Anda di halaman 1dari 30

BAB V

FUNGSI DAN APLIKASI ALAT BERAT

Bor Jackleg (Jackleg Drill)

Bor jackleg (jackleg drill) adalah mesin bor pneumatic yang dilengkapi kaki hidraulik yang
dapat diatur menyesuaikan dengan arah pemboran.
Mesin ini umumnya digunakan untuk mengebor batuan keras (hard rock). Kaki hidraulik
memungkinkan operator melakukan pemboran dalam berbagai sudut.
Panjang batang bor (drill steel) bervariasi mulai dari 60 cm hingga 4.8 m. Mata bor (drill
bit) yang dipasang diujung batang bor dibuat dari baja kualitas tinggi. Mata bor ini perlu
diganti secara berkala akibat aus setelah digunakan melubangi batuan keras.
Berat bor dengan kakinya dapat mencapai bobot 50 kg. Mengoperasikan bor ini mirip
dengan menunggang kuda liar yang selalu melonjak dan melompat.

Bor jackleg paling banyak digunakan di tambang bawah tanah. Penggunaan paling sering
adalah untuk membuat lubang tembak dan lubang untuk menyisipkan rockbolt.
Lubang tembak adalah lubang bor yang kemudian akan diisi bahan peledak untuk
membuka terowongan. Sedang rockbolt digunakan untuk menyangga atap terowongan agar
tidak runtuh.

1
Dari pengamatan, orang bule pada umumnya mengoperasikan bor ini sendirian. Sedang
pengalaman di Freeport tempo hari, seorang operator Indonesia mesti didampingi
pembantu (helper) yang akan membantu operator ketika collaring (mengawali pemboran),
mencabut batang bor dari lubang bor, mengganti batang bor, hingga jadi rekan untuk
bekerja bergantian.
Sebagian peran mesin jackleg sudah digantikan oleh jumbo, kendaraan mesin bor yang
hanya perlu dioperasikan dengan joystick. Namun peran jackleg tetap tak tergantikan di
terowongan-terowongan sempit yang tak mungkin diakses oleh mesin sebesar jumbo.
Di terowongan, tak ada pujian yang lebih terhormat selain diakui sebagai pembor yang
baik

Scraper: Alat Garuk Tanah


Scraper adalah alat gali tanah, umumnya digunakan di tambang terbuka.
Alat ini mampu melakukan tiga tugas sekaligus: memuat, mengangkut, dan membongkar
muatan.
Bentuk scraper mirip dengan truk biasa. Yang membedakan, bak bawah scraper dapat
diturunkan dengan ujungnya berbentuk seperti bilah.
Saat scraper bergerak maju, bilah akan menggaruk tanah mirip cara kerja sekop. Tanah
garukan ini langsung ditampung dalam bak. Setelah bak penuh bilah kemudian diangkat,
dan melajulah scraper ke tempat pembongkaran muatan.
Alat ini cocok digunakan di lapisan yang tidak terlalu keras. Begitu pula, tanah dengan
banyak bongkah batu juga tidak cocok untuk scraper.
Scraper efektif digunakan jika jarak angkut tidak terlalu jauh. Artinya, tempat pemuatan
dan pembongkaran mesti berdekatan.

Scraper
Scraper ukuran besar umumnya mempunyai dua mesin untuk menggerakkan roda depan
dan belakang. Besar mesin dapat mencapai 550 hp per buahnya.
Selain bermesin sendiri, dikenal pula pula scaper tanpa mesin. Scraper jenis ini perlu
ditarik alat lain untuk pengoperasiannya. Hanya sedikit yang masih menggunakan alat jenis
ini.

2
Dua scraper dapat dioperasikan bersama dengan formasi push-pull. Dalam formasi ini
kedua scraper digandengkan hingga dapat saling menarik-mendorong untuk
mengoptimalkan kinerja.
Di medan yang berat, scraper juga sering dibantu oleh bulldozer. Tugas bulldozer
mendorong scraper untuk memberi tambahan tenaga

Tambang Terbuka (Open Pit Mine)

Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang


dibuat di permukaan tanah, bertujuan untuk  mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap
terbuka (tidak ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung.
Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan
tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama dari operasi
penambangan adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai
keuntungan yang maksimal.

Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam pengambilan bijih dan
pengupasan batuan penutup melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit.
Mesti diambil kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan
adanya parameter pembatas karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan yang dulunya
dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak tambang. Hal
ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan tambang seiring dengan
peningkatan konsumsi per kapita.

3
Secara umum, tambang terbuka dinilai lebih menguntungkan dibanding metode tambang
bawah tanah dalam hal recovery (mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak
cadangan), grade control (pengendalian kadar), keluwesan operasi, keselamatan, dan
lingkungan kerja.
Namun, dalam situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau terletak
terlalu dalam di bawah tanah, metode tambang bawah tanah akan lebih menguntungkan.
Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu diubah menjadi tambang bawah
tanah ketika batuan penutup (waste rock) yang perlu dikupas menjadi terlalu besar. Ini
biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat  dalam.
Faktor teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah akhirnya juga akan turut jadi
pertimbangan dalam pemilihan metode tambang yang pas

METHODE TAMBANG TERBUKA

1. PENDAHULUAN

Metode tambang terbuka merupakan kegiatan penambangan yang diterapkan terhadap


endapan bahan galian yang terletak di dekat permukaan bumi. Dengan demikian kegiatan
penambangan langsung berhubungan dengan udara bebas, akibatnya :

(a) Kondisi kerja dan keselamatan kerja lebih baik.


(b) Segala macam peralatan dari yang kecil sampai yang besar dapat dipakai, sehingga
produksinya bisa besar.
(c) Segala jenis bahan peledak dapat dimanfaatkan dan dapat diperoleh nisbah peledakan
(blasting ratio) yang tinggi.

4
Tetapi segi negatifnya adalah :
(a) Merusak lingkungan hidup.
(b) Susah mencari tempat untuk menimbun material penutup (overburden) yang tidak
mengganggu kegiatan penambangan dan memperparah kerusakan lingkungan, karena
volume material yang akan ditimbun sangat banyak.

2. TAHAPAN KEGIATAN TAMBANG TERBUKA

Secara garis besar tahapan kegiatan penambangan pada tambang terbuka adalah sebagai
berikut :
(a) Pembabatan dan pembersihan lahan (land clearing).
(b) Pengupasan tanah penutup (stripping).
(c) Penambangan atau penggalian bahan galian (mining).

2.1. PEMBABATAN DAN PEMBERSIHAN LAHAN

Yang dimaksud dengan pembabatan adalah pembersihan daerah yang akan ditambang dari
semak-semak, pepohonan dan tanah maupun bongkah-bongkah batu yang menghalangi
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Tanah pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di
tempat tertentu, lalu ditanami rerumputan dan semak-semak agar tidak mudah tererosi,
sehingga kelak dapat dipakai untuk reklamasi bekas-bekas tambang.

Pembabatan ini bisa dilakukan dengan :


a. Tenaga manusia yang menggunakan alat-alat sederhana seperti kapak, gergaji, arit,
cangkul dan lain-lain.
b. Menggunakan alat-alat mekanis yaitu buldoser dengan rooter / ripper, rake blade, rantai
dan lain-lain.

2.2. PENGUPASAN TANAH PENUTUP

Pengupasan tanah penutup dimaksudkan untuk membuang tanah penutup (overburden)


agar endapan bahan galiannya terkupas dan mudah untuk ditambang.

Ada beberapa macam cara pengupasan tanah penutup yang banyak diterapkan, yaitu :
(a) Back filling digging method
Pada cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang endapan bijih atau batubaranya sudah
digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah power shovel atau dragline. Bila
digunakan hanya satu buah peralatan mekanis, power shovel atau dragline saja, disebut
single stripping shovel/dragline dan bila menggunakan lebih dari satu buah power
shovel/dragline disebut tandem stripping shovel/dragline.
Cara back filling digging method cocok untuk tanah penutup yang :
- Tidak diselingi oleh berlapis-lapis endapan batubara atau endapan bijih (satu lapis).

5
- Material atau batuannya lunak.
- Letaknya mendatar (horizontal).

(b) Benching system


Pada pengupasan tanah dengan sistem jenjang (benching system) ini pada waktu mengupas
tanah penutup sekaligus sambil membuat jenjang (lihat Gambar 3).

Sistem ini cocok untuk :


- Tanah penutup yang tebal.
- Bahan galian atau lapisan batubara yang juga tebal.

2.3. PENAMBANGAN ATAU PENGGALIAN BAHAN-BAHAN GALIAN

Adalah kegiatan pengambilan endapan bahan galian termasuk batubara dari dalam kulit
bumi dan dibawa ke permukaan bumi untuk dimanfaatkan atau untuk diproses selanjutnya.

3. METODE PENAMBANGAN
3.1. TAMBANG TERBUKA UNTUK ENDAPAN BIJIH DAN MINERAL INDUSTRI
Metode penambangan yang termasuk tambang terbuka ada 4 (empat) macam, yaitu :
3.1.1. Open pit / open cut / open cast / open mine.
3.1.2. Quarry.
3.1.3. Strip mine.
3.1.4. Alluvial mine.

3.1.1. Open Pit / Open Cut / Open Cast / Open Mine

Adalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan


bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih besi, endapan bijih tembaga, dan
sebagainya.

Bentuk tambang berdasarkan letak endpan bijih itu sendiri ada 2 (dua) macam, yaitu :

3.1.1.1. Open pit

Merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada suatu daerah yang
datar atau lembah. Dengan demikian medan kerja digali ke arah bawah sehingga akan
membentuk semacam cekungan atau pit .
3.1.1.2. Open cast / open mine / open cut

Merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijiih yang terletak pada lereng bukit.
Dengan demikian medan kerja digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill
type). Bentuk tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung
dari letak endapan penambangan yang diinginkan

6
Cara pengangkutan pada open pit / open cut/open cast / open mine tergantung dari
kedalaman endapan dan topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2 (dua)
macam, yaitu :
1) Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan diangkut oleh
truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars, dan sebagainya, langsung dari
tempat penggalian ke tempat dumping dengan menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit .
2) Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil galian /
peledakan ke tempat dumping dengan menggunakan cara kombinasi alat-alat angkut.
Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke tempat crusher digunakan truk, dan
selanjutnya melalui ore pass ke loading point; dari sini diangkut ke ore bin dengan
memakai belt conveyor, dan akhirnya diangkut ke luar tambang dengan cage

3.1.2. Quarry

Adalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan


bahan galian industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit,
batu gamping, dll.

Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu senderi ada 2 (dua)
macam, yaitu :

3.1.2.1. Side hill type

Merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian indutri yang terletak
dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng bukit itu dengan 2
(dua) kemungkinan, yaitu :
(a) Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan kerja dapat
dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk (access road) berbentuk spiral
(b) Jika hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk bukit itu
memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan jalan masuk dari salah satu
sisisnya atau dari depan yang disebut straight ramp
Keuntungan side hill type ini ialah :
(a) Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja sedikit
miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.
(b) Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan gaya
gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi lebih singkat.

Kerugiannya adalah :
(a) Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan
dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar untuk mengongkosi pengupasan material
penutup.
(b) Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-alat angkut kurang

7
hati-hati karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat menyebabkan
kecelakaan, terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.

3.1.2.2. Pit type / subsurface type

Merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian industri yang terletak
pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja harus digali ke arah
bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit). Bentuk medan kerja atau
cekungan tersebut ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu :
(a) Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka medan kerja dan
jalan masuk dibuat berbentuk spiral .
(b) Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur sangkar, maka
medan kerjapun di buat seperti bentuk-bentuk tersebut di atas dengan jalan masuk dari sisi
yang disebut straight ramp atau berbentuk switch back (lihat Gambar 11 dan 12).

Bentuk-bentuk kuari (quarry) yang diuraikan diatas adalah bentuk-bentuk dasar dari kuari
yang tentu saja masih banyak lagi variasi-variasinya yang pada umumnya diusahakan agar
menyesuaikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan keadaan dan bentuk endapan serta
topografi daerahnya.

3.1.3. Strip Mine

Adalah cara-cara penambangan terbuka yang dialakukan untuk endapan-endapan yang


letaknya mendatar atau sedikit miring. Yang harus diperhitungkan dalam penambangan
cara ini adalah nisbah penguapan (stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu
perbandingan banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang harus dikupas untuk
mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini sering diterapkan pada penambangan batubara, atau
endapan garam-garam.

3.1.4. Alluvial Mine

Adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan alluvial,


misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dll.

Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
macam, yaitu :
- Tambang semprot (hydraulicking).
- Penambangan dengan kapal keruk (dredging).
- Manual mining method.

3.1.4.1. Tambang semprot

Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakukan dengan menggunakan

8
semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut
monitor atau water jet atau giant.

Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan
material yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10
atm.

Untuk memperbesar produksi biasanya :


(a) Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama di satu
permuka kerja;
(b) Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser

3.1.4.2. Penambangan dengan kapal keruk (MGM)

Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini digunakan bila
endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai
danau atau dia suatu lembah dimana tersedia banyak air.

Berdasarkan macam alat-galinya, maka kapal keruk yang digunakan untuk penambangan
dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
(a) Multi bucket dredge (lihat Gambar 13), yaitu kapal keruk yang alat-galinya berupa
rangkaian mangkok (bucket).
(b) Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat-gali berupa pisau pemotong yang
menyerupai bentuk mahkota.
(c) Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang berputar
(bucket wheel) sebagai alat-gali.

Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
(a) Sistem tangga (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau membentuk
tangga atau jenjang (benches).
(b) Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga (ladder) sampai pada
kedalaman yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga.
(c) Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga dengan
sistem tekan. Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggalikan tanah penutup, sedangkan
sistem tekan untuk menggali endapan bijihnya (kaksa).

3.1.4.3. Manual mining method

Manual method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan yang


menggunakan tanaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga masin atau alat
mekanis.

Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk menambang

9
endapan yang :
- Ukuran atau jumlah cadangannya tidak besar.
- Letaknya tersebar dan terpencil.
- Tetapi endapannya cukup kaya.

Alat-alat konsetrasi yang biasanya digunakan pada manual method ialah :


- Pan / batea / dulang
- Rocker (craddle)
- Sluice box

Truck and Loader Methods: Paling Umum di Tambang Terbuka


Metode penambangan paling umum diterapkan di tambang terbuka adalah Truck and
Loader Mining Methods.
Metode ini merupakan gabungan dari loader yang digunakan sebagai alat muat dan truk
untuk alat angkut.
Sebelum loader bekerja, bijih mesti diledakkan dulu. Peledakan harus diatur agar besar
bongkahan tidak melebihi besar bucket (pemuat) loader.
Peledakan juga mesti didesain dengan baik agar batuan hasil peledakan tidak tersebar.
Batuan yang tertumpuk di satu tempat akan membuat pemuatan berlangsung lebih efisien
dibanding jika tersebar dalam area yang luas.

Alat yang lazim digunakan sebagai pemuat (loader) di tambang terbuka adalah Power
Shovel. Alat ini umumnya bertenaga listrik, digunakan untuk menggali dan memuat batuan
hasil peledakan. Karena menggunakan listrik, power shovel selalu terhubung dengan kabel
berdiameter besar yang mensuplai listrik dari gardu terdekat.
Ketika power shovel sedang memuat, truk kosong mesti sudah bersiap di dekatnya.
Pemuatan ke dalam truk bisa berlangsung beberapa kali, tergantung dari perbandingan
kapasitas kedua alat.
Jumlah antara alat muat dan alat angkut beserta perbandingan kapasitas keduanya perlu
ditentukan secara teliti. Kesalahan perhitungan bisa mengakibatkan ketidakoptimalan
proses secara keseluruhan.
Ketidakoptimalan ini dapat terjadi karena dua hal: 1. kapasitas muat melebihi kapasitas
angkut; 2. kapasitas angkut melebihi kapasitas muat.

10
Truck and Power Shovel
Kapasitas muat melebihi kapasitas angkut di kasus 1 akan mengakibatkan power shovel
nganggur karena menunggu truk berikutnya datang. Ini dapat terjadi karena jumlah truk
yang kurang atau karena jarak angkut yang terlalu jauh hingga diperlukan waktu tempuh
yang lebih lama.
Sedang kasus kedua biasanya ditandai dengan antrian truk di tempat pemuatan. Waktu
yang terbuang karena menunggu jelas merupakan ketidakefisienan.
Cuma, kondisi ideal kadang sulit dicapai. Jika harus memilih diantara 2 kasus diatas,
skenario kedua umumnya lebih dipilih. Ini disebabkan biaya operasional alat muat yang
lebih tinggi dibanding alat angkut.
Jadi biarlah truk dengan biaya operasional lebih rendah nganggur sebentar, asal power
shovel (alat muat) tetap bekerja optimal.

Tunnel Boring Machine: Mesin Penggali Terowongan

Tunnel boring machine (TBM) adalah alat penggali terowongan. Karena bentuk mesin
yang menyerupai silinder, permuka terowongan yang terbentuk jadi seperti lingkaran.
TBM dapat digunakan pada batuan lunak hingga batuan keras. Diamater alat ini bervariasi
mulai dari semeter hingga 19 meter.

11
TBM dilengkapi dengan mata bor yang tersebar di permukaan kepala bor. Kepala bor yang
berbentuk silinder ini kemudian berputar dan menggerus batuan. Begitu seterusnya sambil
TBM bergerak maju.

