Anda di halaman 1dari 20

Kuliah Alat Berat

Jurusan Teknik Sipil


POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TIK :
Mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan fungsi serta kapasitas alat berat yang
digunakan pada setiap jenis pekerjaan konstruksi sipil.

Pokok Bahasan : Jenis dan Fungsi Alat Berat

Deskripsi Singkat :
Akan dibahas jenis dan fungsi alat berat, perhitungan kapasitas dan biaya peralatan
serta manajemen peralatan untuk pekerjaan konstruksi.

I. Bahan Bacaan
1. Anonim : Tim Penyusun, Pemindahan Tanah Mekanis, BPKM Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Semarang, 2000
2. Anonim: Data Peralatan di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Penerbit BP
PU
3. Susy Fatena Rostiyanti, Ir.M.Sc. Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, penerbit
Rineka Cipta, Jakarta, 2002

II. Pertanyaan Kunci/Tugas


1. Jelaskan fungsi utama penggunaan peralatan pada konstruksi sipil
2. Jelaskan fungsi masing-masing peralatan untuk beberapa jenis pekerjaan konstruksi
sipil (Dosen menentukan Jenis pekerjaan)
3. Jelaskan kapasitas masing-masing alat berat pada soal no.2 di atas

III. Tugas :
Kerjakan soal-soal uji kompetensi dan tugas kelompok pada bagian akhir bab I dan
jawaban dikumpul sebelum perkuliahan IV.

BAB I
JENIS DAN FUNGSI ALAT BERAT
(PENGENALAN ALAT BERAT)

I. PENDAHULUAN

Prasyarat :
Lulus Semester II Jurusan Teknik Sipil Politeknik

1
Standar Kompetensi :
Mampu menjelaskan jenis-jenis alat berat beserta fungsinya untuk pekerjaan
konstruksi.

Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan jenis-jenis alat berat untuk konstruksi sipil.
2. Mampu menjelaskan fungsi masing-masing alat berat untuk kontruksi sipil
3. Dapat mengetahui kapasitas masing-masing peralatan

II. PENYAJIAN
A. PENGANTAR
Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan
untuk membatu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat
berat merupakan factor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi
dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relative lebih singkat.
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali
(excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader,
truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti roller dan compactor; dan lain-lain.

Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktorakan memilih alat berat yang akan
digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah
satu faktorpenting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah
tepat sehingga proyek berjalan lancer. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek menjadi tidak lancer. Dengan demikian keterlambatan
penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan mebengkak.
Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat
lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.

B. PENGKLASIFIKASIAN ALAT.
Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut
adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat. Berat.

1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat


Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut
berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi
atas berikut ini.
a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus
dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat

2
semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan
dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper.
Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan
juga motor grader.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal jgua dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan
untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front
shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
c. Alat Pengangkut Material
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat
mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal
pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose
material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa
belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat
material ke dalamnya.
d. Alat Pemindahan Material.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai
alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat kea lat
yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.
e. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik tu jalan tanah dan
jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat
pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.
f. Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan
ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen,
beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat
mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses
material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan
material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material
disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt
paver, motor grader, dan alat pemadat.

2. Klasifikasi operasional Alat Berat


Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan
pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini.
a. Alat dengan Penggerak

3
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin
menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban
karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt.
b. Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton
maupun untuk aspal serta crusher plant.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN ALAT BERAT


Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan
kapasitasalat merupakan factor-faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai
untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat
sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan
terjadi keterlambatan di dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak, dan hasil
yang tidak sesuai dengan rencana.

Dalam pemilihan alat berat, ada beberapa factor yang harus diperhatikan sehingga
kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya,
seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain – lain.
2. Kapasitas peralatn. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat
material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus
sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal maupun vertical) dan
jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
4. Pembaasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan
alat berat antara lain peraturan lau lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu
metode konsruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan factor penting di dalam pemilihan alat berat.
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.
Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan,
irigasi, pembukaan hutan, dam, dan sebagainya.
7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi
memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang
akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat
dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.
9. Kondisi lapangan. Kondisi engan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan
factor lain yang mempengaruhi pemilihan alat – berat.

4
D. ALAT BERAT PADA MACAM-MACAM PROYEK KONSTRUKSI
Pada setiap proyek ada keunikan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di proyek
tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek
gedung, pelabuhan, jalan dam, irigasi, dan lain-lain.

1. Proyek Gedung
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah alat pemancang tiang
fondasi (pile driving), alat penggali (backhoe) yang digunakan untuk penggalian
basement, crane untuk pemindahan vertical, truck untuk pengangkutan horizontal,
concrete mixer, dan lain-lain. Concrete mixer digunakan sebagai pencampur adukan
beton dan concrete mixer truck sebagai pengangkut campuran beton. Alat pemadat juga
sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement.

2. Proyek Jalan
Proyek jalan pada umumnya menggunakan alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat,
loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran di sekitar badan jalan.
Buldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan
tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan
perkerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan
bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan
menggunakan asphalt finisher. Sedangkan untuk perkerasa kaku beton dioleh dengan
menggunakan concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan
menggunakan truck mixer.

3. Proyek Jembatan
Alat yang digunakan untuk proyek jembaan antara lain adalah alat pemancang tiang
fondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat
pemadat, dan lain-lain.

4. Proyek Dam
Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete
mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat
penggali tanah yang umumnya dipakai untuk proyek dam berupa backhoe atau front
shovel. Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuaan beton yang
dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.

C. Penutup

Soal-soal latihan uji kompetensi :


1. Jelaskan fungsi masing-masing alat yang ada dalam tabel daftar peralatan lampiran.
2. Sebutkan alat dan fungsinya yang dapat digunakan untuk :
o Pekerjaan timbunan tanggul untuk bendung

5
o Pekerjaan perkerasan jalan
o Pekerjaan beton untuk gedung bertingkat

Tugas Kelompok:
Buat kliping gambar alat berat dan jelaskan fungsinya serta kapasitasnya masing-
masing (minimum 30 alat berat). Tiap kelompok maksimum lima orang.

6
PENGENALAN DAN DASAR ALAT BERAT

Pokok Bahasan I

Pengenalan dan Dasar Alat Berat

Tujuan Pembelajaran :
Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan dasar-dasar alat berat dan mampu
menghitung tenaga alat berat

Sub Pokok Bahasan :


1. Hal Yang Mempengaruhi Kinerja Alat Berat
2. Definisi Peristilahan Pada Alat Berat
3. Pertimbangan Pemilihan Alat Berat
4. Sifat Dan Jenis Tanah
5. Traktor / Penggerak Alat Berat

1. Hal Yang Mempengaruhi Kinerja Alat Berat


Kinerja alat berat adalah kemampuan kerja alat berat yang ditinjau dari tenaga (=
power) mesin yang digunakan. Karena itu untuk mendayagunakan alat berat terdapat 3
macam tenaga yang diperhatikan yaitu:
Ø Tenaga yang dibutuhkan (= power required)
Ø Tenaga yang tersedia (= power available)
Ø Tenaga yang dapat dimanfaatkan (= power usable)

Tenaga yang dibutuhkan ditentukan oleh tahanan total efektif yang terdiri dari tahanan
gelinding (= rolling resistance) dan tahanan kelandaian (= grade resistance). Tenaga
yang tersedia ditentukan oleh tenaga tarik kait (= Drawbar pull) dan tenaga tarik roda
(= Rimpull) dari kendaraan dengan ban karet. Sedangkan tenaga yang dapat
dimanfaatkan ditentukan oleh hasil kali koefisien gesekan (= koefisien traksi ) dengan
berat alat berat yang berpengaruh.

Ditinjau dari pengaruh lainnya kinerja alat berat ditentukan juga oleh ketinggian lokasi
kerja alat berat. Tenaga (Horse power) mesin berkurang sebesar 3% dari horse power
seluruhnya pada setiap kenaikan tinggi 1000 ft pada ketinggian diatas 3000 ft yang
pertama. Kelandaian tanjakan memerlukan tambahan tenaga agar alat berat dapat tetap
berjalan. Kondisi jalan yang menimbulkan hambatan ditentukan oleh koefisien traksi,
dan sifat ataupun jenis tanah yang akan di proses dengan menggunakan alat berat.

2. Definisi Dan Peristilahan Pada Operasi Alat Berat

1. Tahanan Gelinding (= Rolling Resistance = RR )

7
Tahanan gelinding adalah tahanan pada gerak roda kendaraan diatas permukaan tanah.
Besarnya tahanan gelinding ditentukan oleh Rumus pendekatan:
RR = CRR x Berat Kendaraan Beroda.
Dimana: CRR = 2% + (0.6%) setiap cm terbenamnya roda
CRR = dalam kg/ton atau lbs/ton
Besarnya tahanan gelinding menurut standar industri pemindahan tanah dapat
ditentukan seprti tabel 1.

Tabel 1. Standar Untuk Industri Pemindahan Tanah


No.
Tipe Jalan
Keadaan Jalan Kerja
Tahanan
(%)
Tahanan
Gelinding
( kg/ton)
1
I
Jalan keras, halus, terpelihara, ban tidak terbenam
2.0
20
2
II
Jalan tanah yang terpelihara agak keras, ban agak terbenam
3.5
35
3
III
Jalan tanah, kurang terpelihara, lunak, ban terbenam ± 50 mm
5.0
50
4
IV
Jalan tanah, tidak terpelihara, tidak ada pemadatan, ban terbenam ± 150 mm
7.5
75
5
V
Jalan dari pasir-lepas, kerikil
10.0
100

8
6
VI
Jalan jelek, berlumpur, tidak ada pemeliharaan
10.0 – 20.0
100-200
(Sumber: Rochmanhadi, 1990. Pemindahan Tanah Mekanis)

Contoh:
Jika berat total kendaraan alat berat = 50 ton, bekerja pada jalan tanah terpelihara(tipe
2), factor tahanan gelinding 3.5%. Maka tahanan gelinding = 35 kg/ton x 50 ton = 1750
kg.

2. Tahanan Kelandaian ( = grade resistance = GR )


Tahanan kelandaian adalah tahanan pada gerakan roda pada saat berjalan pada
tanjakan.Dalam menghitung kebutuhan tenaga traksi dibedakan antara grade resistance
(GR) yaitu tanjakan yang dapat mengakibatkan bertambahnya tenaga traksi yang
diperlukan, dan Grade Assistance (=GA) yaitu turunan yang mengakibatkan
berkurangnya tenaga traksi yang diperlukan.

3. Tahanan Total(= Total Resistance = TR)


Tahanan total adalah jumlah tahanan gelinding (RR) dengan tahanan kelandaian (GR)
sedemikian hingga TR = RR + GR (akibat tanjakan) dan
TR = RR - GA (akibat turunan).

4. Tenaga Roda (= Rimmpull)


Tenaga roda adalah tenaga gerak yang disediakan oleh mesin kepada roda gerak dari
kendaraan yang dinyatakan dalam kg ataupun lbs. Besarnya tenaga roda dapat
ditentukan dengan rumus sepereti berikut:
Rimpull =
Dimana: 375 = Angka konversi
HP = Horse power ; Efisiensi = 80% - 85%
Rimpull =
Dimana: 360 = Angka konversi
KW = kilowatt ; Efisiensi = 80% - 85%

Contoh:
Sebuah traktor 150 HP dengan roda ban karet, berjalan pada gigi ke satu pada
kecepatan 3 mph. Tentukan rimpull yang tersedia pada roda.
Jawaban: Rimpull = =

5. Tenaga Tarik (Drawbarpull = DBP)

9
Tenaga tarik adalah tenaga dari traktor yang terdapat pada gantol (hook) di belakang
traktor, dinyatakan dalam kg ataupun lbs. Besarnya DBP bergantung dari kecepatan
gerak kendaraan dan gigi yang bekerja ditunjukkan seperti tabel 2.

Tabel 2. Tenaga Tarik DBP (Drawbarpull) Traktor


No.
Kecepatan (mph)
DBP (lbs)
1
1.567
9.909
2
2.20
6.872
3
3.04
4.752
4
3.80
3.626
5
5.30
2.419
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)

Contoh:
Sebuah traktor berat 10 ton, mempunyai DBP 500 lbs yang diperhitungkan pada faktor
tahanan gelinding (RRF) = 100 lbs/ton. Tentukan DBP yang efektif jika traktor bekerja
pada jalan dengan RRF = 150 lbs/ton.
Jawaban:
DBP pada RRF 100 lbs/ton = 5000 lbs
Reduksi DBP = (150 – 100) 10 = 500 lbs (-)
Jada DBP efektif tinggal = 4500 lbs

6. Kemampuan Mendaki Tanjakan (Gradability)


Kemampuan mendaki tanjakan adalah landai maksimal yang dapat ditempuh oleh
sebuah traktor, dinyatakan dalam persent landai.

Contoh:
Sebuah traktor mesin 200 HP , berat 18 ton menarik scraper dengan muatan penuh
berat 25 ton. DBP traktor pada gigi ke 3 adalah 7000 kg. Rolling resistance traktor 70
kg/ton, Rolling resistance yang ditentukan oleh pabrik adalah 50 kg/ton.

10
RR scraper 100 kg/ton, efisiensi 85%. Tentukan kemampuan mendaki traktor dalam
menarik scraper.
Jawaban:
RR tambahan untuk traktor (70 – 50) = 20 kg/ton
RR traktor = 18 x 20 = 360 kg/ton
RR scraper = 25 x 100 = 2500 kg/ton (+)
Total RR = 2880 kg/ton
Maksimal DBP yang diperhitungkan 85% x 7000 = 5950 kg
Untuk keperluan mengatasi RR = 2880 kg
DBP yang tersedia = 3070 kg
Berat traktor + berat scraper = 18 + 25 = 43 ton
Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 1%. Jadi untuk traktor + scraper
= 10 x 43 = 430 kg untuk setiap kenaikan kelandaian 1%.
Maka kemampuan mendaki traktor =

7. Tenaga Mesin Alat Berat


Tenaga pada mesin dinyatakan dalam satuan tenaga kuda (HP) yang bergantung dari
tenaga tarik dan kecepatan, sedemikian hingga:
Daya (= HP) = Tenaga Tarik (= kg) x Kecepatan (= m/det)
Konstan berubah-ubah berubah-ubah
Hubungan besaran tersebut menunjukkan bahwa: jika tenaga tarik besar maka
kecepatan kecil, jika tenaga tarik kecil maka kecepatan besar.

Contoh:
Scraper beroda ban karet, berat traktor/alat berat = 35 ton, berat beban = 25 ton,
sehingga berat totalnya = 60 ton. Jika tahanan gelinding (RR) = 5%, dan tahanan
kelandaian (GR) = 5% , sehingga tahanan total = 10%. Tentukan tenaga yang ada /yang
diperlukan dan kecepatan maksimum alat berat tersebut.
Jawaban:
Dengan menggunakan manual pabrik pembuat mesin alat berat berupa grafik unjuk
kerja scraper roda ban karet. Maka diambil titik A pada berat total 60 ton, kemudian
ditarik garis vertical sehingga memotong garis tahanan total 10% yaitu titik B. Dari
titiuk B ditarik garis ke kiri mendatar memotong gigi transmisi di titik C, dan
memotong sumbu kuat tarik/rimpull di titik D. Dari titik C ditarik garis vertical
sehingga memotong sumbu kecepatan di titik E. Selanjutnya dari titik titik A, B, C, D,
dan E dapat ditentukan bahwa:
Alat dapat bekerja pada gigi ke 6 (titik C), dengan tenaga yang ada + 4000 kg (titik D),
dan kecepatan maksimum sebesar 28 km/jam (titik E) pada berat beban 25 ton

8. Koefisisen Traksi
Koefisisen traksi adalah besarnya tenaga tarik yang menyebabkan slip dibagai dengan
berat kendaraan keseluruhan. Tenaga mesin hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang

11
maksimum jika ada gesekan yang cukup antara permukaan ban/roda dengan permukaan
tanah tempat alat bekerja. Jika gesekan antara tanah dengan roda /ban kurang, maka
tenaga yang berlebih yang dilimpahkan pada roda hanya akan menyebabkan slip.
Besarnya tenaga traksi yang dimanfaatkan dinyatakan sebagai traksi kritis (= Daya tarik
batas selip) yang ditentukan oleh rumus seperti berikut:
Traksi kritis = koefisien traksi (=CT) x Berat total kendaraan.

Contoh:
Jika sebuah alat berat dengan roda rantai, berat total alat 5000 kg. Dari hasil
pengamatan roda mengalami slip pada saat diberikan tenaga traksi sebesar 3000 kg.
Maka koefisien traksi (CT) =
Besarnya koefisien traksi bergantung dari jenis ban ataupun rantai roda dan juga jenis
permukaan tanah sebagaiman pada tabel 3.

Tabel 3. Koefisien Traksi


No.
Jenis Permukaan Jalan Kerja
Ban Karet
Crawler
1
Beton kering dan kasar
0.90
0.45
2
Tanah liat kering
Tanah liat basah
Tanpa perkerasan dan kering
0.55
0.90
3
Tanah liat, basah
Tanah biasa, basah
Tanah muka(top soil),basah
0.45
0.70
4
Tanah pengambilan batu (stock pile)
Pasir basah
Kerikil lepas/gembur
Pasir lepas/gembur, kering
Jalan tanah berlumpur
0.65

12
0.40
0.36
0.20
0.20
0.55
0.50
0.50
0.30
0.25
(Sumber: Rochmanhadi, 1990. Pemindahan Tanah Mekanis)

Contoh:
Sebuah alat berat dengan roda ban karet, berat total 20000 lbs. Bekerja pada tanah pasir
basah dengan koefisien traksi 0.3 Tentukan tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan.
Jawaban:
Tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan = 0.3 x 20000 = 6000 lbs.

Contoh:
Sabuah traktor 200 HP (four cycle engines) bekerja pada ktinggian 10000 ft dari
permukaan air laut. Tentukan tenaga efektif dari mesin tersebut.
Jawaban:
Tenaga mesin pada ketinggian < 3000 ft = 200HP
Pengaruh ketinggian = 3% x 200 HP x (10000 – 3000) /1000 = 42 HP
Jadi tenaga efektif = (200 – 42) HP = 158 HP.

9. Waktu siklus (cyclus time = CT)


Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan opoerasi alat berat.
Besarnya waktu siklus ditentukan oleh penjumlahan beberapa unsur waktu yang
meliputi waktu muat (Loading time = LT), waktu angkut di perjalanan (Hauling time =
HT), waktu pembongkaran (Dumping time = DT), waktu kembali (Return time = RT),
waktu tunggu (Spotting time = ST). dan waktu tetap (Fixed time = FT), sehingga waktu
siklus dirumuskan sebagai:
CT = LT + HT + DT + RT + ST + FT

10. Produksivitas dan Durasi Pekerjaan


Produksi alat berat bergantung dari kapasitas alat berat dan waktu siklus kegiatan.
Rumus dasar produksivitas alat adalah:
Produksivitas =
Secara umum waktu siklus kegiatan ditentukan dalam menit, sedangkan produktivitas
dihitung dalam produksi perjam dan memperhitungkan factor efisiensi alat berat,
karena itu rumus produktivitas adalah:
Produksivitas =

13
Durasi pekerjaan adalah waktu yang diperlukan alat berat dalam menyelesaiakan
volume pekerjaan pemindahan tanah, durasi pekerjaan bergantung dari volume
pekerjaan dan produktivitas. Rumus durasi adalah:
Durasi =

3. Pertimbangan Pemilihan Alat Berat


Dalam menentukan alat berat yang akan digunakan terdapat beberapa factor yang
menjadi pertimbangan, factor-faktor tersebut antara lain adalah:
a. Fungsi alat berat yang tepat, misalnya untuk menggali, mengangkut, meratakan
permukaan, menghilangkan tumbuhan/pohon
b. Cara operasi, alat berat dipilih berdasarkan arah gerak, jarak gerakan, kecepatan,
frekwensi gerakan.
c. Kapasitas peralatan, kapasitas volume alat berat agar dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.
d. Jenis dan daya dukung tanah, kondisi tanah padat, lepas, keras, lembek.
e. Jenis proyek, misalnyaa proyek gedung, pelabuhan, jembatan, pembukaan hutan,
bendung, irigasi, daan lain-lain.
f. Ekonomis, misalnya biaya investasi, biaya sewa operasi peralatan, biaya
pemeliharaan alat berat.

4. Sifat Jenis Tanah dan Volume

1. Satuan Untuk Volume


Dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis (PTM) terjadi proses perubahan volume
akibat dari aktivitas pekerjaan tersebut, karena itu untuk mengukur volume tanah pada
pekerjaan tersebut digunakan 3 bentuk satuan volume seperti berikut:
a. Bank Cubic Yard (bcy) adalah satuan volume material tanah pada kondisi
alami/sebelum digali.
b. Loose Cubic Yarad (lcy) adalah satuan volume material tanah pada kondisi lepas/
setelah digali.
c. Compacted Cubic Yard (ccy) adalah satuan volume material tanah pada kondisi
terpadatakan/ setelah proses pemadatan.

Dari 3 bentuk satuan volume tersebut mempunyai konversi satuan/nilai kesamaan


seperti berikut: 1 B cy = 1.25 L cy = 0.9 C cy.

2. Sifat Volume Tanah


Akibat dari aktivitas pemindahan tanah maka volume tanah akan mengalami
penambahan ataupun penyusutan. Bertambahnya volume tanah dari kondisi alami
menjadi kondisi loose dinamakan swell, yang dinyatakan dalam persent. Demikian
halnya berkurangnya volume dari kondisi bank menjadi kondisi compacted dinamakan

14
Shrinkage yang dinyatakan dalam persent. Besar pengembangan volume (swell) dan
penyusutan volume (shrinkage) dapat ditentukan dengan rumus seperti berikut:
SW =
Dimana: B = berat tanah dalam kondisi bank
L = berat tanah dalam kondisi loose
SW = % Swell
SH =
Dimana: B = berat tanah dalam kondisi bank
C = berat tanah dalam kondisi compacted
SH = % shrinkage

3. Load Factor (LF) dan Shrinkage Factor (SF)


Load factor (LF) adalah perbandingan volume tanah dalam kondisi bank dengan
volume tanah dalam kondisi loose.
LF =
Shrinkage factor adalah perbandingan volume tanah dalam kondisi compacted dengan
volume tanah dalam kondisi bank.
SF =
Perubahan volume pada berbagai macam tanah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pertambahan volume macam-macam tanah


No.
Jenis Tanah
% Swell
Load Factor
1
Lempung alami
38
0.72
2
Lempung berkerikil kering
36
0.73
3
Lempung berkerikil basah
23
0.73
4
Tanah biasa baik kering
24
0.81
5

15
Tanah biasa baik basah
26
0.79
6
Kerakal
14
0.88
7
Pasir kering
11
0.90
8
Pasir basah
12
0.89
9
Batu
62
0.61
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)

Contoh:
Dari hasil uji tanah di peroleh berat tanah alam 95 lbs/cu.ft, berat tanah lepas 80
lbs/cu.ft, berat tanah yang dipadatkan 110 lbs/cu.ft Tentukan besarnya pengembangan
(SW) dan penyusutan (SH) volume tanah tersebut.
Jawaban:
SW = =
SH = =

Contoh:
Diperlukan suatu tanah lempung berkerikil kering (compacted) sebanyak 4000 cy,
dengan load factor 0.73 dan shrinkage factor 0.80. Jika tanah tersbut diangkut dengan
scraper, maka tentukan berapa kali tanah tersebut harus diangkut oleh scraper yang
berkapasitas 20cy.
Jawaban:
SF =
Volume tanah kondisi bank =
Jadi tanah yang akan diangkut sebanyak 5000 cy.
LF =
Volume tanah kondisi bank = 0.73 x 20 = 14.6 cy. (bank)
Jadi scraper dapat mengangkut sebanyak = » 343 kali.

16
5. Alat Penggerak/Traktor
1. Pengenalan Traktor
Traktor adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi energi mekanik. Traktor
berfungsi sebagai penggerak utama (prime mover) bagi alat-alat berat, misalnya
menarik, mendorong, mengangkat, sebagai tempat dudukan alat alat berat lainnya
misalnya crane.
Traktor dibedakan dalam dua tipe pokok, yaitu:
A. Traktor dengan roda rantai (= Crawler tractor)
B. Tractor dengan roda karet/ban (Wheel tractor)
Disamping itu tractor dibedakan menurut ukuran tenaga DBP, HP mesinnya, atas dasar
beratnya secara keseluruhan. Masing-masing tipe mempunyai mempunyai kemampuan
dan kegunaan yang berbeda.

2. Traktor roda rantai


Traktor roda rantai (crawler tractor) berfungsi sebagai alat pokok serbaguna:
Misalnya sebagai tenaga penggerak untuk mendorong, misalnya bulldozer, loader, dan
menarik sraper. Crawler tractor dibutuhkan jika gesekan antara roda dan permukaan
tanah besar,dan tenaganya maksimal tidak mengalami selip pada waktu kerja.

3. Traktor dengan roda karet (Whell Tractor)


Traktor ini digunakan jika diperlukan kecepatan tinggi, dan jarak angkut yang cukup
panjang. Tenaga tariknya dipengaruhi oleh keras/lembeknya permukaan tanah. Jika
tanahnya lembek, maka roda /ban akan masuk ke tanah dan menambah rolling
resistance tractor sehingga mengurangi tenaga efektif untuk menarik. Secara kusus
traktor roda karet/ban dibedakan Tractor roda dua dan tractor roda empat.

4. Perbandingan Pada Klasifikasi Traktor


Traktor dengan dua buah roda ban karet dengan empat buah roda ban karet dapat
diperhatikan seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan traktor roda dua ban karet dan roda empat ban karet.
No.
Obyek perbandingan
Traktor roda
dua
Traktor roda empat
1
Gerak/manuver
Lebih mudah
Kurang
2
Traksi

17
besar
kecil
3
Rolling Resistance
Kecil
Lebih Kecil
4
Kecepatan
Kurang cepat
Lebih cepat
5
Goncangan pada jalan yang tidak rata
Besar
Kecil
6
Biaya pemeliharaan
Agak Murah
Mahal
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)

Demikian pula perbandingan wheel tractor dengan crawler tractor dapat diperhatikan
seperti pada Tabel 6. di bawah ini:

Tabel 6. Perbandingan Crawler tractor dan Wheel tractor


No.
Obyek perbandingan
Crawler Traktor
Wheel Tractor
1
Tenaga Tarik
Besar
Lebih kecil
2
Kecepatan
Relatif kecil
Besare
3
Ground contact
Besar
Kecil
4
Kondisi medan

18
Dapat bekerja
pada medan buruk
Harus baik
5
Kemungkinan selip
Kecil
Mudh selip.Besar
6
Floting
Lebih baik
Bebanroda terpuat
7
Mobilitas
Rendah
Tinggi
8
Jarak angkut
Dekat
Jauh
(Sumber: Suryadharma H., 1998. Alat-Alat Berat)

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang


Ujian Tengah Semester
Mata kuliah : Alat-Alat Berat
Program /Jurusan :
Waktu : 100 Menit

Petunjuk: Kerjakan semua soal dibawah ini:


1. Dalam memberdayakan alat berat perlu memperhatikan faktor tenaga yang berupa
tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang tersedia, dan tenaga yang dimanfaatkan.
Tuliskan unsur-unsur yang berpengaruh pada faktor tenaga tersebut di atas.
2. Jelaskan apa yang dimaksud tahanan gelinding, dan tahanan kelandaian, selanjutnya
berikan penjelasan bagaimana menentukan tahanan gelinding dan tahanan
kelandaian.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rimpull, drawbarpull dan gradability,
selanjutnya berikan penjelasan bagaimana menentukan rimpull dan drawbarpull.
4. Jelaskan macam-macam perubahan volume tanah akibat pengerjaan penggusuran
tanah mekanis, selanjutnya bagaimana menentukan besarnya perubahan volume
tanah termaksud.

19
5. Jelaskan unsur-unsur waktu yang diperlukan guna menentukan waktu siklus alat
berat,selanjutnya tuliskan rumus untuk menentukan produktivitas dan durasi
pekerjaan.
6. Scraper beroda ban karet, berat traktor/alat berat = 20 ton, berat beban = 30 ton,
sehingga berat totalnya = 50 ton. Jika tahanan gelinding (RR) = 10%, dan tahanan
kelandaian (GR) = 5% , sehingga tahanan total = 15%. Tentukan tenaga yang ada
/yang diperlukan dan kecepatan maksimum alat berat tersebut.

20

Anda mungkin juga menyukai