Anda di halaman 1dari 21

TUGAS AKHIR

MATA KULIAH : PROFESI KEGURUAAN


Dosen Pengajar : Dr.Hj. NurmiahMuin,S.E.,M.Pd.

PROFESI KEGURUAN

OLEH:
INDRI ASTUTI
06720200032

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Nama : Farida Bahtiar
Stambuk : 06720200021
“Pengertian Profesi, Profesi Keguruan, dan Tujuan mempelajari Profesi

Keguruan”

Pengertian Profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna. "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen" Seseorang
yang berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Menurut DE George Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan
pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesi Keguruan adalah sebuah profesi, sebagai mana profesi lainnya merujuk pada
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,tanggungjawab, dankesetiaan.
Menurut Kartadinata, profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang
pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan
kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak
pernah mengikuti pendidikan keguruan.
Beberapa sikap dan sifat yang sangat penting bagi gurua dalah sebagai berikut:
1. Adil
2. Percaya dan suka terhadap murid-muridnya
3. Sabar dan rela berkorban
4. Memiliki kewibawaan terhada panak-anak
5. Penggembira
6. Bersikap baik terhadap guru-guru lain
Nama : Sri Reski Wahyuni
Stambuk : 06720200022

“Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian Seorang Guru”


Kompetensi kepribadian dan kompeten sisosial merupakan kecakapan yang
harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan profesinya di masyarakat baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Kompetensi kepribadian adalah
kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus
memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat pancasila yang
mengangungkan bagikelestarian bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi
guru.Kompetensi sosial berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi
dengan masyarakat disekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga
peranan guru berkomunikasi dimasyarakat memiliki karakteristik tersendiri.Guru perlu
memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka
menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif
Nama : Ananda Reski Wahyuni
Stambuk : 06720200023

“Kompetensi akademik dan kompetensi profesional guru”


Guru adalah seorang profesional yang bertugas merancang pembelajaran,
memberikan bimbingan dan pelatihan, dan melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Tugas guru adalah untuk membimbing dan mempersiapkan siswa untuk
mandiri dan kompetitif secara profesional sesuai dengan tingkat pendidikan, kualifikasi
akademik dan kompetensi akademik. Profesi sebenarnya mengacu pada pekerjaan atau
posisi yang membutuhkan keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan pada bidang tugas
yang diembannya. Secara teoritis, suatu profesi tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang yang belum pernah dilatih atau dipersiapkan untuk profesi tersebut. Suatu profesi
akan berjalan dengan baik dan maksimal jika sesuai dengan Kualifikasinya
Kualifikasi akademik merupakan ijazah satuan pendidikan formal jenjang
pendidikan akademik yang harus dimiliki sesuai dengan jenis, jenjang, dan tempat
penugasan. Kualifikasi akademik yang sesuai menjadi modal utama dalam
melaksanakan tugasnya.Suatu pekerjaan tidak akan bisa berjalan dengan maksimal jika
pelaksananya tidak memiliki kualifikasi yang sesuai. Misalnya, guru yang kualifikasinya
non pendidikan kemudian mengajar bidang pendidikan.Selain guru mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran,siswa juga tidak memperoleh pengetahuan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Karena kualifikasi akademik yang tidaksesuai, kompetensi
akademik juga tidak sesuai.
Pengembangan profesionalisme guru melalui kompetensi akademik yaitu
dengan memberikan teori yang berkaitan dengan materi pendidikan dasar, penguatan
praktik mengajar, keterampilan mengajar dasar (membuka pelajaran penutup,
penguatan, diskusi kelompok,mengajukan pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dll.),
desain dan perencanaan pembelajaran, pembuatan dan penggunaan media pembelajaran,
manajemen kelas, pembelajaran kontekstual, pembelajaran aplikatif, pendekatan,
strategi, model, metode, dan teknik dalam pembelajaran. Studi lapangan ke sekolah
untuk observasi dan studi tentang alat pembelajaran, penguatan pengajaran mikro, dan
manajemen kelas.
Nama : R.GymnastiarArdani
Stambuk : 06720200024
“Pendalaman pada Bidang Pedagogik”
Istilah’ Pedagogik’ tidak akan asing bagi seorang guru, semua guru memahami
apa yang dimaksud dengan Pedagogik walaupun sebenarnya sudah setiap hari
dilakukannya. Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran kepada peserta didik. Kompetensi pedagogik ini menjadi salah
satu jenis kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai guru.
Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak
perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik.
Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan
guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi
melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan
(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat,
minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.
Kompetensi Pedagogik ini diperoleh melalui suatu upaya belajar secara terus
menerus dan sistematis, baik pada masa pra-jabatan (pendidikan calon guru) maupun
selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan profesi keguruan lainnya
dari masing-masing pribadi guru yang bersangkutan.
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru, yaitu :
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultural, emosional dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
9. Memanfaatkan hasil penilain dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Kemampuan-kemampuan pedagogis yang dimiliki guru, akan memberi peluang
untuk mengembangkan sistem pembelajaran kedalam praktek 20 pembelajaran yang
berorientasi pada pebelajar. Berbagai alternatif perancangan dan pengembangan
pembelajaran menjadi penting dalam menyikapi karakteristik perilaku pebelajar dan
materi pelajaran agar kompetensi yang dimiliki guru mampu diimplementasikan dalam
sistem pembelajaran yang sedang berlangsung.
Kompetensi pedagogis yang dimiliki guru akan menunjang tugas dan kewajiban
guru dalam mewujudkan tercapainya tujuan-tujuan proses dan hasil belajar yang
diharapkan, Aspek sarana dan sumber belajar yang cukup dan bervariasi akan
menunjang, memperkaya wawasan belajar siswa. Kesiapan guru sangat urgen dalam
pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru
dalam mendorong kemampuan peserta didik lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah
menerima materi pembelajaran.
Nama : Isra Wulandari
Stambuk : 06720200025
“Pengertian Kode Etik Guru”
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di
Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas
profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara. Pedoman tersebut
diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk seorang guru, memilah-
milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menjalankan tugas
sebagai seorang pendidik. Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk menempatkan
sosok guru sebagai pribadi yang terhormat, mulia, dan bermartabat.
Fungsi Kode Etik Guru
Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan
norma moral yang mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam
kaitannya dengan peserta didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan seprofesi,
organisasi profesi, dan pemerintah berdasarkan nilai agama, pendidikan sosial, etika,
dan kemanusiaan.
Tujuan Kode Etik Guru
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar
atau masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh
terhadap profesi yang bersangkutan.
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
Yang di maksud kesejahteraan disini meliputi baik kesejahteraan batin
( spiritual atau mental ). Dalam hal kesejahteraan lahir para anggota profesi, kode
