1 Januari 2018
Dwikari Eniyati
SMA Negeri 5 Kota Bogor
Jalan Manunggal No. 22, Kota Bogor
sman5kotabogor@yahoo.co.id
119
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
dianalisis peserta didik di atas KKM 16 Bogor pada semester genap tahun
orang (30%), di bawah KKM 24 (70%) pelajaran 2016/2017; dan 3) mengukur
dengan nilai rata-rata kelas 58 Hal ini seberapa besar peningkatan hasil belajar
disebabkan lemahnya pemahaman tentang peserta didik pada mata pelajaran fisika
fluida dan semangat belajar yang kurang tentang fluida setelah menggunakan
Untuk itu peneliti mencoban menerapkan model pembelajaran discovery di kelas XI
model pembelajaran discovery. Dalam IPA B SMA 5 Kota Bogor pada semester
mencapai tujuan, teknik penyajian genap tahun pelajaran 2016/2017.
dipandang sebagai suatu alat atau suatu Teknik yang digunakan dalam
cara yang digunakan oleh guru agar tujuan pembelajaran ini adalah pembelajaran
dari pelajaran itu tercapai. Setiap teknik melalui proses penemuan. Teknik ini
mengajar hanya dapat digunakan dalam merupakan bentuk pembelajaran sains
situasi dan tujuan tertentu, kalau situasi yang menekankan pada inquiry sehingga
dan tujuan berubah, maka cara dapat menumbuhkan kembali motivasi dan
mengajarnya juga harus berubah keinginan belajar bagi para peserta didik
(Roestiyah, 2004:3). serta dapat meningkatkan hasil belajar.
Melalui Penelitian Tindakan Kelas
Pembelajaran Fisika
(PTK), penelitian ini bertujuan untuk
Belajar adalah suatu proses yang ditandai
meningkatkan hasil belajar yang sekaligus
dengan adanya perubahan pada diri
dapat melibatkan peserta didik secara aktif
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses
dalam pembelajaran. Secara rinci tujuan
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
penelitian ini yaitu: 1) mengetahui apakah
bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pembelajaran model discovery dapat
pemahaman, sikap dan tingkah laku,
meningkaatkan hasil belajar peserta didik
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
tentang fluida di kelas XI IPA B SMA 5
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada
pada semester genap tahun pelajaran
individu yang belajar berkat adanya
2016/2017 Kota Bogor; 2)
pengalaman. (Sudjana, 2005). Menurut
menggambarkan bagaimanakah proses
kaum konstruktivis (Suparno, 2007:61)
peningkatan hasil belajar peserta didik
belajar merupakan suatu proses aktif
tentang fluida sebelum dan sesudah
peserta didik mengkonstruksi arti teks,
menggunakan model pembelajaran
dialog, pengalaman fisis, dan lainnya.
discovery di kelas XI IPA B SMA 5 Kota
Belajar juga merupakan suatu proses
120
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
121
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
bencana alam tidak akan berjalan secara setiap pembelajarannya akan membuat
optimal tanpa pemahaman yang baik kegiatan belajar mengajar menjadi
tentang fisika. bevariasi dan tentu hal ini bisa
Pada tingkat SMA/MA, fisika menghindari kejenuhan siswa dalam
dipandang penting untuk diajarkan sebagai belajar.
mata pelajaran tersendiri dengan beberapa Pembelajaran menggunakan model
pertimbangan. Pertama, selain discovery, peserta didik didorong untuk
memberikan bekal ilmu kepada peserta belajar secara aktif melakukan proses
didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan penguasaan konsep dan prinsip-prinsip.
sebagai wahana untuk menumbuhkan Pada proses tersebut guru mendorong
kemampuan berpikir yang berguna untuk peserta didik untuk memperoleh
memecahkan masalah di dalam kehidupan pengalaman dan melakukan percobaan
sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika yang memungkinkan mereka menemukan
perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih konsep sendiri (process of discovery).
khusus yaitu membekali peserta didik Dengan menggunakan model discovery
pengetahuan, pemahaman dan sejumlah situasi belajar mengajar berpindah dari
kemampuan yang dipersyaratkan untuk situasi teacher dominated learning
memasuki jenjang pendidikan yang lebih (hubungan vertikal) menjadi situasi
tinggi serta mengembangkan ilmu dan student dominated learning (hubungan
teknologi. horizontal).
Pembelajaran Fisika dilaksanakan Gilstrap (Suryosubroto, 2007)
secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan mengemukakan petunjuk langkah-langkah
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap yang harus ditempuh kalau seorang guru
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah melakukan model pembelajaran discovery.
satu aspek penting kecakapan hidup. Langkah-langkah yang harus dikerjakan
itu adalah: 1) Mengajak berpikir peserta
Model Pembelajaran Discovery
didik tentang prinsip fluida mengalir
Model Pembelajaran Discovery learning
sampai mereka paham dan
adalah merupakan suatu alat yang biasa
familier,menilai kebutuhan dan minat
dipergunakan oleh para pendidik agar
peserta didik, dan menggunakannya
proses pembelajaran bisa berjalan dengan
sebagai dasar untuk menentukan tujuan
maksimal. Selain itu model pembelajaran
yang berguna dan realistis untuk mengajar
yang diaplikasikan oleh pendidik pada
122
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
123
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
124
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
dengan membagi kelompok dan dan menyenangkan, ini terlihat dari peserta
membantu menjelaskan peranan peserta didik yang menjawab pertanyaan guru dan
didik; 3) Pengenalan konsep yang akan menyimpulkan sifat fluida dinamika
diajarkan dengan memberi pertanyaan (bergerak); 2) Adanya kerjasama antara
yang berhubungan dengan sasaran, seperti peserta didik disetiap kelompoknya yang
: apa yang terjadi jika …; 4) Pengenalan terdiri dari 5 – 6 orang per kelompok; 3)
pembelajaran dengan pendekatan melalui Peserta didik menjawab pertanyaan guru
model discovery, yaitu menunjukkan sesuai dengan yang diketahui dan antusias
kasus-kasus yang mirip dengan masalah memperhatikan penjelasan guru; 4)
dalam kehidupan sehari-hari; 5) Peserta Peserta didik memberi contoh-contoh pada
didik memimpin analisis sendiri, guru kasus yang lain; 5) Peserta didik
mencek dan membantu menarik merumuskan prinsip dan generalisasi atas
kesimpulan yang benar; 6) Perluasan hasil penemuannya; 6) Adanya
konsep dengan mengenalkan penguasaan materi pembelajaran oleh
pengembangan konsep. peserta didik.
Acting
Refleksi
Tindakan yang akan dilakukan pada
Tahapan pengkajian tindakan selanjutnya
penelitian ini ada 2 (dua) siklus, yaitu pada
adalah tahapan refleksi mulai dari
siklus ke-1 peserta didik dibagi menjadi 6
perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai
kelompok, dengan masing-masing
dengan pengamatan. Setelah siklus 1
kelompok terdiri dari 5 -6 orang. Pada
dilaksanakan, kemudian direfleksi untuk
siklus ke- 2 masing-masing peserta didik
melihat kekurangan yang timbul pada
diberi tes uji kompetensi, yang hasilnya
pelaksanaan siklus 1. Semua kelemahan
nanti akan dibandingkan dengan hasil
yang muncul pada siklus 1 diperbaiki pada
belajar sebelum diberi tindakan dengan
siklus 2. Apabila terjadi permasalahan
model discovery.
akan direfleksi kembali pada siklus
Dalam observasi ini pengamatan yang terselesaikan dengan baik dan dianggap
125
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
126
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
Teknik
Ukuran
No Target yang diharapkan pengumpulan
keberhasilan
data
Ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan Hasil tes
belajar Minimal) setiap siswa
1 perorangan minimal 76. Ada 1peserta
didik nilainya di bawah
KKM (76)
Ketuntasan Semua siswa memperoleh Hasil tes
2
klasikal nilai mencapai KKM
Semangat belajar Minimal 87 % peserta didik Lembar
peserta didik menunjukkan keikutsertaan, Observasi
3
semangat, dan aktif dalam
pembelajaran
127
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
128
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
didik melakukan diskusi secara klasikal bertanya tentang hal-hal yang belum
untuk menarik kesimpulan dari materi dipahami dari materi yang telah dipelajari;
yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini 7) Peserta didik menjawab soal uji
pula peserta didik diberi kesempatan untuk kompetensi berupa tes tertulis yang telah
bertanya tentang hal-hal yang belum dipersiapkan oleh guru.
dipahami dari materi yang telah dipelajari.
Hasil Observasi
b. Pelaksanaan pembelajaran pada Berdasarkan pengamatan dari pelaksanaan
pertemuan kedua
pembelajaran pada pertemuan pertama di
Tahapan pelaksanaan pembelajaran siklus 1 peserta didik cukup termotivasi
pertemuan kedua sebagai berikut: 1) Guru untuk mengikuti pelajaran, tetapi masih
meneliti tingkat kesiapan peserta didik ada peserta didik yng kurang memahami
dengan mengajak berpikir peserta didik arah pembicaraan guru. Menurut Brown
tentang prinsip dan konsep asas (2004,72) Motivation is the extent to which
kontinuitas pada fluida bergerak sampai you make choices about (a) goals to
mereka paham dan familier; 2) Mengatur pursure and (b) the effort you will devote
susunan kelas dan menyiapkan situasi arus to that pursuit.
bebas pikiran dengan membagi kelompok Jadi motivasi terdiri dari motivasi
dan membantu menjelaskan peranan intrinsik dan motivasi ekstrinsik, motivasi
peserta didik; 3) Guru menjelaskan secara ekstrinsik didapat dari lingkungan (luar),
singkat yang diselingi Tanya jawab sehingga dalam hal ini guru harus mampu
tentang konsep asas kontinuitas; 4) Peserta memotivasi [peserta didik agar tertarik
didik secara berkelompok melakukan dengan pelajaran yang akan disampaikan,
diskusi untuk menjawab pertanyaan dan oleh karena itu guru harus lebih cerdas
permasalahan pada lembar kerja yang telah dalam memberikan motivasi, dan bila
disiapkan guru; 5) Peserta didik perlu gunakan bahasa yang mudah dicerna
mempresentasikan hasil diskusi kelompok oleh para peserta didik. Selain itu masih
masing-masing; 6) Guru menutup ada peserta didik yang kurang serius
pelajaran dengan membimbing peserta melaksanakan kegiatan dan masih banyak
didik melakukan diskusi secara klasikal peserta didik yang kurang teliti dalam
untuk menarik kesimpulan dari materi melaksanakan kegiatan dan masih ada
yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini yang kurang terampil melakukan kegiatan
pula peserta didik diberi kesempatan untuk meskipun sudah diberi petunjuk, hal ini
129
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
130
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
100
peserta didik jarang melaksanakan
80
praktikum.
60
Kurangnya ketelitian peserta didik
40
berakibat pada ketidakmampuan peserta
20
didik dalam membuat peta konsep dari
sebuah konsep yang merupakan
0
tuntas belum rerata kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan
tuntas
peserta didik. Dengan demikian peserta
78% 22% rerata 77
didik yang bertanya dan memberikan
Gambar 4. Hasil Belajar Peserta Didik tanggapan juga relatif sedikit.
Berdasarkan analisis data,
observasi, dan hasil belajar di atas, masih
131
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
Dalam melaksanakan tindakan di siklus II, terlebih dahulu mengkondisikan kelas agar
adalah dua kali pertemuan, adapun mengecek kehadiran peserta didik dan
132
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
kontinuitas dan asas Bernoulli sehingga Berikut ini akan disajikan gambar
dapat memotivasi peserta didik; 3) Guru 5 yang menggambarkan persentase
membagi peserta didik dalam kelompok keaktifan peserta didik selama
untuk melakukan percobaan yang pembelajaran di siklus II. Dari gambar 5
disajikan di lembar kerja; 4) Peserta didik terlihat bahwa keaktifan peserta didik pada
mewakili kelompoknya untuk siklus II tampak 87,50 % menunjukkan
mempresentasikan hasil diskusi dan keaktivan yang baik atau 35 orang dari 40
temuannya dari percobaan yang telah peserta didik termotivasi mengikuti
dilakukan; 5) Peserta didik bersama pembelajaran di siklus II, sedangkan 12,50
menarik kesimpulan dari materi yang telah % atau 5 orang peserta didik cukup
dipelajari dengan bimbingan guru; dan 6) termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
Guru melakukan uji kompetensi berupa tes
tertulis.
keaktifan peserta
didik di siklus II
0
Hasil Observasi
Observasi pada siklus II dilakukan setelah 12,5%
baik
ada perbaikan kelemahan yang muncul di
cukup
siklus 1, sehingga pada siklus II hal itu 87,5% kurang
tidak muncul kembali, hingga jelas ada
perubahan meskipun tidak sepenuhnya
berubah.
Perbaikan yang terlihat dalam Gambar 5. Aktivitas Peserta Didik Pada
kegiatan pembelajaran adalah semangat Siklus II
133
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
134
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
80
KKM (76) sebanyak 3 orang. Sementara
yang berada dibawah KKM ada 1 orang.
60
rata-rata
97% Aktivitas peserta didik selama
40 belum tuntas
pembelajaran dengan model discovery
20 tuntas
sebanyak 87,50 % atau 35 orang sangat
0 3% 80
baik mengikuti pembelajaran, hanya 12,50
% atau 5 orang yang kadang-kadang aktif
mengikuti pembelajaran. Aktivitas guru
Gambar 7. Hasil Belajar Peserta Didik selama di siklus II juga mencapai 98 %
Pada Siklus II dapat memotivasi peserta didik,
Dari gambaran gambar 7 di atas, Pengamatan observer tentang keaktifan
rata-rata nilai tes uji kompetensi jika guru pada tabel masih terlihat 2 % pada
dibandingkan dengan siklus 1 ada kolom cukup, atau dalam mengamati
kenaikan persentase ketuntasan 19,75 %, proses belajar guru masih perlu membagi
yaitu dari 77,25 % naik menjadi 97 %, waktu untuk mengkondisikannya, hal ini
sehingga rata-rata perolehan nilaipun jadi dikarenakan jumlah peserta didik yang
meningkat. Hal ini memberi gambaran cukup banyak, sehingga guru perlu butuh
bahwa ada perubahan yang lebih baik dari waktu lebih jika semuanya bisa
siklus 1 ke siklus II. teramati.dan hanya 2 % yang masih belum
memenuhi sesuai kriteria.
Refleksi
Berdasarkan data pra siklus, siklus I dan D. Pembahasan
siklus II yang diperoleh ternyata model Untuk melihat perbedaan sekaligus
pembelajaran discovery dapat menyimpulkan hasil belajar yang
meningkatkan hasil belajar. Selain itu diperoleh sebelum diberi tindakan dan
model pembelajaran ini juga dapat setelah diberi tindakan maka berikut ini
membuat peserta didik termotivasi untuk ditampilkan rekapitulasi hasil belajar pra
belajar. Hampir seluruh peserta didik
135
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
siklus, siklus 1 dan siklus 2 pada Gambar dibanding secara konvensional. Hal ini
8. bisa diamati dari hasil data observasi
200 peserta didik setelah diberi tindakan pada
180 siklus 1 peserta didik mulai termotivasi
160
dibanding sebelum diberi tindakan.
140
Kemudian pembelajaran di siklus II
120
belum tuntas aktivitas dalam pembelajaran fluida
100
80 tuntas
dinamika ada peningkatan kearah yang
60 rata
lebih baik. Jika data aktivitas pada siklus 1
40
dan siklus II dibuat dalam bentuk grafik
20
0 akan terlihat seperti Gambar 9 berikut ini.
pra siklus siklus
siklus 1 2
20 baik
ketidak tuntasan dari hasil belajar pada tiap
siklus. Warna hijau adalah ciri nilai yang 0
siklus siklus
belum tuntas, pada pra siklus terlihat 1 2
warna hijau lebih lebar dibandingkan
Gambar 9. Data Keaktifan Peserta Didik
warna lain, artinya masih banyak peserta pada Siklus 1 dan II
didik yang belum tuntas pada pra siklus.
Untuk melihat adanya peningkatan
Sementara pada gambar di siklus 1, warna
nilai terendah dan nilai tertinggi pada
hijau sudah semakin menyempit, dan
setiap siklus dari hasil belajar dengan
akhirnya di siklus 2 hanya tersisa 3 % atau
menggunakan model pembelajaran
1 orang saja dari 40 peserta didik yang
discovery atau penemuan, maka akan
belum tuntas.
dibuat grafik peningkatan nilai terendah
Pembelajaran fluida dinamik atau
dan tertinggi tiap siklusnya. Adapun
fluida bergerak dengan menggunakan
bentuk tabel pada kegiatan pra siklus
model discovery atau penemuan ternyata
kemudian siklus I dan berakhir di siklus II
dapat memotivasi peserta didik lebih baik
akan disajikan di bawah ini.
136
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
137
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
Ini sesuai dengan prinsip belajar melalui KKM sebanyak 33 orang, sisanya 2 peserta
proses penemuan yang menjadikan didik mendapat nilai tepat dibatas KKM.
pengajaran menjadi student-centered. Karena pada kegiatan di siklus I masih ada
Hal ini membuktikan bahwa model kelemahan-kelemahan yang perlu
pembelajaran discovery cocok untuk diperbaiki, maka dilakukan tindakan
diterapkan pada materi fluida dinamika lanjutan sebagai siklus yang ke II. Adapun
dengan pokok bahasan prinsip zat alir, perolehan persentase ketuntasan di siklus
sifat dan ciri fluida ideal, persamaan II adalah 97 % atau sebanyak 39 peserta
kontinuitas dan asas Bernoulli. Penerapan didik dari 40 peserta didik, bahkan peserta
model discovery juga dapat meningkatkan didik setelah di siklus II mendapat nilai
persentase ketuntasan belajar peserta didik sempuna atau 100 yang jumlahnya ada 2
seperti yang tersaji pada Gambar 11 peserta didik.
berikut. Berdasarkan pengamatan observer
tentang data keaktifan peserta didik selama
pembelajaran di siklus I menunjukkan
120
bahwa 17 peserta didik yang aktif atau
100
sekitar 51,51% , peserta didik yang cukup
80
aktif
pra siklus ada 11 orang atau 33,33%, dan
60
97% siklus 1sisanya 5 orang atau 15,15% adalah
40 84%
siklus ii
peserta didik yang kurang aktif. Setelah
20
20%
guru memperbaiki hasil refleksi di siklus I,
0
pra siklus I siklus maka peningkatan keaktifan peserta didik
siklus II
mulai terlihat. Jumlah peserta didik yang
Gambar 11. Peningkatan Ketuntasan aktif di siklus II ada 35 orang atau sekitar
Belajar peserta didik Tiap Siklus
84,84%, yang cukup aktif ada 5 orang atau
Dari gambar 11 di atas diperoleh 15,15% pada saat pembelajaran. Di sini
bahwa pada pra siklus ketuntasan belajar terlihat tidak ada peserta didik yang tidak
peserta didik hanya mencapai 20,00 % aktif saat pembelajaran. Dengan ada
atau berjumlah 8 orang dari 40 peserta banyaknya peserta didik yang aktif pada
didik, sementara pada siklus II setelah saat pembelajaran ini menunjukkan bahwa
diberi tindakan ketuntasannya menjadi guru saat menerapkan pembelajaran fisika
84,45 % atau sebanyak 35 orang, adapun tentang fluida dinamika dengan model
peserta didik yang mendapat nilai diatas
138
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
139
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018
140