Anda di halaman 1dari 35

TUGAS AKHIR PROGRAM/PDGK4500

Prtemuan ke-1

Oleh
KIBDI HADI, S.Pd, M.Pd
TAP (tugas akhir program )

Ada Beberapa pertanyaan untuk dijawab :


1. Apa itu TAP ut pgsd?
2. Apa itu tugas akhir program di UT?
3. Mata kuliah pendukung TAP apa saja?
4. Ujian TAP UT seperti apa?
Apa itu TAP UT PGSD ?

TAP PGSD merupakan singkatan


dari Tugas Akhir Program PGSD di mana
ini merupakan salah satu tugas yang
harus diselesaikan oleh mahasiswa yang
kuliah di Universitas Terbuka agar bisa
lulus. Setiap mahasiswa untuk
mendapatkan gelar harus menyelesaikan
skripsi atau tugas akhirnya.
Apa itu tugas akhir program di UT ?

(Tugas Akhir Program) diselenggarakan


bagi mahasiswa program sarjana (S1)
menjelang penyelesaian studinya, dengan
tujuan untuk mengukur kemampuan
mahasiswa secara komprehensif terhadap
suatu bidang ilmu tertentu
pada program studi.
Mata kuliah pendukung TAP apa saja?

Mata Kuliah Pendukung PDGK4500 / TAP adalah:


1.PDGK4104 Perspektif Pendidikan SD
2.PDGK4205 Pembelajaran Terpadu di SD
3.PDGK4201 Pembelajaran PKn SD
4.PDGK4106 Pendidikan IPS di SD
5.PDGK4202 Pembelajaran IPA SD
6.PDGK4204 Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
7.PDGK4406 Pembelajaran Matematika SD
8. : IDIK 4008 Penelitian Tindakan Kelas
Ujian TAP UT seperti apa?

* Ujian TAP dilaksanakan dengan modus ujian


online berbasis web di UPBJJ-UT atau
ruang/laborotorium komputer di sekolah-
sekolah yang ditunjuk.
* Mahasiswa mengunduh naskah ujian TAP
secara online dan mengerjakan secara tertulis
di Buku Jawaban Ujian (BJU) yang disediakan..
Penilaian

Nilai Tugas Tutorial dihitung dengan


rumus ( 3P + 7 NTT)/10
P : rerata Partisifasi
NTT : rerata Nilai Tugas Tutorial
8 langkah analisis kasus
(Kerangka Berpikir Memecahkan Masalah)

1. membaca dan mempelajari kasus dengan cermat


2. mengidentifikasi berbagai informasi kunci atau penting dari
kasus pembelajaran
3. Mengaitkan informasi kunci/penting itu sehingga muncul
permasalahan atau pertanyaan dari kasus tersebut
4. Menganalisis penyebab masalah dari kasus itu
5. Mengembangkan alternatif pemecahan masalah
6. Meganalisis kekuatan dan kelemahan setiap alternatif
7. Memilih satu alternatif yang dianggap paling efektif
8. Menyusun dan menuliskan jawaban dari masalah/ kasus
tersebut
PDGK4500
TUGAS AKHIR PROGRAM

