Oleh KIBDI HADI, S.Pd, M.Pd TAP (tugas akhir program )
Ada Beberapa pertanyaan untuk dijawab :
1. Apa itu TAP ut pgsd? 2. Apa itu tugas akhir program di UT? 3. Mata kuliah pendukung TAP apa saja? 4. Ujian TAP UT seperti apa? Apa itu TAP UT PGSD ?
TAP PGSD merupakan singkatan
dari Tugas Akhir Program PGSD di mana ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa yang kuliah di Universitas Terbuka agar bisa lulus. Setiap mahasiswa untuk mendapatkan gelar harus menyelesaikan skripsi atau tugas akhirnya. Apa itu tugas akhir program di UT ?
(Tugas Akhir Program) diselenggarakan
bagi mahasiswa program sarjana (S1) menjelang penyelesaian studinya, dengan tujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa secara komprehensif terhadap suatu bidang ilmu tertentu pada program studi. Mata kuliah pendukung TAP apa saja?
Mata Kuliah Pendukung PDGK4500 / TAP adalah:
1.PDGK4104 Perspektif Pendidikan SD 2.PDGK4205 Pembelajaran Terpadu di SD 3.PDGK4201 Pembelajaran PKn SD 4.PDGK4106 Pendidikan IPS di SD 5.PDGK4202 Pembelajaran IPA SD 6.PDGK4204 Pendidikan Bahasa Indonesia di SD 7.PDGK4406 Pembelajaran Matematika SD 8. : IDIK 4008 Penelitian Tindakan Kelas Ujian TAP UT seperti apa?
* Ujian TAP dilaksanakan dengan modus ujian
online berbasis web di UPBJJ-UT atau ruang/laborotorium komputer di sekolah- sekolah yang ditunjuk. * Mahasiswa mengunduh naskah ujian TAP secara online dan mengerjakan secara tertulis di Buku Jawaban Ujian (BJU) yang disediakan.. Penilaian
Nilai Tugas Tutorial dihitung dengan
rumus ( 3P + 7 NTT)/10 P : rerata Partisifasi NTT : rerata Nilai Tugas Tutorial 8 langkah analisis kasus (Kerangka Berpikir Memecahkan Masalah)
1. membaca dan mempelajari kasus dengan cermat
2. mengidentifikasi berbagai informasi kunci atau penting dari kasus pembelajaran 3. Mengaitkan informasi kunci/penting itu sehingga muncul permasalahan atau pertanyaan dari kasus tersebut 4. Menganalisis penyebab masalah dari kasus itu 5. Mengembangkan alternatif pemecahan masalah 6. Meganalisis kekuatan dan kelemahan setiap alternatif 7. Memilih satu alternatif yang dianggap paling efektif 8. Menyusun dan menuliskan jawaban dari masalah/ kasus tersebut PDGK4500 TUGAS AKHIR PROGRAM
CONTOH ANALISIS KASUS
DALAM PEMBELAJARAN IPA Kasus Dalam Pembelajaran Pak Joko mengajar pelajaran IPA di kelas VI SD Tunas Bangsa dengan materi ciri-ciri perkembangan fisik anak laki- laki dan anak perempuan pada saat usia remaja dengan menggunakan alat peraga berupa gambar anak laki-laki dan anak perempuan remaja dengan struktur anatomi tubuhnya. Setelah mengucapkan salam dan mengabsen siswa Pak Joko menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah selesai pelajaran nanti anak-anak diharapkan dapat : o Menyebutkan ciri-ciri perkembangan fisik anak laki-laki dan anak perempuan pada usia remaja. o Menjelaskan perbedaan yang paling mendasar antara ciri- ciri perkembanngan fisik anak laki-laki dan anak perempuan usia remaja. Pak Joko menjelaskan ciri–ciri perkembangan fisik anak laki-laki usia remaja menggunakan metode bervariasi anatara metode penugasan, metode ceramah dan metode demonstrasi yang diikuti secara antusis oleh siswa kelas VI. Lanjutan……. Tetapi setelah Pak Joko menjelaskan ciri-ciri perkembangan fisik anak perempuan, suasana kelas mulai riuh, ribut, berisik, tertawa dan celotehan-celotehan tertentu baik dari anak laki- laki maupun dari anak perempuan, lebih-lebih lagi setelah terjadi saling ejek antara anak laki-laki maupun dari anak perempuan. Selanjutnya anak-anak ditugaskan mengisi LKS yang telah disiapkan oleh Pak Joko yaitu berupa table atau daftar ciri-ciri perkembangan fisik anak laki-laki dan anak perempuan. Selama anak mengerjakan LKS masih juga ada celotehan dan suasana gaduh. Lanjutan……. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS. Pak Joko bersama- sama siswa menyimpulkan pelajaran, Setelah selesai diperiksa, hasil evaluasi pembelajaran ternyata anak laki-laki banyak yang mendapatkan nilai rendah yaitu dari 9 siswa laki-laki, 7 siswa laki-laki mendapat nilai di bawah 60 sedang seluruh siswa perempuan yang berjumlah 11 siswa semuanya mendapat nilai diatas 60. Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran Pak Joko menugaskan kepada anak- anak yang nilainya di bawah 60 untuk menjawab ulang soal evaluasi di rumah atau memberi PR kepada siswa.
Adapun langkah dalam penyelesaian
Kasus Pembelajaran diatas, yaitu: 1. Kasus Pembelajaran yang di lakukan oleh Pak Joko di kelas VI SD Tunas Bangsa pada mata pelajaran IPA dengan materi “ciri-ciri perkembangan fisik anak laki-laki dan perempuan pada usia remaja” 2. Identifikasi Informasi Kunci Atau Penting Yang Terdapat Di Dalam Kasus o Pembelajaran yang di lakukan oleh Pak Joko di kelas VI SD Tunas Bangsa pada mata pelajaran IPA o Kegiatan awal dalam pembelajaran sudah dilakukan oleh Pak Joko o Adanya keberagaman dalam menggunakan metode pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Joko o Adanya media pembelajaran yang digunakan oleh Pak Joko saat menyampaikan materi pembelajaran o Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran ketika penyampaian materi sudah berlangsung o Keadaan kelas yang tidak terkendali di dalam kegiatan inti pembelajaran o Adanya beberapa orang siswa yang mendapatkan nilai dibawah 60 3. Mengaitkan informasi-informasi tersebut sehingga muncul permasalahan atau pertanyaan dari kasus tersebut Setelah melakukan identifikasi masalah diatas, selanjutnya dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut: 1) Mengapa sebagai seorang guru kita harus menggunakan metode/pendekatan yang bervariasi dalam pembelajaran? 2) Seberapa pentingkah peran media di dalam suatu pembelajaran? 3) Bagaimanakah suasana kelas yang baik saat kegiatan pembelajaran berlangsung? 4) Bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru terhadap hasil evaluasi siswa? 4. Menganalisis penyebab masalah dari suatu kasus yang terjadi Suatu masalah di dalam pembelajaran akan nampak terlihat, apabila: 1) Hanya menggunakan satu metode saja di dalam pembelajaran atau tidak mencari metode yang cocok dengan materi yang akan dipelajari 2) Tidak adanya media pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan suatu materi 3) Kegiatan pembelajaran tidak berpusat kepada siswa, dan hanya terpaku pada penjelasan berupa materi saja 4) Suasana kelas yang tidak terkendali membuat kegiatan pembelajaran menjadi terganggu 5) Tidak adanya kegiatan lanjutan untuk mengetahui hasil evaluasi siswa dalam memahami suatu pembelajaran 5. Mengembangkan alternatif pemecahan masalah Adapun alternatif pemecahan masalah yang dikembangkan adalah: 1) metode yang cocok digunakan yaitu, bermain peran, pengamatan/inkuiri yang dilakukan oleh siswa itu sendiri, Pemberian tugas PR 2) Jika ada siswa yang sudah puber (laki-laki/perempuan), maka jadikan siswa tersebut sebagai contoh untuk diamati oleh siswa lain, misalnya dari suaranya, tinggi badan, dan sebagainya 3) Guru harus menguasai strategi di dalam pembelajaran yang berpusat kepada siswa sebagai objek dalam pembelajaran dan salah satu contohnya adalah strategi inkuiri 4) Guru harus menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan, sehingga proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan 5) Memberikan tugas tambahan berupa PR perlu dilakukan oleh seorang guru, hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah di pelajari dan terutama bagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 6) Kegiatan awal, inti dan akhir sesuai dengan rancangan RPP yang dibuat hendaknya dilaksanakan secara efektif dan efesian, sehingga tujuan dari pembelajaran yang diinginkan dapat terpenuhi 6. Menganalisis kekuatan dan kelemahan setiap alternatif Kekuatan dan kelemahan beberapa alternatif diatas, diantaranya: a. Kekuatan metode bermain peran (role play) o Memberikan kesan yang kuat tahan lama dalam ingatan siswa o Sangat menarik bagi siswa, karena siswa bisa berperan sebagai pengganti media dalam pembelajaran o Membangkitkan gairah dan semangat siswa dalam belajar o Siswa dapat aktif memberikan peran dalam pembelajaran b. Kelemahan metode bermain peran (role play) o Membutuhkan waktu yang lama o Membutuhkan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari seorang guru o Siswa yang ditunjuk akan merasa malu untuk memerankan sebagai media pembelajaran o Tidak semua materi pembelajaran bisa disajikan dengan bermain peran (role play) a. Kekuatan strategi pembelajaran inkuiri o Pembelajaran lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif o Membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa o Mendorong siswa untuk berfikir o Menghindarkan diri cara belajar tradisional, yaitu guru menguasi kelas o Dapat melayani siswa yang memiliki kemampuan diatas rata- rata b. Kelemahan strategi pembelajaran inkuiri o Membutuhkan waktu yang lama o Pembelajaran inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi o Pebelajaran inkuiri lebih menekankan pada kegiatan pembelajaran berkelompok a. Kekuatan dari pemberian tugas PR kepada siswa: o Agar siswa memahami atau mengingat kembali materi yang telah dipelajari secara mendalam o Agar siswa meluangkan waktu kembali untuk mengulang pembelajaran dirumah o Menjadikan siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan o Bagi seorang guru PR merupakan sebagai wadah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari b. Kelemahan dari pemberian tugas PR kepada siswa: o Siswa tidak memiliki banyak waktu luang untuk keluarga o Beban psikis siswa akan bertambah atau meningkat o Siswa akan sulit untuk belajar secara mandiri 7. Memilih satu alternatif yang dianggap paling efektif Alternatif yang bisa dilakukan oleh Pak Joko dalam menyampaikan pelajaran IPA di kelas VI Tunas Bangsa, yaitu dengan menggunakan metode bermain peran (role play) dalam menyampaikan materi “ciri-ciri perkembangan fisik anak laki-laki dan perempuan di usia remaja”. Guru dapat mengganti media anatomi tubuh manusia dengan meminta siswa sebagai model di dalam pembelajaran, terutama untuk siswa yang sudah menginjak masa puber. Media anatomi tubuh lebih efektif digunakan jika materi yang dibahas adalah bagian-bagian dari tubuh manusia serta letak dan fungsinya, seperti hati, jantung, paru-paru, usus dan sebagainya. 