Oleh :
I PUTU ARDIAN WIJAYA
11.2014.1.00473
BAB I
PENDAHULUAN
PT ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara adalah salah satu badan usaha
milik negara yang melakukan penambangan dan pengolahan bijih nikel menjadi ferro
nikel di Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.
Wilayah penambangan PT ANTAM (Persero) Tbk. Segmen usaha nikel PT. ANTAM
(Persero) Tbk terdiri dari komoditas feronikel dan bijih nikel, yang dihasilkan dari
tambang-tambang nikel di Sulawesi Tenggara serta pabrik-pabrik feronikel di
Sulawesi Tenggara. PT. ANTAM (Persero) Tbk mengoperasikan dua tambang nikel
di Sulawesi Tenggara yakni di Pomalaa dan Tapunopaka,serta tiga pabrik pengolahan
feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Bijih nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk
yang diekspor memiliki karakteristik kadar nikel dengan kisaran 1,0% sampai di atas
2,0%. Sementara komoditas feronikel yang dihasilkan PT. ANTAM (Persero) Tbk
memiliki kadar karbon tinggi atau kadar karbon rendah sesuai permintaan konsumen.
Jumlah cadangan dan sumber daya bijih nikel saprolite PT. ANTAM (Persero) Tbk
per 31 Desember 2012 mencapai 361,3 juta wet metric tons (wmt) dan sumber daya
limonit mencapai 464 juta wmt untuk limonit. Jumlah ini mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan PT. ANTAM (Persero) Tbk selama beberapa dekade ke depan
pada tingkat ekstraksi saat ini.
Endapan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk secara geologi merupakan tipe endapan
laterit, yang merupakan hasil pelapukan dari batuan ultrabasa, yang menyebar ke
seluruh wilayah kuasa pertambangan nikel. Dengan melihat tipe endapan seperti ini
tentunya penambangan nikel di lakukan secara parallel dengan wilayah – wilayah
atau blok blok besar yang sedang di eksplorasi, serta system penambangan yang tepat
2
adalah open cast. Berdasarkan dari data sumberdaya cadangan, tipe endapan, system
penambangan tentunya perlu adanya sebuah konsep penambangan khusnya pada blok
blok atau wilayah penambangan yang belum di tambang atau di produksi. Selaian
masalah di atas, permintaan pasar juga menuntut adanya konsep penambangan guna
memenuhi target produksi dalam pemenuhan permintaan pasar dan ekstraksi.
PT. ANTAM (Persero) Tbk saat ini sedangan melakukan operasi produksi nikel pada
daerah Pomalaa, selain operasi produksi, di wilayah pertambangan nikel PT.
ANTAM (Persero) Tbk juga di lakukan kegiatan eksplorasi pada blok blok yang
belum berproduksi, berdasarkan masalah – masalah di atas maka belum blok atau
wilayah yang belum berproduksi perlu adanya sebuah konsep pertambangan. Konsep
dimaksud adalah PERENCANAAN TAHAPAN ARAH KEMAJUAN TAMBANG
(PUSHBACK), yang meliputi rencana pembukaan blok blok baru, rencana batas akhir
penambangan, penjadwalan produksi, arah kemajuan dan tahapan penambangan.
Semua tahapan dalam pushback ini akan di rencanakan secara sistematis berdasarkan
data – data awal yang di perlukan dengan memperhatikan factor keamanan dan
ekonomis bagi perusahaan. Untuk menjawab permasalahan yang di hadapi yakni
aktifitas penambangan pada wilayah yang luas dengan memiliki jumlah blok yang
relative banyak, permintaan pasar dan ekstrasi, perencanaan pusbachk ini di lakukan
agar proses penambangan dapat di lakukan secara optimal.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Parameter – parameter apa saja yang menjadi dasar perancangan tahapan
penambangan (pushback)?
2. Bagaimana proses perancangan tahapan penambangan berdasarkan parameter
tahapan penambangan?
3
1.3.Maksud &Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui parameter – parameter apa saja yang menjadi dasar perancangan
tahapan penambangan (pushback).
2. Mengetahui proses perancangan tahapan penambangan berdasarkan parameter
tahapan penambangan.
1.4.Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini secara khusus membahas mengenai rancangan tahapan
penambangan (pushback) meliputi: arah kemajuan dan penjadwalan produksi,
pembagian blok – blok, jumlah volume ovenburden (BCM) dan ore (tonase) dan
batas akhir penambangan (Pit Limit) pada setiap bloknya.
