Anda di halaman 1dari 20

1

Quarry Minning

Dimensi batuan yang diproduksi pada sistem penambangan quarry, pada umumnya
adalah mineral yang berbentuk prismatik pendek atau balok-balok yang memiliki ukuran dan
bentuk yang kasar. Quarry pada dasarnya sama dengan open pits, namun yang membedakannya
adalah material yang ditambang. Open pit pada dasarnya merupakan tambang terbuka yang
menambang mineral logam. Sedangkan quarry pada dasarnya merupakan sistem penambangan
terbuka yang menambang mineral non logam atau batuan, contoh material yang biasanya
ditambang pada quarry yaitu : marmer, batu granit, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Produk yang dihasilkan pada system quarry pada umumnya merupakan dimensi batuan
nonlogam (Barton, 1968). Pada umumnya, dimensi batuan granit, marmer, batu gamping, batu
pasir, batu ubin besar, dan slate yang diperkirakan semakin lama semakin turun atau semakin
susah untuk dipotong. Karena kesulitan atau kendala dan biaya yang berasosiasi dengan proses
pemotongan batuan, quarry pada umumnya lebih mahal dibandingkan dengan metode lain di
tambang terbuka, dengan square set stoping, merupakan biaya terbesar dalam penambangan.
Quarry juga memiliki selektifitas yang tinggi, metode dalam skala kecil, dengan produktifitas
yang rendah.
Apabila dilihat dari geologi batuan yang akan ditambang dengan metoda quarry ini adalah :
a. Endapan sekunder

: batu gamping

b. Batuan methamorphic

: marmer

c. Batuan beku

: andesit

Ada dua istilah yang dipakai pada cara penambangan secara kuari ini, berdasarkan bentuk
yang dihasilkan, yaitu :
Dimension stone, biasa pada penambangan batu mamer, dimana dipergunakan gergaji
atau dengan peledakan khusus, sehingga dihasilkan bongkah-bongkah yang baik dan teratur.
Produksinya sangat selektif dengan jumlah yang terbatas. Pada metode penambangan ini muka
dari jenjang (bench face) adalah hampir vertical.

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

Broken stone adalah cara penambangan guna menghasilkan batu pecah dan pada umunya
dilakukan dengan cara peledakan. Pada metoda penambangan ini, muka dari jenjang (face bench)
tidak pasti harus vertical, tetap diusahakan.
Quarry adalah system tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapanendapan bahan galian industri atau mineral industri, antara lain: penambangan batu gamping,
marmer, granit, andesit dan sebagainya. Quarry dapat menghasilkan material atau hasil tambang
dalam bentuk loose/broken materials ataupun dalam bentuk dimensional stones.Berdasarkan
letak endapan yang digali atau arah penambangan atau penggalian, secara garis besar quarry
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Side hill type
2. Pit type
1.

Side Hill Type Quarry


Side Hill Type Quarry adalah system penambangan yang diterapkan untuk menambang

batuan atau endapan mineral industri yang letalnya di lereng bukit atau endapannya berbentuk
bukit.
Berdasarkan jalan masuk (access road) ke front penambangan, side hill type dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Jalan masuk berbentuk spiral

Cara ini diterapkan apabila seluruh lereng/bukit akan digali atau ditambang.Penggalian
dilakukan mulai dari bagian atas ke arah bawah. diterapkan jika seluruh lereng bukit akan
digali, yang arah penggaliannya dilakukan mulai dari bagian atas ke arah bawah.

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

b. Jalan masuk langsung

Cara ini digunakan apabila hanya sebagian lereng saja yang akan digali. Front kerjanya
dibuat memanjang sepanjang lereng yang akan digali dan jalan masuk dari salah satu sisinya atau
dari depan (Straight Ramp)
2.

Pit Type (Sub Surface Type)


Pit type adalah sistem penambangan yang diretapkan untuk menambang batuan atau

endapan mineral industri yang terletak pada suatu daerah yang relatif mendatar. Permuka kerja
(front) di gali kearah bawah sehingga membentuk cekungan (pit). Berdasarkan jalan masuk ke
permuka kerja, pit type memiliki tiga kemungkinan untuk membuatnya, yaitu:
a.

Jalan Masuk Spiral

Apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih bulat atau lonjong, maka jalan masuk
dan front penambangannya dibuat berbentuk spiral

b.

Jalan Masuk Langsung

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

Apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang lebih memanjang atau persegi, maka jalan
masuk ke front penambangan dibuat berbentuk langsung dari salah satu sisi

c.

Jalan Masuk Zig-zag

Sama halnya dengan jalan masuk langsung apabila bentuk endapan yang akan ditambang kurang
lebih memanjang atau persegi, maka jalan masuk ke front penambangan dibuat berbentuk zigzag dari salah satu sisi

Kelebihan penambangan dengan cara ini adalah :


Produksi Tinggi
Pemakaian bahan peledak leluasa dan efisien
Keadaan geologi dan kegiatan eksplorasi lebih mudah
AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

Leluasa dalam pemilihan serta pemindahan alat


Kondisi kerja lebih baik, karena berhubungan langsung dengan udara bebas
Mudah Pengawasannya
kelemahan yang didapat jika menggunakan proses penambangan ini adalah :
Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan dilakukan,
berarti diperlukan modal yang besar untuk mengongkosi pengupasan material penutup.
Membutuhkan waktu yang lama, karena harus mengupas lapisan pucuk dan pengotor dan
harus membuat jalan utama (Hauling) untuk transportasi alat maupun lapisan penutup
Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini keterbatasan kedalaman lapisan batubara
yang dapat ditambang.
Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-alat angkut kurang hati-hati
karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat menyebabkan kecelakaan,
terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.
Dampak negatif terhadap lingkungan pada penambangan jenis quarry mining adalah sebagai
berikut :

Bahaya kesehatan bagi masyarakat sekitar maupun pekerja tambang, karena debu yang

dihasilkan baik dari proses blasting ataupun pada proses pengangkutan


Perubahan vegetasi penutup, Proses land clearing pada saat operasi pertambangan
dimulai menghasilkan dampak lingkungan yang sangat signifikan yaitu hilangnya
vegetasi alami. Hilangnya vegetasi akan berdampak pada perubahan iklim mikro,
keanekaragaman hayati (biodiversity) dan habitat satwa menjadi berkurang. Tanpa
vegetasi lahan menjadi terbuka dan akan memperbesar erosi dan sedimentasi pada

saat musim hujan


Perubahan topografi yang tidak teratur atau membentuk lereng yang curam akan
memperbesar laju aliran permukaan dan meningkatkan erosi. Kondisi bentang
alam/topografi yang membutuhkan waktu lama untuk terbentuk, dalam sekejap dapat
berubah akibat aktivitas pertambangan dan akan sulit dikembalikan dalam keadaan
yang semula

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

Perubahan pola hidrologi, Penambangan batugamping akan menghilangkan sebagian


atau bahkan seluruh zona epikarst dan yang tersisa hanya singkapan batugamping di
bawah zone epikarst yang memiliki porositas dan permeabilitas lebih kecil dari zona
epikarst. Perbedaan porositas dan permeabilitas ini akan menyebabkan jumlah air
hujan yang mengalami infiltrasi menurun. Penurunan jumlah air infiltrasi maka akan
mengakibatkan air yang menuju sistem aliran sungai bawah tanah juga berkurang.
Penurunan debit aliran air sungai bawah tanah ini akan berpengaruh pada ketersediaan air
untuk konsumsi masyarakat di daerah karst. Mayoritas masyarakat menggantungkan
kebutuhan air mereka pada mata air ataupun sungai bawah tanah.

dan adapun dampak positif yang dihasilkan dari pertambangan quarry mining ini, diantaranya :

Adanya kesempatan berusaha, contoh kasus pada kawasan pertambangan dolomit di


kecamatan

paciran,membawa

dampak

timbulnya

warung-warung

makan

yang

menyediakan makanan dan minuman terutama bagi pekerja tambang, hal ini terlihat
adanya 5 warung makan di sekitar lokasi penambangan

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

Penyerapan tenaga kerja, adanya kegiatan penambangan dolomit di kecamatan paciran


terbukti dapat menyerap tenaga kerja dari putra daerah, terlihat sekitar 90 orang yang

bekerja sebagai penambang pada 1 kecamatan.


Peningkatan pendapatan masyarakat daerah, adanya penambangan dolomit pada
kecamatan paciran dapat meningkatan pendapatan masyarakat daerah kecamatan paciran,
yang sebelumnya 15000-20000/hari sekarang mencapai 35000-40000/hari untuk rata-rata

pendapatan pekerja tambang dolomit


Sumber pendapatan daerah, perusahaan tambang yang menambang diwajibkan
membayar pajak baik ke pemerintah daerah, maupun ke Negara, hal ini merupakan
pemasukan dana dari sector pajak

Mine Closure

2.1. Perencanaan Penutupan Tambang


AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

Pertambangan berpotensi menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Tekanan publik terhadap


kegiatan pertambangan diakibatkan oleh perilaku kegiatan pertambangan liar dan tanpa izin, kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap teknologi pertambangan yang benar sehingga muncul persepsi jelek
terhadap pertambangan.
Untuk mengatasi permasalahan ini perlu ada kebijakan penutupan tambang yang bertujuan untuk
mendorong setiap kegiatan pertambangan mempunyai konsep pemanfaatan lahan bekas tambang yang
harus sesuai dengan rencana pembanguna daerah. Selain itu adanya dokumen rencana penurtupan
tambang, masyarakat akan mengetahui bahwa lahan bekas tambang akan bermanfaat.
Pengaturan rencana penutupan tambang di Indonesia pertama kali diatur dalam KepMen PE
No.4/1977 kemudian direvisi menjadi KepMen PE No.1211.K/1995 terahir jadi KepMen No. 1737
K/13/MEM/2008. Perencanaan penutupan tambang melibatkan banyak stake holder (perusahaan
pertambangan, pemerintah dan masyarakat). Ada beberapa alasan yang mendasari penutupan tambang,
antara lain :

Cadangan bahan galian yang terdapat di suatu daerah tidak ekonomis untuk dilakukan kegiatan
penambangan

IUP yang dimiliki oleh perusahaan telah berakhir masa berlakunya

IUP yang dimiliki perusahaan dikembalikan ke pemerintah

Adanya perubahan perundang-undangan yang menyebabkan tambang harus ditutup.

2.1.1

Perencanaan Penutupan Tambang Dari Aspek Teknis Fisik


Penambangan bahan galian batugamping akan berakhir sesuai umur tambang kegiatan

penambangan dihentikan karena sudah tidak ekonomis lagi, tidak memenuhi Stripping Ratio (SR) , dan
adanya kondisi lereng yang tidak aman (telah mencapai batas konndisi rekomendasi kestabilan lereng).

Setelah tambang ditutup (pada akhir tahun ke 5) maka akan tercipta bentang alam baru yang berbeda
dengan kondisi sebelum dilakukan kegiatan penambangan, yaitu adanya bentuk pit akhir (final pit) yang
merubah bentang alam daerah. Pada akhir kegiatan penambangan pit ini harus dirubah fungsinya
sebagaimana mungkin sehingga tidak menggangu kesetabilan dari lingkungan alam. Agar tidak
menggangu kesetabilan lingkungan alam yang ada CV. X akan melakukan pengubahan fungsi dari pit
penambangannya sebagai hutan cemara yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai obyek wisata bagi
penduduk setempat.
AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

2.1.2

Rencana Pengembangan Masyarakat Dan Wilayah


Setelah berhentinya kegiatan penambangan dan pengolahan batugamping yang dilakukan oleh

CV. X, maka segala kegiatan maupun volume pekerjaan berkurang secara drastis. Dengan demikian
pemutusan hubungan kerja terhadap semua karyawan tidak dapat dihindarkan. Melalui pengubahan
fungsi lahan bekas tambang menjadi obyek wisata, perusahaan merencanakan adanya pengalihan
pekerjaan bagi karyawan tambang menjadi pengelola obyek wisata tersebut. Perusahaan merencanakan
kegiatan alih fungsi tambang ini melibatkan segenap karyawan dan masyarakat sekitar dengan
memberikan pelatihan dan ketrampilan kerja dan dengan memanfaatkan bangunan-bangunan disekitar
tambang serta akses jalan sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah daerah. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan diharapkan dapat memberikan
pemasukan (kontribusi) bagi kas pemerintah daerah.
Desa - desa di sekitar daerah penambangan akan mendapat perhatian khusus dari CV. X. Kegiatan
yang dilakukan untuk pengembangan masyarakat ini menyangkut beberapa bidang diantaranya bidang
pemberdayaan ekonomi, bidang pendidikan, bidang kesehatan dan kebersihan, bidang keagamaan.
Kegiatan bidang ekonomi bertujuan untuk menciptakan peluang kerja dan berusaha bagi masyarakat.
Kegiatan ini meliputi beberapa kegiatan diantaranya:

Peluang kerja pada program revegetasi

Peluang bisnis kecil pada program rehabilitasi lahan

Bantuan program bergulir untuk warung kecil

Bantuan modal kelompok budidaya ikan

Bantuan modal untuk wiraswasta

Kegiatan bidang pendidikan lebih ditekankan pada bantuan sarana dan pra sarana pendidikan yang
dimaksudkan untuk memperlancar proses belajar mengajar, serta membantu pemerintah dalam rangka
ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kegiatan bidang kesehatan dan kebersihan dilakukan misalnya dengan mengadakan penyuluhan,
lomba bayi sehat sunatan massal dan memberikan bantuan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa
yang memerlukan. Disamping itu perusahaan juga membangun sarana air bersih untuk keperluan sehari
hari.
AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

Kegiatan bidang keagamaan misalnya dilakukan dengan membangun sarana peribadatan bagi
penduduk sekitar dan juga dilakukan dengan pemberian buku buku untuk menunjang kemajuan
kehidupan keagamaan di daerah sekitar.
2.1.3

Pengelolaan Aset Dan Lokasi


Aset - aset CV. X berupa sarana pendukung seperti bengkel dan perlengkapanya, Gudang dan

kantor kantor terpaksa dibongkar karena rawan terhadap tindak pencurian dan akan menambah biaya
untuk perawatannya. Bekas bangunan seperti lantai ataupun tiang beton akan dihancurkan dan
dibersihkan kemudian dilakukan revegetasi.
Sebagian dari asset yang masih berharga seperti mobil dinas, furniture, computer dan sarana
pendukung lainya akan di jual kepada pembeli, yang mana hasil dari penjualan ini akan digunakan untuk
membiayai kegiatan pengembangan masyarakat. Sebagian dari dana hasil penjualan juga akan
disumbangkan kepada masyarakat sebagai bagian dari program pengembangan masyarakat dan juga
diberikan kepada karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja sebagai programsalam perpisahan.
2.1.4 Manajemen Penutupan Lahan
Penutupan tambang CV. X akan dimulai satu tahun sebelum umur tambang usai, tetapi bukan
berarti semua kegiatan yang menyangkut CV. X akan berhenti begitu saja.
Berkaitan dengan rencana penutupan tambang, maka ada hal-hal yang harus disiapkan oleh
perusahaan dalam setahun sebelum kegiatan operasi penambangan berakhir,antara lain :

Penyampaian laporan kepada pemerintah daerah tentang seluruh kegiatan penambangan yang telah
dilakukan.

Penyusunan rencana penutupan tambang (RPT) yang didalamnya berisi :


-

Arah Kegiatan

Arahan kegiatan diperlukan agar pekerjaan peralihan fungsi area lebih sistematis dan tidak ada
tumpang tindih disetiap pekerjaannya. Kegiatan awal adalah membentuk bekas pit menjadi tempat
yang layak untuk area pariwisata, dan melakukan pembongkaran bangunan.
-

Kebijakan penutupan

Kebijakan penutupan pada lahan bekas tambang bagi perusahaan CV. X tidak terlalu banyak
dibandingkan dengan perusahaan tambang terbuka lainnya, hal yang diperlukan adalah mengalih

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
0

fungsikan daerah yang awalnya merupakan beberapa bangunan seperti pabrik pengolahan, kantor,
gudang penyimpanan, bengkel dan lain-lain menjadi area hutan (penghijauan kembali).
-

Pengelolaan asset perusahaan yang meliputi peralatan, bangunan, karyawan, lahan, sarana, dan
prasarana pendukung

Asset perusahaan yang ditinggalkan oleh perusahaan nilai tidak sedikit dikarenakan investasi yang
dikeluarkan sangat besar diantaranya untuk peralatan muat, angkut, pengolahan, mobil-mobil dinas
bagi keperluan karyawan, perlengkapan kantor. Untuk menjadikan pemasukan bagi asset yang sudah
tidak digunakan lagi maka akan dilakukan pelelangan.
-

Rencana pengembalian wilayah


Rencana pengembalian wilayah terutama pada daerah permukaan adalah menjadikannya sebagai
hutan cemara.

Gambaran kondisi pasca tambang (peta desain pit akhir kegiatan penambangan)
Kondisi pasca tambang adalah adanya area tempat penimbunan, lahan yang awalnya menjadi
perkantoran, pabrik pengolahan, bengkel, dan lain-lain dimana setelah penutupan tambang tempattempat ini menjadi tidak bermanfaat sehingga perlu dialih fungsikan.
-

Analisis tentang dampak penutupan tambang terhadap lingkungan fisik dan ekonomi masyarakat

Menurut analisis dari perusahaan, kedepannya masalah dampak lingkungan yang akan dialami adalah
tempat penimbunan, area pabrik, kantor, bengkel yang sudah tidak subur lagi untuk dijadikan lahan
hutan cemara (penghijauan kembali).
Perkiraan biaya penutupan tambang
Salah satu alternatif yang ada adalah dengan menetapkan jaminan reklamasi terhadap semua kegiatan
pertambangan. Namun demikian penetapan besarnya jaminan reklamasi harus dilakukan dengan seksama
agar dana jaminan tersebut benar-benar mampu memperbaiki kualitas lingkungan bila terjadi pencemaran.
Selain itu perlu diatur dengan tegas siapa yang harus melaksanakan upaya pemulihan, apakah instansi
terkait (misalnya Dinas Pertambangan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah).

Sosialisasi rencana penutupan tambang (RPT) kepada karyawan, instansi terkait, masyarakat dan
pemerintah daerah.
-

Karyawan

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
1

Dampak sosial pada karyawan setelah penutupan area tambang perlu menjadi perhatian, sehingga
komunikasi perlu dijalin dengan baik terutama saat cadangan mulai habis dan akan dilakukan
penutupan kegiatan penambangan. Biaya pesangon yang dibayar perusahaan harus sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.
-

Instansi Terkait

Instansi terkait merupakan rekan kerja yang sangat dibutuhkan perusahaan saat kegiatan
penambangan dilakukan. Oleh karena itu ketika perusahaan akan melakukan penutupan area
penambangan maka instansi- instansi terkait perlu diberikan informasi .
-

Masyarakat

Ketika kegiatan penambangan berakhir dampak social pada masyarakat sekitar dipastikan akan
berubah dan sudah hal biasa bila terjadi konfik- konflik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar
sehingga selain dilakukan kegiatan sosialisasi tetapi hak masyarakat setelah tambang berakhir perlu
diperhatikan.
-

Pemerintah daerah

Kegiatan penambangan merupakan salah satu motor penggerak perekonomian suatu pemerintahan
terutama pemerintah daerah yang mendapatkan dampak langsung pertumbuhan perekonomian baik
dari pajak, maupun pemenuhan angkatan kerja dari masyarakat sekitar dan pada sector-sektor
pendukung lainnya seperti karyawan di restoran, department store, serta fasilitas pendukung lainnya.

2.1.5

Pengelolaan Tenaga Kerja

Dengan berhentinya kegiatan produksi semua tenaga kerja disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan.

Para pekerja yang masih diperlukan diantaranya bagian lingkungan, administrasi, dan keamanan.
Karyawan ini di kontrak dalam jangka waktu tertentu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
perusahaan. Pengelolaan tenaga kerja ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
perusahaan yaitu dengan :

Alih Pekerjaan Non Tambang


Alih pekerjaan non tambang yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memindahkan
kepada instansi-instansi yang membutuhkan.
AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
2

Alih Pekerjaan Bidang Tambang


Untuk pekerja yang langsung berhubungan dengan bidang pertambangan dapat dipindahkan ke area
tambang lain yang masih dimiliki oleh CV. X.

2.2. Konseptual Rencana Penutupan Tambang


Konseptual Rencana penutupan tambang merupakan bagian dari AMDAL, namun dapat saja
dibuat secara terpisah. Rencana penutupan tambang akan mengalami penyempurnaan sesuai dengan
kesepakatan dengan semua stakeholder.
Muatan pengaturan rencana penutupan tambang meupakan pengembangan dari pengaturan
reklamasi yang diatur dengan keputusan Dirjen Pertambangan Umum No. 336.K/1996, kemudian
dikombinasi dengan mengacu pengaturan pentupan tambang di Manitoba, Kanada untuk petunjuk teknis
penutupan tambang mengacu pada yang sudah dilakukan di Australia. Penutupan tambang ini akan
dikeluarkan dalam bentuk KEPPRES/PP.
Rencana penutupan tambang meliputi deskripsi kondisi daerah penambangan pada saat
eksploitasi, operasi/produk berhasil, deskripsi kondisi daerah penambangan yang diharapkan , lokasi dan
sarana yang akan diamankan, serta rencana pembiayaan. Proses penyusunan dokumen rencana penutupan
Tambang dapat dilihat pada gambar 2.1.
Untuk memudahkan pemerintah dalam menjalankan tugasnya, perusahaan wajib melaporkan kemajuan
pelaksanaan kegiatan penutupan tambang secara berkala setiap tiga bulan kepada menteri atau gubernur
atau bupati/walikota sesuai kewenangannya. Persetujuan diberikan setelah dilakukan penilaian/evaluasi
terhadap pelaksanaan penutupan tambang.

2.3. Analisis Dampak Lingkungan Sosial Di Wilayah Pertambangan


Kegiatan penambangan akan memberikan beberapa dampak social terutama bagi kehidupan masyarakat
sekitar, seperti tersedianya lapangan kerja, peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar daerah
penambangan, peningkatan kegiatan ekonomi dan juga perubahan kebudayaan masyarakat sekitar.

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
3

2.3.1. Ruang Lingkup Dan Landasan Logika Analisis Dampak Sosial


Dengan berakhirnya kegiatan penambangan maka akan berdampak terhadap ketenagakerjaan yaitu
pemutusan hubungan kerja. Dampak tersebut sudah lama disadari oleh karyawan perusahaan dan akan
berakibat menurunnya penghasilan

masyarakat sekitar daerah penambangan. Oleh karena itu . CV

DIYOS SEMESTA bertanggung jawab memberikan bantuan bekal ketrampilan penduduk sekitar guna
menunjang kelangsungan hidupnya melalui Comunnity Development selama proses penambangan masih
berlangsung. Sehingga dengan berakhirnya aktivitas penambangan diharapkan produktivitas masyarakat
sekitar tambang dapat terjaga melalui pelestarian fungsi ekonomis bekas tambang

2.3.2. Variabel dan Indikator Dampak Sosial


Indikator yang terjadi setelah kegiatan penambangan berlangsung adalah semakin beragamnya mata
pencaharian penduduk setempat, semakin terbukanya akses menuju lokasi tersebut, berubahnya persepsi
masyarakat mengenai tambang yang meningkatkan kesejahteraan penduduk dengan terbukanya
matapencaharian baru.

2.3.3. Model-Model Analisis Dampak Sosial


Pendekatan-pendekatan terhadap dampak sosial yang terjadi sebagai akibat berahirnya aktivitas
penambangan ditinjau dari segi pendidikan masyarakat setempat, sarana prasarana yang menunjang
kebutuhan sosial di daerah bekas penambangan, dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat

2.4.

Dampak Penambangan Terhadap Lingkungan dan Pemulihan Lingkungan Hidup


Kegiatan operasional penambangan akan mengakibatkan perubahan tata guna tanah. Perubahan

tersebut disebabkan oleh adanya pembuatan area pertambangan. Dengan adanya perubahan tersebut akan
berdampak negative terhadap lingkungan.

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
4

Kegiatan operasional penambangan juga akan mengakibatkan penurunan kualitas air. Penurunan
kualitas air tersebut disebabkan oleh erosi tanah sedangkan erosi. mengakiibatkan sedimentasi dan
kekeruhan air. Dengan begitu akan terjadi penurunan kualitas air.
Untuk mengembalikan tata guna lahan maka areal bekas penambangan akan ditanami vegetasi
sesuai dengan macam vegetasi sebelum diadakannya sebelum penambangan, sedangkan bekas pit
penambangan akan diubah menjadi danau.
Pengendalian terhadap kualitas air akan dilakukan dalam beberapa hal diantaranya pantauan
terhadap kestabilan lereng sehingga tidak terjadi erosi yang mengakibatkan proses sedimentasi.
Disamping itu juga dibuat saluran drainage untuk mengendalikan ke lokasi bekas penambangan lagi.

2.4.1. Watak Penambangan dan Dampak lingkungan


Kegiatan penambangan merupakan suatu kegiatan dimana merubah rona bumi dari keadaan
sebelumnya untuk diambil mineral berharga yang terkandung didalamnya. Sebelum dilakukan kegiatan
penutupan tambang perlu dibuat suatu rumusan tentang perkiraan kegiatan yang akan dilakukan termasuk
dampak penting yang berpengaruh terhadap manusia dan lingkungan.
Untuk identifikasi dan perkiraan kegiatan penutupan tambang beserta dampaknya, kriteria berikut ini
dapat dipakai sebagai acuan:
1.

Harus selaras dengan kriteria lingkungan yang sesuai dengan


peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia

2. Mengenali dampak potensial yang dapat mempengaruhi lingkungan, terutama yang berhubungan
dengan sedimentasi
2. Mencegah dampak negative yang dapat mempengaruhi kegiatan social ekonomi masyarakat sekitar
tambang
3. Aspek penanganan terhadap lokasi bekas lubang dan daerah bahaya lainnya

Dalam mengidentifikasi dan memperkirakan dampak kegiatan penutupan tambang juga diperhitungkan
faktor fisik-kimia dan faktor social ekonomi budaya. Dampak lingkungan yang perlu diperhatikan
meliputi dampak lingkungan yang menyangkut kualitas air, lingkungan lahan dan kualitas udara. Dampak
terhadap sumber daya manusia dan dampak terhadap masyarakat desa sekitar tambang.
AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
5

2.4.2. Aspek Teknik Rehabilitasi Lahan Tambang


Rehabilitasi tambang dilakukan dengan cara pembongkaran terlebih dahulu bangunan yang berdiri diatas
lokasi yang akan dilakukan revegetasi. Setelah lokasi bekas bangunan terbongkar semua lapisan tanah
penutup yang telah ditimbun untuk beberapa lama di tempat penimbunan dipindahkan ke lokasi yang
hendak dilakukan revegetasi kemudian baru dilakukan reklamasi sesuai dengan vegetasi semula sebelum
diadakanya kegiatan penambangan. Kegiatan ini akan terus dilakukan pemantauan sampai dirasakan
keadaan lokasi bekas penambangan tidak mengganggu kesetabilan lingkungan alam.

2.4.3. Kendala Pemulihan Vegetasi Pasca Tambang


Kendala yang dihadapi dalam pemulihan vegetasi pasca tambang diantaranya adalah telah
berubahnya formasi tanah karena kegiatan penambangan. Kegiatan penambang dilakukan dengan
pengupasan tanah penutup, yang pada akhirnya hasil timbunan tanah penutup dalam suatu tempat ini
akan dikembalikan ke area bekas penambangan terutama bagian infrastuktur yang nantinya akan
dilakukan revegetasi. Tanah penutup yang sudah lama tertimbun tentunya akan mengalami perubahan
unsur hara di dalamnya karena adanya proses sedimentasi oleh air.
Kendala juga terjadi karena lahan yang akan dilakukan revegetasi merupakan daerah daerah yang
semula dibangun gedung untuk infrastuktur ataupun maintenage sehingga sedikit banyak tanah bekas
lokasi ini telah tercemar, sedangkan untuk vegetasinya sendiri diusahakan sesuai dengan vegetasi yang
sudah ada di daerah tersebut sebelum adanya kegiatan penamban
2.5.

Audit Penutupan Tambang

Prakiraan biaya rencana penutupan tambang meliputi ;


-

Biaya pengurusan penyerahan asset lahan bekas tambang (decommissioning).

Dasar hukum yang digunakan adalah Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala BPN No.4 Tahun 1998
tentang Pedoman Penetapan Uang Pemasukan dan Pemberian Hak atas Tanah Negara serta perkiraan
pengeluaran dana taktis, yang menetapkan bahwa besaran biayanya adalah Rp.225.000,00 per hektar dan
dibayarkan pada saat semua tanggung jawab perusahaan telah selesai dipenuhi.
-

Biaya Pembongkaran Asset

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
6

Terdiri dari bagian biaya konstruksi dan bagian biaya listrik, termasuk didalamnya tenaga kerja dan biaya
pembelian peralatan pembongkaran.
-

Biaya Rehabilitasi Lahan Terganggu

Terdiri dari biaya langsung ( biaya pembongkaran, biaya penataan lahan, dan biaya revegetasi), dan biaya
tidak langsung ( biaya mobilisasi dan demobilisasi alat, biaya perencanaan, biaya administrasi dan
keuangan kantor, biaya supervisi, dan asumsi biaya kenaikan harga).
-

Biaya Pemantauan Lingkungan


Terdiri dari biaya langsung :

Biaya analisis air : 3 bulan sekali, 23 parameter (air darat), dan 22 parameter(air laut)

Biaya analisis tanah : 6 bulan sekali, 15 parameter

Biaya analisis udara : 3 bulan sekali

Biaya Pengelolaan Tenaga Kerja

Dasar hukum yang dipakai adalah pasal 27 ayat 3 KepMen Tenaker No.150/Men/2000, yang
menyebutkan bahwa :

Bagi karyawan yang terkena pemutusan tenaga kerja (PHK), pesangon yang didapatkana sebesar
sekian kali untuk masa kerja tertentu.

Dilaksanakan pendidikan dan latihan keterampilan bagi karyawan sebelum penutupan tambang
dilaksanakan

Biaya Pengembangan Potensi wilayah pada pasca Tambang Terdiri dari :

Pembiayaan tak langsung meliputi biaya pengembangan masyarakat untuk 3 tahun ke depan, dan
pemantauan kondisi social, ekonomi, dan budaya.

Biaya umum dan administrasi.

PERENCANAAN PENUTUPAN TAMBANG

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
7

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
8

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

1
9

AGUSTINA ELFIRA RIDHA 112120010

2
0

Anda mungkin juga menyukai