CONTOH ANALISIS KASUS


DALAM PEMBELAJARAN IPA
Kasus Dalam Pembelajaran
Pak Joko mengajar pelajaran IPA di kelas VI SD Tunas
Bangsa dengan materi ciri-ciri perkembangan fisik anak laki-
laki dan anak perempuan pada saat usia remaja dengan
menggunakan alat peraga berupa gambar anak laki-laki dan
anak perempuan remaja dengan struktur anatomi tubuhnya.
Setelah mengucapkan salam dan mengabsen siswa Pak Joko
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah selesai
pelajaran nanti anak-anak diharapkan dapat :
o Menyebutkan ciri-ciri perkembangan fisik anak laki-laki dan
anak perempuan pada usia remaja.
o Menjelaskan perbedaan yang paling mendasar antara ciri-
ciri perkembanngan fisik anak laki-laki dan anak
perempuan usia remaja.
Pak Joko menjelaskan ciri–ciri perkembangan fisik anak laki-laki
usia remaja menggunakan metode bervariasi anatara metode
penugasan, metode ceramah dan metode demonstrasi yang
diikuti secara antusis oleh siswa kelas VI.
Lanjutan…….
Tetapi setelah Pak Joko menjelaskan ciri-ciri perkembangan
fisik anak perempuan, suasana kelas mulai riuh, ribut, berisik,
tertawa dan celotehan-celotehan tertentu baik dari anak laki-
laki maupun dari anak perempuan, lebih-lebih lagi setelah
terjadi saling ejek antara anak laki-laki maupun dari anak
perempuan.
Selanjutnya anak-anak ditugaskan mengisi LKS yang telah
disiapkan oleh Pak Joko yaitu berupa table atau daftar ciri-ciri
perkembangan fisik anak laki-laki dan anak perempuan.
Selama anak mengerjakan LKS masih juga ada celotehan
dan suasana gaduh.
Lanjutan…….
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS. Pak Joko bersama-
sama siswa menyimpulkan pelajaran, Setelah selesai
diperiksa, hasil evaluasi pembelajaran ternyata anak laki-laki
banyak yang mendapatkan nilai rendah yaitu dari 9 siswa
laki-laki, 7 siswa laki-laki mendapat nilai di bawah 60 sedang
seluruh siswa perempuan yang berjumlah 11 siswa
semuanya mendapat nilai diatas 60. Berdasarkan hasil
evaluasi pembelajaran Pak Joko menugaskan kepada anak-
anak yang nilainya di bawah 60 untuk menjawab ulang soal
evaluasi di rumah atau memberi PR kepada siswa.

