II Latar Belakang
III Permasalahan
IV Tujuan
1
V Waktu dan Tempat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi
Literatur
2 Orientasi
Lapangan
3 Pengambilan
Data
4 Pengolahan
Data
5 Penyusunan
Draf
Keterangan: Pelaksanaan
VI Tinjauan Pustaka
6.1 Batubara
6.1.1 Pengertian Batubara
Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik. Utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen.
(Wikipedia).
2
Proses pembentukan batubara sendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan
waktu hingga berjuta-juta tahun lamanya dan terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan
purba yang kemudian mengendap dan mengalami proses pembatubaraan
(Coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun geologi.
Secara umum ada 2 tahap proses pembatubaraan, yaitu:
1. Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan)
Dimulai pada saat tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan
(terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian akan diubah menjadi
gambut oleh bakteri anaerob dan fungi hingga Lignit (gambut) terbentuk. Yang
sangat berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi
dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan
(dekomposisi) dan kompaksi material organik sehingga membentuk gambut.
2. Tahap Malihan atau Geokimia
Pada tahap ini terjadi perubahan yang mendasar pada sifat-sifat fisik dan
kimiawi dari bahan gambut menjadi batubara. Perubahan mendasar ini ditandai
dengan semakin menurunnya kandungan air, hidrogen, oksigen,` karbon
dioksida dan bahan-bahan lain yang mudah terbakar. Pada tahap ini bakteri tidak
lagi berperan, namun yang berperan adalah perubahan-perubahan dan aktifitas-
aktifitas yang terjadi di dalam bumi, seperti adanya perubahan tekanan dan
temperature, intrusi dan lain sebagainya.
3
Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadi di
tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang.
Tumbuhan yang telah mati terangkut oleh media air dan terakumulasi di suatu
tempat, tertutup oleh batuan sedimen, dan mengalami proses Coalification. Jenis
batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas, dan
mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses
pengangkutan dari tempat asal tanaman ke lokasi sedimentasi.
(Sumber: Wikipedia)
Gambar 6.1 Terjadinya Batubara Insitu dan Drift
6.2 Overburden
6.2.1 Penggolongan Material Tanah Penutup (Overburden)
Pemindahan tanah merupakan suatu proses penggalian dan pemindahan tanah
dengan menggunakan alat-alat mekanis dari front menuju disposal. Volume tanah
4
yang akan dipindahkan biasanya dinyatakan dalam beberapa satuan volume yaitu
BCM (Bank cubic meter), LCM (Loose Cubic Meter), CCM (compact cubic meter).
5
Misalnya batu sabak (slate), material yang kompak (compacted material), batuan
sedimen (sedimentary rock), konglomerat (conglomerat), breksi (breccia).
4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh
rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali.
Misalnya Batuan Beku Segar (fresh igneous rock ), Batuan Malihan Segar (fresh
metamorfic rock).
6
(Sumber: Makalah Alat Berat Backhoe)
Gambar 6.2 Backhoe tipe roda rantai
7
(Sumber: Makalah Alat Berat Bulldozer)
Gambar 6.4 Bulldozer
1) Tipe Blade
Tipe blade yang akan dipakai harus disesuaikan dengan kondisi pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Ada beberapa tipe blade yang dapat dipilih untuk
digunakan dalam kondisi pekerjaan tertentu, tipe blade tersebut adalah :
8
(Sumber: Makalah Alat Berat Bulldozer)
Gambar 6.5 Tipe Blade
2) Roda Penggerak
Berdasarkan pada penggeraknya, Bulldozer ini dapat dibedakan menjadi
2 (dua) jenis yaitu, “Crawler Mounted Type“dan “Wheel Mounted Type”.
Pemakaian jenis alat ini harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
9
3. Mendorong alat Scraper.
4. Menimbun.
5. Pembuatan saluran.
6. Dengan bantuan Ripper dapat membongkar lapisan batuan yang keras.
7. Membuat kemiringan tertentu pada suatu tempat.
8. Membantu pengupasan tanah penutup (overburden).
9. Membuat konstruksi jalan tambang dan pemeliharaannya.
10. Pembuatan jenjang dan mempersiapkan “loading area”.
11. Meratakan material buangan atau overburden di lokasi “waste dump”.
12. Mendorong material ke dalam hopper.
13. Membantu menyebarkan tanah humus di lokasi reklamasi.
14. Membantu pemasangan pipa-pipa, kabel listrik, conveyor dan lain-lain.
10
Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis (alat
gali, alat muat, dan alat angkut). Bila tanah material penutup lunak bisa langsung
dengan menggunakan alat gali muat, sedangkan bila materialnya keras bisa
menggunakan Ripper atau pemboran dan peledakan untuk pembongkaran tanah
penutup, dan kemudian dimuat dengan alat muat ke alat angkut, dan selanjutnya
diangkut ke tempat pembuangan dengan alat angkut.
3. Drug Scraper System
Cara ini biasanya langsung diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah
tanah penutupnya dibuang. Tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlebih
dahulu, kemudian baru bahan galiannya ditambang, sistem ini cocok untuk tanah
penutup yang materialnya lunak dan lepas (loose).
4. Back filling digging
Cara ini tanah penutup di buang ke tempat yang bahan galiannya sudah digali.
Cara Back Filling Digging cocok untuk tanah penutup yang bersifat:
a. tidak diselangi oleh berlapis-lapis endapan bijih ( hanya ada satu lapis)
b. material atau batuannya lunak.
c. letaknya mendatar (horizontal)
5. Multi Bucket Exavator System
Pada pengupasan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali
atau tempat pembuangan khusus. Pada umumnya alat yang digunakan Bucket
Wheel Excavator (BWE), sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya
lunak dan tidak lengket.
11
2. Alat Mekanis Yang Digunakan
Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis
merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional, sehingga perlu
pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan alat mekanis
dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup
terselesaikan.
3. Efisien Kerja
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis.
Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang maksimum.
Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui penilaian mengenai efesiensi
kerja, sering mengalami kesulitan. Karena sekali ada perubahan maka kondisi dan
keadaan akan berubah, sehingga akan mempengaruhi kondisi efesiensi kerja.
4. Operator
Operator adalah manusia yang menjalankan alat dimana sulit ditentukan
efisiensinya karena perubahan dari hari kehari dan tergantung oleh kondisi operator
itu sendiri, cuaca, alat dan suasana kerja.
12
VII DATA DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
Dalam melakukan Kerja Praktek ini data dan hasil yang diharapkan yaitu
dapat mengetahui secara pasti tahapan, jenis peralatan yang digunakan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan pengupasan Overburden yang ada pada
PT. Megapura Prima Industri dengan cara mengamati dan terjun ke front
penambangan pada kegiatan pengupasan Overburden berlangsung.
Setelah mengetahui secara pasti tujuan yang ingin dicapai penulis dapat
menjelaskan dan diharapkan dapat memberikan saran perbaikan apabila dalam
kenyataannya masih terdapat hal yang belum sesuia dengan yang di inginkan oleh
pihak perusahaan.
13
VIII PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15