Anda di halaman 1dari 7

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 16-22 (2017) ISSN 2598-9669

Peningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Melalui Penerapan Model Discovery Learning


Arti Asmarani1*, Irdam Idrus1, Kasrina1
1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Email : asmaraniartie@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap ilmiah siswa dan penerapan model discovery learning
di kelas VIIc SMPN 15 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan metode
deskriptif, penelitian terdiri dari dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri atas tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah guru dan seluruh siswa kelas
VIIc SMPN 15 Kota Bengkulu tahun ajaran 2016/2017 siswa. Variabel penelitian ini adalah model
pembelajaran discovery learning dan sikap ilmiah siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu observasi dan penilaian diri dengan instrumen berupa lembar observasi dan lembar penilaian diri.
Hasil analisis data aktivitas guru siklus I diperoleh skor rata-rata yaitu 11,5 (Cukup), dan pada siklus II skor
rata-rata aktivitas guru menjadi 15 (Baik). Selanjutnya data sikap ilmiah siswa pada siklus I diperoleh skor
rata-rata 16,90 (Cukup) dan pada siklus II sikap ilmiah siswa mengalami peningkatan skor rata-rata yaitu
20,99 (Baik). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Discovery Learning dapat
meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas VIIc SMPN 15 Kota Bengkulu.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Discovery Learning, Sikap Ilmiah.

ABSTRACT

This study aimed to describe of student’s scientific attitude and discovery learning model application in the
class VIIc SMP Negeri 15 Bengkulu city. This research is a classroom action research with descriptive
methods, consisted of two cycles each cycle consisting of planning, implementation, observation and
reflection. The subjects were teacher and all students in the class VIIc SMPN 15 Bengkulu City 2016/2017
school year. The variables of this research is a model of discovery Learning, student’s scientific attitude.
Data collection techniques are observation and self-assesment with the istrument used is observation sheet
and self-assesment sheet. The results of data analysis of teacher activity first cycle obtained average score
of 11,5 (enough), and on the second cycle of teacher activity score to 15 (Good). The results of data of
student’s scientific attitude first cycle obtained average score of 16,90 (enough), and on the second cycle
student’s scientific attitude score to be increased of 20,99 (Good). From result of research can be
concluded that discovery Learning can increase student’s scientific attitude of class VIIc SMPN 15 Bengkulu
city

Keywords: Discovery Learning, student’s scientific attitude

dari pengalaman–pengalaman nyata siswa


PENDAHULUAN sehingga model discovery learning juga
Kemendikbud menjelaskan bahwa menuntut siswa untuk menemukan
kegiatan pembelajaran yang menekankan konsep atau memahami materi melalui
pada pembelajaran siswa aktif dalam serangkaian data dan informasi yang
menemukan konsep sendiri diantaranya diperoleh berdasarkan pengamatan atau
adalah model discovery learning. Menu- percobaan pada proses pembelajaran
rut Anam (2016) pembelajaran model dis- yang dapat mengembangkan sikap ilmiah
covery learning yakni proses pem- siswa.
belajaran yang berfokus pada penemuan Sikap ilmiah diperlukan dari kegia-
masalah (sumber belajar) yang berasal tan pembelajaran yang diperoleh melalui
16
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 16-22 (2017) ISSN 2598-9669

proses seperti pengalaman, pembelajaran, Berdasarkan permasalahan yang


identifikasi permasalahan dan lainnya. diuraikan diatas maka peneliti melak-
Pembelajaran dengan model discovery sanakan penelitian berupa pening-katkan
learning diharapkan dapat mempenga- sikap ilmiah siswa melalui penerapan mo-
ruhi sikap positif atau sikap ilmiah siswa del discovery learning pada materi pen-
yang diperlukan untuk meningkatkan cemaran lingkungan di kelas VIIC SMPN 15
kemampuan siswa demi tercapainya Kota Bengkulu. Berdasarkan latar bela-
tujuan pembelajaran. Sikap ilmiah terdiri kang masalah yang telah diuraikan diatas,
dari beberapa dimensi yaitu sikap ingin maka rumusan masalah dalam penelitian
tahu, sikap senantiasa mendahulukan ini adalah sebagai berikut : apakah
data/fakta, sikap berfikir kritis, sikap penerapan model discovery learning di
penemuan kreativitas, sikap berpikiran kelas VIIC SMPN 15 Kota Bengkulu dapat
terbuka dan kerjasama, sikap ketekunan, meningkatkan sikap ilmiah siswa siswa
sikap peka terhadap lingkungan sekitar pada materi pencemaran lingkungan?.
(Kusuma, 2013). Tujuan penelitian adalah untuk mendes-
Rizar (2014) menyatakan bahwa kripsikan sikap ilmiah siswa melalui pene-
pembelajaran IPA dicirikan oleh nilai-nilai rapan model discovery learning pada
dan sikap ilmuwan dalam menggunakan pembelajaran materi pencemaran ling-
proses ilmiah untuk mendapatkan penge- kungan di kelas VIIC SMPN 15 Kota
tahuan, hal ini sesuai dengan pendekatan Bengkulu
saintifik yang digunakan dalam kurikulum
2013. Materi pencemaran lingkungan METODE
dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.9. Men- Jenis penelitian yang digunakan
deskripsikan pencemaran dan dampaknya adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan
bagi makhluk hidup, berdasarkan KD yang metode deskriptif. Subyek penelitian
akan dicapai dalam materi pencemaran adalah guru dan seluruh siswa kelas VIIc
lingkungan diharapkan dapat mening- SMPN 15 Kota Bengkulu tahun ajaran
katkan sikap ilmiah siswa berdasarkan 2016/2017 dengan penentuan subyek se-
kegiatan pembelajaran untuk mendes- cara convenience sampling yaitu sampel
kripsikan terjadinya pencemaran lingku- berdasarkan kemudahan atau keter-
ngan dan dampaknya bagi mahkluk hidup sediaan di sekolah untuk dilaksanakannya
dengan penerapan model pembelajaran penelitian yang dalam hal ini peneliti se-
discovery learning. bagai guru dalam penelitian dengan teknik
Berdasarkan hasil diskusi dan pengumpulan data yaitu observasi yang
observasi peneliti dengan guru biologi di dilakukan untuk mengamati aktivitas guru
SMPN 15 Kota Bengkulu, ada beberapa dan sikap ilmiah siswa dengan instrumen
masalah yang ditemui dalam proses berupa lembar observasi dengan kategori
pembelajaran, yaitu : 1) Kegiatan pem- baik, cukup dan kurang, butir observasi
belajaran masih berpusat pada guru dikembangkan dari langkah-langkah mo-
sehingga siswa kurang aktif dan sikap del discovery learning. Selain itu obser-
ilmiah kurang berkembang; 2) Dalam vasi, penilaian diri digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan siswa terpaku menilai sikap ilmiah oleh siswa secara sen-
pada buku pelajaran bukan pada proses diri berdasarkan kegiatan pembelajaran
pembelajaran sehingga sikap ilmiah siswa yang telah dilakukan dengan memberi
kurang berkembang. tanda (√) pada tiga kategori yaitu ya,
kadang-kadang dan tidak pada lembar
penilaian diri. Butir pernyataan sikap

17
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 16-22 (2017) ISSN 2598-9669

ilmiah pada lembar observasi dan lembar Keterangan :


penilaian diri dikembangkan berdasarkan skor terbesar = jumlah butir pengamatan
dimensi dan indikator sikap ilmiah. x skor maksimum setiap butir
Teknik analisis data aktivitas guru skor terkecil = jumlah butir pengamatan x
dan sikap ilmiah siswa dianalisis secara skor minimum setiap butir
deskriptif dengan cara mencari rerata dan
kategori. Rumus rerata Susetyo (2012) : HASIL DAN PEMBAHASAN
∑𝑿
Rerata Skor : 𝒏 1. Penerapan model discovery
∑X = jumlah seluruh skor pengamatan learning dan sikap ilmiah siswa
n = jumlah observer/pengamat pada siklus I dan siklus II
Kategori rerata dan skor aspek Berdasarkan penelitian yang telah
pembelajaran dikategorikan dalam ka- dilakukan berupa peningkatkan sikap
tegori baik, cukup, dan kurang. Penentuan ilmiah siswa menggunakan penerapan
kategori skor setiap kategori meng- model discovery learning pada materi
gunakan rumus menurut Sudijono (2012), pencemaran lingkungan di kelas VIIC
yaitu: SMPN 15 Kota Bengkulu yang dilak-
Rentang tiap kategori = sanakan selama 2 siklus maka diperoleh
skor maksimum − skor minimum hasil sebagai berikut:
jumlah kategori

Tabel 1. Data aktivitas guru dan sikap ilmiah siswa pada siklus I dan siklus II
Siklus Sikap ilmiah siswa Aktivitas guru

Observasi Penilai Total Rata- Kategori Observer Total Rata- Kategori


an diri rata rata
1 2

1 14,23 19,58 33,81 16,90 Cukup 11 12 23 11,5 Cukup

2 20,08 21,91 41,99 20,99 Baik 14 16 30 15 Baik

Berdasarkan Tabel 1. diatas penelitian reflektif yang dilakukan oleh


aktivitas guru berupa penerapan model guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan
discovery learning secara keseluruhan sebagai alat untuk pengembangan keah-
terjadi peningkatan kegiatan pem- ian mengajar, yaitu melalui penelitian
belajaran dari siklus I dengan kategori tindakan, guru dapat memperbaiki pra-
cukup meningkat menjadi kategori baik di ktek-praktek pembelajaran menjadi lebih
siklus II. Peningkatan kegiatan pem- efektif sehingga kualitas pembelajaran
belajaran pada siklus II ini seiring dengan menjadi lebih baik dari kegiatan pem-
dilakukannya perbaikan setiap tahapan belajaran sebelumnya.
model discovery learning dalam pem- Peningkatan aktivitas guru dalam
belajaran pada siklus I yang dinilai kurang penerapan model discovery learning
maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat dalam proses pembeljaran dapat mening-
McNiff (1992) dalam Winarni (2011), katkan sikap ilmiah sesuai dengan pen-
dimana Penelitian Tindakan Kelas (class- dapat menurut Anam (2016), dimana
room action research) adalah bentuk pembelajaran model discovery learning

18
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 16-22 (2017) ISSN 2598-9669

yakni proses pembelajaran yang berfokus pembelajaran sehingga siswa dapat


pada penemuan masalah (sumber belajar) belajar aktif yang mengembangkan sikap
yang berasal dari pengalaman nyata ilmiah siswa.
siswa. Sehingga dalam proses 2. Dimensi sikap ilmiah pada siklus I
pembelajaran siswa dituntut untuk dapat dan siklus II
menyelesaikan masalah (materi ajar) Ada 4 dimensi sikap ilmiah yang
dalam hal ini pembelajaran model dis- dipilih untuk diamati dalam penelitian
covery learning juga menuntut siswa yaitu sikap ingin tahu, sikap berpikir kritis,
untuk menemukan konsep atau me- sikap peka terhadap lingkungan sekitar
mahami materi melalui serangkaian data dan sikap bekerja sama yang dapat
dan informasi yang diperoleh berdasarkan diamati pada Tabel berikut ini :
pengamatan atau percobaan pada proses

Tabel 2. Data dimensi sikap ilmiah siswa pada siklus I dan siklus II
Dimensi Siklus I Siklus II
sikap Observasi Penilaian Rata- Kategori Observasi Penilaian Rata- Kategori
ilmiah diri rata diri rata
Ingin tahu 1,78 2,34 2,06 Cukup 2,51 2,69 2,6 Baik

Berfikir 1,87 2,38 2,12 Cukup 2,41 2,41 2,41 Baik


kritis
Peka 1,81 2,51 2,16 Cukup 2,52 2,75 2,63 Baik
terhadap
lingkunga
n sekitar
Bekerja 1,68 2,55 2,11 Cukup 2,52 2,88 2,7 Baik
sama

kurang sesuai dengan materi yang


Berdasarkan Tabel 2. diatas, pada dipelajari.
siklus I keempat dimensi sikap ilmiah Pada siklus II dimensi sikap ingin
dalam kategori cukup dari penilaian tahu dalam kategori baik dengan rata-rata
observer dalam lembar observasi maupun skor 2,6 dimana indikator sikap antusias
lembar penilaian diri siswa secara sendiri siswa dalam belajar dan sikap menanya-
sedangkan pada siklus II keempat dimensi kan setiap perubahan/hal baru ini
sikap ilmiah siswa dari lembar observasi meningkat karena peneliti membimbing
maupun lembar penilaian diri siswa siswa dalam memusatkan perhatian pada
meningkat menjadi kategori baik. Dimensi gambar/video yang disajikan dan mem-
sikap ingin tahu pada siklus I memiliki bimbing siswa dalam menanggapinya.
rata-rata skor paling kecil dari dimensi Peneliti juga membimbing siswa dalam
sikap ilmiah lainnya yaitu 2,06, indikator kegiatan percobaan yang dilakukan serta
sikap antusias siswa dalam belajar dan membimbing siswa menjawab pertanyaan
sikap menanyakan setiap perubahan/hal pada LKS berdasarkan percobaan yang
baru masih dinilai cukup, hal ini karena dilakukan sehingga muncul sikap ingin
hanya beberapa siswa saja yang bertanya tahu siswa dimana pada siklus II ini siswa
akan tetapi pertanyaan yang diajukan sudah banyak yang bertanya mengenai
percobaan dan materi yang diajarkan.

19
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 16-22 (2017) ISSN 2598-9669

Dimensi sikap berpikir kritis siswa meningkat menjadi kategori baik dengan
juga meningkat pada siklus II dengan rata- rata-rata skor 2, 63. Hal ini karena pada
rata skor 2,41 yaitu kategori baik yang siklus II ini guru memberikan bimbingan
merupakan perbaikan dari siklus I dengan kepada siswa untuk senantiasa menjaga
rata-rata skor untuk dimensi sikap berpikir kebersihan lingkungan kelas dan mem-
kritis siswa 2,12 dengan kategori cukup. bereskan alat dan bahan yang digunakan
Indikator dimensi sikap berpikir kritis setelah percobaan selesai dengan cara
siswa berupa sikap kurang percaya atau meminta setiap kelompok untuk berbagi
meragukan pendapat orang lain. Pada tugas menjaga kebersihan sekitar kelom-
siklus I banyak siswa yang kurang peduli poknya dan siswa yang bertugas untuk
terhadap pendapat atau temuan siswa mengambil/membereskan alat dan bahan
lainnya pada pengamatan, sehingga siswa yang telah digunakan pada percobaan.
hanya ikut-ikutan saja terhadap pendapat Dimensi sikap yang terakhir adalah
atau temuan temannya. Sedangkan pada dimensi sikap bekerja sama dengan
siklus II peneliti membimbing siswa untuk indikator sikap berpartisipasi aktif dalam
bersikap skeptis atau tidak percaya begitu kelompoknya dan sikap menerima saran
saja mengenai pendapat atau temuan teman dan tidak merasa paling benar
temannya dengan cara guru meminta dalam kelompoknya. Pada siklus I siswa
siswa untuk menanggapi pertanyaan kurang bekerja sama dengan
ataupun tanggapan dengan mendis- kelompoknya dimana be-berapa siswa
kusikannya bersama seluruh siswa dalam merasa paling pintar sehing-ga dalam
kelas serta meminta siswa memberikan mengerjakan LKS siswa tidak berdiskusi
alasan mengenai pendapat/tanggapan- dengan teman kelompoknya sedangkan
nya. siswa yang lainnya hanya bermain main
Dimensi sikap peka terhadap saja dan tidak peduli terhadap pengerjaan
lingkungan sekitar, dengan indikator meli- LKS. Berdasarkan hal tersebut rata-rata
puti sikap menjaga kebersihan kelas yang skor untuk dimensi sikap bekerja sama
disesuaikan dengan materi yang diajarkan siswa pada siklus I yaitu 2,11 dengan
yaitu mengenai pencemaran lingkungan kategori cukup. Di siklus II peneliti
serta dampak pencemaran lingkungan memperbaiki kegiatan pem-belajaran
bagi makhluk hidup. Berdasarkan kegiatan berdasarkan kekurangan pada siklus I,
pembelajaran harapannya siswa dapat agar terciptanya kelompok siswa yang
menjaga kebersihan lingkungan kelasnya dapat bekerja sama guru meminta setiap
selama proses pembelajaran hingga kelompok untuk membagi tugas setiap
pembelajaran berakhir. Pada siklus I di- anggota kelompoknya seperti tugas untuk
mensi sikap peka terhadap lingkungan mengamati percobaan, tugas men-cari
sekitar ini memiliki kategori cukup dengan literatur di buku paket, tugas menulis
rata-rata skor 2, 16, hal ini karena dalam serta mendiskusikan secara bersama-
proses pembelajaran siswa tidak menjaga sama jawaban dari pertanyaan pada LKS.
kebersihan kelasnya, dimana masih Berda-sarkan perbaikan kegiatan pem-
banyak sampah berupa kertas ataupun belajaran tersebut dimensi sikap ilmiah
bungkus makanan yang ada dibawah meja siswa pada siklus II mengalami pening-
dan kursi siswa selain itu, setelah katan rata-rata skor menjadi 2,7 dengan
percobaan selesai siswa tidak mem- kategori baik. Berikut ini grafik
bereskan alat dan bahan yang telah peningkatan sikap ilmiah siswa melalui
digunakan. Pada siklus II dimensi sikap penerapan model discovery learning yang
peka terhadap lingkungan sekitar dilaksanakan dalam 2 siklus :

20
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 16-22 (2017) ISSN 2598-9669

25

20

rata-rata skor
15 penerapan model
discovery learning
10

5 sikap ilmiah siswa


0
siklus 1 siklus 2

Gambar 1. Peningkatan penerapan model discovery learning dan sikap ilmiah siswa pada siklus I dan II

PENUTUP
Simpulan Saran
Sikap ilmiah siswa kelas VIIc SMPN 15 Kota Dalam tahapan penerapan model
Bengkulu meningkat dari kategori cukup discovery learning hendaknya guru lebih
pada siklus I menjadi ketegori baik pada memperhatikan dan membimbing siswa
siklus II untuk setiap dimensi sikap yaitu dalam setiap tahapannya.
sikap ingin tahu, sikap berpikir kritis, sikap
peka terhadap lingkungan sekitar dan
sikap bekerja sama sebagai respon dari
kegiatan pembelajaran menggunakan
model discovery learning.

21
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 1(1): 16-22 (2017) ISSN 2598-9669

Daftar Pustaka Aplikasi. Yogyakarta :Pustaka


Pelajar.
Anam, Khoirul. 2016. Pembelajaran
Berbasis Inkuiri Metode Dan
Kusuma, Merta Dhewa. 2013. Pengaruh Rizar, Abidin. 2014. Implementasi
Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Hasil Penilaian Hasil Belajar Kurikulum
Belajar Fisika Dan Kemandirian 2013 Pada Program Keahlian
Belajar Siswa SMA Melalui Strategi Teknik Audio Video Di Smk 2
Scaffolding- Kooperatif. Dalam Surakarta. Dalam Jurnal Hasil
Jurnal Pembelajaran Fisika Penelitian.
Universitas Lampung.
Rosita, Ita. 2014. Meningkatkan Kerja Susetyo, Budi. 2012. Statistika Untuk
Sama Siswa Melalui Pembelajaran Analisis Data Penelitian. Bandung :
Kooperatif Tipe Think Pair Share. PT Refika Aditama.
Dalam https:// Winarni, Endang Widi. 2011. Penelitian
journal.lppmunindra.ac.id. Pendidikan. Bengkulu : Unit
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Penerbitan FKIP UNIB
Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

22

Anda mungkin juga menyukai