Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PENAMBANGAN LIMESTONE DI GUNUNG


KLAPANUNGGAL UNTUK SUPPLY
PRODUKSI KE PT. MKI, DAN PABRIK
PEMBAKARAN KAPUR PT. GLOBAL
KLAPANUNGGAL,BOGOR

PT. SUKSES BERSAMA KONSTRUKSINDO

BEKASI

2020
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN

2. URAIAN PENAMBANGAN LIMESTONE

3.TEKNIK TEKNIK PRODUKSI PENAMBANGAN LIMESTONE

3.1 Teknik Penambangan Modern ( open pit)

3.2 Teknik Penambangan dengan Bahan Peledak dan Mesin Chrusher


( konvensional )

3.3 Teknik Penambangan Dengan Breaker dan Mesin Chrusher


( quarry)

3.4 Teknik Penambangan dengan Cutting Rotary Breaker ( open cut)

4. PENENTUAN TEKNIK PENAMBANGAN UNTUK PRODUKSI


LIMESTONE

4.1 Perapihan Site Plan Lokasi Penambangan

4.2 Pemecahan Batu Kapur dengan Bahan Peledak

4.3 Pemecahan batu Kapur dengan Excavator Breaker

4.4 Pengumpulan Hasil Ledakan Batu Kapur dengan Buldozer

4.5 Pemecahan sizesing Batu Kapur dengan Churser

4.6 Pembuatan Coveyor untuk distribusi hasil limestone ke Pabrik


Pembakaran Limestone dan RAB Conveyor

5. ANALISA HASIL PRODUKSI TERHADAP BIAYA PRODUKSI

5.1 Analisa Biaya Peralatan Peledakan dan Pengumpulan Batu Kapur

5.2 Analisa Biaya Produksi untuk Supply Ke PT MKI

5.3 Analisa Biaya Produksi untuk Supply ke pabrik pembakaran Batu


Kapur PT. Global Klapanunggal

6.KESIMPULAN
1. PENDAHULUAN
Dalam mengoptimalkan sistem produksi perlu adanya kajian dan analisis dari proses
kerja dan pemilihan teknik kerja yang paling efisien, termasuk optimalisasi jalur delivery
produksi sehingga dapat memaksimalkan jumlah yang dapat diangkut. Dengan optimalisasi
tersebut perusahaan dapat mengirimkan produk sesuai dengan schedule dan quantity yang
telah di tentukan, dan dengan biaya yang lebih efisien.

Hal ini yang akan kita analisis mengenai produksi penambangan limestone untuk
pengiriman ke PT MKI, dalam hal ini produksi akhir dari limestone ini adalah bahan baku
semen, oleh karena itu size ( ukuran) dan kadar kapur harus sesuai kriteria, selainitu juga
pengiriman bahan baku non size ke PT.Global sebagai perusahaan pembakaran batu kapur.

Ada beberapa hal yang akan kita kaji meliputi analisa teknik pekerjaan dan efisiensinya,
analisa peralatan kerja, analisa man power, dan analisa lingkungan.

Dalam hal lokasi/lingkungan merupakan lahan yang sudah pernah di tambang secara
tradisional dan tidak teratur, hal ini yang akan menjadikan pokok pembahasan dalam
menentukan methode atau teknik penambangan yang akan di gunakan guna meningkatkan
produksi.

2. URAIAN PENAMBANGAN LIMESTONE


Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

1. Tambang terbuka (surface mining) : adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau
aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi,
dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
2. Tambang dalam/tambang bawah tanah (underground mining) : adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di bawah
permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
3. Tambang bawah air (underwater mining) : adalah metode penambangan yang kegiatan
penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral berharganya
terletak dibawah permukaan air.

Pada analisis untuk peningkatan produksi kami, akan kita bahas untuk dasar
pemahamannya, yaitu untuk methode penambngan terbuka.

