Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SAINS

Pendekatan Pembelajaran Eksperimen

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan IPA SD

Oleh Dosen pengampu Bapak Dr. Sudarto M.Pd

Disusun Oleh :

Arini Mulkisam

220407562025

32C

Kelompok 6

No. Urut 23

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT


yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar Sains
khususnya Pendekatan Pembelajaran Eksperimen ini sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah Pendidikan IPA SD. Makalah ini sebagai salah satu syarat mengikuti
kegiatan belajar mengajar, dan sebagai salah satu sarana untuk menambah
pengetahuan dan wawasan pada Mahasiswa. Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi penulisan maupun tata bahasa.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca kami nantikan untuk perbaikan
makalah ini kearah yang lebih baik dan sempurna. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. Wassalamu’alikum Wr. Wb.

14 Semptember 2023

Arini Mulkisam

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
ABSTRAK1
A. PENDAHULUAN1
a) Latar Belakang1
b) Rumusan Masalah2
c) Metode Penyelesaian Masalah (Metode Kajian Pustaka)2
B. PEMBAHASAN3
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Eksperimen3
b. Tujuan Strategi Pembelajaran Eksperimen7
c. Karakteristik Strategi Pembelajaran Eksperimen9
d. Prosedur Strategi Pembelajaran Eksperimen10
e. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Eksperimen11
C. PENUTUP13
Kesimpulan13
DAFTAR PUSTAKA14

iii
ABSTRAK
Menganalisis beberapa keterkaitan dengan kualitas pelaksanaan model
eksperimen dengan ketrampilan proses sains siswa yakni, 1). Untuk mengetahui
dan menganalisis model pembelajaran eksperimen dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa, 2). Untuk mengetahui dan menganalisis
ketrampilan proses sains siswa melalui model eksperimen.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan
proses sains siswa ditinjau dari hasil pengamatan aspek keterampilan proses sains
siswa. Aspek ini memperoleh rata-rata presentasi dari siklus I ke siklus II yakni
77.50 % naik menjadi 90 %. Aktivitas belajar siswa dari siklus I, II masing-
masing sebesar 73.13 % dan 87.50 %. Hasil ulangan harian pada siklus I, dan II
diperoleh hasil pada siklus I jumlah siswa yang hadir 32 siswa, dari jumlah
tersebut siswa yang memperoleh nilai minimal 75 adalah 25 siswa atau (78.13)
dan yang mencapai nilai kurang dari 75 masih 7 siswa atau (21.88 %). Siklus II
siswa yang memperoleh nilai di atas 75 ada 29 siswa (90.63 %)dan memperoleh
nilai kurang 3 siswa atau (9.38 %). Daya serap siswa pada siklus I sebesar 77.50,
siklus II sebesar 85.23. Hasil analisis dari tiap siklus penelitian sudah sesuai
dengan hipotesis tindakan dan indikator kinerja, sehingga dengan demikian dapat
disimpulkan metode eksperimen sangat baik diterapkan pada proses pembelajaran
IPA.

A. PENDAHULUAN
a) Latar Belakang

Upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak


akan pernah habis. Sekarang ini ada banyak sekali agenda perubahan dan
program-program inovatif yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Beberapa
program inovatif tersebut dilakukan untuk memeriahkan reformasi pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah suatu kegiatan yang wajib kita berikan pada
anak-anak kita. Guna untuk mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan
ilmu pengetahuan yang tinggi. Melihat bagaimana peran pendidikan yang sangat
penting, maka penerapan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah
keharusan. Dengan harapan kegiatan belajar mengajar berjalan menyenangkan
dan tidak membosankan. Pada era yang semakin maju ini guru dituntut untuk
mampu menguasai bidang-bidang yang ada. Selain penguasaan dalam bidang
akademik, guru juga harus bisa menyampaikan ilmu kepada peserta didik dengan
cara yang menyenangkan agar ilmu yang diberikan dapat diserap dengan baik.

1
Ada beberapa cara atau metode pembelajaran yang dapat menjadi pilihan dalam
kegiatan pembelajaran. Pada makalah ini, pemakalah akan menjelaskan salah satu
strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran eksperimen.

b) Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Strategi pembelajaran eksperimen?

2. Apa saja tujuan dari strategi pembelajaan eksperimen?

3. Apa saja karakteristik strategi pembelajaran eksperimen?

4. Bagaimana Prosedur strategi pembelajaran eksperimen?

5. Apas aja kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran eksperimen?

c) Metode Penyelesaian Masalah (Metode Kajian Pustaka)

Sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, IPA dengan visi dan misinya
yang antara lain berupaya mendidik siswa berilmu dan berketerampilan unggul
serta “open minded”, memiliki etos kerja, melatih melakukan penelitian sesuai
proses/metode ilmiah, dan belajar dengan mengaplikasikan pengetahuan
terbaiknya, mempunyai sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab. Di samping
itu juga bersikap peka, tanggap dan berperan aktif dalam menggunakan IPA untuk
memecahkan problem lingkungannya. Melalui penguasaan mata pelajaran IPA,
baik proses, produk, maupun sikap yang baik, siswa diharapkan mampu
mengembangkan ilmunya, bertenggang rasa, mampu membina kerja sama yang
sinergis demi tercapainya efisiensi dan efektifitas, kualitas serta kesuksesan nyata
bagi siswa.

Hakikat belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah melatih peserta


didik menjadi saintis untuk melakukan investigasi baru terhadap fenomena alam
untuk menemukan produk ilmiah yang baru melalui proses ilmiah berlandaskan
sikap ilmiah. Produk ilmiah baru tersebut berupa fakta, konsep, generalisasi,
prinsip, teori dan hukum (Carin & Sund, 1989:6). Proses ilmiah tersebut
melibatkan berbagai keterampilan proses sains seperti keterampilan mengamati

2
dan mengoleksi data, melakukan pengukuran, mengorganisasikan data,
menglasifikasi, merumuskan hipotesis, membuat prediksi, melakukan percobaan,
menganalisis data, membuat inferensi (menarik simpulan), membuat model, dan
berkomunikasi secara ilmiah. Towle, (1989:16-31) jika proses ilmiah tersebut
disusun dalam suatu urutan tertentu dan digunakan untuk memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi, rangkaian proses ilmiah itu menjadi suatu metode
ilmiah. Depdiknas, (2006:484) dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman


belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah sehingga peserta didik memiliki kemampuan yang di
antaranya adalah memiliki keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan menerapkan keterampilan
proses sains secara ilmiah sehingga berkembang kemampuan berpikir kreatif pada
diri peserta didik.Dalam konteks pengembangan kreativitas pada diri peserta
didik, Cochran & Lytle (2006:668-693) menyatakan perlunya untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif yang benar-benar mendukung kegiatan belajar. Miller
(2005:65) membuat definisi sederhana tentang kreatif yaitu sesuatu yang bukan
hasil duplikasi/tiruan (copy) dikategorikan sesuatu yang kreatif. Dengan
demikian, kreativitas keterampilan proses sains dapat diajarkan dengan meminta
peserta didik berinisiatif sendiri dengan atau tanpa diberi contoh terlebih dahulu.
Michalko(2000:18-21) mengemukakan cara mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik dengan melakukan (1) substitusi, (2) kombinasi, (3)
penyesuaian pada situasi lain, (4) modifikasi atau penambahan, (5) penempatan
sesuatu untuk penggunaan yang lain, (6) eliminasi atau pengurangan, dan (7)
penyusunan kembali atau pemutarbalikan

3
Hosnan (2014: 370), pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan
dalam proses belajar mengajar yang menekankan pada keterampilanmemperoleh
pengetahuan dan mengomunikasikan perolehannya itu. Keterampilan proses
berarti pula sebagai perlakuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan
mengunakan daya pikir dan kreasi secara efektif dan efisien guna mencapai
tujuan. Tujuan keterampilan proses ada mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam belajar sehingga peserta didik secara aktif dapat mengembangkan dan
menerapkan kemampuannya. Peserta didik belajar tidak hanya untuk mencapai
hasil, melainkan juga belajar bagaimana belajar.

