Oleh Kelompok 2
(KELAS 32 C)
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah yang maha Maha Esa atas ridho
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh
keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat
memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya kami juga ucapkan terima kasih kepada bapak Shabiel Zakaria S.Pd., M.Pd
dosen mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan tugas Makalah ini
kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat
dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai "Kkonsep bekerja profesional"
sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat
menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula
atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini, bapak/ibu
dosen, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam
penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh
khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran kami harapkan dari semua pihak guna
perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Profesionalisme merupakan sikap profesional yang berarti melakukan
sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi
waktu luang atau sebagai hobi belaka. Seorang profesional mempunyai
kebermaknaan ahli dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani
pekerjaannnya. Memberikan layanan pekerjaan secara terstruktur dan ini dapat
dilihat dari tugas personal yang mencerminkan suatu pribadi yaitu terdiri dari
konsep diri, ide yang muncul dari diri sendiri dan realita atau kenyataan dari
diri sendiri. Profesionalisme adalah suatu terminologi yang menjelaskan
bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seorang yang mempunyai
keahlian dalam bidangnya atau profesinya. Seseorang akan menjadi
profesional bila ia memiliki pengetahuan dan keterampilan bekerja dalam
bidangnya. Dan seorang profesional guru harus memiliki kompetensi
keguruan yang cukup. Kompetensi keguruan itu tampak pada kemampuannya
menerapkan sejumlah konsep, asas kerja sebagai guru, mampu
mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan pengajaran yang
menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten. Seorang guru dalam
melaksankan tugasnya sebagai seorang yang profesional haruslah memiliki
kompetensi yang terkandung dalam UU No.14 tahun 2005 pasal 8 yang
meliputi : kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional.
Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada
tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam
melaksanakan tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Disamping
itu guru haruslah senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan
ilmu yang menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan zaman ataupun
diluar kedinasan yang terkait dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan
secara umum diluar sekolah.
1
Peranan guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, guru
yang digugu dan ditiru adalah suatu profesi yang mengutamakan
intelektualitas, kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomunikasi,
kebijaksanaan dan kesabaran tinggi. Tidak semua orang dapat menekuni
profesi guru dengan baik, karena jika seseorang tampak pandai dan cerdas
bukan penentu keberhasilan orang tersebut menjadi guru. Guru yang bermutu
niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang
efektif dan efisien. Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa
untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar
pendidikan yang ditetapkan. Kompetensi profesional menurut Usman (Sagala
2008 : 41 ) meliputi : 1. Penguasaan terhadap landasan kependidikan 2.
menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik
materi pelajaran yang di ajarkan. penguasaan terhadap materi pokok yang ada
pada kurikulum maupun bahan pengayaan 3. kemampuan menyusun program
pengajaran, mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar,
mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan strategi pembelajaran
4. kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan mengapa perlu profesional dalam pendidikan? Berikan alasan
nya!
2. Mengklasifikasikan landasan sosial budaya!
3. Mengklasifikasikan Landasan IPTEK
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengapa perlu profesional dalam pendidikan berserta
alasannya
2. Untuk mengetahui landasan sosial budaya dalam bekerja profesional
3. Untuk mengetahui landasan IPTEK dalam bekerja professional
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gilley Dan Eggland (1989) mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia
berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan
oleh masyarakat.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah pekerjaan yang
mengandalkan keahlian tertentu dengan dasar moral atau pengetahuan yang
diperlukan oleh masyarakat, sementara seorang profesional adalah seseorang yang
hidup dari pekerjaan tersebut dengan tingkat keahlian yang tinggi.
3
Profesionalisme merupakan watak atau tingkah laku yang menghasilkan kualitas
terbaik dalam menjalankan profesi.
Secara istilah, arti bekerja adalah suatu perbuatan, usaha, tindakan, atau
aktivitas manusia yang dilakukan dengan sengaja untuk memenuhi kebutuhan
hidup atau mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kamus bahasa Indonesia,
Bekerja berasal dari kata kerja. kerja mengandung makna kegiatan melakukan
sesuatu; yang dilakukan (diperbuat).