etik umumnya memuat larangan-larangan kepada para anggotanya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang merugikan kesejahteraan para anggotanya. Kode etik juga
sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan membatasi tingkah laku
yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi
dengan sesama rekan anggota profesi.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu
dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan
anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian
para anggotanya.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada
setiap anggota untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi
dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.
Kode Etik Guru Indonesia
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu
dan martabat profesinya.
7. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
8. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Nama : Muh. Erwin
Stambuk : 06720200026
“Keterampilan Dasar Guru dalam Melakukan Proses Belajar Mengajar
Kegiatan Guru Aktif”
Ada delapan komponen keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan
bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas dan
keterampilan mengajar.
Keterampilan Dasar Mengajar Guru Dalam proses pembelajaran guru
memegang peran yang sangat penting.Beberapapendapat mengakatan guru merupakan
kunci kesuksesan dari proses pembelajaran.Hal tersebut tentu tepat karena guru yang
mengatur setiap kegiatan di kelas. Seperti memfasilitasi siswa untuk belajar,
menentukan materi, media, model ,sampai dengan evalusi pembelajaran. Semua
dilakukan oleh guru.
Oleh sebab itu untuk dapat meningkatkan kwalitas dari pendidikan yang ada di
Indonesiadibutuhkan guru yang profesional. Guru profesional mampu untuk
memberikan fasilitas pembelajaran yang baik kepada siswa ,sehingga siswa dapat
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi pada dirinya.
Ada sebuah pendapat yang menjelaskan bahwa mengajar adalah proses
meneruskan atau menyampaikan pengetahuan dari guru kepada siswa.Dampak dari
pendapat tersebut yaitu guru melaksanakan pembelajaran tanpa memberikan peran
aktif kepada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya.Guru menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara terus menerus, sementara siswa berposisi sebagai
penerima informasi. Pembelajaran semacam itu juga di sebut sebagai pembelajaran 1
arah.
Pendapat tersebut kini mulai ditinggalkan. Pembelajaran merupakan proses
yang komplek. Pembelajaran dinilai sebagai penggunaan sejumlah keterampilan yang
terintegratif (menyatu) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan siswa untuk
belajar.
Nama : Nurhasanah
Stambuk : 06720200027
“Menjelaskan Teori dan Praktek Pengolahan Kelas”
Praktek pengolahan kelas adalah keterampilan guru untuk mencitakan,
memelihara dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar.Pengelola kelas yang dilakukan oleh guru diharapkan dapat menciptakan
kondisi kelas yg menunjang proses pembelajaran.
Adapun Tujuan pengolahan praktek pengolahan kelas sebagau berikut:
1. Menyediakan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan
sosial,emosion dan intelektual dalam kelas.
2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja untuk
terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasaan,disiplin,perkembangan
intelektual,emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola
kelas dengan baik:
1. Persiapan yang cermat
2. Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinita
3. Bersikap tenang dan terus percaya diri
4. Bertindak dan bersikap professional
5. Mampu mengenali prilaku yang tidak tepat
6. Menghindari langkah mundur
7. Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif
8. Menjaga kemungkinan munculnya masalah
Hal-hal yg harus diperhatikan dalam teori dan praktek pengelolaan kelas
1. Kehangatan dan Keantusiasan, memudahkan terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan.
2. Tantangan ,penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya tingkah yang menyimpan.
3. Bervariasi, penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan
kunci pengelolaan kelas.
4. Penekanan Pada Hal-Hal Positif, pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik
guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin
menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
Nama : Husniamalia
Stambuk : 06720200028
“Bimbingan Konseling, Keterampilan dalam Melaksanakan Bimbingan
Konseling”
Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan
konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu
konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan
yang dialaminya. Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya.
Untuk itu ada beberapa keterampilan dalam melaksanakan bimbingan konseling
yang dapat dipelajari terbagi atas 11 bagian diantaranya:
A. Perilaku Attending (Menghampiri Klien)
Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien secara pribadi merupakan
upaya yang dilakukan konselor dalam memberikan perhatian secara total kepada
klien. Hal ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah.
Menurut Willis (2009), Attending yang baik ini sangat dibutuhkan
karenadapat:
a. Meningkatkan harga diri klien
b. Menciptakan suasana yang aman
c. Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
Perilaku attending dapat juga dikatakan sebagai penampilan konselor yang
menampakkan komponen-komponen perilaku nonverbal, bahasa lisan, dan kontak mata.
Karena komponen-komponen tersebut tidak mudah, perlu dilatihkan bertahap dan terus-
menerus.
B. Empati
Empati adalah kemampuan koselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien,
merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati
diawali dengan simpati, yaitu kemampuan memahami perasaan, fikiran, keinginan,
dan pengalaman klien.Empati sangat erat kaitannya dengan attending. .Secara
umum, empati dapat diartikan sebagai kemampuan konselor untuk dapat merasakan
