Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Luminous 04 (1) (2023) 1-6 E-ISSN 2715-6990

P-ISSN 2715-9582
Riset Ilmiah Pendidikan Fisika
01 2023
Vol. 4 No. 1 (2023) hal 01

https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/luminous

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KONSEP SUHU DAN KALOR

Noviwati 1, Mursalin2, Abdul Haris Odja3


Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jenderal Sudirman No.6, Kota Gorontalo, Gorontalo

abdulharis@ung.ac.id

Received: 05 09 2022. Accepted: 03 01 2023. Published: 01 2023

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada
topik suhu dan kalor. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest-posttest design.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri yang ada di Kabupaten Gorontalo. Analisis data yang
dilakukan menggunakan gain-score dan analisis persenatse pada hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran. Hasil
penelitian ditemukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan adanya penerapan model inquiry learning pada
konsep suhu dan kalor. Pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil diantaranya pengajaran aplikasikan
melalui blended learning sehingga siswa lebih fleksibel dalam mempelajari konsep fisika yang terkait dengan suhu dan kalor.
Selain itu, pembelajaran inkuiri didukung dengan penggunaan modul yang dapat membuat siswa belajar secara mandiri baik
online maupun secara langsung di kelas untuk memahami konsep suhu dan kalor.

Kata kunci : Model Inquiry Learning, Hasil Belajar Siswa, Suhu dan Kalor.

© 2023 Pendidikan Fisika FKIP UPGRI Palembang

PENDAHULUAN Kemampuan yang telah dimulai pada tahun


Pendidikan secara keseluruhan 2004 dan KTSP pada tahun 2006.
merupakan cara untuk mengembangkan Ilmu Fisika adalah mata pelajaran yang
potensi, kemampuan, dan mentalitas yang besar mempelajari tentang keanehan-keanehan
bagi setiap orang di mata masyarakat, untuk normal yang terjadi sebagai ilmu yang dapat
menjadikan SDM yang tajam, berkualitas, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat
terbuka dan kejam untuk bekerja pada bantuan dari tingkat kesulitannya, ilmu fisika merupakan
pemerintah masyarakat Indonesia. Untuk penemuan yang dianggap susah oleh siswa di
mengakui pelatihan yang berkualitas, salah satu sekolah karena teknik tradisional itu
upaya yang dilakukan oleh otoritas publik adalah membosankan dan melelahkan. Sehingga
untuk lebih mengembangkan kerangka program menyebabkan mata pelajaran ilmu fisika menjadi
pendidikan. Sesuai Permendikbud Nomor 69 salah satu mata pelajaran yang kurang menarik
Tahun 2013, Rencana Pendidikan 2013 untuk dipelajari.
merupakan pengembangan dari rencana Penelitian yang dipimpin oleh Surya
penyempurnaan Pendidikan Berbasis (2017) dan Hendrawati (2019) mereka
merekomendasikan bahwa cara pendidik
Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (1) (2023) 1-6

menyajikan pembelajaran secara keseluruhan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar
benar-benar menggunakan teknik konvensional, dan keterarahan kegiatan secara maksimal
pembelajaran dominan menggunakan strategi dalam proses pembelajaran serta siswa dapat
bicara dan latihan pembelajaran masih fokus mengembangkan sikap percaya diri tentang apa
pada pendidik. Selain itu, pendidik belum yang ditemukan dalam proses inkuiri. Oleh
memiliki pilihan untuk membuat suasana belajar karena itu inkuiri dapat meningkatkan literasi
yang menarik sehingga kelas menjadi tidak sain siswa dan kemampuan pemecahan
fleksibel dan asosiasi pengajar di kelas tidak masalah siswa (Erdani et al., 2020; Septiani et
terlalu ideal yang membuat siswa kurang fokus al., 2020)
pada pengalaman pendidikan. Hal ini jelas Hendrawati (2019) mengemukakan
menyebabkan berkurangnya sifat kesadaran kelebihan penerapan model pembelajaran inkuiri
wali kelas yang mempengaruhi hasil belajar yakni dapat membantu guru mengaitkan antara
siswa. Kenyataan yang terjadi di lapangan materi yang akan diajarkan dengan situasi dunia
terkait dengan pelaksanaan program Pendidikan nyata siswa dan mendorong siswa
2013 dalam pengalaman yang berkembang, menghubungkan antara pengetahuan yang
khususnya di tingkat sekolah menengah atas, dimilikinya dengan belajar menemukan jawaban
belum terlaksana dengan baik. Hal ini dari suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan
dikarenakan para pendidik masih lalai dalam pendapat Nagalski (dalam Ngalimun, 2016 : 68)
memanfaatkan model pembelajaran. melalui pendekatan inkuiri, siswa dikondisikan
Model pembelajaran inquiry learning ini untuk berpikir secara kritis dan kreatif, dan untuk
merupakan pengembangan dari latihan-latihan mendorong kesimpulan sendiri yang didasarkan
pembelajaran yang mencakup kemampuan observasi yang mereka lakukan. Hal ini dapat
setiap siswa untuk melihat dan meneliti secara menjadikan mereka sebagai ilmuan.
metodis, runtut, mendasar dan sistematis, Keunggulan model inkuiri menurut Aris (2017 :
sehingga siswa dapat membentuk 86) juga turut mengemukakan keunggulan dari
penemuannya sendiri dengan penuh kepastian. model pembelajaran inquiry learning, yaitu: (1)
Model inquiry learning adalah tindakan menekankan pada pengembangan aspek
pembelajaran yang mana siswa didorong untuk kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang,
belajar melalui kontribusi dinamis mereka sendiri sehingga pembelajaran inkuiri dianggap lebih
dengan ide dan standar yang berbeda, tugas bermakna; (2) memberikan ruang kepada siswa
pendidik di sini adalah untuk mendorong siswa untuk belajar dengan gaya belajar mereka; (3)
untuk mengadakan pertemuan dan ujian merupakan strategi yang dianggap sesuai
langsung yang memungkinkan siswa untuk dengan perkembangan psikologi belajar modern
melacak standar untuk sendiri (Kunandar, 2010). yang dianggap belajar adalah proses perubahan
:371). tingkah laku berkat adanya pengelaman; (4)
Model pembelajaran Inquiry Learning dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kemampuan diatas rata-rata.
yang melibatkan seluruh kemampuan siswa Dapat disimpulkan bahwa penerapan
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, model inkuiri membimbing siswa untuk berpikir
logis, kritis dan analitis, sehingga siswa dapat secara kritis dan kreatif, dan mendorong siswa
merumuskan sendiri penemuannya dengan membuat kesimpulan sendiri yang didasarkan
penuh rasa percaya diri. Taufina (2011 : 173) observasi yang mereka lakukan. Siswa dalam
mengemukakan langkah model pembelajaran penerapan model inkuiri ini menemukan sendiri
Inquiry Learning, yaitu : (1) orientasi; (2) konsep dari suatu pembelajaran dengan
merumuskan masalah; (3) merumuskan bimbingan seorang guru.
hipotesis; (4) mengumpulkan data; (5) menguji Suhu dan kalor merupakan salah satu
hipotesis; (6) merumuskan kesimpulan. Imas mata pelajaran IPA materi yang diajarkan di
(2015 :113) mengemukakan tujuan kegiatan sekolah. Setiap makhluk hidup, termasuk
pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa manusia, membutuhkan panas dari makanan

2
Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (1) (2023) 1-6

dan minuman. Suhu dan kalor adalah jumlah Triyatno (2007:141) mengemukakan
aktual yang tidak terlihat oleh perasaan sintaks inquiry learning memiliki 6 langkah,
penglihatan (tidak terdeteksi) namun barang- seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
barangnya asli dan manfaatnya dapat dirasakan.
Tabel 2. Sintaks Inqury Learning
Dalam kehidupan sehari-hari, panas secara luas
digunakan untuk membantu orang. Misalnya Sintaks Kegiatan
Pendingin (Kulkas), Penyuling Air, Pendingin Guru Siswa
(AC), Kantin, Setrika, Piring Masak, dan
Orientasi Fokus untuk Memperhatikan
Pemanas Konsumsi adalah perangkat rumah
memancing rasa dan memahami
tangga yang muncul karena inovasi masa kini ingin tahu siswa fenomena yang
yang dibuat dengan menggunakan gagasan tentang mata diberikan oleh
perpindahan intensitas (Giancoli, 2014; Tipler pelajaran yang guru
dan Mosca, 2008; Halliday dan Resnick, 2014). akan dipelajari,
Artikel ini memaparkan upaya meningkatkan seperti
memberikan
hasil belajar kognitif siswa melalui penerapan
apersepsi berupa
model pembelajaran inquiry learning pada sebuah fenomena
konsep suhu dan kalor.
Merumuskan Membimbing Membuat
Masalah siswa dalam rumusan
METODE merumuskan masalah yang
masalah yang sinkron dengan
Penelitian ini menggunakan bentuk pre- cocok dengan fenomena yang
experimental design dengan rancangan one fenomena yang diamati
group pretest-posttest design (Sugiyono, 2016: telah diberikan

111). Adapun rancangan penelitian ini Merumuskan Mengarahkan Menentukan


ditunjukkan pada Tabel 1. Hipotesis siswa menuliskan hipotesis yang
hipotesis dapat menjawab
Tabel 1. Rancangan One Group Pretest-Posttest berdasarkan atau sesuai
Design rumusan masalah dengan rumusan
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test masalah yang
ada

Eksperimen X Pengumpulan Membimbing Mengumpulkan


data siswa dalam data dengan
melakukan, melakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI mengambil atau kegiatan yang
mengumpulkan sesuai dengan
IPA SMA Negeri 1 Telaga Biru Tahun Ajaran data/informasi fenomena yang
2020/2021. Sampel yang digunakan dalam telah diberikan
oleh guru
penelitian ini diambil dengan cara teknik random
Menguji Memandu siswa Melihat dan
sampling dengan intact group sehingga terpilih hipotesis untuk membandingkan
kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Telaga Biru yang membandingkan hasil kegiatan
hasil kegiatan dengan hipotesis
terdiri dari 20 siswa. Teknik pengumpulan data
dengan hipotesis yang telah dibuat
dalam penelitian ini menggunakan teknik yang sudah dibuat dan menentukan
apakah hipotesis
pengukuran berupa hasil pretest dan posttest. Alat
benar atau salah
pengumpul data pada penelitian ini adalah tes hasil
Menarik Menuntun siswa Menyimpulkan
belajar siswa berupa essay yang terdiri dari kesimpulan membuat dan
masing-masing 12 soal pretest dan posttest kesimpulan dari mendeskripsikan
hasil kegiatan hasil kegiatan
dengan tingkatan level kognitif C2, C3, dan C4.

3
Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (1) (2023) 1-6

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui besar peningkatan


hasil belajar siswa dengan penerapan model
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1
pembelajaran inquiry learning dihitung dengan
Telaga Biru pada siswa kelas XI IPA 1 dengan
menggunakan gain-score menurut Hake (1998)
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dapat dilihat pada Tabel 2.
pada materi suhu dan kalor. Penelitian ini
dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Tabel 2. Rerata Pretest, Posttest dan N-
Persentase hasil belajar siswa setelah diberi Gain
perlakuan lebih tinggi dibandingkan sebelum Rerata N-Gain
diberikan perlakuan. Secara keseluruhan Skor Kategori
persentase hasil belajar siswa sebelum dan Pretest 44.55
0.5
sesudah pembelajaran dapat dilihat pada
Posttest 77.27 ( Sedang)
Gambar 1.

100
90 Pelaksanaan pembelajaran inkuiri dalam
Skor Pretest dan Posttest Kelas

penelitian ini dilakukan secara blended learning


80 73.24
melalui daring dan online. Pelaksanaan
70 pembelajaran secara blended learning
Eksperiman

60 memberikan peluang untuk siswa belajar fisika


50 44.55 pretest lebih fleksibel serta dapat meningkatkan hasil
40 posttest belajar konsep fisika. Hal ini sesuai dengan
30 penelitian Lestari, Odja, Payu (2022)
menemukan pembelajaran discoveri yang
20
diterapkan dengan blended learning dapat
10 meningkatkan hasil belajar konsep fisika
0 khususnya gerak lurus.
Eksperimen Kegiatan inti pembelajaran inkuiri yang
diterapkan dengan blended learning dilakukan
Gambar 1. Persentase hasil belajar siswa dengan beberapa tahapan sehingga dapat
sebelum dan sesudah pembelajaran
meningkatkan hasil belajar konsep suhu dan
Hasil analisis data pada kegiatan kalor.
pembelajaran dilakukan dengan menerapkan Pada tahan pertama dimulai dengan
model pembelajaran inquiry learning untuk kegiatan pendahuluan, guru memberitahukan
meningkatkan hasil belajar siswa konsep suhu kepada siswa melalui aplikasi WhatsApp pada
dan kalor. Berdasarkan hasil analisis data nilai fitur grup chat bahwa pembelajaran online dan
rata-rata pretest sebesar 44.55, hal ini ofline yang akan dimulai dengan menggunakan
dikarenakan siswa belum terbiasa dengan model aplikasi google meet bagi siswa daring.
pembelajaran tersebut, dan nilai rata-rata Kemudian memulai pembelajaran dengan
posttest sebesar 77,27 yang menandakan mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk
bahwa model pembelajaran inquiry learning berdo’a, guru meminta siswa untuk mengisi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti daftar hadir pada aplikasi WhatsApp fitur grup
yang ditunjukkan oleh Gulo (dalam al-Tabany, chat, kemudian menyampaikan apersepsi dan
2014: 83) proses pembelajaran inquiry learning menyampaikan kompetensi dasar serta tujuan
bukan hanya mengembangkan kapasitas ilmiah pembelajaran yang akan dicapai siswa dalam
namun di samping semua kemungkinan yang pembelajaran.
ada, misalnya, kemampuan untuk memecahkan Pada kegiatan inti pembelajaran inkuiri
masalah, mencari tahu jawaban sementara, dimulai dengan tahapan: tahapan pertama,
mengumpulkan informasi, menyelidiki informasi, merumuskan masalah dalam tahapan ini
dan menyimpulkan. dilakukan membagikan file modul fisika yang

4
Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (1) (2023) 1-6

akan dipelajari melalui grup WhatsApp, yang sebelumnya oleh Jelita, Odja, Setiawan (2022)
dilanjutkan dengan memandu siswa untuk menemukan pembelajaran inkuiri yang
mengakses modul fisika tentang konsep suhu diterapkan secara blended learning dapat
dan kalor, kemudian guru memberikan waktu berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar
kepada siswa untuk mempelajari modul konsep belajar gerak lurus. Pembelajaran online
pembelajaran yang telah dibagikan, kemudian melalui edmudo menggunakan model inkuiri
membagi siswa menjadi beberapa kelompok memberikan kesempatan berpartisipasi dalam
sesuai dengan daftar hadir yang dilanjutkan kegiatan pembelajaran sehingga pemahaman
dengan membimbing siswa dalam merumuskan konsep siswa (Riani et al., 2021).
masalah. Tahapan ke dua merumuskan
hipotesis. Pada tahapan ini, guru membimbing SIMPULAN
siswa untuk merumuskan hipotesis tentang
materi suhu dan kalor dan membimbing siswa Berdasarkan hasil penelitian, dapat
untuk menuliskan hipotesis pembelajaran. disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry
Tahapan ketiga pengumpulan data, learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar
pada tahapan ini guru, mengarahkan siswa siswa konsep suhu dan kalor. Hal ini disebabkan
untuk melakukan kegiatan percobaan pada karena siswa secara aktif terlibat dalam proses
lembar kerja peserta didik, siswa merekam pembelajaran. Secara khusus ini kesimpulan
kegiatan dan mengirim video setiap kelompok dari penelitian ini, yakni : (1) rata-rata skor
pada grup WhatsApp dan siswa menuliskan pretest hasil belajar siswa diperoleh sebesar
hasil kegiatan percobaan. 44.55, sedangkan skor posttest sebesar 77.27;
Tahapan keempat yaitu menguji (2) terdapat peningkatan yang signifikan pada
hipotesis. Pada tahapan ini, siswa penggunaan mdel inquiry learning untuk
membandingkan hipotesis yang telah dibuat meningkatkan hasil belajar siswa konsep suhu
dengan hasil percobaan yang telah dilakukan dan kalor. Ditunjukkan hasil perhitungan gain-
dan siswa menjawab pertanyaan untuk menguji score sebesar 0.5 dengan kategori sedang. (3)
hipotesis. Pada tahapan ini siswa memverifikasi Model inquiry learning efektif dan
apakah hipotesis sesuai dengan hasil direkomendasikan dapat diterapkan pada
percobaan. Menurut Nugroho (2018: 71) tahap pembelajaran fisika lainnya sebagai upaya untuk
verification merupakan proses mengevaluasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
menguji ide atau solusi baru terhadap realitas,
sehingga siswa mengalami proses mengecek
DAFTAR PUSTAKA
dan mengkritisi.
Tahapan kelima merupakan tahapan al-Tabany, T.I.B. 2014. Mendesain Model
akhir dan penutup adalah merumuskan Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
kesimpulan, siswa mempresentasikan hasil
Erdani, Y., Hakim, L., & Lia, L. (2020). Pengaruh
percobaan dan kelompok lain memperhatikan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
serta memberikan pertanyaan, kemudian
Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa di
dilanjutkan memberikan penguatan tentang hasil SMP Negeri 35 Palembang. Jurnal Pendidikan
percobaan yang dilakukan siswa. Seluruh Fisika Dan Teknologi, 6(1), 45–52.
tahapan pembelajaran inkuiri dilakukan secara https://doi.org/10.29303/jpft.v6i1.1549
blended learning dalam waktu yang bersamaan. Giancoli, D. C. (2014). Physics, Principles with
Untuk online menggunakan aplikasi google meet Applications. Boston : Pearson Prentice Hall.
untuk siswa yang belajar dari rumah (online) dan Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores.
tatap muka secara langsung untuk siswa yang (https://journal.unnes.ac.id, diakses pada 27
belajar di kelas. Agustus 2022).
Keberhasilan pembelajaran inkuiri yang Halliday, D., Resnick, R. & Walker, J. (2014).
Fundamentals of Physics, Tenth Edition,
diterapkan melalui blended learning pada
Extended. New York : John Wiley & Sons.
konsep suhu dan kalor sejalan dengan penelitian

5
Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika 4 (1) (2023) 1-6

Hendrawati, R., Koeswanti, H. D., Radia, E. H. (2019). Nugroho, R. Arifin. 2018. Kemapuan Berpikir Tingkat
Peningkatan Hasil Belajar Tema 7 Melalui Tinggi: Konsep, Pembelajaran, Penilaian, dan
Model Pembelajaran Inquiry pada Siswa Kelas Soal-soal. Jakarta: PT Gramedia.
5 SDN Cebongan 01 Salatiga Semester II Riani, L., Misdalina, M., & Sugiarti, S. (2021).
Tahun 2018/2019. Jurnal Basicedu, 3(1) 112- Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa
117. Menggunakan Inkuiri Terbimbing Berbantuan
Imas, K & Sani, B. (2015). Implementasi Kurikulum Edmodo. Jurnal Luminous: Riset Ilmiah
2013 Konsep & Penerapan. Surabaya: Pendidikan Fisika, 2(1), 17.
Kata Pena. https://doi.org/10.31851/luminous.v2i1.5237
Jelita, Nover Tiara Abdul Haris Odja, Dewa Gede Eka Septiani, Y. D., Lubis, P., & Ratnaningdyah, D. (2020).
Setiawan. 2022. Pengaruh Model Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry.
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan 1(1), 45–50.
Video Dengan Implementasi Blended Learning Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan,
Terhadap Hasil Belajar. ORBITA: Jurnal Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Bandung : Alfabeta.
Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Surya, Y. F. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tindakan Kelas sebagai Pengembangan IPS Menggunaan Model Inkuiri Sekolah Dasar.
Profesi Guru. Jakarta: PT.Raja Grafindo Lembaran Ilmu Kependidikan, 46(1) 12-15.
Persada.
Taufik, T. & Muhammadi. (2011). Mozaik
Lestari, Wiwin. Odja, Abdul Haris. Payu, Citron Supu. Pembelajaran Inovatif. Padang: Sukabina
2022. The Effect of Discovery-Based Blended Press.
Learning towards Learning Performance of
Triantno. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif
High School Students in Linear Motion. Jurnal
berorientasi konstruktivistik “konsep, landasan
Pendidikan MIPA
teoritis-praktis dan implementasinya”. Jakarta.
Ngalimun. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran. Prestasi Pustaka
Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai