Anda di halaman 1dari 8

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

PENINGKATAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL


DISCOVERY LEARNING
Yeri Yunita Melani Dewi1*, Sri Irawati1 , Irdam Idrus1
1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Email : yeriyunita07@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah peserta didik melalui model discovery
learning di kelas VIII6 SMPN 04 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas,
penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri atas tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah guru dan seluruh peserta didik
kelas VIII6 SMPN 04 Kota Bengkulu tahun ajaran 2017/2018. Variabel penelitian ini adalah model
pembelajaran discovery learning dan sikap ilmiah peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu observasi dan angket dengan instrumen berupa lembar observasi dan lembar
angket. Hasil analisis data sikap ilmiah peserta didik pada siklus I diperoleh skor rata-rata 20,63
(Kurang) dan pada siklus II sikap ilmiah peserta didik mengalami peningkatan skor rata-rata yaitu 28,58
(Cukup). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan sikap ilmiah peserta didik kelas VIII6 SMPN 04 Kota Bengkulu.

Kata Kunci : Discovery Learning, Sikap Ilmiah.

Abstract

The aim of this research is to describe the application of discovery learning model and the student’s
scientific attitude in seventh grade6 at SMPN 04 Bengkulu about human respitory system. The type of
this research used the classroom action research with descritive method and divided in two cycles
which each cycle has consisted to planning phase, the implementation of the action, observation, and
reflection. This research involved the teachers and 26 students as the subject in seventh grade 6 at
SMPN 04 Bengkulu for academic year 2017/2018. The variable of the research has consisted to
discovery learning model and the student’s scientific attitude. The technique in collecting data in this
research was observation from questionnaire sheet with used intsrument. The average score of data
analyst for teacher’s activity in the first cycle was 23 (good) and in the second cycle was 29 (good).
Then the data for student’s scientific attitude in the first cycle has gained with the average score 20,63
(less) and the second cycle has proved into 28,58 (enough). From the result of this research it can be
concluded that the discovery learning model is be able to improve student’s scientific attitude in
seventh grade6 at SMPN 04 Bengkulu.

Keyword : Discovery Learning, Scientific Attitude

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 250


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

mengamati, mencatat dan bertanya dapat


PENDAHULUAN menunjang perkembangan sikap ilmiah
Pembelajaran yang menekankan pada dalam diri peserta didik. Sikap dalam kerja
peserta didik aktif dalam menemukan ilmiah yang dilakukan dapat diamati dari
konsep sendiri diantaranya adalah model keterlibatan peserta didik saat
discovery learning (Lestari & Budiastuti, pembelajaran berlangsung (Margiastuti,
2018). Pembelajaran berbasis penemuan 2015).
atau discovery learning adalah model Dalam kegiatan pembelajaran langsung
mengajar yang mengatur pengajaran tidak terlepas dari proses penilain, adapun
sedemikian rupa sehingga anak ruang lingkup penilaian dalam Kurikulum
memperoleh pengetahuan yang 2013 memiliki keterkaitan dengan
sebelumnya belum diketahuinya tidak pendekatan ilmiah (saintifik). Terdapat tiga
melalui pemberitahuan, namun ditemukan komponen utama, yaitu penilaian sikap,
sendiri. Dalam menemukan konsep, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga
peserta didik melakukan pengamatan, komponen tersebut dilaksanakan dengan
menggolongkan, membuat dugaan, menggunakan teknik dan intstrumen
menjelaskan, menarik kesimpulan dan penilaian yang berbeda-beda, tetapi tetap
sebagainya untuk menemukan beberapa berimbang dan berfungsi saling
konsep atau prinsip dan informasi yang melengkapi antara satu dengan yang lain.
diperoleh berdasarkan pengamatan atau Hasil dari penilaian ketiga komponen
percobaan pada proses pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur
sehingga peserta didik dapat belajar aktif dalam menentukan keberhasilan peserta
yang mengembangkan sikap ilmiah pada didik dalam mengikuti proses
diri peserta didik (Cahyo, 2013). pembelajaran. Namun kebanyakan yang
Pembelajaran IPA memiliki terjadi di lapangan penilaian yang
karakteristik yaitu terdapat proses ilmiah, dilakukan hanya sebatas aspek
sikap ilmiah dan produk pengetahuan pengetahuan saja, dan hal tersebut tidak
ilmiah. Kegiatan IPA melatih peserta didik sesuai dengan penilaian dalam kurikulum
untuk mengikuti proser ilmiah dalam 2013 itu sendiri yang mencakup aspek
mendapatkan pengetahuan. Sikap ilmiah penilaian yaitu, sikap, pengetahuan, dan
diberdayakan melalui kegiatan proses keterampilan (Fadillah, 2014).
ilmiah secara berkala. Sebagai produk Berdasarkan pengalaman peneliti
diartikan sebagai hasil proses, berupa selama melaksanakan kegiatan magang 3
pengetahuan yang diajarkan dalam di SMPN 04 Kota Bengkulu, ada beberapa
sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan masalah yang ditemui dalam proses
bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pembelajaran, yaitu: 1) Kegiatan
pengetahuan. Pembelajran IPA pembelajaran masih berpusat pada guru
memberikan bimbingan kepada siswa sehingga keterlibatan peserta didik dalam
untuk melakukan kinerja ilmiah (Trianto, kegiatan pembelajaran cenderung pasif, 2)
2014). pada saat melakukan praktikum
Dalam melakukan kerja ilmiah dapat mengamati irisan melintang akar dan
menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri batang tumbuhan monokotil dan dikotil,
peserta didik. Macam sikap ilmiah yang terlihat antusias peserta didik masih
timbul bergantung dari banyaknya kurang karena masih menunggu perintah
keterlibatan peserta didik dalam dari guru untuk belajar, hanya beberapa
pembelajaran. Keterlibatan peserta didik peserta didik dari setiap kelompok yang
berperan aktif dalam kerja ilmiah seperti melakukan percobaan, mengemukakan