Chiappetta & Koballa (2010: 132), membagi keterampilan proses sains


(science process skill) menjadi dua, yaitu keterampilan proses sains dasar dan
terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar mencakup mengpengamatan/
mengamati, mengklasifikasikan, hubungan ruang/waktu, menggunakan bilangan,
melakukan pengukuran, menginferensi, memprediksi. Keterampilan proses sains
terintegrasi mencakup merumuskan definisi operasional, memformulasikan
model, mengontrol variabel, menginterpretasi data, merumuskan hipotesis,
melakukan eksperimen.

Peran guru dalam mengembangkan keterampilan proses menurut Devi


(2010: 30) adalah sebagai berikut: a. Merencanakan dan melaksanakan
kegiatankegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menggunakan keterampilan proses b. Memberikan dorongan kepada peserta didik
untuk menggunakan keterampilan proses c. Memberikan bimbingan kepada
peserta didik dalam mengembangkan keterampilan proses Pendekatan
keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh
karena itu, penerapan pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut
aturan yang logis dan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman peserta
didik.

Metode Eksperimen

4
Implementasi metode eksperimen sangat membantu siswa dalam proses
belajar. Dengan metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan
atau proses tertentu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya.

Eksperimen merupakan kegiatan terinci yang direncanakan untuk


menghasilkan data dalam menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis.
Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon
yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan
kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Melatihkan merencanakan
eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup
dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-
konsep di dalam kurikulum. Metode ini didasarkan pada pemahaman bahwa fisika
mempelajari tentang gejala, alat pembelajaran fisika yang dikemukakan oleh
Brokhous (1972) dalam Herbert Oruyes (1996: 3).

Dalam pembelajaran IPA siswa harus dibiasakan untuk melaksanakan


eksperimen, pengamatan, mengumpulkan data, menguji konsep dan menarik suatu
kesimpulan. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsepkonsep
dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Sumantri (1999:53) mengemukakan bahwa “metode eksperimen adalah sebagai
cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami, menguji
dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.” Sedangkan menurut
Djamarah (1995: 22) mengemukakan bahwa “metode eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari”.

Menurut Sagala, dkk (2009) metode eksperimen dalam pembelajaran


adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan

5
percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang
dipelajari. Definisi ini sejalan dengan pendapat Roestiyah yang menyatakan
bahwa metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan dievaluasi oleh guru. Implementasi pembelajaran eksperimen selalu
menuntut penggunaan alat bantu yang sebenarnya karena esensi pembelajaran ini
adalah mencobakan sesuatu objek. Oleh karena itu, dalam prosesnya selalu
mengutamakan aktivitas siswa sehingga peran guru cenderung lebih banyak
sebagai pembimbing dan fasilitator. Ada tiga tahap atau prosedur dalam
melaksanakan metode eksperimen, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap
pelaksanaan, dan 3) tahap tindak lanjut .

Anitah (2007) menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode eksperimen


adalah sebagai berikut.

Keunggulan metode eksperimen adalah:

a. membangkitkan rasa ingin tahu siswa

b. membangkitkan sikap ilmiah siswa

c. membuat pembelajaran bersifat aktual

d. membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.

Kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru


jika menerapkan metode eksperimen, di antaranya:

a. memerlukan alat dan biaya yang cukup banyak

b. memerlukan waktu yang relatif lama

c. sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen

6
Dari keunggulan dan kelemahan metode eksperimen di atas, maka guru sebagai
fasilitator mampu mengatasi sehingga proses belajar tidak terganggu dan hasil
belajar siswa mencapai nilai yang maksimal.

B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Eksperimen

Metode eksperimen adalah salah satu metode yang digunakan dalam


pembelajaran dimana siswa diminta untuk melakukan kegiatan
eksperimen(percobaan). Dalam proses pembelajaran ini siswa diminta untuk
melakukan sendiri suatu kegiatan, siswa juga diminta untuk mengikuti suatu
proses, mengamati objek maupun keadaan atau proses tersebut. Ada beberapa
pendapat mengenai metode eksperimen ini, menurut Syaiful Bahri Djamarah
(1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002) metode eksperimen adalah cara


penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar
dengan metode percobaan (eksperimen) ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan,
atau proses sesuatu. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan
menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.

