Anda di halaman 1dari 23

Rancangan Tahapan (PUSHBACK) Penambangan Endapan Bijih Nikel

Pada PT. Antam (Persero) Tbk Kecamatan Pomalaa


Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara

Proposal Tugas Akhir

Oleh :
I PUTU ARDIAN WIJAYA
11.2014.1.00473

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2018
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sulawesi Tenggara adalah salah satu badan usaha
milik negara yang melakukan penambangan dan pengolahan bijih nikel menjadi ferro
nikel di Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.
Wilayah penambangan PT ANTAM (Persero) Tbk. Segmen usaha nikel PT. ANTAM
(Persero) Tbk terdiri dari komoditas feronikel dan bijih nikel, yang dihasilkan dari
tambang-tambang nikel di Sulawesi Tenggara serta pabrik-pabrik feronikel di
Sulawesi Tenggara. PT. ANTAM (Persero) Tbk mengoperasikan dua tambang nikel
di Sulawesi Tenggara yakni di Pomalaa dan Tapunopaka,serta tiga pabrik pengolahan
feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Bijih nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk
yang diekspor memiliki karakteristik kadar nikel dengan kisaran 1,0% sampai di atas
2,0%. Sementara komoditas feronikel yang dihasilkan PT. ANTAM (Persero) Tbk
memiliki kadar karbon tinggi atau kadar karbon rendah sesuai permintaan konsumen.
Jumlah cadangan dan sumber daya bijih nikel saprolite PT. ANTAM (Persero) Tbk
per 31 Desember 2012 mencapai 361,3 juta wet metric tons (wmt) dan sumber daya
limonit mencapai 464 juta wmt untuk limonit. Jumlah ini mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan PT. ANTAM (Persero) Tbk selama beberapa dekade ke depan
pada tingkat ekstraksi saat ini.
Endapan nikel PT. ANTAM (Persero) Tbk secara geologi merupakan tipe endapan
laterit, yang merupakan hasil pelapukan dari batuan ultrabasa, yang menyebar ke
seluruh wilayah kuasa pertambangan nikel. Dengan melihat tipe endapan seperti ini
tentunya penambangan nikel di lakukan secara parallel dengan wilayah – wilayah
atau blok blok besar yang sedang di eksplorasi, serta system penambangan yang tepat
2

adalah open cast. Berdasarkan dari data sumberdaya cadangan, tipe endapan, system
penambangan tentunya perlu adanya sebuah konsep penambangan khusnya pada blok
blok atau wilayah penambangan yang belum di tambang atau di produksi. Selaian
masalah di atas, permintaan pasar juga menuntut adanya konsep penambangan guna
memenuhi target produksi dalam pemenuhan permintaan pasar dan ekstraksi.
PT. ANTAM (Persero) Tbk saat ini sedangan melakukan operasi produksi nikel pada
daerah Pomalaa, selain operasi produksi, di wilayah pertambangan nikel PT.
ANTAM (Persero) Tbk juga di lakukan kegiatan eksplorasi pada blok blok yang
belum berproduksi, berdasarkan masalah – masalah di atas maka belum blok atau
wilayah yang belum berproduksi perlu adanya sebuah konsep pertambangan. Konsep
dimaksud adalah PERENCANAAN TAHAPAN ARAH KEMAJUAN TAMBANG
(PUSHBACK), yang meliputi rencana pembukaan blok blok baru, rencana batas akhir
penambangan, penjadwalan produksi, arah kemajuan dan tahapan penambangan.
Semua tahapan dalam pushback ini akan di rencanakan secara sistematis berdasarkan
data – data awal yang di perlukan dengan memperhatikan factor keamanan dan
ekonomis bagi perusahaan. Untuk menjawab permasalahan yang di hadapi yakni
aktifitas penambangan pada wilayah yang luas dengan memiliki jumlah blok yang
relative banyak, permintaan pasar dan ekstrasi, perencanaan pusbachk ini di lakukan
agar proses penambangan dapat di lakukan secara optimal.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Parameter – parameter apa saja yang menjadi dasar perancangan tahapan
penambangan (pushback)?
2. Bagaimana proses perancangan tahapan penambangan berdasarkan parameter
tahapan penambangan?
3

1.3.Maksud &Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui parameter – parameter apa saja yang menjadi dasar perancangan
tahapan penambangan (pushback).
2. Mengetahui proses perancangan tahapan penambangan berdasarkan parameter
tahapan penambangan.
1.4.Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini secara khusus membahas mengenai rancangan tahapan
penambangan (pushback) meliputi: arah kemajuan dan penjadwalan produksi,
pembagian blok – blok, jumlah volume ovenburden (BCM) dan ore (tonase) dan
batas akhir penambangan (Pit Limit) pada setiap bloknya.
Untuk menjawab konsep rancangan tahapan penambangan (pushback) maka ruang
lingkup penelitian dan pengolahan data meliputi:

1. Ruang lingkup penelitian: penelitian ini akan di fokuskan parameter –


parameter perancangan pushback diantaranya; pemodelan endapan,
perhitungan semberdaya dan cadangan, penyebaran kadar endapan,
pembagian blok – blok penambangan, penentuan batas akhir penambangan
dan parameter – parameter pendukung lainnya.
2. Ruang lingkup pengolahan data; perameter – parameter diatas nantinya akan
diolah menggunakan metode perhitungan cadangan, metode geostatistik,
interpolasi, metode – metode ini nantinya akan diolah dengan bantuan
perangkat lunak (software) surpac 6.5.1. Selanjutnya analisa data
menggunakan analisa deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif dengan cara
mengestimasi dan interpretasi data.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAN

2.1.Tahapan Penambangan (Pushback)


Push back merupakan bentuk - bentuk penambangan (mineable geometris) yang
menunjukan bagaimana suatu Pit akan ditambang dari titik awal masuk hingga
bentuk akhir Pit. Push back disebut juga sequence, phase, slice, dan stage (Jurnal
Pushback, Tri Budi Amperadi dan Rahman, 2015), tujuan umum dari pentahapan
(push back) adalah untuk membagi seluruh volume yang ada dalam overall Pit ke
dalam unit-unit Pit perencanaan yang lebih kecil, sehingga memudahkan
penanganannya. Adanya push back penambangan akan memudahkan perancangan
tambang yang amat kompleks menjadi lebih sederhana. Dalam merancang tahapan
penambangan parameter waktu harus diperhitungkan, karena waktu merupakan
parameter yang sangat berpengaruh dalam suatu penjadwalan tambang (mine
scheduling) untuk mengoptimalkan target produksi (Sulistyana W., 2010).
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang secara baik akan memberikan akses
ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup untuk operasi
peralatan kerja tambang. Salah satu hal terpenting adalah memperlihatkan minimal
satu jalan angkut pada setiap tahapan penambangan. Jika suatu akses jalan akan
dimasukan pada suatu tahapan penambangan, lebar awal di sebelah atas harus
ditambah untuk memberikan ruang ekstra. (Tri Budi Amperadi dan Rahman,2015),
Batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih diperbolehkan
dengan kemiringan lereng yang masih aman.
Metode untuk merancang sebuah batas tambang terbuka (ultimate open pit)
dibedakan oleh ukuran deposit, kuantitas dan kualitas data, kemampuan analisis, dan
asumsi dari seorang engineer tersebut.
5

Langkah pertama untuk perencanaan jangka panjang atau pendek adalah menentukan
batas dari tambang (baik terbuka maupun bawah tanah). Batas ini menunjukkan
jumlah endapan bijih yang dapat ditambang, dan jumlah material buangan
(overburden) yang harus dipindahkan selama operasi penambangan berlangsung.
Ukuran, geometri, dan lokasi dari tambang utama sangat penting dalam perencanaan
tempat penimbunan tanah penutup (overburden), jalan masuk, stockpile, dan semua
fasilitas lain pada tambang tersebut. Pengetahuan tambahan dari rancangan batas
tambang juga berguna dalam membantu pekerjaan eksplorasi mendatang. (Tri Budi
Amperadi dan Rahman,2015)
2.2.Parameter Kemajuan Tambang
2.2.1 Pemodelan Endapan Bijih
Model adalah representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau
konsep berupa penyederhanaan atau idealisasi dari bentuk alami dengan hasil
pemodelan berupa gambar fisik, citra, matematis/analitik. (Shalaho Dina Devy, Heru
Hendrayana, dan Dony Prakasa Eka Putra,2014), sedangkan model endapan biji
adalah sautu bentuk representasi dari keadaan yang sebenarnya dari bentuk badan
bijih yang ada di bawah permukaan mengenai karakteristik dan persebarannya.
Tujuan dari pemodelan bijih adalah untuk mengetahui jumlah endapan bijih dan
penyebarannya agar dapat mengetahui perubahan pada saat penambangan.
Koseptual model; di dalam melakukan pemodelan endapan bijih perlu adanya suatu
konsep yang doi sebut konseptual model. Konseptual model adalah gambaran
sederhana dari kondisi endapan bijih yeng ada dibawah permukaan bumi atau
representasi sederhana dari model alami/perubahan dari sistem fisik dan perilaku.
Konseptual model merupakan suatu gambaran sederhana dari endapan yang ada di
bawah permukaan bumi, biasanya disajikan dalam bentuk grafik (cross section) dan
blok diagram (blok model). Tujuan dari pembuatan konseptual model agar dapat
mengetahui bentuk endapan bijih di permukaan bumi. Hasil dari konseptual model
menghasilkan pemodelan 2D dan 3D. (Shalaho Dina Devy, Heru Hendrayana, dan
Dony Prakasa Eka Putra,2014)
6