TBM digunakan sebagai alternatif metode drilling and blasting (D&B). Drilling and
blasting merupakan metode konvensional untuk membuat terowongan yang terdiri dari
beberapa tahap dengan drilling (membor) dan blasting (meledakkan) sebagai dua tahap
paling utama.
TBM terutama digunakan untuk keperluan konstruksi sipil (terowongan kereta api,
terowongan bawah laut) dan tambang bawah tanah. Terowongan yang digali dengan TBM
akan langsung memiliki permukaan rata hingga tidak lagi diperlukan pekerjaan finishing.

Tunnel Boring Machine


Kekurangan terbesar TBM ada di biaya kapital (capital cost). Harga TBM ukuran besar
jelas sangat mahal, belum lagi kendala transportasi dan infrastruktur penunjang yang perlu
pula disiapkan di lapangan.
Sejarah TBM bermula pada 1825, setelah versi awal mesin ini sukses menggali
terowongan Thames di Inggris. Tentu saja pada waktu itu mesin ini masih sederhana.
Setelah terowongan digali, proses finishing masih perlu dilakukan.
Sedang TBM terbesar dibuat oleh Herrenknecht AG of Schwanau, perusahaan asal Jerman.
Mesin ini memiliki diameter 19 meter, digunakan untuk menggali terowongan Gotthard
Base sepanjang 57 km.

12
13
PENGENALAN DAN DASAR ALAT BERAT

POKOK BAHASAN I

PENGENALAN DAN DASAR ALAT BERAT

Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan
dasar-dasar alat berat dan mampu menghitung
tenaga alat berat
Sub Pokok Bahasan :
1. Hal Yang Mempengaruhi Kinerja Alat Berat
2. Definisi Peristilahan Pada Alat Berat
3. Pertimbangan Pemilihan Alat Berat
4. Sifat Dan Jenis Tanah
5. Traktor / Penggerak Alat Berat
1. Hal Yang Mempengaruhi Kinerja Alat Berat
Kinerja alat berat adalah kemampuan kerja alat berat yang ditinjau dari
tenaga (= power) mesin yang digunakan. Karena itu untuk mendayagunakan alat berat
terdapat 3 macam tenaga yang diperhatikan yaitu:
Ø Tenaga yang dibutuhkan (= power required)
Ø Tenaga yang tersedia (= power available)
Ø Tenaga yang dapat dimanfaatkan (= power usable)
Tenaga yang dibutuhkan ditentukan oleh tahanan total efektif yang terdiri dari tahanan
gelinding (= rolling resistance) dan tahanan kelandaian (= grade resistance). Tenaga yang
tersedia ditentukan oleh tenaga tarik kait (= Drawbar pull) dan tenaga tarik roda (=
Rimpull) dari kendaraan dengan ban karet. Sedangkan tenaga yang dapat dimanfaatkan
ditentukan oleh hasil kali koefisien gesekan (= koefisien traksi ) dengan berat alat berat
yang berpengaruh.
Ditinjau dari pengaruh lainnya kinerja alat berat ditentukan juga oleh ketinggian lokasi
kerja alat berat. Tenaga (Horse power) mesin berkurang sebesar 3% dari horse power
seluruhnya pada setiap kenaikan tinggi 1000 ft pada ketinggian diatas 3000 ft yang
pertama. Kelandaian tanjakan memerlukan tambahan tenaga agar alat berat dapat tetap
berjalan. Kondisi jalan yang menimbulkan hambatan ditentukan oleh koefisien traksi, dan
sifat ataupun jenis tanah yang akan di proses dengan menggunakan alat berat.
2. Definisi Dan Peristilahan Pada Operasi Alat Berat
1. Tahanan Gelinding (= Rolling Resistance = RR )
Tahanan gelinding adalah tahanan pada gerak roda kendaraan diatas permukaan tanah.
Besarnya tahanan gelinding ditentukan oleh Rumus pendekatan:
RR = CRR x Berat Kendaraan Beroda.
Dimana: CRR = 2% + (0.6%) setiap cm terbenamnya roda
CRR = dalam kg/ton atau lbs/ton

14
Besarnya tahanan gelinding menurut standar industri pemindahan tanah dapat ditentukan
seprti tabel 1.
Tabel 1. Standar Untuk Industri Pemindahan Tanah
No.
Tipe Jalan
Keadaan Jalan Kerja
Tahanan
(%)
Tahanan
Gelinding
( kg/ton)
1
I
Jalan keras, halus, terpelihara, ban tidak terbenam
2.0
20
2
II
Jalan tanah yang terpelihara agak keras, ban agak terbenam
3.5
35
3
III
Jalan tanah, kurang terpelihara, lunak, ban terbenam ± 50 mm
5.0
50
4
IV
Jalan tanah, tidak terpelihara, tidak ada pemadatan, ban terbenam ± 150 mm
7.5
75
5
V
Jalan dari pasir-lepas, kerikil
10.0
100
6
VI
Jalan jelek, berlumpur, tidak ada pemeliharaan
10.0 – 20.0
100-200
(Sumber: Rochmanhadi, 1990. Pemindahan Tanah Mekanis)
Contoh:

15
Jika berat total kendaraan alat berat = 50 ton, bekerja pada jalan tanah terpelihara(tipe 2),
factor tahanan gelinding 3.5%. Maka tahanan gelinding = 35 kg/ton x 50 ton = 1750 kg.
2. Tahanan Kelandaian ( = grade resistance = GR )
Tahanan kelandaian adalah tahanan pada gerakan roda pada saat berjalan pada
tanjakan.Dalam menghitung kebutuhan tenaga traksi dibedakan antara grade resistance
(GR) yaitu tanjakan yang dapat mengakibatkan bertambahnya tenaga traksi yang
diperlukan, dan Grade Assistance (=GA) yaitu turunan yang mengakibatkan berkurangnya
tenaga traksi yang diperlukan.
3. Tahanan Total(= Total Resistance = TR)
Tahanan total adalah jumlah tahanan gelinding (RR) dengan tahanan kelandaian (GR)
sedemikian hingga TR = RR + GR (akibat tanjakan) dan
TR = RR - GA (akibat turunan).
4. Tenaga Roda (= Rimmpull)
Tenaga roda adalah tenaga gerak yang disediakan oleh mesin kepada roda gerak dari
kendaraan yang dinyatakan dalam kg ataupun lbs. Besarnya tenaga roda dapat ditentukan
dengan rumus sepereti berikut:
Rimpull =
Dimana: 375 = Angka konversi
HP = Horse power ; Efisiensi = 80% - 85%
Rimpull =
Dimana: 360 = Angka konversi
KW = kilowatt ; Efisiensi = 80% - 85%
Contoh:
Sebuah traktor 150 HP dengan roda ban karet, berjalan pada gigi ke satu pada kecepatan 3
mph. Tentukan rimpull yang tersedia pada roda.
Jawaban: Rimpull = =
5. Tenaga Tarik (Drawbarpull = DBP)
Tenaga tarik adalah tenaga dari traktor yang terdapat pada gantol (hook) di belakang
traktor, dinyatakan dalam kg ataupun lbs. Besarnya DBP bergantung dari kecepatan gerak
kendaraan dan gigi yang bekerja ditunjukkan seperti tabel 2.
Tabel 2. Tenaga Tarik DBP (Drawbarpull) Traktor
No.
Kecepatan (mph)
DBP (lbs)
1
1.567
9.909
2
2.20
6.872
3
3.04
4.752

16
4
3.80
3.626
5
5.30
2.419
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)
Contoh:
Sebuah traktor berat 10 ton, mempunyai DBP 500 lbs yang diperhitungkan pada faktor
tahanan gelinding (RRF) = 100 lbs/ton. Tentukan DBP yang efektif jika traktor bekerja
pada jalan dengan RRF = 150 lbs/ton.
Jawaban:
DBP pada RRF 100 lbs/ton = 5000 lbs
Reduksi DBP = (150 – 100) 10 = 500 lbs (-)
Jada DBP efektif tinggal = 4500 lbs
6. Kemampuan Mendaki Tanjakan (Gradability)
Kemampuan mendaki tanjakan adalah landai maksimal yang dapat ditempuh oleh sebuah
traktor, dinyatakan dalam persen landai.
Contoh:
Sebuah traktor mesin 200 HP , berat 18 ton menarik scraper dengan muatan penuh berat 25
ton. DBP traktor pada gigi ke 3 adalah 7000 kg. Rolling resistance traktor 70 kg/ton,
Rolling resistance yang ditentukan oleh pabrik adalah 50 kg/ton.
RR scraper 100 kg/ton, efisiensi 85%. Tentukan kemampuan mendaki traktor dalam
menarik scraper.
Jawaban:
RR tambahan untuk traktor (70 – 50) = 20 kg/ton
RR traktor = 18 x 20 = 360 kg/ton
RR scraper = 25 x 100 = 2500 kg/ton (+)
Total RR = 2880 kg/ton
Maksimal DBP yang diperhitungkan 85% x 7000 = 5950 kg
Untuk keperluan mengatasi RR = 2880 kg
DBP yang tersedia = 3070 kg
Berat traktor + berat scraper = 18 + 25 = 43 ton
Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 1%. Jadi untuk traktor + scraper =
10 x 43 = 430 kg untuk setiap kenaikan kelandaian 1%.
Maka kemampuan mendaki traktor =
7. Tenaga Mesin Alat Berat
Tenaga pada mesin dinyatakan dalam satuan tenaga kuda (HP) yang bergantung dari
tenaga tarik dan kecepatan, sedemikian hingga:
Daya (= HP) = Tenaga Tarik (= kg) x Kecepatan (= m/det)
Konstan berubah-ubah berubah-ubah
Hubungan besaran tersebut menunjukkan bahwa: jika tenaga tarik besar maka kecepatan
kecil, jika tenaga tarik kecil maka kecepatan besar.

17
Contoh:
Scraper beroda ban karet, berat traktor/alat berat = 35 ton, berat beban = 25 ton, sehingga
berat totalnya = 60 ton. Jika tahanan gelinding (RR) = 5%, dan tahanan kelandaian (GR) =
5% , sehingga tahanan total = 10%. Tentukan tenaga yang ada /yang diperlukan dan
kecepatan maksimum alat berat tersebut.
Jawaban:
Dengan menggunakan manual pabrik pembuat mesin alat berat berupa grafik unjuk kerja
scraper roda ban karet. Maka diambil titik A pada berat total 60 ton, kemudian ditarik garis
vertical sehingga memotong garis tahanan total 10% yaitu titik B. Dari titiuk B ditarik
garis ke kiri mendatar memotong gigi transmisi di titik C, dan memotong sumbu kuat
tarik/rimpull di titik D. Dari titik C ditarik garis vertical sehingga memotong sumbu
kecepatan di titik E. Selanjutnya dari titik titik A, B, C, D, dan E dapat ditentukan bahwa:
Alat dapat bekerja pada gigi ke 6 (titik C), dengan tenaga yang ada + 4000 kg (titik D), dan
kecepatan maksimum sebesar 28 km/jam (titik E) pada berat beban 25 ton
8. Koefisisen Traksi
Koefisisen traksi adalah besarnya tenaga tarik yang menyebabkan slip dibagai dengan
berat kendaraan keseluruhan. Tenaga mesin hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang
maksimum jika ada gesekan yang cukup antara permukaan ban/roda dengan permukaan
tanah tempat alat bekerja. Jika gesekan antara tanah dengan roda /ban kurang, maka tenaga
yang berlebih yang dilimpahkan pada roda hanya akan menyebabkan slip. Besarnya tenaga
traksi yang dimanfaatkan dinyatakan sebagai traksi kritis (= Daya tarik batas selip) yang
ditentukan oleh rumus seperti berikut:
Traksi kritis = koefisien traksi (=CT) x Berat total kendaraan.
Contoh:
Jika sebuah alat berat dengan roda rantai, berat total alat 5000 kg. Dari hasil pengamatan
roda mengalami slip pada saat diberikan tenaga traksi sebesar 3000 kg. Maka koefisien
traksi (CT) =
Besarnya koefisien traksi bergantung dari jenis ban ataupun rantai roda dan juga jenis
permukaan tanah sebagaiman pada tabel 3.
Tabel 3. Koefisien Traksi
No.
Jenis Permukaan Jalan Kerja
Ban Karet
Crawler
1
Beton kering dan kasar
0.90
0.45
2
Tanah liat kering
Tanah liat basah
Tanpa perkerasan dan kering
0.55