Sedangkan Roestiyah (2001:80) menyatakan bahwa Metode eksperimen


adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian

7
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Schoenherr
(1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode
yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu
memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan
kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri
konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode ini guru akan
memberikan kesempatan siswa untuk mempraktekkan pengetahuan yang dimiliki,
dengan mengikuti proses yang sistematis untuk menyelesaikan masalah.

Kemudian metode eksperimen dibagi menjadi 2 yaitu eksperimen yang


terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas.

1. Metode eksperimen terbimbing adalah metode yang seluruh jalannya


percobaan telah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh
siswa, baik dari langkah langkah percobaan, peralatan yang harus
digunakan apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan
sejak awal oleh guru.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam eksperimen
terbimbing yaitu:
a. Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa.
b. Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti, apa tujuan
percobaan, apa saja alat perlengkapan percobaan yang akan digunakan,
bagaimana menganalisis data, dan apa kesimpulannya.
c. Guru mempersiapkan semua alat-alat yang akan digunakan sehingga
pada saat siswa memulai kegiatan semuanya sudah siap dan berjalan
dengan baik.
d. Pada saat percobaan berlangsung guru berkeliling melihat bagaimana
siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa.

8
e. Bila saat ada alat percobaan yang sedang macet, guru bisa membantu
siswa untuk menjalankan/memperbaiki alat tersebut.
f. Guru dapat membantu para siswa untuk menarik kesimpulan dengan
percobaan yang dilakukan.
g. Bila siswa membuat laporan, guru harus melihat/mengeceknya.
h. Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah-langkah
percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa berkerja.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa dalam percobaan antara
lain sebagai berikut:
a. Siswa harus membaca petunjuk percobaan dengan teliti.
b. Mencari alat yang diperlukan.
c. Merangkaikan alat alat sesuai dengan skema percobaan.
d. Mulai mengamati jalannya percobaan.
e. Mencatat data yang diperlukan.
f. Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dari
data yang ada.
g. Membuat laporan percobaan dan mengumpulkannya.
h. Dan dapat pula siswa mempresentasikan percobaannya didepan kelas.

2. Metode eksperimen bebas yaitu dalam eksperimen guru tidak memberikan


petunjuk pelaksanaan percobaan terinci, dengan kata lain siswa harus lebih
banyak berfikir sendiri, bagaimana akan merangkai rangkaian, apa yang
harus diamati, diukur dan dianalisis serta disimpulkan. Dengan percobaan
bebas menantang siswa untuk merencanakan percobaan sendiri tamnpa
banyak dipengaruhi oleh arahan guru dan dapat membangun kreativitas
siswa.

b. Tujuan Strategi Pembelajaran Eksperimen


Tujuan metode eksperimen menurut ahli (Moedjiono dan Dimyati) yaitu:
a. Mengajarkan bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta,
informasi atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan
terhadap proses eksperimen.

9
b. Mengajarkan bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat
pada hasil eksperimen, melalui eksperimenyang sama.
c. Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan
melaporkan percobaan.
d. Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan
dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan metode eksperimen adalah agar siswa siswi
dapat merancang, mempersiapkan, melaporkan, melaksanakan, membuktikan
serta menarik kesimpulan dari berbagai fakta dan informasi yang didapat ketika
mereka melakukan percobaan sendiri.

c. Karakteristik Strategi Pembelajaran Eksperimen


Ada beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan metode ekperimen
serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang
dikemukakan oleh Winataputra (Triadi, 2011), yaitu:
a. Ada alat bantu yang digunakan;
b. Siswa aktif melakukan percobaan;
c. Guru membimbing;
d. Tempat dikondisikan;
e. Ada pedoman untuk siswa;
f. Ada topik yang dieksperimenkan;
g. Ada temuan-temuan.

d. Prosedur Strategi Pembelajaran Eksperimen


Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan guru ketika menerapkan
metode eksperimen. Langkah-langkah tersebut terdiri dari persiapan,
pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut dari eksperimen.
1. Persiapan, merupakan langkah awal dalam metode eksperimen. Pada
langkah awal ini, tindakan-tindakan yang harus dilakukan guru, yaitu:
a. Guru perlu menetapkan tujuan dari eksperimen yang dilakukan.