Data dalam pemodelan; data-data yang diperlukan dalam proses pemodelan adalah
data pemboran dan data topografi dimana data pemboran yang dibutuhkan untuk
pemodelan diambil menjadi dua yaitu data pemboran survey meliputi: nama titik bor,
elevasi titik bor, koordinat titik bor, kedalaman lubang bor. Data survey ini berguna
untuk memberikan informasi tentang lokasi titik-titik bor, sehingga dapat
digambarkan pada lokasi. Data pemboran geologi meliputi: nama titik bor, batas
kedalaman lapisan atas dan batas kedalaman lapisan bawah, dan kode lithologi.
Kemudian dari data bor tersebut dapat dihasilkan peta penyebaran endapan bijih
nikel, sehingga kita dapat mengetahui letak dan bentuk sebaran endapan bijih nikel.
Data collar menggambarkan penyebaran atau distribusi titik bor pada titik koordinat
terhadap posisi x, y, dan z. Data assay menggambarkan informasi kadar bijih dari
hasil kegiatan eksplorasi.
2.2.2 Estimasi Cadangan Bijih
Perhitungan cadangan ini sangat penting karena digunakan untuk menghitung nilai
ekonomis suatu mineral sehingga dapat dihitung pula kelangsungan hidup
tambangnya. Untuk bisa menghitung volume estimasi dari cadangan yang
dibutuhkan, diperlukan adanya suatu teknologi yang dapat melakukan estimasi serta
perhitungan cadangan atau deposit yang dapat menggambarkan baik posisi, bentuk,
serta ukuran dari lapisan endapan ini. Terdapat beberapa teknologi yang dapat
digunakan dalam proses perhitungan cadangan ini, di antaranya adalah perhitungan
dengan model penampang dan pemodelan tiga dimensi (3D).
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemodelan 3D adalah metode estimasi
serta metode model blok (block model). Metode estimasi berupa estimasi langsung
dan IDW (Inverse Distance Weighted). Masing-masing metode estimasi tersebut
menggunakan metode gridding untuk memberikan data model yang beraturan.
Metode selanjutnya adalah metode model blok yang memodelkan hasil estimasi
tersebut ke dalam bentuk unit-unit model blok yang dinamakan cell dengan ukuran X,
Y, Z. (Fiandri I. Rinawan, Hary Nugroho, dan Romzi Rio Wibawa, 2014)
7

Untuk mengetahui jumlah cadangan terukur menggunakan metode inverse distance


dengan COG. Langkah-langkah kerja adalah melakukan deskripsi terhadap conto
pengeboran kemudian dianalisis di laboratorium kemudian melakukan perhitungan
cadangan dengan metode inverse distance. Jumlah cadangan terukur menggunakan
metode Inverse Distance dengan bantuan software surpac 6.2. Dalam melakukan
perhitungan cadangan diperlukan data: Data assay adalah data hasil analisis kadar
nikel, Data collar adalah data koordinat dan elevasi titik bor, Data litologi adalah data
litologi profil nikel laterit titik bor, Data survey adalah data total kedalaman titik bor.
Prinsip penaksiran metode Invers distance adalah dilakukan teknik pembobotan titik
data yang didasarkan pada: Letak grid atau blok yang akan ditaksir terhadap letak
data conto, Kecenderungan penyebaran data kualitas, Orientasi setiap conto yang
menunjukkan hubungan letak ruang antar conto.
Salah satu software yang membantu dalam perhitungan cadangan dengan metode
inverse distance adalah software Surpac 6.5.1 yang memberikan kemudahan dengan
memasukan data yang dibutuhkan dan hasil yang diperoleh dalam bentuk blok model
3D (tiga dimensi). (Alam Budiman Thamsi,2016)
2.2.3 Sistem penambangan
Sistem penambangan yang akan diterapkan adalah sistem tambang terbuka open pit
mining. Penentuan sistem penambangan yang digunakan sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal diantaranya adalah:
a. Letak kedalaman endapan, apakah dekat dengan permukaan bumi atau jauh dari
permukaan bumi.
b. Pertimbangan ekonomis yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal.
dengan “Mining Recovery” yang maksimal dan relatif aman.
c. Geometri penambangan.
d. Pertimbangan teknis.
e. Pertimbangan teknologi yang akan digunakan.
8

Secara garis besar aktivitas penambangannya dimulai dari pembersihan lahan


tambang (land clearing), pengupasan lapisan penuutup (striping), penggalian
(loosening), pemuatan dan pengangkutan, pencampuran (Blending), Penimbunan
pada stockyard dan penjualan. (Sahrul, Musnajam, dan Asnun, 2016).
2.2.4 Rancangan Batas Akhir Penambangan (Pit Limit)
Penentuan rancangan batas akhir kegiatan penambangan (Ultimate Pit Limit)
mempertimbangkan perolehan maksimal jumlah cadangan yang dapat ditambang
(tonase dan COG) dari total endapan bijih yang tersedia. Parameter-parameter yang
dipertimbangkan dalam menentukan rancangan batas akhir penambangan adalah Cut
Off Grade (COG) atau nilai kadar batas ekonomis tambang dan kadar batas ekonomis
rata-rata, jumlah Stripping Ratio (SR) yang diperbolehkan, rekomendasi geoteknik
untuk kemiringan akhir jenjang, dan batas izin usaha pertambangan (IUP) eksploitasi,
perkampungan, hutan lindung, jalan, dan sungai.
Untuk memperkirakan volume overburden dan bijih nikel yang dirancang, digunakan
metode perhitungan dengan bantuan software gemcom surfac 6.3. Perhitungan ini
menggunakan block model 3 dimensi untuk menentukan volume berdasarkan batas-
batas blok yang dibuat.
Dalam perhitungan volume yang dilakukan ukuran block model yang digunakan yaitu
untuk Parent cell atau blok yang paling utama dan paling besar dibentuk (x y z)
sedangkan sub cell atau blok yang dibuat lebih kecil serta batas dari blok yang
digunakan sebagai batas perhitungan yaitu topografi sebagai batas atas penambangan
(top surface) sedangkan yang menjadi batas bawah penambangannya (bottom
surface) yaitu rancangan batas akhir penambangan (ultimate pit limit) maka
didapatkan volume overburden dan bijih yang dihasilkan dari blok tersebut.
Penentuan rancangan batas akhir penambangan ini merupakan rancangan batas akhir
penambangan selama 1 minggu menggunakan software Gemcom Surfac 6.3. Tahap
penentuan rancangan batas akhir penambangan yang dilakukan pada Blok
9

direpresentasikan melalui sebuah garis potong A ke A’ dengan mempertimbangkan


perubahan topografi signifikan yang terjadi seiring proses pengupasan setiap harinya.
(Sahrul, Musnajam, dan Asnun, 2016).
2.3.Daerah Penelitian
PT Antam (Persero). Tbk UBPN Sultra adalah badan usaha milik Negara yang
bergerak di sektor pertambangan dan pengolahan bijih nikel yang memiliki wilayah
IUP yang berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
Tenggara. PT Antam Tbk mempunyai beberapa front penambangan, salah satunya
Bukit Cheeroke. Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka
dengan metode open cast. Bijih nikel yang ditambang mempunyai kadar Ni >1,8%.
Endapan bijih nikel pada Bukit Cheeroke mempunyai kadar Ni >1,8% berada di
daerah yang relatif datar sehingga diperlukan metode penambangan yang tepat sesuai
dengan keadaan endapan bijih nikel dengan kemajuan penambangan per bulan
sampai dengan mine out. PT ANTAM. Tbk UBPN Sulawesi Tenggara adalah salah
satu badan usaha milik negara yang melakukan penambangan dan pengolahan bijih
nikel menjadi ferro nikel di Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi
Sulawesi Tenggara. Wilayah penambangan PT ANTAM (Persero) Tbk. UBPN
Sulawesi Tenggara terbagi menjadi 4 yakni tambang bagian utara, tambang bagian
tengah, tambang bagian selatan dan pulau Maniang. Sistem penambangan yang
digunakan di bukit Cheeroke adalah open cast dengan bijih nikel yang ditambang
mempunyai kadar Ni >1,8%, menurut pemodelan cadangan endapan bijih nikel yang
mempunyai kadar Ni >1,8% sudah berada didaerah datar, oleh sebab itu perlu perlu
dilakukan perencanaan penambangan yang meliputi metode penambangan, geometri
jenjang, pit desain, penentuan kebutuhan alat-alat mekanis yang akan digunakan,
serta penjadwalan produksi bijih nikel sesuai dengan target produksi yang ditetapkan.
Keadaan geologi daerah penelitian;
Lokasi kesampaian daerah dapat ditempuh melalui Surabaya, dengan jalur dari
Surabaya ke Makassar, dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat udara selama 2
jam, kemudian dari Makassar menuju Kendari dapat ditempuh menggunakan pesawat
10

yang lebih kecil ditempuh selama waktu ±45 menit, selanjutnya dari Bandara
Haluoleo menuju PT. Antam (Persero), Tbk menggunakan kendaraan roda empat
selama ± 30 menit.
2.4.Aplikasi Konsep Perancangan Pushback
Dalam rangka aplikasi konsep model untuk melakukan perancangan pushback
disajikan kajian hasil penelitian terdahulu dari beberapan jurnal terkait yang dapat
berguna sebagai salah satu pemikiran framework untuk penerapan model 3D dalam
penentuan pushback pada tambang nikel di daerah Pomala, Sulawesi Tenggara dan
daerah Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah.
Untuk menentukan rancangan tahapan penambangan membutuhkan data pemodelan,
perhitungan cadangan, serta rancangan tahap-tahap penambangan dan
mempertimbangkan factor keamana dan perolehan tambang (mining recovery).
Pemodelan ini dapat dilakukan dengan menggunakan Sofware Gemcom Surpac 6.3.
Berdasarkan hasil penelitian (Sahrul, Musnajam, dan Asnun,2016). Mengenai
rencangan tahapan (pushback) penambangan endapan bijih nikel daerah Morowali
Provinsi Sulawesi Tengah. Diketahui total tonase cadangan endapan bijih nikel yang
ditambang sebesar 61.379 ton sedangkan tonase ovenburden 170.139 ton (stripping
ratio 1:2,8), kemiringan lereng tunggal yang diperoleh adalah 60o, dengan ketinggian
dan lebar bench masing-masing 4 meter dan 1,33 meter serta lebar jenjang kerja 2,66
meter. Dengan menggunakan Gemcom Surpac 6.3 tahapan penambangan dapat
dilakukan dalam 7 hari. Penambangan bijih nikel dihari pertama dengan luas blok
0,49 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar 2.503 ton dengan
perbandingan stripping ratio adalah 12:1. Penambangan endapan bijih nikel pada hari
kedua dengan luas blok 0,25 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh
10.085 ton dengan perbandingan stripping ratio 2:1. Penambangan endapan bijih
nikel pada hari ketiga dengan luas blok 0,35 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel
yang diperoleh sebesar 5.423 ton dengan perbandingan stripping ratio adalah 5:1.
Penambangan endapan bijih nikel pada hari keempat dengan luas blok 0,39 dengan
jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar 3.041 ton dengan perbandingan
11

stripping ratio adalah 9,87:1. Penambangan endapan bijih nikel pada hari kelima
dengan luas blk 0,32 Ha dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar
14.084 ton dengan perbandingan stripping ratio adalah 1,3:1. Penambangan endapan
bijih nikel pada hari keenam dengan luas blok 0,62 Ha dengan jumlah endapan bijih
nikel yang diperoleh sebesar 12.249 ton dengan perbandingan stripping ratio adalah
1,7:1. Penambangan endapan bijih nikel pada hari ketujuh dengan luas blok 0,39 Ha
dengan jumlah endapan bijih nikel yang diperoleh sebesar 13.994 ton dengan
perbandingan stripping ratio adalah 3,2:1.
Untuk menentukan rancangan teknis penambangan diperlukan data permodelan,
perhitungan cadangan, dan rancangan penambangan sehingga akan dihasilkan
rancangan penambangan yang terjadwal dan kedepannya akan digunakan pada
perencanaan tambang berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian (I Made Darmawan
Mega Putra, Waterman S.B., dan Indah Setyowati,2016) mengenai rancangan teknis
penambangan bijih nikel daerah Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara diketahui data
cadangan yang diperoleh dari blok model didapat cadangan 153.755ton dengan kadar
Ni 1,8% dengan umur tambang selama 5 bulan dengan metode penambangan yang
digunakan adalah open pit secara selektif. Hasil rancangan pada bulan pertama
sebesar 26.734ton dengan waste 40.443 ton. Selanjutnya pada bulan kedua bijih nikel
yang tertambang sebesar 32.747ton dengan waste yang terbongkar 39.970. Pada
bulan ketiga bijih nikel yang tertambang sebesar 33.175ton dengan waste yang
terbongkar 38.413 ton. Pada bulan keempat bijih nikel yang tertambang sebesar
32.677 dengan waste yang terbongkar 36.843ton dan pada bulan kelima bijih nikel
yang terbongkar sebesar 28.422ton dengan waste yang terbongkar 38.223 ton.
Dari hasil kajian beberapa penelitian ini maka model 3D dapat di aplikasikan pada
perancangan pushback kontur studi kasus tambang nikel di daerah Pomala Sulawesi
Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pushback atau kemajuan
tambang yang akan dibuat melalui model 3D penyebaran endapan bijih kemudian
melakukan overlife terhadap kontur topografi, mentukan pit limit dan merancang
geometri penambangan. Dengan variable-variable data diatas dapat menjadi
12

parameter untuk melakukan rancanagn kemajuan tambang. Penelitian ini nantinya


akan direkomendasikan adalah arah kemjuan tambang, jumlah waktu, serta cadangan
dan overburden yang akan ditambang dari setiap bloknya.
13

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Pada rencana tahap penambangan di PT. Antam (Persero),Tbk merupakan penelitian
yang bersifat terapan (aplikatif), Penelitian ini berkaitan dengan arah kemajuan
tambang atau perancangan pushback untuk dapat membuat model 3D penyebaran
endapan bijih, melakukan overlife terhadap kontur topografi, menentukan pit limit
dan merancang geometri penambangan serta menggunakan software surpac 6.5.1
untuk mendesain kemajuan tambang, jumlah waktu dan menghitung cadangan dan
ovenburden yang akan di tambang setiap bloknya.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam melakukan penelitian ini antara lain:
1. Data Topografi: Sebagai data dasar dalam basis data pemodelan, data topo juga
nantinya di gunakan sebagai batas atas dalam perancangan pit, pembagian blok
dan arah kemajuan tambang.
2. Data Geologi; Sebagai data dasar dalam analisis pemodelan yang mana data
geologi dapat menjadi pembanding ketika melakukan analisis persebaran kadar. Data
analisis persebaran kadar merupakan dasar dalam melakukan perancangan pit, pit
limit, blok dan arah kemajuan tambang.
3. Data Pemboran: Berisikan data survey, geologi, collar dan assay yang menjadi
basis data pemodelan. Data pemodelan ini yang nantinya di gunakan untuk
mengestimasi cadangan, ore body, letak dan sebaran endapan bijih nikel.
4. Data Assay dan COG: Data assay adalah hasil analisis kadar bijih dan mengetahui
jumlah cadangan terukur dalam menentukan rancangan batas akhir penambangan,
sedangkan COG merupakan Batasan nilai ekonomis. Data COG ini nantinya di
gunakan untuk menentukan batas akhir penambangan atau PIT Limit, sampai
14

kedalaman berapa dan sampai pada kadar bijih terendah yang masih dapat di tambang
dan bernilai ekonomis.
5. Data Geoteknik: Data geoteknik berupa dimensi jenjang yg sudah di perhitungkan
factor keamanan lereng. Data ini nantinya akan digunakan sebagai dasar pada
perencanaan geometri penambangan dari topografi sampai batas bawa pit yang akan
di rencanakan.
6. Data Target Produksi, Jumlah Waktu Kerja,Produktifitas Unit, Unit Power: Data
– data ini menjadi data pendukung dalam perencanaan pushback di dalam
menentukan besarnya produksi dan umur tambang pada setiap bloknya.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data Sekunder. Sebelum melakukan
pengelompokan data terlebih dahulu dilakukan study literatur terkait rencana
penambangan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
Tahapan persiapan merupakan studi pustaka, meliputi pengumpulan informasi awal
dan melakukan studi literature terkait perusahaan.
3.4.2. Tahap Penelitian
Dalam tahap penelitian ini dilaku pada daerah Pomala,Sulawesi Tenggara melakukan
pengambilan data peta topografi,peta geologi, data pemboran terdiri dari geologi,
collar, survey, data assay dan COG, data geoteknik, data target produksi, jumlah
waktu kerja, produktifitas unit dan unit power.
3.5 Tahap Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Tahap Pengolahan
Berdasarkan konsep perancangan pushback maka pengolahan data dibagi kedalam
lima kelompok atau tahapan utama antara lain: 1) Pembuatan Model Endapan Bahan
Galian, 2) Perhitungan dan Estimasi Cadangan, 3) Penerapan System, Pembagian
Blok dan Geometri Penambangan, 4) Penentuan Batas Akhir Penambangan (Pit
Limit),
15

5) Penjadwalan Produksi dan Arah Kemajuan Tambang. Maka terlebih dahulu


dilakukan pengelompokan data berdasarkan masing masing bagian. Gambar 3.2 dapat
dijelas kan secara ringkas mengenai alur atau proses pengolahan data.

1. Pembuaan Model Endapan Bahan Galian


Pembuatan model endapan merupakan tahapan awal dalam penentuan
pushback. Dalam pembuatan model ini menggunakan data pemboran yang
meliputi survey, geologi, collar, assay, data-data ini didapat dari hasil
pemboran eksplorasi yang di lakukan oleh PT. Antam (Persero) Tbk.
Metode yang di gunakan dalam pembuatan model endapan ini adalah block
model dengan menggunakan prinsip trianggulasi yang diolah dengan
menggunakan perangkat lunak (software) Surpac 6.5.1. Kemudian dengan
mengoverley terhadap peta topografi maka kedudukan endapan dapat
diketahui. Kedudukkan endapan di maksud adalah persebaran secara lateral
dan vertical, secara lateral dapat dibuat atau diketahui bondary persebaran
endapan yang menjadi dasar bondary pitnya, dan secara vertical dapat
diketahui letak kedalaman endapan tersebut.
2. Perhitungan dan Estimasi Cadangan
Perhitungan dan estimasi cadangan merupakan tahapan selanjutnya setelah
pembuatan model endapan. Dalam perhitungan cadangan ini menggunakan
data pemodelan sebagi batas samping dan batas bawah atau boundary, data
topografi sebagi batas atasnya, Metode yang digunakan dalam perhitungan
cadangan adalah IDW (Inverse Distance Weighted). Salah satu perangkat
lunak yang membantu dalam perhitungan cadangan dengan metode inverse
distance weighted adalah Sofware Surpac 6.5.1 yang memberikan
kemudahan dengan memasukan data yang dibutuhkan.
3. Penerapan System, Pembagian Block, dan Geometri Penambangan
Penerapan system, pembagian block, dan geometri penambangan
merupakan tahapan selanjutnya setelah perhitungan dan estimasi cadangan.
16

Dalam menentukan system, pembagian block, dan geometri penambangan


dibutuhkan variable data assay yang sudah diolah dalam bentuk model
persebaran kadar, data topograf adalah data nantinya sebagai dasar dalam
mentukan system penambangan dan pembagian bloknya. Data geoteknik
adalah data yang nantinya digunakan sebagi dasar perencanaan geometri
penambangan, data ini didukung dengan data topografi sebagai batas bawah
pit yang akan direncanakan.
4. Penentuan Batas Akhir Penambangan (Pit Limit)
Penentuan batas akhir penambangan (Pit Limit) merupakan tahap
selanjutnya setelah penerapan system, pembagian block, dan geometri
penambangan. Dalam penentuan batas akhir penambangan dibutuhkan data
geometri penambangan, model persebaran kadar endapan nikel, data
topografi, data Cut Off Grade, data ini nantinya digunakan untuk menetukan
batas akhir endapan bijih nikel yang akan di tambang. Data geometri
penambangan nantinya digunakan untuk sebagai dasar perencanaan
geometri penambangan dari atas sampai batas bawah blok yang akan di
rencanakan, dari data ini juga dapat mengetahui jumlah level penambangan
pada blok tersebut. Model persebaran kadar endapan bijh pada suatu blok
akan menujukan kumpulan-kumpulan kadar yang akan di golongkan
kedalam low grade, medium grade, hight grade dengan adanya model
seperti ini dengan mudah dapat mengetahui lateral dan vertical, selanjutnya
digabungkan dengan data Cut Off Grade maka dapat diketahui batas
penambangan lateral dan vertical. Pit limit ini nantinya dapat menghasilkan
jumlan ovenburden (BCM) yang akan dibongkar dan jumlah ore (tonase)
yang akan ditambang.
5. Penjadwalan Produksi dan Arah Kemajuan Tambang
Penjadwalan produksi dan arah kemajuan tambang merupakan tahap
selanjutnya setelah penentukan batas akhir penambangan. Dalam
penjadwalan produksi dan penentuan umur tambang membutuhkan data
17

cadangan dari pit limit dari setiap blok dan data target produksi.
Perbandingan antara cadangan dan target produksi maka umur tambang
masing - masing blok atau setiap blok dapat diketahui. Penjadwalan
produksi perblok nantinya dapat dibagi kedalam jadwal produksi yang lebih
kecil lagi sesuai kemampuan kerja alat dan target produksi. Selanjutnya
digabungkan dengan data blok – blok dan data topografi serta parameter lain
diantarnya kadar, penempatan disposal dan akses jalan angkutnya maka
dapat ditentukan arah kemajuan tambang untuk semua blok.
18

B Survey P Model Sumberdaya


A E Endapan Cadangan
Nikel
S M
Geologi
I O
S D Data Topografi,
Penyebaran
Data Geologi
D Collar E Kadar
ȁ Nikel
Endapan
A L
T A
A Assay N PROSES

Blok
Data Topografi,
Penambangan
COG, Data
(Compartement)
Geoteknik

PROSES

Data Geoteknik,
Pit Limit Data topografi,
Data Pit Limit

PROSES

AA

Data Target
Ovenburden Produksi
(BCM) Ore
(Tonase)

PROSES

Umur
Tambang
Blok
Data Topografi,
Penambanga
PROSES Data Geologi
(Compertement)
19

Pushback

Gambar 3.1
Diagram alir pengolahan data
20

Start

Studi Pustaka
1. Tinjauan Teori
 Tentang Rencana Pushback
2. Tinjauan Pustaka
 Jurnal – jurnal Penelitian Terdahulu
 Tijauan Umum Perusahaan

Studi Lapangan
Pengambilan Data Perancangan Pushback

Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Pengolahan Data – Data Pushback
2. Estimasi dan Interpretasi Data Rancangan Pushback

Pembahasan
1. Pembahasan Mengenai Rancangan Pushback
2. Penjadwalan Produksi
3. Arah Kemajuan dan Tahapan Penambangan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2
Diagram Alir Penelitian
21

3.6 Rencana dan Jadwal Kegiatan


BULAN BULAN BULAN
No. Rencana Kegiatan KE-1 KE-2 KE-3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Pustaka

2 Orientasi Lapangan

3 Pengambilan Data Penelitian

4 Pengolahan Data

5 Recheck and Resave Data

6 Analisis Data dan Kesimpulan

7 Penyusunan Laporan

8 Bimbingan (Konsultasi)
22

DAFTAR PUSTAKA

Tri Budi Amperadi dan Rahman, (2015), Rancangan Teknis Desain PUSHBACK
Penambangan, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur

Sulistyana, W., (2010), Perencanaan Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan,


UPN”Veteran”Yogyakarta, Yogyakarta

Mega Purta, I Made Darmawan dkk, (2016), Rencana Teknis Penambangan Bijih
Nikel DiBukit Cheeroke PT. ANTAM (Persero) Tbk, Jurusan Teknik
Pertambangan, UPN”Veteran”Yogyakarta, Yogyakarta

Sahrul, Musnajam, dan Asnun, (2016), Rancangan Tahapan (PUSHBACK)


Penambangan Endapan Bijih Nikel Pada PT. HENGJAYA MINERALINDO,
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka,
Sulawesi Tenggara

Ardiansyah Rahman, Djamaluddin, dan Hasbi Bakri, (2015), Pemodelan Sumberdaya


Nikel Laterit Pada Block C PT. ANUGRAH HARISMA BARAKAH, Jurusan
Teknik Pertambangan, Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan

Anda mungkin juga menyukai