Anda di halaman 1dari 12

EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI
SMK SABUMI PERTAMBANGAN BANJARBARU PADA MATERI
FLUIDA STATIS

THE IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING TO


INCREASE THE STUDENTS’ PROCESSED SCIENCE SKILL AT THE
CLASS XI SMK SABUMI MINING BANJARBARU ON FLUIDAL STATIC
MATERIAL

Rahmatullah, S.Pd

ABSTRAK
Rendahnya penguasaan keterampilan proses sains siswa SMK SABUMI
Pertambangan Banjarbaru secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajarnya.
Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa kelas XI SMK SABUMI Pertambangan Banjarbaru
melalui penerapan pembelajaran guided inquiry. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang terbagi menjadi tiga siklus. Pengumpulan data
menggunakan pengamatan, tes hasil belajar, dan angket. Teknik analisis data secara
deskriptif kualitatif dan deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
pembelajaran guided inquiry mampu meningkatkan: (1) keterampilan proses sains
siswa namun belum memenuhi ketuntasan klasikal, karena pada siklus I 0%, siklus
II 27,6%, siklus III 51,7%, (2) ketuntasan hasil belajar produk siswa pada siklus I
43,3%, siklus II 72,4%, dan siklus III 86,0%, (3) keterlaksanaan RPP secara umum
pada siklus I cukup baik, siklus II baik, dan siklus III menjadi lebih baik, (4)
aktivitas siswa terutama melakukan pengamatan, merencanakan penyelidikan,
mendiskusikan tugas dan membaca, (5) respon siswa secara umum menyatakan
setuju dan merasa jelas terhadap penjelasan dan bimbingan guru saat penyelidikan
tetapi merasa kurang mudah terhadap penerapan keterampilan proses sains.
Diperoleh simpulan bahwa penerapan pembelajaran guided inquiry efektif dalam
meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI SMK SABUMI
Pertambangan Banjarbaru pada materi fluida statis.
Kata kunci: PTK, keterampilan proses sains, guided inquiry, fluida statis.

1
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

ABSTRACT
The students’ limited processed science skill at SMK SABUMI mining
Banjarbaru influences the learning outcomes indirectly. So this research is done to
increase the students’ processed science skill at the class XI SMK SABUMI mining
Banjarbaru through the implementation of guided inquiry learning. This is
classroom research which is divided into three cycles. Data collecting process used
observation, test, and questionnaire. Data analysis technique used qualitative and
quantitative description. The result of the research showed that the guided inquiry
learning can improve: (1) students’ processed science skill did not reach the
classical completion because in the cycle I is 0%, cycle II is 27,6%,and cycle III is
51,7%. (2) the students’ outcomes completion at cycle I is 43,3%, cycle is 72,4%
and cycle III is 86,0%. (3) the lesson plan actualization generally at the cycle I is
good enough, cycle II is good, and cycle III is better. (4) the students’ activities in
observing, planning the observation, discussion and reading.(5) students’
responses show agreeing and clear understanding on the teacher’s explanation and
the teacher’s guiding on the observation but having a difficulties in the processed
science skill application. It is concluded that the implementation of guided inquiry
learning is effective in order to increase students’ processed science skill at class
XI SMK SABUMI mining banjarbaru on fluidal static material.
Keywords: classroom research, processed science skill, guided inquiry, fluidal
static.

I. PENDAHULUAN Kejuruan (SMK). Menurut Bagiono,


dkk (2010) penyesuaian kurikulum
Pendidikan merupakan
SMK perlu dilakukan secara terus-
usaha dalam mewujudkan sumber
menerus dengan mengacu pada
daya manusia yang berkualitas,
penguasaan kompetensi dan tuntutan
sehingga pemerintah terus berusaha
peningkatan daya saing kompetensi
untuk meningkatkan kualitas
sebagai pembekalan pengembangan
pendidikan. Salah satu upaya yang
profesi dan pengembangan diri
dilakukan pemerintah adalah dengan
lulusan SMK. Pembaharuan sistem
mengadakan pembaharuan
pendidikan dan pelatihan kejuruan
kurikulum secara berkala, sampai
dimaksudkan untuk memastikan
saat ini kurikulum yang digunakan
bahwa peningkatan pendidikan
adalah Kurikulum Tingkat Satuan
sepadan dengan peningkatan tuntutan
Pendidikan atau biasa di singkat
kompetensi kerja. Oleh karena itu,
dengan KTSP. Ditambah lagi dengan
guru harus lebih kreatif dalam
diberlakukannya Permendiknas No.
merancang kegiatan pembelajaran
41 tahun 2007 tentang RPP, maka
dengan berbagai inovasi yang ada.
perlu adanya penyempurnaan lagi
pada pelaksanaan KTSP berupa Kenyataan menunjukkan
inovasi-inovasi dalam pembelajaran. bahwa masih ada sekolah yang belum
menerapkan berbagai inovasi dalam
Adanya inovasi dalam
kegiatan pembelajarannya,
pembelajaran terlebih lagi sangat
khususnya dalam pembelajaran
diperlukan pada Sekolah Menengah

2
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

fisika. Salah satunya yaitu di SMK menjadi beberapa pertanyaan


SABUMI Pertambangan Banjarbaru. penelitian sebagai berikut
Berdasarkan fakta pengamatan (1) Bagaimanakah peningkatan
selama satu semester dan hasil keterampilan proses sains siswa
wawancara dengan guru mata setelah diterapkan pembelajaran
pelajaran fisika serta siswa kelas XI guided inquiry?, (2) Bagaimanakah
di SMK SABUMI Pertambangan hasil belajar produk siswa setelah
diketahui bahwa kegiatan diterapkan pembelajaran guided
pembelajaran seringkali dilaksanakan inquiry?, (3) Bagaimanakah
secara konvensional yaitu dengan keterlaksanaan RPP dengan
menggunakan metode ceramah, dan menggunakan pembelajaran guided
pembelajaran terpusat pada guru serta inquiry?, (4) Bagaimanakah aktivitas
tidak pernahnya dilakukan praktikum siswa selama proses pembelajaran
pada mata pelajaran fisika. Akibatnya dengan menggunakan pembelajaran
siswa kurang terampil dalam guided inquiry? Dan (5)
keterampilan proses sainsnya, Bagaimanakah respon siswa terhadap
sehingga siswa menjadi kesulitan proses pembelajaran dengan
dalam memahami konsep dalam menggunakan pembelajaran guided
fisika. inquiry?
Salah satu upaya yang bisa
dilakukan diantaranya yaitu dengan
menggunakan strategi pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA
konstruktivis. Banyak pendekatan A. Karakeristik Materi Ajar
pembelajaran yang berbasis
konstruktivis yang dapat diterapkan Dalam kurikulum KTSP
dalam pembelajaran fisika saat ini, materi fluida statis terdapat pada
salah satunya yaitu guided inquiry. kelas XI semester ganjil yaitu dengan
Pendekatan guided inquiry menurut standar kompetensi yang ingin di
Orlich dalam Ibrahim (2007) sebagai capai adalah (8) menerapkan konsep
pembelajaran penemuan (discovery fluida. Sedangkan kompetensi
learning) karena siswa dibimbing dasarnya adalah (8.1) menguasai
secara hati-hati untuk menemukan hukum fluida statis dan (8.3)
jawaban terhadap masalah yang menghitung fluida statis.
dihadapkan kepadanya. Materi ajar fluida statis pada
Berdasarkan latar belakang penelitian ini terdiri dari beberapa
diatas dapat dirumuskan masalah subpokok bahasan yaitu tekanan
secara umum ”Bagaimanakah hidrostatis, hukum Pascal, dan hukum
keefektifan pembelajaran guided Archimedes.
inquiry dalam meningkatkan a. Tekanan hidrostatis
keterampilan proses sains siswa kelas
XI SMK SABUMI Pertambangan Untuk memahami tekanan
Banjarbaru pada materi fluida?” hidrostatis, anggap zat cair terdiri atas
Selanjutnya dapat diidentifikasi beberapa lapisan. Setiap lapisan
memberi tekanan pada lapisan di
3
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

bawahnya, sehingga lapisan bawah p𝐷12 p𝐷22


𝐴1 = dan 𝐴2 =
akan mendapatkan tekanan paling 4 4
besar. Karena lapisan atas hanya 𝐴
maka 𝐹2 = 𝐴2 i 𝑥 𝐹1
mendapat tekanan dari udara 1

(atmosfer), maka tekanan pada 𝐷 2


permukaan zat cair sama dengan 𝐹2 i= (𝐷2 ) 𝑥 𝐹1 (1)
1
tekanan atmosfer. Tekanan zat cair
yang hanya disebabkan oleh beratnya
sendiri disebut tekanan hidrostatis. Keterangan:
Besarnya tekanan hidrostatis suatu zat F1 = Gaya pada pengisap (piston) 1
cair pada suatu titik adalah sebagai (N)
berikut. F2 = Gaya pada pengisap (piston) 2
(N)
𝑃ℎ = 𝜌 𝑔 ℎ A1 = Luas pengisap (piston) 1 (m2)
Keterangan: A2 = Luas pengisap (piston) 2 (m2)
D1 = Diameter pengisap (piston) 1 (m)
𝑃ℎ = tekanan hidrostatis (Pa)
D2 = Diameter pengisap (piston) 2
𝜌 = massa jenis zat cair (kg/m3) (m)
h = kedalaman (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2) c. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes
berbunyi “benda yang tercelup ke
b. Hukum Pascal dalam fluida, baik sebagian atau
seluruhnya mengalami gaya ke atas
Hukum Pascal berbunyi sebesar berat fluida yang dipindahkan
”tekanan yang diberikan di dalam oleh benda itu”
ruang tertutup diteruskan sama besar Persamaan Hukum Archimedes
ke segala arah”. Sebuah terapan FA = ρc g Vc (2)
sederhana dari prinsip Pascal adalah
dongkrak hidrolik yang menerapkan Keterangan:
persamaan pascal sebagai berikut.
FA = gaya ke atas (N)
𝐹1 𝐹2
=𝐴 ρc = massa jenis fluida (kg/m3)
𝐴1 2

Keterangan: g = percepatan gravitasi (m/s2)


F1 = Gaya pada pengisap (piston) 1 Vc = volume fluida yang dipindahkan
(N) atau volum benda yang
dicelupkan di dalam fluida (m3)
F2 = Gaya pada pengisap (piston) 2
(N)
A1 = Luas pengisap (piston) 1 (m2) B. Pembelajaran Guided Inquiry
A2 = Luas pengisap (piston) 2 (m2)
Jika penampang pengisap Selama proses inkuiri
dongkrak hidrolik berbentuk silinder berlangsung, seorang guru dapat
dengan diameter tertentu, maka mengajukan suatu pertanyaan atau
persamaan di atas dapat pula mendorong siswa untuk mengajukan
dinyatakan sebagai berikut. pertanyaan-pertanyaan mereka

4
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

sendiri. Pertanyaannya bersifat open- a. Hasil belajar produk


ended, memberi kesempatan kepada Hasil belajar produk
siswa untuk menyelidiki sendiri dan berkaitan dengan mengingat kembali
mencari jawaban sendiri (Kunandar, materi yang telah dipelajari.
2007). Menurut Kulsum (2011) Tugasnya dapat berkaitan dengan
pendekatan guided inquiry yaitu istilah, fakfa, teori sederhana maupun
dimana guru membimbing siswa teroi kompleks, prinsip, prosedur, dan
melakukan kegiatan dengan memberi hukum-hukum fisika. Hasil Belajar
pertanyaan awal dan mengarahkan Produk merupakan tingkat terendah
pada suatu diskusi. Guru mempunyai dalam kategori keterampilan
peran aktif dalam menentukan intelektual. Tingkat kesukarannya
masalah dan tahapan-tahapan bermacam-macam tergantung dengan
pemecahannya dan disamping itu, tingkat kerumitan materi yang harus
bimbingan dapat pula dilakukan diingat siswa (Suyidno, 2011). Oleh
melaui lembar kerja siswa yang karena itu dalam hasil produk ini
terstruktur. Pendekatan ini digunakan dapat digunakan untuk mengukur
untuk siswa yang kurang tingkat pencapaiaan keterampilan
berpengalaman belajar dengan siswa.
pendekatan guided Inquiry. Dengan
pendekatan ini siswa belajar lebih b. Hasil belajar proses
berorientasi pada bimbingan dan Menurut Nur (2011)
petunjuk dari guru hingga siswa dapat keterampilam proses pada sains
memahami konsep-konsep pelajaran. disebut keterampilan proses sains,
Sehingga pemahaman konsep yang dimana pada saat siswa melakukan
diterima siswa dapat dibangun sendiri kegiatan pembelajaran berbasis
dan diharapkan dapat bertahan lama. inkuiri, maka mereka akan
memperoleh keterampilan proses
sains. Keterampilan-keterampilan
C. Hasil Pembelajaran Guided proses sains yang dilatih tersebut
Inquiry diantaranya yaitu:
Menurut Sudjana (1989) penilaian 1) Merumuskan masalah,
proses belajar adalah upaya memberi
nilai terhadap kegiatan belajar- Merumuskan masalah
mengajar yang dilakukan oleh siswa dengan benar merupakan bagian yang
dan guru dalam mencapai tujuan- penting sebelum penyelidikan
tujuan pengajaran. Dalam penilaian dilakukan. Masalah harus dirumuskan
ini dilihat sejauh mana keefektifan secara operasional untuk membantu
dan efisiensinya dalam mencapai siswa merumuskan hipotesis yang
tujuan pengajaran atau perubahan dapat dijawab melalui penyelidikan
tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, atau bukti-bukti.
penilaian hasil dan proses belajar 2) Merumuskan hipotesis
saling berkaitan satu sama lain sebab Merumuskan hipotesis adalah
hasil merupakan akibat dari proses. suatu prediksi berdasarkan

5
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

pengamatan yang dapat diuji atau yang dianalisis.


jawaban sementara dari rumusan 6) Melakukan prediksi
masalah.
3) Merencanakan eksperimen Peramalan/prediksi adalah
pengajuan hasil-hasil yang mungkin
Merancang eksperimen dihasilkan dari suatu percobaan.
adalah membuat suatu rencana untuk Ramalan-ramalan didasarkan pada
menguji suatu hipotesis. pengamatan-pengamatan dan
Merencanakan eksperimen tidak inferensi-inferensi sebelumnya.
selalu dalam bentuk penelitian yang Ramalan merupakan suatu
rumit, tetapi cukup dilatihkan pernyataan tentang pengamatan apa
bagaimana cara mengidentifikasi
yang mungkin dijumpai di masa yang
variabel yang diperlukan untuk akan datang, sedangkan inferensi
menguji hipotesis, mendefinisikan berupaya untuk memberikan alasan
secara operasional variabel tersebut, tentang mengapa suatu pengamatan
merencanakan prosedur eksperimen, terjadi. Beberapa perilaku siswa
dan merencanakan tabel data hasil adalah: (a) penggunaan data dan
pengamatan. pengamatan yang sesuai, (b)
4) Melaksanakan eksperimen penafsiran data/grafik, (c) perumusan
generalisasi tentang pola-pola dan (c)
Eksperimen dilaksanakan
pengujian kebenaran dari ramalan-
untuk menjawab suatu permasalahan
ramalan yang sesuai.
atau menguji suatu hipotesis. Pada
kegiatan ini, siswa dilatih bertindak 7) Menyimpulkan data
sebagai seorang peneliti sehingga
Menyimpulkan data adalah
dituntut bersikap obyektif, sistematis, pembuatan pernyataan yang
logis, dan teliti. mengikhtisarkan apa yang telah
5) Menganalisis data dipelajari dari suatu eksperimen atau
pengamatan.
Menganalisis data adalah
menjelaskan atau mengartikan data D. Langkah-langkah pembelajaran
yang diperoleh dari hasil eksperimen. guided inquiry
Menganalisis data dapat dilakukan Langkah-langkah pembelajaran
dengan cara membandingkan atau guided inquiry dapat dilihat pada
mencari kecenderungan dari data tabel 1.

Tabel 1 Sintaks pembelajaran guided inquiry


No Fase Kegiatan Guru
Menyampaikan motivasi dan tujuan, Memotivasi siswa, menyampaikan tujuan
1. serta menampilkan suatu informasi pembelajaran, dan menjelaskan masalah sederhana
masalah. yang berkenaan dengan materi pembelajaran.
Menjelaskan langkah-langkah Menjelaskan prosedur/langkah-langkah dalam
2. penemuan dan mengorganisasi-kan pembelajaran dengan guided inquiry dan membentuk
siswa dalam belajar. kelompok.

6
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Membimbing siswa bekerja Membimbing siswa melakukan kegiatan penemuan


3. melakukan kegiatan penyelidikan dengan mengarahkan siswa untuk memperoleh
/hasil kegiatan penemuan. informasi yang membantu proses guided inquiry.
Membimbing siswa mempresen- Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil
4. tasikan hasil penyelidikan/hasil penemuan dan mengevaluasi langkah-langkah
kegiatan penemuan. kegiatan.
Membimbing siswa berfikir tentang proses
Analisis proses penemuan dan
5. penemuan, memberikan umpan balik, dan
memberikan umpan balik.
merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.
Diadaptasi dari Nur (2000)

III. METODE PENELITIAN yang terdiri dari 3 siklus dimana pada


masing-masing siklus terdiri dari satu
A. Jenis Penelitian
kali pertemuan.
Penelitian ini merupakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan


Pengamatan

Gambar 1 Rancangan penelitian tindakan (Arikunto, 2009)

a. Perencanaan (3) Membuat lembar pengamatan


keterlaksanaan RPP dan aktivitas
(1) Menyusun RPP pembelajaran
siswa.
guided inquiry untuk 3 siklus.
(4) Membuat angket respon siswa
(2) Menyusun LKS, Handout dan
terhadap proses pembelajaran
menyiapkan alat dan bahan untuk
percobaan. b. Pelaksanaan
7
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Kegiatan yang dilakukan aktivitas siswa selama proses


pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran.
pembelajaran sesuai dengan scenario (2) Tes
RPP pembelajaran guided inquiry
yang telah dibuat. Soal tes digunakan untuk
mengetahui peningkatan hasil
c. Pengamatan belajar dan keterampilan proses
Selama pelaksanaan sains siswa setiap akhir siklus.
tindakan, dilakukan observasi oleh (3) Angket
observer (guru mitra dan teman
sejawat) tentang keterlaksanaan RPP Angket diberikan kepada siswa
dan aktivitas siswa selama proses untuk mengetahui respon siswa
pembelajaran, kemudian dilanjutkan terhadap proses pembelajaran
dengan tes hasil belajar. dengan pembelajaran guided
inquiry.
d. Refleksi
IV. HASIL PENGAMATAN
Refleksi adalah pengkajian
tindakan terhadap keberhasilan Pembahasan Hasil Penelitian
pencapaian tujuan penelitian dan a. Keterampilan proses sains
perlu tidaknya ditindaklanjuti dalam Keterampilan proses sains
rangka mencapai tujuan tersebut. adalah keterampilan yang digunakan
B. Subyek dan Waktu Penelitian untuk menemukan fakta-fakta,
konsep, atau teori-teori dengan
Subjek penelitian ini adalah menggunakan metode ilmiah,
siswa XI di SMK SABUMI
keterampilan proses sains yang
Pertambangan tahun ajaran dilatihkan meliputi merumuskan
2011/2012 yang berjumlah 32 orang, masalah, merumuskan hipotesis,
terdiri dari 7 orang perempuan dan 25 mengidentifikasi variabel dan definisi
orang laki-laki. Penelitian ini operasional variabel, melaksanakan
dilakukan dari bulan Juli sampai penyelidikan, menganalisis data,
bulan Desember 2011. membuat prediksi, dan membuat
C. Teknik Pengumpulan Data kesimpulan yang dinyatakan dengan
tuntas atau tidak tuntas. Hasil analisis
(1) Pengamatan
penguasaan keterampilan proses sains
Pengamatan dilakukan untuk pada siklus I, II, dan III ditunjukkan
mengetahui keterlaksanaan RPP oleh Grafik 1
pembelajaran guided inquiry dan

60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
PERSENTASE 0.0% 27.9% 53.6%

Grafik 1 Keterampilan proses sains siswa pada siklus I, II, III

8
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Berdasarkan pembahasan b. Hasil belajar produk


diatas, dapat diambil kesimpulan Ketuntasan hasil belajar
sementara bahwa penerapan produk adalah tingkat ketercapaian
pembelajaran guided inquiry dapat belajar siswa tiap tujuan indikator
meningkatkan keterampilan proses yang telah ditetapkan yang diukur
sains siswa namun belum mampu dengan menggunakan tes hasil belajar
memenuhi ketuntasan secara klasikal, produk disetiap akhir pembelajaran
hal ini ditunjukkan dengan nilai yang dinyatakan dengan tuntas atau
ketuntasan hasil belajar proses siswa tidak tuntas. Hasil analisis belajar
secara klasikal dimana pada siklus I siswa pada siklus I, siklus II, dan
sebesar 0% (tidak tuntas), siklus II 27 siklus III dapat disajikan pada Grafik
59% (tidak tuntas), siklus III 51,72% 2.
(belum tuntas).

100.0%

50.0%

0.0%
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
PESENTASE 27.9% 72.4% 86.0%

Grafik 2 Hasil belajar produk siswa pada siklus I, II, dan III

Berdasarkan hasil keterlaksanaan selanjutnya


pembahasan diatas dapat diambil dikategorikan dengan sangat kurang,
kesimpulan bahwa penerapan kurang baik, cukup baik, baik dan
pembelajaran guided inquiry mampu sangat baik.
meningkatkan ketuntasan hasil Hasil analisis keterlaksanaan
belajar produk siswa secara klasikal RPP siklus I menunjukkan bahwa
dimana pada siklus I sebesar 43,33% seluruh aspek yang diamati terlaksana
(tidak tuntas), siswa yang tuntas dan 100% namun pada kegiatan
siklus II 72,41% (tidak tuntas), dan pendahuluan, kegiatan inti, dan
meningkat pada siklus III yaitu penutup suasana kelas rata-rata cukup
sebesar 86% (tuntas). baik yaitu pada aspek membimbing
c. Keterlaksanaan RPP melakukan prediksi, membimbing
menarik kesimpulan, dan
Keterlaksanaan RPP adalah
membimbing mendiskusikan soal
skor yang diperoleh guru dalam
penerapan materi. Kendala terdapat
melaksanakan setiap tahapan
pada kesulitan guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan
membimbing siswa yang belum
pembelajaran guided inquiry, yang
terbiasa dengan pendekatan yang
direkam dengan lembar observasi dan
diterapkan. Sebagian besar aspek
dinyatakan dengan presentase
mendapat kriteria cukup baik, karena

9
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

penerapan pendekatan guided inquiry keterlaksanaan RPP meliputi


untuk melatihkan keterampilan pendahuluan, kegiatan inti, penutup,
proses sains merupakan hal baru bagi serta suasana kelas secara umum
guru dan siswa sehingga memerlukan menujukkan kategori penilaian yang
waktu untuk beradaptasi. baik. Hal ini menunjukkan bahwa
keterlaksanaan RPP tiap siklusnya
Berdasarkan penelitian pada
mengalami peningkatan, dan hal ini
siklus I dan diadakan perbaikan pada
juga diiringin dengan hasil belajar
siklus II keterlaksanaan RPP siklus II
siswa yang tiap siklusnya juga
menunjukkan bahwa seluruh aspek
mengalami peningkatan baik dari
yang diamati dapat terlaksana 100%
hasil belajar pruduknya dan hasil
dan keterlaksanaan RPP meliputi
belajar prosesnya.
pendahuluan, kegiatan inti, penutup,
serta suasana kelas secara umum Dari hasil pembahasan
memperoleh penilaian yang baik, diatas dapat diambil kesimpulan
namun pada penguasaan konsep bahwa Keterlaksanaan RPP
memperoleh nilai cukup baik. Hal ini pembelajaran guided inquiry pada
disebabkan karena terbatasnya waktu setiap siklus sebesar 100%, dengan
yang tersedia dan masih kurangnya kriteria keterlaksanaan RPP pada
pengalaman dalam melaksanakan siklus I secara umum cukup baik,
kegiatan pembelajaran. Namun siklus II secara umum baik, dan siklus
dilihat dari keterlaksanaan RPP pada III menjadi lebih baik.
siklus I, keterlaksanaan RPP pada
d. Aktivitas siswa
siklus II sudah mengalami Aktivitas siswa adalah
peningkatan.
perilaku siswa selama proses
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan pembelajaran
pada siklus II dan di lakukan lagi guided inquiry, diukur dengan
perbaikan pada siklus III menggunakan instrumen pengamatan
keterlaksanaan RPP siklus III aktivitas siswa. Hasil analisis
menunjukkan bahwa seluruh aspek keterlaksanaan RPP pada siklus I,
yang diamati dapat terlaksana 100%. siklus II, dan siklus III dapat dilihat
Ini menunjukkan bahwa pada Tabel 1.

Tabel 1 Aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III


Persentase
No Aspek yang diamati
Siklus I Siklus II Siklus III
Membaca (mencari informasi dan 19,7
1 8,2 13,3
sebagainya)
Mendiskusikan tugas 7,7 15,1 21,2
2
Mencatat 6,3 9,0 12,4
3
Mendengarkan penjelasan guru 19,7 16,9 8,3
4
Melakukan pengamatan, merencanakan 20,7
5 12,0 18,1
penyelidikan, atau bekerja
Bertanya pada guru 20,2 12,0 8,3
6

10
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

Menyampaikan pendapat/
mengkomunikasikan informasi kepada kelas 0,9 2,4 5,2
7
dan guru
Perilaku tidak relevan 25,0 13,2 4,2
8
100 100 100
Jumlah

Dari hasil pembahasan guru saat penyelidikan menggunakan


diatas dapat diambil kesimpulan keterampilan proses sains 73,2%
sementara bahwa aktivitas siswa merasa jelas. Rasa ingin tahu dan
selama proses pembelajaran antusiasme siswa dalam melakukan
menggunakan pembelajaran guided percobaan membuat siswa mudah
inquiry mengalami peningkatan, menerima penjelasan dan bimbingan
khususnya pada aktivitas siswa yang guru saat melakukan penyelidikan.
relevan dengan pembelajaran guided Umumnya, sebesar 57,9% siswa
inquiry yaitu seperti kegiatan merasa kurang mudah terhadap
melakukan pengamatan, penerapan keterampilan proses sains
merencanakan penyelidikan, pada pembelajaran karena siswa
mendiskusikan tugas dan membaca sebelumnya belum pernah belajar
menggunakan keterampilan proses
e. Respon siswa
tersebut sehingga berdampak
Respon siswa adalah terhadap rendahnya hasil belajar
pendapat siswa terhadap proses proses siswa. Respon siswa ketika
pembelajaran dengan menggunakan menjawab butir soal produk dan
pembelajaran guided inquiry dengan proses 57,1% rata-rata merasa kurang
mengisi instrumen angket respon mudah. Pembahasan di atas sejalan
siswa. Respon siswa terhadap dengan pendapat Sumiati (2007) yang
pembelajaran dan perangkat menyatakan bahwa bahwa tingkat
pembelajaran yang diterapkan selama pencapaiaan kemampuan dan
KBM berdasarkan hasil analisis keberhasilan belajar sangat
respon siswa diperoleh gambaran ditentukan oleh minat siswa terhadap
secara umum bahwa siswa mata pelajaran tersebut.
memberikan respon yang baik
Berdasarkan hasil
terhadap pembelajaran karena dari
pembahasan diatas dapat diambil
semua uraian pertanyaan
kesimpulan bahwa respon siswa
menunjukkan persentase yang cukup
terhadap pembelajaran guided
tinggi berdasarkan dapat diketahui
inquiry, secara umum merasa
respon siswa terhadap proses
berminat dan merasa jelas terhadap
pembelajaran dengan pembelajaran
penjelasan dan bimbingan guru saat
guided inquiry secara umum 83,9%
penyelidikan menggunakan
merasa setuju, gaya baru dalam
keterampilan proses sains, tetapi
pembelajaran yang memuat kegiatan
merasa kurang mudah terhadap
pengamatan sehingga dapat membuat
penerapan keterampilan proses sains
siswa menjadi berminat dalam
pada pembelajaran dan menjawab
pembelajaran tersebut. Respon siswa
butir soal proses yang dikerjakan.
terhadap penjelasan dan bimbingan

11
EduSains Volume 2 Nomor 1 ISSN 2338-4387

V. KESIMPULAN inquiry efektif dalam meningkatkan


keterampilan proses sains siswa kelas
Diperoleh simpulan bahwa
XI SMK SABUMI Pertambangan
penerapan pembelajaran guided
Banjarbaru pada materi fluida statis.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Bagiono & Karyana. 2010. Naskah Akademik Sekolah Menengah Kejuruan.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum.
Ibrahim, M. 2007. Pembelajaran Inkuiri (http://kpicenter.web.id/neo
/content/view/ 18/11). Diakses 7 Agustus 2011.
Kulsum, U. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM.
Surabaya: Grena Pratama Pustaka.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Nur, M. & Prima R. W. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Pusat Studi Matematika
dan IPA. Surabaya: Universitas Negeri Malang.
Nur, M. 2011. Modul Keterampilan Proses Sains. Pusat Sains dan Matematika
Sekolah Unesa: Surabaya.
Sudjana, N. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumiati & Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Kencana Prima.
Suyidno & Jamal. 2011. Pembelajaan Inovatif Berdasarkan Tingkat Otonomi
Siswa. Banjarmasin: Unlam.

12

Anda mungkin juga menyukai