Anda di halaman 1dari 2

-Perkembangan masa remaja secara umum

Dalam perkembangan kepribadi- an seseorang, masa remaja memiliki arti yang khusus, namun
begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan
seseorang. Hal itu dikarenakan remaja tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula
termasuk golongan orang dewasa. Seorang anak masih belum selesai perkembangannya, orang
dewasa dapat dianggap sudah berkembang penuh. Sedangkan Remaja walaupun sudah mulai
berkembang namun belum mampu untuk menguasai fungsi fisik psikisnya dengan baik.Remaja
berada dalam status interim sebagai akibat daripada posisi yang diberikan oleh orang tua dan
sebagian diperoleh dari usaha mereka sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu
padanya. Status ini berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah pemasakan seksual
(pubertas). Masa peralihan ersebut diperlukan untuk mempelajari remaja mampu memikul
tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasa. Oleh sebab itu suatu pendidikan yang
emansipatoris akan membantu remaja untuk melepaskan status interimnya supaya ia dapat
menjadi dewasa yang bertanggung jawab.

-perkembangan fisik remaja

Manusia adalah salah satu makhluk Allah Swt. Yang memiliki kualitas pertumbuhan dan
perkembangan selama hidupnya. Lengkap dengan struktur tubuh (fisik) dan struktur jiwa (psikis)
memainkan peran dalam hidup. Maka, dengan pertumbuhan dan perkembangan yang dirasakan
manusia tersebut, dalam pandangan psikologi ada namanya masa anak-anak, masa remaja, dan
tentu juga masa lanjut usia. Varian perkembangan yang lebih pada perubahan sikap atau mental
seseorang, yang berkembang pada normalnya sesuai pertumbuhan dengan fisik. Pada paper ini,
penulis mencoba mendiskusikan eksistensi perkembangan fisik remaja. Remaja yang laten
dikenal masa-masa pubertas manusia, tentu butuh perhatian khusus terhadap pembinaan agar
sesuai dengan ketentuan agama.

-perkembangan sikoseksual

semenjak dilahirkan anak sudah mempunyai perasaan seksual. Bayi sering menyentuh organ
genitalnya karena menimbulkan rasa “enak” dan nyaman jika mereka sedang cemas dan marah.
Tapi tentu saja bayi tidak melakukannya secara sadar dan sengaja, karena tahap kognitif anak
usia satu tahun atau kurang masih pada tahap sensorimotor, yaitu melalui aktivitas sensoris
(melihat, meraba, merasa, mencium, dan mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan fisik
tersebut.

Pemahaman mengenai seksualitas mulai berkembang sejak anak mulai paham bahwa jenis
kelaminnya laki-laki atau perempuan, yaitu pada saat anak berusia 2-3 tahun. Seperti dijelaskan
Roslina Verauli, M.Psi, psikolog keluarga dan anak, ketika si anak sudah mengenal toilet, saat
itulah dia tahu bahwa dirinya laki-laki atau perempuan.Di fase perkembangan ini, anak mulai
paham bahwa dia harus meniru bapaknya atau ibunya. Dia mulai belajar bagaimana berperilaku
sebagai laki-laki atau perempuan.
Nah, itu sebabnya di usia sekolah, 7-12 tahun, anak makin memperkuat peran jenis kelaminnya
dengan pertemanan sesama jenis. Anak laki-laki senang bergaul bersama teman sejenisnya,
begitu juga anak perempuan.

Maka tak heran kalau pada fase ini anak membuat kubu: laki-laki dan perempuan. Anak lelaki
bermain bersama anak lelaki, begitu pada anak perempuan. Jika ada anak lelaki yang bermain
bersama anak perempuan, oleh teman-teman lelakinya dia dianggap aneh.

-perkembangan intelektual

Intelektual pada masa remaja tidak mudah diukur, karena tidak mudah terlihat perubahan
kecepatan perkembangan kemampuan tersebut.

Pada umumnya 3-4 tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan hebat, selanjutnya
akan terjadi perkembangan teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah
yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira umur 12 tahun, anak berada pada
masa yang disebut"masa operasi formal"(berfikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berfikir
dengan mempertimbangkan hal yang "mungkin" di samping hal yang nyata (real)
(Gleitman,1986:475-476). Pada usia remaja ini anak sudah dapat berfikir abstrak dan hipotek.

Beberapa faktor mempengaruhi perkembangan intelektual seorang remaja antara lain :

(1)   Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir
reflektif.

(2)   Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah dengan seseorang dapat
berfikir proporsional.

(3)   Adanya kebebasan berfikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-
hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah pendapat secara keseluruhan, dan menjang
keberanian anak memecah masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

Anda mungkin juga menyukai