Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Educate | Vol. 3 No.

1 Januari 2018

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN


FISIKA TENTANG FLUIDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS XI IPA- B SMAN 5 KOTA BOGOR

Dwikari Eniyati
SMA Negeri 5 Kota Bogor
Jalan Manunggal No. 22, Kota Bogor
sman5kotabogor@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu: 1) mengetahui apakah pembelajaran model


discovery dapat meningkaatkan hasil belajar peserta didik tentang fluida di kelas XI IPA
B SMA 5 pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 Kota Bogor; 2)
menggambarkan bagaimanakah proses peningkatan hasil belajar peserta didik tentang
fluida sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran discovery di kelas XI
IPA B SMA 5 Kota Bogor pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017; dan 3)
mengukur seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
fisika tentang fluida setelah menggunakan model pembelajaran discovery di kelas XI
IPA B SMA 5 Kota Bogor pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Prosedur
yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 tahap yang saling
terkait dan berkesinambungan. Tahap-tahap itu adalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) pengamatan, dan (4) refleksi. Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan
kelas ini berdasarkan model Kurt lewin. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini
yaitu pembelajaran dengan menggunakan model discovery dapat meningkatkan
penguasaan konsep fisika peserta didik SMA Negeri 5 Kota Bogor kelas XI IPA B
semester genap tahun pelajaran 2016/2017 dan hasil yang diperolehnya bertahan lebih
lama.

Kata Kunci: Discovery Learning, Hasil Belajar.

peserta didiknya. Hal tersebut penting


1. PENDAHULUAN
karena nantinya akan memotivasi para
Dalam pembelajaran Fisika banyak peserta
peserta didik untuk pembelajaran Fisika
didik tidak berkeinginan mengetahui hal-
selanjutnya.
hal yang hendak dikatakan guru. Sehingga
upaya- upaya yang digunakan untuk Tujuan utama pendidikan formal
adalah menimbulkan rasa ingin tahu para
mengajar peserta didik tersebut akan sia –
siswa, jika tidak ada tujuan lain. Sekali
sia belaka. Alhasil banyak para peserta
keingintahuan tersebut timbul, peserta
didik diakhir pembelajaran memperoleh
didik akan belajar sendiri lebih banyak
nilai yang tidak sesuai harapan para guru.
daripada yang dapat diajarkan oleh guru
Dalam mengajarkan konsep Fisika,
kepadanya. Kenyataan di lapangan tentang
sangatlah penting bagi seorang guru untuk
Fluida KKM yang telah ditentukan 76
dapat menimbulkan rasa keingintahuan
setelah dilaksanakan test awal dan

119
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

dianalisis peserta didik di atas KKM 16 Bogor pada semester genap tahun
orang (30%), di bawah KKM 24 (70%) pelajaran 2016/2017; dan 3) mengukur
dengan nilai rata-rata kelas 58 Hal ini seberapa besar peningkatan hasil belajar
disebabkan lemahnya pemahaman tentang peserta didik pada mata pelajaran fisika
fluida dan semangat belajar yang kurang tentang fluida setelah menggunakan
Untuk itu peneliti mencoban menerapkan model pembelajaran discovery di kelas XI
model pembelajaran discovery. Dalam IPA B SMA 5 Kota Bogor pada semester
mencapai tujuan, teknik penyajian genap tahun pelajaran 2016/2017.
dipandang sebagai suatu alat atau suatu Teknik yang digunakan dalam
cara yang digunakan oleh guru agar tujuan pembelajaran ini adalah pembelajaran
dari pelajaran itu tercapai. Setiap teknik melalui proses penemuan. Teknik ini
mengajar hanya dapat digunakan dalam merupakan bentuk pembelajaran sains
situasi dan tujuan tertentu, kalau situasi yang menekankan pada inquiry sehingga
dan tujuan berubah, maka cara dapat menumbuhkan kembali motivasi dan
mengajarnya juga harus berubah keinginan belajar bagi para peserta didik
(Roestiyah, 2004:3). serta dapat meningkatkan hasil belajar.
Melalui Penelitian Tindakan Kelas
Pembelajaran Fisika
(PTK), penelitian ini bertujuan untuk
Belajar adalah suatu proses yang ditandai
meningkatkan hasil belajar yang sekaligus
dengan adanya perubahan pada diri
dapat melibatkan peserta didik secara aktif
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses
dalam pembelajaran. Secara rinci tujuan
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
penelitian ini yaitu: 1) mengetahui apakah
bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pembelajaran model discovery dapat
pemahaman, sikap dan tingkah laku,
meningkaatkan hasil belajar peserta didik
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
tentang fluida di kelas XI IPA B SMA 5
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada
pada semester genap tahun pelajaran
individu yang belajar berkat adanya
2016/2017 Kota Bogor; 2)
pengalaman. (Sudjana, 2005). Menurut
menggambarkan bagaimanakah proses
kaum konstruktivis (Suparno, 2007:61)
peningkatan hasil belajar peserta didik
belajar merupakan suatu proses aktif
tentang fluida sebelum dan sesudah
peserta didik mengkonstruksi arti teks,
menggunakan model pembelajaran
dialog, pengalaman fisis, dan lainnya.
discovery di kelas XI IPA B SMA 5 Kota
Belajar juga merupakan suatu proses

120
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

memahami dan menghubungkan diharapkan dapat menjadi wahana bagi


pengalaman atau bahan yang dipelajari peserta didik untuk mempelajari diri
dengan pengertian yang sudah dimiliki sendiri dan alam sekitar, serta prospek
seseorang sehingga pengertiannya pengembangan lebih lanjut dalam
dikembangkan. Bagi kaum konstruktivis, menerapkannya di dalam kehidupan
belajar adalah suatu proses organik untuk sehari-hari.
menemukan sesuatu. Dari sini jelas Proses pembelajaran menekankan
diperlukan proses pembelajaran yang pada pemberian pengalaman langsung
berpusat pada peserta didik, dengan model untuk mengembangkan kompetensi agar
instruksional yang aktif. Peserta didik peserta didik menjelajahi dan memahami
harus membangun pengetahuannya secara alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
aktif dan guru berperan sebagai fasilitator diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
yang baik. sehingga dapat membantu peserta didik
IPA didefinisikan sebagai proses untuk memperoleh pemahaman yang lebih
dan produk, IPA sebagai proses adalah mendalam tentang alam sekitar.
kegiatan eksperimen yang meliputi Fisika merupakan salah satu
penemuan masalah, perumusan hipotesis, cabang IPA yang mendasari
merancang percobaan, melakukan perkembangan teknologi maju dan konsep
pengukuran, menganalisis data, dan hidup harmonis dengan alam.
menarik kesimpulan, sedangkan IPA Perkembangan pesat di bidang teknologi
sebagai produk adalah berupa fakta, informasi dan komunikasi dewasa ini
konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dipicu oleh temuan di bidang fisika
terorganisir secara sistimatis yang material melalui penemuan piranti
membentuk bangunan sistem pengetahuan mikroelektronika yang mampu memuat
(Achyanadia, 2013: 5). Ilmu Pengetahuan banyak informasi dengan ukuran sangat
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari kecil.
tahu tentang fenomena alam secara Sebagai ilmu yang mempelajari
sistematis, sehingga IPA bukan hanya fenomena alam, fisika juga memberikan
penguasaan kumpulan pengetahuan yang pelajaran yang baik kepada manusia untuk
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau hidup selaras berdasarkan hukum alam.
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan Pengelolaan sumber daya alam dan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA lingkungan serta pengurangan dampak

121
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

bencana alam tidak akan berjalan secara setiap pembelajarannya akan membuat
optimal tanpa pemahaman yang baik kegiatan belajar mengajar menjadi
tentang fisika. bevariasi dan tentu hal ini bisa
Pada tingkat SMA/MA, fisika menghindari kejenuhan siswa dalam
dipandang penting untuk diajarkan sebagai belajar.
mata pelajaran tersendiri dengan beberapa Pembelajaran menggunakan model
pertimbangan. Pertama, selain discovery, peserta didik didorong untuk
memberikan bekal ilmu kepada peserta belajar secara aktif melakukan proses
didik, mata pelajaran Fisika dimaksudkan penguasaan konsep dan prinsip-prinsip.
sebagai wahana untuk menumbuhkan Pada proses tersebut guru mendorong
kemampuan berpikir yang berguna untuk peserta didik untuk memperoleh
memecahkan masalah di dalam kehidupan pengalaman dan melakukan percobaan
sehari-hari. Kedua, mata pelajaran Fisika yang memungkinkan mereka menemukan
perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih konsep sendiri (process of discovery).
khusus yaitu membekali peserta didik Dengan menggunakan model discovery
pengetahuan, pemahaman dan sejumlah situasi belajar mengajar berpindah dari
kemampuan yang dipersyaratkan untuk situasi teacher dominated learning
memasuki jenjang pendidikan yang lebih (hubungan vertikal) menjadi situasi
tinggi serta mengembangkan ilmu dan student dominated learning (hubungan
teknologi. horizontal).
Pembelajaran Fisika dilaksanakan Gilstrap (Suryosubroto, 2007)
secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan mengemukakan petunjuk langkah-langkah
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap yang harus ditempuh kalau seorang guru
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah melakukan model pembelajaran discovery.
satu aspek penting kecakapan hidup. Langkah-langkah yang harus dikerjakan
itu adalah: 1) Mengajak berpikir peserta
Model Pembelajaran Discovery
didik tentang prinsip fluida mengalir
Model Pembelajaran Discovery learning
sampai mereka paham dan
adalah merupakan suatu alat yang biasa
familier,menilai kebutuhan dan minat
dipergunakan oleh para pendidik agar
peserta didik, dan menggunakannya
proses pembelajaran bisa berjalan dengan
sebagai dasar untuk menentukan tujuan
maksimal. Selain itu model pembelajaran
yang berguna dan realistis untuk mengajar
yang diaplikasikan oleh pendidik pada

122
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

dengan penemuan; 2) Mengatur susunan ditemukannya, misalnya pengertian atau


kelas sedemikian rupa sehingga teori atau teknik dalam situasi berikutnya.
memudahkan terlibatnya arus bebas Kelebihan dari model discovery ini
pikiran peserta didik dalam belajar dengan adalah: 1) Dalam pembelajaran ini peserta
penemuan, jika perlu bercakap-cakap didik diharapkan dapat menggambarkan
dengan peserta didik untuk membantu segala sesuatu oleh mereka sendiri dan
menjelaskan peranan; 3) Menyiapkan sampai pada penemuan-penemuan
suatu situasi yang mengandung masalah ilmiahnya sendiri; 2) Proses penemuan ini
yang minta dipecahkan serta mengecek dapat dilaksanakan apabila guru terampil
pengertian peserta didik tentang masalah dalam memilih persoalan yang relevan
yang digunakan untuk merangsang belajar untuk diajukan di kelas (persoalan
dengan penemuan; 4) Menambah berbagai bersumber dari pelajaran yang menantang
alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan peserta didik atau bersifat problematik)
penemuan dan membantu peserta didik serta terampil dalam menumbuhkan
dengan informasi/data, jika diperlukan motivasi belajar peserta didik dan
peserta didik; 5) Memimpin analisis menciptakan situasi belajar yang
sendiri (self analysis) dengan pertanyaan menyenangkan; dan 3) adanya kebebasan
yang mengarahkan dan mengidentifikasi peserta didik untuk berpendapat, berkarya
proses sehingga merangsang terjadinya dan berdiskusi serta setiap peserta didik
interaksi antara sesame peserta didik; 6) berpartisipasi dalam kegiatan belajar.
Memuji dan membesarkan hati peserta
2. METODOLOGI
didik yang bergiat dalam proses penemuan
A. Setting dan Subyek Penelitian
serta membantu peserta didik merumuskan
Penelitian mulai dilakukan setelah muncul
prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil
temuan awal peneliti, bahwa kemampuan
penemuannya; 7) Bersikap membantu
penguasaan konsep pada fluida dinamika
jawaban atau gagasan peserta didik,
sangatlah lemah. Ini terlihat dari hasil
apabila ada pandangan atau tafsiran yang
perolehan tes tentang konsep fluida ideal
berbeda. Dengan kata lain guru bukan
dalam prinsip fluida dinamika. Pada
menilai secara kritis tetapi membantu
pembelajaran fluida ini perolehan hasil
menarik kesimpulan yang benar; dan 8)
pembelajaran di kelas X I IPA-B rata-rata
Mencek apakah peserta didik
mendapat nilai 58. Dari 40 orang hanya 8
menggunakan apa yang telah
orang atau 20,00 % yang memiliki nilai

123
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

tepat dibatas KKM yang telah peningkatan perhatian, ketelitian,


ditentukan.dan 32 orang atau 80,00 % kreatifitas, keterampilan, dan peningkatan
dibawah KKM. Adapun KKM yang kemampuan peserta didik dalam
ditentukan dalam pembelajaran fisika pembuatan peta konsep., sedangkan data
adalah 76. Pada penelitian ini subyek yang kuantitatif diperoleh dari hasil prates dan
akan diteliti adalah peserta didik kelas XI pascates. Dari data kuantitatif akan didapat
IPA B semester genap tahun ada atau tidak ada peningkatan rata-rata
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 40 nilai dari siklus 1 ke siklus II.
orang, terdiri dari 19 orang laki-laki dan 21
B. Prosedur Penelitian
orang perempuan. Penelitian ini dilakukan
Prosedur yang digunakan dalam penelitian
di SMA Negeri 5 Kota Bogor dan materi
tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 tahap
yang akan dibahas dalam penelitian ini
yang saling terkait dan berkesinambungan.
adalah tentang fluida dinamika.
Tahap-tahap itu adalah (1) perencanaan,
Bertolak dari pentingnya
(2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
peningkatan hasil belajar peserta didik,
refleksi. Alur pelaksanaan tindakan dalam
maka penelitian tindakan kelas pada
penelitian tindakan kelas ini berdasarkan
pembelajaran fluida dengan model
model Kurt lewin.
discovery perlu dilakukan. Adapun tujuan
dari pembelajarn itu pada kurikulum Planning
tingkat satuan pendidikan kurikulum 2013 Rencana tindakan yang dilakukan adalah
adalah peserta didik mampu menerapkan dalam bentuk skenario pembelajaran
hukum-hukum yang berhubungan dengan berupa RPP (Rencana Pelaksanaan
fluida statik dan dinamik dan dapat Pembelajaran) yang akan diterapkan untuk
mengembangkan konsep tersebut untuk mengatasi masalah. Langkah-langkah
menyelesaikan masalah dalam kehidupam rencana tindakan dalam bentuk skenario
sehari-hari. pembelajaran itu adalah sebagai berikut: 1)
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Menentukan tujuan pembelajaran,
Tiap siklus dilaksanaksn sesuai dengan kemudian mengajak berpikir peserta didik
tujuan yang ingin dicapai. Metode yang tentang prinsip dan sifat pada fluida
digunakan adalah metode kualitatif dan bergerak sampai mereka paham dan
metode kuantitatif. Metode kualitatif familier; 2) Mengatur susunan kelas dan
untuk mendeskripsikan adanya menyiapkan situasi arus bebas pikiran

124
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

dengan membagi kelompok dan dan menyenangkan, ini terlihat dari peserta
membantu menjelaskan peranan peserta didik yang menjawab pertanyaan guru dan
didik; 3) Pengenalan konsep yang akan menyimpulkan sifat fluida dinamika
diajarkan dengan memberi pertanyaan (bergerak); 2) Adanya kerjasama antara
yang berhubungan dengan sasaran, seperti peserta didik disetiap kelompoknya yang
: apa yang terjadi jika …; 4) Pengenalan terdiri dari 5 – 6 orang per kelompok; 3)
pembelajaran dengan pendekatan melalui Peserta didik menjawab pertanyaan guru
model discovery, yaitu menunjukkan sesuai dengan yang diketahui dan antusias
kasus-kasus yang mirip dengan masalah memperhatikan penjelasan guru; 4)
dalam kehidupan sehari-hari; 5) Peserta Peserta didik memberi contoh-contoh pada
didik memimpin analisis sendiri, guru kasus yang lain; 5) Peserta didik
mencek dan membantu menarik merumuskan prinsip dan generalisasi atas
kesimpulan yang benar; 6) Perluasan hasil penemuannya; 6) Adanya
konsep dengan mengenalkan penguasaan materi pembelajaran oleh
pengembangan konsep. peserta didik.

Acting
Refleksi
Tindakan yang akan dilakukan pada
Tahapan pengkajian tindakan selanjutnya
penelitian ini ada 2 (dua) siklus, yaitu pada
adalah tahapan refleksi mulai dari
siklus ke-1 peserta didik dibagi menjadi 6
perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai
kelompok, dengan masing-masing
dengan pengamatan. Setelah siklus 1
kelompok terdiri dari 5 -6 orang. Pada
dilaksanakan, kemudian direfleksi untuk
siklus ke- 2 masing-masing peserta didik
melihat kekurangan yang timbul pada
diberi tes uji kompetensi, yang hasilnya
pelaksanaan siklus 1. Semua kelemahan
nanti akan dibandingkan dengan hasil
yang muncul pada siklus 1 diperbaiki pada
belajar sebelum diberi tindakan dengan
siklus 2. Apabila terjadi permasalahan
model discovery.
akan direfleksi kembali pada siklus

Observasi berikutnya sampai permasalahan itu

Dalam observasi ini pengamatan yang terselesaikan dengan baik dan dianggap

diamati selama penelitian tindakan kelas selesai.

adalah sebagai berikut: 1) Adanya proses


pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif

125
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

C. Teknik Pengolahan dan Analisis Agar hasil data dapat dianalisis


Data maka langkah selanjutnya adalah
Teknik Pengolahan Data menghitung persentasi dari setiap
Semua kelemahan yang muncul pada alternatif jawaban pada setiap pertanyaan.
siklus 1 diperbaiki pada siklus 2. Adapun Selesai data ini dianalisis maka akan
data-data yang terkumpul dari tiap siklus diperoleh hasil dari penelitian.
kemudian akan diolah sampai tidak akan
Teknik Analisis Data
muncul kelemahan yang menjadi
Data yang terkumpul dikategorikan
permasalahn. Langkah-langkah
berdasarkan fokus penelitian. Data yang
pengolahan data dalam penelitian ini
berupa hasil belajar peserta didik dari
dijabarkan sebagai berikut: 1) Data
prasiklus dan uji kompetensi siklus 1 dan
aktivitas peserta didik selama proses
siklus 2 merupakan data kuantitatif yang
pembelajaran dengan model discovery
dianalisis dengan menggunakan statistik
berupa lembar observasi; 2) Data hasil
sederhana.
pembelajaran peserta didik berupa nilai
Data yang digunakan untuk
yang diambil dari hasil tes uji kompetensi
melihat respon peserta didik terhadap
dalam bentuk tes tertulis; dan 3) Data
kegiatan pembelajaran serta keikut sertaan
lembar observasi pengamatan aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran
guru.
digunakan analisis deskripsi kualitatif.
Data yang terkumpul ini kemudian
Dari data ini akan menggambarkan
diolah dan diseleksi untuk mengetahui
keefektifan metode discovery selama
apakah dari data yang terkumpul itu dapat
proses kegiatan pembelajaran
diolah selanjutnya atau tidak. Jika tidak
berlangsung.
ada kelemahan yang muncul, maka
Data untuk mengukur keberhasilan
langkah selanjutnya adalah
penelitian akan dilihat dari data perolehan
mengklarifikasi data apakah data yang
tes uji kompetensi, yang dibagi dalam dua
diperoleh sudah sesuai dengan alternatif
kategori ketuntasan, yaitu ketuntasan
jawaban yang tertera dalam kuisioner.
secara perorangan dan ketuntasan secara
Langkah selanjutnya adalah
klasikal. Adapun ukuran ketuntasan
mentabulasikan data untuk memperoleh
keberhasilan penelitian disajikan pada
gambaran mengenai jumlah frekuensi dan
Tabel 1.
kecenderungannya dalam kuisioner.

126
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

Tabel 1. Ukuran Keberhasilan Penelitian

Teknik
Ukuran
No Target yang diharapkan pengumpulan
keberhasilan
data
Ketuntasan KKM (Kriteria Ketuntasan Hasil tes
belajar Minimal) setiap siswa
1 perorangan minimal 76. Ada 1peserta
didik nilainya di bawah
KKM (76)
Ketuntasan Semua siswa memperoleh Hasil tes
2
klasikal nilai mencapai KKM
Semangat belajar Minimal 87 % peserta didik Lembar
peserta didik menunjukkan keikutsertaan, Observasi
3
semangat, dan aktif dalam
pembelajaran

3. HASIL PENELITIAN DAN sementara nilai terendahnya diperoleh


PEMBAHASAN
nilai 30.
A. Deskripsi Kondisi Awal Untuk mengetahui kemampuan awal
Hasil survey pendahuluan dilakukan peserta didik pada konsep zat alir dan
sebelum melakukan penelitian tindakan konsep fluida ideal dilakukan tes awal,
kelas. Berdasarkan hasil pengamatan, Nilai tes awal dijadikan acuan untuk
sebagian besar peserta didik mengetahui hasil belajar kelas XI IPA B
menampakkan rendahnya aktifitas dan setelah menggunakan metode pemberian
kemampuan peserta didik dalam tugas.
memahami konsep-konsep garis alir pada
120
fluida dinamika selama mengikuti
100
pembelajaran, hal ini dilihat dari cara 80
60 rerata 58
mereka menyelesaikan soal dan 40
80,00%
permasalahan, baik secara kualitas 20
0 20%
maupun ketepatan waktu. Hasil nilai rata-
rata yang diperoleh dari pembelajaran ini
dalam pencapaian KKM hanya sebatas 58
dari 40 peserta didik, dan perolehan Gambar 1. Hasil Belajar Peserta Didik
tertinggi tepat dibatas KKM yaitu 76, Pada Pra Siklus

127
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

Gambar 1 terlihat bahwa perolehan hasil a. Pelaksanaan pembelajaran pada


pertemuan pertama
belajar yang tertinggi hanya sebatas KKM
yaitu 76, sedangkan yang terendah adalah Tahapan pelaksanaan pembelajaran
30. Jumlah persentase yang memenuhi pertemuan pertama sebagai berikut: 1)
KKM atau yang sudah mencapai Menentukan tujuan pembelajaran,
ketuntasan sebesar 20 %, dan yang belum kemudian mengajak berpikir peserta didik
mencapai ketuntasan sebesar 80 %. tentang prinsip dan sifat pada fluida
bergerak sampai mereka paham dan
B. Hasil Observasi Siklus I
familier; 2) Mengatur susunan kelas dan
Perencanaan tindakan
menyiapkan situasi arus bebas pikiran
Perencanaan tindakan pada tindakan di
dengan membagi kelompok dan
siklus 1 ini dilakukan sebelum menyususn
membantu menjelaskan peranan peserta
rencana pelajaran dan sebelum
didik; 3) Pengenalan konsep yang akan
mengidentifikasi masalahnya. Setelah
diajarkan dengan memberi pertanyaan
diketahui permasalahannya, peneliti
yang berhubungan dengan sasaran, seperti
membuat gambaran yang akan dituangkan
: apa yang terjadi jika …; 4) Pengenalan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran dengan pendekatan melalui
(RPP), adapun pokok bahasan yang dibuat
model discovery, yaitu menunjukkan
dalam RPP adalah tentang Fluida
kasus-kasus yang mirip dengan masalah
dinamika.
dalam kehidupan sehari-hari; 5)
Sebagai langkah akhir di tindakan
Selanjutnya guru menjelaskan materi
pada siklus 1 ini adalah mengembangkan
secara singkat dengan diselingi tanya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
jawab dengan peserta didik tentang garis
berikut format evaluasi berdasarkan kisi-
alir dan sifat dari fluida ideal; 6) Peserta
kisi soal dan format observasi
didik berdiskusi dikelompoknya untuk
pembelajaran.
mengerjakan soal dan menjawab

Pelaksanaan Tindakan I pemecahan masalah yang berkaitan dalam


Pelaksanaan tindakan pada tiap siklus kehidupan sehari-hari; 7) Peserta didik
dilaksanakan dua kali pertemuan. menunjukkan hasil pekerjaan
Adapaun uraian tiap pertemuan dijabarkan kelompoknya dengan menuliskannya di
berikut ini. papan tulis; dan 8) Guru menutup
pelajaran dengan membimbing peserta

128
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

didik melakukan diskusi secara klasikal bertanya tentang hal-hal yang belum
untuk menarik kesimpulan dari materi dipahami dari materi yang telah dipelajari;
yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini 7) Peserta didik menjawab soal uji
pula peserta didik diberi kesempatan untuk kompetensi berupa tes tertulis yang telah
bertanya tentang hal-hal yang belum dipersiapkan oleh guru.
dipahami dari materi yang telah dipelajari.
Hasil Observasi
b. Pelaksanaan pembelajaran pada Berdasarkan pengamatan dari pelaksanaan
pertemuan kedua
pembelajaran pada pertemuan pertama di
Tahapan pelaksanaan pembelajaran siklus 1 peserta didik cukup termotivasi
pertemuan kedua sebagai berikut: 1) Guru untuk mengikuti pelajaran, tetapi masih
meneliti tingkat kesiapan peserta didik ada peserta didik yng kurang memahami
dengan mengajak berpikir peserta didik arah pembicaraan guru. Menurut Brown
tentang prinsip dan konsep asas (2004,72) Motivation is the extent to which
kontinuitas pada fluida bergerak sampai you make choices about (a) goals to
mereka paham dan familier; 2) Mengatur pursure and (b) the effort you will devote
susunan kelas dan menyiapkan situasi arus to that pursuit.
bebas pikiran dengan membagi kelompok Jadi motivasi terdiri dari motivasi
dan membantu menjelaskan peranan intrinsik dan motivasi ekstrinsik, motivasi
peserta didik; 3) Guru menjelaskan secara ekstrinsik didapat dari lingkungan (luar),
singkat yang diselingi Tanya jawab sehingga dalam hal ini guru harus mampu
tentang konsep asas kontinuitas; 4) Peserta memotivasi [peserta didik agar tertarik
didik secara berkelompok melakukan dengan pelajaran yang akan disampaikan,
diskusi untuk menjawab pertanyaan dan oleh karena itu guru harus lebih cerdas
permasalahan pada lembar kerja yang telah dalam memberikan motivasi, dan bila
disiapkan guru; 5) Peserta didik perlu gunakan bahasa yang mudah dicerna
mempresentasikan hasil diskusi kelompok oleh para peserta didik. Selain itu masih
masing-masing; 6) Guru menutup ada peserta didik yang kurang serius
pelajaran dengan membimbing peserta melaksanakan kegiatan dan masih banyak
didik melakukan diskusi secara klasikal peserta didik yang kurang teliti dalam
untuk menarik kesimpulan dari materi melaksanakan kegiatan dan masih ada
yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini yang kurang terampil melakukan kegiatan
pula peserta didik diberi kesempatan untuk meskipun sudah diberi petunjuk, hal ini

129
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

dimungkinkan peserta didik jarang Untuk data pengamatan observer tentang


melaksanakan praktikum. aktivitas guru pada siklus 1 akan
Kurangnya ketelitian peserta didik dijabarkan di bawah ini pada Tabel 2.
berakibat pada ketidakmampuan peserta Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Aktivitas
Guru Pada Siklus 1
didik dalam membuat peta konsep dari Penilaian
No Aspek Yang Diamati
sebuah konsep yang merupakan B C K
1 Pendahuluan :
kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan a. Memotivasi peserta √
didik √
peserta didik. Dengan demikian peserta b. Apersepsi
2 Kegiatan Inti
didik yang bertanya dan memberikan • Bahan-bahan √
tanggapan juga relatif sedikit. pembelajaran sesuai
dengan yang
Data mengenai keaktifan peserta direncanakan
• Kesesuaian √
didik dalam keikutsertaan pembelajaran pelaksanaan model
discovery dengan
diperoleh dari lembar observer yaitu pada materi
pembelajaran hanya 21 orang (52,50 %) • Kemampuan √
mengoptimalkan
dari 40 peserta didik., sedangkan 13 pelaksanaan model
discovery
peserta didik (32,50 %) cukup • Antusiasme dalam √
menanggapi
kreatifitasnya dalam mengikuti KBM, dan pertanyaan peserta
sisanya 6 orang (15,00 %) kurang didik
• Membantu √
termotivasi dalam mengikuti KBM. meningkatkan
proses pembelajaran
peserta didik
Keaktifan Peserta • Mengarahkan √
peserta didik untuk
Didik di Siklus I mengerjakan latihan
soal
• Mengamati proses √
belajar peserta didik
15 % 3 Penutup
baik a. Penilaian √
b. Refleksi √
cukup 4 Pengelolaan waktu √
52 %
32 % kurang 5 Penggunaan media √
pembelajaran
6 Suasana kelas
a. Semangat guru √
b. Semangat peserta √
didik
Gambar 2. Aktivitas Peserta Didik di 66, 26, 6,6
Siklus I Persentase 67 67 6%
% %

130
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

Berdasarkan aspek yang diamati dari tabel Refleksi


2 di atas tentang data hasil pengamatan Setelah siklus 1 dilaksanakan, kemudian
aktivitas guru ternyata aspek yang ada direfleksi untuk melihat kekurangan yang
pada aktivitas baik sebesar 66,67 % dan timbul pada pelaksanaan siklus 1. Pada
aktifitas cukup 26,67 %, sementara sisanya siklus 1, menurut data observer peserta
6,66 % ada pada aktivitas kurang. Jika didik cukup termotivasi untuk mengikuti
digambarkan dalam bentuk grafik, maka pelajaran, tetapi masih ada peserta didik
data aktivitas guru pada akhir kegiatan di yang kurang memahami arah pembicaraan
siklus 1 ini tersaji pada gambar 3 berikut. guru. Sehingga dalam hal ini (6,66%)
aktivitas guru harus mampu memotivasi
peserta didik agar tertarik dengan pelajaran
Aktivitas Guru yang akan disampaikan.
Selain itu data aktivitas peserta

6,66% didik menurut observer masih ada 6


baik
cukup peserta didik (15,00%) yang kurang serius
26,67%
66,67% kurang melaksanakan kegiatan dan masih banyak
peserta didik (32,50%) atau 13 orang
masih ada yang kurang terampil
melakukan kegiatan meskipun sudah
Gambar 3. Aktivitas Guru Pada Siklus 1 diberi petunjuk, hal ini dimungkinkan

100
peserta didik jarang melaksanakan

80
praktikum.

60
Kurangnya ketelitian peserta didik

40
berakibat pada ketidakmampuan peserta

20
didik dalam membuat peta konsep dari
sebuah konsep yang merupakan
0
tuntas belum rerata kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan
tuntas
peserta didik. Dengan demikian peserta
78% 22% rerata 77
didik yang bertanya dan memberikan
Gambar 4. Hasil Belajar Peserta Didik tanggapan juga relatif sedikit.
Berdasarkan analisis data,
observasi, dan hasil belajar di atas, masih

131
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

terdapat kekurangan di siklus 1. Media Guru terlebih dahulu mengkondisikan


pembelajaran yang ada juga kurang di kelas agar pembelajaran terlaksana dengan
maksimalkan, sehingga pencapaian ini kondusif, mengecek kehadiran peserta
hanya berkisar (26,67%) hanya bernilai didik dan meneliti tingkat kesiapan peserta
cukup, dan selebihnya 66,67% aktivitas didik; 2) Melakukan apersepsi dengan
guru sudah baik. memberi pertanyaan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari tentang
C. Hasil Observasi Siklus II
fluida dinamika sehingga dapat
Perencanaan Tindakan
memotivasi peserta didik; 3) Guru
Perencanaan tindakan siklus II sebagai
membagi peserta didik dalam kelompok
berikut: 1) Di siklus II peneliti melakukan
untuk melakukan percobaan yang
identifikasi masalah sebelum menyusun
disajikan di lembar kerja; 4) Peserta didik
rencana pelajaran. Identifikasi masalah
mewakili kelompoknya untuk
diambil dari hasil refleksi pada siklus 1,
mempresentasikan hasil diskusi dan
sehingga peneliti dapat menyusun
temuannya dari percobaan yang telah
langkah-langkah yang perlu dilakukan di
dilakukan; 5) Peserta didik bersama
siklus II; 2) Setelah mengidentifikasi
menarik kesimpulan dari materi yang telah
masalah, langkah selanjutnya peneliti
dipelajari dengan bimbingan guru; dan 6)
membuat Rencana Pelaksanaan
Guru menutup pelajaran setelah memberi
Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan
kesempatan pada peserta didik yang belum
menjadi lebih baik; 3) Selain
memahami materi fluida dinamika.
pengembangan RPP, peneliti juga
mengembangkan format evaluasi dan b. Pelaksanaan Pembelajaran pada
pertemuan kedua
format observasi pembelajaran.
Tahapan pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan Tindakan pertemuan kedua sebagai berikut: 1) Guru

Dalam melaksanakan tindakan di siklus II, terlebih dahulu mengkondisikan kelas agar

pembelajaran yang dilakukan peneliti pembelajaran terlaksana dengan kondusif,

adalah dua kali pertemuan, adapun mengecek kehadiran peserta didik dan

pelaksanaannya sebagai berikut. meneliti tingkat kesiapan peserta didik; 2)

a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Melakukan apersepsi dengan memberi


pertemuan pertama pertanyaan yang berkaitan dengan
Tahapan pelaksanaan pembelajaran
kehidupan sehari-hari tentang asas
pertemuan pertama sebagai berikut: 1)

132
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

kontinuitas dan asas Bernoulli sehingga Berikut ini akan disajikan gambar
dapat memotivasi peserta didik; 3) Guru 5 yang menggambarkan persentase
membagi peserta didik dalam kelompok keaktifan peserta didik selama
untuk melakukan percobaan yang pembelajaran di siklus II. Dari gambar 5
disajikan di lembar kerja; 4) Peserta didik terlihat bahwa keaktifan peserta didik pada
mewakili kelompoknya untuk siklus II tampak 87,50 % menunjukkan
mempresentasikan hasil diskusi dan keaktivan yang baik atau 35 orang dari 40
temuannya dari percobaan yang telah peserta didik termotivasi mengikuti
dilakukan; 5) Peserta didik bersama pembelajaran di siklus II, sedangkan 12,50
menarik kesimpulan dari materi yang telah % atau 5 orang peserta didik cukup
dipelajari dengan bimbingan guru; dan 6) termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
Guru melakukan uji kompetensi berupa tes
tertulis.
keaktifan peserta
didik di siklus II
0
Hasil Observasi
Observasi pada siklus II dilakukan setelah 12,5%
baik
ada perbaikan kelemahan yang muncul di
cukup
siklus 1, sehingga pada siklus II hal itu 87,5% kurang
tidak muncul kembali, hingga jelas ada
perubahan meskipun tidak sepenuhnya
berubah.
Perbaikan yang terlihat dalam Gambar 5. Aktivitas Peserta Didik Pada
kegiatan pembelajaran adalah semangat Siklus II

para peserta didik yang sudah termotivasi


Selanjutnya di bawah ini hasil
dalam mengikuti pembelajaran. Media
pengamatan observer tentang aktivitas
pembelajaran pemakaiannyapun sudah
guru pada siklus II yang disajikan pada
dioptimalkan. Guru juga memberi
Tabel 3 berikut ini.
kesempatan untuk berbicara dan bertanya
Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Aktivitas
pada peserta didik yang belum jelas Guru Pada Siklus 1I
Penilaian
memahami materi. Penjelasan guru di No Aspek Yang Diamati
B C K
siklus II sudah ada perbaikan sehingga 1 Pendahuluan :
c. Memotivasi peserta √
mudah dipahami oleh peserta didik dengan didik √
d. Apersepsi
baik. 2 Kegiatan Inti

133
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

Penilaian semuanya bisa teramati. Untuk lebih


No Aspek Yang Diamati
B C K
• Bahan-bahan √ jelasnya tabel 4.6 tentang data keaktifan
pembelajaran sesuai guru dibuatkan dalam bentuk Gambar 6.
dengan yang
direncanakan
• Kesesuaian √
pelaksanaan model
discovery dengan Aktivitas Guru pada
materi
• Kemampuan √ Siklus II
mengoptimalkan
pelaksanaan model
discovery
• Antusiasme dalam √
menanggapi baik
pertanyaan peserta cukup
didik
• Membantu √ kurang
98 %
meningkatkan
proses pembelajaran
peserta didik
• Mengarahkan √
peserta didik untuk
mengerjakan latihan Gambar 6. Hasil Pengamatan Aktivitas
soal
Guru Pada Siklus II
• Mengamati proses √
belajar peserta didik
3 Penutup Untuk mengetahui perolehan hasil
c. Penilaian √
d. Refleksi √ belajar peserta didik di siklus II, maka
4 Pengelolaan waktu √
5 Penggunaan media √ peserta didik diberi tes uji kompetensi
pembelajaran
6 Suasana kelas
secara tertulis. Berdasarkan hasil tes
c. Semangat guru √ terlihat 3 % atau 1 orang peserta didik yang
d. Semangat peserta √
didik masih belum mencapai ketuntasan, hal ini
Persentase 98 2, 0
,0 0 , disebabkan peserta didik ini masih merasa
% % 0
% kesulitan menyesuaikan belajar dalam
lingkungan sekolah sehingga ia agak
Pengamatan observer tentang
lambat mengejar pelajaran untuk
keaktifan guru pada tabel masih terlihat 2
menyesuaikan di sekolah barunya. Tetapi,
% pada kolom cukup, atau dalam
secara garis besar pada siklus II ini
mengamati proses belajar guru masih perlu
menunjukkan adanya peningkatan hasil
membagi waktu untuk
belajar dan keaktifan peserta didik maupun
mengkondisikannya, hal ini dikarenakan
guru jika dibandingkan dengan siklus I.
jumlah peserta didik yang cukup banyak,
sehingga guru perlu butuh waktu lebih jika

134
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

Jika digambarkan dalam bentuk menyukai pembelajaran melalui discovery,


grafik, maka data hasil belajar pada siklus karena rata-rata nilai dari hasil belajar
II tersaji pada Gambar 7. yang diperoleh adalah 80,54 dan perolehan
120 nilai tertinggi 100. Semua nilai yang diatas

100 KKM ada 36 orang, dan yang tepat sebatas

80
KKM (76) sebanyak 3 orang. Sementara
yang berada dibawah KKM ada 1 orang.
60
rata-rata
97% Aktivitas peserta didik selama
40 belum tuntas
pembelajaran dengan model discovery
20 tuntas
sebanyak 87,50 % atau 35 orang sangat
0 3% 80
baik mengikuti pembelajaran, hanya 12,50
% atau 5 orang yang kadang-kadang aktif
mengikuti pembelajaran. Aktivitas guru
Gambar 7. Hasil Belajar Peserta Didik selama di siklus II juga mencapai 98 %
Pada Siklus II dapat memotivasi peserta didik,
Dari gambaran gambar 7 di atas, Pengamatan observer tentang keaktifan
rata-rata nilai tes uji kompetensi jika guru pada tabel masih terlihat 2 % pada
dibandingkan dengan siklus 1 ada kolom cukup, atau dalam mengamati
kenaikan persentase ketuntasan 19,75 %, proses belajar guru masih perlu membagi
yaitu dari 77,25 % naik menjadi 97 %, waktu untuk mengkondisikannya, hal ini
sehingga rata-rata perolehan nilaipun jadi dikarenakan jumlah peserta didik yang
meningkat. Hal ini memberi gambaran cukup banyak, sehingga guru perlu butuh
bahwa ada perubahan yang lebih baik dari waktu lebih jika semuanya bisa
siklus 1 ke siklus II. teramati.dan hanya 2 % yang masih belum
memenuhi sesuai kriteria.
Refleksi
Berdasarkan data pra siklus, siklus I dan D. Pembahasan
siklus II yang diperoleh ternyata model Untuk melihat perbedaan sekaligus
pembelajaran discovery dapat menyimpulkan hasil belajar yang
meningkatkan hasil belajar. Selain itu diperoleh sebelum diberi tindakan dan
model pembelajaran ini juga dapat setelah diberi tindakan maka berikut ini
membuat peserta didik termotivasi untuk ditampilkan rekapitulasi hasil belajar pra
belajar. Hampir seluruh peserta didik

135
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

siklus, siklus 1 dan siklus 2 pada Gambar dibanding secara konvensional. Hal ini
8. bisa diamati dari hasil data observasi
200 peserta didik setelah diberi tindakan pada
180 siklus 1 peserta didik mulai termotivasi
160
dibanding sebelum diberi tindakan.
140
Kemudian pembelajaran di siklus II
120
belum tuntas aktivitas dalam pembelajaran fluida
100
80 tuntas
dinamika ada peningkatan kearah yang
60 rata
lebih baik. Jika data aktivitas pada siklus 1
40
dan siklus II dibuat dalam bentuk grafik
20
0 akan terlihat seperti Gambar 9 berikut ini.
pra siklus siklus
siklus 1 2

Gambar 8. Data Hasil Belajar pada Pra 100


Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
80

Pada gambar terlihat perbedaan 60 kurang

warna yang mencirikan ketuntasan dan 40 cukup

20 baik
ketidak tuntasan dari hasil belajar pada tiap
siklus. Warna hijau adalah ciri nilai yang 0
siklus siklus
belum tuntas, pada pra siklus terlihat 1 2
warna hijau lebih lebar dibandingkan
Gambar 9. Data Keaktifan Peserta Didik
warna lain, artinya masih banyak peserta pada Siklus 1 dan II
didik yang belum tuntas pada pra siklus.
Untuk melihat adanya peningkatan
Sementara pada gambar di siklus 1, warna
nilai terendah dan nilai tertinggi pada
hijau sudah semakin menyempit, dan
setiap siklus dari hasil belajar dengan
akhirnya di siklus 2 hanya tersisa 3 % atau
menggunakan model pembelajaran
1 orang saja dari 40 peserta didik yang
discovery atau penemuan, maka akan
belum tuntas.
dibuat grafik peningkatan nilai terendah
Pembelajaran fluida dinamik atau
dan tertinggi tiap siklusnya. Adapun
fluida bergerak dengan menggunakan
bentuk tabel pada kegiatan pra siklus
model discovery atau penemuan ternyata
kemudian siklus I dan berakhir di siklus II
dapat memotivasi peserta didik lebih baik
akan disajikan di bawah ini.

136
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

Sebelum pemberian tindakan atau keadaan


Tabel 4. Peningkatan Nilai terendah dan pra siklus rata-rata nilai yang diperoleh
tertinggi
Pra Siklus Siklus jauh dari batasan KKM yaitu 58, setelah
No Nilai diberi tindakan pertama atau siklus I ada
siklus I II
peningkatan rata-rata dari sebelumnya
1 Terendah 30 60 70
yaitu 77,27. Pada siklus I kenaikan ini
2 Tertinggi 76 90 100 hanya sedikit diatas KKM, baru setelah
3 Rata-rata 58 77,27 80,54 mendapat tindakan yang kedua nilai rata-
ratanya ada perubahan yang lebih baik
yaitu 80,54. Perubahan nilai juga terjadi
Adapun bentuk grafik untuk
pada batas nilai terendah, pada pra siklus
menggambarkan adanya peningkatan hasil
nilai terendahnya adalah 30, setelah diberi
belajar pada setiap siklus akan disajikan
tindakan I nilai terendahnya menjadi 60
pada gambar 10 berikut ini.
nilai ini diperoleh oleh 5 oang peserta
100 didik, hal ini yang menjadi salah satu
90
80 kelemahan di siklus I. Setelah dilakukan
70
perencanaan utuk melakukan tindakan di
60 tertinggi
50 siklus II nilai terendah yang sudah
40 terendah
30 rata-rata
mencapai KKM ada 4 peserta didik dari 5
20
peserta, dan sisanya 1 orang yang belum
10
0 mencapai KKM, hal ini disebabkan karena
pra siklus siklus
siklus I II peserta didik ini masih perlu penyesuaian
lingkungan belajar di tempat yang baru.
Gambar 10. Peningkatan Nilai Terendah,
Tertinggi dan Rata-rata Bruner dalam Amin (2003)
mengemukakan bahwa pembelajaran
Pada gambar 10 di atas nilai melalui proses penemuan menjadikan
teringgi di pra siklus hanya diperoleh nilai situasi proses belajar mengajar menjadi
sebatas KKM yaitu 76, kemudian di siklus lebih merangsang. Sesuai dengan prinsip
1 ada peningkatan nilai menjadi 90, setelah psikologi tentang belajar menyatakan
diberi tindakan yang ke dua nilai bahwa makin besar keterlibatan peserta
tertingginya ini meningkat menjadi 100. didik dalam kegiatan, maka makin besar
Begitupun dengan nilai rata-ratanya. baginya untuk mengalami proses belajar.

137
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

Ini sesuai dengan prinsip belajar melalui KKM sebanyak 33 orang, sisanya 2 peserta
proses penemuan yang menjadikan didik mendapat nilai tepat dibatas KKM.
pengajaran menjadi student-centered. Karena pada kegiatan di siklus I masih ada
Hal ini membuktikan bahwa model kelemahan-kelemahan yang perlu
pembelajaran discovery cocok untuk diperbaiki, maka dilakukan tindakan
diterapkan pada materi fluida dinamika lanjutan sebagai siklus yang ke II. Adapun
dengan pokok bahasan prinsip zat alir, perolehan persentase ketuntasan di siklus
sifat dan ciri fluida ideal, persamaan II adalah 97 % atau sebanyak 39 peserta
kontinuitas dan asas Bernoulli. Penerapan didik dari 40 peserta didik, bahkan peserta
model discovery juga dapat meningkatkan didik setelah di siklus II mendapat nilai
persentase ketuntasan belajar peserta didik sempuna atau 100 yang jumlahnya ada 2
seperti yang tersaji pada Gambar 11 peserta didik.
berikut. Berdasarkan pengamatan observer
tentang data keaktifan peserta didik selama
pembelajaran di siklus I menunjukkan
120
bahwa 17 peserta didik yang aktif atau
100
sekitar 51,51% , peserta didik yang cukup
80
aktif
pra siklus ada 11 orang atau 33,33%, dan
60
97% siklus 1sisanya 5 orang atau 15,15% adalah
40 84%
siklus ii
peserta didik yang kurang aktif. Setelah
20
20%
guru memperbaiki hasil refleksi di siklus I,
0
pra siklus I siklus maka peningkatan keaktifan peserta didik
siklus II
mulai terlihat. Jumlah peserta didik yang
Gambar 11. Peningkatan Ketuntasan aktif di siklus II ada 35 orang atau sekitar
Belajar peserta didik Tiap Siklus
84,84%, yang cukup aktif ada 5 orang atau
Dari gambar 11 di atas diperoleh 15,15% pada saat pembelajaran. Di sini
bahwa pada pra siklus ketuntasan belajar terlihat tidak ada peserta didik yang tidak
peserta didik hanya mencapai 20,00 % aktif saat pembelajaran. Dengan ada
atau berjumlah 8 orang dari 40 peserta banyaknya peserta didik yang aktif pada
didik, sementara pada siklus II setelah saat pembelajaran ini menunjukkan bahwa
diberi tindakan ketuntasannya menjadi guru saat menerapkan pembelajaran fisika
84,45 % atau sebanyak 35 orang, adapun tentang fluida dinamika dengan model
peserta didik yang mendapat nilai diatas

138
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

discoverry telah berhasil melibatkan discovery selain dapat memotivasi peserta


peserta didik dalam pembelajaran. didik juga membuat daya ingat peserta
Pada data aktivitas guru selama didik menjadi lebih lama, sehingga
pembelajaran di siklus I secara umum pembelajaran menjadi lebih efektif. Selain
sudah cukup baik, tetapi ada beberapa itu pembelajaran dengan discovery
komponen penilaian yang masih perlu membuat suasana belajar menjadi lebih
diperbaiki yaitu kemampuan hidup, peserta didik lebih aktif , kreatif dan
mengoptimalkan model discovery saat terlihat lebih menyenangkan
pembelajaran, karena beberapa peserta Hasil belajar yang meningkat
didik masih ada yang belum terbiasa menjadi signifikan antara sebelum diberi
dengan pembelajaran yang menggunakan tindakan dan setelah diberi tindakan. Hal
model discovery, selain itu dalam hal ini karena pembelajaran fisika dengan
penyampaian materi terlalu cepat sehingga model penemuan peserta didik dibimbing
akan mengurangi semangat peserta didik untuk mendapatkan pengalamannya
dalam belajar. Guru terlihat belum cukup sendiri, sehingga kemampuan daya ingat
optimal menggunakan media atau mencari peserta didik menjadi lebih lama bahkan
alternatif peralatan yang sangat berperan tidak terlupakan karena proses
dalam pembelajaran melalui proses menemukan sendiri.
penemuan. Jumlah peserta didik yang
4. SIMPULAN
banyak ini akan menyebabkan perhatian
Pembelajaran dengan
guru kurang merata kepada peserta didik,
menggunakan model discovery dapat
sehingga kelompok yang semula terdiri
meningkatkan penguasaan konsep fisika
dari 6-8 orang diubah menjadi 4-5 orang
peserta didik SMA Negeri 5 Kota Bogor
per kelompoknya kelemahan-kelemahan
kelas XI IPA B semester genap tahun
yang ada pada siklus I kemudian
pelajaran 2016/2017 dan hasil yang
diperbaiki pada siklus II, dan aktivitas guru
diperolehnya bertahan lebih lama.
pada siklus II secara umum menjadi lebih
Kesimpulan yang masih bersifat umum ini
baik.
dapat dijabarkan menjadi beberapa
Pembelajaran fisika tentang fluida
kesimpulan sebagai berikut.
dinamika dengan model discovery dapat
1) Pembelajaran fisika tentang fluida
meningkatkan hasil belajar peserta didik,
dinamika dengan menggunakan
karena dengan menggunakan model
model discovery dapat

139
Jurnal Educate | Vol. 3 No. 1 Januari 2018

meningkatkan penguasaan konsep. meningkat menjadi 77 pada siklus I


Hal ini ditunjukkan dari adanya dan 81 pada siklus II.
peningkatan nilai tes dari siklus I ke
5. DAFTAR PUSTAKA
siklus II.
Achyanadia, Septy. 2013. Hubungan
2) Pembelajaran fisika yang Kebiasaan Belajar Dan Motivasi
menggunakan model pembelajaran Belajar Dengan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
discovery memberikan penguasaan Ciseeng. Jurnal Teknologi
konsep yang lebih baik pada siswa Pendidikan 2 (2): 1-14.
SMA Negeri 5 kelas XI IPA B Kota Amien, M. 2007 . Mengajar IPA dengan
Bogor. Hal ini ditunjukkan dari menggunakan metode Discovery dan
Inquiry. Jakarta: Depdikbud
adanya perbedaan yang signifikan
pada hasil tes uji kompetensi dari pra Roestiyah, N.K. 2004. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
siklus ke siklus I dan II.
Sudjana, N. 2005. Proses Belajar
3) Pembelajaran melalui proses
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
penemuan atau discovery dapat Algensindo.
menumbuhkan kegemaran belajar
Suparno, P. 2007. Teori Perkembangan
pada peserta didik. Hal ini
Kognitif. Yogyakarta: Kanisius.
ditunjukkan sebanyak 87,50 % (35
Suryosubroto. B. 2007. Proses Belajar
orang) dari 40 peserta didik yang
Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT
berpartisipasi aktif dalam Rineka Cipta.
pembelajaran dan 5 orang yang
berperan cukup aktif, dan tidak ada
peserta didik yang kurang aktif.
4) Hasil belajar fisika tentang fluida
dinamika atau fluida bergerak di
kelas XI IPA B SMA Negeri 5 Kota
Bogor sebelum menggunakan model
pembelajaran discovery mempunyai
nilai rata-rata 58. Pada saat
pembelajaran diubah menggunakan
model pembelajaran discovery, rata-
rata hasil belajar peserta didik

140

Anda mungkin juga menyukai