TIK :
Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan fungsi serta kapasitas alat berat yang
digunakan pada setiap jenis pekerjaan konstruksi sipil.
Deskripsi Singkat :
Akan dibahas jenis dan fungsi alat berat, perhitungan kapasitas dan biaya peralatan
serta manajemen peralatan untuk pekerjaan konstruksi.
I. Bahan Bacaan
1. Anonim : Tim Penyusun, Pemindahan Tanah Mekanis, BPKM Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang, 2000
2. Anonim: Data Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Penerbit BP
PU
3. Susy Fatena Rostiyanti, Ir.M.Sc. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, penerbit
Rineka Cipta, Jakarta, 2002
III. Tugas :
Kerjakan soal-soal uji kompetensi dan tugas kelompok pada bagian akhir bab I dan
jawaban dikumpul sebelum perkuliahan IV.
BAB I
JENIS DAN FUNGSI ALAT BERAT
(PENGENALAN ALAT BERAT)
I. PENDAHULUAN
Prasyarat :
Lulus Semester II Jurusan Teknik Sipil Politeknik
1
Standar Kompetensi :
Mampu menjelaskan jenis-jenis alat berat beserta fungsinya untuk pekerjaan
konstruksi.
Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan jenis-jenis alat berat untuk konstruksi sipil.
2. Mampu menjelaskan fungsi masing-masing alat berat untuk kontruksi sipil
3. Dapat mengetahui kapasitas masing-masing peralatan
II. PENYAJIAN
A. PENGANTAR
Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan
untuk membatu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat
berat merupakan factor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi
dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat.
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali
(excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader,
truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor; dan lain-lain.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktorakan memilih alat berat yang akan
digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah
satu faktorpenting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah
tepat sehingga proyek berjalan lancer. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek menjadi tidak lancer. Dengan demikian keterlambatan
penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan mebengkak.
Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat
lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.
B. PENGKLASIFIKASIAN ALAT.
Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut
adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat. Berat.
2
semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan
dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper.
Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan
juga motor grader.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal jgua dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan
untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front
shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
c. Alat Pengangkut Material
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat
mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal
pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose
material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa
belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat
material ke dalamnya.
d. Alat Pemindahan Material.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai
alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat
yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.
e. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik tu jalan tanah dan
jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat
pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.
f. Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan
ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen,
beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat
mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses
material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan
material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material
disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt
paver, motor grader, dan alat pemadat.
3
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin
menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban
karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.
b. Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton
maupun untuk aspal serta crusher plant.
Dalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga
kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya,
seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain – lain.
2. Kapasitas peralatn. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat
material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus
sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan
jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
4. Pembaasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan
alat berat antara lain peraturan lau lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu
metode konsruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.
Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan,
irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.
7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi
memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang
akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat
dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.
9. Kondisi lapangan. Kondisi engan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan
factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat – berat.
4
D. ALAT BERAT PADA MACAM-MACAM PROYEK KONSTRUKSI
Pada setiap proyek ada keunikan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di proyek
tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek
gedung, pelabuhan, jalan dam, irigasi, dan lain-lain.
1. Proyek Gedung
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiang
fondasi (pile driving), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian
basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pengangkutan horizontal,
concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan
beton dan concrete mixer truck sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga
sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement.
2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat,
loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan.
Buldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan
tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan
perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan
bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan
menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasa kaku beton dioleh dengan
menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan
menggunakan truck mixer.
3. Proyek Jembatan
Alat yang digunakan untuk proyek jembaan antara lain adalah alat pemancang tiang
fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat
pemadat, dan lain-lain.
4. Proyek Dam
Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete
mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat
penggali tanah yang umumnya dipakai untuk proyek dam berupa backhoe atau front
shovel. Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuaan beton yang
dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.
C. Penutup
5
o Pekerjaan perkerasan jalan
o Pekerjaan beton untuk gedung bertingkat
Tugas Kelompok:
Buat kliping gambar alat berat dan jelaskan fungsinya serta kapasitasnya masing-
masing (minimum 30 alat berat). Tiap kelompok maksimum lima orang.