Adapun langkah dalam penyelesaian


Kasus Pembelajaran diatas, yaitu:
1. Kasus
Pembelajaran yang di lakukan oleh Pak Joko di kelas VI SD Tunas Bangsa
pada mata pelajaran IPA dengan materi “ciri-ciri perkembangan fisik anak
laki-laki dan perempuan pada usia remaja”
2. Identifikasi Informasi Kunci Atau Penting Yang
Terdapat Di Dalam Kasus
o Pembelajaran yang di lakukan oleh Pak Joko di kelas VI SD Tunas
Bangsa pada mata pelajaran IPA
o Kegiatan awal dalam pembelajaran sudah dilakukan oleh Pak Joko
o Adanya keberagaman dalam menggunakan metode pembelajaran yang
dilakukan oleh Pak Joko
o Adanya media pembelajaran yang digunakan oleh Pak Joko saat
menyampaikan materi pembelajaran
o Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran ketika
penyampaian materi sudah berlangsung
o Keadaan kelas yang tidak terkendali di dalam kegiatan inti pembelajaran
o Adanya beberapa orang siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60
3. Mengaitkan informasi-informasi tersebut sehingga
muncul permasalahan atau pertanyaan dari kasus
tersebut
Setelah melakukan identifikasi masalah diatas, selanjutnya
dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1) Mengapa sebagai seorang guru kita harus menggunakan
metode/pendekatan yang bervariasi dalam pembelajaran?
2) Seberapa pentingkah peran media di dalam suatu
pembelajaran?
3) Bagaimanakah suasana kelas yang baik saat kegiatan
pembelajaran berlangsung?
4) Bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru
terhadap hasil evaluasi siswa?
4. Menganalisis penyebab masalah dari suatu kasus
yang terjadi
Suatu masalah di dalam pembelajaran akan nampak terlihat,
apabila:
1) Hanya menggunakan satu metode saja di dalam
pembelajaran atau tidak mencari metode yang cocok
dengan materi yang akan dipelajari
2) Tidak adanya media pembelajaran yang digunakan dalam
menyampaikan suatu materi
3) Kegiatan pembelajaran tidak berpusat kepada siswa, dan
hanya terpaku pada penjelasan berupa materi saja
4) Suasana kelas yang tidak terkendali membuat kegiatan
pembelajaran menjadi terganggu
5) Tidak adanya kegiatan lanjutan untuk mengetahui hasil
evaluasi siswa dalam memahami suatu pembelajaran
5. Mengembangkan alternatif pemecahan masalah
Adapun alternatif pemecahan masalah yang
dikembangkan adalah:
1) metode yang cocok digunakan yaitu, bermain
peran, pengamatan/inkuiri yang dilakukan oleh
siswa itu sendiri, Pemberian tugas PR
2) Jika ada siswa yang sudah puber
(laki-laki/perempuan), maka jadikan siswa tersebut
sebagai contoh untuk diamati oleh siswa lain,
misalnya dari suaranya, tinggi badan, dan
sebagainya
3) Guru harus menguasai strategi di dalam
pembelajaran yang berpusat kepada siswa sebagai
objek dalam pembelajaran dan salah satu
contohnya adalah strategi inkuiri
4) Guru harus menciptakan suasana kelas yang
nyaman dan menyenangkan, sehingga proses
kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
yang direncanakan
5) Memberikan tugas tambahan berupa PR perlu
dilakukan oleh seorang guru, hal ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang telah di pelajari dan terutama bagi siswa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM
6) Kegiatan awal, inti dan akhir sesuai dengan
rancangan RPP yang dibuat hendaknya dilaksanakan
secara efektif dan efesian, sehingga tujuan dari
pembelajaran yang diinginkan dapat terpenuhi
6. Menganalisis kekuatan dan kelemahan setiap alternatif
Kekuatan dan kelemahan beberapa alternatif diatas, diantaranya:
a. Kekuatan metode bermain peran (role play)
o Memberikan kesan yang kuat tahan lama dalam ingatan
siswa
o Sangat menarik bagi siswa, karena siswa bisa berperan
sebagai pengganti media dalam pembelajaran
o Membangkitkan gairah dan semangat siswa dalam belajar
o Siswa dapat aktif memberikan peran dalam pembelajaran
b. Kelemahan metode bermain peran (role play)
o Membutuhkan waktu yang lama
o Membutuhkan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari
seorang guru
o Siswa yang ditunjuk akan merasa malu untuk memerankan
sebagai media pembelajaran
o Tidak semua materi pembelajaran bisa disajikan dengan
bermain peran (role play)
a. Kekuatan strategi pembelajaran inkuiri
o Pembelajaran lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif
o Membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada
siswa
o Mendorong siswa untuk berfikir
o Menghindarkan diri cara belajar tradisional, yaitu guru
menguasi kelas
o Dapat melayani siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-
rata
b. Kelemahan strategi pembelajaran inkuiri
o Membutuhkan waktu yang lama
o Pembelajaran inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang
tinggi
o Pebelajaran inkuiri lebih menekankan pada kegiatan
pembelajaran berkelompok
a. Kekuatan dari pemberian tugas PR kepada siswa:
o Agar siswa memahami atau mengingat kembali materi yang
telah dipelajari secara mendalam
o Agar siswa meluangkan waktu kembali untuk mengulang
pembelajaran dirumah
o Menjadikan siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan
o Bagi seorang guru PR merupakan sebagai wadah untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajari
b. Kelemahan dari pemberian tugas PR kepada siswa:
o Siswa tidak memiliki banyak waktu luang untuk keluarga