METODE PENAMBANGAN TERBUKA UNTUK ENDAPAN ATAU MINERAL

Dalam penambangan mineral atau endapan bijih dengan metode tambang terbuka ada empat
cara, yaitu :
 .OpenPit
Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka yang dilakukan
untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih
besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya.
Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih atau
mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali ke
bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit.
 .OpenCast/OpenMine/OpenCut
Penambangan dengan cara ini hampir sama dengan cara penambangan open pit.
Namun, teknik penambangan ini dilakukan untk daerah lereng bukit. Medan kerja yang
digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type). Bentuk tambang dapat
pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung dari letak endapan
penambangan yang diinginkan.
Cara pengangkutan endapan bijih atau mineral pada metode ini sama dengan
pengangkutan yang dilakukan pada metode open pit.
 .Quarry
Metode penambangan dengan cara Quarry adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan galian industri atau mineral
industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu gamping, dll.
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu sendiri ada 2
(dua) macam,yaitu:
·-SideHillType
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian indutri
yang terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng
bukit itu
Keuntungan penambangan dengan cara ini adalah :
Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja sedikit
miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.
Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan gaya
gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi lebih singkat.
-PitType/SubsurfaceType
Merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian industri yang
terletak pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja harus digali
ke arah bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit).
 .StripMine
Penambangan dengan sistem Strip Mine merupakan penambangan terbuka yang
dialakukan untuk endapan-endapan yang letaknya mendatar atau sedikit miring.

3.PENINGKATAN TEKNIK PRODUKSI


3.1 Teknik Penambangan Modern ( open pit)
Dalam teknik penambangan modern ini dengan mesin surface mining akan dihasilkan hasil
yang sangat maksimal, dengan qalitas yang lebih stabil.

Mesin ini bisa menghasilkan produksi 200 ton perjam, sangat cocok untuk penambangan
dengan quantity hasil yang tinggi, dengan massa produksi yang panjang dikarenakan harga
mesin ini sangat mahal berkisar Rp.15 M. Mesin ini cocok untuk area pertambangan yang
datar dan rata tidak cocok di aplikasikan untuk area yg tidak rata dan bergelombang.

Mesin surface mining pada area datar penambangan batu limestone

3.2 Teknik Penambangan dengan Bahan Peledak dan Mesin Chrusher


( konvensional )
Mendapatkan hasil bongkahan batu yang cepat dengan cara meledakan lokasi
pertambangan adalah proses yang sangat cepat dan banyak di gunakan di penambangan
batu kapur saat ini, tetapi harus memperhatikan aspek lingkungan sekitar supaya tidak
terkena dampaknya, baik dampak kebisingsn maupun dampak abrasinya. Selain teknik
yang harus dilakukan oleh orang yang profesional, teknik peledakan ini juga harus
mendapatkan izin dari pemerintah dan lingkungan setempat.

Dari hasil peledakan ini akan dihasilkan bongkahan batu kapur yang tidak stabil, artinya
ukuran dari hasil penambangan tidak rata dan tidak sama.

Karena itu dalam teknik ini membutuhkan mesin chruser untuk membantu menghancurkan
batu yang besar supaya sesuai ukuran yang dikehendaki.
Dengan adanya mesin chruser, maka di butuhkan juga alat angkut untuk meloding atau
memindahkan hasil ledakan ke proses chruser, sebelum hasil produksi dikirim ke pabrik,
hal ini juga akan menambah biaya produksi. Hasil produksi dari mesin chruser yang sering
di gunakan saat ini bisa mencapai 70 ton/jam.

Proses peledakan batu kapur untuk mendapatkan pecahan batu

Proses penghalusan batu kapur setelah proses peledakan

3.3 Teknik Penambangan Dengan Breaker dan Mesin Chrusher


( quarry)
Mendapatkan hasil bongkahan batu yang cepat dengan cara meledakan lokasi
pertambangan adalah proses yang sangat cepat dan banyak di gunakan di penambangan
batu kapur saat ini, tetapi harus memperhatikan aspek lingkungan sekitar supaya tidak
terkena dampaknya, baik dampak kebisingsn maupun dampak abrasinya. Selain teknik
yang harus dilakukan oleh orang yang profesional, teknik peledakan ini juga harus
mendapatkan izin dari pemerintah dan lingkungan setempat.

Dari hasil peledakan ini akan dihasilkan bongkahan batu kapur yang tidak stabil, artinya
ukuran dari hasil penambangan tidak rata dan tidak sama.

Karena itu dalam teknik ini membutuhkan mesin chruser untuk membantu menghancurkan
batu yang besar supaya sesuai ukuran yang dikehendaki.

