Anda di halaman 1dari 3

Kasifikasi OB Over Burden di Tambang.

Kali ini saya coba berbagi informasi tentang overburden (OB) di


dunia pertambangan dan akan saya klasifikasikan OB tersebut sesuai dengan apa yang saya pahami.
Overburden sendiri adalah lapisan tanah penutup yang menutupi bahan galian (batubara, emas, dll) dan
biasanya terdiri dari lapisan top soil, sub soil, dan lapisan tanah inti (clay stone, sand stone, dll). Lapisan
paling atas (top soil) adalah lapisan yang mengandung banyak unsur hara, dimana lapisan ini nantinya
akan digunakan sebagai lapisan penutup saat tambang tidak beraktifitas atau berhenti untuk dilakukan
reklamasi atau penanaman tumbuhan kembali. Untuk lapisan top soil ini akan saya bahas secara
terpisah di artikel berikutnya.

Tujuan saya membuat artikel ini adalah untuk membagikan sedikit pemahaman saya kepada anda yang
baru bekerja dan mengenal dunia pertambangan, bahwa setiap klasifikasi material OB sebaiknya diambil
dengan cara apa. Dan untuk anda pembaca umum yang belum mengenal dunia pertambangan, saya
harap informasi ini bisa memberikan sedikit wawasan dan gambaran terhadap kegiatan pertambangan
yang mungkin pernah anda lihat di media elektronik atau media lainnya.

Ilustrasi area pertambangan terbuka | Blog Mas Dory

Kembali lagi ke klasifikasi OB di pertambangan. Secara umum material penutup (OB) dapat
diklasifikasikan menjadi 6 kelas. Sedangkan klasifikasi tersebut berdasarkan angka rippabilitas
(kecepatan gelombang seismik saat melewati material biasanya dengan satuan m/second) yang diukur
menggunakan alat seismik meter dan biasanya dilakukan oleh bagian Engineering yang dibantu surveyor
sebelum kegiatan tambang berlangsung. Tujuan pengukuran angka rippabilitas terhadap material
Overburden sendiri salah satunya adalah untuk mengetahui jenis atau metode pengambilan material
apa yang paling tepat agar cost atau pengeluaran biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan
material bisa ditekan seminim mungkin.

6 Kelas Material Overburden Di Pertambangan.

1. Material Lunak.

Yaitu jenis material Overburden yang paling mudah diambil atau mudah digali. Material ini memiliki
angka rippabilitas antara 0 sampai 50 meter per detik. Contoh jenis ini adalah materal yang memiliki
sedikit kandungan air (pasir, tanah biasa, atau campuran dari pasir dengan tanah biasa) dan material
yang mengandung banyak air (pasir lempung, lumpur, quick sand).
Cara pengambilan material Overvurden jenis ini bisa diambil langsung dengan digali (direct digging)
dengan menggunakan alat seperti Excavator, Shovel, atau jenis alat gali lainnya.

2. Material Agak Keras.

Material yang memiliki angka rippabilitas antara 50 sampai 80 m/s. Contoh material jenis ini seperti
pasir bercampur kerikil, pasir yang kasar dan juga kerikil lepas. Cara pengambilan material agak keras
masih bisa dilakukan dengan direct digging (digali langsung) menggunakan alat gali Excavator, Shovel,
dll.

Gambar Alat Gali Excavator | Blog Mas Dory

3. Material Setengah Keras.

Material jenis ini memiliki angka rippabilitas antara 800 sampai 1250 m/s. Contoh jenis material seperti
ini adalah shale (serpihan), claystone (batuan lempung), batuan kerikil yang tersemen agak kompak,
batuan beku yang melapuk sedang sampai berat, serta batuan yang memiliki banyak rekahan. Material
kelas ini bisa digali dengan bantuan alat seperti Ripper (Alat garu) contohnya seperti Dozer yang
dilengkapi Ripper.

Dozer yang dilengkapi Ripper di belakangnya | Blog Mas Dory

4 Material yang agak keras sampai material keras.

Material dengan angka rippabilitas antara 1250 sampai 3000 m/s. Contoh material jenis ini seperti
sandstone (batu pasir), limestone (batu gamping kapur), vulcanic tuff (batu lempeng), breksi, batuan
beku yang tersemen sangat kompak. Material jenis ini tidak bisa diambil dengan hanya alat gali seperti
excavator, shovel, ripper, dsb. Kalaupun bisa akan mengeluarkan biaya yang besar (tooth bucket exca
yang cepat aus, ripper juga mudah aus, solar, biaya upah operator) dan waktu yang lama dalam
pengerjaan nya. Material jenis ini lebih cocok diambil dengan metode blasting atau peledakan.

5. Material Keras.

Material jenis ini memiliki angka rippabilitas antara 3000 sampai 4000 m/s. Contoh material Overburden
jenis ini antara lain, batuan beku andesit granite, batuan metamorpik seperti kuarsa, dan batuan keras
lainnya. Seperti jenis material no 4 diatas, material ini bisa digali dan diambil dengan menggunakan
metode blasting.

6. Material Massive.

Material dengan angka rippabilitas di atas 4000 m/s dan merupakan material paling keras saat diambil
atau digali. Material massive bisa diambil dengan metode peledakan.

Sekarang anda sudah tahu 6 klasifikasi Overburden dalam dunia tambang. Diharapkan dengan ini anda
bisa menentukan langkah paling tepat untuk mengambil material tersebut agar biaya operasional
tambang bisa di tekan. Untuk anda yang sangat ahli dan telah berpengalaman lama di dunia tambang
yang kebetulan berkunjung dan membaca tulisan saya ini. Saya akan sangat senang jika anda sudi untuk
mengkoreksi apa ada yang salah dalam penulisan saya diatas dengan menambahkan komentar di sini.

Ok demikian dulu apa yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Pray, think safety, and take action.

Dory Saputro

Anda mungkin juga menyukai