Untuk menjawab konsep rancangan tahapan penambangan (pushback) maka ruang
lingkup penelitian dan pengolahan data meliputi:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
Langkah pertama untuk perencanaan jangka panjang atau pendek adalah menentukan
batas dari tambang (baik terbuka maupun bawah tanah). Batas ini menunjukkan
jumlah endapan bijih yang dapat ditambang, dan jumlah material buangan
(overburden) yang harus dipindahkan selama operasi penambangan berlangsung.
Ukuran, geometri, dan lokasi dari tambang utama sangat penting dalam perencanaan
tempat penimbunan tanah penutup (overburden), jalan masuk, stockpile, dan semua
fasilitas lain pada tambang tersebut. Pengetahuan tambahan dari rancangan batas
tambang juga berguna dalam membantu pekerjaan eksplorasi mendatang. (Tri Budi
Amperadi dan Rahman,2015)
2.2.Parameter Kemajuan Tambang
2.2.1 Pemodelan Endapan Bijih
Model adalah representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau
konsep berupa penyederhanaan atau idealisasi dari bentuk alami dengan hasil
pemodelan berupa gambar fisik, citra, matematis/analitik. (Shalaho Dina Devy, Heru
Hendrayana, dan Dony Prakasa Eka Putra,2014), sedangkan model endapan biji
adalah sautu bentuk representasi dari keadaan yang sebenarnya dari bentuk badan
bijih yang ada di bawah permukaan mengenai karakteristik dan persebarannya.
Tujuan dari pemodelan bijih adalah untuk mengetahui jumlah endapan bijih dan
penyebarannya agar dapat mengetahui perubahan pada saat penambangan.
Koseptual model; di dalam melakukan pemodelan endapan bijih perlu adanya suatu
konsep yang doi sebut konseptual model. Konseptual model adalah gambaran
sederhana dari kondisi endapan bijih yeng ada dibawah permukaan bumi atau
representasi sederhana dari model alami/perubahan dari sistem fisik dan perilaku.
Konseptual model merupakan suatu gambaran sederhana dari endapan yang ada di
bawah permukaan bumi, biasanya disajikan dalam bentuk grafik (cross section) dan
blok diagram (blok model). Tujuan dari pembuatan konseptual model agar dapat
mengetahui bentuk endapan bijih di permukaan bumi. Hasil dari konseptual model
menghasilkan pemodelan 2D dan 3D. (Shalaho Dina Devy, Heru Hendrayana, dan
Dony Prakasa Eka Putra,2014)
6
Data dalam pemodelan; data-data yang diperlukan dalam proses pemodelan adalah
data pemboran dan data topografi dimana data pemboran yang dibutuhkan untuk
pemodelan diambil menjadi dua yaitu data pemboran survey meliputi: nama titik bor,
elevasi titik bor, koordinat titik bor, kedalaman lubang bor. Data survey ini berguna
untuk memberikan informasi tentang lokasi titik-titik bor, sehingga dapat
digambarkan pada lokasi. Data pemboran geologi meliputi: nama titik bor, batas
kedalaman lapisan atas dan batas kedalaman lapisan bawah, dan kode lithologi.
Kemudian dari data bor tersebut dapat dihasilkan peta penyebaran endapan bijih
nikel, sehingga kita dapat mengetahui letak dan bentuk sebaran endapan bijih nikel.
Data collar menggambarkan penyebaran atau distribusi titik bor pada titik koordinat
terhadap posisi x, y, dan z. Data assay menggambarkan informasi kadar bijih dari
hasil kegiatan eksplorasi.
2.2.2 Estimasi Cadangan Bijih
Perhitungan cadangan ini sangat penting karena digunakan untuk menghitung nilai
ekonomis suatu mineral sehingga dapat dihitung pula kelangsungan hidup
tambangnya. Untuk bisa menghitung volume estimasi dari cadangan yang
dibutuhkan, diperlukan adanya suatu teknologi yang dapat melakukan estimasi serta
perhitungan cadangan atau deposit yang dapat menggambarkan baik posisi, bentuk,
serta ukuran dari lapisan endapan ini. Terdapat beberapa teknologi yang dapat
digunakan dalam proses perhitungan cadangan ini, di antaranya adalah perhitungan
dengan model penampang dan pemodelan tiga dimensi (3D).
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemodelan 3D adalah metode estimasi
serta metode model blok (block model). Metode estimasi berupa estimasi langsung
dan IDW (Inverse Distance Weighted). Masing-masing metode estimasi tersebut
menggunakan metode gridding untuk memberikan data model yang beraturan.