dan menempatkan dirinya di posisi klien yang lebih penting adalah konselor harus
dapat memahami perasaan yang diekspresikan oleh klien.
1. Rasional
2. Tujuan
3. Materi
4. Proses Latihan
Empati sangat penting dalam proses konseling. Tanpa empat proses konseling
tidak akan berjalan secara efektif
Empati ada dua macam yaitu:
(1) empati primer atau (primary empathy)
(2) empati tingkat tinggi (advancet accurate empathy),
C. Refleksi
Refleksi adalah suatu jenis teknik konseling yang penting dalam hubungan
konseling.Yaitu sebagai upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman
klien, kemudian merefleksikan kepada klien kembali.Hal ini harus dilakukan
konselor sebab sering klien tidak menyadari akan perasaan, pikiran, dan
pengalamannya yang mungkin menguntungkan atau merugikannya Refleksi ada tiga
macam yaitu:
1. refleksi perasaan
2. refleksi pikiran
3. refleksi pengalaman
D. Eksplorasi
Istilah eksplorasi bisa berarti penelusuran atau pengalian. Ketampilan
eksplorasi adalah suatu ketrampilan konselor untuk menggali perasaan, pikiran, dan
pengalaman klien.
Eksplorasi ada tiga macam: yaitu
1) eksplorasi perasaan
2) eksplorasi, pikiran
3) eksplorasi pengalama
E. Menangkap Pesan Utama
Sering terjadi klien sulit mengarahkan pembicaraan dan l'nenekankan tentang
pokok-pokok permasalahannya.Hal ini karena dia terlampau emosional atau
memang kurang pengetahuan bagaimana memecahkan persoalan sendiri. Untuk
mengatasi hal ini perlu ada upaya konselor agar inti pembicaraan klien bisa
ditangkap dan dibahasakan dengan sederhana serta mudah dimengerti oleh
klien.Karena itu calon konselor perlu dilatih untuk menangkap pesan utama klien
atau disebut juga teknik paraphrasing.
F. Bertanya Membuka Percakapan
Keterampilan bertanya adalah suatu kemampuan pembimbing atau konselor
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada sesi konseling.Keterampilan ini penting
dimilki oleh setiap konselor.
G. Dorongan Minimal
Klien sering tersendat dalam mengungkapkan emosinya.Hal ini disebabkan
rasa tertekan yang kuat.Untuk memudahkan emosi itu keluar, maka teknik memberi
dorongan minimal dapat dipergunakan oleh konselor. Dorongan ini di ucapkan
dengan kata-kata singkat seperti oh…ya…terus…lalu…dan… tujuannya adalah
membuat klien semakin semangat untuk menyampaikan masalahnya dan
mengarahkan pembicaraanagar mencapai sasaran dan tujuan konseling.
H. Interpretasi
Keterampilan interpretasi merupakan upaya konselor mengulas pikiran,
perasaan, dan pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori.
I. Mengarahkan
Directing adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien
untuk berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling. Melalui keterampilan ini,
konselor mengajak klien agar berbuat sesuatu atau mengarahkan agar berbuat
sesuatu. Kemampuan mengarahkan klien juga menjadi poin penting dalam teknik
konseling.
J. Menyimpulkan Sementara
Keterempilan menyimpilkan sementara adalah suatu kemampuan konselor
bersama klien untuk menyampaikan kemajuan hasil pembicaraan, mempertajam
atau memperjelas focus wawanvara konseling.
K. Konfrontasi
Adalah suatu teknik konseling yang menantang klien untuk melihat adanya
diskrepansi atau inkonsistesi antara perkataan dan bahasa badan (perbuatan), ide
awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan, dan sebagainya.
Nama : AGUSRIYANTO
Stambuk : 067020200029
“Kompotensi Akademik Profesional Melalui Macam-Macam Karya Ilmiah dan
Fungsinya”
Penulisan karya ilmiah merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang
guru yang profesional serta kompoten pada bidangnya. Kegiatan ini tidak saja perlu
dilakukan dalam rangka memperoleh angka kredit untuk kenaikan jabatan atau untuk
keperluan akreditasi tetapi yang lebih besar adalah untuk peningkatan profesionalisme
guru. Tulisan ilmiah yang berisi hasil penelitian, hasil pengkajian, hasil pemikiran, dan
karya guru lainnya, sangat potensial sebagai wahana komunikasi dan diseminasi karya
kepada guru atau pihak-pihak yang terkait dengan dunia pendidikan.
Sebagai perwujudan kompotensi guru yang profesinal, maka setiap pekerjaan
guru seharusnya dilandaskan pada fakta ilmiah. Fakta ilmiah dalam hal ini dibutuhkan
agar guru mampu menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Fakta ilmiah yang dimaksud dapat berupa analisa tentang tingkat daya
serap serta persentasi keberhasilan dari suatu materi pembelajaran yang disampaikan
dengan metode intruksi khusus. Beberapa hasil pengamatan dan wawancara kepada
guru pada saat memberikan pelatihan terkait publikasi ilmiah memberikan kejelasan
mengapa guru belum mampu, mau, dan bisa mampu menulis ilmiah.
Penyebab rendahnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah yaitu:
a. Kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru dalam menulis karya
ilmiah, khususnya menulis artikel ilmiah.
b. Terbatasnya sarana bacaan ilmiah terutama yang berupa majalah ilmiah atau jurnal
dan belum mengetahui bagaimana bisa mengakses bahan bacaan ilmiah tersebut.
c. Masih rendahnya motivasi guru untuk mengikuti lomba menulis karya imiah.
d. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka memerlukan suatu pembimbingan
khusus bagi guru supaya mulai termotivasi dalam menulis dan juga ditunjang
dengan perangkat dan akses yang mumpuni sehingga lebih memudahkan dalam
memulai menyusun karya tulis ilmiah.
e. Untuk media supaya bisa menyalurkan hasil karya tulis ilmiah juga harus disediakan
sehingga ketika guru sudah selesai dalam menyusun karya tulis ilmiah mereka tidak
kesulitan lagi, sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Fungsinya yaitu:
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
5. Memperoleh kepuasan intelektual.
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan sebagai bahan acuan atau penelitian
pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

Nama : Fathur Rachman


Stambuk : 06720200030
“Guru Kreatif dan Inovatif”
Pesatnya perkembangan sains dan teknolgi di abad sekarang ini, tidak memung-
kinkan lagi seorang guru untuk mentransfernya kepada siswa dalam waktu yang singkat
di dalam kelas. Kenyataan ini menuntut guru atau calon guru menjadi fasilitator yang
lebih kreatif, inovatif ,menyenangkan dan berkarkter untuk menciptakan kondisi belajar
mengajar yang kondusif sehingga membawa anak didiknya mempunyai kemampuan
belajar bagaimana belajar atau kemampuan learning how to learn secara aktif. Ini
berarti guru dituntut untuk menjadikan anak didiknya sumber daya manusia yang
mencari informasi kemudian mengelolanya untuk kehidupannya sehari-hari, dibarengi
dengan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata lain guru dituntut
untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang handal baik secara mental
maupun fisiknya. Apakah yang harus guru perbuat dengan tuntutan seperti ini? Tidak
lain dan tidak bukan guru haruslah menjadikan dirinya sebagai guru yang profesional
dengan meningkatkan daya kreasi , inovasinya ,menyenangkan dan berkarakter.
Guru kreatif
kreatif, Guru kreatif diartikan sebagai guru yang tidak pernah puas dengan apa
yang disampaikannya kepada peserta didik. Dia berusaha menemukan cara-cara untuk
menemukan potensi unik siswanya. Dengan kreatifitas guru bisa memberikan
pengajaran yang disenangi peserta didik. Guru kreatif akan mampu menemukan
kecerdasan setiap peserta didiknya. Dia juga menjadi produktif karena apa yang
ditemukannya menjadi bahan pembelajaran yang menarik. Guru kreatif akan disenangi
para siswa, karena cara mengajarnya yang beragam sehingga tidak membuat para siswa
cepat bosan, dan lebih menantang para siswa untuk mengikuti pelajaran yang diberikan
melalui sesuatu yang beragam.
Guru inovatif
Inovatif, seperti halnya kreatif, juga merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang. Inovatif merupakan sifat pembaruan atau kreasi baru. Kreasi ini bisa
berhubungan dengan pendekatan, metode, atau gagasan. Gagasan-gagasan itu akan
merupakan suatu inovasi apabila berbeda dengan yang lama. Dengan kata lain inovatif
berarti kemampuan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru.

Nama : Nurinayah M.
Stambuk : 06720200031
“Kemampuan Pengembangan Kurikulum”
Didalam dunia pendidikan guru tidak hanya bermodal pengalaman,
pengetahuan akademis,akan tetapi juga keterampilan (skiil). Kurikulum mengundang
muatan akademis,namun penerapannya berdasarkan teknis dan membutuhkan banyak
pengalaman. David Berlo (dalamAbitar, 1989: 9) guru sebagai sumber dalam
menyampaikan pesan kepada audiens harus memiliki keterampilan komunikasi, sikap,
pengetahuan, dan memperhatikan kontek sosial budaya.
Disamping itu guru juga memiliki kesepakatan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dunia pendidikan,seperti perubahan kurikululum satu kali dalam 10
tahun. Dan guru juga diminta untu cepat beradaptasi dengan perubahan itu dengan
cara penataran,workshop, dan belajar dengan teman seprofesi.guru menerapkan
kurikulum yang telah dirancang oleh pemerintah dan instansi, dan mereka harus
mampu mengajar kannya walaupun kurikulum baru berbeda dengan kurikulum
sebelumnya, hal ini terjadi karena pengaruh penilaian kemajuan zaman dan untuk
kecerdasan peserta didik sendiri dalam pengembangan pembelajaran.
Dilihat dari perkembangan kurikulum yang ada di Indonesia, menurut
Kenandan(2007: 107) dalam perjalanan detik pendidikan di Indonesia telah
menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum
1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetisi (meski
belum sempat disahkan oleh pemerintah, tetapi sempat berlaku dibeberapa sekolah
piloting project), dan terakhir sampai sekarang kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Permendiknas nomor 22 tentang
standar isi, permen nomor 23 tentang standar kelulusan dan permen nomor 24 tentang
pelaksanaan kedua permen tersebut.

