Anda di halaman 1dari 94

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

UNESCO mengemukakan bahwa pendidikan disokong empat pilar

yang disebut dengan pilar pendidikan yakni: learning to know, learning to

o, learning to be, dan learning to live together.1

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah

proses pengubahan tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa

yang mampu hidup sendiri sebagai anggota masyarakat dimanapun ia

berada, Dengan kata lain pendidikan adalah proses mengubah seseorang

dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi

mengerti.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.2

Undang-undang di atas menjelaskan pendidikan adalah suatu proses

dalam upaya membangun manusia yang dapat mengenali diri dan menggali

potensi yang dimilikinya serta mampu memahami realita kehidupan nyata

1
2

di sekitarnya. Sejalan dengan Undang-undang tersebut, pendidikan menurut

Susanto adalah kerangka pemikiran bagi yang berkeinginan untuk mencapai

keunggulan (excellence) dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) sebagai faktor penting dalam meningkatkan daya saing diera

global saat ini.

Sebelum guru memulai pembelajaran guru harus memilih metode

yang cocok dan tepat yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar,

strategi tersebut disusun dengan sebaik mungkin agar murid dapat

termotivasi ketika guru menyampaikan pembelajaran. Kebanyakan guru

kurang memahami strategi apa yang harus mereka gunakan sehingga para

guru jarang menggunakan strategi dalam proses belajar mengajar, yang

sering guru pergunakan hanya metode yang hanya mereka ketahui saja

tanpa melihat dari sisi kebutuhan yang digunakan peserta didik.

Di dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 125 Allah berfirman :

‫ك بِاحْلِ ْك َم ِة َوالْ َم ْو ِعظَ ِة احْلَ َس نَ ِة َو َج ِادهْلُ ْم بِ الَّيِت ْ ِه َي اَ ْح َس ۗ ُن اِ َّن‬ ِ


َ ِّ‫اُْدعُ اىٰل َس بِْي ِل َرب‬
‫ض َّل َع ْن َسبِْيلِهٖ َو ُه َو اَ ْعلَ ُم بِالْ ُم ْهتَ ِديْ َن‬
َ ‫ك ُه َو اَ ْعلَ ُم مِب َ ْن‬َ َّ‫َرب‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl :
125”3
3

Tafsir surah An-Nahl ayat 125 dalam Al-Qur’an dan Tafsir yang

dikeluarkan oleh Dapertemen Agama RI (edisi yang disempurnakan )

disebutkan bahwa:

Dalam ayat ini Allah memberi pedoman kepasa Rasul-Nyatentang


cara mengajak manusian (dakwah) ke jalan Allah, jalan Allah di sin
maksudnya ialah agama Allah Yakni Syariat Islam yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT meletakkan dasar-dasar
dakwah untuk pegangan bagi umatnya dikemudian hari mengemban
tugas dakwah.4
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa untuk mengajak manusia

kepada ajaran Islam diperlukan cara pendekatan dengan hikmah, yakni

perbuatan dan keteladanan yang baik, kemudian dengan mauizah hasanah,

yakni melalui ceramah, nasehat, bimbingan yang baik, dengan cara

mujadalah billatihiyaahsan, yaitu berdiskusi atau bertukar pikiran atau

berdiskusi dengan baik.

Begitu pula dalam hal pembelajaran tentu guru harus mempunyai

strategi dan teknik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh

pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama

proses pembelajaran. Seorang guru harus bisa memahami tentang strategi

dalam belajar mengajar. Strategi merupakan salah satu cara yang sangat

efektif digunakan oleh seorang guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, karena dengan menggunakan strategi yang tepat, siswa akan


4

termotivasi untuk belajar dan tidak bosan dengan materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Oleh karena kurangnya pemahaman seorang guru

mengenai strategi dan metode pembelajaran, akhirnya siswa kurang

termotivasi untuk belajar, kurangnya usaha guru untuk mencari strategi

yang tepat dalam proses belajar sehingga guru hanya menggunakan metode

yang mereka ketahui saja sehingga siswa menjadi bosan, dan karena

kebosanan murid mereka menjadi tidak kondusif dan pembelajaran tidak

berjalan dengan baik. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat

murid diharapkan termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil

belajarnya.

Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapatkan perhatian lebih

untuk meningkatkan mutu adalah Fiqih. Banyak sisiwa yang merasa kurang

mampu dalam mempelajari Fiqih karena mata pelajarn Fiqih hanya sekali

dalam seminggu yang menyebabkan murid tidak terlalu mendalami untuk

melakukan aktivitas yang berkaitan dengan Fiqih. Kurangnya motivasi

dalam belajar sangat berpengaruh pada keberhasilan murid.

Fiqih adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu agama yakni ibadah

dan muamalah, yang di jadikan satu mata pelajaran sehingga mudah dicerna

dan dipelajari. Masih banyak sekolah-sekolah yang hanya mementingkan

aspek kognitif saja dan kurang memandang persoalan motivasi belajar


5

murid. Hal ini juga terjadi pada jenjang Pendidikan Dasar terutama pada

mata pelajaran Fiqih.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif

dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Kurangnya motivasi murid untuk belajar Fiqih dikarenakan kurangnya

kreatifitas guru dalam mengajar. Pembelajaran Fiqih dianggap pelajaran

yang sangat membosankan karena guru dalam menyampaikan pembelajaran

hanya berfokus pada buku. Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan

guru juga merupakan faktor yang membuat rendahnya motivasi belajar

siswa. Rendahnya motivasi murid dalam belajar Fiqih serta rendahnya

minat siswa untuk membaca kembali pelajaran yang telah dipelajari juga

berdampak terhadap hasil belajarnya.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, bahwa strategi sangat penting

dalam meningkatkan motivasi belajar murid. Terwujudnya tujuan

pendidikan tergantung pada strategi yang dilakukan oleh guru. Maka

peneliti mengambil judul “Strategi Guru dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Murid pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.”


6

Untuk menghindari kesalahpahaman penulis dan pembaca dari judul

skripsi ini, maka perlu kiranya penulis menegaskan tentang strategi belajar

mengajar mata pelajaran Fiqih, adalah merupakan upaya atau usaha guru

bidang studi Fiqih dalam mengatur kegiatan belajar mengajar, yang dalam

hal ini dibatasi pada komponen (variable) pengajaran yang meliputi

program/bahan pengajaran, metode pengajaran, dan evaluasi.

Adapun Fiqih yang dimaksud di Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin yaitu

membahas ibadah dan muamalah.

Dengan demikian maksud dari judul skripsi ini adalah penelian

tentang upaya atau usaha guru mata pelajaran Fiqih dalam mengatur

kegiatan belajar mengajar yang meliputi program/bahan pengajaran, metode

pengajaran, dan evaluasi pengajaran, agar tercapai tujuan belajar mengajar

dalam mata pelajaran Fiqih pada Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar murid

pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin?


7

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi guru dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur

Kota Banjarmasin?

C. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan bagi penulis dalam

memilih judul, yaitu sebagai berikut:

1. Karena penerapan strategi belajar mengajar bukanlah persoalan yang

mudah dan sederhana, oleh sebab itu perlu sekali untuk dikaji,

dipelajari dan ditingkatkan, terutama oleh guru mata pelajran Fiqih

dan guru yang lain serta pihak terkait.

2. Mengingat pentingnya strategi belajar mengajar dan meningkatkan

motivasi belajar murid

3. Pada kenyataannya strategi belajar mengajar dapat meningkatkan

efektifitas dan efisiensi pengajaran nampaknya belum sepenuhnya

diterapkan sehingga perlu kiranya adanya penelitiannya untuk lebih

mengetahui lebih jauh tentang penerapan strategi belajar mengajar

mata pelajaran Fiqih

4. Penelitian ini sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi

belajar murid pada mata pelajaran Fiqih dan juga untuk para guru agar
8

lebih selektif dalam memilih strategi pembelajaran agar dapat

meningkatkan motivasi belajar murid.

D. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur

Kota Banjarmasin.

D. Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain :

1. Sebagai bahan informasi, khususnya bagi guru mata pelajaran Fiqih

di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamtan Banjarmasin

Utara Kota Banjarmasin

2. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh

selama mengikuti pendidikan, dan untuk mengembangan teori-teori

pendidikzn menurut disiplin pendidikan


9

3. Sebagai langkah awal dalam rangka penelitian lebih lanjut, dan

sebagai bahan tambahan untuk memperkaya perpustakaan Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Jami Banjarmasin.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi dalam 5 bab. Setiap

bab dibagi atas sub-sub bagian, masing-masing berisi pokok bahasan

tertentu dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah dan

penegasan judul, perumusan masalah, alas an memilih judul, tujuan

penelitian, signifikasi penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Strategi belajar mengajar tentang tinjauan pengertian dan

karakteristik pembelajaran Fiqih, Faktor- faktor pendukung dan

penghambat motivasi belajar murid, dan cara menggerakkan motivasi

belajar murid.

Bab III Metode penelitian, yang berisi tentang populasi dan sampel,

data, sumber data, teknik pengumpulan data, kerangka dasar penelitian,

teknik pengolahan data dan analisis data serta tahapan penelitian.

Bab IV Laporan hasil penelitian lapangan yang meliputi latar

belakang obyek, penyajian data dan analisis data.


10

Bab V Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

SUMBER KUTIPAN BAB I

1
Edward Purba, Yusnadi, (2014), Filsafat Pendidikan, Medan:
UNIMED Press, hal: 72

2
Ibid, h. 69.

3
H.Mahmud Junus, Terjemah Al-Qur’an Al Karim (Bandubg : PT.
Al-Ma’arif, 1997), hlm 254.

4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang
disempurnakan), Jakarta; Ikrar Mandiri Abadi.
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja”

dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan

dari kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja,

stratego berarti merencanakan (to plan). Secara bahasa strategi bisa

diartikan sebagai “siasat”, “kiat”, “trik”, dan “cara”. 1 Secara umum strategi

mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak

dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan .

Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi diartikan sebagai

pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan.2

Strategi adalah satu pola yang direncanakan dan diterapkan secara

sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan

kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan,

dan sarana penunjang kegiatan. Dalam dunia pendidikan, menurut J.R.

David strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities

designed to achieves a particular educational goal. Jadi, strategi bisa

11
12

diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang

didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam konteks

pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam

menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya

proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat

tercapai dan berhasil.3

Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan

untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.4

2. Komponen Strategi Pembelajaran

Abuddin Nata, menetapkan beberapa komponen strategi

pembelajaran yaitu:

a. Penetapan perubahan yang diharapkan.

Kegiatan belajar ditandai oleh adanya usaha secara terencana dan

sistematika yang ditujukan untuk mewujudkan adanya perubahan pada

peserta didik, baik aspek wawasan, pemahaman, keterampilan, sikap dan

sebagainya. Dalam menyusun strategi pembelajaran, berbagai perubahan

tersebut harus ditetapkan secara spesifik, terencana dan terarah. Perubahan

yang diharapkan selanjutnya harus dituangkan dalam tujuan pengajaran


13

yang jelas dan kongkrit, menggunakan bahasa yang opersional dan dapat

diperkirakan alokasi waktu dan lainnya yang dibutuhkan.5

b. Penetapan pendekatan.

Pendekatan adalah sebuah kerangka analisis yang akan digunakan

dalam memahami sesuatu masalah. Dalam pendekatan tersebut terkadang

menggunakan tolak ukur sebuah disiplin ilmu pengetahuan, tujuan yang

ingin dicapai, langkah-langkah yang akan digunakan, atau sasaran yang

diinginkan. Maka langkah yang harus ditempuh dalam menetapkan

strategi pembelajaran adalah berkaitan dengan cara pendekatan belajar

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.

Bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan

teori apa yang digunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan sangat

mempengaruhi hasilnya.6 Dengan demikian maka seorang guru harus

memastikan terlebih dahulu pendekatan mana yang akan digunakan dalam

kegiatan belajarnya, apakah pendekatan dari segi sasaran, tujuan dan

sebagainya.

c. Penetapan metode.

Penetapan metode sangat penting dilakukan dengan prinsip bahwa

metode tersebut harus mencakup guru dan peserta didik. Sesuai dengan

paradigma pendidikan yang memberdayakan, maka metode pengajaran itu

sebaiknya mampu mendorong motivasi, kreatifitas, inisiatif para peserta


14

didik untuk berinovasi, berimajinasi dan berprestasi.7 Metode

pembelajaran mengacu pada strategi penyampaian isi pembelajaran.

1) Pengertian Metode

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

metodos. Kata lain kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “Metha” yang

berarti atau melewati dan“ hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode

berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa arab metode

disebut Thariqat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah

cara yang teratur dan berfikir baik - baik untuk mencapai maksud. 18 Metode

pembelajaran didefenisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam

menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai

tujuanpembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu

berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang

bersifat implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh

masing- masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang

berbeda.19

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal.20

2) Ciri – Ciri Metode Pembelajaran Yang Baik


15

Untuk melaksanakan prose pembelajaran suatu materi pembelajaran

perlu difikirkan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan penggunaan

metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran

dengan beberapa faktor:

a. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran.

b. Kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pembelajaran.

c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru.

d. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siwa.

e. Kesesuaian metode pembelajaran dengan sumber dan fasilitas

yang tersedia.

f. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi dan kondisi

belajar mengajar.

g. Kesesuaian metode pembelajaran dengan waktu yang tersedia.

h. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar.21

Keseluruhan komponen yang ada dirancang sedemikian rupa

sehingga dapat mempengaruhi keefektifan, keefisienan, dan daya tarik isi

pembelajaran. Komponen metode penyampaian isi pembelajaran terkait

langsung dengan tingkat kompetensi pelaksanaan pembelajaran. Secara

teknis operasional metode penyampaian isi pembelajaran juga mengacu

pada cara-cara dalam menyampaikan pembelajaran (menguraikan, memberi


16

contoh dan pemberian latihan) kepada peserta didik lewat ceramah, diskusi,

tanya jawab dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Perlunya strategi ini didasari firman Allah SWT dalam Surah An

Nahl ayat 125 sebagai berikut :

‫ك بِاحْلِ ْك َم ِة َوالْ َم ْو ِعظَِة احْلَ َسنَ ِة َو َج ِادهْلُ ْم بِالَّيِت ْ ِه َي‬ ِ


َ ِّ‫اُْدعُ اىٰل َسبِْي ِل َرب‬
‫ض َّل َع ْن َسبِْيلِ ٖه َو ُه َو اَ ْعلَ ُم بِالْ ُم ْهتَ ِديْ َن‬ ِۗ
َ ‫ك ُه َو اَ ْعلَ ُم مِب َ ْن‬ َ َّ‫اَ ْح َس ُنا َّن َرب‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S An-Nahl : 125)”8

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT menyuruh adalah

mengajarkan kebenaran agama Islam kepada Manusia harus ditempuh cara-

cara bijaksana, yaitu dengan cara hikmah (perbuatan dengan keteladanan

yang baik), dengan mau’izhah hasanah (perkataan, bimbingan dan nasehat

yang baik), serta dengan mujadalah billati hiya ahsan (berdebat, bertukar

pikiran dengan cara yang baik).

3. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya ada beberapa strategi

pembelajaran yang dapat digunakan, diantaranya :9


17

1. Strategi penyampaian/ exposition, Strategi pembelajaran ekspositori

adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok

peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi

pelajaran secara optimal.

2. Strategi penemuan/ discovery, yaitu bahan pelajaran dicari dan

ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui berbagai aktifitas,

sehingga tugas pendidik lebih banyak sebagai fasilitator dan

pembimbing. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering disebut

juga sebagai strategi pembelajaran tidak langsung.

3. Strategi pembelajaran kelompok/ group, yaitu bentuk belajar kelompok

besar atau klasikal. Peserta didik dikelompokkan lalu dibimbing oleh

seorang atau beberapa orang guru. Belajar kelompok dilakukan secara

beregu. Bentuk belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran kelompok

besar atau klasikal; atau bisa juga dalam kelompok-kelompok kecil.

Strategi ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, semua

dianggap sama. Oleh karena itu, dalam belajar kelompok dapat terjadi

peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh

peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu pula

sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan

merasa tergusur oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi.


18

4. Strategi pembelajaran individu/ individual, yaitu bahan pelajaran

didesain oleh guru agar peserta didik belajar secara mandiri. Kecepatan,

kelambatan dan keberhasilan pembelajaran peserta didik sangat

ditentukan oleh kemampuan individu mereka yang bersangkutan.

Dari uraian jenis strategi diatas, masing-masing strategi memiliki

keunggulan yang mampu memacu kreativitas peserta didik untuk

menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru mereka. Namun disisi

yang lain juga memiliki kekurangan disaat mereka dikelompokkan dapat

terjadi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh

peserta didik yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja, sebaliknya

peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

Dari beberapa jenis strategi di atas strategi penyampaian/ exposition

dan strategi individu/ individual yang sering digunakan guru mata pelajaran

Fiqih di Madrasah Ibdtidaiyah Darul Istiqomah .

B. Penerapan Strategi Belajar Mengajar Mata Pelajaran Fiqih

Sebagaimana dikemukan terdahulu, strategi bealajar mengajar yang

dimaksud di sini adalah merupakan upaya atau usaha guru pendidikan Fiqih

dalam mengatur kegiatan belajar mengajar guna menciptakan suatu keadaan

yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang mencakup


19

penyusunan bahan, menggunakan metode pengajaran, dan melaksanakan

pengukuran keberhasilan (evaluasi) dalam rangka untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengajaran. Sedangkan penerapan strategi belajar

belajar yang dimaksud agar tujuan belajar mengajar dapat tercapai dan

efektif. Selanjutnya hal yang akan diterangkan secara ringkas sebagai

berikut:

1. Menyusun Program (bahan) Pengajaran

Program pengajaran yang dimaksud penulis di sini adalah bahan

pengajaran Pendidikan Fiqih yang disusun dan di ajarkan oleh guru

Pendidikan Fiqih dalam kegiatan belajar mengajar.

Program pengajaran yang dimaksud di sini adalah merupakan suatu

kesatuan rencana bahan pengajaran Pendidikan Fiqih yang harus disusun

dan dilaksanakn pada suatu sekolah di antaranya materiny adalah sunnat

rawatib, shalat dalam perjalanan, shalat bagi orang sakit, shalat bagi

musafir, puasa Ramadhan, puasa Sunnah, dan tarawih dan witir .

Sedangkan sebagai pelaksanaan program pengajaran ini tentunya guru-guru

pengajar disetiap sekolah-sekolah tersebut. Berkaitan dengan program

pengajaran pendidikan Fiqih, tentunya juga menyusun program/bahan

pengajaran ini adalah guru-guru yang mengajar mata pelajar Fiqih

disekolah tersebut.
20

Untuk menyusun program/bahan pengajaran Pendidikan Fiqih ini,

seorang guru tentunya harus dapat mempertimbangkan upaya/usaha yang

perlu dilaksankan dalam menyusun program/bahan pengajaran tersebut,

diantaranya seperti menyesuaikan GBPP, menyesuaikan dengan tujuan,

memakai/menggunakan buku penunjang selain buku wajib, juga disamping

itu menguasai program/bahan yang disusun tersebut.

Upaya lain yang dilakukan dalam menyusun program/baha

pengajaran tersebut diantaranya juga seperti menelaah dan sekaligus

mempelajari buku petunjuk teknis mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(Fiqih). Disamping itu, guru juga harus mempedomani distribusi waktu dan

kalender minggu afektif kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih,

dan mungkn ada upaya yang lainnya lagi yang dilakukan dalam menyusun

program/bahan pengajaran tersebut.

2. Menggunakan Metode Pengajaran

a. Macam – Macam Motode Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan ada banyak metode yang dapat digunakan

oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam proses

pembelajaran guru dapat lebih menggunakan lebih dari satu metode

pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa berminat mengikuti materi

pelajaran yang sedang disampaikan guru.


21

Beberapa metode pengajaran sebagai berikut :

1) Metode Ceramah

Metode cerita adalah metode dalam proses belajar mengajar dimana

seorang guru menyampaikan cerita secara lisan kepada sejumlah murid

yang pada umumnya bersifat pasif.9 Dengan menggunakan metode ini

biasanya guru menyampaikan cerita dengan alokasi tertentu. Dalam

prengajaran menggunakan metode cerita, perhatian terpusat pada guru,

sedangkan murid hanya menerima secara pasif.22 Sehingga timbul kesan

murid hanya sebagai objek yang selalu mengganggap benar apa yang

disampaikan guru. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode

ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan

menuturkan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap murid.

2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan

yang harus dijawab, terutama dari guru ke muridnya tetapi dapat pula

dari siswa kepada guru.23Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode Tanya jawab adalah adanya pertanyaan baik itu dari guru

kepada murid maupun sebaliknya. Proses Tanya jawab terjadi apabila

ada ketidaktahuan atau ketidak pahaman kan suatu peristiwa dan untuk

mendapatkan informasi.

3) Metode Diskusi
22

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dimana

guru memberikan kesempatan kepada para murid mengadakan

perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas suatu

masalah.24

4) Metode Demonstrasi

Metode Demostrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan

atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda

tertentu yang dipelajari yang disertai dengan penjelasan lisan.

Sedangkan metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang

memberikan kesempatan kepada murid untuk menemukan sendiri suatu

fakta yang diperlukannya atau ingin diketahuinya.

5) Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi

melalui penugasan murid untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian

tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk

setiap murid atau kelompok dapat sama dan juga berbeda. Agar

pemberian tugas dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

3. Melaksanakan Evaluasi (Penilaian)


23

Evaluasi ialah “suati pertimbangan atau proses yang

memungkinkan seseoramg untuk mempertimbangkan tentang nilai

sesuatu berlangsung dalam jangka waktu tertentu.”43

Dalam melaksanakan evaluasi, ada beberapa prinsip yang harus

diperhatikan oleh guru mata pelajaran Fiih , yaitu:

a. Terus menerus

Artinya evaluasi itu tidak hanya dilaksnakan setahun seklai,

sekwartal sekali, atau sebulan sekali, melainkan terus menerus.

b. Keseluruhan

Artinya segi perkembangan yang patut dibina, perlu di evaluasi.

Antara lain, hafalan, kekhusyuan shalat, dan kelancaran membaca Al-

Qur’an.

c. Ikhlas

Yang dimaksud dengan ikhlas ialah kebersihan niat atau hati

guru agama, bahwa ia melakukan evaluasi itu dalam rangka efisiensi

tercapainya tujuan pendidkan agama itu sendiri dan kepentingan

murid bersangkutan.44

Dalam mata pelajarn Fiqih guru dapat melakukan evaluasi

terhadap muridnya melalui cara-cara, seperti:

a. Mengadakan ulangan lisan

b. Mengadakan tes tertulis


24

c. Menilai prestasi yang tercapai

d. Menyuruh mengerjakan sesuatu

e. Menyelenggarakan rapar kenaikan kelas. 45

Dengan evaluasi itu Guru Fiqih dapat memahami muridnya,

sejauhmana mereka memahami dan menguasi pelajaran, sejauhmana

pencapaian tujuan dan kurikulum, sejauhmana efektivitas metode yang

digunakan selama ini, dan apa saja kelemahan-kelamahannya, sehingga

akan mudah untuk diperbaiki.

Untuk melaksankan evaluasi pada akhir pelajaran, seorang guru

tentunya dalam upaya melaksankan evaluasi tersebut, haruslah dapat

menerapkan sebagai berikut :

a. Menggunakan teknik penilaian tes/non tes

b. Menggunakan bentuk soal tes/nontes

c. Menggunkan tes yang valid

d. Mengadakan ulangan lisan

e. Mengadakan ulangan tertulis

f. Menyuruh murid mengerjakan tugas pelajaran

Jadi dalam cara melaksanakan evaluasi pada akhir pelajaran Fiih ini,

guru harus dapat menerapkannya dengan baik.


25

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi sering disebut dengan kata “Motif” yang diartikan

sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motif dapat diartikan sebagai penggerak dari dalam dan didalam sebjek

untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi mencapai tujuan.

Berawal dari motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat

tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan/mendesak.25Motif dimaksud segala daya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Bila seorang anak tidak berbuat seperti

seharusnya, maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab- sebab ini sering

bermacam-macam mungkin ia tak sanggup, sakit, lapar, benci kepada

pekerjaan atau kepada guru tak pandai belajar atau lainnya.

Jadi motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi, sehingga anak itu mau, ingin melakukannya. Bila ia tidak suka ia

akan berusaha untuk mengelakkannya. anak-anak akan giat mengangkat

batu untuk mendirikan benteng dalam permainan perang-perangan.

Memberi motivasi bukan pekerjaan yang mudah. Motivasi yang berhasil

bagi seorang anak atau suatu kelompok mungkin tak berhasil bagi anak atau
26

kelompok lain.26 Motivasi bbelajar merupakan daya penggerak psikis dari

dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan

menambah keterampilan, pengalaman. motivasi mendorong dan mengarah

minat belajar untuk mencapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-

sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan

dalam jabatan, menjadi politikus dan memecahkan masalah. motivasi

tumbuh didorong oleh kebutuhan seseorang, seperti menjadi orang kaya

maka seseorang berusaha mencari penghasilan sebanyak-banyaknya dengan

cara dagang, berbisnis, menjadi pengusaha dan sebagainya. 27 Ayat tentang

motivasi belajar antara lain:

Qs. Al- Mujadalah ayat 11

‫س فَافْ َس ُح ْوا َي ْف َس ِح اللّٰهُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِْي َل‬ ِ ِ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْٓوا اِ َذا قِْيل لَ ُك ْم َت َف َّس ُح ْوا ىِف الْ َم ٰجل‬
َ
‫ت َوال ٰلّهُ مِب َا َت ْع َملُ ْو َن‬
ٍ ۗ ‫انْ ُش ُز ْوا فَانْ ُش ُز ْوا َي ْرفَ ِع ال ٰلّهُ الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا ِمْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْ َن اُْوتُوا الْعِْل َم َد َر ٰج‬
‫َخبِْيٌر‬
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk"mu, dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat,
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-
Mujadalah :11)28

Dari surah Al mujadalah diatas peneliti menyimpulkan bahwa


27

motivasi itu sangat penting, Karena dengan adanya motivasi akan

memdorong seseorang untuk terus menerus giat belajar, karena dari ayat

tersebut terlihat bahwa Allah sangat menyukai orang yang yang menuntut

ilmu, dengan danya ayat diatas akan menyadarkan seseorang betapa

tingginya derajat yang diangkat oleh Allah bagi orang yang berilmu.

Dalam sebuah hadits diterangkan yaitu sebagai berikut:

َ َ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬


َ‫ يَ ِّس ُر ْوا َوال‬: ‫ال‬ ِ
َ َّ ‫س َرض َي اهللُ َعْن ه َع ْن النَّيِب‬
ِ ِ َ‫عن اَن‬
َْ
. ‫ُت َع ِّس ُر ْوا َوبَش ُِّر ْوا َوالَُتنَ ِف ُر ْوا‬
Artinya : Dari Anas bahwasanya Nabi SAW bersabda :
Mudahkanlah urusan mereka dan janganlah kamu persulit,
dan berilah kabar gembira kepada mereka dan janganlah
kamu menakut-nakuti mereka.13

Dari hadits tersebut di atas dapat dipahami bahwa dalam

membimbing seseorang ke arah kebaikan mestilah dengan cara

mempermudah, bahkan mempersulit, kemudian menggembirakan,

bukan dengan menakut-nakuti.

Dikaitkan dengan bimbingan guru, maka mereka harus

berusaha agar anak didiknya tidak mengalami kesulitan dan tidak

merasa takut dalam belajar, melainkan merasa terpanggil untuk

belajar dan selalu gembira dalam belajar.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”


28

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Dari

pengertian yang dikemukaakan Mc. Donald mengandung tiga

elemen penting yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy


pada diri setiap individu manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/Fieling seseorang
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi
yaitu tujuan.
3. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena teransang atau terdorong oleh adanya
unsure lain yaitu tujuan.

Dengan tiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu

sebagai sesuatu yang kompleks. motivasi akan menyebabkan terjadinya

suatu perubahan energi yang ada dalam energi manusia. 29 Motivasi dapat

juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan

tidak suka itu.30

2. Fungsi motivasi belajar

Guru harus menyadari fungsi motivasi itu sebagai proses yang

memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Memberikan semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya

tetap berminat dan siaga.


29

2. Memusatkan perhatian peserta ddikpada tugas-tugas tertentu

yang berhubungan dengan pencapaian tujuan bbelajar.

3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan

hasil jangka panjang.

Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara

mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, member

stimulus baru misalnya, melalui pertanyaan- pertanyaan kepada peserta

didikmemberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyalurkan

keinginannya, menggunakan alat bantu sehingga peserta didik terangsang

untuk belajar apabilaia melihat bahwa situasi pengajaran cendrung

memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya.31

3. Pentingnya motivasi dalam belajar

Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja.

Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.

Motivasi belajar dan bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.

Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya

motivasi belajar adalah sebagai berikut:

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar , proses dan hasil akhir.

b. Menginformasikan kekuatan usaha belajar yang dibandingkan teman

sebaya.
30

c. Mengarahkan kegiatan belajar sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui

bahwa dirinya belum belajar secara serius, banyak bersendra gurau, ia

akan mengubah perilaku belajarnya.

d. Membesarkan semagat belajar.

e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudia bekerja

Berdasarkan pengertian dan analisis tentang motivasi yang telah

dibahas diatas maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua

jenis:

a) Motivasi Ekstrinsik adalah kegiatan belajar yang tumbuh dari

dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak

berhubungan dengan kegiatan belajar sendiri. Motivasi ini timbul

bukanlah diakibatkan oleh dorongan dari luar seseoraang seperti

dorongan dari orang lain dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik sering

dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.

Adapun motivasi ekstrinsik bisa dilihat dari beberapa sisi yaitu: 1)

Jenis sifat pekerjaan, 2) Kelompok kerja dimana seseorang

bergabung, 3) Organisasi tempat bekerja, 4) Situasi lingkungan

pada umunya. 5) Sistem imbalan yang berlaku.32

b) Motivasi Instrinsik adalah kegiatan belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan penghayatan esuai kebutuhan dan dorongan secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.33 Bisa dikatakan bahwa


31

motivasi intinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu

demi sesuatu itu sendiri. Misalnya: Murid mungkin belajar

menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran ayang

akan diujikan. Jadi motivasi itu timbul dari dalam diri siswa

tersebut. Adapun Motivasi Intrinsik bisa dilihat dari beberapa sisi

yaitu: 1) Persepsi seseorang mengenai diri sendiri, 2) Harga diri, 3)

Harapan Pribadi, 4) Kebutuhan, keinginan, 5) Kepuasan kerja, 6)

Prestasi yang dihasilkan.34

D. Pembelajaran Fiqih

1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

Mata pelajaran fiqih adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang

kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, pelatihan, penggunaan pengalaman, pembiasaan dan

keteladanan.

Yang dimaksud dengan pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

disini meliputi tentang ibadah dan muamalah.

Menurut bahasa “fiqih” berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan

yang berarti “mengerti atau faham”. Dari sinilah ditarik perkataan fiqih

yang memberi pengertian kepahaman dalam hukum syari’at yang sangat


32

dianjurkan oleh Allah dan Rasulnya. Jadi, ilmu fiqih ialah suatu ilmu

yang mempelajari syari’at yang bersifat amaliah (perbuatan) yang

diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut.10

Menurut pengertian Fuqaha (faqih), fiqih merupakan pengertian

zhanni (sangkaan = dugaan) tentang hukum syari’at yang berhubungan

dengan tingkah laku manusia. Pengertian mana yang dibenarkan dari dalil-

dalil hukum syari’at tersebut terkenal dengan ilmu fiqih. Orang yang ahli

fiqih, jama’nya fuqaha.11

Secara ethymology, fiqih berarti pemahaman yang mendalam tentang

tujuan suatu ucapan dan perbuatan. Sedangkan fiqih secara terminology

menurut para fuqaha’ (ahli fiqih) adalah tidak jauh dari pengertian fiqih

menurut ethymology, hanya saja pengertian fiqih menurut terminology lebih

khusus dari pada menurut ethymology. Menurut terminology fiqih adalah

“pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia,

yang diambil dari dalil-dalil yang terinci (mendetail)”. Fiqih secara harfiah

berarti pemahaman yang benar terhadap apa yang dimaksudkan. Beberapa

batasan definisi tentang Fiqih adalah:

1. Ilmu Fiqih merupakan suatu kumpulan ilmu yang sangat luas

pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam jenis hukum

Islam dan bermacam, rupa aturan hidup, untuk keperluan seseorang,


33

golongan masyarakat dan umum manusia.12

2. Pengetahuan tentang hukum-hukum Islam mengenai perbuatan manusia,

yang diambil dari dalil-dalilnya secara rinci.13

3. Ilmu yang membahas tentang hukum-hukum Islam mengenai

perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang rinci.14

Yang saya maksud dengan Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah yang

berkesesuaian dengan kurikulum yang ada pada sekolah tersebut membahs

tentang ibadah dan muamalah.

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah ibtidaiyah adalah mata pelajaran

pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Fiqih yang

telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah. Peningkatan

tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam, serta

memperkaya kajian Fiqih baik yang menyangkut aspek ibadah maupun

muamalah, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah usul Fiqih

serta menggali tujuan dan hikmahnya, sebagai persiapan untuk melanjutkan

ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat. Secara

subtansial, mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan

hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan

keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan

Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk
34

lainnya ataupun lingkungannya.

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tata cara

pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun

muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan

sosial.

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran

agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan

diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun

hubungan dengan lingkungannya.12

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

1. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun islam yang benar dan baik, seperi tata cara

thaharah seperti sunanul fitri (khitan dan memotong kuku), shalat,

puasa, zakat, dan haji.

2. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makan dan minuman yang halal dan


35

haram, qurban, serta tata cara pelaksaan jual beli dan pinjam

meminjam

Suatu hal yang telah menambah banyaknya macam dan lapangan

hukum Islam, maka kata-kata “fiqih” hanya dipakai untuk sekumpulan

syara’ yang berhubungan dengan perbuatan, seperti hukum wajib, haram,

anjuran, makruh, mubah (boleh), apakah sesuatu perbuatan tersebut sah

atau tidak, mencukupi atau tidak, dan sebagainya.16

Adapun fiqih yang dimaksud dalam penyusunan skripsi ini adalah

bidang studi yang memberikan pendidikan untuk mengamalkan dan

memahami fiqih.

Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah

salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang

diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar

pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan penggunaan, pengamalan, pembiasaan, dan keteladanan.17

Bahan mata pelajaran fiqih untuk Madrasah Ibtidaiyah

ditekankan pada pengetahuan, pengalaman, dan pembiasaan pelaksanaan

hukum Islam secara sederhana dalam ibadah dan perilaku sehari-hari serta

sebagai bekal pendidikan berikutnya.


36

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi guru dalam menngkatkan

motivasi belajar murid pada mata pelajaran Fiqih

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Strategi Belajar

Mengajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan strategi belajar

mengajar mata pelajaran Fiqih, antara lain adalah :

1. Faktor Guru

Faktor guru menentukan sekali dalam penerapan strategi belajar

mengajar, termasuk dalam mata pelajaran Fiqih. Untuk itu guru harus

memiliki wawasan dan kemauan yang memadai.

Bagi guru mata pelajaran pendidikan agama perlu sekali memiliki

beberapa persyaratan, baik yang bersifat formal, material maupun non

formal.

1. Formal

a. Memiliki ijazah pendidikan guru agama

b. Sehat jasmani dan rohani

c. Tidak memiliki cacat yang mencolok

d. Memiliki pengetahuan agama yang mendalam

e. Memiliki sikap dasar sebagai seorang muslim yang bertaqwa dan

berakhlak mulia

f. Warga negara yang baik dan berkepribadian Pancasila


37

g. Diangkat oleh pejabat yang berwenang/pemerintah.

2. Material

a. Memiliki ilmu pengetahuan agama Islam yang luas dan mendalam

b. Memiliki ilmu didaktik dan metodik /

c. Memiliki ilmu metodologi pengajaran

a. Memiliki ilmu jiwa

b. Memiliki bimbingan dan penyuluhan

c. Memiliki ilmu pengetahuan pelengkap, terutama yang berhubungan

dengan profesinya.

3. Non Formal

a. Mengamalkan ajaran agama yang menjadi profesinya

b. Memiliki kepribadian sebagai pendidik yang muslim

c. Mau mengamalkan Pancasila dan UUD 1945

d. Memiliki sikap demokratis, tenggang rasa, mencintai sesama

manusia, bangsa, dan lingkungan sekitarnya

e. Beriman dan bersikap positif terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan yang luas

f. Menyadari dan mematuhi disiplin dan peraturan yang berlaku

dengan penuh tanggung jawab

g. Berinisiatif, kreatif, rasional, kritis, dan obyektif dalam

memecahkan persoalan
38

h. Menghargai waktu, hemat, dan produktif.”47

Senada dengan itu, Crijns dan Reksosiswojo menyatakan pula bahwa

syarat-syarat guru meliputi :

a. Guru harus seorang yang saleh;

b. Guru harus berbudi pekerti yang tidak tercela;

c. Guru harus pecinta nusa dan bangsa, serta kebudayaan dan

kebangsaannya, bahasa Indonesia;

d. Ia seorang yang demokratis sejati;

e. Ia harus berperasaan sosial, sayang pada sesama.”48

Kaitannya dengan strategi belajar mengajar, maka guru harus berperan

aktif dalam beberapa hal, sebagaimana dikemukakan oleh Moh.Uzer

Usman, yaitu :

a. Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan

kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat

menentukan hasil belajar yang dicapai murid.

b. Guru sebagai pengelola kelas

Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager) guru

hendaknya sebagai pengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta


39

merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar mengajar terarah

c. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan

merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar

mengajar.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar

yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar

mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, surat kabar.

d. Guru sebagai evaluator

Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator

yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan agar diketahui apakah tujuan yang

telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang

diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat

dijawab melalui kegiatan evaluasi dan penilaian.”49

Dengan beberapa persyaratan dan kemampuan di atas maka guru

dapat dengan leluasa merencanakan dan menerapkan strategi belajar

mengajar yang dianggapnya tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Semua itu menuntut pendidikan, pengalaman, dan keahlian

yang selalu bertambah dari seorang guru mata pelajaran Fiqih.


40

Kaitannya dalam hal ini, maka dalam hal ini yang ingin digali

datanya dari faktor guru yang mengajar mata pelajaran Fiqih adalah:

a. Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan seorang guru Pendidikan Agama

Islam (Fiqih) tentunya berbeda. Latar belakang pendidikan tersebut

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan strategi

belajar mengajar mata pelajaran Fiqih. Seorang guru Fiqih idealnya

adalah alumnus sekolah atau perguruan tinggi pendidikan seperti fakultas

tarbiyah atau FKIP, sebab guru merupakan suatu jabatan atau pekerjaan

yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru. Jenis pekerjaan

semacam ini sudah sewajarnya tidak boleh dilaksanakan atau dilakukan

oleh sembarang orang di luar kependidikan walaupun dalam faktanya

tidak selalu demikian adanya.

Tugas sebagai guru dalam jabatan atau profesinya memerlukan

keahlian khusus. Banyak hal yang berkaitan dengan pengajaran dan

pendidikan yang harus dilakukan dengan keahlian khusus, dimana

keahlian khusus tersebut merupakan suatu pengetahuan teoritis yang hanya

diperoleh dalam pengajaran sekolah atau perguruan tinggi bidang

pendidikan yang mereka geluti masing- masing.

Sebagai seorang guru yang mempunyai latar belakang pendidikan

yang sesuai dengan bidangnya maka sudah sewajarnya cara dalam


41

mengajar guru pun tidak sama dengan guru yang tidak mempunyai latar

belakang pendidikan yang ditempuhnya, sewaktu menjalankan tugas

mendidik dalam dunia pendidikan. Sebab bagaimanapun juga bagi guru

yang telah memiliki atau mempunyai latar belakang pendidikan yang telah

ditempuhnya, tentunya dia telah banyak belajar dan menimba pengetahuan

dari pengalaman pendidikan yang dialaminya tersebut, dibandingkan

misalnya dengan seorang guru yang tidak mempunyai latar belakang

pendidikan, tentunya dia masih kurang dalam pengalaman pendidikan

khususnya yang berkenaan dengan kemampuan teoritis yang dimilikinya.

Padahal sebagai suatu pekerjaan profesional tugas guru yang meliputi

tugas mendidik, mengajar, dan melatih inilah supaya setiap tujuan yang

ingin dicapai bisa terlaksana semaksimal mungkin maka diperlukan

kemampuan teoritis yang baik disamping kemampuan praktis.

Jadi, disinilah keharusan diperlukannya sebuah latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan jabatan sebagai seorang pendidik, karena

latar belakang pendidikan inilah merupakan suatu faktor yang

mempengaruhi penerapan strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih.

b. Pengalaman Mengajar

Pengalaman mengajar seorang guru Fiqih tentunya juga berbeda,

pengalaman mengajar tersebut juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi penerapan strategi belajar mengajar Fiqih. Pengalaman


42

mengajar merupakan suatu yang berharga, sebab pengalaman yang

didapatkan pada waktu mengajar tentunya lebih berkesan dan tahan lama

daripada mempelajari teori yang ada. Dengan pengalaman itu, seorang

guru dapat melihat hal yang terbaik dan terburuk yang pernah dilakukan,

sehingga dari pengalaman itu semakin dapat meningkatkan kualitas

mengajar anak didiknya.

Seorang guru dari pengalaman teoritis yang diperolehnya selama

melaksanakan studi tidaklah selamanya bisa menjamin keberhasilan

mengajar. Mengajar akan lebih berhasil apabila pengalaman teoritis

diiringi dengan pengalaman praktis, sebab mengajar bukan hanya ilmu

sebagai ilmu, akan tetapi mengajar juga sebagai sebuah keterampilan.

Mengajar merupakan sebuah keterampilan dalam rangka menerapkan ilmu

pengetahuan teoritis dalam kegiatan belajar mengajar. Karena sudah

barang tentu ilmu pengetahuan teoritis yang dipunyai oleh guru tentunya

akan lebih baik apabila dilengkapi dengan pengalaman mengajar di

lapangan.

c. Pengetahuan Guru tentang Strategi Belajar Mengajar

Hal ini juga yang mempengaruhi penerapan strategi belajar mengajar

mata pelajaran Fiqih adalah pengetahuan guru sendiri tentang strategi

belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, seorang guru harus

memperhatikan dan menyadari bahwa dirinya dituntut untuk memiliki


43

kemampuan dalam segala hal yang berkenaan dengan penerapan strategi

belajar mengajar mata pelajaran Fiqih di sekolah. Sebab usaha untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran tersebut tidak akan

dapat tercapai jika manusia sebagai pelaksana dari pendidikan dan

pengajaran itu tidak mau berusaha untuk meningkatkan dirinya ke arah

perbaikan (kemajuan) dan menambah ilmu pengetahuan khusus yang

berkenaan dengan pengetahuan strategi belajar mengajar.

Banyak hal yang dapat dilakukan dan didapatkan oleh guru Fiqih

dalam usahanya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya, baik

dengan cara mengikuti penataran- penataran lainnya yang serupa. Selain

mengikuti kegiatan-kegiatan itu, seorang guru juga dapat meningkatkan

kualitasnya dan memperluas pengetahuan yang dimilikinya dengan

melalui banyak membaca buku atau literatur-literatur yang berkenaan

dengan masalah pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan bahasan

strategi belajar mengajar.

d. Keaktifan Masuk Mengajar

Masalah keaktifan mengajar merupakan suatu hal yang

mempengaruhi juga terhadap penerapan strategi belajar mengajar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebab keaktifan masuk mengajar

sangatlah dituntut bagi seorang guru, menunaikan tugas dengan baik.

Bagaimanapun hebatnya seorang guru baik dari segi pengetahuan maupun


44

kemampuan yang dimilikinya, kalau memang dia tidak aktif masuk

mengajar, maka yang dirugikan tidak hanya murid tetapi juga sekolah

yang bersangkutan pun juga merasa dirugikan sebab mempunyai

pelaksana pendidikan yang malas. Sehingga tidak mustahil harapan untuk

memenuhi target pencapaian tujuan yang lebih maksimal tidak dapat

terlaksana dengan baik.

2. Faktor Murid

Dalam menerapkan strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih,

harus diperlukan juga keadan murid. Murid tersebut tidaklah sama satu

dengan yang lainnya, baik kemampuan intelektualitasnya, minat

belajarnya, pemahamannya, perhatiannya, sikapnya, dan lain sebagaimnya.

Dalam hal ini para ahli membaginya dalam beberapa kelompok murid,

yaitu :

a. Tipe auditif, yaitu murid yang mudah menerima pelajaran melalui

pendengaran;

b. Tipe visual, yaitu yang mudah menerima pelajaran melalui penglihatan;

c. Tipe motorik, yaitu murid yang mudah menerima pelajaran melalui

gerak; dan

d. Tipe campuran, yaitu mereka yang mudah menerima pelajaran malalui

penglihatan, pendengaran, dan gerakan.”52

Dengan melihat tipe-tipe murid di atas maka guru dapat menerapkan


45

strategi belajar mengajar yang cocok dan tepat, sehingga sesuai dengan

keadaan murid, dan dapat mengaktifkan seluruh indra murid, baik visual,

auditif, maupun motoriknya. Dari ketetapan cara ini, maka guru dapat

mengembangkan muridnya menjadi murid yang aktif dan kreatif.

Kaitannya dengan penelitian ini, maka yang ingin digali datanya dari

faktor murid yang belajar mengajar pelajaran Fiqih adalah :

a. Keaktifan Belajar Murid dalam KBM

Masalah keaktifan belajar murid dalam KBM juga merupakan faktor

yang turut mempengaruhi terhadap penerapan strategi belajar mengajar

mata pelajaran Fiqih. Sebab murid atau murid adalah potensi kelas yang

harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar

yang efektif.

Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik

secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikannya melalui lembaga pendidikan formal, khususnya melalui

sekolah. Maka dalam rangka ini hendaklah setiap murid diberi kesempatan

untuk terlibat aktif dalam perencanaan strategi belajar mengajar dan

sekaligus dalam penerapannya, sehingga akan teijadi interaksi timbal balik

antara guru, murid, dan lingkungan belajarnya dalam kegiatan belajar

mengajar.

b. Prestasi Nilai Murid


46

Dalam masalah prestasi mata pelajaran Fiqih yang dicapai murid

juga merupakan faktor yang turut mempengaruhi terhadap penerapan

strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih. Tentunya kalau murid-

siswinya memperoleh prestasi nilai yang baik, maka guru dapat dengan

mudah menerapkan strategi belajar mengajar dalam KBM. Tetapi

sebaliknya, kalau prestasi belajar nilai murid dalam mata pelajaran Fiqih

kurang baik, maka guru harus benar-benar merencanakan penerapan

strategi belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan murid dan

disesuaikan pula dengan kemampuan guru. Sebab sudah barang tentu bila

guru merencanakan strategi belajar mengajar tetapi tidak sesuai dengan

keadaan murid dan kemampuan guru, maka tidak mustahil strategi belajar

mengajar yang diterapkan dapat berhasil, dan hal ini sudah barang tentu

akan mempengaruhi juga terhadap prestasi nilai yang dicapai murid.

c. Kemampuan murid dalam Memahami Pelajaran

Kemampuan murid dalam memahami pelajaran yang diberikan juga

merupakan faktor yang turut mempengaruhi penerapan strategi belajar

mengajar mata pelajaran Fiqih. Karena pada umumnya murid di dalam

kelas memiliki variasi kemampuan, dan kelompok atau murid yang pandai

atau cepat dalam memahami pelajaran, ada yang sedang dan ada pula yang

kurang atau terlambat dalam memahami pelajaran. Untuk mengatasi hal

tersebut, maka guru perlu menerapkan strategi belajar mengajar dan


47

bentuk aktivitas belajar yang bervariasi pula sesuai kemampuan dan

perkembangan murid tersebut.

3. Sarana dan Fasilitas

Sebagaimana diuraikan di atas, strategi belajar mengajar memerlukan

media pengajaran, baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras.

Alat-alat yang menjadi media tersebut dapat dibagi dalam beberapa

macam. Menurut Abu Ahmadi terbagi tiga, yaitu :

a. Alat pengajaran klasikal

Yakni alat-alat pengajaran yang dipergunakan oleh guru bersama-

sama dengan murid, seperti papan tulis, kapur, tempat shalat dan

sebagainya.

b. Alat pengajaran individual

Yakni alat-alat yang dimiliki masing-masing guru dan murid, seperti

alat-alat tulis, buku pelajaran, buku pegangan, buku persiapan guru, dan

sebagainya.

c. Alat

Yakni alat-alat pengajaran yang berfungsi untuk memperjelas atau

memberikan gambaran yang konkret tentang hal-hal yang diajarkan.”53

Senada dengan hal ini Crijns dan Reskosiswoyo menyatakan :

Dalam pengajaran kita mempergunakan alat-alat pelajaran dan alat

bantu. Ada juga yang disediakan buat pengajaran klasikal, misalnya


48

gambar-gambar dinding, peta-peta, papan tulis, dekak- dekak, pesawat-

pesawat, dan sebagainya.

Ada juga yang diberikan kepada anak masing-masing, yang disebut

alat pelajaran seseorang, seperti buku bacaan dan buku pelajaran, atlas,

kitab-kitab, buku tulis, dan sebagainya.”54

Sarana dan fasilitas yang berupa alat-alat pengajaran ini dapat

disediakan oleh sekolah dan guru dan dapat juga oleh murid. Agar

strategi belajar mengajar dapat dilakukan dengan efektif, tentu alat alat

pengajaran ini harus tersedia dengan baik dan mencukupi. Alat-alat ini

penting sekali tersedia, agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton dan

membosankan.

Alat-alat yang dimaksud tentu tidak harus yang berharga mahal dan

dibeli. Bisa pula dibuat sendiri oleh guru atau murid, yang penting afektif

kemudian sarana dan fasilitas yang lebih luas, seperti mushalla atau

masjid, dalam pendidikan Islam dapat pula dijadikan alat pengajaran yang

efektif.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka data yang digali dari faktor

sarana yang tersedia dalam ruang kelas, fasilitas shalat, dan alat-alat

kegiatan keadaan seperti buku-buku keagamaan, kitab suci Al-Qur’an dan

sebagainya.

4. Faktor Lingkungan
49

Lingkungan murid disebut dengan faktor ekstern murid, dapat berupa

lingkungan keluarga lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Abu Ahmadi menyatakan :

Faktor lingkungan disebut juga faktor ajar. Lingkungan dapat berupa

benda-benda, orang-orang, keadaan-kedaan, dan peristiwa- peristiwa yang

ada disekitar anak didik, yang biasa memberikan pengaruh terhadap

perkembangannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja

atau tidak sengaja.”55

Diterapkannya suatu strategi belajar mengajar Fiqih, sudah tentu

penting pula memperhatikan kondisi lingkungan tersebut, terutama faktor

lingkungan sosial, yang dalam hal ini termasuk lingkungan sekolah itu

sendiri. Seperti situasi keadan di luar kelas atau sekolah. Dengan

memperhatikan semua itu, guru dan murid dapat memilih dan

melaksanakan strategi belajar mengajar yang efektif, yang sesuai dengan

keadaan dan minat murid, dan didukung pula oleh lingkungan.

Kemudian selain lingkungan sosial yang telah dikemukakan di atas,

maka lingkungan alam pun juga turut mempengaruhi terhadap penerapan

strategi belajar mengajar tersebut, sebab bagaimanapun keadan seperti

panas, hujan, dan lain sebagainya pasti akan menentukan juga dalam

memilih dan melaksanakan strategi belajar mengajar.

Tetapi dalam penelitian ini yang digali datanya khusus yang


50

berkenaan dengan lingkungan sosial, dalam hal ini hanya lingkungan

sekolah saja. Sebab lingkungan sekolah berhubungan langsung dengan

kegiatan belajar mengajar di kelas, antara guru dan murid. Kemudian

selain itu, lingkungan sekolah inilah sebagai wadah (tempat)

diterapkannya strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih.

SUMBER KUTIPAN BAB II

1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 3
2
Syaiful Bahri Djamarah, et al, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta :
PT Rineka Cipta, 2002), h.5
3
Susilo, S. (2013). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Religiusitas Siswa di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Publikasi
Ilmiah Program Studi Magister Pendidikan Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
51

4
Kependidikan, D. T., JENDERAL, D., KEPENDIDIKAN, P. M. P.
D. T., & NASIONAL, D. P. (2008). Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional., h.8
5
Abuddin Nata, Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2009)h.210
6
Ibid. , h. 212. 11
7
H.Mahmud Junus, Terjemah Al-Qur’an Al Karim (Bandubg : PT.
Al-Ma’arif, 1997), hlm 254
8
Ibid. , h. 214.
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. (Jakarta: Kencana. 2009), hlm. 128-129
10
Direktorat Jendral kelembagaan Agama Islam, Standar
Kompetensi Kurikulum 2014,(Jakarta: Departemen Agama RI), hlm. 42

11
Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997), Hlm. 11.
12
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqi, Pengantar Hukum
Islam, (Semarang: Pustaka Riski Putra, 1997), hlm. 9.
13
Abdul Wahhab Kallah, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Ilmu Ushulul
Fiqih (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm.2.
14
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyah, (Bogor: Kencana, 2003),
hlm.26.
15
Ibid
16
Ibid. Hlm. 11.
17
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Khusus
Fiqih Kurikulum 2004, (Jakarta: Departemen Agama RI), hlm. 3-5.
18Kamsinah, Metode dalam Proses Pembelajaran, dalam www.
UIN – alaauddin.ac.id, diakses 13 Juni 2011, h. 102.
52

19
Hamzah Uno, (2017), Model Pembelajaran Menciptaka Proses
Belajar Mengajar yang kreatif dan Inovatif, Jakarta: Bumi Aksara,h. 2.
20
Wina Sanjaya, (2017), Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, h.
147.
21
Sumiati dan Asra, (2013), etode Pembelajaran, Bandung: Wacana
Prima, h. 92.
22
Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, (2007), Strategi
Belajar Mengajar, Bandung: Rafika Aditama, h. 61
23
Ibid, h. 94.
24
Suryosubroto, (2009),Proses Belajar Mengajar di Sekolah,Jakarta:
Rineka Cipta, h. 167.
25Sardiman, (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 73.
26
S. Nasution, (2012), Didaktis Asas- Asas Mengajar,, Jakarta: Sinar
Grafika, h.73.
27Martinis Yamin, (2010), Strategii Pembelajaran Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Putra Grafika, h. 80.
28
Shihab, M. Quraish, (2002), Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera
Hati, h. 449.
29
Ibid, h.74
30
Sardiman, (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 75.
31
Ahmad Rohani, ( 2013), Pengolahan Pengajaran, Jakarta: Rineka
Cipta, h.11-12.
32Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, (2011), Teori- Teori
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, h. 88.
33Martinis Yamin, (2010), Strategi Pembelajaran Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Putra Grafika, h. 85-86.
34Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, (2011), Teori- Teori
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, h. 88.
53

35Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar..., h. 103

36Ibid, h. 106
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Dalam penulisan ini yang dijadikan populasi adalah seluruh murid

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin pada tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 155 orang,

terdiri dari 71 orang laki-laki dan 84 orang perempuan. Untuk lebih

jelasnya mengenain keadaan populasi ini dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

TABEL 1

PENYEBARAN POPULASI PENELITIAN

Jumlah Murid Jumlah


No Kelas
Laki – laki Perempuan Populasi
1 I 9 16 25
2. II 7 18 25
3. III 14 11 25
4. IV 14 13 27
5. V 14 9 23

54
55

6. VI 13 17 30
Jumlah 71 84 155

2. Sampel Penelitian

Melihat banyaknya populasi dalam penelitian ini, maka untuk

memudahkan dalam penelitian ini penulis perlu menetapkan sampel yang

dianggap mampu mewakili seluruh populasi yang ada. Adapun teknik yang

digunakan dalam penarikan sampel ini adalah teknik purposive sampling

yaitu mengambil sampel secara bertujua pada kelas III dan IV yan

berjumlah 52 orang. Sedangkan kelas I dan II dianggap belum mampu

memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini, adapun kelas VI

tidak diikutsertakan karena mereka sedang sibuk mempersiapkan diri untuk

menghadapi Ujian Akhir Nasional.

Untuk jelasnya mengenai sampel penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

TABEL 2
56

PENYEBARAN SAMPEL PENELITIAN

Jumlah murid
No Kelas Jumlah
Laki – laki Perempuan

1. III 14 11 25

2. IV 14 13 27

Jumlah 28 24 52

B. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang dicari dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data

primer dan data sekunder, yaitu :

a. Data Primer

1) Data tentang pelaksanaan metode demontrasi dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada bidang studi Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin.


57

2)Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

metode demontrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

bidang studi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin, yang meliputi

a. Faktor murid

b. Faktor guru

c. Faktor fasilitas

d. Faktor lingkungan

b. Data Sekunder

Yaitu data yang menyangkut gambaran umum lokasi penelitian atau

yang berhubungan dengan latar belakang objek penelitian yang meliputi,

sejarah singkat berdirinya murid Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah,

keadaan guru dan murid.

2. Sumber data

Untuk memperoleh data-data di atas melalui dua sumber data, yaitu :

a. Responden
58

Yaitu seluruh murid III dan IV pada Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin yang

dijadikan sampel penelitian.

b. Informan

Yaitu Kepala Madrasah, Staf Tata Usaha mengenai kesulitan belajar

murid Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin.

C. Teknik Pengumpulan data

Dalam rangka pengumpulan data di lapangan, yakni di Madrasah

Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam teknik ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap daya yang ingin digali seperti keadaan obyek yang akan

diteliti/lokasi yang akan diteliti seperti gedung, fasilitas dan lain-lain yang

dianggap perlu.

b. Wawancara
59

Suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui

dialog langsung dengan responden dan informan. Teknik ini digunakan

untuk melengkapi dan mencek data-data yang mungkin belum diperoleh

dengan observasi dan angket juga dokumenter.

c. Dokumenter

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan

guru dan karyawan, di mana penulis mempunyai anggapan bahwa lewat

dokumenter ini barangkali beberapa data yang dicari akan bisa digali.

d. Angket

Suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis dalam

pertanyaan yang dibagikan kepada sejumlah responden untuk dijawab yang

isinya menghimpun data mengenai strategi guru dalam meningkatkan

motivasi belajar murid itu sendiri.

Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan teknik

pengumpulan data tersebut dapat dilihat pada matriks berikut ini:


60

MATRIKS

DATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

NO DATA SUMBER Teknik


Pengumpulan
DATA Data
1. Penerapan strategi guru dalam
meningkatkan motivasi belajar murid pada
mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Angket/
Murid
Timur Kota Banjarmasin, tentang minat Wawancara
belajar murid terhadap penggunaan strategi
guru dalam meningkatkan motivasi belajar
murid pada mata pelajaran Fiqih

2. Faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu


meliputi :

a. Faktor guru Angket/


Murid
b. Faktor murid Observasi
c. Faktor lingkungan'

d. Faktor sarana dan fasilitas


61

3. Gambaran umum lokasi penelitian yang Observasi,


meliputi: Kepala
Sekolah wawancara
h. Sejarah singkat berdirinya Madrasah
Ibtidaiyah Darul Istiqomah . dan Tata dan
i. Keadaan dan tempat lokasi bangunan, Usaha
jumlah guru dan murid. dokumenter

D. Kerangka Dasar Penelitian

penelitian ini oenulis akan menggali data tentang strategi guru dalam

meningkatkan movitasi belajar murid mata pelajaran Fiqih Kecamatann

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin yang dijadikan sebagai variabel

terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan huruf “Y", dan

faktor-faktor yang mempengaruhi strategi guru dalam meningkatkan

movitasi belajar murid mata pelajaran Fiqih Kecamatann Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin yang dijadikan sebagai variabel bebas

(Independent Variable) yang dilambangkan dengan huruf "X".

Untuk lebih jelasnya hubungan kedua variabel dapat dilihat pada

skema sebagai berikut:

SKEMA
62

VARIABEL BEBAS VARIABEL

TERIKAT

X1

X2

X3 Y

X4

Keterangan :

Y = strategi guru dalam meningkatkan movitasi belajar murid mata

pelajaran Fiqih Kecamatann Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

X = Faktor-faktor yang mempengaruhi

X1= Faktor guru

X2= Faktor murid

X3= Faktor lingkungan

X4= Faktor sarana dan fasulitas

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


63

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang digunakan, yaitu:

a. Editing

Teknik ini dilakukan penulis untuk mencek kembali kelengkapan

dan kesempurnaan data

b. Koding

Dalam teknik ini penulis melakukan kegiatan mengklasifikasikan

data dari hasil jawaban responden menurut macamnya dengan cara

memberi kode-kode tertentu menurut macam dan bentuknya sesuai

dengan jawabab responden.

c. Menghitung Frekuensi

Yaitu menghitung data dari jawabab-jawaban responden dengan

menggunakan system tally.

d. Tabulasi

Yaitu menyusun dan memasukkan data ke dalam bentuk uraian tabel

yang menggunakan rumus sebagai berikut :

F
P= x 100
N
64

keterangan :

P = persentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden

e. Interpretasi Data

Setelah data dimasukkan ke dalam table, kemudian dilanjutkan

dengan uraian yang ersifat interpretasi data dengan menggunakan

kategori sebagai berikut:

00 % - 20 % = Rendah sekali

21% - 4 0 % = Rendah

41 % - 60 % = Cukup

61 % - 80 % = Tinggi

81% - 100% = Tinggi sekali

2. Analisis data

Data yang sudah diolah tersebut disajikan secara deskriptif dan

kualitatif yaitu gambaran-gambaran yang dapat menguraikan data apa


65

adanya, sesuai dengan kenyataan yang terdapat di lapangan. Setelah semua

data disajikan, dilanjutkan dengan analisis data dalam rangka pengambilan

data berdasarkan pada hasil atau persentasi tertinggi.

Pengambilan kesimpulan ini adalah dilakukan secara :

a. Deduktif

yaitu menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang bersifat umum untuk

memperoleh kesimpulan yang bersifat khusus. Dengan metode ini penulis

telah memiliki suatu kesimpulan yang umum dari sumber-sumber bahan

bacaan, yaitu teori-teori tentang pengaruh alat peraga dalam proses bbelajar

mengajar pada mata pelajaran Fiqih, kemudian diterapkan kepada

kenyataan-kenyataan khusus di lapangan.

b. Induktif

Yaitu menarik kseimpulan berdasarkan kenyataan khusus yang

merupakan hasil penyajian data dan analisi data dari penelitian tentang

strategi guru dalam meningkatan motivasi belajar murid pada mata

pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin. Kesimpulan umum dari teoritis

menyertai kesimpulan yang di ambil dari hasil penelitian.


66

F. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang penulis lalui yaitu

sebagai berikut :

1. Tahap Pendahuluan

a. Penajajakan ke lokasi penelitian.

b. Setelah menemukan masalah, kemudian berkonsultasi dengan

dosen pembimbing

j. Membuat desain proposal skripsi tentang masalah yang dihadapi.

2. Tahap Persiapan

d. Mengadakan seminar proposal skripsi.

e. Meminta surat riset ke STAI Al-Jami Banjarmasin.

f. Menyampaikan surat riset sesuai alamatnya di lokasi penelitian.

g. Menyusun instrument penelitian.

3. Tahap pelaksanaan

d. Pengumpulan data dengan responden dan informan

e. Mengumpulkan data yang sudah diperoleh


67

f. Mengolah data dan analisis data.

4. Tahap Penyusunan laporan

Dalam tahap ini penulis menyusun hasil penelitian yang kemudian

diserahkan kepada pembimbing untuk dikoreksi dan disetujui, setelah itu

diperbanyak dan selanjutnya siap dibawa dan dipertahankan di hadapan

sidang munaqasah.

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN


68

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin ini beralamat di Jl. Simpang Babagi

Pengambangan RT. 06 NO. 89 Kelurahan Pengambangan Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin yang bernaung di

bawah Yayasan Pendidikan Islam Al – Istiqomah Pengambangan yang

berdiri pada tanggal 28 Oktober 1966. H. M. Zuari As, Ba adalah

kepala sekolah pertama periode jabatan 1966 s/d 1969 dan sekarang

yang menjadi kepala sekolah di Madrasah tersebut adalah Masfah

Yanti, S.Pd masa periode jabatan September 2010 s/d sekarang.

Bangunan Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin terdiri

dari ruang belajar, ruangan kepala Madrasah, ruang guru, ruang Tata

usaha, Perpustakaan, WC guru dan WC murid.


69

Adapun batas-batas yang mengelilingi Madrasah Ibtidaiyah

Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

berada pada dengan keterangan sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan jalan umum masuk madrasah.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan kuburan muslimin.

- Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk.

- Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk.

Dilihat dari segi letaknya, Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin ini mempunyai

letak yang cukup strategis, karena letaknya jauh dari keramaian kota

dan pasar, sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan baik dan

kondusif. Letak dan luas bangunan Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin berada di

tanah seluas 533,20 M2 dengan kondisi bangunan semi permanen.

Disamping itu Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin mempunyai pagar yang cukup

sehingga keamanan dapat terjaga.

Bila dilihat dari fungsi bangunan Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin terdiri

dari:
70

a. Ruang Belajar

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Pengambangan

mempunyai ruang kelas yang terdiri:

- Satu lokal kelas I

- Satu lokal kelas II

- Satu lokal kelas III Satu lokal kelas IV Satu lokal kelas V

- Satu lokal kelas VI

Semua ruang belajar tersebut dilengkapi dengan inventaris

yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar seperti papan

tulis, meja, dan kursi guru, meja dan kursi murid, lemari, jam

dinding, daftar pelajaran, dan peralatan lainnya. Dan untuk

keseimbangan suhu udara juga dilengkapi dengan pintu masuk,

jendela, ventilasi, sehingga udara dapat keluar masuk dengan

leluasa dan menambah kesejukan kelas.

b. Letak Ruang Kepala Sekolah/Madrasah

Adapun perlengkapan yang terdapat dalam ruang kepala

sekolah/madrasah adalah:

- Gambar Presiden dan wakilnya

- Satu buah meja satu buah kursi

- Satu buah jam dinding

- Satu buah lemari


71

- Satu buah struktur organisasi guru

- Satu buah papan pengumuman

- Satu buah meja dan kursi tamu

c. Ruang Dewan Guru

Perlengkapan yang terdapat dalam ruang dewan guru adalah:

- Data statistik perkembangan siswa sejak tahun 1994-2012

- Satu buah jam dinding

- Sepuluh buah meja dan kursi

- Dua buah lemari

- Satu buah jadwal pelajaran

d. Water Closet

- Satu buah khusus untuk guru

- Satu buah khusus untuk siswa perempuan

- Dua buah untuk siswa laki laki

- Satu buah ruang wudhu

e. Tempat Parkir

Yaitu tempat untuk sepeda dan sepeda motor, tempat ini

dimaksudkan agar menertibkan lingkungan sekolah agar tetap

aman, sehingga belajar berjalan dengan lancar.

f. Halaman Bermain
72

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin mempunyai halaman yang cukup luas

yang digunakan untuk berbagai kegiatan seperti upacara bendera,

kegiatan olahraga dan berbagai kegiatan lainnya.

2. Keadaan Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Pengambangan merupakan

lembaga pendidikan formal yang dipimpin seorang kepala sekolah

sebagai pemegang jabatan tertinggi di madrasah. Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah/madrasah dibantu oleh BP3 (Komite

Madrasah) dan dewan guru, bagian pengajam, kesiswaan, dan

keuangan yang digunakan untuk kegiatan pendidikan agar menjadi

lebih baik.

Adapun Keadaan Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah Pengambangan akan penulis laporkan sesuai dengan jabatan

masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut ini:


73

TABEL 3

KEADAAN GURU-GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

DARUL ISTIQOMAH PENGAMBANGAN

No Nama Pendidikan Masa Kerja Jabatan

1. Masfah Yanti, S. Pd S1 UVAYA 14 Tahun Kepala Madrasah


Banjarmasin

2. Fadh Hasan, S. Pd S1 STAI AL- 4 Tahun Guru Kelas/Wali


JAMI Kelas IV
Banjarmasin
Guru Kelas/Wali
3. Ratna Asyiah, S. Pd S1 UNLAM 17 Tahun Kelas I
Banjarmasin
Guru Kelas/Wali
4. Puspita Sari, S. Pd. I S1 IAIN 6 Tahun Kelas II
Antasari
Banjarmasin
Guru Kelas/ Wali
5. Achmad Firdaus, S.Pd S1 UIN Antasari 2 Tahun Kelas III
Banjarmasin
74

Guru Kelas/Wali
6. Mariana, S. Pd S1 UNLAM 19 Tahun Kelas V
Banjarmasin
Guru Kelas/Wali
7. M. Khairil Faizin, S, Pd. I S1 IAIN - Kelas VI
Antasari
Banjarmasin

8. Makiah Rahmah, S. Pd S1 UNLAM 11 Tahun IPA


Banjarmasin

9. Nurul Qomari, S. Pd. I S1 IAIN 12 Tahun Bahasa Arab


Antasari
Banjarmasin

10. Widati, S. Pd S1 UNLAM 12 Tahun Matematika


Banjarmasin

i 11. Hamdani Abdul Hadi, S1 UNLAM - TU dan PJOK


Banjarmasin
S.Pd

3. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

Jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin Tahun pelajaran 2020/2021

sebanyak 155 orang, yang tersebar dalam 6 Kelas.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa dapat dilihat pada

tabel berikut:

TABEL 4
75

KEADAAN MURID MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL ISTIQOMAH


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

No Kelas Jumlah Murid Jumlah

Laki – laki Perempuan Populasi

1. I 9 16 25

2. II 7 18 25

3. III 14 11 25

4. IV 14 13 27

5. V 14 9 23

6. VI 13 17 30

Jumlah 71 84 155

B. Penyajian Data
1. Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan
Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

Ada beberapa indikator yang digunakan dalam membuat ketentuan

ada atau tidaknya penerapan strategi guru dalam meningkatkan motivasi

belajar murid pada mata pelajaran fiqih, yaitu menyusun program/bahan


76

pelajaran Fiqih, menggunakan metode pengajaran mata pelajaran Fiqih, dan

melaksanakan evaluasi (penilaian) pada akhir pelajaran Fiqih.

a. Menyusun program/bahan pengajaran Fiqih

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik

wawancara dan dokumenter, maka dapat diketahui bahwa ternyata guru

mata pelajaran Fiqih pada Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin yang berjumlah 1 orang selalu

melaksanakan penyusunan program/bahan pengajaran mata pelajaran Fiqih.

Hal ini dapat dibuktikan dari dokumen-dokumen yang ditunjukkan oleh

guru mata pelajaran Fiqih, seperti program/bahan pengajaran yang disusun

dalam AMB (Analisa Materi Belajar) yang disusun dalam program tahunan,

program semester, program satuan pelajaran, maupun disusun dalam

rencana pengajaran.

Kemudian dari hasil wawancara pula maka dapat diketahui bahwa

guru mata pelajaran Fiqih dalam menyusun program/bahan pengajaran

tersebut telah melakukan upaya atau usaha dalam menyusun program/bahan

pengajaran mata pelajaran Fiqih, dimana menurut beliau upaya yang perlu

dilakukan dalam menyusun program /bahan pengajaran tersebut, antara lain

: menyesuaikan dengan GBPP mata pelajaran Fiqih, kemudian dari GBPP

itu dibuat RPP dan silabus. Sehingga dengan persiapan yang matang pada
77

saat penyampaian materi Fiqih tidak mengalami kesulitan, serta

menggunakan buku wajib dan buku penunjang.

Untuk mengetahui bagaimana minat murid terhadap mata pelajaran

Fiqih yang telah diprogramkan oleh guru pada pelajaran Fiqih dapat dilihat

pada tabel berikut:

TABEL 5

MINAT MURID TERHADAP MATA PELAJARAN FIQIH

No Kategori F P
1 Berminat 45 86,53

2 Cukup berminat 7 13,46

3 Tidak berminat 0 0,00

N 52 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa murid yang menyatakan

berminat terhadap mata pelajaran Fiqih menunjukkan kategori tinggi,

sedangkan murid yang menyatakan cukup berminat terhadap mata pelajaran

Fiqih termasuk kategori rendah sekali dan tidak ada murid yang

menyatakan tidak berminat terhadap mata pelajaran Fiqih.

Kemudian dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru mata

pelajaran Fiqih selalu menguasai program/bahan pengajaran yang disusun

tersebut, serta selalu menelaah dan mempelajari buku petunjuk teknis mata
78

pelajaran Fiqih, disamping itu juga mempedomani distribusi waktu dan

kalender min.

b. Menggunakan metode pengajaran mata pelajaran Fiqih

Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teknik

observasi, wawancara dan dokumenter maka dapat diketahui bahwa guru

mata pelajaran Fiqih selalu menggunakan metode pengajaran dalam

kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih.

Untuk mengetahui metode apakah yang sering digunakan guru mata

pelajaran Fiqih dalam mengajar dapat dilihat dari hasil angket dengan

murid, sebagaimana dikemukakan pda tabel berikut :

TABEL 6

METODE YANG SERING DIGUNAKAN GURU MATA PELAJARAN

FIQIH

N Kategori F P

o
1 Ceramah 30 57,69
79

2 Tanya jawab 7 13,46

3 Pemberian tugas 15 28,85

N 52 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa murid yang menyatakan

metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dalam

menyampaikan mata pelajaran termasuk kategori sedang, dan murid yang

menyatakan metode tanya jawab merupakan metode yang sering digunakan

guru termasuk dalam kategori rendah sekali, serta murid yang menyatakan

bahwa metode pemberian tugas adalah metode yang sering dilaksanakan

guru adalah termasuk kategori rendah.

Selanjutnya dari pernyataan guru dan pengamatan yang dilakukan

dapat diketahui bahwa dalam menggunakan metode pengajaran Fiqih dalam

menyampaikan program/bahan pengajaran Fiqih dalam kegiatan belajar

mengajar selalu menyesuaikan dengan kemampuan dan materi apa yang

akan disampaikan sesuai dengan keperluannya.

c. Melaksanakan evaluasi (penilaian) diakhir mata pelajaran Fiqih.

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik

observasi, wawancara dan dokumenter, maka dapat diketahui bahwa

ternyata guru mata pelajaran Fiqih kadang-kadang saja melakukan evaluasi


80

(penilaian) pada akhir pelajaran Fiqih. Walaupun demikian guru mata

pelajaran Fiqih tetap berpendapat bahwa evaluasi itu harus dilakukan sebab

untuk mengetahui sejauh mana penguasaan murid terhadap program/bahan

pengajaran yang telah diberikan dalam kegiatan belajar mengajar dan juga

untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengajaran yang telah dilakukan.

Namun yang jelas untuk evaluasi pengajaran tersebut, menurut guru mata

pelajaran Fiqih telah dilaksanakan, walaupun hanya kadang-kadang saja.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Strategi Guru Dalam Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah
Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota
Banjarmasin

Faktor-faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi Strategi

Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin adalah sebagai berikut :

a. Faktor guru

Sebagaimana diketahui bahwa dalam penerapan strategi belajar

mengajar, keberhasilan strategi belajar mengajar yang dilaksanakan.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumenter dapat

diketahui bahwa di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan


81

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin, guru mata pelajaran Fiqih telah

memenuhi syarat-syarat sebagai seorang guru yang profesional dalam

bidang yang digeluti, yaitu mengajar.

Kemudian yang berkenaan dengan penerapan strategi belajar

mengajar mata pelajaran Fiqih, yaitu berlatar belakang pendidikan

perguruan tinggi agama.

Kemudian berdasarkan wawancara dan dokumenter dapat diketahui

bahwa guru mata pelajaran Fiqih memiliki pengalaman mengajar yang

sudah lama.

Selanjutnya dari pernyataan guru pula dapat diketahui bahwa

kemampuan guru mata pelajaran Fiqih tentang strategi belajar mengajar

adalah melalui pelatihan/penataran dalam memperoleh pengetahuan tentang

strategi belajar mengajar dan melalui membaca buku/literatur-literatur yang

khusus berkenaan dengan masalah strategi belajar mengajar.

Kemudian dapat pula diketahui bahwa guru mata pelajaran Fiqih

selalu aktif dalam masuk mengajar, walaupun sewaktu-waktu ada juga tidak

hadir kesekolah, karena sesuatu alasan yang mendesak.

b. Faktor murid
82

Dalam menerapkan strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih,

murid merupakan faktor yang turut mendukung keberhasilan penerapan

strategi belajar mengajar. Oleh karena itu, murid perlu diperhatikan oleh

guru mata pelajaran Fiqih dalam rangka untuk lebih berhasilnya tujuan

yang ingin dicapai dalam pengajaran mata pelajaran Fiqih.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Fiqih dapat

diketahui bahwa muridnya selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar

mata pelajaran Fiqih.

c. Faktor sarana dan fasilitas

Guru dalam menerapkan strategi belajar mengajar mata pelajaran

Fiqih memerlukan sarana dan fasilitas, baik sarana yang ada dalam ruangan

kelas maupun yang ada diluar kelas ataupun fasilitas yang tersedia.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat diketahui bahwa

sarana dalam ruangan kelas sudah dapat dikatakan cukup lengkap dan dapat

dipergunakan dalam menerapkan strategi belajar mengajar mata pelajaran

Fiqih tersebut.

d. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud disini adalah faktor yang ada

hubungannya dengan penerapan yang mempengaruhi strategi guru dalam


83

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih. Dengan

demikian lingkungan disini yaitu sekolah. Sekolah merupakan tempat

dimana murid itu belajar. Oleh karena itu, bila lingkungan sekolah penuh

dengan aktivitas yang menumbuh kembangkan kemampuan murid belajar

akan berpengaruh positif untuk belajar mengajar mata pelajaran Fiqih.

Sebaliknya bila tidak, maka akan mengalami hambatan dalam penerapan

tersebut.

C. Analisis Data

1. Penerapan strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih pada

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqamah Kecamatan Banjarmasin Timur

Kota Banjarmasin

Proses interaksi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu

aktivitas yang melibatkan berbagai unsur, diantaranya guru memberikan

pelajaran, murid yang menerimanya, bahan atau materi yang merupakan

fokus dari kegiatan belajar mengajar, metode yang digunakan, alat-alat atau

sarana dan fasilitas dalam menunjang kegiatan belajar mengajar, evaluasi

atau penilaian sebagai indikator pengukuran sejauhmana murid menerima

bahan atau materi yang diberikan, dan tujuan yang ingin dicapai. Semua

unsur tersebut selalu ada didalam proses belajar mengajar.


84

Untuk menentukan agar dalam kegiatan belajar mengajar berhasil

sesuai dengan apa yang diharapkan, tentunya memerlukan strategi. Strategi

ini adalah merupakan upaya atau usaha yang akan dilakukan sehingga

keberhasilan yang diharapkan akan tercapai paling tidak sebagai usaha yang

sudah direncanakan mengenai tindakan apa yang dirasa perlu agar proses

tersebut berjalan dengan baik.

Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin, penerapan strategi belajar mengajar mata

pelajaran Fiqih ternyata sudah diusahakan semaksimal mungkin oleh guru

mata pelajaran Fiqih. Hal ini terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan

guru mata pelajaran tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Menyusun program/bahan pengajaran Fiqih

Upaya atau usaha yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Fiqih

dalam menyusun program/bahan pengajaran mata pelajaran Fiqih tersebut

diantara yang dilakukan adalah menyesuaikan dengan GBPP,

menyesuaikan dengan tujuan, menguasai program/bahan yang disusun dan

menggunakan buku penunjang.

Titik tolak dari berbagai upaya tersebut sangat baik bila diterapkan

sebagai awal dalam mengambil tindakan selanjutnya. Paling tidak itu


85

merupakan sebagai usaha demi berhasilnya dalam kegiatan belajar

mengajar terhadap bahan yang diberikan kepada muridnya.

Jadi dengan melihat program/bahan pengajaran yang disusun guru

mata pelajaran Fiqih tersebut dapat dikatakan sudah baik. Hal ini terlihat

dari beberapa upaya atau usaha yang dilakukannya dalam rangka untuk

menyukseskan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih tersebut.

b. Menggunakan metode pengajaran mata pelajaran Fiqih

Upaya atau usaha yang dilakukan guru mata pelajaran Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin dalam menggunakan metode pengajaran mata pelajaran

tersebut menyesuaikan dengan bahan, tujuan yang ingin dicapai, keadaan

murid, kemampuan guru sendiri serta bervariasi dan selalu tepat dalam

penggunaannya.

Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin tapaknya paling sering menggunakan metode

ceramah. Selain itu metode yang digunakan itu tidak hanya menggunakan

metode ceramah saja, melainkan juga menggunakan metode tanya jawab

dan metode diskusi, tergantung pada materi apa yang akan disampaikan,

dan guru dalam memilih metode harus disesuaikan dengan kondisi dan
86

keadaan siswa sehingga dengan menggunakan metode yang tepat akan

dapat mencapai tujuan yang diharapkan, semua metode tersebut

dipergunakan sesuai dengan materi yang disajikan.

Dengan berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapatlah dikatakan

bahwa penerapan strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih dalam hal

penggunaan metode pengajaran sudah cukup baik. Cukup baik disini,

dengan memperhatikan dari upaya atau usaha guru mata pelajaran Fiqih

dalam menggunakan metode pengajaran selalu menyesuaikan dengan bahan

dan menyesuaikan dengan tujuan, disamping guru mata pelajaran Fiqih juga

selalu menyesuaikan dengan kemampuan mereka dan selalu tepat dalam

penggunaannya.

c. Melaksanakan evaluasi (penilaian) diakhir mata pelajaran Fiqih

Evaluasi (penilaian) merupakan salah satu kegiatan bagi setiap guru.

Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang

telah dicapai murid, bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan

kemampuan yang murid dapatkan setelah mempelajari mata pelajaran Fiqih

tersebut. Disinilah upaya atau usaha guru mata pelajaran Fiqih sangat

diperlukan dalam menyusun ketepatan evaluasi (penilaian) dan selanjutnya

menentukan bagaimana intensitas prestasi belajar murid.


87

Pelaksanaan evaluasi (penilaian) tersebut dimaksudkan untuk

mendapatkan data tentang prestasi belajar murid dan untuk mengetahui

efektivitas proses belajar mengajar.

Adapun mengenai hasil yang diketahui terhadap kemampuan

pemahaman murid terhadap mata pelajaran Fiqih ternyata sudah baik,

dilihat dengan indikator sebagai berikut :

a. Pemahaman terhadap thaharah dilihat dari rajinnya mereka memotong

kuku karna semua murid kuku nya terlihat bersih

b. Pemahaman terhadap shalat dilihat dari khusyu dan tertib dalam

melaksankan shalat dhuha setiap pagi

c. pemahaman terhadap puasa dilihat dari dapat menyebutkan syarat dan

rukun puasa

d. pemahaman terhadap zakat dilihat dari dapat menjelaskan pengertian

zakat

e. pemahaman terhadap haji dilihat dari mempraktekkan peragaan manasik

haji dan umrah

f. pemahaman terhadap jual beli dilihat dari mengucapkankan akad setelah

melakukan jual beli

g. pemahaman terhadap pinjam meminjam dilihat dari minta izin terlebih

dahulu sebelum mengambil punya orang lain.


88

Dengan demikian pengukuran keberhasilan evaluasi (penilaian) hasil

pengajaran mata pelajaran Fiqih terhadap adanya penerapan strategi belajar

mengajar boleh dikatakan cukup berhasil.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Strategi Guru Dalam Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah
Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota
Banjarmasin

a. Faktor guru

Dilihat dari latar belakang pendidikan guru ternyata sangat

memungkinkan berhasilnya penerapan strategi belajar mengajar, karena

berasal dari jalur pendidikan khusus dibidang pendidikan dan pengajaran.

Di segi pengalaman bisa dikatakan relatif sudah cukup lama,

sehingga memungkinkan kemampuan guru dalam mengajar akan berhasil

menerapkan strategi belajar mengajar.

Kemudian pengetahuan guru tentang strategi belajar mengajar

disamping mempunyai pengalaman teoritis dan praktis, juga telah

mengikuti berbagai pelatihan maupun penataran ilmu keguruan. Sehingga

hal ini sangatlah memungkinkan strategi belajar mengajar akan berhasil

diterapkan.

b. Faktor siswa
89

Melihat berbagai aspek yang ada pada murid untuk mengukur

keberhasilan penerapan strategi belajar mengajar terlihat dari keaktifan

belajar murid dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih,

kemampuan murid dalam memahami mata pelajaran Fiqih sudah memadai,

dan prestasi nilai murid dalam belajar menunjukkan hasil yang sudah cukup

baik dan motivasinya pun bisa dikatakan sudah cukup tinggi.

Jadi dengan demikian,faktor murid ini juga turut membantu dan

mendukung terhadap penerapan strategi belajar mengajar.

c. Faktor sarana dan fasilitas

Memperhatikan sarana dan fasilitas dalam ruangan kelas bisa

dikatakan sudah memadai, fasilitas shalat dan alat-alat kegiatan agama

disekolah belum memadai. Oleh karena itu, dalam hal sarana dan fasilitas

kurang mendukung terhadap penerapan strategi belajar mengajar.

d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah yang erat kaitannya terhadap

penerapan strategi belajar mengajar. Bila lingkungan sekolah penuh dengan

aktivitas yang menumbuh kembangkan kemampuan murid belajar akan

berpengaruh positif untuk dapat menghasilkan penerapan strategi belajar

mengajar mata pelajaran Fiqih ini.


90

Sebaliknya bila tidak, maka akan mengalami hambatan dalam

penerapan tersebut, hasil yang diketahui menunjukkan bahwa suasana kelas

serta waktu pengajarannya mengakibatkan terkadang guru mengalami

masalah dalam menerapkan strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih

tersebut. Tetapi hal ini bagi guru mata pelajaran Fiqih menyatakan tetap

melaksanakannya dengan semaksimal mungkin agar situasi belajar

mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin tetap berjalan dengan baik.


BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang “Strategi

Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Murid pada Mata Pelajaran

Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah darul Istiqomah Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin sebagai berikut:

1.Strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah

kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin terlaksana

dengan baik dengan menggunakan beberapa indicator sebagai

berikut:

a. Menyusun program/bahan pengajaran Fiqih.

Untuk menyusun program/bahan pengajaran tentunya harus

mempertimbangkan upaya/usaha yang perlu dilaksanakan

dalam menyusun program/bahan pengajaran tersebut,

diantarnya menyesuaikan GBPP, menyesuaikan dengan

tujuan, memakai buku penunjang, menguasai bahan yang

disusun, disamping itu juga mempedomani distribusi waktu

dan kalender min.

91
92

b. Menggunakan metode pengajaran

Dalam dunia pendidikan ada banyak metode yang digunakan

guru dalam menyampaikan pelajaran agar siswa berminat

mengikuti materi pelajaran yang disampaikan guru

diantaranya metode ceramah, metode Tanya jawab, metode

diskusi, metode demonstrasi, dan metode pemberian tugas.

Metode yang sering dipakai di Madrasah Ibtidaiyah Darul

Istiqomah yaitu metode ceramah, metode Tanya jawab, dan

metode pemberian tugas.

c. Melaksanakan evaluasi (penilaian) di akhir

Adapun hasil evaluasi yang diketahui terhadapn kepamaham

murid terhadap mata pelajaran Fiqih yang sudah baik terbukti

dengan pencapaian beberapa indicator.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Strategi Guru Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah

Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin adalah :

1) Faktor yang mendukung :


93

a.Faktor guru yang berpengalaman dalam mengajar

b.Faktor murid yang selalu aktif dalam kegiatan belajar

mengajar

c.Faktor fasilitas yang lengkap sehingga mendukung kegiatan

belajar mengajar

2) Faktor yang kurang mendukung :

Faktor Lingkungan yang kurang mendukung dikarenakan

suasa kelas yang kurang tertata, dan lingkungan sekolah yang

tidak memadai sehingga murid kurang bias konsentrasi

terhadap pelajaran.

B. Saran-saran

1. Kepada Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiomah

Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin hendaknya

perlu memperhatikan saran dan fasilitas yang berkenaan

dengan proses belajar mengajar mata pelajaran Fiqih yang

masih kurang untuk mengupayakan menambahnya.

2. Kepada guru mata pelajaran Fiqih hendaknya selalu

menerapkan strategi belajar mengajar dengan baik dan

sekaligus dapat meningkatkan dan mempertahankannya.


94

Anda mungkin juga menyukai