Dengan adanya mesin chruser, maka di butuhkan juga alat angkut untuk meloding atau
memindahkan hasil ledakan ke proses chruser, sebelum hasil produksi dikirim ke pabrik,
hal ini juga akan menambah biaya produksi. Hasil produksi dari mesin chruser yang sering
di gunakan saat ini bisa mencapai 70 ton/jam.

Proses penambangan dengan pemecahan menggunakan breaker


Proses pemecahan/ penghalusan limestone setelah proses pemecahan dengan breaker

4.4 Teknik Penambangan dengan Cutting Rotary Breaker ( open cut)


Tenik penambangan dengan ini sebenarnya merupakan teknik modifikasi dari teknik
breaker yang di sesuaikan hasilnya seperti hasil dari teknik surface mining, bahkan teknik
ini bisa di gunakan dalan area yang vertical, dan miring.Teknik ini mirip pada teknik
pemecahan ashpal ataupun beton di pekerjaan infrastruktur.

Pada teknik ini ketepatan operator dalam mengoperasikannya sangat berpengaruh terhadap
hasil dan keawetan mesin, selain itu site plan juga sangat menentukan hasil dari
penambangan ini. Kapasitas dari mesin ini berkisar 25 ton/ jam.

Efektivitas mesin ini mengakibatkan tidak diperlukanya mesin cruser dan alat loading di
site. Alat ini masih jarang di gunakan di penambangan pulau jawa dikarenakan perawatan
dari mesin rotary cutting yang harus lebih diperhatikan. Pisau pisau nyang ada di bucket
mudah patah, sehingga pengaturan pitch terhadap batu kapur harus stabil dalam
pengoperasianya.
Aplikasi penggunaan Rotary Cutting breaker pada penambangan batu pada posisi yang
vertical

Aplikasi penggunaan Rotary Cutting breaker pada penambangan batu limestone pada area
yang miring

Rotary Cutting Drum breaker


4. PENENTUAN TEKNIK PENAMBANGAN UNTUK PRODUKSI
LIMESTONE

4.1 Perapihan Site Plan Lokasi Penambangan


Site Plan atau penggambaran teknik tahapan area penambangan adalah hal penting yang
harus diperhatikan dalam menambang yang kontinuitas. Selain ada pengaruh besar
terhadap hasil penambangan, site plan ini juga mempengaruhi juga terhadap dampak
penambangan terhadap lingkungan sekitar. Berikut gambar site plan pada area gunung
kapur milik PT Calsindo, yang bakan kita lakukan produksi penambangan.

kondisi site plan di penambangan ini sangat lah memprihatinkan, penambangan tidak
tertata dengan baik, untuk pengangkutan sangat lah menyusahkan.
Hal ini yang akan kita tata ulang, mulai dari pemerataan area untuk loading dan
pengumpulan hasil tambang, akses jalan keluar masuk dump truk dan Standar Oprasional
Pekerjaan ( SOP) baik dalam peledakan, pengumpulan bahan, loading, pemecahan,
pemisahan hasil penambangan sampai ke delivery hasil penambangan.

4.2 Pemecahan Batu Kapur dengan Bahan Peledak


Setelah perapihan lokasi kita lakukan, kita mulai pengerjaan penambangan dengan cara
peledakan. Dalam hal ini akan kita hitung biaya peledakan terhadap biaya produksi.
Target untuk produksi kita adalah 170.000 ton/bln

a) Biaya pengeboran

Target kedalaman pengeboran = Target produksi :volume stara

= 170.000ton/bln : 72,31ton/m = 2350 m/bln

Jadi untuk produksi 170.000 ton/bln, membutuhkan kedalaman pengeboran untuk


diledakan sepanjang 2.350 m
Biaya per meter pengeboran = Biaya sewa per meter + biaya bahan bakar per meter
= Rp 45.000 /m + Rp 12.978 /m
=Rp 57.978/m
Biaya perton pengeboran = biaya permeter pengeboran : volume rata rata
= Rp.57,978/m : 72,31 = Rp. 801,79/ton

Untuk biaya pemboran perbulan= Kedalaman lubang bulan x Biaya pemboran per
meter
= 2.350 m x Rp 57.978/m
= Rp 136.248.300/bulan

b) Biaya bahan peledak

Dari hasil analisa dilapangan ( konsultasi dengan ahli peledakan ) dengan target hasil
ledakan 50.000 ton di dapatkan tabel sebagai berikut :

N0 Nama peralatan Jml Pemakaian Harga (Rp) Biaya (Rp)


1 Bahan/ dabex
Amonium nitrat 2.030 9.500 19.285.000
(kg)
Emulsion ( kg) 4.738 12.500 59.225.000
2 Alat/bahan
pelengkap
Surface delay (pcs) 83 37.000 3.071.000
Booster (pcs) 52 50.000 2.600.000
Inhole delay (pcs) 52 42.000 2.184.000
Detonator electrik pcs)2 1.950.000 3.900.000
Total 90.265.000
Sedangkan untuk biaya bahan peledak yang digunakan untuk membongkar batu kapur per
ton nya sebesar :Rp. 90.265.000 : 50.000ton/bln = Rp 1.805 /ton.

Untuk jasa karyawan yang dikeluarkan


Upah per jam : volume peledakan per jam = Rp.360.000 : 312,5 ton/jam= Rp 1.152 /ton
Jadi total biaya bahan peledak untuk membongkar batu kapur per ton sebesar
(Rp 1.805 /ton.+ Rp 1.152 /ton) = Rp 2.957 /ton.
Biaya bahan peledakan per bulan adalah : Rp. 502.690.000

Total Biaya peledakan perbulan = Rp. 638.938.989

4.3 Pemecahan batu Kapur dengan Excavator Breaker


Pemecahan dengan excavator adalah dilakukan untuk memecah bahan hasil ledakan
yang ukuranya masih besar. Dalam hal ini kita gunakan 1 unit excavator.

Biaya Oprasional excavator :


Biaya sewa : Rp. 190.000/ jam
BBM : 20 ltr/jam x Rp. 8500 = Rp. 170.000
Gaji + uang makan Operator Rp. 300.000/hr = Rp. 37.500/ jam
Jumlah oprasional excavator per unit = Rp.397.500/jam
Total biaya satu alat excavator sebesar :Rp. 79.500.000/bulan
4.4 Pengumpulan Hasil Ledakan Batu Kapur dengan Buldozer dan
excavator
Pengumpulan batu kapur setelah diledakan dan di pecah, maka selanjutnya dilakukan
pengumpulan/ loading ke area yang sdh ditentukan dengan menggunakan satu unit
excavator dan satu unit buldozer,

Berikut biaya yang dibutuhkan untuk proses pengumpuln tersebut :

Biaya Oprasional Dozer :


Biaya sewa : Rp. 150.000/ jam
BBM : 20 ltr/jam x Rp. 8500 = Rp. 170.000
Gaji + uang makan Operator Rp. 250.000/hr = Rp. 31.250/ jam
Jumlah oprasional 1 unit Dozer = Rp. 351.250 x 8 jam x 25 hr = Rp. 70.250.000/bln

Jadi total biaya pengumpulan hasil ledakan perbulan : Rp. 149.750.000

4.5 Pemecahan sizesing Batu Kapur dengan Churser


Churser yang kita gunakan adalah chruser dengan kapasitas 150 ton perjam, dan untuk
loadingnya di gunakan excavator saatu unit. Dalam hal ini kita pakai jasa sewa/ rental
mesin chruser satu unit.

Biaya oprasional chruser mesin kapasitas 150 TPH

Sewa = Rp. 900.000/ hari

BBM genset penggerak =10 ltr x Rp. 8.500 x 8 jam = Rp. 680.000

Operator chruser = Rp.300.000/hari

Total biaya chruser = Rp.47.000.000/ bulan

Jadi total biaya pemecahan batu dengan chruser adalah = Rp.126.500.000/bulan

4.6 Pembuatan Coveyor untuk distribusi hasil limestone ke Pabrik


Pembakaran Limestone dan RAB Conveyor
Pembuatan conveyor ini di analisa setelah melihat lokasi jarak penambangan dengan
pabrik PT. Global yang akan kita supply dan analisa terhadap delivery dengan
menngunakan dump truk, selain itu juga melihat harga yang di terima di PT. Global
yaitu sebesar Rp.44.000/ ton.

Melihat harga di atas jika menggunakan delivery dengan menggunakan dump truk
maka jika kita analisa terhadap biaya produksi akan dihasilkan hassil yang sangat tipis.

Dalam hal pemilihan jenis conveyor dilihat dari efisiansi dan ekonomisnya, analis
memilih menggunakan conveyor chains dibandingkan dengan belt conveyor.
12 m
70 m
2m
100 m
6m 7m
2m

12 m
6m
Gambar . elevasi conveyor

Rencana Anggaran Biaya pembuatan Chains Conveyor P = 184 m

N Nama Bahan/Alat Qty Sat Harga Sat. Jumlah


o (Rp) (Rp)
I Bahan Conveyor
Plat besi t= 4 mm 106 lbr 965.000 102.290.000
UNP 65x42x5x6m 210 btg 215.000 45.150.000
Baja WF 200x12m 31 btg 2.041.000 63.271.000
Chain conveyor 50 mm 736 m’ 110.000 80.960.000
As dia 30mm 4 btg 250.000 1.000.000
Gear 200 mm 8 bh 200.000 1.600.000
Pully dia 200 mm 2 bh 160.000 320.000
Baut dan mur M 16 920 set 4.000 3.680.000

II Bahan Penyangga
Baja Wf 200x12m 10 btg 2.041.000 20.410.000
Plat t=12 mm 2 lbr 2.315.000 4.630.000
Pondasi tapak beton 16 ttk 620.000 9.920.000
uk.0,6mx0,6mx1m
Baut angkur M 16 x 500 64 set 55.000 3.520.000

III Motor penggerak


Motor 10 KW 380 rpm 2 unit 9.500.000 19.000.000
Pully 200 mm 2 bh 160.000 320.000
Belt dia 90 mm 4 bh 210.000 840.000

IV Panel listrik
Panel listrik dengan 1 set 2.500.000 2.500.000
wiring sesuai lapangan

V Jasa pengerjaan
Jasa pengerjaan 1 ls
fabrikasi dan erection
conveyor
107.000.000
JUMLAH 466.411.000

5. ANALISA HASIL PRODUKSI TERHADAP BIAYA PRODUKSI


Sebelum membahas biaya oprasional produksi, perlu diketahui bahwa lahan galian adalah
kita sewa lahan kepada PT. Kalsindo sebesar Rp. 300.000/ rit atau Rp. 9.677/ Ton atau Rp.
12.500/kubik

Biaya staff dan pengawas dilapangan : Rp. 70.000.000/ bln. Atau Rp.1400/ton

Biaya Koordinasi lingkungan : Rp. 50.000.000/bln. Atau Rp. 1000/ton

5.1 Analisa Biaya Peralatan Peledakan dan Pengumpulan Batu Kapur


Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan produksi batu
kapur 50.000 ton/ bulan dari hasil ledakan sampai ke area loading ( on site)di butuhkan
biaya oprasional sebagai nberikut :

No Pekerjaan Biaya per bulan Keterangan


1 Proses Peledakan Rp. 151.858.989 Bor dan bahan
ledak
2 Pemecahan dengan breaker Rp. 79.500.000 1 unit exca breaker
3 Pengumpulan hasil ledakan Rp. 149.750.000 1 unit excavator,
1 unit buldozer

Jumlah Rp. 381.108.989

Tabel diatas adalah biaya oprasional produksi onsite dalam satu bulan dengan target
jumlah produksi 50.000 Ton . kita bedakan biaya produksi onsite dengan biya produksi
sampai di pabrik karena ada dua supply tempat dan cara delivery,
spesifikasi(perlakukanya) dan harganya berbeda.

Biaya produksi onsite Rp. 7.622/ton atau Rp.9.908 / kubik

5.2 Analisa Biaya Produksi untuk Supply Ke PT MKI


Supply produk ke PT.MKI adalah limestone dengan kriteria warna kuning dan size 3
cm sampai 7 cm.

Target pengiriman 750 kbk per hari atau 18.750 kbk/ bulan

Harga diterima PT MKI Rp. 150.000/ ton atau 115/kubik

Jarak tempuh dari tambang ke pabrik 5 km atau PP 10 km


Biaya pemecahan batu dengan chruser adalah Rp. 5.060/ton

Biaya delivery dengan Dumptruk indek 24 adalah Rp. 15.843/ton

Biaya Oprasional Dump truk :


Biaya sewa : Rp. 1.200.000/hari, Rp. 150.000/rit
BBM : 5 ltr/rit x Rp. 8500 = Rp. 42.500,
Perawatan : Rp. 40.000
Parkir dll : Rp. 10.000
Gaji + uang makan Operator Rp. 50.000/ jam
Jumlah oprasional dump truk per unit = Rp.292.500 / rit

Jadi total biaya bahan dan biaya oprasional penambangan sampai ke pabrik PT MKI
adalah Rp. 9.677/ Ton + Rp. 7.622/ton + Rp. 5.060/ton + Rp. 15.843/ton + Rp.4.800/ton
= Rp. 42.802/Ton

Hasil usaha adalah Rp. 115.000 – Rp. 42.802 = 107.198/ ton. ( 62 %)

Hasil usaha perbulan adalah = Hasil perbulan dari Pt MKI – ( Biaya sewa lahan
+setengah biaya prod onsite + biaya oprasional cruser + biaya pengangkutan + Biaya
staff managemen ).

= Rp. 2.812.500.000 – ( Rp.229.828.750 +Rp. 190.554.495 + Rp. 126.500.000 + 386.246.250 +


Rp. 120.000.000) = Rp. 2.812.500.000 - Rp. 1.053.129.495
= Rp. 1.759.370.505. ( 62% )

5.3 Analisa Biaya Produksi untuk Supply ke pabrik pembakaran Batu


Kapur PT. Global Klapanunggal
Supply produk ke PT.Global adalah limestone dengan kriteria warna kuning tanpa
chruser

Target pengiriman 750 kbk per hari atau 18.750 kbk/ bulan

Harga diterima PT Global Rp. 50.000/ kubik

Biaya sewa lahan kepada PT. Kalsindo sebesar Rp. 300.000/ rit atau Rp. 9.677/ Ton atau
Rp. 12.500/kubik

Biaya produksi onsite Rp. 7.622/ton atau Rp.9.908 / kubik

Biaya delivery/ pembuatan conveyor adalah sebesar Rp. 466.411.000


Karena pembuatan conveyor merupakan fix aset, maka kita asumsikan Break Even Poin
(BEP) nya satu tahun.

Jika BOP adalah satu tahun, maka biaya delivery dari penambangan ke PT.global adalah
Rp. 1.556/ton atau Rp. 2.021/ kubik

Jadi total biaya bahan dan biaya oprasional penambangan sampai ke pabrik PT Global
adalah Rp. 9.677/ Ton + Rp. 7.622/ton + Rp. 2.021/ton + Rp.4.800/ton
= Rp. 24.120/Ton

Hasil usaha adalah Rp. 50.000 – Rp. 24.120 = 25.880/ ton. ( 51 %)

Hasil usaha perbulan adalah = Hasil perbulan dari PT. Global – ( Biaya sewa lahan +
Setengah biaya prod onsite + biaya pembuatan conveyor dibagi 12 bulan + biaya
managemen ).

= Rp. 1.187.500.000 – ( Rp. 229.828.750 + Rp. 190.554.495 + 38.867.583 + Rp. 60.000.000)


= Rp. 1.187.500.000 - Rp. 519.250.828
= Rp. 668.249.175. ( 51% )

6.KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan analisa lainya diatas, dapat disimpulan bahwa untuk supply ke
dua tempat yaitu PT MKI dan PT Global dengan volume kedua pabrik tersebut sama yaitu
47.500 ton per bulan.

Biaya sewa lahan selama satu bulan Rp. 459.657.500

Total baiaya awal untuk biaya produksi onsite adalah : Rp. 381.108.989

Biaya produksi dari chruser , delivery ke PT MKI Rp.512.746.250

Biaya Produksi dari loading ke PT Global ( pembuatan Conveyor chains) Rp.466.411.000

Biaya Managemen dan staff Rp. 120.000.000

Total Biaya awal yang di butuhkan adalah Rp. 1.939.923.739


Pendapatan dari dua pabrik yang di supply dalam satu bulan adalah Rp. 2.427.619.680

Demikian hasil analisis dari kesimpulan yang kami ambil, semoga bisa diaplikasikan
dilapangan dan bermanfaat untuk semuanya.

Terimakasih

PT.Sukses Bersama Konstruksindo

2020

Anda mungkin juga menyukai