Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN BATUBARA

Batubara merupakan bahan galian fosil padat, sebagian besar

terdiri atas unsur carbon, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Untuk Indonesia, batubara sebagai bahan galian sumber energi memegang peranan penting sebagai sumber energi alternatif non migas terutama untuk bahan bakar PLTU dan industri semen, industri kimia dan metallurgi.

Setiap konsumen batubara selalu memberikan persyaratan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar : 1. Batubara yang akan dimanfaatkan oleh konsumen supaya mudah penanganannya. 2. Batubara dapat memenuhi proses yang sedang / akan berlangsung.

3. Batubara yang digunakan tidak merusak alat akibat korosi. 4. Tidak mengganggu lingkungan hidup/mengurangi dampak negatif.

KARAKTERISTIK BATUBARA
Ditentukan oleh : Bahan organik (maseral) Bahan an organik (mineral matter) Tingkat kematangan batubara Reflektance vitrinitre Berdasarkan petrografi batubara , dikenal : Type batubara Rank batubara Grade batubara

Dari tabel lithotype batubara dapat diketahui maseral penyusun batubara yang sangat menentukan manfaat dari batubaranya. Contoh : untuk exinite : kaya oksigen, volatile matter = 67 %, SG = 1,0 1,3 Maseral ini umumnya terdapat pada oil shale dan biasanya bersifat pembawa minyak, sehingga baik untuk proses liquifaksi. Maseral penyusun batubara akan mempengaruhi sifat batubara pada saat dipanaskan, yaitu sifat kontraksi dan ekspansi, sehingga akan mempengaruhi sifat plastisitas pada saat pemanasan.

Berdasarkan sifat-sifat ekspansi dalam pemanasannya, maka batubara dapat diklasifikasikan menjadi : 1.Batubara euplastis Mempunyai rock type clarain dengan maseral penyusunnya vitrinite yang berlebihan, sehingga kelakuan selama proses pemanasan dalam waktu singkat akan terjadi kontraksi diikuti dengan ekspansi secara cepat. Saat ekspansi meksimum maka volume menjadi konstan dan massa stabil. 2.Batubara sub plastis Banyak mengandung inertinite berlebihan. Perilakunya selama pemanasan hanya mengalami kontraksi (batubara klas rendah). 3. Batubara fluid plastis Banyak mengandung inertinite. Pada saat kontraksi perilakunya mirip euplastis, tetapi pada saat dilatasi maksimum, volume kemudian mengecil secara drastis.

4. Batubara perplastis Kombinasi perilaku euplastis dan fluid plastis, setelah kontraksi diikuti dilatasi. Kontraksi sedikit. Volume kokas dapat lebih besar dari volume batubara semula.

Anda mungkin juga menyukai