Chintra (2017) kerja profesional dapat diwujudkan dengan secara
menunjang dengan adanya jiwa profesionalitas dari seseorang yang profesional,
dimana jiwa profesionalitas yang dimaksud yaitu memiliki sikap atau perilaku
moralyang senentiasa dapat meningkatkansemangat diri sebagai perwujudan dari
guru profesional. Sedangkan guru sendiri merupakan unsur manusiawi dalam
proses pembelajaran yang berperan penting dalam membantu peserta didik
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Guru memiliki tanggung
jawab yang besar atas keberhasilan dan kegagalan dari program pengajaran. Oleh
karena itu, mengajar dapat dikatakan sebagai suatu pekerjaan profesional dalam
mengajarharus dibutuhkan teknik dan juga prosedur yang berlandaskan intelektual
yang harus dipelajari secara sengaja, terencana sehingga kemudian dapat
digunakan dan diaplikasikan demi kebaikan orang lain.
4
Nurlaila (2013) mengemukakan bahwa pembinaan guru profesional perlu
dilakukan karena guru yang profesional yang nantinya akan
mendukungdanmenunjang terjadinya peningkatan kualitas pendidikan. Oleh
karena itu, pembinaan kualitas guru profesional tidak hanya dipandang sebelah
mata atau dianggap remeh lagi karena berbagai sekolah unggul yang ada di
Indonesia kebanyakan juga memiliki guru yang berkualitasdanberkompeten.
5
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Guru profesional bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu.
4. Guru profesional menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan
hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
5. Guru profesional memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa. (M.Shabir U, 2015: 228-229).
Dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana diamanatkan
oleh undang-undang tersebut di atas, seorang guru akan tetap dapat
eksis di tengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat. Demikian pula para peserta didik akan semakin hormat
kepadanya karena mereka melihat guru mereka sebagai sosok yang
senantiasa dapat digugu dan ditiru.
Berkenaan dengan pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan
Sinusi mengutarakan enam asumsi yang melandasi perlunya profesional-
isasi dalam pendidikan yaitu:
1. Subjek pendidikan.
Manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan
dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya; sementara itu
pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai kemanusian yang menghargai
martabat manusia
2. Pendidikan dilakukan secara intensional.
Secara sadar bertujuan, maka pendidikan menjadi normatif yang diikat
oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik secara universal, nasional
maupun lokal, yang merupakan acuan para pendidik, peserta didik dan
mengelola pendidikan.
3. Teori-teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis
dalam menjawab permasalahan pendidikan.
4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia. (I Wayan
Arka, 2020: 58)
6
Ada beberapa ciri profesionalisme, yaitu:
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect
result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya
dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.
3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah
puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.
7
3. Keamanan Siswa: Guru dan staf yang bekerja secara profesional juga
bertanggung jawab atas keamanan dan kesejahteraan siswa. Mereka harus
mematuhi pedoman keselamatan dan etika yang ketat untuk melindungi
siswa dari risiko dan bahaya.
4. Efisiensi dan Efektivitas: Pekerjaan profesional mempromosikan efisiensi
dalam manajemen sekolah dan penggunaan sumber daya. Dengan bekerja
profesional, sekolah dan lembaga pendidikan dapat mencapai tujuan mereka
dengan lebih efektif.
5. Kepercayaan Publik: Masyarakat mempercayai lembaga pendidikan yang
memiliki staf yang bekerja secara profesional. Kepercayaan ini penting
untuk menjaga hubungan yang baik antara sekolah dan komunitas serta
mendapatkan dukungan untuk sistem pendidikan.
6. Pengembangan Karier: Bekerja secara profesional juga penting bagi
pengembangan karier guru dan staf pendidikan. Ini dapat membuka peluang
untuk pelatihan tambahan, promosi, dan pertumbuhan dalam karier mereka.
8
semangat diri sebagai perwujudan dari guru profesional. Sedangkan guru
sendiri merupakan unsur manusiawi dalam proses pembelajaran yang
berperan penting dalam membantu peserta didik mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan.
b) Memiliki tanggung jawab yang besar atas keberhasilan dan kegagalan dari
program pengajaran. Oleh karena itu, mengajar dapat dikatakan sebagai
suatu pekerjaan profesional dalam mengajar harus dibutuhkan teknik dan
juga prosedur yang berlandaskan intelektual yang harus dipelajari secara
sengaja, terencana sehingga kemudian dapat digunakan dan diaplikasikan
demi kebaikan orang lain.
9
f. Mampu bekerja keras
Seorang profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan
bekerja sama sehingga ia mampu mengembangkan dan meluaskan
hubungan kerja sama dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
g. Mempunyai Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi sehingga ia memiliki dasar dan
landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya.
h. Mempunyai komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi dan tidak mudah
tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi yang
dianutnya.
Berdasarkan analisis data dari Fitriana (2014), untuk meningkatkan guru yang
professional dapat dilakukan denganbeberapa cara:
Dalam penelitian empiris, studi kasus, dan tinjauan literatur dapat digunakan
untuk mengeksplorasi dampak landasan sosial budaya pada profesionalisme
dalam berbagai sektor dan konteks kerja. Penting untuk merujuk pada pernyataan
yang relevan dan terkini dalam bidang ini untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih mendalam. dari elemen-elemen diatas dalam landasan sosial budaya dalam
bekerja profesional dapat disimpulkan bahwa ada tujuh elemen penting yaitu
Keanekaragaman Budaya, Etika Profesional, Komunikasi Antarbudaya, Kebijakan
Diversitas dan Inklusi, Manajemen Konflik Antarbudaya, Pendidikan dan
Pelatihan, dan Peran Pemimpin.
Berikut adalah beberapa jenis sosial budaya yang dapat memengaruhi perilaku
profesional:
11
2. Budaya Kepemimpinan: Beberapa budaya cenderung memiliki pendekatan
yang berbeda terhadap kepemimpinan dalam konteks profesional. Misalnya,
budaya yang lebih otoriter dapat memiliki hierarki yang kuat, sementara
budaya yang lebih demokratis lebih terbuka terhadap partisipasi dalam
pengambilan keputusan.
3. Budaya Kerja Keras vs. Keseimbangan Kehidupan: Beberapa budaya
mendorong kerja keras dan pengabdian yang intensif terhadap pekerjaan,
sementara yang lain lebih menekankan keseimbangan antara kehidupan
pribadi dan profesional. Ini dapat memengaruhi tingkat stres dan kepuasan
dalam pekerjaan.
4. Budaya Komunikasi dan Konflik: Perbedaan dalam cara berkomunikasi dan
menangani konflik bisa sangat memengaruhi dinamika profesional. Budaya
yang lebih tegas dalam komunikasi mungkin terlihat lebih langsung,
sementara yang lain mungkin cenderung menghindari konflik.
5. Budaya Nilai dan Etika: Budaya memengaruhi nilai-nilai dan etika dalam
pekerjaan. Beberapa budaya mungkin memiliki norma yang lebih ketat terkait
etika bisnis, sementara yang lain mungkin lebih fleksibel dalam hal ini.
6. Budaya Keseimbangan Gender: Ketidaksetaraan gender dalam budaya dapat
memengaruhi peluang dan persepsi profesional seseorang. Budaya yang
mendorong kesetaraan gender cenderung memiliki kesempatan yang lebih
besar bagi semua individu.
