Anda di halaman 1dari 8

TUGAS CRUSHING PLANT

“KOMINUSI”

Oleh :

Regita Cahyani
073001500080

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
I. Pengertian Kominusi
Kominusi merupakan proses reduksi ukuran partikel suatu bahan galian agar
bahan galian tersebut dapat terpisah dari mineral pengotornya yang ikut melekat.
Kominusi juga bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam penggunaan bahan
galian tersebut ataupun sebagai syarat dalam melakukan proses lanjutan.

II. Prinsip Dasar Kominusi


Proses reduksi atau pengecilan ukuran butir batuan harus dilakukan secara
bertahap, hal itu disebabkan karena kemampuan alat yang terbatas untuk dapat
mereduksi batuan yang berukuran besar sampai menjadi butiran – butiran kecil
seperti yang diinginkan. Proses peremukan dilakukan dengan 3 tahap diantaranya
adalah :
1. Primer (primary crushing)
2. Sekunder (secondary crushing)
3. Tersier (tertiary crushing)

Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi dalam dua tahapan yaitu:
operasai peremukan atau crushing dan operasi penggerusan atau grinding. Prinsip
peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada bijih dan
gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk. Mekanisme
peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana gaya diterapkan pada
bijih tersebut.

III. Teori Kominusi


Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih yang besar.
Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu
harus melalui operasi pengecilan ukuran terlebih dahulu.
Pada dasarnya tujuan operasi pengecilan ukuran bijih, mineral atau bahan
galian adalah:
1. Membebaskan ikatan mineral berharga dari gangue-nya.
2. Menyiapkan ukuran umpan sesuai dengan ukuran operasi konsentrasi atau
ukuran pemisahan.
3. Mengekspos permukaan mineral berharga.
4. Memenuhi keinginan konsumen atau tahapan berikutnya.
Ada empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk atau mengecilkan
ukuran bijih yaitu sebagai berikut :
1. Compression, gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan
pada bijih. Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya
diberikan oleh satu atau kedua permukaan plat. Pada Kompresi, energi yang
digunakan hanya pada sebagian lokasi, bekerja pada sebagian tempat, energi

1
yang digunakan hanya cukup untuk membebani daerah yang kecil dan
menimbulkan titik awal peremukan. Alat yang dapat menerapkan gaya
compression ini adalah: jaw crusher, gyratory crusher, dan roll crusher.
2. Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak yang
bekerja pada bijih. Gaya impact adalah gaya compression yang bekerja
dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan gaya impak, energi yang digunakan
berlebih, bekerja pada seluruh bagian. Banyak daerah yang menerima beban
berlebih. Alat yang mampu memberikan gaya impak pada bijih adalah
impactor, hammer mill.
3. Attrition atau abrasion. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya
gaya abrasi atau kikisan. Peremukan dengan abrasi, gaya hanya bekerja pada
daerah yang sempit (dipermukaan) atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi
yang digunakan cukup kecil, tidak cukup untuk memecah/meremuk bijih.
Alat yang dapat memberikan gaya abrasi terhadap bijih adalah ballmill, rod
mill.
4. Shear, potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan
gergaji. Cara ini jarang dilakukan untuk bijih.

Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan, kominusi ditentukan oleh


jenis gaya dan metoda yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang
memanfaatkan gaya impak, akan menghasilkan ukuran dengan rentang atau
distribusi yang lebar. Sedangkan kominusi yang memanfaatkan gaya abrasi akan
menghasilkan dua kelompok distribusi ukuran yang sempit.

A. Crushing
Crushing adalah tahap mekanis awal dalam proses pengecilan ukuran yang
tujuan utamanya adalah meliberasi mineral berharga dari pengotornya. Biasanya
dilakukan dalam kondisi kering dan dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu primer,
sekunder dan tersier. Ketiga tahapan tersebut didasarkan atas ukuran yang
dihasilkan dari proses peremukan. Salah satu alat yang umum digunakan dalam
primary crushing adalah jaw crusher. Pada tahapan secondary crusher biasanya
digunakan roll crusher.
B. Grinding
Grinding merupakan proses akhir dari kominusi atau reduksi ukuran. Pada
tahap ini partikel dikecilkan ukurannya dengan kombinasi impact dan abrasi
(attrition dan shear). Proses grinding dilakukan di dalam sebuah silinder dari baja
yang berisi media gerus, material yang akan digerus dapat dalam kondisi kering
ataupun basah. Menurut gerakannya, grinding mill dibedakan menjadi tumbling
mill dan stirrer mill. Tumbling mill umum digunakan dalam industri pengolahan,
ciri khas dari tumbling mill adalah dinding mill berputar yang memberikan

2
pengaruh terhadap bergeraknya media gerus dan material. Sedangkan pada stirrer
mill, gerakan media gerus dan material disebabkan oleh pengaduk yang berputar di
dalam mill.
Media gerus yang dapat digunakan dalam tumbling mill di antaranya adalah
bola-bola baja atau keramik, batang-batang baja, tanpa media (autogenous) dan
semi autogenous. Berdasarkan media gerusnya, tumbling mill dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Ball mill, media gerus berupa bola-bola baja
2. Rod mill, media gerus berupa batang-batang baja berbentuk silinder
3. Pebble mill, media gerus berupa kerikil yang sangat keras
4. Autogenous mill, tanpa media (bijih yang digerus berfungsi sebagai media
gerus)
5. SAG (semi autogenous) mill, media gerus berupa campuran bijih ditambah
bola-bola baja.

IV. Tahapan – Tahapan dalam Proses Kominusi


Peremukan, crushing biasanya digunakan untuk pengecilan ukuran sampai
ukuran bijih kurang lebih 20 mm, sedangkan penggerusan, grinding digunakan
untuk pengecilan ukuran mulai dari 20 mm sampai halus.
Umumnya pengecilan ukuran bijih dilakukan secara bertahap yaitu:
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih
sampai ukuran 20 cm.
2. Peremukan tahap kedua, secondary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari
sekitar 20 cm sampai 5 cm.
3. Peremukan tahap ketiga, tertiary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari 5
cm menjadi sekitar 1 cm
4. Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1
cm menjadi selkitar 1 mm.
5. Penggerusan halus, fine grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm
menjadi halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm.

3
V. Alat-Alat yang Digunakan Dalam Proses Kominusi
A. Jaw Crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw, di mana satu batang
bergerak (moving jaw) ke arah jaw yang lain (fixed jaw). Alat ini
merupakan contoh paling umum dari mesin peremuk tingkat 1 dengan
bentuk yang mirip rahang atas dan rahang bawah dari seekor
binatang,untuk melakukan permukaan,batuan yang mengandung mineral
dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing
jaw, lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.Alat ini mempunyai 2
tipe bergantung kepada titik tumpunya, bila titik tumpunya di atas disebut
titik blake, bila titik tumpunya di bawah disebut dodge.

B. Gyratory Crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw). Sebuah crushing
head yang berbentuk kerucut berputar di dalam sebuah funnel shaped
casing yang membuka ke atas. Crushing head tersebut berfungsi
memecahkan umpan yang masuk. Alat ini mempunyai kapasitas yang
lebih besar dibandingkan dengan jaw crusher. Gerakan alat ini adalah
kontinyu karena crushing head dari alat ini bergerak dan bergoyang. Alat
ini tidak sesuai dengan material yang lengket seperti lempung karena
kurang menguntungkan disebabkan biaya lebih besar dibandingkan
dengan jaw. Faktor yang mempengaruhi Gyratory Crusher antara lain
ukuran butir, kandungan air dari feed, kecepatan putaran dan gape.

4
C. Roll Crusher
Roll crusher memiliki maksimum teoritis pengurangan rasio 4:1.
Jika 2 inci partikel diumpankan ke crusher roll mutlak ukuran terkecil
yang bisa diharapkan dari crusher adalah 1 / 2 inci. Roll crusher hanya
akan menghancurkan materi ke ukuran partikel minimum sekitar 10 Mesh
(2 mm).

D. Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan
ayakan. Impactor merupakan mesin pemecah primer untuk batuan dan
biji, dengan kemampuan mengolah sampai 600 ton/jam. Partikel yang
dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus. Pada impactor hanya
terjadi aksi pukulan.

E. Hammer Mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder. Umpan masuk
dari bagian puncak casing dan dihancurkan, selanjutnya dikeluarkan
melalui bukaan pada dasar casing. Umpan dipecahkan oleh seperangkat
palu ayun yang berada pada piring rotor. Kemudian pecahan ini terlempar
pada anvil plate di dalam sebuah casing sehingga dipecahkan lagi menjadi
bagian yang lebih kecil. Lalu digosok menjadi serbuk. Akhirnya didorong
oleh palu ke luar bukaan.

5
F. Ball Mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama
dengan panjangnya,yang dilapisi dengan suatu plat. Alat ini memiliki
suatu silinder yang terisi dengan bola baja. Cara kerjanya yaitu dengan
diputar, sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-bola baja.
Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball mill.

G. Rod Mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang
panjangnya sama dengan panjang mill. Cara kerjanya dengan diputar.
Sehingga batang baja terangkat lalu jatuh dan menjatuhi material yang
ada dalam rod mill sehingga hancur.

6
DAFTAR PUSTAKA

Dachi, I. (2015). Pengolahan Bahan Galian. Diambil kembali dari academia.edu:


https://www.academia.edu/19510044/Laporan_modul_1_PBG_itb. Jakarta
Ramadhan. (2012). Kominusi. Diambil kembali dari respository.unisba:
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/4286/07bab3_ra
madhan_10070108015_skr_2014.pdf?sequence=7&isAllowed=y. Jakarta
Tiara. (2014). Kominusi. Diambil kembali dari Karyailmiah.unisba:
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/pertambangan/article/viewFile/1
444/pdf. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai