Anda di halaman 1dari 70

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

ENERGI PANAS PADA BIDANG STUDI IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


PENGALAMAN DI KELAS VI SDN 2 SOKARAJA KULON

Disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Oleh:

Nur `Izza Afkarina

1401417376

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKUKTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan


upaya agar melalui proses pembelajaran dan atau cara lain dikenal dan diakui oleh
masyarakat. UUD RI tahun 1945 PASAL 31 ayat (1) Menyebutkan bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) Menegaskan bahwa Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan saja sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.

Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkan prinsip demokrasi,


desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tuntutan tersebut, dalam bidang pendidikan perlu dilakukan
upaya-upaya dalam pembahasan sistem pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum
karena dianggap sudah tidak reprehensif lagi dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

Direktorat TK dan SD Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


mengidentifikasi adanya beberapa paradigma baru dalam bidang pendidikan dalam upaya
mengatasi berbagai permasalahan pendidikan/persekolahan yaitu: (1) Menjadikan proses
pendidikan dari Schooling ke Learning, (2) Menjadikan proses pembelajaran yang bersifat
Instruktive je Facilitative, (3) Memberikan materi pembelajaran berdasarkan Knowledge
Based ke Competence Based, (4) Menjadikan management yang Centralization ke
Decentralitation, dan (5) Menjadikan masyarakat yang Goverment Role ke Community Role
(Masyarakat Madani).

Perubahan paradigma dalalm bidang pendidikan ini terutama butir 1,2 dan 3 menuntut
perubahan prilaku mengajar. Guru terutama harus dapat menempatkan diri pada posisi
fasilitator belajar dari pada instruktur atau pengajar.
Kunci utama keberhasilan pembaharuan pendidikan yang identik dengan perubahan
kurikulum menurut penulis terletak di pundak Guru, artinya apakah guru menerima, mampu
dan mau melaksanakan perubahan tersebut yang diantaranya ditandai dengan bagaimana
guru menggunakan metode, strategi, model pengajaran, alat dan bahan ajar, serta
pembelajaran. Ini berarti jika seorang Guru masih menggunakan ketentuan lama, misalnya
model pembelajaran tradisonal atau model pembelajaran yang dianut kurikulum yang telah
diubah, sama halnya belum melaksanakan pembaharuan pendidikan.

Kita menyadari tantangan dan tugas terberat bagi Guru adalah mengubah pola
mengajar atas dasar uraian tersebut diatas maka penulis mencoba dan mencoba mengubah
pola/model, pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2004 (KBK) dan mengadakan
penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research
dengan judul

"Belajar menentukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui


pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran
2019/2020.".

Penulis menentukan tema tersebut diatas dengan alasan bahwa pengetahuan alam
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga pengetahuan
alam bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

Alasan lain penelitian ini adalah selama penulis menjadi guru menemukan bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep energi karena bersifat abstrak. Energi
tidak memiliki massa, tidak dapat diamati, tidak dapat diukur secara langsung, kita hanya
dapat mengamati dan merasakan perubahannya. Disamping itu KBK menekankan adanya
penilaian proses bukan hasil akhir, untuk itu sebisa mungkin siswa dibimbing atau dipandu
untuk menemukan konsep bukan pembuktian.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh beberapa identifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep energi karena bersifat abstrak.
2. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon.
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
4. Siswa kurang antusias dalam menjawab pertanyaan, pertanyaan hanya dijawab oleh
siswa yang pandai saja.
5. Siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat atau gagasan untuk
memecahkan suatu masalah.
6. Penerapkan model pembelajaranyang belum maksimal.
7. Kurangnya melakukan pembelajaran melalui pengalaman

C. Rumusan Masalah Tindakan


Memperhatikan permasalahan adanya pembaharuan pendidikan dan karakteristik
pengetahuan alam serta khususnya kesulitan siswa dalam memahami konsep energi panas,
maka dalam karya tulis ini penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah belajar menemukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui
pengalaman dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja
Kulon?
2. Bagaimana aktivitas siswa kelas kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon dalam menemukan
konsep energi panas pada model belajar melalui pengalaman ?
D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menemukan model pembelajaran yang
tepat pada konsep tertentu dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang sesuai
dengan KBK. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon pada
konsep energi panas melalui belajar menemukan konsep dengan model
pembelajaran melalui pengalaman.
2. Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon dalam belajar
menemukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui
pengalaman.
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memberikan manfaat,
antara lain:
a. Manfaat teoritis
Menambah khasanah pustaka kependidikan dan diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam rangka memperbaiki pembelajaran.
b. Manfaat praktis
a) Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa melalui pemahaman konsep dan materi pada mata pelajaran IPA
khususnya di kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon. Belajar menemukan konsep tidak
secepat guru langsung membentuk definisi, fakta-fakta dan prinsip-prinsip.
Tetapi karena melalui kegiatan yang menyenangkan tanpa terasa mereka berlatih
berfikir secara ilmiah.
b) Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA
di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam
pembelajaran yang baik dan benar. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran konsep energi panas secara refleksi dan profesional.
c) Sekolah
Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan, khususnya dalam penerapan model Pembelajaran
Pengalaman.
d) Peneliti
Diperoleh seperangkat pengalaman baru bagi penulis dan kolaborator
dalam inovasi-inovasi pembelajaran pengetahuan alam, pengalaman tersebut
sangat diperlukan sebagai upaya peningkatan keprofesionalan guru dalam
pembelajaran.
e) Peneliti berikutnya
Memberi pengetahuan, pengalaman, wawasan serta menjadi refrensi
tentang penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Pengalaman.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) adalah suatu
bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh praktisi (termasuk guru) untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya dalam melaksanakan tugas pokoknya bagi guru adalah
pelaksanaan KBM (agung Purwadi : 1998). Suatu pembeda PTK dengan penelitian jenis lain
adalah objeknya. Objek penelitian ini dalam pendidikan adalah pelaksanaan proses
pembelajaran tersebut.

PTK bagi guru merupakan refleksi diri dengan tujuan (1) Perbaikan dan peningkatan
profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, (2) Implementasi
berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indokator keberhasilan proses dan
implementasi berbagai program sekolah (Notowijoyo : 1999).

Untuk kepentingan itu pertama-tama guru harus menyadari adanya masalah dalam
pembelajaran di kelasnya. Tindakan tertentu diperlukan untuk memecahkan masalah dalam
rangka memperbaiki/meningkatkan pembelajaran di kelas. Refleksi hasil penelitian tersebut
digunakan sebagai dasar berpijak untuk melakukan upaya perbaikan dari keadaan
sebelumnya.

Pelaksanaan PTK meliputi 4 tahapan yang pada siklus (daur) digambarkan dalam
bentuk spiral sebagaimana berikut :
Gambar 1 Diagram Siklus PTK

B. Belajar Menemukan Konsep


1. Belajar
Istilah belajar menurut Gagne (1977) adalah suatu proses perubahan tingkah laku
yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan
perubahan kemampuannya yakni kemampuan untuk melakukan berbagai jenis
Performance (kinerja).

Walaupun teori-teori belajar yang kita gunakan sekarang dibatasi oleh beberapa
teori belajar yang berkembang sebelum abad ke-20, dimana teori-teori tersebut tanpa
dilandasi eksperimen, dasar orientasinya adalah filosofis atau spektakuler. Meski
demikian penulis menghargai dan melihat betapa besarnya pengaruhnya terhadap
pelaksanaan pendidikan. Dari sekian ragamnya teori belajar, penulis dalam hal ini
merujuk utamanya pada teori aubuel.

Menurut Aubuel belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan
pada konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif anak. Faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui anak.
2. Konsep
Pengetahuan alam sebagai produk memiliki komponen yang terdiri atas hukum dan
teori. Di dalam hukum dan teori itu terdapat komponen yang lebih kecil lagi yang disebut
konsep. Konsep merupakan produk dari proses ilmiah. Secara sederhana dapat
diilustrasikan sebagai berikut. Siswa melakukan pengamatan (proses), akan menghasilkan
fakta. Dari berbagai fakta yang diperoleh disebut generalisasi, sehingga terjadi konsep.

Konsep dapat didefinisikan dengan bermacam-macam rumusan yang berbeda


tentunya antar definisi yang satu dengan definisi yang lain tidak identik. Konsep adalah
kemampuan yang memungkinkan manusia dapat berbuat sesuatu (Briggs, Gagne dan
Wagner : 1988) ini dapat diartikan bahwa tanpa menguasai konsep bidang tertentu,
manusia tidak akan dapat berbuat banyak, dan mungkin kelangsungan hidupnya
terganggu. Contoh sederhana, apa yang akan terjadi jika kita tidak dapat membedakan air
dengan minyak, atau gula dan pasir, antara madu dan racun.

Anak-anak membentuk pemahamannya tentang fenomena alam. Sebelum


mempelajarinya di sekolah disebut konsepsi awal (pra konsepsi). Beberapa diantara
pemahaman tersebut, sepadan dengan pemahaman yang dipegang oleh pakar Sains
(Konsep Ilmiah), tetapi banyak juga yang berbeda dengan konsep-konsep ilmiah, bila
anak dikembalikan ke konsep yang baru, masih tetap memperoleh mis konsepsi.

Belajar menemukan konsep artinya proses kegiatan berdasarkan apa yang telah
diketahui anak (hasil pengamatan) menghasilkan fakta, dari beberapa fakta diperoleh
generalisasi dan membentuk konsep, sehingga guru tidak langsung membentuk definisi.
Guru bertugas memfasilitasi, membimbing dan memberikan kegiatan-kegiatan atau
pertanyaan untuk mengarahkan dan memandu siswa dalam menemukan konsep secara
ilmiah.

C. Model Pembelajaran Melalui Pengalaman


Model pembelajaran melalui pengalaman adalah model pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperlakukan lingkungan mereka dengan ketrampilan-
ketrampilan berfikir, yang tidak berhubungan dengan bidang studi atau mata pelajaran
khusus.

Model ini didasarkan pada temuan-temuan Piaget yang menganggap bahwa


perkembangan kognitif terjadi ketika anak-anak berinteraksi dengan aspek-aspek lingkungan
mereka yang membingungkan atau nampak bertentangan. Oleh sebab itu, apabila model ini
digunakan, waktu belajar harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat
menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa dan yang mampu menyeret seluruh perhatian
mereka. Hal ini misalnya berupa kegiatan bermain dengan atau melakukan percobaan
terhadap benda-benda kongkrit atau bahan-bahan yang memungkinkan mereka melihat apa
yang terjadi pada benda atau bahan tersebut.

Mengacu pada karakteristik model pembelajaran melalui pengalaman tersebut, dalam


penelitian ini penulis lakukan agar efektif dan mampu memandu siswa untuk menemukan
sendiri konsep energi panas adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan benda-benda atau bahan konkrit untuk digunakan bahan percobaan.


2. Menyediakan serangkaian kegiatan yangn cukup luas sehingga mereka menjamin
pemenuhan minat siswa dan menumbuhkan rasa keterlibatan mereka.
3. Mengatur kegiatan-kegiatan sehingga siswa-siswa yang berbeda
tingkat perkembangan kognitifnya akan belajar satu sama lain.
4. Mengembangkan tehnik-tehnik bertanya untuk mengungkapkan alasan-alasan siswa yang
mendasari respon-respon mereka.

D. Pengertian Pendidikan
Pengertian kita ketahui pendidikan merupakan tanggung jawab bersama baik itu
keluarga, masyarakat dan negara. Didalam membicarakan masalah pendidikan kita harus
mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian atau definisi dari pendidikan.
Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sula bahwa pendidikan adalah suatu untuk
menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang
dan akan datang (2000:263).
Menurut M.J. Langeveld (Tim MKDK) bahwa pendidikan adalah memberi
pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam
pertumbuhannya menuju ke arah kedewasan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung
jawab atas segala tindakan-tindakan menurut puluhannya sendiri (1988:78).
Menurut Soemadi Tjiptojoewono bahwa pendidikan sebagi suatu proses dimana
pendidikan diartikan sebagai tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi.
Yang dimaksudkan proses sosialisasi ialah proses untuk menyesuikan diri ke dalam
masyarakat yang penuh dengan problem yang senantiasa berubah atau berkembang secara
dinamis (1981:43).
Dari pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan pada umumnya berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kesuatu arah cita cita atau tujuan tertentu.

E. Tujuan Pendidikan Nasional

Didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 alinea keempat


dijelaskan tentang tujuan Negara Republik Indonesia dalam bidang pendidikan yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional tersebut juga dijelaskan di
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Repubulik Indonesia tahun 1998-2003 pada Bab
IV tentang Pembangunan lima tahun ketujuh.
Tujuan Pendidikan Nasional juga dinyatakan di dalam UU RI No2 Th 1989
pasal 4 yang berbunyi “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Sedangkan meurut M. Ngalim Purwanto M. P bahwa tujuan umum dari
pendidikan adalah membawa kepada kedewasannya dalam arti bahwa ia harus dapat
menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri (1990:19).
Tujuan pendidikan nasional yang dimaksudkan ini adalah tujuan akhir yang
akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan baik formal, non formal maupun informal
yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia.
F. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar


Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa "Prestasi adalah hasil
yang dicapai/dilakukan atau dikerjakan". ( WJS Poerwodarminto, 1986 : 412 ).
Sedangkan makna atas pengertian belajar ada dua pandangan yakni menurut pandangan
tradisional dan pandangan modern.
Menurut pandangan tradisional, "Belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan". Sedangkan menurut pandangan modern, " Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan". ( Oemar Hamalik, 1987 :
27 ).
Dengan demikian pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dengan
proses kegiatan belajar yakni usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan atau
perubahan tingkah laku.
Seseorang telah dinyatakan melaksanakan kegiatan belajar setelah memperoleh
hasil misalnya dari tidak mengerti menjadi mengerti atau dari tidak tahu menjadi tahu
dan sebagainya.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai
berikut:
1. Faktor yang ada pada organisma itu sendiri yanng disebut faktor individual, yang
termasuk didalamnya adalah faktor kematangan/ pertumbuhan kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu, sering disebut faktor sosial, di antanya adalah :
faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. (Thamrin Nasution dan
Nurhalijah Nasution, 1986 : 33).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.


Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelomppokkan menjadi
dua yaitu : Faktor endogen, ialah faktor yang dating dari anak itu sendiri dan dapat
bersifat biologis dan psikologis, dan faktor eksogen adalah hambatan yang dapat timbul
dari luar diri anak, meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah. (Dewa Ketut Sukardi, 1983 : 49).
a) Faktor Endogen meliputi :
1) Faktor biologis yakni faktor yang berhubungan dengan jasmani anak, meliputi:
 Kesehatan
 Cacat Badan
2) Faktor Psikologis yakni faktor yang berhubungan dengan kejiwaan (psikis) atau
rohaniah yang termasuk faktor ini adalah :
 Intelegensi yakni kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan
cepat dan tepat dengan keadaan baru.
 Perhatian
 Minat
 Bakat
 Emosi
b) Faktor eksogen meliputi :
1) Lingkungan keluagra meliputi :
 Faktor orang tua
 Suasana rumah tangga
 Keadaan sosial ekonomi keluarga
2) Lingkungan sekolah meliputi :
 Faktor interaksi guru dan murid
 Standart pelajaran diatas ukuran
 Media Pendidikan
 Keadaan gedung
 Cara penyampaian materi
 Hubungan antar murid
 Disiplin sekolah
 Metode belajar dan sebagainya
c) Lingkungan Masyarakat meliputi :
 Mass media
 Teman bergaul
 Kegiatan dalam masyarakat
 Cara hidup lingkungan
 Status sosial ekonomi masyarakat
 Kondisi alam dan geografi masyarakat
 Dan sebagainya
Faktor belajar yang tidak dapat diabaikan adalah faktor instrumen belajar,
yakni berupa fasilitas belajar atau sarana belajar.

G. Faktor –faktor yang Mempengaruhi prestasi belajar

Di atas telah dijelaskan bahwa kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik faktor endogen maupun eksogen. Satu faktor eksogen yang memegang peranan
penting adalah lingkungan keluarga. Apabila faktor lingkungan keluarga mendukung, maka
akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa pada saat sekarang ini negara kita sedang
mengalami krisis ekonomi dan moneter, sehingga harga-harga kebutuhan untuk sekolah
menjadi mahal. Hal tersebut dapat mengakibatkan bertambahnya biaya penyelenggaraan
program belajar mengajar di sekolah.

Berpijak pada asumsi diatas, maka adanya Program kelas unggulan tersebut
sangat diharapkan agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar. Penulis beranggapan
bahwa kelas unggulan berpengaruh penting atau berpengaruh positif terhadap prestasi siswa
kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon.

H. Pengertian Kreativitas

Rendahnya kreatifitas siswa akan mempengaruhi prestasi akademik maupun non


akademik, dan sebaliknya tinggi rendahnya kreatifitas siswa akan mendorong kemaun dan
pengembangan diri sehingga seseorang siswa akan menghasilkan sesuatu yang baru. Berikut
ini akan dijelaskan beberapa pengertian. Menurut Semiawan, dkk (1987) kreativitas sebagai
proses merupakan hal yang lebih esensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini
dengan cara menyibukan diri secara kreatif. Misalnya dalam proses bermain, dengan adanya
gagasan atau unsur-unsur pikiran. Akan menjadi keasyikan yang menyenangkan dan penuh
tantangan bagi anak yang kreatif. Dengan kata lain, kreativitas dalam hal ini merupakan
proses berfikir yang mengarah pada suatu usaha untuk menemukan hubungan-hubungan
baru mendapatkan jawaban, metode atau cara baru dalam memecahakan masalah.
Ditinjau dari segi product, kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan
sesuatu yang baru, yang pada umumnya bersifat original atau unik. Secara lebih rinci
Munandar (1992), menjelaskan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat
kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada sehingga menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dengan menekankan pada kuantitas,
ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Kreativitas yang dimaksud adalah berfikir kreatif
atau divergen.
Dimensi press (tekanan/dorongan) adalah kondisi yang dapat mendorong atau
menghambat seseorang untuk bertindak kreatif. Dorongan atau hambatan tersebut dapat
berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat, maupun dari dalam
diri individu itu sendiri. Jika kedua kondisi ini menggantungkan atau menunjang, yakni
adanya keinginan dari seseorang (individu) untuk melibatkan memungkinkan individu
tersebut untuk bertindak secara kreatif.
Devinisi lain mengenai kreatifitas diungkapkan oleh Amien (1980) yang mengatakan
bahwa kreatifitas merupakan pola berfikir atau ide yang sepontan atau imajinasi yang
mencirikan hasil artistik, penemuan-penemuan ilmiah dan penciptaan-penciptaan secara
mekanis. Lebih lanjut Amien menjelaskan bahwa kreatifitas meliputi hasil sesuatu yang baru
atau sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya.
Berdasarkan paparan mengenai beberapa devinisi kreativitas di atas dapat dilihat
bahwa kreativitas mengandung arti yang luas dan mempunyai tahapan yang diawali dengan
suatu pemikiran atau ide yang kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif sehingga
tercipta hasil yang kreatif. Namun demikian pada intinya terdapat persamaan antara definisi-
definisi tersebut yaitu kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru atau relatif baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai classroom action research. PTK
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
pembelajaran di kelas. Fokus PTK pada siswa dan proses belajar mengajar yang terjadi di
kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas
dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya (Kunandar,
2010:45).
Sesuai dengan pendapat Kunandar, Sanjaya (2010: 32) menyatakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru untuk
meningkatkan kualitas, peran dan tanggung jawab guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Melalui PTK, guru dapat meningkatkan kinerjanya secara terus menerus dengan cara
melakukan refleksi diri yakni upaya menganalisis, menemukan kelemahan-kelemahan
dalam proses pembelajaran yang dilakukannya, kemudian merencanakannya dalam
proses pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang telah disusunnya dan
diakhiri dengan refleksi.
Sementara itu, Arikunto (2011: 16) menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat
empat tahapan yang dilalui, yaitu:
1. Perencanaan,

2. Pelaksanaan,

3. Pengamatan, dan

4. Refleksi.
Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali pembelajaran, tetapi dapat
dilaksanakan beberapa kali sampai tujuan pembelajaran tercapai.

B. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Sokaraja Kulon. Alasan penelitian tersebut, adalah
tempat bertugas penulis, dengan jumlah siswa 33 anak dan struktur anggota kelas
heterogen baik dari kemampuan akademis, skala ekonomi, hobi, serta perbandingan
jumlah laki-laki dan perempuan ideal. Mengingat kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon pada
pembelajaran kompetensi dasar lainnya dengan kegiatan pembelajaran model tradisional
dan metode ceramah.Waktu pelaksanaan penelitian dimulai semester 2 tahun pelajaran
2019/2020 dengan rincian :
1. Satu minggu pertama digunakan menyusun rencana (instrumen) penelitian.
2. Dua minggu digunakan untuk tahap penelitian (implementasi tindakan)
3. Dua minggu digunakan untuk pengelolaan data dan penyusunan karya tulis.

C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) classroom
based action research dengan peningkatan pada unsur desain yang memungkinkan
diperolehnya gambaran keefektifan pembelajaran yang dilakukan. Model rancangan
penelitian ini mengacu pada model rancangan Kemmis dan Target (1988) dengan 3
siklus. Masing-masing siklus terdiri 4 tahap kegiatan yaitu :
1) Tahap penyusunan rencana tindakan,
2) Tahap pelaksanaan tindakan;
3) Tahap observasi, dan
4) Tahap pengambilan kesimpulan atau refleksi. Adapun keempat tahapan tersebut
dilaksanakan pada tiap siklus, tahap awal dalam PTK ini adalah identifikasi masalah
yang kesemuanya itu diuraikan sebagai berikut :

a. Tahap Identifikasi
Pada tahap ini penulis mengidentifikasi konsep-konsep pengertian alam yang sulit
dipahami siswa. Cara yang ditempuh untuk kepentingan ini ialah dengan memeriksa
kembali nilai rata-rata ulangan harian, rencana pembelajaran, program semester dan
silabus KBK. Berdasarkan acuan tersebut sebagai acuan implementasi tindakan dipilih
konsep energi panas. Masalah yang menjadi perhatian untuk diidentifikasi, dianalisa,
dan dirumuskan terfokus pada 2 hal yaitu : (1) Hasil belajar siswa, dan (2) Aktivitas
siswa dalam menemukan konsep-konsep energi panas dengan model pembelajaran
melalui pengalaman.

b. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan


Rencana tindakan adalah rencana proses pembelajaran konsep energi
panas dengan :
a) Kompetensi dasar

 Mendiskripsikan berbagai bentuk energi bunyi dan


 Panas serta sifat-sifatnya.
b) Hasil belajar
 Mengidentifikasi sumber energi panas dan
 Pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
c) Indikator
 Menyebutkan sumber-sumber energi panas
 Mendemonstraikan adanya perpindahan panas

Dalam rencana pembelajaran tersebut memuat pola kegiatan-kegiatan yang dapat


memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep-konsep energi panas melalui suatu proses
ilmiah dan memuat kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri khas/karakteristik model
pembelajaran melalui pengalaman. Kegiatan tersebut adalah percobaan/eksperimen
dengan benda-benda kongkrit, pengisian tabel pengamatan, dan diskusi atau perumusan
konsep, serta aplikasi/penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini pula
dipersiapkan instrumen penelitian yaitu bahan observasi baik berupa catatan khusus/tabel
maupun catatan bebas.
c. Pelaksanaan Tindakan

Yang dilakukan penulis pada tahap pelaksanaan tindakan (Acting) adalah meliputi
penyair proses pembelajaran dalam kelas dan luar kelas dengan model pembelajaran
melalui pengalaman dan strategi penemuan konsep. Materi pembelajaran siklus I sumber-
sumber energi panas, siklus II konduksi, dan siklus III konveksi dan radiasi. Pada akhir
pembelajaran siswa diberi test/penilaian akhir sebagai cermin atau refleksi.

d. Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh kolaborator yaitu
teman guru bidang studi IPA untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi. Fokus
observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
pengelolaan model pembelajaran melalui pengalaman oleh guru serta keberhasilan guru
didalam memandu siswa dalam menemukan konsep melalui proses model pembelajaran
melalui pengalaman dan kegiatan penemuan konsep di jaring dengan angket bentuk
inventori.

e. Perefleksian (Refleksi)
Hasil penelitian baik dalam proses maupun penilaian akhir dianalisa dan di
tentukan kekurangan/kelemahan dan penyebabnya bersama kolaborator, begitu pula hasil
observasi baik catatan khusus maupun catatan bebas serta data hasil angket balikan siswa
dengan prosentase.

Dari hasil analisa kesemuanya tersebut digunakan sebagai bahan tindakan pada
siklus berikutnya.

D.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama
pembelajaran berlangsung dari tiap siklus observasi dilakukan bersama-sama
dengan guru lain (kolaborator). Data hasil observasi dicatat sebagai catatan
bebas atau dalam format khusus yang disetujui bersama.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil penilaian secara lisan
(penilaian proses) dan tulis (penilaian akhir) dengan standar ketuntasan
minimal 65. Sedangkan data aktifitas siswa dalam menemukan konsep energi
panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman diambil dari hasil
observasi bersama kolaborator.

Untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang disajikan penulis


sudah memenuhi kriteria/karakteristik model pembelajaran melalui
pengalaman, pengumpulan datanya dilakukan kolaborator dengan format
khusus.

D. Pelaksanaan Penelitian dan Penjadwalan


Untuk menyelesaikan dengan kondisi pembelajaran yang sedang
berlangsung, laju penelitian dilakukan sebagaimana penjadwalan penelitian
dan skematik kegiatan penelitian sebagai berikut :

PENJADWALAN PENELITIAN

No Siklus Kegiatan Penelitian Waktu


1 Pertama  Persiapan 12 s.d ________
 Pelaksanaan

2 Kedua  Persiapan 22 s.d _________


 Pelaksanaan

3 Ketiga  Persiapan 30 ____ s.d __________


 Pelaksanaan
Penyusunan
karya tulis
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nontes
(observasi) dan tes.
1. Teknik Non Tes
Teknik non tes yaitu pengumpulan data yang bersifat kualitatif.
Teknik non tes dilakukan menggunakan kegiatan observasi. Teknik non
tes digunakan untuk mengukur variabel berupa aktivitas siswa. Teknik
non tes dalam penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi aktivitas
siswa dan kinerja guru pada pembelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran PBL dan untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif
dengan menggunakan lembar observasi.
2. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif
melalui tes tertulis. Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar
kognitif siswa melalui tes formatif. Teknik tes dalam penelitian ini
digunakan untuk mengumpulkan data-data siswa dalam pembelajaran
IPA menggunakan model pembelajaran Pengalaman. Teknik ini berupa
tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir pembelajaran setiap siklus
dengan menggunakan soal-soal pilihan ganda.

F. Alat Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpul data, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang komprehensif dan valid, yang
dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Menurut Arikunto (2011:
101), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penilaian ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap, valid, serta reliabel yang
dapat mendukung keberhasilan dalam melaksanakan penelitian ini. Pada
penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar
observasi dan tes.
1. Lembar Observasi (Nontes)
Lembar observasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
terkait aktivitas siswa dan kinerja guru. Instrumen ini digunakan sebagai
panduan observasi atau pengamatan kinerja guru saat pembelajaran
berlangsung.
a) Lembar observasi Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Kinerja Guru

Nilai Nilai Indikator


angka mutu
4 Sangat Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru
baik dengan sangat baik, guru melakukannya dengan
sempurna, dan guru terlihat profesional.
3 Baik Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru
dengan baik, guru melakukannya tanpa
kesalahan, dan guru tampak menguasai.
2 Cukup Aspek yang diamati: dilaksanakan oleh guru
baik dengan cukup baik, guru melakukannya dengan
sedikitnya 5 kesalahan, dan guru tampak cukup
menguasai.
1 Kurang Aspek yang diamati: tidak dilaksanakan oleh
baik guru

b) Lembar observasi aktivitas siswa

Tabel 3.2 Indikator penilaian Aktivitas Siswa.

Aspek Indikator
Penilaian
Presentasi 1. Menjelaskan maksud dan tujuan dengan jelas
2. Mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang
diberikan oleh guru (lembar diskusi, latihan)
3. Menyampaikan hasil pengamatan atau kesimpulan
dengan bahasa yang jelas
4. Menyampaikan hasil pengamatan atau kesimpulan
dengan sistematis
Kerjasama 1. Bersedia menjelaskan hasil kerja kelompok.
2. Melakukan tugas sesuai kesepakatan.
3. Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok.
4. Aktif dalam kerja kelompok.
menanya 1. Pertanyaan yang diajukan singkat dan jelas.
2. Terfokus pada masalah.
3. Berani mengajukan pertanyaan kepada guru.
4. Menanya materi yang kurang dipahami dengan sopan.

2. Tes Hasil Belajar


Peneliti menggunakan instrumen penilaian berupa tes tertulis untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar berupa pengetahuan
siswa selama penelitian tindakan kelas berlangsung. Soal-soal tes berupa
tes pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VI SDN 2
Sokaraja Kulon pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran pengalaman.
Kegiatan tes yang digunakan adalah formatif dengan memberikan
soal yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran yang dilakukan
dalam satu siklus. Suatu tes dapat dikatakan baik jika soal-soal yang
terkandung dalam butir tes tersebut dapat mewakili materi pembelajaran
yang akan diukur. Oleh sebab itu diperlukan penyusunan kisi-kisi
instrumen soal yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis atau merakit
soal menjadi tes.

G. Teknik Analisi Data


Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama, kemudian
ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Hasil belajar
siswa dianalisa berdasarkan ketelitian belajar siswa yakni secara klasikal 80%
dari jumlah siswa sudah mencapai 60% dan secara individu dengan
berpedoman ketuntasan belajar minimal 65.

Data aktivitas siswa dalam menemukan konsep energi panas pada


model pembelajaran melalui pengalaman dianalisa secara diskriptif kualitatif
dengan melihat prosentase aktivitas siswa pada kegiatan-kegiatan utama
proses menemukan konsep dan kegiatan-kegiatan utama yang menjadi
karakteristik model pembelajaran melalui pengalaman pada data aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran energi panas hasil observasi tiap siklus dan
hasil respon siswa terhadap kegiatan proses pembelajaran.

Adapun data pada catatan bebas yang diperoleh penulis dan kolaborator
selama pembelajaran berlangsung dalam satu siklus yang meliputi
kelemahan/kekurangan atau keuntungan dalam pelaksanaan pembelajaran
digunakan sebagai refleksi siklus berikutnya untuk diperbaiki.

1. Analisis Data Kualitatif


Teknik analisis data kualitatif diperoleh melalui kegiatan
pengamatan (observasi). Dalam penelitian ini, yang termasuk dalam data
kualitatif adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung.
a. Kinerja Guru
Nilai Kinerja Guru diperoleh dengan rumus:

R
NK = × 100
SM

Keterangan :
NK = nilai kinerja yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008: 112)

Tabel 3.3 Kategori Kinerja Guru

No Skor Interval nilai Kategori


1 4 76-100 AB (Amat Baik)
2 3 51-75 B (Baik)
3 2 26-50 C (Cukup)
4 1 01-25 K (Kurang)
(Sumber: Purwanto, 2008: 7.8)
b. Aktivitas Belajar Siswa
Nilai hasil aktivitas siswa akan diolah menggunakan rumus sebagai
berikut.

R
NA = ×100
SM
Keterangan :
NA = nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008 :112)

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aspek Aktivitas Siswa

Skor Kriteria Deskripsi


4 Sangat baik Jika keempat poin dalam aspek yang
diamati/indikator muncul selama pengamatan
atau proses pembelajaran.
3 Baik Jika hanya tiga poin dalam aspek yang
diamati/indikator muncul selama pengamatan
atau proses pembelajaran.
2 Cukup Jika hanya dua poin dalam aspek yang
diamati/indikator muncul selama pengamatan
atau proses pembelajaran.
1 Kurang Jika hanya satu poin dalam aspek yang
diamati/indikator muncul selama pengamatan
atau proses pembelajaran.

Tabel 3.5 Kategori Aktivitas Siswa

No Rentang Nilai Kategori


1 ≥ 81 Sangat baik
2 65 - 80 Baik
3 46 – 64 Cukup
4 <45 Kurang
(Sumber: modifikasi dari Purwanto, 2008: 7.8)

2. Analisis Data Kuantitatif


Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Dalam
penelitian ini, yang termasuk analisis data kuantitatif adalah hasil belajar
kognitif siswa.
a. Nilai hasil belajar siswa secara individu ini diperoleh dengan rumus:

R
NP= × 100
SM

Keterangan:
NP = Nilai pengetahuan
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Adaptasi dari Purwanto,2008: 102)

b. Nilai rata-rata kelas diperoleh dengan rumus:

ΣX
X=
ΣN
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
ΣX = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
ΣN = Banyaknya siswa

c. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal,


digunakan rumus sebagai berikut:

Σ siswa yang tuntas belajar


P= ×100 %
Σ siswa

(Aqib, dkk., 2010:41)

Tabel 3.6 Kriteria ketuntasan belajar siswa

No Rentang Nilai Kategori


1 ≥ 81 Sangat baik
2 65 - 80 Baik
3 46 – 64 Cukup
4 <45 Kurang
(Sumber: modifikasi dari Purwanto, 2008: 7.8)

Tabel 3.7 Kriteria persentase hasil belajar kognitif siswa secara


klasikal

No Tingkat Keberhasilan Keterangan


1 ≥ 80% Sangat tinggi
2 60-79% Tinggi
3 40-59% Sedang
4 20 – 39% Rendah
5 < 20% Sangat rendah
(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk, 2010: 41)

Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam


siklus selanjutnya sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki
rancangan
pembelajaran Pengalaman.

H. Prosedur Penilaian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas berbentuk
siklus. Siklus ini berlangsung beberapa kali hingga tercapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.Penelitian tindakan kelas menggunakan
model pembelajaran Pengalaman ini terdiri dari dua siklus, masing-masing
siklus terdiri dari dua pertemuan, dan setiap siklus terdapat empat tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang
akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA.
2. Pelaksanaan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti
sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA.
3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan siswa selama pembelajaran
berlangsung.
4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan
hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi
terhadap proses belajar selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dikemukakan kedalam 3 siklus. Pada setiap
siklus dirumuskan hasil penelitian mengenai hasil belajar siswa untuk
pembelajaran konsep energi panas dan aktivitas siswa selama mengikuti
proses pembelajaran.

1. Siklur I
Dalam pembelajaran siklus I, materi pokok yang diajarkan adalah
sumber energi panas. Aktifitas siswa dalam kegiatan penemuan dengan
model pembelajaran melalui pengalaman itu diawali dengan kegiatan
pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti dan kegiatan penutup/aplikasi.

Ciri khas model pembelajaran melalui pengalaman salah satunya


adalah penggunaan benda-benda kongkrit, hal ini sangat cocok dengan
kegiatan proses penemuan karena siswa lebih mudah untuk menemukan
fakta-fakta yang nantinya membentuk konsep. Pada siklus ini siswa
melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan panas dan selanjutnya
disebut sumber-sumber energi panas.

Pada siklus ini siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon mengalami


sedikit kesulitan dalam mendefinisikan energi, sehingga dalam diskusi
guru banyak mengajukan pertanyaan yang bersifat
rnemancing/mengarahkan dan memandu dalam merumuskan pengertian
energi. Pada kegiatan diskusi masih didominasi oleh beberapa anak yang
aktif dan berani berpendapat.
Meskipun ada beberapa kekurangan dalam siklus ini, namun secara
mayoritas kegiatan dalam proses pembelajaran cukup berhasil. Hal ini
terlihat siswa mampu menentukan/merumuskan konsep secara ilmiah.
Hasil penilaian proses baik yaitu penilaian praktek terdiri (1) Ketrampilan
pengetahuan alam 8.3, (2) Sikap ilmiah pengetahuan alam 8. l, dan hasil
penilaian akhir dengan rata-rata jawaban benar 81.6% sedangkan rata-rata
ketuntasan 100%.

Dilihat dari aspek pengelolaan pembelajaran, dalam siklus ini


sudah memenuhi kategori kegiatan pertemuan konsep. Karena guru hanya
memfasilitasi berupa kegiatan percobaan dan diskusi yang dapat
mempermudah siswa dalam menemukan konsep energi panas secara
ilmiah, disamping itu pola pembelajaran melalui pengalaman. Hal ini
dapat dilihat pada hasil penilaian pengelolaan hasil belajar yang dimana
kedua hal tersebut diatas sangat terkait yaitu rata-rata 2.9 artinya
mendekati baik.

Dilihat dari aspek aktivitas siswa pada siklus l dengan sepuluh


macam kategori aktivitas, pada aktivitas utama kegiatan penemuan dan
model pembelajaran adalah (1) Melaksanakan percobaan 18%, (2)
Menyelesaikan masalah 17%, dan (3) Diskusi 11%. Dimana ketiga aspek
tersebut diatas rata-rata, dalam artian cukup memuaskan. Sebagai balikan
siswa tentang aktivitas pada proses pembelajaran ini dapat dilihat pada
hasil angket inventori yang kategori aktivitas utamanya adalah (1)
Percobaan : sangat senang 85% dan senang 15%, (2) Menyelesaikan
masalah : sangat senang 13%, senang 81%, kurang senang 6% (3)
Diskusi : sangat senang 50%, senang 18%, kurang senang 21 %, tidak
senang l l%.

Ada dua hal penting yang dapat direfleksikan dari hasil penelitian
siklus I ini. Pertama kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan atau
merumuskan konsep yang memerlukan proses berfikir ilmiah. Kedua bagi
siswa yang memiliki kemampuan intelegensi rendah belum mampu
berkomunikasi/berpendapat dalam diskusi. Selanjutnya kedua hal tersebut
akan menjadi fokus masalah pada penelitian pembelajaran siklus II.

2. Siklus II
Materi yang dipelajari pada penelitian pembelajaran siklus II ini
adalah perpindahan panas dengan cara konduksi. Berdasarkan refleksi
siklus 1 ada 2 fokus masalah, yang pada penelitian siklus II ini kedua
permasalahan tersebut dapat dirumuskan dengan perumusan masalah
sebagai berikut :

a. Bagaimana kegiatan penemuan konsep sumber-sumber energi


diperbaiki untuk pembelajaran konsep konduksi.
b. Bagaimana kegiatan diskusi tidak hanya didominasi siswa kelas VI
SDN 2 Sokaraja Kulon yang pandai.

Untuk menjawab permasalahan tadi dipilih alternatif tindakan


penerapan kembali kegiatan penemuan konsep dengan model
pembelajaran melalui pengalaman. Pada kegiatan penemuan konsep
konduksi dilakukan percobaan dengan menggunakan benda kongkrit dan
dengan persiapan serta penjelasan yang lebih baik, yaitu guru memberi
pertanyaan-pertanyaan yang lebih bersifat memancing siswa kearah
penemuan konsep. Sedangkan untuk memperbaiki kegiatan diskusi guru
lebih memperhatikan siswa yang berkemampuan rendah mengemukakan
pendapat. Berdasarkan uraian diatas pada siklus II dapat dikemukakan
hipotesis penelitian "Perbaikan kegiatan penemuan konsep dan diskusi
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran konsep konduksi".

Sebagaimana pada siklus I, dalam siklus II skenarionya


pembelajaran dimulai kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup/aplikasi. Selama dalam proses pembelajaran diadakan penilaian
proses dan observasi sedangkan diakhir pembelajaran diadakan penilaian
akhir berupa test tulis. Pada penilaian proses guru memberikan test lisan
sedangkan kolaborator melakukan pengamatan dan penilaian terhadap
ketrampilan pengetahuan alam dengan hasil rata-rata 9, sikap ilmiah
pengetahuan alam dengan rata-rata 8.G. Pengelolaan model pembelajaran
melalui pengalaman dan kegiatan penemuan hasil rata-rata 3.5 berarti
mendekati baik sekali. Untuk aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
baik dalam aspek kegiatan penemuan maupun model pembelajaran melalui
pengalaman dimana aspek utamanya sama yaitu : percobaan 20%,
penyelesaikan masalah 15% dan diskusi 13% yang ketiganya diatas rata-
rata.

Sebagai balikan siswa tentang aktivitas pada proses pembelajaran


adalah (1) Percobaan : sangat senang 8.6%, senang 14% (2)
Menyelesaikan masalah : sangat senang 17%, senang 82%, kurang senang
1% (3) Diskusi : sangat senang 66%, senang 12%, kurang senang 22%.

Pada kegiatan aplikasi secara mayoritas siswa mampu


menyebutkan penerapan konsep konduksi dalam kehidupan sehari-hari.
Pada akhir pembelajaran diperoleh hasil penilaian akhir dengan rata-rata
jawaban benar 87.6% dan rata-rata ketuntasan 100%. Berarti jika
dibanding siklus I, pada siklus II ada peningkatan prosentase jawaban
benar sebesar 6%, begitu pula pada aspek-aspek lain yaitu : ketrampilan
pengetahuan alam naik 2%.

Secara keseluruhan hasil penelitian pembelajaran siklus II sudah


memenuhi harapan yakni adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan
hasil belajar. Namun demikian bagi penulis pengalaman proses
pembelajaran ini merupakan pengalaman baru. Untuk memantapkan
pengalaman akan dicoba pencapaian kegiatan penemuan konsep dengan
model pembelajaran melalui pengalaman pada konsep konveksi dan
radiasi di siklus III.
3. Siklus III
Rumusan masalah pada siklus III ini ialah "Bagaimana
meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran melalui
pengalaman melalui kegiatan penemuan konsep konveksi dan radiasi"

Tahapan masalah pada siklus ini sama dengan tahapan pada


siklus-siklus sebelumnya. Pada kegiatan percobaan terdiri dari dua
kepentingan yaitu penemuan konsep konveksi dan radiasi. Untuk membagi
waktu yang terbatas penemuan konsep tersebut cukup dilakukan kegiatan
demonstrasi yaitu satu jenis percobaan dilakukan untuk semua siswa. Dari
hasil pengamatan siswa diarahkan kepada penemuan konsep melalui
kegiatan diskusi. Karena siswa sudah berpengalaman pada siklus I dan II,
guru lebih mudah dalam memandu dan antusias siswa dalam diskusi tidak
hanya dimiliki siswa yang pandai tetapi siswa yang kurang pandai pun
mulai memberikan kontribusi pada kegiatan tersebut. Begitu pula dalam
menyelesaikan masalah baik pada proses percobaan, perumusan konsep
maupun pada penilaian siswa sudah menunjukkan perbaikan aktivitas.

Pada siklus ini dapat disimpulkan bahwa penelitian pembelajaran


dengan memfokuskan pada rumusan masalah mengalami keberhasilan hal
ini dapat dilihat pada hasil semua aspek penelitian yang mengalami
perbaikan atau peningkatan

B. Pembahasan Atas Hasil Tindakan


Pengetahuan alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis untuk menguasai pengetahuan, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
konsep penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pengetahuan alam di kelas VI
SDN 2 Sokaraja Kulon bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar. Pengetahuan alam menekankan pada pemberian langsuug
untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pengetahuan alam diarahkan untuk
"Mencari tahu" dan ”Berbuat”, sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Bertolak pada pengertian pengetahuan alam dalam kurikulum 2004


tersebut diatas, peneliti ini sekurang-kurangnya ada dua tujuan dalam proses
pembelajaran konsep energi panas, pertama siswa memahami konsep energi
panas melalui proses berfikir ilmiah yang ditunjukkan dengan peningkatan
hasil belajar, kedua aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan
pola pembelajaran yang aktif, kreatif, efesien dan menyenangkan.

Dilihat hasil belajar pada semua siklus, peuelitian ini dapat


mendukung tercapainya kedua tujuan diatas mengingat hasil belajar adalah
pencerminan dan tujuan proses pembelajaran dalam artian jika hasil belajar
tidak baik menunjukkan proses pembelajarannya tidak berhasil. Namun jika
kita hanya menginginkan hasil akhir saja yang baik, maka kita cukup
menyampaikan definisi, fakta, prinsip-prinsip dengan ceramah dan metode
drill. Pada hasil penilaian akhir maupun penilaian proses yaitu ketrampilan
dan sikap ilmiah pengetahuan alam serta test lisan dalam proses pembelajaran
menunjukkan angka yang signifikan. Kegiatan penemuan konsep energi panas
memang lebih sulit dilaksanakan guru jika dibanding dengan langsung
memberikan pengertian konsep dengan metode ceramah. Hal ini tergantung
kepada sikap guru apakah berniat ikut mengadakan pembaharuan pendidikan
atau tidak.

Dilihat dari aspek aktifitas siswa dalam proses pembelajaran semua


siklus menunjukkan bahwa kegiatan penemuan konsep energi panas dengan
model pembelajaran melalui pengalaman dapat mewujudkan tujuan tersebut
diatas. Hal ini dibuktikan dari hasit observasi pengelolaan proses
pembelajaran, aktifitas siswa. Maupun hasil balikan siswa tentang aktivitas
dalam pembelajaran.

Sebagai fasilitator bagi guru hal-hal tersebut diatas merupakan


pengalaman baru untuk menyediakan pengalaman belajar yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa. Melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran
seperti itu siswa menjadi termotivator untuk mengetahui lebih jauh dan
mengajukan berbagai pertanyaan hal-hal yang berkaitan dengan energi panas.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin dapat dijawab seketika atau pada
pembelajaran selanjutnya.

Dengan demikian maka pembelajaran energi panas yang tidak menarik,


terlalu teoritis, bersikap abstraks, tidak didukung alat peraga dan media
pemahamannya kurang dimengerti siswa dan membuat siswa tidak
senang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Memperhatikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang
permasalahan yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dan


peningkatan tersebut relevan dengan respon siswa kelas VI SDN 2
Sokaraja Kulon yang positif terhadap pembelajaran menemukan konsep
energi panas dengan model belajar melalui pengalaman
2. aktivitas siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon untuk mengkonstruksikan
pengetahuan mereka sendiri cenderung meningkat (percobaan,
menyelesaikan masalah dan diskusi) sedang aktivitas siswa untuk
mendengarkan (memperhatikan) penjelasan guru, dan merespon
pertanyaan guru jika dibanding dengan pembelajaran energi bunyi dengan
metode ceramah lebih rendah.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan
saran-saran dalam menerapkan model PBL sebagai berikut.
1) Bagi siswa,
Siswa diharapkan dapat berpartipasi aktif dalam pembelajaran agar lebih
meningkatkan belajar, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar.
2) Bagi guru,

Guru diharapkan agar lebih memperhatikan model pembelajaran yang


akan diterapkan dalam pembelajaran. Supaya model pembelajaran yang
dipilih sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Agar guru dapat berfungsi sebagai
fasilitator dan motivator agar siswa belajar mandiri dan membiasakan
berfikir ilmiah. Belajar menemukan konsep dengan model pembelajaran
melalui pengalaman ternyata memiliki kelebihan-kelebihan dan sesuai
PAKEM, oleh karenanya diharapkan bagi guru untuk menerapkannya
dalam proses pembelajaran pada konsep-konsep tertentu.
3) Bagi sekolah,
Sekolah diharapkan dapat melengkapi sarana dan prasarana yang belum
ada, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sehingga hasil
belajar dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
4) Bagi peneliti,
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
penelitianpenelitian selanjutnya dalam penulisan karya ilmiahnya.
Daftar Pustaka

Balai Penataan Guru, Surabaya (2003) Evaluasi Pembelajaran

Balai Penataan Guru, Surabaya (2003) Diklat Guru PBS IPA SD Depdiknas
(2004) Kurikulum 2004

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran.Refika


Aditama. Bandung.

Kristoro, Dipe, TESOL, M.A (2005) Materi Management Peningkatan Mutu


Berbasis Sekolah

Maryono, Bekti (2003) Kurikulum Pendidikan Dasar 1994 dan KBK

Maryono, Bekti (2006) Wawasan Kependidikan

Patmiati, HS, 2003, Konsep Sumber-Sumber Energi Bumi, CV. Pelita Karya,
Kalimantan Timur.

Pandu Jatmiko, 2004, Discovery and Blue Energy (terjemahan ed.al, Hurteland
James, Orland ; British

Soenarjo, Moendiksani, Dra. Hj. (2003) Peningkatan Profesi Guru.

Widayati, Ninik Sri, Dra (2003) Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:

Nama : Nur `Izza Afkarina

NIM : 1401417376

TTL : Banyumas, 4 November 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Sokaraja Kulon RT 03/01, Sokaraja, Banyumas

No Telp : 085962315675

Riwayat Pendudukan :

a. SD Negeri 2 Sokaraja Kulon kab. Banyumas lulus tahun 2011


b. SMP Negeri 2 Sokaraja kab. Banyumas lulus tahun 2014
c. SMA Negeri 1 Sokaraja kab. Banyumas lulus tahun 2017

Demikian daftar riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.

Sokaraja, 10 Juni
2020

Penulis,

Nur `Izza Afkarina

NIM 1401417376
Lampiran 1

DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS V


PADA MUATAN PEMBELAJARAN IPA

Sekolah : SD N 2 Sokaraja Kulon

Kelas : VI

Mata Pelajaran : IPA

KKM : 75

N NAMA NILAI KETERANGAN


O
1 Lintang Ananta 67 TUNTAS
2 Fajar Pamungkas 53 TIDAK TUNTAS
3 Afandi Gilang R 38 TIDAK TUNTAS
4 Aisyah Salwa Dania 76 TUNTAS
5 Altaf Azzam A 62 TIDAK TUNTAS
6 Andryansah 48 TIDAK TUNTAS
7 Ariska Novita Sari 81 TUNTAS
8 Arkan Arif K 43 TIDAK TUNTAS
9 Arya nabil A 67 TUNTAS
10 A`yuna Khasna 62 TIDAK TUNTAS
11 Azzam Zemo A.M 76 TUNTAS
12 Daffa Fachrudin L 38 TIDAK TUNTAS
13 Dava Prasetyo 57 TIDAK TUNTAS
14 Davino Naufalty Inda 62 TIDAK TUNTAS
15 Egish Nur R 62 TIDAK TUNTAS
16 Filza Fatunia F 76 TUNTAS
17 Mfirda Zakiyyal H 52 TIDAK TUNTAS
18 Jefani Aulia R 48 TIDAK TUNTAS
19 Levina Salsabila 48 TIDAK TUNTAS
20 Malika Khaerunisa 90 TUNTAS
21 M. Afgan S.H 52 TIDAK TUNTAS
22 M. Fadhil Rizky 86 TUNTAS
23 Naura Febriana 67 TUNTAS
24 Nindya Puspa N 76 TUNTAS
25 Reyna Sadina F 57 TIDAK TUNTAS
26 Rezky Zavier A 76 TUNTAS
27 Rona Jesika 62 TIDAK TUNTAS
28 Salmaa Munaa F 95 TUNTAS
29 Shefira Amelia P 48 TIDAK TUNTAS
30 Chantal Revani P 62 TIDAK TUNTAS
31 M. Indra Luqman 67 TUNTAS
32 Yasmin 57 TIDAK TUNTAS
Rata-rata 62.84
Tuntas 13
Tidak Tuntas 19
Presentasi Ketuntasan 40,62%

Sokaraja, 14 Maret 2020

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas

SRI MUJIATI, S.Pd. ERMI RAHAYU, S.Pd.

NIP. 19640503 198803 2 009 NIP. 19670825 198903 2 007


Lampiran 2

Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N 2 Sokaraja Kulon

Jumlah siswa kelas IV : 32


Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : 65
Jumlah siswa yang mencapai KKM (TUNTAS) : 13 (40,62%)
Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM (TIDAK TUNTAS) : 19 (59,37%)

Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA

Nama Sekolah :

Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
Nama Guru :
Hari, Tanggal :
Waktu :
Gugus :

No PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana kondisi
llingkungan sekolah
dalam pembelajaran ?

2. Bagaimana dengan
kelengkapan fasilitas
sekolah dalam
pembelajaran?

3. Bagaimana kondisi
peserta didik dalam
kegiatan belajar megajar ?

4. Bagaimana kesiapan guru


dalam kegiatan
pembelajaran ?

5. Media apa yang


digunakan dalam
pembelajaran?
6. Kesulitan apa yang
ibu/bapak hadapi selama
mengajar di kelas ?

7. Bagaimanakah cara
ibu/bapak mengatasi
kesulitan tersebut?

8. Metode pembelajaran apa


yang ibu/bapak gunakan
dalam pembelajaran?

9. Model pembelajaran apa


yang Ibu/Bapak gunakan
dalam pembelajaran?

10. Bagaimanakah ibu/bapak


dalam penggunaan media
pembelajarannya?

11. Sumber belajar apa saja


yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas?

12. Bagaimanakah minat


belajar siswa selama
kegiatan pembelajaran
berlangsung?

13. Bagaimana motivasi


belajar anak di kelas saat
mengikuti kegiatan
pembelajaran?

14. Faktor apa yang


menyebabkan kesulitan
belajar siswa?
15. Apakah orang tua sering
menanyakan
perkembangan siswa?

16. Berapa jumlah siswa


dalam satu kelas?
17. Apa model pembelajaran
yang digunakan?

18. Bagaimana tantangan


mengajar tematik?
Menurut bapak/ibu guru,
apa kekurangan dan
kelebihan pembelajaran
tematik?
19. Adakah kendala terkait
pembelajaran tematik
yang sampai sekarang
belum ditemukan
solusinya?
20. Apa materi dalam tematik
yang paling menarik
antusias siswa?
Alasannya?

21. Seperti apa media


pembelajaran yang
digunakan du kellas?
22. Bagaimana cara bapak/ibu
guru menangani situasi
ketika kelas sedang tidak
kondusif (gaduh, siswa
jenuh, dll) ketika
pembelajaran sedang
berlangsung?
23. Sumber belajar apa saja
yang digunakan dalam
pembelajaran?

24. Pada pembelajaran


tematik, selain teori
apakah ada kegiatan
praktikumnya? Kalau ada,
kegiatan praktikum
biasanya dilaksanakan di
sekolah/ dirumah?
25. Apa kendala yang
dihadapi saat
melaksanakan praktikum?
Kalau ada, bagaimana
guru menanganinya?
26. Sistem penilaian yang
dilakukan seperti apa?
(misal: umpan balik,
holistik, dll)
27. Jenis tes apa saja ang
dilaksanakan untuk
mengukur kemampuan
siswa dalam memahami
materi? Adakah pre test/
post test?
28. Menurut bapak/ibu guru
seberapa efektif
pelaksanaan
ulanganharian atau tes-tes
lain di luar UTA dan
UAS?

Sokaraja, ..... ................... 2020

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Kelas

_________________________ ___________________________
NIP. NIP.
HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SDN 2 Sokaraja Kulon

Kelas/Semester : VI/ 2
Mata Pelajaran : IPA
Nama Guru : Ermi Rahayu S.Pd
Hari, Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020
Waktu : 08.00
Gugus :

No PERTANYAAN JAWABAN
29. Bagaimana kondisi Bersih, rapih, nyaman digunakan untuk
llingkungan sekolah belajar
dalam pembelajaran ?

30. Bagaimana dengan Ada media pembelajaran, ada buku


kelengkapan fasilitas pembelajaran
sekolah dalam
pembelajaran?

31. Bagaimana kondisi Peserta didik rapih, tertib, bersemangat


peserta didik dalam dan sangat berantusias untuk mengikuti
kegiatan belajar megajar ? pembelajaran

32. Bagaimana kesiapan guru Guru sangat menguasai materi


dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran ?

33. Media apa yang Meja, kursi, kertas, ketapel, dll


digunakan dalam
pembelajaran?
34. Kesulitan apa yang karena di kelas banyak anak-anak dan
ibu/bapak hadapi selama mempunyai pemikiran yang berbeda-
mengajar di kelas ? beda, dan pasti di kelas ada anak yang IQ
nya kurang dan perlu perhatian khusus
(anak-anak seperti itu yang perlu di dekati
dan diperhatikan lebih oleh guru)
kesulitan di kelas guru pasti bisa
menghadapi (faktor keluarga lingkungan
dirumah)
35. Bagaimanakah cara pendekatan terhadap anak-anak, orang
ibu/bapak mengatasi tua. supaya guru paham sikap watak anak
kesulitan tersebut? pada saat di rumah, di sekolah kita
memberi hati ke anak, biasanya anak akan
nurut apa kata gurunya sedikit demi
sedikit anak itu bisa memperbaikinya
sesuai harapan guru
36. Metode pembelajaran apa Ceramah, diskusi, tanya jawab, praktik,
yang ibu/bapak gunakan semua metode yang ada di kegiatan
dalam pembelajaran? belajar mengajar selalu diikutsertakan.

37. Model pembelajaran apa Tergantung matapelajarannya


yang Ibu/Bapak gunakan Misalnya IPA= menggunakan praktik
dalam pembelajaran? Misal mempelajari tentang gaya= harus
dipraktikan (mendorong meja, mendorong
pensil yaang kemudian jatuh ke bawah
karena adanya gaya gravitasi.
38. Bagaimanakah ibu/bapak
dalam penggunaan media
pembelajarannya?

39. Sumber belajar apa saja


yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas?

40. Bagaimanakah minat positif karena anak sudah didasari bahwa


belajar siswa selama belajar itu penting anak tugasnya itu
kegiatan pembelajaran belajar kalau ada PR itu dicocokkan
berlangsung? Jangan dibiarkan sehingga anak akan
merasa senang jika mendapatkan nilai jika
nilai kurang ada remidi dan yang nilainya
lebih ada pengaruh
41. Bagaimana motivasi Karena anak kelas 4 sudah tahu bahwa
belajar anak di kelas saat belajar itu penting kalau guru sedang
mengikuti kegiatan menerangkan anak sudah paham gurunya,
pembelajaran? anak juga memperhatikan mengikuti
pembelajaran (guru menerangkan anak
mendengarkan) sehingga pada saat diberi
pertanyaan anak menjawab yang berarti
dia paham apa yang diterangkan oleh
gurunya
- jika anak belum paham guru
menanyakan kembali kepada anak
- antara guru dan anak selalu ada
komunikasi yang baik
- tidak ada istilah guru ditakuti murid.
- Jadi kalau ada apa-apa anak bisa bicara
kepada guru

42. Faktor apa yang Harus sering-sering memperingatkan anak


menyebabkan kesulitan dengan kata-kata yang halus
belajar siswa? Anak mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda (tergantung anaknya sendiri
yang harus diberi dorongan untuk belajar)
43. Apakah orang tua sering Adanya grup WA wali murid kelas 4 A,
menanyakan selalu ada komunikasi antara guru dan
perkembangan siswa? wali murid, anak, ntah itu masalah anak,
pelajaran, PR, di bahas do grup WA.

44. Berapa jumlah siswa Jumlahnya 32


dalam satu kelas? Perempuan 16
Laki-laki 16
45. Apa model pembelajaran
yang digunakan?

46. Bagaimana tantangan - Belim mengikuti seminar K13, karena


mengajar tematik? di Sokaraja itu kelas 6 belum ada K13
Menurut bapak/ibu guru, dan kelas 3 juga belum ada K13,
apa kekurangan dan kemudian pindah mengajar kelas 4
kelebihan pembelajaran yang ada K13
tematik?
- Kendalanya ribet, campur aduk, guru
harus belajar lagi.

47. Adakah kendala terkait Ribet, campur aduk, guru harus belajar
pembelajaran tematik lagi
yang sampai sekarang
belum ditemukan
solusinya?
48. Apa materi dalam tematik Musik, menyanyi, olahraga (PJOK),
yang paling menarik permainan olahraga (bermain kucing-
antusias siswa? kucingan) pembelajaran kadang dilakukan
Alasannya? di luar kelas supaya tidak bosan

49. Seperti apa media


pembelajaran yang
digunakan du kellas?
50. Bagaimana cara - harus menguasai kelas
bapak/ibu guru - harus dipersiapkan
menangani situasi ketika - buat suasana yang nyaman (ketika guru
kelas sedang tidak menerangkan siswa mendengarkan)
kondusif (gaduh, siswa - kalau ada anak yang gaduh guru
jenuh, dll) ketika bertanya kepada siswa yang gaduh
pembelajaran sedang - mencatat pelajaran bersama-sama
berlangsung? membuat rangkuman
- diberi kesibukan untuk pertanyaan

51. Sumber belajar apa saja Tergantung mata pelajarannya


yang digunakan dalam Buku, LKS, internet, pembelajaran siswa
pembelajaran? online
Kalau browsing di rumah bukan di
sekolah, dan dalam pengawasan orang
tua.
52. Pada pembelajaran Tergantung, bisa dilakukan di sekolah,
tematik, selain teori bisa di rumah
apakah ada kegiatan Misal: gaya= dilakukan di sekolah karena
praktikumnya? Kalau ada, alat-alat nya ada disekolah
kegiatan praktikum Kalau alatnya ribet bisa dilakukan di
biasanya dilaksanakan di rumah dan di praktikan di sekolah
sekolah/ dirumah? bersama-sama.
53. Apa kendala yang Anak-anak yang tidak memperhatikan
dihadapi saat guru, anak yang tidak membawa alat tulis,
melaksanakan praktikum? anak yang tidak membuat, anak yang
Kalau ada, bagaimana malas, anak yang lupa.
guru menanganinya?
54. Sistem penilaian yang Tertulis, praktek, tugas
dilakukan seperti apa?
(misal: umpan balik,
holistik, dll)
55. Jenis tes apa saja ang Setiap sehabis pembelajaran ada tes
dilaksanakan untuk lisan/tulisan (isian, pilihan ganda, uraian)
mengukur kemampuan setiap sub tema sebagai ulangan harian.
siswa dalam memahami Tetapi tidak sebanyak soal-soal PTS
materi? Adakah pre test/
post test?
56. Menurut bapak/ibu guru Sangat efektif untuk menguji kemampuan
seberapa efektif siswa dan untuk mengetahui seberapa
pelaksanaan siswa bisa memahami materi yang telah
ulanganharian atau tes-tes disampaikan dalam pembelajaran
lain di luar UTA dan
UAS?

Sokaraja, 14 Maret 2020

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Kelas

Sri Mujiati, S.Pd Ermi Rahayu, S.Pd


NIP. 196405031988032009 NIP. 196708251989032007
Lampiran 4

HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS IV SD N 2


SOKARAJA KULON

Dari hasil observasi pembelajaran di kelas VI SD N 2 Sokaraja Kulon,


observer mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa. Dari hasil
pengamatan, keterampilan guru masuk dalam kategori baik. Dari keterampilan
membuka pembelajaran, guru sudah memenuhi semua aspek yaitu
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, memberikan motivasi
kepada siswa, melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Begitu pula pada keterampilan bertanya, guru juga sudah memenuhi semua aspek
yaitu mengungkapkan pertanyaan secara singkat dan jelas, memberikan
pertanyaan menyebar kepada seluruh siswa, memberi waktu berpikir siswa, dan
memberi konfirmasi jawaban. Pada keterampilan menjelaskan, guru sudah cukup
memberikan penekanan pada hal-hal pokok. Pada keterampilan mengelola kelas
guru sudah memenuhi semua aspek. Sedangkan pada keterampilan membimbing
diskusi kelompok, guru hanya memenuhi dua aspek yaitu mengelompokkan siswa
secara heterogen dan membimbing siswa menyimpulkan hasil. Pada keterampilan
mengajar kelompok kecil atau perseorangan guru belum melakukan bimbingan ke
semua siswa. Untuk keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran, media
pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan guru kurang bervariasi. Pada
keterampilan memberi penguatan guru sudah cukup memberikan penguatan
kepada personal siswa. Untuk keterampilan menutup pelajaran, guru sudah
memenuhi semua aspek yaitu melakukan refleksi, melibatkan siswa dalam
membuat kesimpulan, memberi evaluasi, dan memberikan pesan moral.
Dari data tersebut, dengan 20 indikator keterampilan guru dalam mengajar
dan 3 aspek yang diamati (deskriptor) dari masing-masing indikator, guru
memperoleh skor 38, nilai 75 dengan kategori baik.
Untuk pengamatan aktivitas siswa, pada indikator kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran ada satu aspek yang belum terlihat yaitu situasi kelas
tenang. Di awal pembelajaran siswa masih ada yang berbicara dengan temannya,
masih bermain, dan masih ada yang sampai keluar kelas. Dalam menanggapi
apersepsi, sudah cukup baik dan siswa sudah berani untuk mengutarakan
pendapatnya. Untuk indikator menyimak informasi tujuan pembelajaran, beberapa
siswa belum mengerti tujuan pembelajaran yag disampaikan guru dan masih ada
siswa yang berbicara sendiri tidak memperhatikan guru. Saat penjelasan materi,
siswa masih banyak yang berbicara sendiri dan beberapa tidak mencatat pokok
materi yang disampaikan. Siswa cukup tertarik terhadap sumber belajar dan media
pembelajaran dan siswa belum berani mengajukan pertanyaan. Dalam kegiatan
pengamatan beberapa siswa belum melakukannya secara tertib. Dalam hal
menanggapi pertanyaan, beberapa siswa tidak duduk dengan tenang. Pada saat
guru memberikan refleksi pembelajaran, beberapa siswa tidak mencatat
rangkuman pembelajaran pada hari itu, dan ketika guru menanyakan adakah yang
kesulitan siswa cenderung tidak ada yang bertanya. Pada saat mengerjakan
evaluasi, siswa sudah mengerjakan sesuai petunjuk pengerjaan, tidak mencontek,
mngumpulkan tugas tepat waktu, dan mengerjakan tugas dengan benar.
Dari data tersebut, dengan 9 indikator aktivitas siswa dan 4 aspek yang
diamati (deskriptor) dari masing-masing indikator, siswa mendapatkan skor 26
dengan kategori baik.
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran sudah berjalan dengan cukup baik. Keterampilan mengajar guru
sudah baik hanya respon dari siswa yang masih kurang. Salah satunya disebabkan
oleh pembelajaran yang kurang variatif. Baik dari segi media pembelajaran,
sumber belajar, dan kegiatan pembelajaran yang kurang menarik.
Lampiran 6

DOKUMENTASI
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Instrumen Sumber Indikator Deskriptor No


Pengumpulan data pertanyaan
data
Proses  Pedoman Guru 1. Model 1. Model 9
Pembelaja wawancara Pembelajaran pembelajaran
ran  Rekaman yang digunakan
wawancara

2. Metode 1. Metode yang


Pembelajaran digunakan 8

1. Media
3. Media pembelajaran 5
Pembelajaran yang digunakan

4. Sumber Belajar 1. Sumber belajar 23


yang digunakan

5. Materi 1. Materi dalam


Pembelajaran tematik yang 20
menarik antusias
siswa dan
alasannya

6. Repons siswa 1. Keaktifan siswa 16


terhadap proses
pembelajaran

7. motivasi belajar 1. motivasi belajar 13


siswa di kelas saat
pembelajaran

8. tematik 1. Tantangan 18, 24


mengajar tematik
serta kekuran dan
kelebihannya
2. Pada
pembelajaran
tematik, apakah
ada kegiatan
praktikumnya?
Dan biasanya
dilaksanakan di
rumah/disekolah

9. Kendala 1. Kendala terkait 19, 2, 6, 7,


pembelajaran 14
tematik yang
belum ditemukan
solusinya
2. Kendala yang
dihadapi saat
praktikum dan
cara
menanganinya.
3. Kesulitan yang
dihadapi guru
selama mengajar
dikelas
4. Cara guru
mengatasi
kesulitan tersebut
5. Faktor yang
menyebabkan
kesulitan belajar
siswa

10. Kondisi 1. Kondisi 1, 2, 3,


lingkungan lingkungan
sekolah dalam
pembelajaran
2. Kelengkapan
fasilitas sekolah
3. Kondisi peserta
didik dalam
kegiatan belajar
mengajar

11. Kesiapan guru 1. Kesiapan guru 4


dalam
pembelajaran
12. Penilaian 1. Sistem penilaian 26, 27, 28
yang dilakukan
2. Jenis tes yang
dilaksanakan
untuk mrngukur
krmsmpusn siswa
3. Seberapa efektif
pelaksanaan
ulangan harian

13. Orang tua siswa Apa orang tua sering 15


menanyakan
perkembangan siswa

Keterampi  Lembar Guru 1. Keterampilan


lan observa membuka 1. Mengkondisikan
mengajar si pelajaran siswa agar siap
guru  Foto, mengikuti
Video pembelajaran
2. Memberikan
motivasi kepada
siswa
3. Melakukan
apersepsi
4. Menyampaikan
tujuan
2. Keterampilan pembelajaran
bertanya 1. Mengungkapkan
pertanyaan secara
singkat dan jelas
2. Penyebaran
pertanyaan
kepada seluruh
siswa
3. Memberi waktu
berpikir siswa
4. Memberi
konfirmasi
jawaban
3. Keterampilan
menjelaskan 1. Memerikan
materi sesuai
dengan indikator
2. Memberikan
penekanan pada
hal-hal pokok
3. Memberikan
contoh konkret
4. Menggunakan
kalimat yang
mudah dipahami
4. Keterampilan siswa.
mengelola kelas
1. Menjelaskan cara
kerja pengamatan
2. Membimbing
pelaksanaan
pengamatan
3. Membimbing
seluruh kelompok
4. Membantu siswa
5. Keterampilan ketika kesulitan
membimbing
diskusi 1. Dikelompokkan
kelompok secara heterogen
2. Membimbing
diskusi seluruh
kelompok
3. Membantu
kesulitan siswa
4. Membimbing
siswa
menyimpulkan
6. Keterampilan hasil diskusi
mengajar
kelompok kecil 1. Menanyakan
atau kesulitan yang
perseorangan dihadapi siswa
2. Menyuruh siswa
berkumpul
menjadi beberapa
kelompok
3. Melakukan
bimbinganke
personal siswa
4. Melakukan
bimbingan ke
7. Keterampilan semua siswa
mengadakan
1. Variasi dalam
variasi dalam
pembelajaran gaya mengajar
2. Variasi dalam
menggunakan
media
pembelajaran
3. Variasi dalam
memilih sumber
belajara
4. Variasi dalam
berinteraksi
8. Keterampilan dengan siswa
memberi
penguatan 1. Memberikan
penguatan bentuk
verbal
2. Memberikan
penguatan bentuk
non verbal
3. Memberikan
penguatan kepada
personal siswa
4. Memberikan
penguatan kepada
9. Keterampilan kelompok
menutup
pelajaran 1. Melakukan
refleksi
2. Melibatkan siswa
dalam membuat
kesimpulan
3. Memberi evaluasi
4. Memberikan
pesan moral.
Aktivitas  Lembar Siswa 1. Kesiapan siswa
peserta observa dalam 1. Situasi kelas
didik si mengikuti tenang
 Foto, pembelajaran 2. Menyiapkan alat
Video tulis
3. Menyiapkan
buku pelajaran
4. Duduk di tempat
duduknya

2. Menanggapi 1. Memperhatikan
apersepsi
guru
2. Antusias
terhadap
apersepsi
3. Merespon
pertanyaan guru
4. Berani
3. Menyimak mengutarakan
informasi tujuan pendapat
pembelajaran 1. Tidak berbicara
sendiri
2. Memperhatikan
informasi guru
3. Mengerti tujuan
pembelajaran
4. Antusias terhadap
kegiatan
pembelajaran
4. Menyimak yang dilakukan
penjelasan
materi 1. Duduk tenang
2. Tidak berbicara
sendiri
3. Memperhatikan
penjelasan guru
4. Mencatat pokok
materi yang
5. Memperhatikan disampaikan
sumber belajar
dan media 1. Tidak gaduh
pembelajaran 2. Mengamati
yang sumber belajar
ditampilkan dan media yang
oleh guru ditunjukkan
3. Tertarik terhadap
sumber belajar
dan media
pembelajaran
4. Mengajukan
6. Melakukan pertanyaan
kegiatan
pengamatan 1. Berpartisipasi
dalam
pengamatan
2. Sesuai petunjuk
kerja
3. Mengamati secara
cermat
7. Menanggapi 4. Dilakukan secara
pertanyaan tertib

1. Duduk tenang
2. Menyimak
pertanyaan
3. Merespon
pertanyaan
4. Menjawab
8. Menyimak pertanyaan
refleksi dengan kalimat
pembelajaran jelas
1. Tidak gaduh
2. Memperhatikan
refleksi guru
3. Mencatat
rangkuman
pembelajaran
4. Menanyakan
9. Mengerjakan kesulitan pada
soal evaluasi guru

1. Sesuai petunjuk
pengerjaan
2. Tidak mencontek
3. Mengumpulkan
tugas tepat waktu
4. Mengerjakan
tugas dengan
benar
Sarana  Lembar 1. Ruang kelas Mengamati 1
dan obsevasi 2. Perpustakaan keberadaan serta 2
Prasarana  Foto dan 3. Laboratorium kondisi seluruh 3
Video 4. Ruang pimpinan sarana dan prasarana 4
(kepala sekolah) yang ada
5. Ruang guru
6. Tempat Ibadah 5
7. Ruang UKS 6
8. Toilet 7
9. Gudang 8
10. Tempat 9
bermain/ 10
olahraga
 Lembar Siswa 1. Mata Pelajaran 1. Mata pelajaran 1, 2, 3, 4
Angket yang tidak
disukai bagi
siswa dan
alasannya
2. Mata pelajaran
yang disukai bagi
siswa dan
alasannya
2. Media 1. Pemakaian media 8, 9, 10
Pembelajaran saat proses
pembelajaran
5. Media
pembelajaran
yang dipakai
6. Respon siswa
terhadap media

3. Sumber belajar 1. Sumber belajar 11, 12


yang digunakan
guru dan siswa

4. Proses 1. Cara mengajar 5, 6, 13


pembelajaran guru bagi siswa
2. Gaya belajar yang
disukai siswa
3. Keaktifan siswa
dalam proses
pembelajaran

Hasil  Dokumen Guru 1. Lembar nilai Berupa nilai harian/


Belajar Siswa siswa kelas IV nilai UTS siswa
LEMBAR OBSERVASI GURU MENGAJAR

Nama guru yang diobservasi : Rida Susanti S.Pd

Nama SD : SDN 1 Sokaraja Kulon

Mata Pelajaran : IPA

Materi : Gaya dan Gerak

Kelas / Semester : VI (Enam)/ 2 (Dua)

Berilah tanda ( √ ) pada kolom. (0) bila tidak dilakukan, (1) bila dikerjakan tapi kurang, (2) bila
dilakukan dengan baik, pada masing-masing pernyataan dibawah ini !

N ASPEK YANG DIAMATI 0 1 2


O
A PENDAHULUAN
1 Persiapan sarana pembelajaran √
2 Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √
3 Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √
4 Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari √
5 Memotivasi siswa √
B Kegiatan Inti
1 Menguasai materi pelajaran dengan baik √
2 Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator √
3 Berperan sebagai fasilitator √
4 Mengajukan pertanyaan pada siswa √
5 Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab √
pertanyaan
6 Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
7 Menguasai alat dan bahan peraga √
8 Memberikan bimbingan pada kegiatan proses √
pembelajaran
9 Kejelasan penyajian konsep √
10 Memberi contoh konkrit dalam kejadian yang ada √
dalam kehidupan, sesuai dengan yang diperagakan
11 Memberikan motivasi dan penguatan √
C Penutup
1 Membimbing siswa menyimpulkan materi √
2 Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang √
3 Memberi tugas pada siswa √
4 Mengadakan evaluasi √
Jumlah Skor 2 36

Keterangan

0 = tidak dilakukan guru

1 = dilakukan tapi kurang

2 = dilakukan dengan sempurna

Jumlah Skor Perolehan 38


Nilai: X 100 = x 100 = 75
Jumlah Skor Maksimum 40

Kriteria

Sangat baik bila nilai 76 sampai 100

Baik bila nilai 51 sampai 75

Cukup bila nilai 26 sampai 50

Kurang bila nilai 1 sampai 25

Saran / Perbaikan

Guru bisa mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan lebih baik lagi supaya siswa dapat
mengetahui apa tujuan pembelajaran tersebut. Guru kurang memberikan kesempatan waktu
kepada siswa siswinya untuk bertanya apa yang belum dipahami oleh
siswanya. ...........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................

Banyumas, 14 Maret 2020

Nur `Izza Afkarina


LEMBAR PENGAMATAN SISWA

Nama Sekolah : SD N 1 Sokaraja Kulon

Kelas : VI

Nama Guru : Rida Susanti S.Pd

Hari, Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020

Petunjuk:

1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor!

2. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tampak!

3. Kriteria Penilaian :

a. Skor 4 jika semua deskriptor tampak


b. Skor 3, jika hanya 3 deskriptor yang tampak
c. Skor 2, jika hanya 2 deskriptor yang tampak
d. Skor 1, jika hanya 1 deskriptor yang tampak
e. Skor 0, jika tidak ada deskriptor yang tampak
(Rusman, 2012:100)

NO. INDIKATOR DESKRIPTOR TAMPAK SKOR


(√)

1. Kesiapan siswa 1. Situasi kelas tenang - 3


dalam √
mengikuti 2. Menyiapkan alat tulis √
pembelajaran 3. Menyiapkan buku pelajaran √

4. Duduk di tempat duduknya


2. Menanggapi 1. Memperhatikan guru √ 4
apersepsi √
2. Antusias terhadap apersepsi √

3. Merespon pertanyaan guru
4. Berani mengutarakan
pendapat
3. Menyimak 1. Tidak berbicara sendiri - 2
informasi tujuan 2. Memperhatikan informasi √
pembelajaran guru -
3. Mengerti tujuan √
pembelajaran
4. Antusias terhadap kegiatan
pembelajaran yang
dilakukan
4. Menyimak 1. Duduk tenang √ 2
penjelasan 2. Tidak berbicara sendiri -
materi 3. Memperhatikan penjelasan √
guru -
4. Mencatat pokok materi yang
disampaikan
5. Memperhatikan 1. Tidak gaduh √ 3
sumber belajar 2. Mengamati sumber belajar √
dan media dan media yang ditunjukkan √
pembelajaran 3. Tertarik terhadap sumber
yang belajar dan media -
ditampilkan pembelajaran
oleh guru 4. Mengajukan pertanyaan
6. Melakukan 1. Berpartisipasi dalam √ 3
kegiatan pengamatan √
pengamatan 2. Sesuai petunjuk kerja √
3. Mengamati secara cermat -

4. Dilakukan secara tertib


7. Menanggapi 1. Duduk tenang - 3
pertanyaan √
2. Menyimak pertanyaan √
3. Merespon pertanyaan √

4. Menjawab pertanyaan
dengan kalimat jelas
8. Menyimak 1. Tidak gaduh √ 2
refleksi 2. Memperhatikan refleksi √
pembelajaran guru -
3. Mencatat rangkuman -
pembelajaran
4. Menanyakan kesulitan pada
guru
9. Mengerjakan 1. Sesuai petunjuk pengerjaan √ 4
soal evaluasi √
2. Tidak mencontek √
3. Mengumpulkan tugas tepat √
waktu
4. Mengerjakan tugas dengan
benar
Jumlah 26
Kategori Baik
(Berhasil)

Klasifikasi Tingkatan Nilai Aktivitas Siswa

Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Tingkatan Keberhasilan Pembelajaran

30 ≤ skor ≤ 36 Sangat Baik Berhasil

23 ≤ skor < 30 Baik Berhasil

16 ≤ skor < 23 Cukup Tidak Berhasil

9 ≤ skor < 16 Kurang Tidak Berhasil

Banyumas, 14 Maret 2020

Observer

Anda mungkin juga menyukai