18
0.90
3
Tanah liat, basah
Tanah biasa, basah
Tanah muka(top soil),basah
0.45
0.70
4
Tanah pengambilan batu (stock pile)
Pasir basah
Kerikil lepas/gembur
Pasir lepas/gembur, kering
Jalan tanah berlumpur
0.65
0.40
0.36
0.20
0.20
0.55
0.50
0.50
0.30
0.25
(Sumber: Rochmanhadi, 1990. Pemindahan Tanah Mekanis)
Contoh:
Sebuah alat berat dengan roda ban karet, berat total 20000 lbs. Bekerja pada tanah pasir
basah dengan koefisien traksi 0.3 Tentukan tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan.
Jawaban:
Tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan = 0.3 x 20000 = 6000 lbs.
Contoh:
Sabuah traktor 200 HP (four cycle engines) bekerja pada ktinggian 10000 ft dari
permukaan air laut. Tentukan tenaga efektif dari mesin tersebut.
Jawaban:
Tenaga mesin pada ketinggian < 3000 ft = 200HP
Pengaruh ketinggian = 3% x 200 HP x (10000 – 3000) /1000 = 42 HP
Jadi tenaga efektif = (200 – 42) HP = 158 HP.
9. Waktu siklus (cyclus time = CT)
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan opoerasi alat berat.
Besarnya waktu siklus ditentukan oleh penjumlahan beberapa unsur waktu yang meliputi
waktu muat (Loading time = LT), waktu angkut di perjalanan (Hauling time = HT), waktu
pembongkaran (Dumping time = DT), waktu kembali (Return time = RT), waktu tunggu
(Spotting time = ST). dan waktu tetap (Fixed time = FT), sehingga waktu siklus
dirumuskan sebagai:

19
CT = LT + HT + DT + RT + ST + FT
10. Produksivitas dan Durasi Pekerjaan
Produksi alat berat bergantung dari kapasitas alat berat dan waktu siklus kegiatan. Rumus
dasar produksivitas alat adalah:
Produksivitas =
Secara umum waktu siklus kegiatan ditentukan dalam menit, sedangkan produktivitas
dihitung dalam produksi perjam dan memperhitungkan factor efisiensi alat berat, karena itu
rumus produktivitas adalah:
Produksivitas =
Durasi pekerjaan adalah waktu yang diperlukan alat berat dalam menyelesaiakan volume
pekerjaan pemindahan tanah, durasi pekerjaan bergantung dari volume pekerjaan dan
produktivitas. Rumus durasi adalah:
Durasi =
3. Pertimbangan Pemilihan Alat Berat
Dalam menentukan alat berat yang akan digunakan terdapat beberapa factor yang menjadi
pertimbangan, factor-faktor tersebut antara lain adalah:
a. Fungsi alat berat yang tepat, misalnya untuk menggali, mengangkut, meratakan
permukaan, menghilangkan tumbuhan/pohon
b. Cara operasi, alat berat dipilih berdasarkan arah gerak, jarak gerakan,
kecepatan, frekwensi gerakan.
c. Kapasitas peralatan, kapasitas volume alat berat agar dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.
d. Jenis dan daya dukung tanah, kondisi tanah padat, lepas, keras, lembek.
e. Jenis proyek, misalnyaa proyek gedung, pelabuhan, jembatan, pembukaan
hutan, bendung, irigasi, daan lain-lain.
f. Ekonomis, misalnya biaya investasi, biaya sewa operasi peralatan, biaya
pemeliharaan alat berat.
4. Sifat Jenis Tanah dan Volume
1. Satuan Untuk Volume
Dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis (PTM) terjadi proses perubahan volume
akibat dari aktivitas pekerjaan tersebut, karena itu untuk mengukur volume tanah pada
pekerjaan tersebut digunakan 3 bentuk satuan volume seperti berikut:
a. Bank Cubic Yard (bcy) adalah satuan volume material tanah pada
kondisi alami/sebelum digali.
b. Loose Cubic Yarad (lcy) adalah satuan volume material tanah pada
kondisi lepas/ setelah digali.
c. Compacted Cubic Yard (ccy) adalah satuan volume material tanah
pada kondisi terpadatakan/ setelah proses pemadatan.
Dari 3 bentuk satuan volume tersebut mempunyai konversi satuan/nilai kesamaan seperti
berikut: 1 B cy = 1.25 L cy = 0.9 C cy.
2. Sifat Volume Tanah
Akibat dari aktivitas pemindahan tanah maka volume tanah akan mengalami penambahan
ataupun penyusutan. Bertambahnya volume tanah dari kondisi alami menjadi kondisi loose

20
dinamakan swell, yang dinyatakan dalam persent. Demikian halnya berkurangnya volume
dari kondisi bank menjadi kondisi compacted dinamakan Shrinkage yang dinyatakan
dalam persent. Besar pengembangan volume (swell) dan penyusutan volume (shrinkage)
dapat ditentukan dengan rumus seperti berikut:
SW =
Dimana: B = berat tanah dalam kondisi bank
L = berat tanah dalam kondisi loose
SW = % Swell
SH =
Dimana: B = berat tanah dalam kondisi bank
C = berat tanah dalam kondisi compacted
SH = % shrinkage
3. Load Factor (LF) dan Shrinkage Factor (SF)
Load factor (LF) adalah perbandingan volume tanah dalam kondisi bank dengan volume
tanah dalam kondisi loose.
LF =
Shrinkage factor adalah perbandingan volume tanah dalam kondisi compacted dengan
volume tanah dalam kondisi bank.
SF =
Perubahan volume pada berbagai macam tanah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pertambahan volume macam-macam tanah
No.
Jenis Tanah
% Swell
Load Factor
1
Lempung alami
38
0.72
2
Lempung berkerikil kering
36
0.73
3
Lempung berkerikil basah
23
0.73
4
Tanah biasa baik kering
24
0.81
5
Tanah biasa baik basah

21
26
0.79
6
Kerakal
14
0.88
7
Pasir kering
11
0.90
8
Pasir basah
12
0.89
9
Batu
62
0.61
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)
Contoh:
Dari hasil uji tanah di peroleh berat tanah alam 95 lbs/cu.ft, berat tanah lepas 80 lbs/cu.ft,
berat tanah yang dipadatkan 110 lbs/cu.ft Tentukan besarnya pengembangan (SW) dan
penyusutan (SH) volume tanah tersebut.
Jawaban:
SW = =
SH = =
Contoh:
Diperlukan suatu tanah lempung berkerikil kering (compacted) sebanyak 4000 cy, dengan
load factor 0.73 dan shrinkage factor 0.80. Jika tanah tersbut diangkut dengan scraper,
maka tentukan berapa kali tanah tersebut harus diangkut oleh scraper yang berkapasitas
20cy.
Jawaban:
SF =
Volume tanah kondisi bank =
Jadi tanah yang akan diangkut sebanyak 5000 cy.
LF =
Volume tanah kondisi bank = 0.73 x 20 = 14.6 cy. (bank)
Jadi scraper dapat mengangkut sebanyak = » 343 kali.
5. Alat Penggerak/Traktor
1. Pengenalan Traktor
Traktor adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Traktor
berfungsi sebagai penggerak utama (prime mover) bagi alat-alat berat, misalnya menarik,
mendorong, mengangkat, sebagai tempat dudukan alat alat berat lainnya misalnya crane.

22
Traktor dibedakan dalam dua tipe pokok, yaitu:
A. Traktor dengan roda rantai (= Crawler tractor)
B. Tractor dengan roda karet/ban (Wheel tractor)
Disamping itu tractor dibedakan menurut ukuran tenaga DBP, HP mesinnya, atas dasar
beratnya secara keseluruhan. Masing-masing tipe mempunyai mempunyai kemampuan dan
kegunaan yang berbeda.
2. Traktor roda rantai
Traktor roda rantai (crawler tractor) berfungsi sebagai alat pokok serbaguna:
Misalnya sebagai tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya bulldozer, loader, dan
menarik sraper. Crawler tractor dibutuhkan jika gesekan antara roda dan permukaan tanah
besar,dan tenaganya maksimal tidak mengalami selip pada waktu kerja.
3. Traktor dengan roda karet (Whell Tractor)
Traktor ini digunakan jika diperlukan kecepatan tinggi, dan jarak angkut yang cukup
panjang. Tenaga tariknya dipengaruhi oleh keras/lembeknya permukaan tanah. Jika
tanahnya lembek, maka roda /ban akan masuk ke tanah dan menambah rolling resistance
tractor sehingga mengurangi tenaga efektif untuk menarik. Secara kusus traktor roda
karet/ban dibedakan Tractor roda dua dan tractor roda empat.
4. Perbandingan Pada Klasifikasi Traktor
Traktor dengan dua buah roda ban karet dengan empat buah roda ban karet dapat
diperhatikan seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Perbandingan traktor roda dua ban karet dan roda empat ban karet.
No.
Obyek perbandingan
Traktor roda
dua
Traktor roda empat
1
Gerak/manuver
Lebih mudah
Kurang
2
Traksi
besar
kecil
3
Rolling Resistance
Kecil
Lebih Kecil
4
Kecepatan
Kurang cepat
Lebih cepat
5

23
Goncangan pada jalan yang tidak rata
Besar
Kecil
6
Biaya pemeliharaan
Agak Murah
Mahal
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)
Demikian pula perbandingan wheel tractor dengan crawler tractor dapat diperhatikan
seperti pada Tabel 6. di bawah ini:
Tabel 6. Perbandingan Crawler tractor dan Wheel tractor
No.
Obyek perbandingan
Crawler Traktor
Wheel Tractor
1
Tenaga Tarik
Besar
Lebih kecil
2
Kecepatan
Relatif kecil
Besare
3
Ground contact
Besar
Kecil
4
Kondisi medan
Dapat bekerja
pada medan buruk
Harus baik
5
Kemungkinan selip
Kecil
Mudh selip.Besar
6
Floting
Lebih baik
Bebanroda terpuat
7
Mobilitas
Rendah

24
Tinggi
8
Jarak angkut
Dekat
Jauh
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Ujian Tengah Semester Siklus I
Mata kuliah : Alat-Alat Berat
Program /Jurusan : S1 Pendidikan Teknik Bangunan
Waktu : 100 Menit
Petunjuk: Kerjakan semua soal dibawah ini:
1. Dalam memberdayakan alat berat perlu memperhatikan faktor tenaga yang
berupa tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang tersedia, dan tenaga yang
dimanfaatkan. Tuliskan unsur-unsur yang berpengaruh pada faktor tenaga
tersebut di atas.
2. Jelaskan apa yang dimaksud tahanan gelinding, dan tahanan kelandaian,
selanjutnya berikan penjelasan bagaimana menentukan tahanan gelinding dan
tahanan kelandaian.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rimpull, drawbarpull dan gradability,
selanjutnya berikan penjelasan bagaimana menentukan rimpull dan
drawbarpull.
4. Jelaskan macam-macam perubahan volume tanah akibat pengerjaan
penggusuran tanah mekanis, selanjutnya bagaimana menentukan besarnya
perubahan volume tanah termaksud.
5. Jelaskan unsur-unsur waktu yang diperlukan guna menentukan waktu siklus
alat berat,selanjutnya tuliskan rumus untuk menentukan produktivitas dan
durasi pekerjaan.
6. Scraper beroda ban karet, berat traktor/alat berat = 20 ton, berat beban = 30
ton, sehingga berat totalnya = 50 ton. Jika tahanan gelinding (RR) = 10%, dan
tahanan kelandaian (GR) = 5% , sehingga tahanan total = 15%. Tentukan
tenaga yang ada /yang diperlukan dan kecepatan maksimum alat berat
tersebut

PERKULIAHAN II DAN III

TIK :
Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan fungsi serta kapasitas alat berat yang digunakan
pada setiap jenis pekerjaan konstruksi sipil.

Pokok Bahasan : Jenis dan Fungsi Alat Berat

25
Deskripsi Singkat :
Akan dibahas jenis dan fungsi alat berat, perhitungan kapasitas dan biaya peralatan serta
manajemen peralatan untuk pekerjaan konstruksi.

I. Bahan Bacaan
1. Anonim : Tim Penyusun, Pemindahan Tanah Mekanik, Bagian Penerbit Institut
Teknologi Nasional Malang, 1998
2. Anonim: Data Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Penerbit BP PU
3. Susy Fatena Rostiyanti, Ir.M.Sc. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, penerbit Rineka
Cipta, Jakarta, 2002

II. Pertanyaan Kunci/Tugas


1. Jelaskan fungsi utama penggunaan peralatan pada konstruksi sipil
2. Jelaskan fungsi masing-masing peralatan untuk beberapa jenis pekerjaan konstruksi sipil
(Dosen menentukan Jenis pekerjaan)
3. Jelaskan kapasitas masing-masing alat berat pada soal no.2 di atas

III. Tugas :
Kerjakan soal-soal uji kompetensi dan tugas kelompok pada bagian akhir bab I dan
jawaban dikumpul sebelum perkuliahan IV.

BAB I

JENIS DAN FUNGSI ALAT BERAT (PENGENALAN ALAT BERAT)

I. PENDAHULUAN
Prasyarat :
Lulus Semester II Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Standar Kompetensi :
Mampu menjelaskan jenis-jenis alat berat beserta fungsinya untuk pekerjaan konstruksi.

Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan jenis-jenis alat berat untuk konstruksi sipil.
2. Mampu menjelaskan fungsi masing-masing alat berat untuk kontruksi sipil
3. Dapat mengetahui kapasitas masing-masing peralatan

II. PENYAJIAN
A. PENGANTAR
Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan untuk
membatu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat
merupakan factor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi dengan
skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan manusia

26
dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan
lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai di
dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front
shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat
tanah seperti roller dan compactor; dan lain-lain.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktorakan memilih alat berat yang akan
digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu
faktorpenting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat
sehingga proyek berjalan lancer. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek menjadi tidak lancer. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian
proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan mebengkak. Produktivitas yang kecil
dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai
merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.

B. PENGKLASIFIKASIAN ALAT.
Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah
klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat. Berat.
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut
berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas
berikut ini.
a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan
sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan
maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan
lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan
permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal jgua dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk
menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel,
backhoe, dragline, dan clamshell.
c. Alat Pengangkut Material
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat
mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal
pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material)
dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan
wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.
d. Alat Pemindahan Material.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat
transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat yang lain.
Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.
e. Alat Pemadat

27
Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik tu jalan tanah dan jalan
dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat
adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.
f. Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan
ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen,
beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat
mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material
seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material
pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara
merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di
dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.
2. Klasifikasi operasional Alat Berat
Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain
atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat
dibagi atas berikut ini.
a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin
menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet.
Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.
b. Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton
maupun untuk aspal serta crusher plant.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN ALAT BERAT


Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan
kapasitasalat merupakan factor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk
setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah
diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi
keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil yang tidak
sesuai dengan rencana.
Didalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga
kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya,
seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain – lain.
2. Kapasitas peralatn. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material
yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

28
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan jarak
gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
4. Pembaasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat
berat antara lain peraturan lau lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu metode konsruksi
yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.
Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi,
pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.
7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat
yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan
dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi
padat, lepas, keras, atau lembek.
9. Kondisi lapangan. Kondisi engan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan
factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat – berat.

D. ALAT BERAT PADA MACAM-MACAM PROYEK KONSTRUKSI


Pada setiap proyek ada keunikan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di proyek
tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek
gedung, pelabuhan, jalan dam, irigasi, dan lain-lain.
1. Proyek Gedung
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiang
fondasi (pile driving), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian basement,
crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pengangkutan horizontal, concrete mixer,
dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan beton dan concrete
mixer truck sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga sering digunakan
untuk memadatkan tanah di sekitar basement.
2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat,
loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan.
Buldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah.
Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan perkerasan
lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan
campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan
menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasa kaku beton dioleh dengan
menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan
truck mixer.
3. Proyek Jembatan

29
Alat yang digunakan untuk proyek jembaan antara lain adalah alat pemancang tiang
fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat,
dan lain-lain.
4. Proyek Dam
Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer
atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali
tanah yang umumnya dipakai untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel.
Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuaan beton yang dipakai
untuk pembuatan dinding penahan tanah.

C. Penutup
Soal-soal latihan uji kompetensi :
1. Jelaskan fungsi masing-masing alat yang ada dalam tabel daftar peralatan lampiran.
2. Sebutkan alat dan fungsinya yang dapat digunakan untuk :
- Pekerjaan timbunan tanggul untuk bendung
- Pekerjaan perkerasan jalan
- Pekerjaan beton untuk gedung bertingkat

Tugas Kelompok:
Buat kliping gambar alat berat dan jelaskan fungsinya serta kapasitasnya masing-masing
(minimum 30 alat berat). Tiap kelompok maksimum lima orang.

SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAT!!!!!!!!!!!!

30

Anda mungkin juga menyukai