allah SWT).
Meskipun hukum talak adalah makruh, akan tetapi pada kondisi tertentu dapat berubah
menjadi sunnah ketika kemudaratan akan lebih banyak munculnya jika perceraiana
tidak dilakukan. Dalam kondisi tertentu hukum talak dapat berubah menjadi mubah jika
perceraian bisa mendatangkan manfaat dan tidak ada pihak yang dirugikan.
c. Rukun Talak
1) Suami yang mentalak, dengan syarat baligh, berakal dan kehendak sendiri;
1) Ucapan Sarih, ucapan talak yang diucapkan secara jelas dan tidak perlu ditafsirkan lagi
1) Ta’liq Talak
2) Li’an
3) Ila’
f. Macam-Macam Talak
Dilihat dari kesesuaian cara melakukan talak dengan tuntunan syariah, talak dibagi
1) Talak Sunny
2) Talak Bid’i
Dilihat dari segi boleh tidaknya mantan suami rujuk atau kembali pada mantan istri,
1) Talak Raj’i
Yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri sebanyak satu atau dua kali
2) Talak Bain
Talak bain yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri, dan suami boleh kembali
(a) Talak Bain Sugra adalah talak satu atau dua dengan menggunakan tebusan dari pihak
(b) Talak bain Sugra yaitu talak tiga kali baik secara ucapan atau berturut-turut.
2. Khulu’
Khulu’ atau talak tebus merupakan talak yang diucapkansuami atas permintaan istri
dengan caraistri membayar ganti rugi atau mengembalikan mahar yang telah diterima
dari suami.
a. Suami yang menceraikan istrinya adalah berakal, baligh, dan berbuat atas kehendaknya
c. Adanya uang ganti dalam bentuk sesuatu yang berharga dan memiliki nilai , serta
3. Fasakh
Merupakan batalnya akad atau lepasnya ikatan perkawinan antara suami dengan istri
yang disebabkan terjadinya cacat atau kerusakan pada akad itu sendiri.
Contohnya :
a. Setelah akad dilakuka, diketahui bahwa pasangan itu ternyata saudara
Adapun fasakh yang diakibatkan sesuatu yang datang kemudian pada akad sehingga
b. Jika salah seorang dari suami istri murtad dan keluar dari islam untuk selamanya
Penikahan dan perceraian diatur dalam undang undang nomor 1 taahun 1974
tentang
1. Tujuan Pernikahan
Dalam pasal undang undang dijelaskan tujuan perkawinan yaitu untuk membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pasal 8 undang undang perkawinan menjelaskan tentang orang orang yang dilarang
a.berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah atau pun ke atas;
antara seorang dengan saudara orang tua, dan antara seseorang dengan saudara
neneknya;
c. berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu, dan ibu/bapak tiri;
e. berhubungan saudara denga istri atau sebagai bibi atau kemenakan dari istri,
f. mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku,
dilarang kawin;
b.Perceraian
Berdasar pasal 39 ayat 2 beserta penjelasannya dan dipertegas lagi dalam pasal
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut turut tanpa izin pihak
lain yanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya.
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat
pihak lain
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat
f. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran adan tidak ada
Dalam pasal 39-41 undang undang perkawinan dan dalam peraturan pemerintah
a. Cerai talak
Suami yang hendak mentalak istrina diatur dalam PP. No. 9/1975 pasal 14-18 yang pada
1. Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama islam yang akan
serta meminta kepada pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu.
2. Setelah terjadi perceraian di muka pengadilan, maka ketua pengadilan membuat surat
pengadilan memangil seami istri yang akan bercerai untuk dimintai penjelasan
4. Setelah pengadilan mendapat penjelasan dari suami istri, ternyata memang ada terdapat
alasan alasan untuk bercerai dan pengadila berpendapat bahwa pasangan suami istri
tersebut tidak memungkinkan untuk di damaikan untuk hidup ruun lagidalam rumah
perceraian itu
5. Sidang perceraian tersebut, setelah meneliti dan berpendapat adanya alasan alasan
untuk perceraian dan berudaha untuk mendamaikan kedua belah pihak dan tidak
berhasil, kemudiann menyaksikan perceraian yang dilakukan oleh suami itu dalam
sidang terebut.
tersebut, dan surat perceraian tersebut di kirimkan ke pada pegawai pencatat di tempat
7. Perceraian terjadi terhitung pada saat terjadi perceraian itu dinyatakan di depan sidang
pengadilan.
b. Cerai gugat
Cerai gugat adalah perceraian yang disebabkan adanya suatu gugatan yang lebih
dulu oleh salah satu pihak kepada pengadilan , dan perceraian itu terjadi atas putusan
pengadilan.
P.P. No. 9/1975 pasal 20-36 yang pada dasarnya adalah sebagai berikut
1. Mengajukan gugatan
3. Persidangan
4. Putusan pengadilan
Perceraian yang terjadi dengan segala akibatnya terdapat perbedaan antara orang
yang beragama Islam dengan yang lain . Bagi agama islam perceraian tercadi seteah
putusan pengadilan agama yang memiliku keputusan hukum yang tetap. Untuk agama
lain perceraian terjadi sejak pendaftaran pada dafrat pencatatan kantor pencatatan oleh
pegawai pencatat.
Hal yang perlu dilaksanakan oleh pihak isti atau suami setelah terjadi perceraian dimana
a. Baik ibu mapun bapak tetao berkewajiban memelihara dan mendidik anak anaknya
semata mata berdasar kepentingan anak. Bila mana terjadi perselisihan terhadap
b. Biaya pemeliharan dan pendidikan anak menjadi pihak bapak, kecuali dalam
kenyataannya bapak dalam keadaan tidak mampu sehingga tidak melakukan kewajiban
tersebut, maka pengadilan dapat menentukan bahwa ibu juga ikut memikul biaya
tersebut.
7. Perkawinan Campuran
Menurut pasal 57, yang dimaksud perkawinan campuran adalah dua orang yang
adanya perbrdaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berwarga negaraan indonesia.
Pasal 56 undang undang No. 1 Tahun 1974 menjelaskan tetang perkawinan yang
dilaksanakan di luar Indonesia bisa dilakukan oleh dua orang warga negara indonesia
yang salah satunya warga negara asing. Perkawinan dilaksanakan menurut hukum yang
berlaku di tempat perkawinan tersebut dilangsungkan dan bagi warga negara indonesia
a. Perkawinan dilangsungkan di luar indonesia antara dua orang warga negara indonesia
atau seorang warga negara asing adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum yang
berlaku di negara tempat menikah dan bagi warga negara tidak melanggar ketentuan
undang undang
b. Dalam waktu satu tahun setelah suami istri kembali ke indonesia, surat bukti