Anda di halaman 1dari 8

Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Discovery


Learning pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Harmaen Agustina Kasanova*, Hairunnisyah Sahidu, & Susilawati
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Mataram
*Email: harmaeniagustina77@gmail.com

Received: 27 Juni 2022; Accepted: 30 Juni 2022; Published: 30 Juni 2022


DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jpft.v8iSpecial Issue.3771

Abstract - This research aims to develop a discovery learning model of learning device on elasticity and
hooke’s law to improve students’ physics learning outcomes that are valid, practical, anf effective.
Learning device were developed in forms of a syllabus,Lesson Plan, Student Worksheet, evaluasi tools.
This type of research is research and development (R&D) with a procedural development model, named
the 4D model (define, design, develop, and disseminate). The average percentage of learning device
validation related to syllabus, Lesson Plan, Student Worksheet, evaluasi tools achievement were
86.50%, 83.00%, 82.00%, and 86.50%. The practicality of learning device was able to see from the
percentage of the practicality of learning device questionnaires by student that is 94,55%. For the
effectiveness of learning devices was proved from the increasing of students' cognitive learning
achievement that calculated by the N-Gain equation, the results was obtained 0.70 for the hight
category. Based on these results, the learning device that developed valid, practically and effective to
use with some of revisions.

Keywords: Discovery Learning; Learning tools; Learning Outcomes.

PENDAHULUAN intelektualnya (Sanjaya, 2013: 10).


Pembelajaran merupakan suatu proses Pembelajaran yang dilakukan akan menjadi
yang dilakukan oleh individu untuk bermakna bagi peserta didik jika peserta
memperoleh perubahan prilaku yang baru didik dapat memahami pelajaran dengan
secara keseluruhan, sebagai hasil dari menghubungkan materi pelajaran dalam
pengalam individu itu sendiri dalam struktur kognitif dengan konteks dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, kehidupan sehari-hari (Samani, 2014: 8).
2010: 2). Pembelajaran merupakan aktivitas Salah satu bidang studi yang erat kaitannya
yang paling utama dalam dunia pendidikan dengan konteks kehidupan sehari-hari
di sekolah. Ini berarti bahwa keberhasilan adalah Ilmu Pengetahuan Alam .
pencapaian tujuan pendidikan banyak Fisika merupakan salah satu bagian
bergantung pada bagian proses dari Ilmu Pengetahuan Alam atau sains.
pembelajaran. Menurut (Isjoni, 2013: 11) Menurut (Supriyono, 2013) membicarakan
pada dasarnya pembelajaran merupakan hakikat fisika sama halnya dengan
upaya pendidikan untuk membantu peserta membicarakan hakikat sains karena fisika
didik melakukan kegiatan belajar. merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Pembelajaran merupakan proses interaksi dari sains. Oleh karena itu karakteristik
baik antara guru dengan peserta didik, fisika pada dasarnya sama dengan
peserta didik dengan peserta didik, maupun karakteristik sains pada umumnya. Belajar
peserta didik dengan lingkungannya. fisika tidak terlepas dari penguasaan konsep,
Melalui proses interaksi inilah kemampuan teori, serta masalah-masalah baru yang
peserta didik akan berkembang dengan baik memerlukan pemahaman sehingga terdapat
di segala aspek, baik segi mental ataupun perubahan dalam diri peserta didik.Untuk

85
Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

meningkatkan pemahaman guna memenuhi Dari tabel 1.1 Nilai rata-rata ulangan
perubahan tersebut, maka dalam harian kelas XI MIA mata pelajaran fisika
mengajarkan fisika perlu menggunakan tahun ajaran 2020/2021, menunjukan bahwa
perangkat pembelajaran dengan model yang hasil belajar fisika peserta didik di MA NW
tepat. Guru sangat berperan penting dalam Kembang kerang kelas XI MIA tergolong
pemilihan perangkat pembelajaran dengan rendah, karena sebagian tidak memenuhi
model yang tepat dalam mengajarkan fisika. KKM. Hal tersebut disebabkan guru
Berdasarkan hasil observasi yang menggunakan perangkat pembelajaran
peneliti lakukan di MA NW Kembang dengan model yang kurang tepat, terutama
Kerang perangkat pembelajaran yang materi fisika yang sangat membutuhkan
digunakan oleh guru disekolah masih pembuktian konsep.
menggunakan model pembelajaran yang Pemahaman seorang guru tentang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher pentingnya pembelajaran akan
center), selain itu karna Covid-19 yang mempengaruhi guru dalam menggunakan
mewabah sampai ke Indonesia memberikan perangkat pembelajaran dengan model yang
dampak di bidang pendidikan, kegiatan tepat. Salah satu model pembelajaran yang
pembelajaran di sekolah diganti dengan dapat melibatkan peserta didik secara
pembelajaran online sehingga peserta didik langsung adalah model pembelajaran
sangat sedikit yang dapat memahami penemuan (Discovery Learning). Menurut
pembelajaran fisika, dikarenakan (Hosnan, 2014) Discovery Learningadalah
pembelajaran tidak melibatkan peserta didik salah satu model untuk mengembangkan
secara langsung, hal ini menyebabkan hasil carabelajar peserta didik aktif menemukan
belajar peserta didik rendah. Hasil belajar sendiri, menyelidikisendiri, maka hasil yang
peserta didik pada mata pelajaran Fisika MA diperoleh akan setia dan tahanlama dalam
NW Kembang Kerang tahun ajaran ingatan, tidak akan mudah dilupakan
2020/2021 menunjukan bahwa masih olehpeserta didik.Menurut (Hanafiah dan
banyak peserta didik yang memperoleh nilai Suhana, 2009: 77) model penemuan
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (Discovery) merupakan suatu rangkaian
(KKM).Keriteria Ketuntasan Minimum kegiatan pembelajaran yang melibatkan
(KKM) untuk mata pelajaran Fisika di MA seluruh kemampuan siswa secara maksimal
NW Kembang Kerang adalah 70. Data hasil untuk mencari dan menyelidiki secara
ulangan harian yang dimaskud tersebut sistematis, kritis dan logis sehingga siswa
dapat dilihat pada tabel berikut. dapat menemukan sendiri pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagai wujud
Tabel 1.Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Mata adanya perubahan tingkah laku. Penerapan
Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2020/2021 discovery learning dalam pembelajaran
Kelas Jumlah Nilai KK Keterang menuntut guru untuk mendorong peserta
peserta rata- M an didik agar mandiri melakukan
didik rata
penemuanpenemuan.Menurut Djiwandono,
XI 20 70 70 Tuntas
MIA 2008: 173) guru sebaiknya mendorong
a peserta didik untuk menyelesaikan masalah
XI 20 65 70 Tidak
MIA tuntas
mereka sendiri daripada mengajar mereka
b dengan memberikan jawaban-
(Sumber;Guru Fisika MA NW Kembang-Kerang ). jawaban.Penelitian tentang pengembangan
perangkat pembelajaran model Discovery

