Disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Oleh:
1401417376
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan paradigma dalalm bidang pendidikan ini terutama butir 1,2 dan 3 menuntut
perubahan prilaku mengajar. Guru terutama harus dapat menempatkan diri pada posisi
fasilitator belajar dari pada instruktur atau pengajar.
Kunci utama keberhasilan pembaharuan pendidikan yang identik dengan perubahan
kurikulum menurut penulis terletak di pundak Guru, artinya apakah guru menerima, mampu
dan mau melaksanakan perubahan tersebut yang diantaranya ditandai dengan bagaimana
guru menggunakan metode, strategi, model pengajaran, alat dan bahan ajar, serta
pembelajaran. Ini berarti jika seorang Guru masih menggunakan ketentuan lama, misalnya
model pembelajaran tradisonal atau model pembelajaran yang dianut kurikulum yang telah
diubah, sama halnya belum melaksanakan pembaharuan pendidikan.
Kita menyadari tantangan dan tugas terberat bagi Guru adalah mengubah pola
mengajar atas dasar uraian tersebut diatas maka penulis mencoba dan mencoba mengubah
pola/model, pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2004 (KBK) dan mengadakan
penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research
dengan judul
Penulis menentukan tema tersebut diatas dengan alasan bahwa pengetahuan alam
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga pengetahuan
alam bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.
Alasan lain penelitian ini adalah selama penulis menjadi guru menemukan bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep energi karena bersifat abstrak. Energi
tidak memiliki massa, tidak dapat diamati, tidak dapat diukur secara langsung, kita hanya
dapat mengamati dan merasakan perubahannya. Disamping itu KBK menekankan adanya
penilaian proses bukan hasil akhir, untuk itu sebisa mungkin siswa dibimbing atau dipandu
untuk menemukan konsep bukan pembuktian.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh beberapa identifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep energi karena bersifat abstrak.
2. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon.
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
4. Siswa kurang antusias dalam menjawab pertanyaan, pertanyaan hanya dijawab oleh
siswa yang pandai saja.
5. Siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat atau gagasan untuk
memecahkan suatu masalah.
6. Penerapkan model pembelajaranyang belum maksimal.
7. Kurangnya melakukan pembelajaran melalui pengalaman
1. Apakah belajar menemukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui
pengalaman dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja
Kulon?
2. Bagaimana aktivitas siswa kelas kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon dalam menemukan
konsep energi panas pada model belajar melalui pengalaman ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menemukan model pembelajaran yang
tepat pada konsep tertentu dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang sesuai
dengan KBK. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon pada
konsep energi panas melalui belajar menemukan konsep dengan model
pembelajaran melalui pengalaman.
2. Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon dalam belajar
menemukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui
pengalaman.
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memberikan manfaat,
antara lain:
a. Manfaat teoritis
Menambah khasanah pustaka kependidikan dan diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam rangka memperbaiki pembelajaran.
b. Manfaat praktis
a) Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa melalui pemahaman konsep dan materi pada mata pelajaran IPA
khususnya di kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon. Belajar menemukan konsep tidak
secepat guru langsung membentuk definisi, fakta-fakta dan prinsip-prinsip.
Tetapi karena melalui kegiatan yang menyenangkan tanpa terasa mereka berlatih
berfikir secara ilmiah.
b) Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA
di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam
pembelajaran yang baik dan benar. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran konsep energi panas secara refleksi dan profesional.
c) Sekolah
Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan, khususnya dalam penerapan model Pembelajaran
Pengalaman.
d) Peneliti
Diperoleh seperangkat pengalaman baru bagi penulis dan kolaborator
dalam inovasi-inovasi pembelajaran pengetahuan alam, pengalaman tersebut
sangat diperlukan sebagai upaya peningkatan keprofesionalan guru dalam
pembelajaran.
e) Peneliti berikutnya
Memberi pengetahuan, pengalaman, wawasan serta menjadi refrensi
tentang penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
Pengalaman.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PTK bagi guru merupakan refleksi diri dengan tujuan (1) Perbaikan dan peningkatan
profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, (2) Implementasi
berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indokator keberhasilan proses dan
implementasi berbagai program sekolah (Notowijoyo : 1999).
Untuk kepentingan itu pertama-tama guru harus menyadari adanya masalah dalam
pembelajaran di kelasnya. Tindakan tertentu diperlukan untuk memecahkan masalah dalam
rangka memperbaiki/meningkatkan pembelajaran di kelas. Refleksi hasil penelitian tersebut
digunakan sebagai dasar berpijak untuk melakukan upaya perbaikan dari keadaan
sebelumnya.
Pelaksanaan PTK meliputi 4 tahapan yang pada siklus (daur) digambarkan dalam
bentuk spiral sebagaimana berikut :
Gambar 1 Diagram Siklus PTK
Walaupun teori-teori belajar yang kita gunakan sekarang dibatasi oleh beberapa
teori belajar yang berkembang sebelum abad ke-20, dimana teori-teori tersebut tanpa
dilandasi eksperimen, dasar orientasinya adalah filosofis atau spektakuler. Meski
demikian penulis menghargai dan melihat betapa besarnya pengaruhnya terhadap
pelaksanaan pendidikan. Dari sekian ragamnya teori belajar, penulis dalam hal ini
merujuk utamanya pada teori aubuel.
Menurut Aubuel belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan
pada konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif anak. Faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui anak.
2. Konsep
Pengetahuan alam sebagai produk memiliki komponen yang terdiri atas hukum dan
teori. Di dalam hukum dan teori itu terdapat komponen yang lebih kecil lagi yang disebut
konsep. Konsep merupakan produk dari proses ilmiah. Secara sederhana dapat
diilustrasikan sebagai berikut. Siswa melakukan pengamatan (proses), akan menghasilkan
fakta. Dari berbagai fakta yang diperoleh disebut generalisasi, sehingga terjadi konsep.
Belajar menemukan konsep artinya proses kegiatan berdasarkan apa yang telah
diketahui anak (hasil pengamatan) menghasilkan fakta, dari beberapa fakta diperoleh
generalisasi dan membentuk konsep, sehingga guru tidak langsung membentuk definisi.
Guru bertugas memfasilitasi, membimbing dan memberikan kegiatan-kegiatan atau
pertanyaan untuk mengarahkan dan memandu siswa dalam menemukan konsep secara
ilmiah.
D. Pengertian Pendidikan
Pengertian kita ketahui pendidikan merupakan tanggung jawab bersama baik itu
keluarga, masyarakat dan negara. Didalam membicarakan masalah pendidikan kita harus
mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian atau definisi dari pendidikan.
Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sula bahwa pendidikan adalah suatu untuk
menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang
dan akan datang (2000:263).
Menurut M.J. Langeveld (Tim MKDK) bahwa pendidikan adalah memberi
pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam
pertumbuhannya menuju ke arah kedewasan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung
jawab atas segala tindakan-tindakan menurut puluhannya sendiri (1988:78).
Menurut Soemadi Tjiptojoewono bahwa pendidikan sebagi suatu proses dimana
pendidikan diartikan sebagai tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi.
Yang dimaksudkan proses sosialisasi ialah proses untuk menyesuikan diri ke dalam
masyarakat yang penuh dengan problem yang senantiasa berubah atau berkembang secara
dinamis (1981:43).
Dari pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan pada umumnya berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kesuatu arah cita cita atau tujuan tertentu.
Di atas telah dijelaskan bahwa kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor baik faktor endogen maupun eksogen. Satu faktor eksogen yang memegang peranan
penting adalah lingkungan keluarga. Apabila faktor lingkungan keluarga mendukung, maka
akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa pada saat sekarang ini negara kita sedang
mengalami krisis ekonomi dan moneter, sehingga harga-harga kebutuhan untuk sekolah
menjadi mahal. Hal tersebut dapat mengakibatkan bertambahnya biaya penyelenggaraan
program belajar mengajar di sekolah.
Berpijak pada asumsi diatas, maka adanya Program kelas unggulan tersebut
sangat diharapkan agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar. Penulis beranggapan
bahwa kelas unggulan berpengaruh penting atau berpengaruh positif terhadap prestasi siswa
kelas VI SDN 2 Sokaraja Kulon.
H. Pengertian Kreativitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai classroom action research. PTK
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
pembelajaran di kelas. Fokus PTK pada siswa dan proses belajar mengajar yang terjadi di
kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas
dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya (Kunandar,
2010:45).
Sesuai dengan pendapat Kunandar, Sanjaya (2010: 32) menyatakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru untuk
meningkatkan kualitas, peran dan tanggung jawab guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Melalui PTK, guru dapat meningkatkan kinerjanya secara terus menerus dengan cara
melakukan refleksi diri yakni upaya menganalisis, menemukan kelemahan-kelemahan
dalam proses pembelajaran yang dilakukannya, kemudian merencanakannya dalam
proses pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang telah disusunnya dan
diakhiri dengan refleksi.
Sementara itu, Arikunto (2011: 16) menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat
empat tahapan yang dilalui, yaitu:
1. Perencanaan,
2. Pelaksanaan,
3. Pengamatan, dan
4. Refleksi.
Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali pembelajaran, tetapi dapat
dilaksanakan beberapa kali sampai tujuan pembelajaran tercapai.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) classroom
based action research dengan peningkatan pada unsur desain yang memungkinkan
diperolehnya gambaran keefektifan pembelajaran yang dilakukan. Model rancangan
penelitian ini mengacu pada model rancangan Kemmis dan Target (1988) dengan 3
siklus. Masing-masing siklus terdiri 4 tahap kegiatan yaitu :
1) Tahap penyusunan rencana tindakan,
2) Tahap pelaksanaan tindakan;
3) Tahap observasi, dan
4) Tahap pengambilan kesimpulan atau refleksi. Adapun keempat tahapan tersebut
dilaksanakan pada tiap siklus, tahap awal dalam PTK ini adalah identifikasi masalah
yang kesemuanya itu diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Identifikasi
Pada tahap ini penulis mengidentifikasi konsep-konsep pengertian alam yang sulit
dipahami siswa. Cara yang ditempuh untuk kepentingan ini ialah dengan memeriksa
kembali nilai rata-rata ulangan harian, rencana pembelajaran, program semester dan
silabus KBK. Berdasarkan acuan tersebut sebagai acuan implementasi tindakan dipilih
konsep energi panas. Masalah yang menjadi perhatian untuk diidentifikasi, dianalisa,
dan dirumuskan terfokus pada 2 hal yaitu : (1) Hasil belajar siswa, dan (2) Aktivitas
siswa dalam menemukan konsep-konsep energi panas dengan model pembelajaran
melalui pengalaman.
Yang dilakukan penulis pada tahap pelaksanaan tindakan (Acting) adalah meliputi
penyair proses pembelajaran dalam kelas dan luar kelas dengan model pembelajaran
melalui pengalaman dan strategi penemuan konsep. Materi pembelajaran siklus I sumber-
sumber energi panas, siklus II konduksi, dan siklus III konveksi dan radiasi. Pada akhir
pembelajaran siswa diberi test/penilaian akhir sebagai cermin atau refleksi.
d. Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh kolaborator yaitu
teman guru bidang studi IPA untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi. Fokus
observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan
pengelolaan model pembelajaran melalui pengalaman oleh guru serta keberhasilan guru
didalam memandu siswa dalam menemukan konsep melalui proses model pembelajaran
melalui pengalaman dan kegiatan penemuan konsep di jaring dengan angket bentuk
inventori.
e. Perefleksian (Refleksi)
Hasil penelitian baik dalam proses maupun penilaian akhir dianalisa dan di
tentukan kekurangan/kelemahan dan penyebabnya bersama kolaborator, begitu pula hasil
observasi baik catatan khusus maupun catatan bebas serta data hasil angket balikan siswa
dengan prosentase.
Dari hasil analisa kesemuanya tersebut digunakan sebagai bahan tindakan pada
siklus berikutnya.
D.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama
pembelajaran berlangsung dari tiap siklus observasi dilakukan bersama-sama
dengan guru lain (kolaborator). Data hasil observasi dicatat sebagai catatan
bebas atau dalam format khusus yang disetujui bersama.
Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil penilaian secara lisan
(penilaian proses) dan tulis (penilaian akhir) dengan standar ketuntasan
minimal 65. Sedangkan data aktifitas siswa dalam menemukan konsep energi
panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman diambil dari hasil
observasi bersama kolaborator.
PENJADWALAN PENELITIAN
Aspek Indikator
Penilaian
Presentasi 1. Menjelaskan maksud dan tujuan dengan jelas
2. Mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang
diberikan oleh guru (lembar diskusi, latihan)
3. Menyampaikan hasil pengamatan atau kesimpulan
dengan bahasa yang jelas
4. Menyampaikan hasil pengamatan atau kesimpulan
dengan sistematis
Kerjasama 1. Bersedia menjelaskan hasil kerja kelompok.
2. Melakukan tugas sesuai kesepakatan.
3. Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok.
4. Aktif dalam kerja kelompok.
menanya 1. Pertanyaan yang diajukan singkat dan jelas.
2. Terfokus pada masalah.
3. Berani mengajukan pertanyaan kepada guru.
4. Menanya materi yang kurang dipahami dengan sopan.
Adapun data pada catatan bebas yang diperoleh penulis dan kolaborator
selama pembelajaran berlangsung dalam satu siklus yang meliputi
kelemahan/kekurangan atau keuntungan dalam pelaksanaan pembelajaran
digunakan sebagai refleksi siklus berikutnya untuk diperbaiki.
R
NK = × 100
SM
Keterangan :
NK = nilai kinerja yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008: 112)
R
NA = ×100
SM
Keterangan :
NA = nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008 :112)
R
NP= × 100
SM
Keterangan:
NP = Nilai pengetahuan
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
100 = Bilangan tetap
(Adaptasi dari Purwanto,2008: 102)
ΣX
X=
ΣN
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
ΣX = Jumlah nilai yang diperoleh siswa
ΣN = Banyaknya siswa
H. Prosedur Penilaian
Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas berbentuk
siklus. Siklus ini berlangsung beberapa kali hingga tercapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.Penelitian tindakan kelas menggunakan
model pembelajaran Pengalaman ini terdiri dari dua siklus, masing-masing
siklus terdiri dari dua pertemuan, dan setiap siklus terdapat empat tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang
akan dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA.
2. Pelaksanaan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti
sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA.
3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan siswa selama pembelajaran
berlangsung.
4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan
hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi
terhadap proses belajar selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dikemukakan kedalam 3 siklus. Pada setiap
siklus dirumuskan hasil penelitian mengenai hasil belajar siswa untuk
pembelajaran konsep energi panas dan aktivitas siswa selama mengikuti
proses pembelajaran.
1. Siklur I
Dalam pembelajaran siklus I, materi pokok yang diajarkan adalah
sumber energi panas. Aktifitas siswa dalam kegiatan penemuan dengan
model pembelajaran melalui pengalaman itu diawali dengan kegiatan
pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti dan kegiatan penutup/aplikasi.
Ada dua hal penting yang dapat direfleksikan dari hasil penelitian
siklus I ini. Pertama kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan atau
merumuskan konsep yang memerlukan proses berfikir ilmiah. Kedua bagi
siswa yang memiliki kemampuan intelegensi rendah belum mampu
berkomunikasi/berpendapat dalam diskusi. Selanjutnya kedua hal tersebut
akan menjadi fokus masalah pada penelitian pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Materi yang dipelajari pada penelitian pembelajaran siklus II ini
adalah perpindahan panas dengan cara konduksi. Berdasarkan refleksi
siklus 1 ada 2 fokus masalah, yang pada penelitian siklus II ini kedua
permasalahan tersebut dapat dirumuskan dengan perumusan masalah
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Memperhatikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang
permasalahan yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa :
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan
saran-saran dalam menerapkan model PBL sebagai berikut.
1) Bagi siswa,
Siswa diharapkan dapat berpartipasi aktif dalam pembelajaran agar lebih
meningkatkan belajar, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar.
2) Bagi guru,
Balai Penataan Guru, Surabaya (2003) Diklat Guru PBS IPA SD Depdiknas
(2004) Kurikulum 2004
Patmiati, HS, 2003, Konsep Sumber-Sumber Energi Bumi, CV. Pelita Karya,
Kalimantan Timur.
Pandu Jatmiko, 2004, Discovery and Blue Energy (terjemahan ed.al, Hurteland
James, Orland ; British
Widayati, Ninik Sri, Dra (2003) Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas.
NIM : 1401417376
Agama : Islam
No Telp : 085962315675
Riwayat Pendudukan :
Sokaraja, 10 Juni
2020
Penulis,
NIM 1401417376
Lampiran 1
Kelas : VI
KKM : 75
Mengetahui,
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Sekolah :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
Nama Guru :
Hari, Tanggal :
Waktu :
Gugus :
No PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana kondisi
llingkungan sekolah
dalam pembelajaran ?
2. Bagaimana dengan
kelengkapan fasilitas
sekolah dalam
pembelajaran?
3. Bagaimana kondisi
peserta didik dalam
kegiatan belajar megajar ?
7. Bagaimanakah cara
ibu/bapak mengatasi
kesulitan tersebut?
Mengetahui,
_________________________ ___________________________
NIP. NIP.
HASIL WAWANCARA
Kelas/Semester : VI/ 2
Mata Pelajaran : IPA
Nama Guru : Ermi Rahayu S.Pd
Hari, Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020
Waktu : 08.00
Gugus :
No PERTANYAAN JAWABAN
29. Bagaimana kondisi Bersih, rapih, nyaman digunakan untuk
llingkungan sekolah belajar
dalam pembelajaran ?
47. Adakah kendala terkait Ribet, campur aduk, guru harus belajar
pembelajaran tematik lagi
yang sampai sekarang
belum ditemukan
solusinya?
48. Apa materi dalam tematik Musik, menyanyi, olahraga (PJOK),
yang paling menarik permainan olahraga (bermain kucing-
antusias siswa? kucingan) pembelajaran kadang dilakukan
Alasannya? di luar kelas supaya tidak bosan
Mengetahui,
DOKUMENTASI
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
1. Media
3. Media pembelajaran 5
Pembelajaran yang digunakan
2. Menanggapi 1. Memperhatikan
apersepsi
guru
2. Antusias
terhadap
apersepsi
3. Merespon
pertanyaan guru
4. Berani
3. Menyimak mengutarakan
informasi tujuan pendapat
pembelajaran 1. Tidak berbicara
sendiri
2. Memperhatikan
informasi guru
3. Mengerti tujuan
pembelajaran
4. Antusias terhadap
kegiatan
pembelajaran
4. Menyimak yang dilakukan
penjelasan
materi 1. Duduk tenang
2. Tidak berbicara
sendiri
3. Memperhatikan
penjelasan guru
4. Mencatat pokok
materi yang
5. Memperhatikan disampaikan
sumber belajar
dan media 1. Tidak gaduh
pembelajaran 2. Mengamati
yang sumber belajar
ditampilkan dan media yang
oleh guru ditunjukkan
3. Tertarik terhadap
sumber belajar
dan media
pembelajaran
4. Mengajukan
6. Melakukan pertanyaan
kegiatan
pengamatan 1. Berpartisipasi
dalam
pengamatan
2. Sesuai petunjuk
kerja
3. Mengamati secara
cermat
7. Menanggapi 4. Dilakukan secara
pertanyaan tertib
1. Duduk tenang
2. Menyimak
pertanyaan
3. Merespon
pertanyaan
4. Menjawab
8. Menyimak pertanyaan
refleksi dengan kalimat
pembelajaran jelas
1. Tidak gaduh
2. Memperhatikan
refleksi guru
3. Mencatat
rangkuman
pembelajaran
4. Menanyakan
9. Mengerjakan kesulitan pada
soal evaluasi guru
1. Sesuai petunjuk
pengerjaan
2. Tidak mencontek
3. Mengumpulkan
tugas tepat waktu
4. Mengerjakan
tugas dengan
benar
Sarana Lembar 1. Ruang kelas Mengamati 1
dan obsevasi 2. Perpustakaan keberadaan serta 2
Prasarana Foto dan 3. Laboratorium kondisi seluruh 3
Video 4. Ruang pimpinan sarana dan prasarana 4
(kepala sekolah) yang ada
5. Ruang guru
6. Tempat Ibadah 5
7. Ruang UKS 6
8. Toilet 7
9. Gudang 8
10. Tempat 9
bermain/ 10
olahraga
Lembar Siswa 1. Mata Pelajaran 1. Mata pelajaran 1, 2, 3, 4
Angket yang tidak
disukai bagi
siswa dan
alasannya
2. Mata pelajaran
yang disukai bagi
siswa dan
alasannya
2. Media 1. Pemakaian media 8, 9, 10
Pembelajaran saat proses
pembelajaran
5. Media
pembelajaran
yang dipakai
6. Respon siswa
terhadap media
Berilah tanda ( √ ) pada kolom. (0) bila tidak dilakukan, (1) bila dikerjakan tapi kurang, (2) bila
dilakukan dengan baik, pada masing-masing pernyataan dibawah ini !
Keterangan
Kriteria
Saran / Perbaikan
Guru bisa mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dengan lebih baik lagi supaya siswa dapat
mengetahui apa tujuan pembelajaran tersebut. Guru kurang memberikan kesempatan waktu
kepada siswa siswinya untuk bertanya apa yang belum dipahami oleh
siswanya. ...........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
Kelas : VI
Petunjuk:
3. Kriteria Penilaian :
4. Menjawab pertanyaan
dengan kalimat jelas
8. Menyimak 1. Tidak gaduh √ 2
refleksi 2. Memperhatikan refleksi √
pembelajaran guru -
3. Mencatat rangkuman -
pembelajaran
4. Menanyakan kesulitan pada
guru
9. Mengerjakan 1. Sesuai petunjuk pengerjaan √ 4
soal evaluasi √
2. Tidak mencontek √
3. Mengumpulkan tugas tepat √
waktu
4. Mengerjakan tugas dengan
benar
Jumlah 26
Kategori Baik
(Berhasil)
Observer