6
PENGENALAN DAN DASAR ALAT BERAT
Pokok Bahasan I
Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan dasar-dasar alat berat dan mampu
menghitung tenaga alat berat
Tenaga yang dibutuhkan ditentukan oleh tahanan total efektif yang terdiri dari tahanan
gelinding (= rolling resistance) dan tahanan kelandaian (= grade resistance). Tenaga
yang tersedia ditentukan oleh tenaga tarik kait (= Drawbar pull) dan tenaga tarik roda
(= Rimpull) dari kendaraan dengan ban karet. Sedangkan tenaga yang dapat
dimanfaatkan ditentukan oleh hasil kali koefisien gesekan (= koefisien traksi ) dengan
berat alat berat yang berpengaruh.
Ditinjau dari pengaruh lainnya kinerja alat berat ditentukan juga oleh ketinggian lokasi
kerja alat berat. Tenaga (Horse power) mesin berkurang sebesar 3% dari horse power
seluruhnya pada setiap kenaikan tinggi 1000 ft pada ketinggian diatas 3000 ft yang
pertama. Kelandaian tanjakan memerlukan tambahan tenaga agar alat berat dapat tetap
berjalan. Kondisi jalan yang menimbulkan hambatan ditentukan oleh koefisien traksi,
dan sifat ataupun jenis tanah yang akan di proses dengan menggunakan alat berat.
7
Tahanan gelinding adalah tahanan pada gerak roda kendaraan diatas permukaan tanah.
Besarnya tahanan gelinding ditentukan oleh Rumus pendekatan:
RR = CRR x Berat Kendaraan Beroda.
Dimana: CRR = 2% + (0.6%) setiap cm terbenamnya roda
CRR = dalam kg/ton atau lbs/ton
Besarnya tahanan gelinding menurut standar industri pemindahan tanah dapat
ditentukan seprti tabel 1.
8
6
VI
Jalan jelek, berlumpur, tidak ada pemeliharaan
10.0 – 20.0
100-200
(Sumber: Rochmanhadi, 1990. Pemindahan Tanah Mekanis)
Contoh:
Jika berat total kendaraan alat berat = 50 ton, bekerja pada jalan tanah terpelihara(tipe
2), factor tahanan gelinding 3.5%. Maka tahanan gelinding = 35 kg/ton x 50 ton = 1750
kg.
Contoh:
Sebuah traktor 150 HP dengan roda ban karet, berjalan pada gigi ke satu pada
kecepatan 3 mph. Tentukan rimpull yang tersedia pada roda.
Jawaban: Rimpull = =
9
Tenaga tarik adalah tenaga dari traktor yang terdapat pada gantol (hook) di belakang
traktor, dinyatakan dalam kg ataupun lbs. Besarnya DBP bergantung dari kecepatan
gerak kendaraan dan gigi yang bekerja ditunjukkan seperti tabel 2.
Contoh:
Sebuah traktor berat 10 ton, mempunyai DBP 500 lbs yang diperhitungkan pada faktor
tahanan gelinding (RRF) = 100 lbs/ton. Tentukan DBP yang efektif jika traktor bekerja
pada jalan dengan RRF = 150 lbs/ton.
Jawaban:
DBP pada RRF 100 lbs/ton = 5000 lbs
Reduksi DBP = (150 – 100) 10 = 500 lbs (-)
Jada DBP efektif tinggal = 4500 lbs
Contoh:
Sebuah traktor mesin 200 HP , berat 18 ton menarik scraper dengan muatan penuh
berat 25 ton. DBP traktor pada gigi ke 3 adalah 7000 kg. Rolling resistance traktor 70
kg/ton, Rolling resistance yang ditentukan oleh pabrik adalah 50 kg/ton.
10
RR scraper 100 kg/ton, efisiensi 85%. Tentukan kemampuan mendaki traktor dalam
menarik scraper.