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 251


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

pendapat dan menyampaikan hasil peserta didik dalam pembelajaran, peserta


pengamatan tidak berdasarkan bukti yang didik telah dilibatkan dalam proses
kuat. pembelajaran yang dilakukan guru maka
Hasil pengamatan tersebut akan terciptanya sikap ilmiah, seperti akan
menunjukan bahwa adanya permasalahan terciptanya rasa ingin tahu dalam peserta
pada aspek sikap ilmiah peserta didik. didik menemukan konsep, terciptanya
Aspek sikap ilmiah memiliki indikator yaitu sikap objektif atau jujur, mengemukakan
sikap ingin tahu, terbuka dan bekerja pendapat berdasarkan pengamatan,
sama, kritis, serta sikap objektif atau jujur terciptanya kerja sama didalam kelompok.
peserta didik saat mengikuti proses
pembelajaran. Sikap ilmiah yang baik akan METODE
menjadi faktor pencapaian hasil belajar Jenis penelitian yang digunakan
peserta didik menjadi baik pula, maka dari adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan
itu diperlukan suatu upaya perbaikan metode deskriptif. Subyek penelitian
dalam model pengajaran yang dapat adalah guru dan seluruh peserta didik kelas
mendorong sikap ilmiah peserta didik. VIII6 SMPN 04 Kota Bengkulu tahun ajaran
Berdasarkan permasalahan yang 2017/2018.
diuraikan untuk meningkatkan sikap ilmiah Teknik pengumpulan data yaitu
peserta didik dibutuhkan model observasi yang dilakukan untuk
pembelajaran yang dapat mengamati aktivitas guru dan sikap ilmiah
mengembangkan sikap ilmiah peserta peserta didik dan sikap ilmiah peserta didik
didik yaitu dengan menggunakan model dengan instrumen berupa lembar
pembelajaran yang memberi kesempatan observasi dengan kategori baik, cukup, dan
kepada peserta didik terlibat aktif dalam kurang, butir observasi dikembangkan dari
proses pembelajaran melalui penyelidikan. dari langkah-langkah model discovery
Salah satu model yang dapat melibatkan learning. Lembar angket digunakan untuk
peserta didik dalam proses pembelajaran menilai sikap ilmiah peserta didik secara
adalah model Discovery Learning. sendiri berdasarkan kegiatan
Model Discovery Learning sangat cocok pembelajaran yang telah dilakukan dengan
untuk melibatkan peserta didik secara aktif memberi tanda (√) pada empat kategori
dalam proses pembelajaran. yaitu sangat setuju (4), setuju (3), tidak
(Permendikbud, 2014), model setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Butir
pembelajaran Discovery Learning pernyataan sikap ilmiah pada lembar
mengarahkan peserta didik untuk observasi dan lembar angket
memahami konsep, arti, dan hubungan, dikembangkan berdasarkan dimensi dan
melalui proses intuitif untuk akhirnya indikator sikap ilmiah.
sampai kepada suatu kesimpulan. Teknik analisis data aktivitas guru dan
Penemuan konsep tidak disajikan sikap ilmiah peserta didik dianalisis secara
dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik deskriptif dengan cara mencari rerata dan
didorong untuk mengidentifikasi apa yang kategori. Kategori rerata dan skor aspek
ingin diketahui dan dilanjutkan dengan pembelajaran dikategorikan dalam
mencari informasi sendiri kemudian kategori baik, cukup, dn kurang.
mengorganisasi atau mengkonstruksi apa
yang mereka ketahui dan pahami dalam
suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi
bila peserta didik terlibat. Dengan adanya
proses penyelidikan yang dilakukan oleh

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 252


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran model discovery learning


1. Penerapan model discovery menggunakan dua siklus untuk
learning dan sikap ilmiah peserta meningkatkan sikap ilmiah peserta didik.
didik pada siklus I dan siklus II Data dapat dilihat pada Tabel 1. Data hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang aktivitas peserta didik dan aktivitas guru.
telah dilakukan dikelas VIII6 SMPN 04 Kota
Bengkulu dengan menerapkan model

Tabel 1. Data Hasil Aktivitas Peserta Didik Dan Aktivitas Guru


Aktivitas Peserta Didik Aktivitas Guru
Observasi Angket Observer
Siklus Rata- Rata-
sikap sikap Total Kategori 1 2 Total Kategori
rata rata
Ilmiah ilmiah
I 9,47 31,8 41,27 20,63 Kurang 23 23 46 23 Baik
II 13,16 44 57,16 28,58 Cukup 29 29 58 29 Baik

Berdasarkan Tabel 1. Diatas aktivitas menjadi positif, tidak hormat menjadi


guru berupa penerapan model discovery hormat, benci menjadi sayang, dan
learning secara keseluruhan berkategori sebagainya.
baik, siklus I dengan rerata skor 23 Sesuai dengan peranan guru menurut
sedangkan pada siklus II meningkat dengan Rusman (2014), bahwa peranan guru
rerata skor menjadi 29. Peningkatan skor sangat penting dalam proses pembelajaran
pada kegiatan pembelajaran siklus II ini untuk menentukan tingkat keberhasilan
seiring dengan dilakukannya perbaikan pendidikan karena mutu pendidikan yang
setiap tahapan model discovery learning dinilai dari prestasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran pada siklus I yang ditentukan oleh guru.
dinilai kurang maksimal. Hal ini sesuai 2. Dimensi sikap ilmiah pada siklus I dan
dengan penelitian Widiadnyana (2014) siklus II
yang mengatakan dengan perbaikan Ada 6 dimensi sikap ilmiah yang dipilih
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk diamati dalam penelitian yaitu sikap
dapat menumbuhkan sikap ilmiah pada ingin tahu, sikap respek terhadap data atau
peserta didik. Sedangkan menurut Dalyono fakta, sikap berpikir kritis, sikap penemuan
(1997) dalam Yunita (2014), mengatakan dan kreativitas, sikap berpikiran terbuka
bahwa belajar bertujuan untuk mengubah dan kerja sama, sikap ketekunan yang
sikap, dari negatif dapat diamati pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Data dimensi sikap ilmiah peserta didik pada siklu I dan siklus II
Aspek sikap ilmiah peserta Siklus I Siklus II
didik Rerata skor Kategori Rerata skor Kategori
Ingin tahu 1,94 Kurang 2,98 Cukup
Respek terhadap data atau
2,29 Cukup 2,95 Cukup
fakta
Berpikir kritis 1,79 Kurang 2,74 Cukup
Penemuan dan kreativitas 1,92 Kurang 2,97 Cukup
Berpikiran terbuka dan kerja
2,7 Cukup 3,53 Baik
sama
Ketekunan 2,97 Cukup 3,75 Baik

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 253


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

Dimensi sikap ingin tahu pada siklus kelompok mengisi jawaban LKPD
I didapatkan data dengan kategori kurang. berdasarkan hasil pengamatan yang telah
Penilaian kategori kurang pada dimensi dilakukan dan mengambil keputusan
sikap ingin tahu tidak terlepas dari sesuai fakta.
indikator sikap ingin tahu tersebut yang Pada siklus I dari ke enam aspek
dinilai kurang, yaitu indikator perhatian sikap ilmiah, sikap kritis memiliki rerata
pada obyek yang diamati dan indikator skor paling kecil dengan kategori kurang
antusias dalam belajar. Data yang dan terjadi peningkatan pada siklus II
diperoleh sesuai dengan kenyataan pada berkategori cukup. Terdapat 3 indikator
saat proses pembelajaran. Dimana saat yang dinilai pada dimensi sikap berpikir
praktikum mekanisme pernapasan di siklus kritis diantaranya sikap meragukan
I membuat alat peraga mekanisme temuan teman, menanyakan setiap
pernapasan, masih ada peserta didik yang perubahan/hal baru, tidak mengabaikan
tidak perhatian terhadap obyek yang data meskipun kecil.
sedang diamati hanya beberapa peserta Pada siklus I terdapat didik yang
didik dalam kelompok yang terlihat masih memiliki sikap kurang perduli
perhatian terhadap obyek yang diamati. terhadap pendapat atau temuan peserta
Pada siklus II dimensi sikap ingin didik. Sedangkan pada siklus II peneliti
tahu meningkat menjadi kategori cukup. membimbing peserta didik tidak percaya
Indikator sikap antusias ditinjau begitu saja dengan pendapat atau temuan
pertanyaan yang muncul dari perserta temannya dengan cara meminta peserta
didik untuk mengetahui dan memperoleh didik menanggapi tanggapan dengan
informasi. mendiskusikannya bersama Silvester
Indikator sikap perhatian pada (2012) mengungkapkan bahwa sikap
obyek yang diamati terjadi peningkatan. berpikir kritis peserta didik dapat timbul
Hal ini sesuai dengan kenyataan ketika apabila sering dilatih bagaimana peserta
praktikum setiap peserta didik harus didik dalam membuat dan merumuskan
menghitung frekuensi pernapasan masing- pertanyaan-pertanyaan, merumuskan ide,
masing setelah melakukan kegiatan duduk, menyampaikan pendapat, kemampuan
berdiri, berjalan, dan berlari, terlihat mengidentifikasi objek-objek dan masalah-
semua peserta didik dalam kelompok masalah dalam pembelajaran.
perhatian terhadap yang diamati. Indikator menanyakan setiap
Dimensi sikap respek terhadap data perubahan/hal baru pada siklus
atau fakta, untuk dimensi sikap respek berkategori kurang dan terjadi
terhadap data atau fakta terdiri dari dua peningkatan pada siklus II berkategori
indikator yang diamati, pada siklus I sikap cukup, data yang diperoleh sesuai dengan
respek terhadap data atau fakta kenyataan pada saat proses pembelajaran
berkategori cukup, pada siklus II hanya beberapa peserta didik yang aktif
berkategori cukup. Dua indikator yang bertanya terhadap hasil pengamatan yang
diamati mengalami peningkatan setiap didapatkan sedangkan pada siklus II
siklusnya, seperti indikator sikap tidak peneliti membimbing setiap kelompok
memanipulasi data dan sikap mengambil untuk aktif bertanya terhadap
keputusan sesuai fakta. Data yang perubahan/hal baru yang ditemukan
diperoleh sesuai dengan kenyataan, pada ketika pengamatan, seperti peneliti
saat proses pembelajaran peserta didik bertanya kepada peserta didik dalam
tidak memanipulasi data, seperti saat setiap kelompok hal apa yang didapatkan
mengerjakan soal pada LKPD setiap setelah melakukan pengamatan dan

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 254


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

memberikan penguatan jawaban yang merancang alat peraga untuk mekanisme


benar agar memancing peserta didik untuk pernapasan terlihat dalam kelompok saling
bertanya terhadap penguatan jawaban memberi saran dan menerima saran
yang diberikan. tersebut.
Indikator tidak mengabaikan Indikator yang keempat pada sikap
mengalami perbaikan dari siklus I ke siklus ilmiah yatu berpartisipasi aktif dalam
II. Perbaikan aspek ini disebabkan adanya kelompok. Pada siklus I dinilai sudah cukup
aktivitas pembimbingan peserta didik dan pada siklus II terjadi peningkatan
untuk tidak mengabaikan data yang menjadi baik, di siklus I belum terlalu
didapatkan dengan cara mencatat semua terlihat partisipasi aktif tiap peserta didik
data yang telah diamati. Kegiatan tersebut dalam proses pengamatan, namun ketika
dilakukan pada praktikum menghitung di siklus II baru terlihat partisipasi aktif
frekuensi pernapasan peserta didik hanya peserta didik karena pada siklus II
mencatat hasil perhitungan. pengamatan yang dilakukanlah adalah
Dimensi sikap penemuan dan menghitung frekuensi pernapasan tiap
kreativitas mendapatkan kategori kurang peserta didik. Dalam hal ini semua peserta
di siklus I. Pada siklus II, aspek tersebut didik terlibat untuk melakukan kegiatan
mengalami menjadi kategori cukup. Ada seperti duduk, bediri, berjalan, dan berlari,
dua indikator yang dinilai untuk dimensi agar diketahui frekuensi pernapasan
sikap penemuan dan kreativitas yaitu sikap masing-masing, sehingga adanya
menggunakan fakta-fakta untuk konklusi keterlibatan tersebut terlihatlah partisipasi
(simpulan). aktif dari setiap peserta didik.
Dimensi sikap berpikiran terbuka dan Dimensi sikap yang terakhir adalah
kerja sama berkategori kurang dan terjadi dimensi sikap ketekunan dimana pada
peningkatan pada siklus II berkategori baik. siklus I berkategori cukup megalami
Terdapat 4 indikator yang diamati pada peningkatan pada siklus II dengan kategori
dimensi ini, indikator yang pertama sikap baik. Indikator yang diamati adalah sikap
menghargai pendapat/temuan orang lain. mengulangi percobaan meskipun
Pada siklus I dinilai cukup dan pada siklus II berakibat kegagalan. Pada siklus I masih
terjadi peningkatan berkategori baik, berkategori cukup dan terjadi peningkatan
terlihat dalam proses pengamatan peserta pada siklus II berkategori baik . Data yang
didik menghargai pendapat/temuan dari diperoleh sesuai dengan kenyataan pada
teman kelompoknya. saat proses pembelajaran, ketika membuat
Pada indikator sikap “merubah alat peraga mekanisme pernapasan setiap
pendapat jika data kurang” mengalami kelompok mengulangi percobaan ketika
peningkatan pada siklus II. Berdasarkan alat peraga yang mereka buat gagal.
pengamatan, aspek ini diberdayakan Peningkatan sikap ilmiah peserta didik
dalam sintak Discovey learning pada sintak dari siklus I ke siklus II ini dapat terjadi
konfimasi data. Bimbingan dilakukan karena disebabkan oleh perbaikan
secara baik oleh guru, sehingga peserta pembelajaran yang dilakukan guru.
didik mau merubah pendapat setelah Dimana guru telah melakukan perbaikan
adanya pembenaran. dan mengoptimalkan dalam mengajar.
Indikator yang ketiga dari sikap ilmiah Menurut Syah (2011) sikap peserta didik
yaitu menerima saran dari teman. Pada yang positif, terutama kepada guru dan
siklus I sudah dinilai cukup dan pada siklus mata pelajaran yang disajikan merupakan
II terjadi peningkatan menjadi baik, hal ini pertanda awal yang baik bagi proses
sesuai dengan kenyataan pada saat belajar peserta didik tersebut.

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 255


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

Peningkatan sikap ilmiah memberi DAFTAR PUSTAKA


dampak positif, seperti hasil belajar
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi
peserta didik menjadi meningkat, hal ini Pendidikan. Jakarta : bumi Aksara.
selaras dengan pendapat Dasta (2012) Cahyo, N. & Agus. (2013). Panduan Aplikasi
dalam Yunita (2014) yaitu penilaian sikap Teori-Teori Bealajar Mengajar.
ilmiah dalam pembelajaran sains, penting Yogyakarta : DIVA Press.
dilaksanakan oleh karena dalam
pembelajaran sains berkaitan dengan Fadillah. (2014). Implementasi Kurikulum
kemampuan, sehingga menjadi acuan 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
peserta didik mampu atau tidak mampu SMP/MTS, dan SMA/MA.
pada pembelajaran. Sikap merupakan Yogyakarta : AR-ruzz Media.
tingkah laku yang bersifat umum yang Lampiran (salinan) III Permendikbud
menyebar tipis diseluruh hal yang Nomor 58 Tahun 2014 tentang
dilakukan peserta didik. Tetapi sikap juga Kurikulum 2013 SMP/MTS.
merupakan salah satu yang berpengaruh
pada hasil belajar peserta didik. Sikap Lestari, S., & Budaistuti, R.E. (2018).
ilmiah dapat dibedakan dari sekedar sikap Implementasi Discovery Learning
terhadap sains, karena sikap terhadap terhadap Keaktifan Siswa pada
sains hanya terfokus pada apakah peserta Mata Pelajaran Bahasa Inggirs
didik suka atau tidak suka terhadap Materi “Song” di SMA N Guntur
pembelajaran sains. Tentu saja sikap positif Demak. Prosiding Seminar Nasional
terhadap pembelajaran sains akan Mahasiswa Unimus. Volume 1. e-
memberikan kontribusi tinggi dalam ISSN: 2654-766X.
pembentukan sikap ilmiah peserta didik. MargiastutI, S. & Nugraheni. (2015).
Penerapan model guided inquiry
terhadap Sikap ilmiah dan
PENUTUP pemahaman konsep peserta didik
Simpulan Pada tema ekosistem. Dalam
Sikap ilmiah peserta didik kelas VIII6 http://lib.unnes.ac.id/21017/1/400
SMPN 04 Kota Bengkulu meningkat dari 1411004-S.pdf
kategori kurang pada siklus I menjadi
Rosita, I. (2014). Meningkatkan Kerja sama
kategori cukup pada siklus II dengan
Siswa Melalui Pembelajaran
pembelajaran model discovery learning.
Kooperatif Tipe Think Pair Share.
Dalamhttp://repository.uksw.edu/
Saran
bitstream/123456789/11889/2/PR
Model discovery learning
OS_Dewi%20Anjani%2C%20Suciati
merupakan model pembelajaran yang
%2C%20Maridi_Profil%20Keteram
tepat digunakan untuk meningkatkan sikap
pilan%20Kerjasama_fulltext.pdf
ilmiah peserta didik akan tetapi dalam
menerapkan model ini hendaknya lebih Rusman. (2014). Model-model
memperhatikan dan membimbing peserta Pembelajaran. Jakarta : Rajawali
didik dalam setiap tahapannya, sehingga Press.
dengan adanya bimbingan dari seorang Silvester, M. (2012). Peningkatan
guru sikap ilmiah peserta didik ketika Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
menemukan konsep saat proses kelas V DALENG Manggarai pada
pembelajaran akan mudah untuk pokok Bahasan Globalisasi. Dalam
dikembangkan. https://anzdoc.com/peningkatan-
DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 256
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 3(2): 250-257 (November 2019) e-ISSN 2598-9669

kemampuan-berpikir-kritis-siswa-
kelas-v-sdi-dale.html
Sudijono, A. (2012). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.
Syah, M. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Trianto. (2014). Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Ismawati, F., Dwijananti, P., & Nugroho, S.
E. (2014). Penerapan Model
Pembelajaram Conceptual
Procedures Untuk Meningkatkan
Curiosity dan Pemahaman Konsep
Siswa. Dalam
https://journal.unnes.ac.id/nju/ind
ex.php/JPFI/article/view/3047/310
8
Widiadnyana, I. W. (2014). Pengaruh Model
Discovery Learning Terhadap
pemahaman konsep IPA dan Sikap
Ilmiah Siswa SMP.
Dalamhttps://media.neliti.com/me
dia/publications/123048-ID-
pengaruh-model-discovery-
learning-terhad.pdf
Yunita, Prima., & Fakhruddin. (2014).
Hubungan antara Sikap Ilmiah
Siswa dengan Hasil belajar belajar
fisika dikelas XI IPA Negeri
Kampar.Dalam
https://repository.unri.ac.id/jspui/
bitstream/123456789/1508/1/Jurn
al%20Frima%20Yunita

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.3.2.250-257 257

Anda mungkin juga menyukai