86
Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

learning sudah banyak dilalukan oleh penelitian menurut (Arikunto, 2010: 265)
peneliti-peneliti sebelumnya. Indiastuti merupakan alat bantu yang dipilih dan
(2016: 53) menyatakan pengembangan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
perangkat pembelajaran Discovery Learning mengumpulkan data agar kegiatan penelitian
mempunyai kevalidan, kepraktisan dan menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
keefektifan yang baik. Pengumpulan data dengan menggunakan
Berangkat dari permasalahan diatas instrument dalam penelitian ini yaitu:
peneliti akan mengembangkan perangkat memberikan tes awal (pretest) pada peserta
pembelajaran Fisika di MA NW Kembang didik untuk mencari tahu kemampuan awal
Kerang dengan judul “Pengembangan peserta didik pada materi elastisitas dan
Perangkat Pembelajaran Model Discovery hokum hooke dan sebagai data awal.
Learning Pada Materi Elastisitas Dan Memberikan lembar validasi kepada
Hukum Hooke Untuk Meningkatkan Hasil validator ahli dan validator praktisi untuk
Belajar Fisika Peserta Didik”. mengetahui validitas produk. Memberikan
angket kepaktisan perangkat pembelajaran
METODE PENELITIAN kepada peserta didik untuk mengetahui
Jenis penelitian yang digunakan kepraktisan perangkat pembelajaran.
adalah penelitian pengembangan (research Memberikan tes hasil belajar (postest)
and development). (Setyosari, 2015) kepada peserta didik untuk mengetahui
menyatakan penelitian pengembangan efektivitas perangkat pembelajaran.
adalah suatu proses yang dipakai Pemberian penilaian pada lembar validasi
mengembangkan dan memvalidasi produk dan lembar kepraktisan perangkat
pendidikan, pengembangan dapat berupa pembelajaran menggunakan skala Likert 1-
proses, produk, dan rancangan.Desain 4.
penelitian yang digunakan adalah desain
pengembangan 4D. Menurut Thiagarajan Validitas Perangkat Pembelajaran
dalam Al-Tabany (Al-Tabany, 2014), model Perhitungan persentase validitas
pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama perangkat pembelajaran menggunakan
yaitu: (1) Define (pendefinisian); (2) persamaan sebagai berikut:.
Design(peran-cangan); (3) Develop 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100 (1)
𝑁 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
(pengembangan); (4) Desseminate
Hasil persentase yang diperoleh
(penyebarluasan). Penelitian dilaksanakan
ditafsirkan menggunakan interpretasi
pada tahun ajaran 2021/2022 di MA NW
sebagai berikut.
Kembang Kerang. Subjek penelitian adalah
peserta didik kelas XI MIAb. Pengumpulan
Tabel 3. Kriteria Validitas Perangkat
data merupakan kegiatan bagaimana data Pembelajaran
penelitian itu diperoleh (Setyosari, 2015). Kate Persentase Kualifi- Tindak
Data yang digunakan dalam penelitian ini -gori (%) kasi Lanjut
4 86% - 100% Sangat Implementasi
berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
layak
Data kualitatif berupa komentar maupun 3 76% - 85% Layak Implementasi
saran yag diberikan validator pada tahap 2 56% - 75% Cukup Revisi
validasi. Sedangkan data kuantitatif layak
diperoleh dari hasil analisis lembar validasi, 1 >55% Kurang Revisi
layak
lembar kepraktisan oleh peserta didik, dan
hasil belajar peserta didik. Instrumen (Sugiyono,2016)

87
Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

Kepraktisan Perangkat Pembelajaran


Perhitungan persentase kepraktisan HASIL DAN PEMBAHASAN
perangkat pembelajaran juga mengguanakan Tahap Pendefinisian (Define)
persamaan sebelumnya dengan interpretasi Pada tahap ini terdapat 5 kegiatan yang
sebagai berikut. dilakaukan, yaitu: a) melakukan analisis
awal untuk menetapkan masalah dasar yang
Tabel 4. Kriteria Kepraktisan Perangkat dihadapi dalam pembelajaran fisika. Hasil
Pembelajaran dari kegiatan ini, diketahui bahwa hasil
Kate Persentase Kualifi- Tindak belajar peserta didik pada mata pelajaran
-gori (%) kasi Lanjut
4 86% - 100% Sangat Implementasi fisika tergolong rendah, disebabkan oleh
layak pemilihan perangkat pembelajaran dengan
3 76% - 85% Layak Implementasi model yang kurang tepat oleh guru mata
2 56% - 75% Cukup Revisi pelajaran, guru masih menggunakan model
layak
pembelajaran yang berpusat pada guru; b)
1 >55% Kurang Revisi
layak melakukan analisis peserta didik untuk
(Sugiyono,2016) mengetahui karakteristik mereka, peserta
didik masih kurang aktif dalam kegiatan
Efektivitas Perangkat Pembelajaran
pembelajaran. Sangat sedikit yang terlibat
Keefektifan perangkat pembelajaran
dalam proses tanya jawab pada saat
didasarkan pada pencapaian peserta didik
pembelajaran, sehingga kurang memahami
dalam menyelesaikan tes hasil belajar. Nilai
materi dan menyebabkan hasil belajar
maksimal pada tes hasil belajar adalah 100
peserta didik khususnya mata pelajaran
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
fisika tergolong rendah, berdasarkan nilai
yang ditetapkan untuk pelajaran fisika yaitu
ulangan harian yang diberikan oleh guru
75. Untuk mengetahui peningkatan hasil
mata pelajaran ada beberapa peserta didik
belajar ditentukan dengan menggunakan
yang tidak mencapai KKM; c) melakukan
StandardGain (N-Gain) dengan persamaan
analisis tugas, yaitu tugas-tugas pokok yang
berikut:
harus dikuasai peserta didik agar dapat
𝑋̅𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑋̅𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑆𝑡𝑑 < 𝑔 > = (2) mencapai kompetensi minimal. Pada
𝑋̅𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑋̅𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Dimana: kegiatan ini peneliti melakukan analisis
𝑋̅𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 : skor post-test silabus, Kompetensi Inti (KI), dan
𝑋̅𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 : skor pre-test Kompetensi Dasar (KD) pada materi
𝑋̅𝑚𝑎𝑘𝑠 : skor maksimum 100 elastisitas dan hukum hooke yang terdapat
dalam KD 3.2 dan 4.2. Analisis dilakukan
Dengan interpetasi indeks N-Gain sebagai untuk menyusun Indikator Pencapaian
berikut. Kompetensi (IPK). Adapun indikator untuk
Tabel 5. Interpretasi Indeks N-Gain KD 3.2 yang dibuat yaitu berjumlah 5 butir
N-Gain Score (g) Interpretasi dan untuk KD 4.2 sebanyak 4 butir; d)
0,70 < g < 1,00 Tinggi melakukan analisis konsep, yaitu melakukan
0,30 < g < 0,70 Sedang identifikasi konsep-konsep utama yang
0,0 < g < 0,30 Rendah
terdapat pada materi yang akan digunakan
(Sundayana, 2014).
pada proses pembelajaran, yaitu materi

88
Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

elastisitasdan hukum hooke. Adapun hasil dan hukum hooke terdapat pada gambar peta
identifikasi konsep pada materi elastisitas konsep di bawah ini.

Gambar 1. Peta Konsep Elastisitas dan Hukum Hooke


e) menentukan spesifikasi tujuan kurikulum. Perangkat yang digunakan
pembelajaran, yaitu peneliti merumuskan adalah perangkat model discovery
tujuan pembelajaran berdasarkan hasil learningmateri Elastisitas dan Hukum
analisis KI, KD, dan IPK. Hasil pada Hooke yang kemudian divalidasi oleh
kegiatan ini berupa 12 butir tujuan validator ahli dan validator praktisi. Adapun
pembelajaran untuk materi elastisitas dan hasil pada tahap ini berupa rancangan awal
hukum hooke; f) Penyusunan instrument perangkat pembelajaran, yaitu silabus, RPP,
penelitian, yaitu kegiatan yang dimulai LKPD dan alat evaluasi.
dengan Menyusun lembar Validasi untuk Rancangan awal silabusmenghasilkan
tiga validator ahli dan tiga validator praktisi silabus model discovery learning
terdapat pada lampiran 5, lembar angket memodifikasi silabus yang sudah ada pada
kepraktisan untuk peserta didik terdapat kurikulum 2013 revisi. Silabus ini sebagai
pada lampiran 6, dan membuat lembar dasar dari penyusunan RPP, dimana di
penilaian untuk mengetahuai keefektifan dalam silabus berisi Identitas, KI, KD,
perangkat serta Menyusun instrument tes Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran,
terdapat pada lampiran 4. Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber
Belajar (Kemendikbud, 2016 no.22).
Tahap Perancangan (Design) Rancangan awal RPP menghasilkan
Tahap perancangan merupakan tahap rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
merancang format awal perangkat model discovery learning berisi panduan
pembelajaran, Menurut (Ngalimun, 2014) bagi guru untuk mengajar, didalamnya
didefinisikan sebagai suatu perencanaan terdapat susunan kegiatan pembelajaran.
atau pola yang dapat kita gunakan untuk Pada kegiatan inti pembelajaran, diterapkan
mendesain pola-pola mengajar secara tatap sintaks model discovery learning:
muka di dalam kelas dan menentukan materi Stimulation (Pemberi Rangsangan),
atau perangkat pembelajaran termasuk di Problem Statement (Identifikasi Masalah),
dalmnya buku-buku, media, tipe-tipe dan Data Collection (Pengumpulan Data), Data
89
Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

Processing (Pengolahan Data), Verification 1 Silabus 86,50 Sangat


layak
(Pembuktian), Generalization (Menarik 2 RPP 83,00 Layak
Kesimpulan) (Sani, 2014: 68-71) . 3 LKPD 82,00 Layak
Rancangan awal LKPD menghasilkan 4 AlatEvaluasi 86,50 Sangat
layak
lembar kerja peserta didik berdasarkan
Berdasarkan hasil validasi tersebut,
tujuan pembelajaran yang disesuaikan
maka perangkat pembelajaran model
dengan model discovery learning. Menurut
discoveri learning pada materi elastisitas
(Sahidu, 2016: 110) komponen LKPD
dan hukum hooke yang dikembangkan valid
meliputi: judul eksperimen, materi singkat
untuk digunakan dengan sedikit revisi yang
tentang materi, alat dan bahan, prosedur
harus dilakukan pada beberapa bagian
eksperimen, data pengamatan serta
berdasarkan saran dan masukan yang
pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan
diberikan oleh validator. Selanjutnya
diskusi.
dilakukan uji coba terbatas pada perangkat
Rancangan awal alat evaluasi
pembelajaran yang telah direvisi dengan
menghasilkan alat evaluasi berupa
subjek peserta didik kelas XI MIA b di MA
instrumen penilaian untuk hasil belajar
NW Kembang Kerang. Tujuan dilakukannya
kognitif,apektif dan psikomotor.Teknik
uji coba ini adalah untuk mengetahui
penilaian yang digunakan untuk mengukur
kepraktisan dan efektivitas perangkat
kompetensi pengetahuan dalam penelitian
pembelajaran yang dikembangkan.
ini yaitu teknik tes yang berupa nilai hasil
Penilaian kepraktisan perangkat
pretest dan posttest dan penugasan dalam
pembelajaran dilihat dari analisis angket
LKPD.Untuk mengukur kompetensi sikap
kepraktisan perangkat pembelajaran oleh
digunakan penilaian diri dan untuk
peserta didik. Kepraktisan perangkat
kompetensi keterampilan digunakan skala
pembelajaran didapatkan dari lembar
penilaian (Kemendikbud, 2013 no.66).
penilaian kepraktisan oleh peserta didik,
nilai presentase rata-rata yang didapatkan
Tahap Pengembangan (Develop)
adalah 94.55 % dengan kategori sangat
Tahap pengembangan (Develop)
layak.
adalah tahap untuk menghasilkan produk
Untuk efektivitas perangkat
pengembangan berupa perangkat
pembelajaran, dilihat dari peningkatan hasil
pembelajaran yang dilakuan dengan dua
belajar peserta didik berdasarkan nilai rata-
langkah. Langkah pertama adalah uji
rata pretest dan posttest, kemudian dianalisis
Validasi produk oleh validator dan Langkah
dengan menggunakan persamaan N-Gain.
kedua yaitu uji coba terbatas.
Untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel di
Validasi produk dilakukan oleh 3
bawah ini.
orang dosen sebagai validator ahli dan 3
orang guru sebagai validator praktisi. Tabel 7. Peningkatan Hasil Belajar Peserta
Adapun hasil validasi perangkat Didik
pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: ̅ 𝑷𝒓𝒆
𝑿 ̅ 𝑷𝒐𝒔𝒕
𝑿 N-Gain Kategori
− 𝒕𝒆𝒔𝒕 − 𝒕𝒆𝒔𝒕
Tabel 6. Hasil Validasi Silabus,RPP, LKPD, 30 77 0,7 Tinggi
dan Alat Evalusi
No. Perangkat Persentase Kriteria Tahap Penyebarluasan (Disseminate)
Pembelajaran Rata-rata Tahap penyebaran ini adalah tahap
(%)
akhir dari penelitian. Tujuan dari tahap ini
yaitu untuk menyebarluaskan produk
90
Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

penelitian, antara lain penggunaan perangkat Progresif, dan Kontekstual. Jakarta:


pembelajaran model discovery learning Prenadamedia Group.
yang telah dikembangkan dalam Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
pembelajaran di MA NW Kembang Kerang Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
oleh guru yang lain dan kelas yang lain mata Rineka Cipta.
pelajaran fisika kelas XI MIA. Djiwandono, S.L.W. (2008). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
PENUTUP Hanafiah, N & Cucu, S. (2009). Konsep
Perangkat pembelajaran yang Strategi Pembelajaran. Bandung:
dikembangkan berupa silabus, RPP, LKPD, Refika Aditama.
dan alatevaluasi valid untuk digunakan Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik
dengan sedikit revisi berdasarkan masukan dan Kontekstual dalam
dan saran yang diberikan validator pada Pembelajaran Abad 21. Bogor:
tahap validasi. Untuk kepraktisan dan Ghalia Indonesia.
efektivitas perangkat pembelajaran, Indiastuti, F. (2016). Pengembangan
berdasrkan hasil uji coba diketahui bahwa perangkat model discovery learning
perangkat pembelajaran yang dikembangkan berpendekatan saintifik untuk
praktis digunakan dan efektif untuk meningkatkan berpikir kreatif dan
rasa ingin tahu. Jurnal Pendidikan
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Matematika RAFA, 2(1), 41-55.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
diharapkan pendidik lebih aktif lagi dalam Isjoni. (2013). Cooverative Learning
(Evektivitas Pembelajaran
kegiatan pembelajar dan guru dapat memilih
Kelompok). Bandung: Alfabeta.
metode pembelajaran yang tepat dan dapat
mendorong peserta didik untuk menemukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
(2013). Peraturan Mentri
sendiri konsep dari materi pembelajaran
Pendidikan dan kebudayaan No.66
sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi tentang Standar Penilaian
peserta didik sehingga dapat meningkatkan Pendidikan. Jakarta: Kementrian
hasil belajar peserta didik. Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
UCAPAN TERIMAKASIH (2016). Peraturan Menteri
Penulis mengucapkan banyak Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
terimakasih kepada ibu Dra. Hj. 22 Tahun 2016 tentang Standar
Hairunnisyah Sahidu, M.Pd. dan ibuDra. Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kementerian
Susilawati, M.Si., Ph.D. atas kesabaran
Pendidikan dan Kebudayaan.
dalam membimbing dan masukan-masukan
yang diberikan selama penelitian ini. Ngalimun. (2014). Strategi dan Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Ucapan terimakasih juga kepada pihak-
Pressindo.
pihak yang telah membantu secara langsung
maupun tidak langsung dan kepada pihak- Sahidu, C. (2016). Program Pembelajaran
Fisika (P3F). Mataram: FKIP
pihak yang memberikan dukungan moril
Universitas Mataram.
maupun materil.
Samani, M. (2014). Konsep dan Model
Pendidikan Karakter. Bandung: PT
REFERENSI
Remaja Rosdakarya.
Al-Tabany, T. I. B. (2014). Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif,

91
Volume 8 Special Edition 2022 Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (JPFT)

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran Saintifik


untuk implementasi kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan:
Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Setyosari, P. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sundayana, R. (2019). Statistika Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supriyono. (2013). Psikologi Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

92

Anda mungkin juga menyukai