Jawaban:
RR tambahan untuk traktor (70 – 50) = 20 kg/ton
RR traktor = 18 x 20 = 360 kg/ton
RR scraper = 25 x 100 = 2500 kg/ton (+)
Total RR = 2880 kg/ton
Maksimal DBP yang diperhitungkan 85% x 7000 = 5950 kg
Untuk keperluan mengatasi RR = 2880 kg
DBP yang tersedia = 3070 kg
Berat traktor + berat scraper = 18 + 25 = 43 ton
Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 1%. Jadi untuk traktor + scraper
= 10 x 43 = 430 kg untuk setiap kenaikan kelandaian 1%.
Maka kemampuan mendaki traktor =
Contoh:
Scraper beroda ban karet, berat traktor/alat berat = 35 ton, berat beban = 25 ton,
sehingga berat totalnya = 60 ton. Jika tahanan gelinding (RR) = 5%, dan tahanan
kelandaian (GR) = 5% , sehingga tahanan total = 10%. Tentukan tenaga yang ada /yang
diperlukan dan kecepatan maksimum alat berat tersebut.
Jawaban:
Dengan menggunakan manual pabrik pembuat mesin alat berat berupa grafik unjuk
kerja scraper roda ban karet. Maka diambil titik A pada berat total 60 ton, kemudian
ditarik garis vertical sehingga memotong garis tahanan total 10% yaitu titik B. Dari
titiuk B ditarik garis ke kiri mendatar memotong gigi transmisi di titik C, dan
memotong sumbu kuat tarik/rimpull di titik D. Dari titik C ditarik garis vertical
sehingga memotong sumbu kecepatan di titik E. Selanjutnya dari titik titik A, B, C, D,
dan E dapat ditentukan bahwa:
Alat dapat bekerja pada gigi ke 6 (titik C), dengan tenaga yang ada + 4000 kg (titik D),
dan kecepatan maksimum sebesar 28 km/jam (titik E) pada berat beban 25 ton
8. Koefisisen Traksi
Koefisisen traksi adalah besarnya tenaga tarik yang menyebabkan slip dibagai dengan
berat kendaraan keseluruhan. Tenaga mesin hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang
11
maksimum jika ada gesekan yang cukup antara permukaan ban/roda dengan permukaan
tanah tempat alat bekerja. Jika gesekan antara tanah dengan roda /ban kurang, maka
tenaga yang berlebih yang dilimpahkan pada roda hanya akan menyebabkan slip.
Besarnya tenaga traksi yang dimanfaatkan dinyatakan sebagai traksi kritis (= Daya tarik
batas selip) yang ditentukan oleh rumus seperti berikut:
Traksi kritis = koefisien traksi (=CT) x Berat total kendaraan.
Contoh:
Jika sebuah alat berat dengan roda rantai, berat total alat 5000 kg. Dari hasil
pengamatan roda mengalami slip pada saat diberikan tenaga traksi sebesar 3000 kg.
Maka koefisien traksi (CT) =
Besarnya koefisien traksi bergantung dari jenis ban ataupun rantai roda dan juga jenis
permukaan tanah sebagaiman pada tabel 3.
12
0.40
0.36
0.20
0.20
0.55
0.50
0.50
0.30
0.25
(Sumber: Rochmanhadi, 1990. Pemindahan Tanah Mekanis)
Contoh:
Sebuah alat berat dengan roda ban karet, berat total 20000 lbs. Bekerja pada tanah pasir
basah dengan koefisien traksi 0.3 Tentukan tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan.
Jawaban:
Tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan = 0.3 x 20000 = 6000 lbs.
Contoh:
Sabuah traktor 200 HP (four cycle engines) bekerja pada ktinggian 10000 ft dari
permukaan air laut. Tentukan tenaga efektif dari mesin tersebut.
Jawaban:
Tenaga mesin pada ketinggian < 3000 ft = 200HP
Pengaruh ketinggian = 3% x 200 HP x (10000 – 3000) /1000 = 42 HP
Jadi tenaga efektif = (200 – 42) HP = 158 HP.
13
Durasi pekerjaan adalah waktu yang diperlukan alat berat dalam menyelesaiakan
volume pekerjaan pemindahan tanah, durasi pekerjaan bergantung dari volume
pekerjaan dan produktivitas. Rumus durasi adalah:
Durasi =
14
Shrinkage yang dinyatakan dalam persent. Besar pengembangan volume (swell) dan
penyusutan volume (shrinkage) dapat ditentukan dengan rumus seperti berikut:
SW =
Dimana: B = berat tanah dalam kondisi bank
L = berat tanah dalam kondisi loose
SW = % Swell
SH =
Dimana: B = berat tanah dalam kondisi bank
C = berat tanah dalam kondisi compacted
SH = % shrinkage
15
Tanah biasa baik basah
26
0.79
6
Kerakal
14
0.88
7
Pasir kering
11
0.90
8
Pasir basah
12
0.89
9
Batu
62
0.61
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)
Contoh:
Dari hasil uji tanah di peroleh berat tanah alam 95 lbs/cu.ft, berat tanah lepas 80
lbs/cu.ft, berat tanah yang dipadatkan 110 lbs/cu.ft Tentukan besarnya pengembangan
(SW) dan penyusutan (SH) volume tanah tersebut.
Jawaban:
SW = =
SH = =
Contoh:
Diperlukan suatu tanah lempung berkerikil kering (compacted) sebanyak 4000 cy,
dengan load factor 0.73 dan shrinkage factor 0.80. Jika tanah tersbut diangkut dengan
scraper, maka tentukan berapa kali tanah tersebut harus diangkut oleh scraper yang
berkapasitas 20cy.
Jawaban:
SF =
Volume tanah kondisi bank =
Jadi tanah yang akan diangkut sebanyak 5000 cy.
LF =
Volume tanah kondisi bank = 0.73 x 20 = 14.6 cy. (bank)
Jadi scraper dapat mengangkut sebanyak = » 343 kali.
16
5. Alat Penggerak/Traktor
1. Pengenalan Traktor
Traktor adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Traktor
berfungsi sebagai penggerak utama (prime mover) bagi alat-alat berat, misalnya
menarik, mendorong, mengangkat, sebagai tempat dudukan alat alat berat lainnya
misalnya crane.
Traktor dibedakan dalam dua tipe pokok, yaitu:
A. Traktor dengan roda rantai (= Crawler tractor)
B. Tractor dengan roda karet/ban (Wheel tractor)
Disamping itu tractor dibedakan menurut ukuran tenaga DBP, HP mesinnya, atas dasar
beratnya secara keseluruhan. Masing-masing tipe mempunyai mempunyai kemampuan
dan kegunaan yang berbeda.
Tabel 5. Perbandingan traktor roda dua ban karet dan roda empat ban karet.
No.
Obyek perbandingan
Traktor roda
dua
Traktor roda empat
1
Gerak/manuver
Lebih mudah
Kurang
2
Traksi
17
besar
kecil
3
Rolling Resistance
Kecil
Lebih Kecil
4
Kecepatan
Kurang cepat
Lebih cepat
5
Goncangan pada jalan yang tidak rata
Besar
Kecil
6
Biaya pemeliharaan
Agak Murah
Mahal
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)
Demikian pula perbandingan wheel tractor dengan crawler tractor dapat diperhatikan
seperti pada Tabel 6. di bawah ini:
18
Dapat bekerja
pada medan buruk
Harus baik
5
Kemungkinan selip
Kecil
Mudh selip.Besar
6
Floting
Lebih baik
Bebanroda terpuat
7
Mobilitas
Rendah
Tinggi
8
Jarak angkut
Dekat
Jauh
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)
19
5. Jelaskan unsur-unsur waktu yang diperlukan guna menentukan waktu siklus alat
berat,selanjutnya tuliskan rumus untuk menentukan produktivitas dan durasi
pekerjaan.
6. Scraper beroda ban karet, berat traktor/alat berat = 20 ton, berat beban = 30 ton,
sehingga berat totalnya = 50 ton. Jika tahanan gelinding (RR) = 10%, dan tahanan
kelandaian (GR) = 5% , sehingga tahanan total = 15%. Tentukan tenaga yang ada
/yang diperlukan dan kecepatan maksimum alat berat tersebut.
20