Anda di halaman 1dari 6

ESSAY

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


DARI MASA ANAK-ANAK HINGGA REMAJA

DISUSUN OLEH :
NAMA : RINANTI AULIA RAHMAN
NIM : (G1B123079)
PRODI : ILMU KEPERAWATAN
DOSEN PENGAMPU :
IBU YULIA INDAH PERMATA SARI,S.kep.,Ners.,M.Kep

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2023/2024
Pertumbuhan dan Perkembangan dari Masa Anak-Anak dan Remaja Yang
Dialami Mahasiswa

Pertumbuhan merupakan suatu hal yang pasti terjadi pada setiap manusia, begitu pula dengan
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktivitas kehidupan yang tidak
dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan secara bersamaan. Setiap makhluk hidup pasti akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara bertahap. Pertumbuhan dan perkembangan
manusia hadir seiring berjalannya kehidupan. Manusia adalah makhluk hidup yang selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Mulai dari dalam kandungan, lahir kemudian
menjadi dewasa dan tua, kemudian terjadi perubahan dalam aspek- aspek fisik, motorik, pikiran,
emosi dan sosial.
Meskipun istilah pertumbuhan dan perkembangan sering digunakan secara bergantian,
keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang
bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur
organ-organ tubuh dan otak. Sedangkan pengertian perkembangan secara termitologis adalah
proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri
seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Menurut para ahli perkembangan
merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan
dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
(Syamsusbahri, 2013). Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya. misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan
bicara, emosi dan sosialisasi (Depkes, 2017).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak terbagi dua yakni faktor
dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
A. Faktor internal
1. Genetika.
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan tulang, alat seksual,
serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang, yaitu : perbedaan ras, etnis atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, dan kelainan
kromosom.
2. Pengaruh hormonal.
Pengaruh hormonal sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat
itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon
pertumbuhan somatotopin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid
juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi
dan otak. (Soetjiningsih, 2002 dalam Rajab, 2013).
B. Faktor Eksternal.
1. Faktor prenatal : gizi, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan
imunologi, anoksi embrio dan psikologi ibu.
2. Faktor persalinan : komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, afaksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
3. Faktor pascasalin : gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisis dan kimia,
psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.
(Rusmil , 2008 dalam Rajab, 2013).
Pertumbuhan dan perkembangan anak itu penting untuk di nilai perkembangan nya karena
harus berjalan secara paralel dan anak yang sehat akan tumbuh dan kembang dengan baik, ada
pun ciri-ciri perkembangan anak yaitu :
1. Perkembangan dimulai pada masa pranatal dan proses belajar dimulai setelah lahir.
2. Perkembangan sebagai dimensi yang saling berhubungan. Perkembangan termasuk fisik,
kognitif, sosial, spiritual, dan emosional saling mempengaruhi satu sama lain.
3. Perkembangan dan belajar berlangsung berkelanjutan sebagai hasil interaksi dengan orang,
benda dan lingkungan sekitar.
Perkembangan kognitif anak mengacu pada proses mengingat, pengambilan keputusan, dan
pemecahan masalah. Perkembangan ini bisa berbeda-beda pada setiap anak. Psikolog J. Piaget
membagi perkembangan kognitif anak pada empat tahap berdasarkan usia anak. Berikut adalah
tahapan perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget :
1. Tahap Sensorimotor (Usia 0-2 Tahun) : Pada tahap ini, anak mengalami dunia melalui indera
dan tindakan fisik. Mereka mulai memahami objek permanen dan mulai mengembangkan
kemampuan untuk meniru tindakan orang lain.
2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun) : Pada tahap ini, anak mulai menggunakan simbol
untuk merepresentasikan objek dan peristiwa. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan
untuk berimajinasi dan bermain peran.
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun) : Pada tahap ini, anak mengembangkan
kemampuan untuk berpikir logistik dan terorganisir. Mereka mulai memahami konsep waktu,
ruang, dan kausalitas.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 11-15 Tahun) : Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan
kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotetis. Mereka mulai memahami konsep-konsep yang
kompleks seperti keadilan, kebebasan, dan cinta.
Setelah masa perkembangan anak-anak, individu akan memasuki fase peralihan yang
disebut sebagai remaja. Pada masa peralihan ini, akan terjadi banyak perubahan baik secara fisik
maupun kematangan emosionalnya. Berikut adalah tahap perkembangan remaja berdasarkan
usia: 1 Remaja Awal (12-15 Tahun): Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang
sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia
luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum
bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa
sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun): Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-
kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan
kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan
perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan
kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya.
Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya.
3. Remaja Akhir (18-21 Tahun): Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah
mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian.
Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah
mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
Berangkat dari teori tersebut, saya mengalami hal serupa mulai dari masa anak-anak, yaitu
saya mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang kognitif. Pada usia 5-6 tahun saya masuk
TK, di situ saya mengalami pertumbuhan seperti pergantian gigi dari gigi susu ke gigi tetap dan
mengalami perkembangan seperti bisa memahami keterampilan motorik kasar dan halus,
kemampuan berpikir dan peka terhadap perasaan. Pada usia 7-11 tahun (operasional konkrit)
saya sudah duduk di bangku Sekolah Dasar, dimana di umur itu saya sudah mampu memahami
konsep waktu, jarak, dan ukuran. Saya mampu memahami prinsip-prinsip matematika sederhana
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, oleh karena itu pada saat SD saya
mengikuti lomba cerdas cemat. Pada umur itu juga saya mampu mengingat dan memahami
informasi serta bisa memahami hubungan sebab akibat apa yang terjadi pada saat itu, dan di
umur itu saya mengalami pertumbuhan seperti tinggi badan, berat badan, dan ada nya
ketertarikan pada lawan jenis.
Pada umur 11-12 tahun (tahap operasional formal) saya masih kelas 6 SD, dimana duduk di
bangku akhir Sekolah Dasar. Banyak perubahan yang saya alami mulai dari saya bisa berpikir
lebih abstrak, bisa memutuskan saya akan masuk ke jenjang SMP yang mana, dan saya sudah
merasa kebebasan karena pada umur tersebut mama saya memberi saya peluang untuk bisa
mengeksplor lebih apa yang ingin saya lakukan.
Setelah masa kanak-kanak, saya memasuki fase peralihan yang di sebut sebagai remaja,
pertumbuhan dan perkembangan yang saya alami saat memasuki fase remaja meliputi perubahan
fisik dan kematangan emosional, ada pun perubahan fisik yang saya alami seperti masa puber, di
saat saya berumur 12-15 tahun saya beranjak ke bangku SMP, dimana saat kelas 2 SMP saya
mengalami haid untuk pertama kali dan pertumbuhan payudara. Pada tahap ini saya mulai
mengalami peningkatan minat intelektual, seperti minat pada seni tari. Saat itu juga
perkembangan emosional saya juga terjadi, saya masih belum bisa membuat keputusan atau
masih ragu-ragu dan emosional yang tidak stabil seperti menangis karena hal kecil dan tidak
merasa puas akan sesuatu. Tidak hanya itu, pada masa ini, saya lebih memusatkan pemikiran
pada diri sendiri yang akrab disebut dengan egosentrisme. Serta pada masa ini peningkatan
kebutuhan privasi saya meningkat, saya akan mulai mencari cara untuk mandiri dari keluarga.
Setelah memasuki remaja awal, saya memasuki remaja pertengahan yaitu usia 15-18 tahun.
Pada usia tersebut terjadi pertumbuhan seperti perubahan panggul, pinggang, bokong mulai
membesar, menstruasi mulai teratur, bertambahnya produksi keringat, tumbuh nya rambut pada
ketiak dan pada alat reproduksi serta alat reproduksi saya yang berkembang. Pada usia itu saya
duduk di bangku SMA, pada fase ini saya mulai menemukan jati diri saya, menentukan minat
apa yang ingin saya kembangkan, bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak
memberi pengaruh pada kehidupan saya, dan meningkat nya kepercayaan diri serta bisa
membuat keputusan, contoh nya saat saya ingin melanjutkan ke jenjang kuliah. Pada fase
tersebut adalah hal terberat bagi saya karena saya harus bisa memahami diri sendiri dan membuat
keputusan untuk ke depan nya. Pada masa remaja pertengahan ini banyak perubahan yang terjadi
pada diri saya secara pesat mulai dari pola pikir yang kritis dan mempunyai tanggung jawab,
serta tingkat emosional yang tinggi.
Selanjutnya saya memasuki fase remaja akhir (18-21 tahun), yaitu fase yang saya alami
sekarang di umur 18 tahun. Pada fase ini umumnya fisik saya telah berkembang dengan
maksimal. Tidak hanya itu, kemampuan berpikir saya jauh lebih matang daripada remaja
menengah, saya juga lebih fokus untuk mewujudkan cita-cita yang direncanakan. Sekaligus
mampu membuat keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita. Misalnya, saya akan melakukan
hal yang menjadi prioritas dalam kehidupan saya seperti tugas kuliah, atau hal-hal yang
mendukung terwujudnya cita-cita saya. Serta pada fase ini dalam hubungan persahabatan,
percintaan, dan keluarga saya telah lebih stabil. Saya telah mampu menentukan pilihan akan
mendiskusikan suatu hal atau berbagi cerita ke orang yang bisa dipercayai.
Dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang berlangsung
secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pada umumnya penggunaan istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlansung secara
interdependensi artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan
dalam bentuk-bentuk yang berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan adalah hal yang
dialami oleh setiap manusia dan yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya adalah
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri. Pertumbuhan adalah perubahan yang
dialami individu dalam aspek jasmani atau fisik dan perubahan itu bersifat kuantitatif dan
terbatas pada perubahan individu dalam proses penyesuaian. Sedangkan perkembangan
merupakan suatu perubahan yang dialami individu secara alamiah menuju suatu fase yang lebih
sempurna dan terus berlanjut sampai akhir hayat serta akan mengalami suatu penurunan pada
masa tertentu.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain :
•Faktor genetik atau keturunan.
•Faktor lingkungan, seperti nutrisi, kesehatan, dan stimulasi yang diberikan pada anak.
•Faktor sosial, seperti interaksi dengan orang lain dan lingkungan sosial.
Perkembangan anak dapat mencakup beberapa aspek, antara lain :
•Aspek fisik, seperti pertumbuhan berat badan, tinggi badan, dan perkembangan organ tubuh.
•Aspek kognitif, seperti kemampuan berpikir, memahami, dan mengingat.
•Aspek sosial, seperti kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan memahami norma sosial.
•Aspek emosional, seperti kemampuan mengenali dan mengendalikan emosi.
DAFTAR PUSTAKA

1. IBDA, Fatimah. Perkembangan kognitif: teori jean piaget. Intelektualita, 2015, 3.1.
2. Ariga, Reni Asmara, and S. Kp. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Berbagai
Usia Seri Buku Ajar: Konsep Dasar Keperawatan. Deepublish, 2020.
3. Sudirjo, E., & Alif, M. N. (2018). Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik: Konsep
Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik dan Gerak Manusia. UPI Sumedang Press.
4. Fatmawaty, Riryn. "Memahami psikologi remaja." Reforma: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran 6.2 (2017).
5. Tahapan dan Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak. Diakses pada tahun 2016
dari https://pustakapaud.blogspot.com/2017/10/tahapan-dan-faktor-yang-mempengaruhi-
tumbuh-kembang-anak.html?m=1
6. Klasifikasi Remaja: Remaja Awal, Remaja Pertengahan, dan Remaja Akhir. Diakses pada
tahun 2021 dari https://www.gramedia.com/literasi/klasifikasi-remaja/

Anda mungkin juga menyukai