Pengertian Peremukan
Crushing dapat didefinisikan sebagai serangkaian operasi dalam sebuah plant mineral
dressing yang memiliki upaya untuk mengecilkan bongkahan- bongkahan mineral menjadi
pecahan-pecahan yang lebih kecil. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran hasil akhir
yang relatif halus, sekitar 100 mikron (150 mesh).
Crushing pada umumnya dilakukan dengan menggunakan prinsip tekanan pada permukaan
bijih dengan media yang kaku ataupun dengan beban impak dalam suatu wadah kaku yang
dipaksa.
Crushing biasanya dilakukan pada kondisi kering (dry condition) dan terdiri dari beberapa
tahap, dengan reduction ratio yang kecil berkisar antara 3 sampai 6 untuk tiap tahap
1. Primary Crushing
pada tahap ini adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher. Umpan yang
digunakan biasanya berasal dari hasil peledakan dengan ukuran yang bisa
diterima < 100 cm, dengan ukuran setting antara 180 mm – 200 mm untuk jaw
2. Secondary Crushing
Merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang digunakan adalah Cone
yang dihasilkan adalah 200 mm (64, 5 %), Manufactured sand ukuran 0.5 - 5
mm (26,8%) dan 5 - 14 mm (8.7 %).
3. Tertiery Crushing
4. Mekanisme Peremukan
5. Peralatan-Peralatan Peremukan
mineralnya. Struktur mineral yang sangat halus biasanya lebih tahan dari pada
Ukuran material umpan untuk mencapai produk yang baik pada peremukan
3. Reduction Ratio-80
meloncat-loncat ke atas.
5. Energi peremukan
Energi yang dibutuhkan alat peremuk tergantung dari beberapa faktor antara
material, prosentase dari waktu berhenti alat peremuk pada suatu proses
6. Kapasitas
Kapasitas alat peremuk dipengaruhi oleh jumlah umpan yang masuk setiap
jam, berat jenis umpan dan besar pengaturan dari alat peremuk.