KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
usia dini. Berikut ini akan kami sajikan sejumlah pengertian anak usia dini
Pengertian anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang
2005).
14, upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut
informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-
kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat.
yang terintegrasi PAUD atau yang kita kenal dengan Satuan PAUD
Berbagai pendidikan untuk anak usia dini jalur non formal terbagi
6 tahun); Kelompok Bermain (KB) usia 2-6 tahun; kelompok SPS usia 0-6
Dari uraian pengertian anak usia dini menurut para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan
PAUD jalur formal seperti TK dan RA. Karakteristik Anak Usia Dini
senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering
lain sebagainya.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik,
karakteristik anak usia dini antara lain; a) memiliki rasa ingin tahu yang
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Pada usia ini anak paling peka
dan potensial untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak sangat besar.
Hal ini dapat kita lihat dari anak sering bertanya tentang apa yang mereka
lihat. Apabila pertanyaan anak belum terjawab, maka mereka akan terus
memiliki keunikan sendiri-sendiri yang berasal dari faktor genetik atau bisa
juga dari faktor lingkungan. Faktor genetik misalnya dalam hal kecerdasan
anak, sedangkan faktor lingkungan bisa dalam hal gaya belajar anak. Anak
pada masa usia dini memiliki ciri-ciri tertentu. Kartini Kartono (2008 : 50)
sendiri, serta dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit.
tidak mampu menyelami perasaan dan pikiran orang lain. Anak belum
antara kondisi dirinya dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar
dirinya. Anak pada masa ini hanya memiliki minat terhadap benda-
benda dan peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata
sendiri;
c. Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan, anak belum
memberikan atribut/ sifat lahiriah atu sifat kongkrit, nyata terhadap apa
jasmani dan rohani. Anak belum dapat membedakan antara benda hidup
dan rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri. Oleh karena itu, anak pada
Aspek yang sangat menonjol dalam cara belajar anak usia dini
adalah rentang perhatian yang pendek (short attention span) dan orientasi
perilakunya pada “sini dan kini” (here and now). Secara umum
karakteristik anak usia dini atau prasekolah adalah: suka meniru, ingin
mencoba, spontan, jujur, riang, suka bermain, selalu ingin tahu (suka
bertanya) banyak gerak, suka menunjukkan akunya (egois), unik, dan lain-
lain (Soegeng, 2000 : 34). Karakteristik anak usia dini merupakan individu
paling potensial.
Egosentris adalah salah satu sifat seorang anak dalam melihat dan
setiap anak. Pada masa belajar yang potensial ini, anak mengalami masa
tahapan sensori motorik (0-2 tahun), pra operasional konkrit (2-7 tahun),
gerakan dan tindakan fisik. Anak lebih banyak menggunakan gerak reflek
tahap pra operasional. Anak mulai proses berpikir yang lebih jelas dan
sedang bermain.
usia dini, seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu mengenai konsep
dasar belajar anak usia dini, agar dapat memberikan pembelajaran sesuai
tentang apa yang ingin mereka ketahui dan pada akhimya mampu
b. Konsep Pembelajaran
dalam proses pembelajaran dan anak merasa tidak terpaksa atau murni
Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif dalam
anak usia dini harus dirancang agar anak merasa tidak terbebani dalam
karena anak merupakan individu yang unik dan sangat variatif, maka
unsur variasi individu dan minat anak juga perlu diperhatikan (Isjoni,
2014:4041).
berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Susanto (2011:48) bahwa
Hasil-hasil tersebut berbeda secara kualitatif antara yang satu dengan yang
berikutnya.
dimana cara berpikir dan tingkah laku anak dalam berbagai situasi
Tahap ini ada pada usia antara 0-2 tahun, mulai pada masa bayi
terikat kepada orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat
Anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau didengar
peristiwa.
2012: 4)
5) Pelatihan mandiri.
2) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
diungkapkan.
berprestasi rendah.
dalam waktu yang relatif singkat dan dapat diakses secara setara oleh
seluruh siswa.
diantaranya, yaitu:
1) Terlalu bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan
setiap siswa mendapat sebuah kartu ( bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya
model ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan
kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa
yang dapat mencocokan kartunya diberi poin. Langkah–langkah Model
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review (satu sisi berupa kartu soal dan sisi
2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari
4. Siswa yang dapat mencocokan kartu nya sebelum batas waktu diberi poin
5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
6. Kesimpulan
belajar
2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak
4. Pada kelas yang jumlah murid nya banyak jika kurang bijaksana maka
7. Media Pembelajaran
Bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
dengan pendidikan anak usia dini maka media pembelajaran berarti segala
sesuatu yang dapat dijadikan bahan (soft ware) dan alat (hardware) untuk
bermain yang membuat AUD mampu memperoleh pengetahuan,
seorang guru. Dalam situasi ini, media dapat menolong guru memberikan
(Sujiono,2007:84)
Dari pengertian flash card di atas yaitu kartu belajar yang efektif
mempunyai dua sisi dengan salah satu sisi berisi gambar, teks, atau
siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar yang ada pada
kartu.
usia dini adalah media pembelajaran berarti segala sesuatu yang dapat
dijadikan bahan alat alat untuk bermain yang membuat AUD mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menentukan sikap dan
edukatif (APE). Media flash card adalah sebuah kartu yang mempunyai
dua sii berisi gambar, teks atau simbol yang dapat juga berfungsi
kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada
sekitarnya;
digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk
anak menjadi cepat bosan dan tidak ingin berpartipasi dalam kegiatan
Al-Ikhlas Sei Lulut pada aspek kognitif anak adalah anak mampu mengenal
angka 1-10. Apabila tidak segera diatasi maka kemampuan kognitif anak tidak
dan Flash Card. dengan pembuktian yang dilakukan sendiri oleh anak maka
dengan sendirinya anak akan memahami konsep dari materi yang diajarkan.
Atas dasar inilah dapat digambarkan kerangka berpikir dalam peneltian ini
sebagai berikut
HARAPAN KENYATAAN
Masalah
Belum berkembangnya kemampuan Kognitif anak dalam mengenal
angka 1 – 10
Penyebab
Anak kurang mampu berinteraksi. Anak tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran dan metode yang dipergunakan kurang menarik minat anak
Dampak Pada Anak
Kemampuan kognitif anak dalam mengenal angka 1 -1 0 akan
menimbulkan masalah yaitu terhambatnya perkembangan kognitif anak
atau daya pikir anak untuk memasuki pendidikan lebih lanjut
Solusi
Menggunakan kombinasi model Explicit Intruction, Make A Match dan
Flash Card
Dampak aktivitas
Aktivitas guru dalam pembelajaran menjadi baik dengan menggunakan
model Explicit Intruction, Make A Match dan Flash Card
Aktivitas anak dalam pembelajaran juga menjadi aktif dan menyenangkan
sehingga menghilangkan rasa bosan pada anak