Metode selanjutnya adalah metode model blok yang memodelkan hasil estimasi
tersebut ke dalam bentuk unit-unit model blok yang dinamakan cell dengan ukuran X,
Y, Z. (Fiandri I. Rinawan, Hary Nugroho, dan Romzi Rio Wibawa, 2014)
7
yang lebih kecil ditempuh selama waktu ±45 menit, selanjutnya dari Bandara
Haluoleo menuju PT. Antam (Persero), Tbk menggunakan kendaraan roda empat
selama ± 30 menit.
2.4.Aplikasi Konsep Perancangan Pushback
Dalam rangka aplikasi konsep model untuk melakukan perancangan pushback
disajikan kajian hasil penelitian terdahulu dari beberapan jurnal terkait yang dapat
berguna sebagai salah satu pemikiran framework untuk penerapan model 3D dalam
penentuan pushback pada tambang nikel di daerah Pomala, Sulawesi Tenggara dan
daerah Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah.
Untuk menentukan rancangan tahapan penambangan membutuhkan data pemodelan,
perhitungan cadangan, serta rancangan tahap-tahap penambangan dan
mempertimbangkan factor keamana dan perolehan tambang (mining recovery).
Pemodelan ini dapat dilakukan dengan menggunakan Sofware Gemcom Surpac 6.3.
Berdasarkan hasil penelitian (Sahrul, Musnajam, dan Asnun,2016). Mengenai
rencangan tahapan (pushback) penambangan endapan bijih nikel daerah Morowali
Provinsi Sulawesi Tengah. Diketahui total tonase cadangan endapan bijih nikel yang
ditambang sebesar 61.379 ton sedangkan tonase ovenburden 170.139 ton (stripping
ratio 1:2,8), kemiringan lereng tunggal yang diperoleh adalah 60o, dengan ketinggian
dan lebar bench masing-masing 4 meter dan 1,33 meter serta lebar jenjang kerja 2,66
meter. Dengan menggunakan Gemcom Surpac 6.3 tahapan penambangan dapat
dilakukan dalam 7 hari. Penambangan bijih nikel dihari pertama dengan luas blok
0,49 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar 2.503 ton dengan
perbandingan stripping ratio adalah 12:1. Penambangan endapan bijih nikel pada hari
kedua dengan luas blok 0,25 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh
10.085 ton dengan perbandingan stripping ratio 2:1. Penambangan endapan bijih
nikel pada hari ketiga dengan luas blok 0,35 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel
yang diperoleh sebesar 5.423 ton dengan perbandingan stripping ratio adalah 5:1.
Penambangan endapan bijih nikel pada hari keempat dengan luas blok 0,39 dengan
jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar 3.041 ton dengan perbandingan
11
stripping ratio adalah 9,87:1. Penambangan endapan bijih nikel pada hari kelima
dengan luas blk 0,32 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar
14.084 ton dengan perbandingan stripping ratio adalah 1,3:1. Penambangan endapan
bijih nikel pada hari keenam dengan luas blok 0,62 Ha dengan jumlah endapan bijih
nikel yang diperoleh sebesar 12.249 ton dengan perbandingan stripping ratio adalah
1,7:1. Penambangan endapan bijih nikel pada hari ketujuh dengan luas blok 0,39 Ha
dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar 13.994 ton dengan
perbandingan stripping ratio adalah 3,2:1.
Untuk menentukan rancangan teknis penambangan diperlukan data permodelan,
perhitungan cadangan, dan rancangan penambangan sehingga akan dihasilkan
rancangan penambangan yang terjadwal dan kedepannya akan digunakan pada
perencanaan tambang berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian (I Made Darmawan
Mega Putra, Waterman S.B., dan Indah Setyowati,2016) mengenai rancangan teknis
penambangan bijih nikel daerah Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara diketahui data
cadangan yang diperoleh dari blok model didapat cadangan 153.755ton dengan kadar
Ni 1,8% dengan umur tambang selama 5 bulan dengan metode penambangan yang
digunakan adalah open pit secara selektif. Hasil rancangan pada bulan pertama
sebesar 26.734ton dengan waste 40.443 ton. Selanjutnya pada bulan kedua bijih nikel
yang tertambang sebesar 32.747ton dengan waste yang terbongkar 39.970. Pada
bulan ketiga bijih nikel yang tertambang sebesar 33.175ton dengan waste yang
terbongkar 38.413 ton. Pada bulan keempat bijih nikel yang tertambang sebesar
32.677 dengan waste yang terbongkar 36.843ton dan pada bulan kelima bijih nikel
yang terbongkar sebesar 28.422ton dengan waste yang terbongkar 38.223 ton.
Dari hasil kajian beberapa penelitian ini maka model 3D dapat di aplikasikan pada
perancangan pushback kontur studi kasus tambang nikel di daerah Pomala Sulawesi
Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pushback atau kemajuan
tambang yang akan dibuat melalui model 3D penyebaran endapan bijih kemudian
melakukan overlife terhadap kontur topografi, mentukan pit limit dan merancang
geometri penambangan. Dengan variable-variable data diatas dapat menjadi
12
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
kedalaman berapa dan sampai pada kadar bijih terendah yang masih dapat di tambang
dan bernilai ekonomis.
5. Data Geoteknik: Data geoteknik berupa dimensi jenjang yg sudah di perhitungkan
factor keamanan lereng. Data ini nantinya akan digunakan sebagai dasar pada
perencanaan geometri penambangan dari topografi sampai batas bawa pit yang akan
di rencanakan.
6. Data Target Produksi, Jumlah Waktu Kerja,Produktifitas Unit, Unit Power: Data
– data ini menjadi data pendukung dalam perencanaan pushback di dalam
menentukan besarnya produksi dan umur tambang pada setiap bloknya.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data Sekunder. Sebelum melakukan
pengelompokan data terlebih dahulu dilakukan study literatur terkait rencana
penambangan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
Tahapan persiapan merupakan studi pustaka, meliputi pengumpulan informasi awal
dan melakukan studi literature terkait perusahaan.
3.4.2. Tahap Penelitian
Dalam tahap penelitian ini dilaku pada daerah Pomala,Sulawesi Tenggara melakukan
pengambilan data peta topografi,peta geologi, data pemboran terdiri dari geologi,
collar, survey, data assay dan COG, data geoteknik, data target produksi, jumlah
waktu kerja, produktifitas unit dan unit power.
3.5 Tahap Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Tahap Pengolahan
Berdasarkan konsep perancangan pushback maka pengolahan data dibagi kedalam
lima kelompok atau tahapan utama antara lain: 1) Pembuatan Model Endapan Bahan
Galian, 2) Perhitungan dan Estimasi Cadangan, 3) Penerapan System, Pembagian
Blok dan Geometri Penambangan, 4) Penentuan Batas Akhir Penambangan (Pit
Limit),
15
cadangan dari pit limit dari setiap blok dan data target produksi.
Perbandingan antara cadangan dan target produksi maka umur tambang
masing - masing blok atau setiap blok dapat diketahui. Penjadwalan
produksi perblok nantinya dapat dibagi kedalam jadwal produksi yang lebih
kecil lagi sesuai kemampuan kerja alat dan target produksi. Selanjutnya
digabungkan dengan data blok – blok dan data topografi serta parameter lain
diantarnya kadar, penempatan disposal dan akses jalan angkutnya maka
dapat ditentukan arah kemajuan tambang untuk semua blok.
18
Blok
Data Topografi,
Penambangan
COG, Data
(Compartement)
Geoteknik
PROSES
Data Geoteknik,
Pit Limit Data topografi,
Data Pit Limit
PROSES
AA
Data Target
Ovenburden Produksi
(BCM) Ore
(Tonase)
PROSES
Umur
Tambang
Blok
Data Topografi,
Penambanga
PROSES Data Geologi
(Compertement)
19
Pushback
Gambar 3.1
Diagram alir pengolahan data
20
Start
Studi Pustaka
1. Tinjauan Teori
Tentang Rencana Pushback
2. Tinjauan Pustaka
Jurnal – jurnal Penelitian Terdahulu
Tijauan Umum Perusahaan
Studi Lapangan
Pengambilan Data Perancangan Pushback
Pembahasan
1. Pembahasan Mengenai Rancangan Pushback
2. Penjadwalan Produksi
3. Arah Kemajuan dan Tahapan Penambangan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.2
Diagram Alir Penelitian
21
2 Orientasi Lapangan
4 Pengolahan Data
7 Penyusunan Laporan
8 Bimbingan (Konsultasi)
22
DAFTAR PUSTAKA
Tri Budi Amperadi dan Rahman, (2015), Rancangan Teknis Desain PUSHBACK
Penambangan, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur
Mega Purta, I Made Darmawan dkk, (2016), Rencana Teknis Penambangan Bijih
Nikel DiBukit Cheeroke PT. ANTAM (Persero) Tbk, Jurusan Teknik
Pertambangan, UPN”Veteran”Yogyakarta, Yogyakarta