7. Budaya Dalam Organisasi: Budaya organisasi juga memainkan peran penting
dalam cara seseorang bekerja. Budaya ini bisa mencakup nilai-nilai, norma,
12
hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan
manfaatnya bagi masyarakat (Hasbullah, 2006). Dasar Pemikiran Pendidikan
ada tiga yaitu, pertama setiap warga Negara dituntut untuk hidup berguna dan
bermakna bagi Negara dan bangsanya, dan mampu mengantisipasi
perkembangan dan perubahan masa depannya. Kedua perlu penguasaan
IPTEK yang berdasarkaan nilai-nilai Pancasila.Ketiga nilai-nilai dasar tersebut
berperan sebagai panduan dan pandangan hidup setiap warga Negara dalam
kehidupannya bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Berikut adalah beberapa jenis IPTEK yang berdampak pada cara seseorang
bekerja secara profesional:
13
6. Teknologi Keamanan Informasi: Dengan ancaman siber yang semakin
meningkat, profesional keamanan informasi memainkan peran penting
dalam melindungi data dan sistem organisasi.
7. Teknologi Ruang Angkasa: Bidang ini mencakup penelitian, eksplorasi,
dan pengembangan teknologi luar angkasa. Ini memengaruhi pekerjaan
profesional dalam industri antariksa dan telekomunikasi satelit.
8. Bioinformatika dan Genomika: IPTEK di bidang ini memengaruhi
pekerjaan di sektor bioteknologi, ilmu hayati, dan penelitian medis.
Perkembangan ini memungkinkan terobosan dalam pengobatan dan
diagnostik.
9. Sains Data dan Analisis: Pekerjaan profesional di berbagai sektor
menggunakan analisis data dan sains data untuk mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari data besar.
10. Internet of Things (IoT): IoT menghubungkan berbagai perangkat dan
sensor ke internet. Ini memengaruhi pekerjaan dalam pemantauan, kontrol,
dan analisis data dari perangkat IoT.
Ilmu Pengetahuan dan teknologi adalah suatu bagian yang tak lepas dari
kehidupan manusia dari awal peradaban sampai akhir dari segala kehidupan
manusia timu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang seiring
perkembangan peradaban manusia di dunia. Pendidikan merupakan hal yang
sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik, setiap perkembangan
zaman pendidikan ukan selalu mengalami perubahan dan tentunya perubahan itu
haruslah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk menyiapkan dan
menghasilkan lulusan yang berkompeten muka sangat perlu dila- kukan
pengembangan desain dan model pembelajaran yang inovatif dan interaktif.
Dalam penyeleng- garaan proses pembelajaran di Indonesia standarnya telah
diatur yaitu dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotiva si peserta didik
untuk berpartisipasi akul, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativi- tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta di- dik (Permen RI No. 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1).
14
Dari ketiga kebijakan mengenai pendidikan, pem- belajaran dan proses
pembelajaran tersebut saling berkaitan yaitu, dalam mendidik anak di lakukan
melalui pembelajaran, proses pembelajaran tersebut harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik Dalam era globalisasi, karakteristik peserta didik
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi masa kini Sehingga secara tidak
langsung seorang pendidik harus menguasai berbagai teknologi masa kini dalam
upaya mendidik dan membelajarkan peserta didik.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang guru profesional adalah seorang guru yang mempunyai keahlian yang
telah dipersiapkan untuk dirinya selama menjadi guru. profesional dalam pendidikan
sangat penting karena berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan, menjaga
kesetaraan, melindungi keamanan siswa, meningkatkan efisiensi dan efektivitas lembaga
pendidikan, membangun kepercayaan masyarakat, dan membuka peluang pengembangan
karier bagi guru dan staf pendidikan. Secara keseluruhan, profesionalisme dalam
pendidikan berperan kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas,
adil, aman, dan dapat dipercaya. Ada tujuh elemen penting dalam klasifikasi landasan
sosil budaya, begitupun dengan landasan IPTEK ada 6 poin penting yang menunjukkan
hubungan erat antara landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dengan
pendidikan.
B. SARAN
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk pembaca mengenai pandangan terhadap konsep bekerja profesional.
Penulis menganjurkan agar makalah ini dapat menjadi referensi bacaan atau penulisan
bagi yang lain, Penulisan makalah ini tidak akan terlepas dari kesalahan baik yang
disengaja atau tidak disengaja. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca pada kesempatan berikutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
1