10
b. Guru harus mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
eksperimen dan tempat yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
eksperimen.
c. Guru perlu mempertimbangkan jumlah siswa dengan ketersediaan alat-
alat yang ada dan diperlukan.
d. Guru perlu melakukan pertimbangan apakah ekpserimen yang
dilakukan akan diberikan secara langsung atau bergantian.
e. Guru dan siswa perlu memperhatikan tata tertib atau peraturan,
khususnya yang berhubungan dengan alat dan bahan yang digunakan.
f. Guru menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dan tahapan serta
bahaya yang akan ditemui dalam kegiatan eksperimen.
g. Guru menyediakan lembar kerja.
2. Pelaksanaan eksperimen, pada tahap ini ada beberapa tindakan yang perlu
dilakukan, yaitu
a. Guru mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur,
peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal hal yang perlu dicatat
dan diamati selama eksperimen
b. Guru membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang
dilakukan oleh siswa dimana para siswa mengamati serta mencatat hal
hal yang dieksperimenkan
c. Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang eksperimennya.
3. Tindak lanjut dari kegiatan eksperimen

a. Melakukan kegiatan diskusi untuk setiap masalah yang ditemukan


selama kegaiatn eksperimen.

b. Membersihkan dan mengumpulkan alat-alat yang digunakan dalam


keadaan bersih.

c. Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.

e. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Eksperimen

11
Dalam penerapannya, jelaslah suatu metode pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan. Adapun kelebihannya yaitu sebagai berikut:

a. Memperkaya pengalaman siswa berkaitan dengan hal-hal yang bersifat


objektif dan realistis.
b. Siswa dapat terhindar dai sifat verbalisme.
c. Mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir secara
ilmiah.
d. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan
tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.
e. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Hal ini dilakukan melalui
pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta
kesimpulan.

Adapun Kekurangan dari metode ini antara lain:

a. Metode ini lebih sesuai dengan bidang bidang sains dan teknologi.
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah diperoleh.
c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan guru dan para
siswa.

12
C. PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan Metode eksperimen adalah salah satu metode yang digunakan
dalam pembelajaran dimana siswa diminta untuk melakukan kegiatan
eksperimen(percobaan). Dalam proses pembelajaran ini siswa diminta untuk
melakukan sendiri suatu kegiatan, siswa juga diminta untuk mengikuti suatu
proses, mengamati objek maupun keadaan atau proses tersebut. Tujuan
metode eksperimen menurut ahli (Moedjiono dan Dimyati) yaitu;
mengajarkan bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi
atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses
eksperimen, mengajarkan bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang
terdapat pada hasil eksperimen, melalui eksperimenyang sama; melatih siswa
merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan.
melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari
fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan. Metode ini
memiliki karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Winataputra (Triadi,
2011) antara lain, ada alat bantu yang digunakan, siswa aktif melakukan
percobaan, guru membimbing, tempat dikondisikan, ada pedoman untuk
siswa, ada topik yang dieksperimenkan, dan adanya temuantemuan. ada 3
prosedur yang harus dilakukan dalam penerapan strategi pembelajaran

13
eksperimen, yaitu persiapan, pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut dari
kegiatan eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Kiay, M. I. (2018). MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN


METODE EKSPERIMEN . Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, 138-
141.

Rachmawati indriyana. 2019. Metode Eksperimen: Pengertian Hingga Kelemahan.

https://googleweblight.com/i?u=https://portalilmu.com/metode-eksprimen/
&hl=id-ID

Sudjana Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo

Sadiki, A., Hakim, N. (2017). Dasar Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi. Salim Media

Indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai