Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan
rahmatnya-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul
”penyakit seks PKMD”
Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah SAW. Meskipun
penulis telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyusun Makalah ini, namun
penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari sistematika maupun
penyusunan
kalimatnya. Dengan demikian, penulis mengharapkan saran dan masukan yang
membangun,
demi kesempurnaan Makalah ini, semoga Makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 19 juni 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................i


DAFTAR ISI..........................................................ii
BAB 1
PENYAKIT MENULAR (PMS)
A. BELAKANG ....................................................
B. RUMUSAN MASALAH ....................................
C. TUJUAN PENELITIAN......................................
TUJUAN UMUM....................................
TUJUAN KHUSUS...................................
D.PENELITIAN.....................................................

BAB 2
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
A. LATAR BELAKANG.................................
B.JENIS PENYAKIT MENULAR................…
C.PENYEBAB.............................................
D. KARAKTERISTIK PENYAKIT ...................
E.PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN....

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia.


Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya
kembali penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia
menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden disease)
(Kemenkes, 2013). Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak
sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya menyerang
manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang seperti leptospirosis
(Widarso dan Wilfried, 2008).Menurut Depkes RI Leptospirosis merupakan penyakit
zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus
leptospira yang patogen, dan bergerak aktif yang menyerang hewan dan manusia.
Penyakit zoonosis merupakan penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari
hewan verterbrata ke manusia atau sebaliknya (Depkes RI, 2005). Angka kejadian
leptospirosis di dunia sangat rendah dikarenakan terlambatnya penanganan medis dan
diagnosis oleh tenaga kesehatan (WHO, 2010). Pelaporan penyakit leptospirosis
terkendala karena sulitnya diagnosis klinis disebabkan karena gejala awal penyakit
leptospirosis karena keterbatasan pengetahuan pasien untuk mendeteksi dini penyakit
ini

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu penyakit menular?


2. Bagaimana penyebaran penyakit menular?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui tingkat kesehatan tentang penyakit menular

2. TUJUAN KHUSUS
Untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat terhadap penyakit menular ini

D. MANFAAT PENELITIAN
A. BAGI MASYARAKAT
Meningkatkan pengetahuan dan menanamkan sikap yang baik kepada masyarakat
dalam upaya pencegahan penyakit menular ini

B. BAGI TENAGA KESEHATAN


Sebagai alternatif bahan masukan dalam membuat perencanaan kebijakan
pengendalian Penyakit menular ini

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Menular Seksual


Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia.
Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya
kembali penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia
menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden disease)
(Kemenkes, 2013). Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak
sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya menyerang
manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang seperti leptospirosis
(Widarso dan Wilfried, 2008).
Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal
ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian
penderitanya. Salah satu fokus perhatian pemerintah di bidang kesehatan masyarakat
adalah upaya untuk memutus rantai penyebaran Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan AIDS (Hutapea, Sarumpaet, & Rasmaliah, 2013). Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindrom yang disebabkan
oleh Human Immunodeficieny Virus (HIV). Virus tersebut melumpuhkan sel- sel
darah putih yang berfungsi dalam kekebalan tubuh (McCance, 2010). Asia merupakan
wilayah dengan penduduk terinfeksi HIV terbanyak kedua di dunia setelah Sub
Sahara Afrika. Berdasarkan data UNAIDS tahun 2014, di Asia terdapat 5 juta orang
terinfeksi HIV. Jumlah kasus baru 340.000 orang terinfeksi HIV (UNAIDS, 2014).
Kasus HIV/AIDS di Indonesia harus ditanggapi dengan serius karena jumlah
penderita terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, dari 1 Januari sampai 30
September 2013 tercatat orang yang terinfeksi HIV sejumlah 20.413 dan penderita
AIDS sejumlah 2.763, jumlah kematiannya adalah 318. Sementara itu, jumlah
penderita dari 1 Januari sampai 30 September 2014 tercatat kasus HIV sejumlah
22.689 dan AIDS 1.876, jumlah kematiannya adalah 211. Provinsi dengan kasus HIV
dan AIDS terbanyak yang dilaporkan adalah Papua, diikuti Jawa Timur, DKI Jakarta,
Bali, Jawa Barat (Depkes RI, 2014). Cara penularan penyakit HIV/AIDS ini seperti
heteroseksual, penggunaan narkoba suntik, homoseksual, perinatal, dan pekerja seks.
Kasus yang terbanyak disebabkan karena heteroseksual yaitu hubungan seksual tanpa
pengaman (Hutapea, 2011). Penyakit AIDS ini juga bisa menyebabkan infeksi
oportunistik, seperti TBC, diare kronis, candidiasis oro-
dianggap telah berkembang menjadi AIDS jika terdapat satu atau lebih oportunistik
penyakit, terlepas dari jumlah CD4 (AIDS.gov, 2016). Selain itu, jumlah virus HIV
dalam darah, umur, infeksi hepatitis B atau hepatitis C, penggunaan jarum suntik, dan
keseriusan dalam pengobatan HIV juga berpengaruh pada prognosis penyakit
HIV/AIDS (Carter & Hughson, 2012).
Saat ini, kita dikejutkan dengan kemunculan virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia yaitu Coronavirus Disease (COVID-19).
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa
coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi
manusia. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah
paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan
pernapasan akut
1. Pengertian Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal (Sjaiful,
2007).
2. Bahaya Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual menyebabkan infeksi saluran reproduksi yang harus
dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan
menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian (Sjaiful,
2007).
3. Tanda dan Gejala Penyakit Menular Seksual (Sjaiful, 2007).
a. Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual.
b. Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
c. Pengeluaran lendir pada vagina/ alat kelamin.
d. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan
kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya.
e. Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal.
f. Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
g. Bintil-bintil berisi cairan , lecet atau borok pada alat kelamin.
B. Jenis Penyakit Menular Seksual.
a Gonore
Gonore atau kencing nanah adalah penyakit tersering ditemuai
dalam dunia kedokteran. Ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang
awam, seperti kencing nanah, raja singa, dan banyak lagi. Penyakit ini disebabkan
oleh kuman Neiseria gonorrhoe yang berbentuk seperti buah kopi berpasangan.
Gejala awal dapat timbul dalam waktu 7-21 hari setelah infeksi. Pada wanita biasanya
tidak menunjukkan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui
menderita penyakit ini ketika pasangan seksualnya tertular. Jika timbul gejala,
biasanya bersifat lebih ringan, namun demikian beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika buang air kecil,
keluarnya caiarn putih dari vagina dan penjalaran ini bisa mencapai leher rahim,
rahim, saluran telur, indung telur, uretra (saluran kencing bawah) dan rektum yang
menyebabkan nyeri pinggul dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Pada wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui dubur
bisa menderita gonore pada usus bagian bawah. Melakukan oral sex dengan seorang
penderita gonore juga dapat menyebabkan tertularnya gonore pada tenggorokan
(faringitis gonocokal), yang terkadang tidak menunjukkan gejala dan kadang
gejalanya mirip seperti radang tenggorokan yang menyebabkan gangguan menelan.
gonore juga dapat menular ke mata jika cairan yang terinfeksi mengenai mata yang
biasanya disebut dengan konjungtivitis gonore. Bayi yang baru lahir dapat tertular
gonore dari ibunya yang terjadi selama proses persalinan, yang dapat menyebabkan
pembengkakan kelopak matanya dan dari matanya mengeluarkan nanah (suririnah,
2007)
b Sifilis (raja singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa
gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu kemudian timbul
benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri
tulang seperti flu yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada
tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang sendirinya
dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa atau disebut
masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf
otak,pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan
kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan
keterbelakangan mental (Sjaiful, 2007).
c Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex dengan masa tenggang 4-7 hari
sesudah virus masuk

C. PENYEBAB PENYAKIT
Penyakit Menular Seksual PMS
Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual atau biasa dikenal dengan infeksi menular seksual merupak
an infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyeb
arannya pun bisa melalui darah, sperma, atau cairan tubuh lainnya. Selain itu, penyeba
rannya bisa melalui pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara
beberapa orang.
Terdapat beberapa penyakit menular seksual yang disebabkan oleh hubungan seks tid
ak aman, berikut ini adalah penyakit yang sering terjadi:
Sifilis
Silifis adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri treponema pallidu
m. Penyakit ini mempunyai gejala seperti munculnya luka pada alat kelamin atau mul
ut. Luka ini pada umumnya akan bertahan antara 1-2,5 bulan dengan tidak ada rasa sa
kit, tetapi mudah ditularkan. Segera tangani sifilis, karena jika tidak infeksinya akan b
erlanjut ke tahap berikutnya yang mirip dengan gejala flu, kerontokan rambut, hingga
pitak. Jika dibiarkan, maka sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, impotens
i dan bahkan terkena masalah pendengaran serta hilangnya nyawa seseorang.
Gonore
Gonore merupakan penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrho
eae. Gonore biasa dikenal dengan kencing nanah karena menyebabkan keluarnya cair
an saat buang air kecil yang menyebabkan rasa nyeri pada penis atau vagina.
Klamidia
Klamidia adalah penyakit seksual menular yang paling umum terjadi. Gejalanya mem
ang tidak akan terasa dan biasanya disebabkan oleh clamidia trachomatis. Namun, kla
midia tetap harus diwaspadai karena penularannya bisa terjadi tanpa disadari oleh ora
ng yang terinfeksi.
Kutil Kelamin
Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh v
irus human papilomavirus di sekitar alat kelamin. Penyakit ini tidak menimbulkan ras
a sakit tetapi biasanya akan muncul rasa gatal dan memerah.
HIV
HIV adalah virus human immunodeficiency yang tersebar melalui cairan tubuh dan m
enyerang sistem kekebalan tubuh. HIV di awal penyebarannya tidak akan menujukka
n gejala, karena virus akan “tidur” sementara waktu menunggu sistem imun melemah
dan dapat berkembang menjadi AIDS yang sangat mematikan.
Faktor Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
Berhubungan intim secara oral, vaginal, ataupun anal yang tidak aman merupakan fak
tor utama penyakit kelamin. Selain itu, berhubungan intim dengan lebih dari satu pasa
ngan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit menular seksual. Penyebaran penya
kit pun bisa melalui benda, tanpa hubungan intim, seperti berbagi alat suntik, jarum,
maupun melalui transfusi darah.
Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual disebabkan oleh beberapa virus dan bakteri yang menyebar
melalui cairan tubuh seperti treponema pallidum (sifilis), neisseria gonorrhoeae (gono
re), clamidia trachomatis (klamidia), human papilomavirus (kutil kelamin), human im
munodeficiency virus (HIV).
Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)
Pada awalnya, sebagian gejala penyakit menular seksual mungkin tidak diketahui. Me
ski begitu, terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai, di antaranya:
• Mengalami perubahan pada urine.
• Rasa nyeri selama berhubungan seks.
• Kutil atau memar.
• Sakit panggul atau perut bagian bawah.
• Miss V terasa panas atau gatal.
• Keputihan abnormal atau perdarahan vaginal.
• Keluar cairan dari Mr P.
• Buang air kecil terasa menyakitkan atau panas
Diagnosis Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual dapat didiagnosis dengan melakukan tes laboratorium seper
ti tes darah untuk mengetahui terdapat virus HIV atau tidak, mengambil contoh urine
karena sebagian PMS dapat diketahui dari urine, atau mengambil contoh cairan dari lu
ka genital terbuka untuk mendiagnosis jenis infeksi.
Komplikasi Penyakit Menular Seksual (PMS)
Karena pada tahap awal terkena penyakit menular seksual tidak mengalami gejala dap
at menyebabkan komplikasi termasuk:
• Nyeri panggul.
• Komplikasi kehamilan.
• Peradangan mata.
• Radang sendi.
• Penyakit radang panggul.
• Infertilitas.
• Penyakit jantung.
• Kangker servik.
• Kangker dubur
Pengobatan Penyakit Menular Seksual (PMS)
Biasanya, dokter akan menyarankan dua jenis pengobatan saat telah terdiagnosis peny
akit menular seksual. Di antaranya adalah pengobatan menggunakan antibiotik dan ko
nsumsin obat anti virus. Antibiotik berfungsi untuk menyembuhkan infeksi menular s
eksual karena bakteri dan parasit, termasuk gonore, sifilis, klamidia, dan trichomonias
is. Sementara itu, mengonsumsi obat antivirus setiap hari mampu mengurangi risiko i
nfeksi.

D. KARAKTERISTIK PENYAKIT
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular m
elalui hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa
nyeri di area kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlam
ydia, gonore, sifilis, trikomoniasis, dan HIV.

Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik se
cara vaginal, anal, maupun oral. Tidak hanya hubungan intim, penularan juga dapat te
rjadi melalui transfusi darah dan berbagi jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga d
apat ditularkan dari ibu hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan.
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular m
elalui hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa
nyeri di area kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlam
ydia, gonore, sifilis, trikomoniasis, dan HIV.

Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik se
cara vaginal, anal, maupun oral. Tidak hanya hubungan intim, penularan juga dapat te
rjadi melalui transfusi darah dan berbagi jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga d
apat ditularkan dari ibu hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan.
Muncul benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut.
Vagina atau penis terasa gatal dan terbakar.
Nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim.
Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan).
Nyeri perut bagian bawah.
Demam dan menggigil.
Muncul pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan.
Muncul ruam kulit di badan, tangan, atau kaki.
Kulit penis kering, ruam, dan kemerahan.

E. Pencegahan

Penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual dapat disebabkan oleh virus,
bakteri, maupun parasit. HIV/AIDS, herpes, kanker serviks, kutil kelamin, dan
hepatitis B adalah bentuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus.
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri antara lain adalah gonore,
sifilis, dan klamidia. Sedangkan yang disebabkan oleh parasit adalah trikomoniasis

Segala bentuk penularan penyakit ini dapat dicegah. Beberapa cara untuk mencegah
penularan penyakit menular seksual, antara lain:

 Berhubungan seks hanya dengan satu orang


Hindari berganti-ganti pasangan, semakin banyak jumlah pasangan seksual
maka semakin besar risiko terkena penyakit menular seksual. Sebaiknya juga
tidak berhubungan seksual dengan seseorang yang sering berganti pasangan,
atau tidak diketahui riwayat seksualnya.
Pada beberapa kondisi, tidak berhubungan seksual sama sekali (abstinensia)
bisa dianggap sebagai cara paling efektif dalam mencegah terkena penyakit
menular seksual. Langkah ini bisa diterapkan, terutama saat pasangan sedang
menderita infeksi menular seksual.
 Gunakan kondom
Gunakan kondom lateks tiap kali berhubungan seks. Kondom memang tidak
dapat mencegah penularan penyakit sepenuhnya, tetapi akan sangat efektif jika
pemakaiannya benar. Gunakan kondom lateks. Jika Anda alergi, pilih kondom
sintetis, meski jenis ini lebih sering bocor dibandingkan kondom yang berjenis
lateks.
 Vaksinasi
Beberapa penyakit menular seksual dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi
dewasa. Misalnya hepatitis B, dan kutil kelamin serta kanker serviks yang
disebabkan oleh human papilomavirus (HPV).  Vaksinasi HPV ini
direkomendasikan bagi anak perempuan berusia 9-13 tahun. Namun, wanita
dewasa berusia di bawah 26 tahun yang belum mendapatkan vaksinasi juga
disarankan untuk melakukannya segera, mengingat kanker serviks merupakan
pembunuh nomor 2 pada wanita.
Vaksin hepatitis B diberikan tiga kali, dengan jadwal pada bulan 0, 1 dan 6
(untuk bivalen) atau bulan 0, 2 dan 6 (untuk kuadrivalen). Anak dan remaja
yang belum mendapatkannya, dianjurkan untuk melakukan rangkaian
vaksinasi hepatitis B.
 Sunat pada laki-laki
Sunat pada laki-laki terbukti dapat mengurangi risiko laki-laki terkena
penyakit HIV dari hubungan seksual sebanyak 60 persen. Dampak positif
lainnya adalah dapat membantu mencegah penularan herpes dan infeksi HPV.
 Hindari narkoba dan alkohol
Saat berada di bawah pengaruh narkoba dan alkohol, perilaku seksual
seseorang menjadi lebih sulit dikendalikan. Dampaknya, risiko melakukan
hubungan seksual yang berisko juga lebih tinggi. Penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan narkoba, terutama narkoba suntik, erat kaitannya dengan
peningkatan risiko terkena penyakit menular seksual.

Banyak orang yang menderita penyakit menular seksual tetapi tidak menampakkan
gejala apa pun. Karena itu, Anda perlu lebih waspada dalam menjalani hubungan
seksual. Selain beberapa langkah di atas, rutin memeriksakan kondisi kesehatan
seksual Anda dan pasangan ke dokter juga merupakan salah satu langkah penting
untuk menghindari penyakit menular seksual

Anda mungkin juga menyukai