BEKASI
2020
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
6.KESIMPULAN
1. PENDAHULUAN
Dalam mengoptimalkan sistem produksi perlu adanya kajian dan analisis dari proses
kerja dan pemilihan teknik kerja yang paling efisien, termasuk optimalisasi jalur delivery
produksi sehingga dapat memaksimalkan jumlah yang dapat diangkut. Dengan optimalisasi
tersebut perusahaan dapat mengirimkan produk sesuai dengan schedule dan quantity yang
telah di tentukan, dan dengan biaya yang lebih efisien.
Hal ini yang akan kita analisis mengenai produksi penambangan limestone untuk
pengiriman ke PT MKI, dalam hal ini produksi akhir dari limestone ini adalah bahan baku
semen, oleh karena itu size ( ukuran) dan kadar kapur harus sesuai kriteria, selainitu juga
pengiriman bahan baku non size ke PT.Global sebagai perusahaan pembakaran batu kapur.
Ada beberapa hal yang akan kita kaji meliputi analisa teknik pekerjaan dan efisiensinya,
analisa peralatan kerja, analisa man power, dan analisa lingkungan.
Dalam hal lokasi/lingkungan merupakan lahan yang sudah pernah di tambang secara
tradisional dan tidak teratur, hal ini yang akan menjadikan pokok pembahasan dalam
menentukan methode atau teknik penambangan yang akan di gunakan guna meningkatkan
produksi.
1. Tambang terbuka (surface mining) : adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau
aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi,
dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining) : adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di bawah
permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3. Tambang bawah air (underwater mining) : adalah metode penambangan yang kegiatan
penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral berharganya
terletak dibawah permukaan air.
Pada analisis untuk peningkatan produksi kami, akan kita bahas untuk dasar
pemahamannya, yaitu untuk methode penambngan terbuka.
Dalam penambangan mineral atau endapan bijih dengan metode tambang terbuka ada empat
cara, yaitu :
.OpenPit
Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka yang dilakukan
untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih
besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya.
Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih atau
mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali ke
bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit.
.OpenCast/OpenMine/OpenCut
Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara penambangan open pit.
Namun, teknik penambangan ini dilakukan untk daerah lereng bukit. Medan kerja yang
digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Bentuk tambang dapat
pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung dari letak endapan
penambangan yang diinginkan.
Cara pengangkutan endapan bijih atau mineral pada metode ini sama dengan
pengangkutan yang dilakukan pada metode open pit.
.Quarry
Metode penambangan dengan cara Quarry adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan galian industri atau mineral
industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu gamping, dll.
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu sendiri ada 2
(dua) macam,yaitu:
·-SideHillType
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian indutri
yang terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng
bukit itu
Keuntungan penambangan dengan cara ini adalah :
Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja sedikit
miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.
Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan gaya
gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi lebih singkat.
-PitType/SubsurfaceType
Merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian industri yang
terletak pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja harus digali
ke arah bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit).
.StripMine
Penambangan dengan sistem Strip Mine merupakan penambangan terbuka yang
dialakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau sedikit miring.
Mesin ini bisa menghasilkan produksi 200 ton perjam, sangat cocok untuk penambangan
dengan quantity hasil yang tinggi, dengan massa produksi yang panjang dikarenakan harga
mesin ini sangat mahal berkisar Rp.15 M. Mesin ini cocok untuk area pertambangan yang
datar dan rata tidak cocok di aplikasikan untuk area yg tidak rata dan bergelombang.
Dari hasil peledakan ini akan dihasilkan bongkahan batu kapur yang tidak stabil, artinya
ukuran dari hasil penambangan tidak rata dan tidak sama.
Karena itu dalam teknik ini membutuhkan mesin chruser untuk membantu menghancurkan
batu yang besar supaya sesuai ukuran yang dikehendaki.
Dengan adanya mesin chruser, maka di butuhkan juga alat angkut untuk meloding atau
memindahkan hasil ledakan ke proses chruser, sebelum hasil produksi dikirim ke pabrik,
hal ini juga akan menambah biaya produksi. Hasil produksi dari mesin chruser yang sering
di gunakan saat ini bisa mencapai 70 ton/jam.
Dari hasil peledakan ini akan dihasilkan bongkahan batu kapur yang tidak stabil, artinya
ukuran dari hasil penambangan tidak rata dan tidak sama.
Karena itu dalam teknik ini membutuhkan mesin chruser untuk membantu menghancurkan
batu yang besar supaya sesuai ukuran yang dikehendaki.
Dengan adanya mesin chruser, maka di butuhkan juga alat angkut untuk meloding atau
memindahkan hasil ledakan ke proses chruser, sebelum hasil produksi dikirim ke pabrik,
hal ini juga akan menambah biaya produksi. Hasil produksi dari mesin chruser yang sering
di gunakan saat ini bisa mencapai 70 ton/jam.
Pada teknik ini ketepatan operator dalam mengoperasikannya sangat berpengaruh terhadap
hasil dan keawetan mesin, selain itu site plan juga sangat menentukan hasil dari
penambangan ini. Kapasitas dari mesin ini berkisar 25 ton/ jam.
Efektivitas mesin ini mengakibatkan tidak diperlukanya mesin cruser dan alat loading di
site. Alat ini masih jarang di gunakan di penambangan pulau jawa dikarenakan perawatan
dari mesin rotary cutting yang harus lebih diperhatikan. Pisau pisau nyang ada di bucket
mudah patah, sehingga pengaturan pitch terhadap batu kapur harus stabil dalam
pengoperasianya.
Aplikasi penggunaan Rotary Cutting breaker pada penambangan batu pada posisi yang
vertical
Aplikasi penggunaan Rotary Cutting breaker pada penambangan batu limestone pada area
yang miring
kondisi site plan di penambangan ini sangat lah memprihatinkan, penambangan tidak
tertata dengan baik, untuk pengangkutan sangat lah menyusahkan.
Hal ini yang akan kita tata ulang, mulai dari pemerataan area untuk loading dan
pengumpulan hasil tambang, akses jalan keluar masuk dump truk dan Standar Oprasional
Pekerjaan ( SOP) baik dalam peledakan, pengumpulan bahan, loading, pemecahan,
pemisahan hasil penambangan sampai ke delivery hasil penambangan.
a) Biaya pengeboran
Untuk biaya pemboran perbulan= Kedalaman lubang bulan x Biaya pemboran per
meter
= 2.350 m x Rp 57.978/m
= Rp 136.248.300/bulan
Dari hasil analisa dilapangan ( konsultasi dengan ahli peledakan ) dengan target hasil
ledakan 50.000 ton di dapatkan tabel sebagai berikut :
BBM genset penggerak =10 ltr x Rp. 8.500 x 8 jam = Rp. 680.000
Melihat harga di atas jika menggunakan delivery dengan menggunakan dump truk
maka jika kita analisa terhadap biaya produksi akan dihasilkan hassil yang sangat tipis.
Dalam hal pemilihan jenis conveyor dilihat dari efisiansi dan ekonomisnya, analis
memilih menggunakan conveyor chains dibandingkan dengan belt conveyor.
12 m
70 m
2m
100 m
6m 7m
2m
12 m
6m
Gambar . elevasi conveyor
II Bahan Penyangga
Baja Wf 200x12m 10 btg 2.041.000 20.410.000
Plat t=12 mm 2 lbr 2.315.000 4.630.000
Pondasi tapak beton 16 ttk 620.000 9.920.000
uk.0,6mx0,6mx1m
Baut angkur M 16 x 500 64 set 55.000 3.520.000
IV Panel listrik
Panel listrik dengan 1 set 2.500.000 2.500.000
wiring sesuai lapangan
V Jasa pengerjaan
Jasa pengerjaan 1 ls
fabrikasi dan erection
conveyor
107.000.000
JUMLAH 466.411.000
Biaya staff dan pengawas dilapangan : Rp. 70.000.000/ bln. Atau Rp.1400/ton
Tabel diatas adalah biaya oprasional produksi onsite dalam satu bulan dengan target
jumlah produksi 50.000 Ton . kita bedakan biaya produksi onsite dengan biya produksi
sampai di pabrik karena ada dua supply tempat dan cara delivery,
spesifikasi(perlakukanya) dan harganya berbeda.
Target pengiriman 750 kbk per hari atau 18.750 kbk/ bulan
Jadi total biaya bahan dan biaya oprasional penambangan sampai ke pabrik PT MKI
adalah Rp. 9.677/ Ton + Rp. 7.622/ton + Rp. 5.060/ton + Rp. 15.843/ton + Rp.4.800/ton
= Rp. 42.802/Ton
Hasil usaha perbulan adalah = Hasil perbulan dari Pt MKI – ( Biaya sewa lahan
+setengah biaya prod onsite + biaya oprasional cruser + biaya pengangkutan + Biaya
staff managemen ).
Target pengiriman 750 kbk per hari atau 18.750 kbk/ bulan
Biaya sewa lahan kepada PT. Kalsindo sebesar Rp. 300.000/ rit atau Rp. 9.677/ Ton atau
Rp. 12.500/kubik
Jika BOP adalah satu tahun, maka biaya delivery dari penambangan ke PT.global adalah
Rp. 1.556/ton atau Rp. 2.021/ kubik
Jadi total biaya bahan dan biaya oprasional penambangan sampai ke pabrik PT Global
adalah Rp. 9.677/ Ton + Rp. 7.622/ton + Rp. 2.021/ton + Rp.4.800/ton
= Rp. 24.120/Ton
Hasil usaha perbulan adalah = Hasil perbulan dari PT. Global – ( Biaya sewa lahan +
Setengah biaya prod onsite + biaya pembuatan conveyor dibagi 12 bulan + biaya
managemen ).
6.KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan analisa lainya diatas, dapat disimpulan bahwa untuk supply ke
dua tempat yaitu PT MKI dan PT Global dengan volume kedua pabrik tersebut sama yaitu
47.500 ton per bulan.
Total baiaya awal untuk biaya produksi onsite adalah : Rp. 381.108.989
Demikian hasil analisis dari kesimpulan yang kami ambil, semoga bisa diaplikasikan
dilapangan dan bermanfaat untuk semuanya.
Terimakasih
2020