8. Menyusun dan menuliskan jawaban dari masalah/kasus tersebut Adapun langkah-langkah dari penggunaan metode bermain peran (role play) yang bisa Pak Joko lakukan adalah: 1. Pak Joko meminta salah satu siswa yang sudah menginjak masa pubertas maju kedepan kelas, lalu memintanya untuk membaca materi yang dipelajari beberapa menit, kemudian menghentikannya membaca dan meminta siswa lain untuk mengamati perkembangan siswa tersebut, mulai dari suara, terlihat atau tidaknya otot tubuh, pada bagian wajah apakah terdapat jerawat, apakah terdapat jakun pada bagian leher, dan sebagainya. Untuk menjadi model ini Pak Joko bisa meminta siswa laki-laki saja untuk memerankannya, sedangkan untuk siswa perempuan hanya sebatas diberikan penjelasan saja. 2. Jika Pak Joko sudah menyebutkan perubahan yang terjadi padi siswa laki-laki sesuai poin nomor 1 diatas, selanjutnya Pak Joko bisa melakukan tanya-jawab dengan siswa berdasarkan pengamatan siswa terhadap temannya yang telah menjadi model dalam pembelajaran. 3. Setelah siswa memberikan respon atau jawaban terhadap pengamatannya, selanjutnya Pak Joko bisa memberikan penguatan dengan berupa penjelasan terhadap respon yang diberikan siswa tersebut. Dan dengan begitu materi yang dipelajari akan mudah dipahami oleh siswa, sebab siswa dapat mengamati langsung perubahan yang terjadi pada usia remaja. 4. Adapun perkembangan lainnya yang tidak bisa diamati, dapat Pak Joko sampaikan melalui tambahan penjelasan pada saat memberikan materi atau melakukan penguatan di dalam pembelajaran tersebut. Adapun langkah pembelajaran yang bisa Pak Joko lakukan sesuai dengan kasus diatas, yaitu: 1. Kegiatan awal yang dilakukan oleh Pak Joko sudah cukup tepat, diantaranya dengan mengucapkan salam, mengabsen dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Namun, alangkah baiknya jika pada kegiatan awal bisa ditambah dengan mengajak siswa berdo’a bersama, memberikan motivasi kepada siswa, mengajak siswa bernyanyi, menanyakan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari hari ini dan menyampaikan materi yang akan dibahas. 2. Pada kegiatan inti, Pak Joko hendaknya menggunakan metode pembelajaran beragam, salah satunya adalah metode bermain peran (role play). Adapun tambahan untuk kegiatan inti yang bisa Pak Joko lakukan adalah: 3. Pada kegiatan akhir, ada beberapa yang bisa Pak Joko lakukan, diantaranya: o Memberikan LKS sebagai wadah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari o Memberikan penguatan atau kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari o Memberikan tugas tambahan berupa PR, terutama bagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM o Jika pada tugas PR terdapat siswa yang nilainya tidak mencapai KKM, maka hal yang harus Pak Joko lakukan adalah melakukan pengecekan jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Jika hanya 1/2 orang siswa yang dapat nilai dibawah KKM, Pak Joko bisa melakukan pengayaan kepada siswa tersebut diluar jam pembelajaran, atau mengulang sedikit penjelasan dipertemuan berikutnya. o Menggunakan startegi pembelejaran, salah satunya adalah startegi inkuiri yang berpusat kepada siswa dan melibatkan siswa didalam pembelajaran o Pak Joko mengelola kelas dengan baik, jangan sampai siswa ribut tidak karuan yang dapat menggangu terhambatnya kegiatan pembelajaran. Pak Joko bisa meminta siswa untuk tidak ribut dengan memberikan teguran berupa bahasa isyarat o Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang perlu ditanyakan o Pak Joko bisa saja membentuk kelompok kecil terdiri dari beberapa orang siswa, dan meminta siswa untuk berdiskusi tentang materi yang telah dipelajari. o Pak Joko bisa saja meminta siswa untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari sesuai dengan bahasa mereka sendiri. KESIMPULAN : Kasus Pembelajaran Matematika : Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut: Pak Purwadi: "Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
Pak Purwadi: Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini." Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.
Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua. Pertanyaan Kasus A : 1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6). 2. Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15) ATAS PERHATIANNYA DI UCAPKAN TERIMA KASIH Semoga semua sukses Assalamu’alaikum warahmatullahibarakaatuh Selamat menjalankan ibadah Puasa bagi yang berpuasa. Tugas Mandiri Kasus Pembelajaran IPS lbu Ani mengajar di kelas V di satu SD di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh hutan. Apabila kita memandang kearah utara dari halaman SD, akan terlihat hutan pinus di kaki pegunungan yang indah, sedangkan apabila kita memandang ke arah barat, mata kita akan terpaku melihat hutan belantara yang sangat lebat dan dekat. Burung-burung kelihatan beterbangan karena jarak antara hutan dan SD tersebut tidak jauh. Udara di sana cukup sejuk dengan hawa pegunungan yang segar.Di kelas V terdapat 13 orang anak. Meskipun secara resmi, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, namun dalam berkomunikasi baik guru maupun murid menggunakan bahasa daerah. Oleh karena itu, nuansa daerah sangat terasa, baik di dalam maupun di luar kelas. Ketika seorang tamu dari luar daerah bertanya kepada anak- anak, mereka menjawab dengan bahasa Indonesia yang patah-patah, sehingga sukar dipahami maksudnya. Bu Ani membantu memperbaiki jawaban anak tersebut, sehingga dapat dipahami oleh tamu * Suatu hari, dalam pelajaran IPS salah satu topik yang akan disampaikan adalah hutan homogen dan hutan heterogen. Seperti biasa, ketika masuk kelas bu Ani mengucapkan salam yang disambut dengan salam serempak oleh anak-anak. Kemudian bu Ani meminta anak-anak mengeluarkan buku IPS, dan selanjutnya bu Ani memulai pelajaran dengan menuliskan pokok bahasan Sumber Daya Alam, dengan topik/subtopik hutan heterogen dan hutan homogen. Setelah itu, terjadi peristiwa seperti berikut: Bu Ani: anak-anak, hari ini kita belajar tentang hutan homogen dan heterogen. Siapa yang tahu apa itu hutan homogen dan hutan heterogen? Anak-anak terdiam, tidak ada yang menjawab. Sebagian dari mereka ada yang menjawab dalam bahasa daerah, tetapi jawaban tersebut ditujukan kepada temannya, bukan kepada guru. Setelah itu terdengar suara cekikikan. Bu Ani: kalau anak-anak tidak tahu, perhatikan ke papan tulis. * Bu Ani menuliskan definisi atau pengertian hutan homogen dan hutan heterogen di papan tulis; kemudian meminta salah seorang siswa membacanya. Anak yang ditunjuk, mernbaca dengan terbata-bata dan ucapannya tidak begitu jelas. Bu Ani kemudian meminta anak-anak mencatat definisi tersebut dan menghapalkannya. Lima menit kemudian, Bu Ani menghapus tulisan di papan tulis dan meminta anak- anak secara bergilir menyebutkan apa yang dirnaksud dengan hutan homogen dan hutan heterogen. Ternyata tidak ada anak yang mampu menyebutkan definisi itu dengan benar, bahkan mengucapkan kata homogen dan heterogenpun masih susah.Bu Ani berusaha menahan amarahnya, dan meminta anak-anak membaca berkali-kali catatan mereka, sehingga pada pelajaran yang akan datang, anak-anak sudah hapal definisi tersebut. Pelajaran IPS dilanjutkan dengan meminta anak-anak secara bergilir membaca manfaat hutan dari buku Pelajaran IPS sampai waktu istirahat tiba. * Pertanyaan: 1. Tulislah informasi atau hal-hal penting yang telah dilakukan Bu Ani!Tentukan rumusan masalah yang terjadi pada kasus pembelajaran tersebut dalam bentuk kalimat pertanyaan! 2. Identifikasikan penyebab kasus pembelajaran di atas! 3. Berikan alternatif pemecahan masalah sehingga pembelajaran menjadi lebih baik 4. Apa saran dan masukan Saudara kepada Bu Ani agar dapat melakukan pembelajaran agar hasilnya lebih baik!
* KEMBANGKAN KASUS Carilah kasus pembelajaran di internet!
(dengan cara masukkan kata kunci kasus pembelajaran di SD) Analisis dengan 8 langkah analisis Kasus yang kita pelajari!