Nama : Indri Astuti


Stambuk : 06720200032
“Kemampuan Guru dalam Bidang Penilaian”
Kompetensi yang harus dimiliki Guru dalam penilaian harus sesuai dengan
tugas-tugas penilaian yang dilakukan Guru yaitu.
1. Memilih dan mengembangkan metoda penilaian yang sesuai dengan tujuan
pembelajara
2. Mengembangkan berbagai jenis instrumen penilaian belajar yang sesuai dengan
tujuan pembelajara.
3. Mengintegrasikan penilaian ke dalam proses belajar-mengajar.
4. Melaksanakan penilaian, memberikan sekor, dan menginterpretasi hasil penilaian.
5. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk membuat keputusan tentang siswa.
6. Mengembangkan rencana pembelajaran, mengembangkan kurikulum, dan
mengembangkan mutu sekolah.
7. Mengembangkan prosedur pemberian nilai.
8. Mengkomunikasikan hasil penilaian kepada siswa, orang tua, dan pihak terkait
lainnya.
Nama : Nurmatiwi
Stambuk : 06720200033
“Kemampuan Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa”
Dalam arti luas guru merupakan suatu profesi, yang artinya suatu jabatan atau
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru (Uno,2007:15). Orang yang
tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan yang hanya pandai berbicara dalam
bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru,
diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai
betul seluk-beluk pendidikandan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya,
yang perlu dibina dandikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Dan tugas guru
sebagai profesi meliputi mendidik, mengaja ,dan melatih bahwa perang guru disekolah
harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua (Usman,2009:5).
Pendidikan merupakan suatu proses tranformasi ilmu pengetahuan dari pendidik
kepadapeserta didik, agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami
danmenyadari kehidupannya sehingga terbentuk sikap ketakwaan, budi pekerti dan
kepribadianyang luhur. Pendidikan boleh dilangsungkan dimana saja dan kapan saja.
Sebagai proses,pendidikan menurut adanya penjenjangan dalam tranformasi ilmu
pengetahuan, mulai dari pengetahuan ilmu yang dasar menuju pada pengetahuan yang
sulit. Dan hal ini, tidak lepas dari peran guru, sebagai pendidik (rabbani) yang
mempunyai andil sangat besar khususnya bagipengembangan moralitas, spiritual, dan
intelektualitas anak didik. Hal ini didukung dengansebuah nasihat salah seorang sahabat
nabi Ali bin Abi tholib r.a. yang menegaskan:"Didiklah anak- anak kalian tidak seperti
yang dididikkan kepada kalian sendiri. Oleh karena mereka itu diciptakan untuk
generasi zaman yang berbeda dengan generasi zaman kalian."
Merujuk wacana di atas, maka jelaslah bahwa seorang guru harus memiliki
kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang refleksinya
dalam kebisaaan berfikir dan bertindak. Sebab kompetensi inilah yang juga akan
menentukan keberhasilan anak didik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Tentu saja hal ini tidak mudah diperoleh. Utamanya, yang berkolerasi dengan materi
pelajaranyang diajarkan di sutau lembaga pendidikan (sekolah). Seorang guru tidak
mungkin membidangi semua jenis mata pelajaran. Karena itu, kompetensi yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dewasa ini adalah dengan
spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta
penerapannya didalam pekerjaan.Sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh
lapangan.Maka kompetensi guru yang dimaksud memerlukan standarisasi agar dapat
memberikan hasil yang memuaskan dalam proses balajar anak didik.
Kaitannya dengan motivasi, anak didik memerlukan kekuatan mental yang
menjadi penggerak
belajar. Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita
yang mempunyai tingkatan-tingkatan, baik rendah maupun tinggi. Ada tiga komponen
utama dalam motivasi, yaitu:
1. Kebutuhan
2. Dorongan
3. Tujuan (Dimyati&Mujiono,2009:80).
Nama : Sutrawati
Stambuk : 06720200035

“Menjadi Guru yang Uswatun Hasanah”


Uswatun Hasanah adalah contoh teladan bagi umat Manusia, yaitu: Siddiq
(jujur/benar), Amanah (bisa di percaya), tabligh (menyampaikan), dan Fathonah
(cerdas). Dengan demikian, implementasi uswa Hasanah harus selalu di wujudkan dan
diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya.
Kata guru sudah tidak asing lagi di jaman sekarang , semua pasti sudah
mengenal sosokseperti apa guru tersebut. Guru merupakan orang tua kedua setelah
orang tua kandung yangmendidik kita dalam sebuah lembga yang bernama sekolah.
Perang guru dalam membentuk karakter peserta didik penting terlepas dari perang orang
tua kandung, Karena hampir 7-8 jam di habiskan disekolah.
Hal tersebut otomatis membuat ineraksi antara guru dan peserta didik terjadi
lebih sering bahkan lebih intens. Segala tingkah laku yang ditunjukkan seorang guru
akan dilihat bahkan dicontoh oleh para peserta didiknya.
Seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik karena akan menjdi suri
tauladan bagi peserta dididknya. Karena secara langsung atau tiak langsung guru sangat
berpengaru terhadap peserta didiknya. Keteladanan seorang guru akan dapat
membangun hubungan, memperbaiki kepercayaan, dan meningkatkan pengaruh dari
guru tersebut kepada peserta didiknya.
Adapun ciri-ciri guru dengan kepribadian yang uswatun-hasanah, antara lain :
1. Bertakwa kepada Allah SWT
2. Berakhlak mulia, adil, jujur, objektif, disiplin dalam menjalankan tugas, ulet, tekun,
dan berwibawah.

Anda mungkin juga menyukai