o Beban psikis siswa akan bertambah atau meningkat
o Siswa akan sulit untuk belajar secara mandiri
7. Memilih satu alternatif yang dianggap paling efektif
Alternatif yang bisa dilakukan oleh Pak Joko dalam
menyampaikan pelajaran IPA di kelas VI Tunas Bangsa, yaitu
dengan menggunakan metode bermain peran (role play) dalam
menyampaikan materi “ciri-ciri perkembangan fisik anak laki-laki
dan perempuan di usia remaja”.
Guru dapat mengganti media anatomi tubuh manusia dengan
meminta siswa sebagai model di dalam pembelajaran, terutama
untuk siswa yang sudah menginjak masa puber. Media anatomi
tubuh lebih efektif digunakan jika materi yang dibahas adalah
bagian-bagian dari tubuh manusia serta letak dan fungsinya,
seperti hati, jantung, paru-paru, usus dan sebagainya.
8. Menyusun dan menuliskan jawaban dari masalah/kasus
tersebut
Adapun langkah-langkah dari penggunaan metode bermain peran
(role play) yang bisa Pak Joko lakukan adalah:
1. Pak Joko meminta salah satu siswa yang sudah menginjak masa
pubertas maju kedepan kelas, lalu memintanya untuk membaca
materi yang dipelajari beberapa menit, kemudian
menghentikannya membaca dan meminta siswa lain untuk
mengamati perkembangan siswa tersebut, mulai dari suara,
terlihat atau tidaknya otot tubuh, pada bagian wajah apakah
terdapat jerawat, apakah terdapat jakun pada bagian leher, dan
sebagainya. Untuk menjadi model ini Pak Joko bisa meminta siswa
laki-laki saja untuk memerankannya, sedangkan untuk siswa
perempuan hanya sebatas diberikan penjelasan saja.
2. Jika Pak Joko sudah menyebutkan perubahan yang terjadi padi
siswa laki-laki sesuai poin nomor 1 diatas, selanjutnya Pak Joko
bisa melakukan tanya-jawab dengan siswa berdasarkan
pengamatan siswa terhadap temannya yang telah menjadi model
dalam pembelajaran.
3. Setelah siswa memberikan respon atau jawaban terhadap
pengamatannya, selanjutnya Pak Joko bisa memberikan
penguatan dengan berupa penjelasan terhadap respon yang
diberikan siswa tersebut. Dan dengan begitu materi yang
dipelajari akan mudah dipahami oleh siswa, sebab siswa dapat
mengamati langsung perubahan yang terjadi pada usia remaja.
4. Adapun perkembangan lainnya yang tidak bisa diamati, dapat
Pak Joko sampaikan melalui tambahan penjelasan pada saat
memberikan materi atau melakukan penguatan di dalam
pembelajaran tersebut.
Adapun langkah pembelajaran yang bisa Pak Joko lakukan
sesuai dengan kasus diatas, yaitu:
1. Kegiatan awal yang dilakukan oleh Pak Joko sudah
cukup tepat, diantaranya dengan mengucapkan salam,
mengabsen dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Namun, alangkah baiknya jika pada kegiatan awal bisa
ditambah dengan mengajak siswa berdo’a bersama,
memberikan motivasi kepada siswa, mengajak siswa
bernyanyi, menanyakan kepada siswa tentang materi
yang akan dipelajari hari ini dan menyampaikan materi
yang akan dibahas.
2. Pada kegiatan inti, Pak Joko hendaknya menggunakan
metode pembelajaran beragam, salah satunya adalah
metode bermain peran (role play). Adapun tambahan
untuk kegiatan inti yang bisa Pak Joko lakukan adalah:
3. Pada kegiatan akhir, ada beberapa yang bisa Pak Joko
lakukan, diantaranya:
o Memberikan LKS sebagai wadah untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
telah dipelajari
o Memberikan penguatan atau kesimpulan terhadap
materi yang telah dipelajari
o Memberikan tugas tambahan berupa PR, terutama bagi
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM
o Jika pada tugas PR terdapat siswa yang nilainya tidak
mencapai KKM, maka hal yang harus Pak Joko lakukan
adalah melakukan pengecekan jumlah siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM. Jika hanya 1/2 orang
siswa yang dapat nilai dibawah KKM, Pak Joko bisa
melakukan pengayaan kepada siswa tersebut diluar jam
pembelajaran, atau mengulang sedikit penjelasan
dipertemuan berikutnya.
o Menggunakan startegi pembelejaran, salah satunya
adalah startegi inkuiri yang berpusat kepada siswa dan
melibatkan siswa didalam pembelajaran
o Pak Joko mengelola kelas dengan baik, jangan sampai
siswa ribut tidak karuan yang dapat menggangu
terhambatnya kegiatan pembelajaran. Pak Joko bisa
meminta siswa untuk tidak ribut dengan memberikan
teguran berupa bahasa isyarat
o Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
jika ada yang perlu ditanyakan
o Pak Joko bisa saja membentuk kelompok kecil terdiri dari
beberapa orang siswa, dan meminta siswa untuk
berdiskusi tentang materi yang telah dipelajari.
o Pak Joko bisa saja meminta siswa untuk menjelaskan
kembali materi yang dipelajari sesuai dengan bahasa
mereka sendiri.
KESIMPULAN :
Kasus Pembelajaran Matematika :
Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang
terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran
matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara
menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan
tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan,
penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian
pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 +
1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6
+ 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya,
sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
 
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
 
Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan
buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal,
namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara
mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal,
yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan
temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas
sambil membaca.
 
Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak
Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis.
Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua
jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan
temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah
kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya
seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan
yang lainnya salah semua.
Pertanyaan Kasus A :
1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang
dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di atas.
Berikan alasan mengapa itu anda anggap
sebagai kelemahan. (skor 6).
2. Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan
langkah-langkah pembelajaran yang akan anda
tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan
penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa
langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)
ATAS PERHATIANNYA
DI UCAPKAN TERIMA KASIH
Semoga semua sukses
Assalamu’alaikum
warahmatullahibarakaatuh
Selamat menjalankan ibadah
Puasa bagi yang berpuasa.
Tugas Mandiri
Kasus Pembelajaran IPS
lbu Ani mengajar di kelas V di satu SD di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh
hutan. Apabila kita memandang kearah utara dari halaman SD, akan terlihat hutan
pinus di kaki pegunungan yang indah, sedangkan apabila kita memandang ke arah
barat, mata kita akan terpaku melihat hutan belantara yang sangat lebat dan
dekat. Burung-burung kelihatan beterbangan karena jarak antara hutan dan SD
tersebut tidak jauh. Udara di sana cukup sejuk dengan hawa pegunungan yang
segar.Di kelas V terdapat 13 orang anak. Meskipun secara resmi, bahasa pengantar
yang digunakan adalah bahasa Indonesia, namun dalam berkomunikasi baik guru
maupun murid menggunakan bahasa daerah. Oleh karena itu, nuansa daerah
sangat terasa, baik di dalam maupun di luar kelas. Ketika seorang tamu dari luar
daerah bertanya kepada anak­- anak, mereka menjawab dengan bahasa Indonesia
yang patah-patah, sehingga sukar dipahami maksudnya. Bu Ani membantu
memperbaiki jawaban anak tersebut, sehingga dapat dipahami oleh tamu
*  Suatu hari, dalam pelajaran IPS salah satu topik yang akan
disampaikan adalah hutan homogen dan hutan heterogen.
Seperti biasa, ketika masuk kelas bu Ani mengucapkan salam
yang disambut dengan salam serempak oleh anak-anak.
Kemudian bu Ani meminta anak-anak mengeluarkan buku IPS,
dan selanjutnya bu Ani memulai pelajaran dengan menuliskan
pokok bahasan Sumber Daya Alam, dengan topik/subtopik
hutan heterogen dan hutan homogen. Setelah itu, terjadi
peristiwa seperti berikut: Bu Ani: anak-anak, hari ini kita belajar
tentang hutan homogen dan heterogen. Siapa yang tahu apa
itu hutan homogen dan hutan heterogen? Anak-anak terdiam,
tidak ada yang menjawab. Sebagian dari mereka ada yang
menjawab dalam bahasa daerah, tetapi jawaban tersebut
ditujukan kepada temannya, bukan kepada guru. Setelah itu
terdengar suara cekikikan. Bu Ani: kalau anak-anak tidak tahu,
perhatikan ke papan tulis.
*  Bu Ani menuliskan definisi atau pengertian hutan homogen dan hutan
heterogen di papan tulis; kemudian meminta salah seorang siswa
membacanya. Anak yang ditunjuk, mernbaca dengan terbata-bata dan
ucapannya tidak begitu jelas. Bu Ani kemudian meminta anak-anak
mencatat definisi tersebut dan menghapalkannya. Lima menit
kemudian, Bu Ani menghapus tulisan di papan tulis dan meminta anak-
anak secara bergilir menyebutkan apa yang dirnaksud dengan hutan
homogen dan hutan heterogen. Ternyata tidak ada anak yang mampu
menyebutkan definisi itu dengan benar, bahkan mengucapkan kata
homogen dan heterogenpun masih susah.Bu Ani berusaha menahan
amarahnya, dan meminta anak-anak membaca berkali­-kali catatan
mereka, sehingga pada pelajaran yang akan datang, anak-anak sudah
hapal definisi tersebut. Pelajaran IPS dilanjutkan dengan meminta
anak-anak secara bergilir membaca manfaat hutan dari buku Pelajaran
IPS sampai waktu istirahat tiba.
*  Pertanyaan:
1. Tulislah informasi atau hal-hal penting yang telah dilakukan Bu
Ani!Tentukan rumusan masalah yang terjadi pada kasus
pembelajaran tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan!
2. Identifikasikan penyebab kasus pembelajaran di atas!
3. Berikan alternatif pemecahan masalah sehingga pembelajaran
menjadi lebih baik
4. Apa saran dan masukan Saudara kepada Bu Ani agar dapat
melakukan pembelajaran agar hasilnya lebih baik!

* KEMBANGKAN KASUS Carilah kasus pembelajaran di internet!


(dengan cara masukkan kata kunci kasus pembelajaran di SD)
Analisis dengan 8 langkah analisis Kasus yang kita pelajari!

Anda mungkin juga menyukai