SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH :
ARI IRWANDI
F1B213009
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul
BARAT KABUPATEN BOMBANA”. Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Teknik Pertambangan
hambatan. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Asfar, ST., M.Si yang dengan penuh ketabahan hati telah meluangkan waktu,
tenaga serta pikiran dalam mengarahkan dan membimbing penulis selama proses
Melalui kesempatan besar ini dengan hormat dan segenap hati penulis
haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua penulis Ibunda tercinta
dan ketabahan hati dalam mendidik, dan membesarkan penulis. Semoga Allah
iii
Dalam kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih
3. Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITK) Universitas Halu Oleo
5. Bapak Drs. Firdaus, M.Si, Bapak Erwin Anshari S.Si., M.Eng dan Bapak
Marwan Zam Mili, S.T., MT selaku Dewan Penguji yang telah memberikan
banyak masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir.
6. Seluruh dosen dan staf yang telah memberikan ilmu selama penulis berada di
Oleo
8. Saudara kakak dan adik saya yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
Halu Oleo khususnya angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan namanya
satu persatu semoga kelak ilmu yang kita cari bersama dapat memberikan
10. Kepada seluruh pihak yang telah memberi berkontribusi yang tidak dapat
iv
Penulis menyadari dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih terdapat
penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut dan penulis tentunya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari seluruh pembaca.
penulis dan semua pihak yang membacanya. Semoga Allah SWT selalu
memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam mencari Ilmu yang
Penulis
v
RANCANGAN PUSH BACK PENAMBANGAN NIKEL BERDASARKAN
ARAH SEBARAN BIJIH PADA BLOK B PT.TIMAH INVESTASI
MINERAL
ABSTRAK
vi
NICKEL MINING PUSH BACK DESIGN BASED ON ORE
DISTRIBUTION DIRECTION IN BLOCK B PT. TIMAH INVESTASI
MINERAL
ABSTRACT
The push back design is mining forms that indicate how a pit will be mined from
the initial stage to the final stage of the mine design (Pit Limit). Administratively,
PT Timah Investasi Mineral is located in Bombana Regency, West Kabaena
District, Baliara Village, the distance from Kendari to Bombana is ± 8 hours by
land and sea lane by land travel ± 4 as well as by sea by ± 4, to the study site. This
research focuses on Block B with the aim of making a Push Back design to meet
the production target of 30,000 tons / month taking into account a loosing factor
of 10% and an average level of 1.5% Ni. Based on the estimation results it is
known that the total reserves are 124,040 tons, The push back design is made of 4
push backs based on monthly production targets, namely: the first month of
reserves 33,038 tons the average level of Ni 1.92%, then continued in the second
month, namely on the second push back with reserves of 32,138 tons Ni levels an
average of 1.94%, continued with the third push back total reserves of 25,490 tons
with an average Ni of 1.47% and continued with the fourth push back in total
reserves of 33,347 tons with an average Ni of 1.89%.
Keywords: Push Back, Production Target, Pit Limit
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 3
V. PENUTUP
A. Kesimpulan 43
B. Saran 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 tahapan bukaan tambang 10
Gambar 2.2 perencanaan kemajuan tambang 11
Gambar 2.3 Sumberdaya Hipotetik untuk Studi awal penentuan rancangan 11
Gambar 2.4 Bentuk rancangan Push Back Sumberdaya Hipotetik. 12
Gambar 2.5 Bagian-Bagian Jenjang 15
Gambar 2.6 Working Bench dan Safety Bench 16
Gambar 2.7 Catch Bench 16
Gambar 2.8 Overall Slope Angle 17
Gambar 2.9 Sketsa perhitungan volume dengan rumus mean area. 18
Gambar 2.10 Sketsa perhitungan volume dengan rumus prismoida 19
Gambar 2.11 Sketsa perhitungan volume dengan rumus kerucut terpancung 20
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian 27
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian 31
Gambar 4.1 Bentuk dan sebaran bijih blok B dengan COG 1,5% Ni
(Utara - Selatan) 32
Gambar 4.2 Bentuk dan sebaran bijih blok B dengan COG 1,5% Ni
(Timur - Barat) 32
Gambar 4.3 Blokmodel blok B 33
Gambar 4.4 Pit Limit 34
Gambar 4.5 Pembagian sub-blok penambangan blok B (tampak atas) 35
Gambar 4.6 pit bulan pertama beserta sub-blok penambangannya 37
Gambar 4.7 pit bulan kedua beserta sub-blok penambangannya 39
Gambar 4.8 Pit bulan ketiga beserta sub-blok penambangannya 40
Gambar 4.9 Pit bulan keempat beserta sub-blok penambangannya 42
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Alat dan bahan yang digunakan 30
Tabel 4.1 Sub-blok yang dibuka bulan pertama 36
Tabel 4.2 Sub-blok yang dibuka bulan kedua 38
Tabel 4.3 Sub-blok yang dibuka bulan ketiga 39
Tabel 4.4 Sub-blok yang dibuka bulan ketiga 41
x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor usaha pertambangan khususnya dalam skala besar adalah salah satu
sektor usaha yang membutuhkan modal yang besar. Kebutuhan modal yang besar
dilaksanakan. Dalam hal ini tahap perencanaan produksi adalah suatu tahap untuk
yang melibatkan beberapa hal antara lain perhitungan cadangan, geometri, pit
yang memegang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan seluas 300 Ha.
Blok A, Blok B dan Blok C. Sistem penambangan bijih nikel yang diterapkan
oleh PT.Timah Investasi Mineral Site Kabaena adalah sistem tambang terbuka.
1
2
yang dirancang selama ini bersifat jangka panjang, dengan pengeluaran biaya
produksi yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena kurangnya strategi atau
jangka pendek dengan tujuan membagi cadangan yang ada kedalam unit-unit kecil
berdasarkan target produksi dan stripping ratio dalam bentuk rancangan push
back.
agar dapat berjalan lebih terencana dan sesuai dengan kondisi aktual pada
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana merancang push back penambangan bijih nikel di
Blok B PT.Timah Investasi Mineral Site Kabaena berdasarkan target produksi dan
stripping ratio.
C. Tujuan Penelitian
maka tujuan dari penelitian ini adalah membagi cadangan yang ada kedalam sub
blok berdasarkan stripping ratio dan target produksi dalam bentuk rancangan push
D. Manfaat Penelitian
dengan aktifitas dunia kerja serta membuka wawasan mengenai proses rancangan
yang ada pada daerah penelitian untuk menyusun rancangan push back
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
mineral dana tau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral
ikutan.
a) Pembabatan (clearing)
d) Pemuatan (loading)
e) Pengangkutan (hauling)
relative lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Ini
4
5
artinya setiap proses pertambangan selalu mempunyai dua sisi yang saling
diragukan lagi bahwa sektor ini menyokong pendapatan negara selama bertahun-
merubah total iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan
tambang dari batu-batuan atau pasir seperti dalam pertambangan pasir di sungai,
Mineral dan Batubara, pada pasal 1 dijelaskan bahwa Operasi Produksi adalah
galian. Dalam operasi produksi dikenal istilah IUP Operasi Produksi, dimana IUP
Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan
kegiatan serta urutan teknis pelaksanaan dalam berbagai macam anak kegiatan
6
mencakup berbagai hal selain aspek teknis, aspek ekonomis, analisis dampak
dan panjang.
terduga atau ada perubahan data dan informasi atau timbul hambatan yang
tambang agar dapat dilakukan dengan lebih mudah, berikut ini adalah tugas yang
Maksud dari penentuan batas pit ialah menetukan batas akhir (limit) dari
berapa banyak bahan galian yang akan ditambang, namun dalam penentuan
b) Perancangan sequence
merupakan suatu tahapan yang penting, karena pada tahapan ini membuat
penentuan pit limit menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi, sehingga
lebih mudah untuk dikerjakan, dan dalam perancangan bentuk tiga dimensi
c) Penjadwalan produksi
dimana pada tahap ini jumlah tanah penutup dengan jumlah bahan galian
yang akan ditambang dalam periode tertentu berdasarkan urutan waktu dan
target produksi.
d) Pemilihan alat
Setelah diketahui produksi yang akan dicapai, maka tahap selanjutnya adalah
tersebut, selain pemilihan alat untuk produksi, alat pun dipilih untuk proses
pengembangan tambang.
operasi dan kapital, dimana perhitungan biaya operasi dan kapital ini
berdasarkan target produksi yang akan dicapai serta pemilihan alat yang akan
digunakan, selain itu pada tahap ini juga dapat ditentukan jumlah waktu kerja
dan shift kerja yang diperlukan untuk mencapai target produksi yang telah
direncanakan.
dilakukan penentuan batas akhir pit (pit limit), pushback untuk memaksimalkan
sebagai berikut :
1. SR (Stripping Ratio)
Pada tambang terbuka untuk menentukan kedalaman dari sebuah pit, perlu
diperhatikan secara detail kalkulasi dari seberapa banyak material pengotor yang
akan digali sebelum menambang ore, perbandingan antara jumlah material tanah
penutup yang akan dipindahkan dengan ore yang akan ditambang disebut nisbah
biaya dan pendapatan yang akan diperoleh dari pengupasan tanah penutup
terhadap harga jual dari ore dan produk lainnya, jika ada. Dengan kata lain biaya
yang akan dikeluarkan untuk pengupasan tanah penutup dapat menutupi biaya
untuk dapat menambang ore dengan maksimum kedalaman yang telah ditentukan.
(Tatiya, 2013)
penutup) yang harus dipindahkan terhadap satu ton ore yang ditambang. Hasil
suatu perancangan pit akan menentukan jumlah tonase waste dan ore yang
mengisi pit. Perbandingan antara material penutup (limonite) dan ore (saprolite)
Salah satu cara untuk menguraikan secara geometri pushback secara effisien
menunjukkan jumlah dari waste yang harus dipindahkan dan jumlah secara
kuantitas ore yang akan ditambang. Ratio atau perumusan dapat dirumuskan pada
persamaan berikut.
SR= ..………………….………………………………………(1)
SR= ….……………………...……………………………..(2)
10
Batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih
Metode untuk merancang sebuah batas tambang terbuka (ultimate open pit)
dibedakan oleh ukuran deposit, kuantitas dan kualitas data, kemampuan analisis,
dan asumsi dari seorang engineer tersebut. Langkah pertama untuk perencanaan
jangka panjang atau pendek adalah menentukan batas dari tambang (baik terbuka
maupun bawah tanah). Batas ini menunjukkan jumlah batubara yang dapat
penutup (overburden), jalan masuk, stockpile, dan semua fasilitas lain pada
3. Blok Model
sarana untuk pemodelan tubuh 3-D dari titik dan data interval seperti data sampel
drillhole. Blok Model terdiri dari nilai-nilai interpolasi daripada pengukuran yang
benar. Ini menyediakan metode untuk memperkirakan volume, tonase, dan nilai
D. Push Back
dari proses perancangan tambang yang terkait dengan masalah pencapaian target
informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan rencana kemajuan tambang pada
yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang dari titik awal masuk
hingga bentuk akhir pit. Tujuan dari push back adalah untuk menyederhanakan
seluruh volume yang ada dalam overall pit ke dalam unit-unit pit penambangan
yang lebih kecil. Dengan demikian, problem perancangan tambang tiga dimensi
mempelajari tingkat distribusi bijih dan topografi dalam banyak kasus, maka
akan sampai pada suatu strategi pengembangan pit secara logis dalam jangka
waktu yang relatif singkat. Rancangan push back penambangan yang baik
memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang
rata tertitinggi (APR). Lalu semakin kebawah akan memiliki APR semakin
rendah. APR merupakan average profit ratio atau keuntungan rata – rata yang
didapat dari pemasukan dibagi semua biaya untuk pembokaran lihat Gambar 2.1.
Dengan APR yang tinggi maka, IPR (incremental profit ratio) akan semakin
penambangan.
Keterangan :
A, B, C, D, E, F, dan G merupakan push back
mempelajari penyebaran bijih dan topografi maka akan diperoleh suatu cara untuk
membuat strategi pengembangan pit secara logis dalam waktu yang relatif singkat.
akses kesemua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup untuk
operasi peralatan kerja tambang secara efisien. Salah satunya adalah dalam
Rancangan push back untuk bahan galian yang datar atau relatif datar
akan berbeda dengan yang berbentuk singkapan termasuk dalam hal ini
Rock type 1 merupakan tanah penutup yang harus dibongkar, dan rock type
Dalam perancangan akan dapat diketahui volume dari rock type 1 dan rock type 2
yang akan terbongkar setelah perancangan push back dilakukan lihat Gambar 2.4.
menentukan besar cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan kualitas bijih)
Ultimate pit slope ini juga berpengaruh pada eksplorasi lanjut, tahap
volume tanah penutup yang harus dipindahkan terhadap satu ton bijih yang
ditambang. Hasil suatu perancangan pit akan menentukan jumlah tonase bahan
galian dan volume tanah penutup yang berada di pit tersebut. Perbandingan antara
tanah penutup dan bahan galian tersebut akan memberikan nisbah pengupasan
4. Metode Penambangan
Pada umumnya metode ini diterapkan apabila bijih yang akan ditambang
berbentuk bukit atau bijih terletak pada suatu daerah pegunungan, misalnya pada
5. Geometri Jenjang
ketinggian berapa alat dapat bekerja efektif. Lebar jenjang berhubungan dengan
penentuan ukuran minimal dimana alat dapat beroperasi dengan baik. Panjang
yang digunakan, yang digali dan kondisi kerja. Tinggi jenjang yang sesuai
dengan ukuran excavator menjamin keselamatan dan efisiensi kerja yang tinggi,
dimana peralatan dapat bekerja secara optimal dan dapat memindahkan material
bendera tesebut. Komponen dasar pada pit adalah jenjang lihat Gambar 2.5.
Crest adalah pucuk atau ujung suatu jenjang, sedangkan toe adalah dasar
atau pangkal suatu jenjang. Sudut yang dibentuk garis yang menghubungkan crest
berukuran lebih besar dari jenjang biasa. Hal ini bertujuan agar alat yang
untuk menangkap material yang longsor. Jenjang ini biasanya dibuat pada dasar
jenjang yang batuannya relatif lapuk atau kurang kompak. Fungsi dari catch
bench ini untuk melindungi aktifitas yang ada working bench maupun pada jalan
tambang (ramp).
front penambangan, baik itu catch bench, jalan tambang, safety bench, maupun
working bench yang ada pada permukaan jenjang. Kemiringan ini diukur dari
crest paling atas sampai dengan toe paling akhir dari front penambangan lihat
Gambar 2.8.
oleh kondisi tanah dan juga batuan yang ada disekitar lokasi penambangan. Selain
memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang
cukup untuk operasi peralatan kerja tambang secara effisien. Salah satu hal
terpenting adalah untuk memperlihatkan minimal satu jalan angkut pada setiap
tahapan penambangan. Jika suatu akses jalan akan dimasukkan pada suatu tahapan
20
ruangan ekstra.
lebih kecil, yaitu pit (tambang), panel, strip dan block. Berikut adalah penjelasan
didasarkan pada pencapaian target produksi dari bahan galian yang akan
ditambang.
misalnya dari arah barat ke timur. Lebar tiap panel umumnya adalah 100 m.
Penomoran untuk panel 1 adalah P1, panel 2 adalah P2, dan seterusnya.
c. Strip, setiap panel dibagi lagi menjadi srip-strip yang dibuat tegak lurus
garis panel. Lebar setiap strip adalah 100 m atau setengahnya dengan jarak
melintang dari arah selatan ke utara. Penomoran untuk Strip 1 adalah S1,
d. Block merupakan perpotongan antara panel dan strip. Bentuk akhir dari
(Waterman, 2010)
kedalaman lapisan ore. Sehingga rancangan desain pit dilakukan bukan hanya
berdasarkan pada kedalaman lapisan namun ukuran jarak antar titik bor.
jenjang kerja minimal, slope dan ketinggian jenjang serta lebar jalan. Lebar
penutup yang harus dipindahkan dari tahapan pertama dan masih mungkin
Rauf, 2007).
22
terbagi atas 2, yaitu ada yang jangka panjang dan jangka pendek. Metode yang
digunakan untuk jangka panjang adalah backfilling atau dikenal dengan Backfill
Model (BFM). Tujuan dari model backfilling ini adalah untuk meningkatkan
harga bahan galian yang terus menurun akan mempengaruhi COG (pada bijih).
Jika harga naik diluar perencanaan awal, maka akan menjadi keuntungan yang
lebih bagi perusahaan. Namun jika harga terus turun, maka perlu dilakukan
penyesuaian agar operasi tetap dapat berjalan. Cara yang paling umum adalah
dengan menekan cost produksi (melakukan efisiensi). Cara lainnya adalah dengan
dilakukan, salah satu faktornya adalah mengubah target produksi yang sudah
23
jumlah alat dan tenaga kerja, serta biaya pemutusan ikatan kerja dan lain-lain
perlu diperhitungkan lebih lanjut. Penjadwalan ulang juga strategi yang sangat
dikeluarkan dan berapa harga jual yang didapatkan dari bahan galian tersebut.
demand, kebijakan, hingga isu politik dunia dapat membuat harga bergerak tidak
pasti.
dalam beberapa skenario atau simulasi. Tujuannya adalah untuk melihat sequence
mana yang paling sedikit biaya penambangannya dengan waktu yang telah
akan dibuka, juga disimulasikan tahapan penambangan atau blok mana duluan
produksi jangka panjang harus dapat memaksimalkan nilai NPV (net present
suku bunga tertentu. Terutama untuk tambang terbuka, karena pada tambang
produksi tambang atau OPMPS (Open Pit Mine Production Scheduling) tidak
24
hanya memfokuskan kepada front penambangan, tetapi stockpile dan waste dump
mingguan. Pada bijih, recovery kadar yang akan didapat juga menjadi bagian
sangat berkaitan erat dengan strategi perawatan yang akan dilakukan untuk unit
tersebut. Dari strategi yang telah ditentukan maka semua aktivitas yang akan
K. Singhal, 2011).
geoteknik.
b. Tonnase ore dan waste harus sudah diestimasi untuk tiap bench.
c. Tonnase ore dan waste tiap bench dibuatkan table secara lengkap.
25
blending untuk tiap bench. Setiap ore yang ditambang tidak dicampur satu
sama lain.
harus dibuka, dan keterdapatan atau posisi dari waste (berkadar rendah).
3. Kemajuan tambang
menambang habis overburden mulai dari titik masuk awal hingga ke batas akhir
penambangan menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan mudah dikelola
(Monthly plan, Weekly plan, Daily plan). Pada tahap ini, elemen waktu sudah
Sequence) yaitu:
26
a) Menghitung kembali volume pit dan diposal berdasarkan data situasi akhir
penambangan.
(Adisoma G, 2010).
III. METODOLOGI PENELITIAN
Tenggara, dengan lokasi koordinat 121,8043 BT, dan -5,2436 LS. jarak tempuh
Kendari ke Bombana ± 8 jam di lalui jalur darat dan jalur laut lama perjalanan
perjalanan darat ± 4 begitu juga dengan jalur laut ± 4, menuju lokasi penelitian.
27
28
B. Prosedur Penelitian
diperlukan sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan persoalan yang
dihadapi. Data dan informasi selanjutnya diolah dan disusun agar dapat menjadi
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap studi literatur,
pengolahan dan analisa data. Berikut adalah tahapan kegiatan penelitian yang di
maksud :
1. Studi Literatur
literatur terkait dengan keadaan geologi daerah penelitian, serta literatur tentang
perencanaan tambang.
2. Pengamatan Lapangan
Data yang dimaksud disini yaitu data sekunder. Untuk data sekunder
diperoleh dari perusahaan seperti data log bor, data topografi, data geometri pit
29
serta data penunjang berupa data batas IUP PT.Timah Investasi Mineral Site
Kabaena.
4. Pengolahan Data
PT.Timah Investasi Mineral, secara garis besar tahapan pengolahan data ini
terbagi atas:
5. Analisis Data
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukan oleh tabel
berikut.
berikut:
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan data
Data sekunder:
1. Data log bor
2. Data Topografi
3. Data Geometri pit
Pengolahan Data
1) Menginput data log bor dan data topografi cadangan kedalam software
2) Desain pit limit
Analisis Data
Selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
perlapisannya terdiri dari lapisan limonit (waste) dan lapisan saprolit (ore).
Bentuk dari suatu bahan galian akan mempengaruhi proses penentuan suatu
pushback. Hal ini dikarenakan rancangan pushback untuk bahan galian yang
relatif datar akan berbeda dengan yang berbentuk singkapan. Dalam hal ini
Gambar 4.1. Bentuk dan sebaran bijih blok B dengan COG 1,5% Ni (Utara -
Selatan)
Gambar 4.2 Bentuk dan sebaran bijih blok B dengan COG 1,5% Ni (Timur -
Barat)
32
33
Blok B mempunyai range kadar yang bervariasi mulai dari kadar 0,1
dimana warna biru tua menunjukan range kadar 0,0 % sampai 0,5 %, warna biru
muda menunjukan range kadar Ni 0,5 % sampai 1,0 %, warna hijau muda
menunjukan range kadar Ni 1,0 % sampai 1,5 %, warna hijau tua menunjukan
range kadar Ni 1,5 % sampai 2,0 %, warna orange menunjukan range kadar Ni
2,0 % sampai 2,5 % dan warna merah menunjukan range kadar Ni 2.0 % up.
cadangan.
Berdasarkan bentuk dan sebaran bijih, maka pit limit pada Blok B
Gambar pit diatas adalah pit limit blok B yang akan ditambang, dimana
kedalaman maksimum dari pit tersebut adalah 40 m, lebar jalan dalam pit 4 m,
dari pembuatan sub-blok ini adalah untuk memudahkan pada saat dilakukan
A2, A3 sampai pada A32. Dalam kaidah penambangan, sub-blok yang dibuka
pertama adalah yang mempunyai nisbah kupas yang rendah, kemudian sub-
blok yang dibuka tersebut akan diblending dengan sub-blok yang lain agar bisa
kadar yang bervariasi. Kadar permintaan pasar adalah 1,8% Ni dan COG yang
ditetapkan pada blok B ini adalah 1,5% Ni. Setelah dilakukan estimasi, total
36
cadangan pada blok ini adalah 124.040 ton dengan overburden yang ikut
faktor loosing material sebesar 1 0%, maka target pembongkaran ore tiap bulan
dinaikan menjadi 33.000 ton. Berdasarkan pada target produksi tersebut, maka
umur tambang blok B diperkiran ± 4 bulan dengan luas area 1,87 Ha atau 18.774
m2.
E. Push Back
Pada push back bulan pertama, sub-blok yang dibuka pertama kali adalah
sub- blok yang mempunyai overburden yang ketebalannya kecil, sehingga pada
penambangan bulan pertama sudah ada pemasukan ore. Sub-blok yang dibuka
Rata-
Sub- Tonase Tonase Kadar Ni
SR
Blok From To OB Ore (%) Cadangan rata
Ni
A1 41 25 0 0
A2 41 25 3.263 1,8
A3 41 25 4.912 1,92
A6 42 33 0 0
A7 42 25 9.863 1,92
A8 44 25 12.450 1,94
37
Elevasi Total
Sub- Tonase Tonase Kadar Rata-
SR
Blok From To OB Ore Ni (%) Cadangan rata
Ni
A9 41 29 1.350 1,98
A12 43 39 0 0
A15 44 40 0 0
sub-blok tersebut. Blok yang dibuka pertama adalah sub-blok A2, A3, A6, A7,
A8, dan sebagian sub-blok A1, A4, A9, A12, A13, A14, A15, dimana tonase
Ni dan overburden yang dibuka adalah 17.321,5 ton. Gambar bukaan yang
Pada push back bulan kedua, sub-blok yang akan dibuka adalah sub- blok
yang mempunyai overburden yang ketebalannya lebih kecil dari sub-blok dibulan
pertama tapi memiliki tonase yang lebih kecil dari pada sub-blok bulan pertama.
A4 40 25 3.000 1,99
A5 38 26 563 2,09
A17 39 35 0 0
sub-blok tersebut. Blok yang dibuka kedua adalah sub-blok A4, A5, A9, A10,
A11, dan sebagian sub-blok A14, A15, A16, A17, dimana tonase yang
overburden yang dibuka adalah 12.907,64 ton. Gambar bukaan yang dihasilkan
sebagai berikut.
39
Pada push back bulan ketiga, sub-blok yang akan dibuka adalah sub- blok
dibulan pertama dan kedua. Sub-blok yang dibuka tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Elevasi Total
Sub- Tonase Tonase Kadar Rata-
SR
Blok From To OB Ore Ni (%) Cadangan rata
Ni
A23 44 33 0 0
A26 44 42 38 1,86
37.605 25.490 1,88 1,47
A27 43 39 150 1,95
A28 44 40 0 0
sub-blok tersebut. Blok yang dibuka ketiga adalah sub-blok A14, A15, A16, A17,
dan sebagian sub-blok A20, A21, A22, A23, A26, A27, A28, dimana tonase
dan overburden yang dibuka adalah 37.605 ton. Gambar bukaan yang
Pada push back bulan ketiga, sub-blok yang akan dibuka adalah sub- blok
dibulan pertama, kedua, dan ketiga. Sub-blok yang dibuka tersebut dapat dilihat
A12 0 0 0 0
A13 43 25 7.799 2
A18 0 0 0 0
A23 0 0 0 0
A24 0 0 0 0
87.076 33.374 1,89 2,60
A25 46 32 488 1,83
A28 0 0 0 0
A29 0 0 0 0
A30 0 0 0 0
A31 0 0 0 0
A32 0 0 0 0
42
Blok yang dibuka keempat adalah sub-blok A12, A13, A18, A19 A20,
A21, A22, A23, A24, A26, A27, A28, A29, A30, A31, dan A32 dimana tonase
Ni dan overburden yang dibuka adalah 87.076 ton. Gambar bukaan yang
A. KESIMPULAN
kadar yang bervariasi. Kadar permintaan pasar adalah 1,8% Ni dan COG yang
ditetapkan pada blok B ini adalah 1,5% Ni. Setelah dilakukan estimasi, total
cadangan pada blok ini adalah 124.040 ton dengan overburden yang ikut
faktor loosing material sebesar 1 0%, maka target pembongkaran ore tiap bulan
dinaikan menjadi 33.000 ton. Berdasarkan pada target produksi tersebut, maka
umur tambang blok B diperkiran ± 4 bulan dengan luas area 1,8774 Ha atau
18.774 m2.
B. SARAN
Penelitian ini hanya berfokus pada perencanaan pushback perbulan dan tidak
43
DAFTAR PUSTAKA
Gemcom Surpac, 2007, Introduction to Surpac, Surpac Minex Group Pty Ltd,
Western Australia
Hustrulid, W. & Kuchta, M., 2013, Open Pit Mine Planning and Design :
Vol. 1-Fundamentals, AA Balkema Publisher, Rotterdam
Brookfield, Netherland, P. 252-622.
Khairul, A., Maryanto, Usman, D.N., 2017, Perancangan Tambang (Pit Design)
dan Pentahapan Tambang Batubara Pit Blok 3 dengan Stripping Ratio 7 :
1 di PT Inti Bara Perdana, Desa Lubuk Sini, Kecamatan Taba Penanjung,
Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Prosiding Teknik
Pertambangan, Vol. 3, No. 2, Hal. 696-704, ISSN 2460-6499.
Undang Undang No.4 Tahun 2009. Pertambangan Mineral dan Batubara. 2009.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
a. Data collar
b. Data survey
Untuk bulan 1
Untuk bulan 2
Untuk bulan 3
Untuk bulan 4
LAMPIRAN 3
HASIL ESTIMASI CADANGAN PER SUB BLOK
A1.
A2.
A3.
A4.
A5.
A6.
A7.
A8.
A9.
A10.
A11.
A12.
A13.
A14.
A15.
A16.
A17.
A18.
A19.
A20.
A21.
A22.
A23.
A24.
A25.
A26.
A27.
A28.
A29.
A30.
A31.
A32.