PENDAHULUAN
proses pengubahan tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi
mengerti.
dalam upaya membangun manusia yang dapat mengenali diri dan menggali
1
2
yang cocok dan tepat yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar,
kurang memahami strategi apa yang harus mereka gunakan sehingga para
sering guru pergunakan hanya metode yang hanya mereka ketahui saja
Tafsir surah An-Nahl ayat 125 dalam Al-Qur’an dan Tafsir yang
disebutkan bahwa:
strategi dan teknik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.
dalam belajar mengajar. Strategi merupakan salah satu cara yang sangat
termotivasi untuk belajar dan tidak bosan dengan materi pelajaran yang
yang tepat dalam proses belajar sehingga guru hanya menggunakan metode
yang mereka ketahui saja sehingga siswa menjadi bosan, dan karena
belajarnya.
untuk meningkatkan mutu adalah Fiqih. Banyak sisiwa yang merasa kurang
mampu dalam mempelajari Fiqih karena mata pelajarn Fiqih hanya sekali
Fiqih adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu agama yakni ibadah
dan muamalah, yang di jadikan satu mata pelajaran sehingga mudah dicerna
murid. Hal ini juga terjadi pada jenjang Pendidikan Dasar terutama pada
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif
hanya berfokus pada buku. Selain itu, strategi pembelajaran yang digunakan
minat siswa untuk membaca kembali pelajaran yang telah dipelajari juga
skripsi ini, maka perlu kiranya penulis menegaskan tentang strategi belajar
mengajar mata pelajaran Fiqih, adalah merupakan upaya atau usaha guru
bidang studi Fiqih dalam mengatur kegiatan belajar mengajar, yang dalam
tentang upaya atau usaha guru mata pelajaran Fiqih dalam mengatur
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
Kota Banjarmasin?
mudah dan sederhana, oleh sebab itu perlu sekali untuk dikaji,
belajar murid pada mata pelajaran Fiqih dan juga untuk para guru agar
8
D. Tujuan Penelitian
Kota Banjarmasin.
D. Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain :
F. Sistematika Penulisan
belajar murid.
Bab III Metode penelitian, yang berisi tentang populasi dan sampel,
1
Edward Purba, Yusnadi, (2014), Filsafat Pendidikan, Medan:
UNIMED Press, hal: 72
2
Ibid, h. 69.
3
H.Mahmud Junus, Terjemah Al-Qur’an Al Karim (Bandubg : PT.
Al-Ma’arif, 1997), hlm 254.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang
disempurnakan), Jakarta; Ikrar Mandiri Abadi.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja”
dari kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja,
diartikan sebagai “siasat”, “kiat”, “trik”, dan “cara”. 1 Secara umum strategi
pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan belajar
kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan,
11
12
pembelajaran yaitu:
yang jelas dan kongkrit, menggunakan bahasa yang opersional dan dapat
b. Penetapan pendekatan.
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.
teori apa yang digunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan sangat
sebagainya.
c. Penetapan metode.
metode tersebut harus mencakup guru dan peserta didik. Sesuai dengan
1) Pengertian Metode
metodos. Kata lain kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “Metha” yang
berarti atau melewati dan“ hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode
berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa arab metode
cara yang teratur dan berfikir baik - baik untuk mencapai maksud. 18 Metode
berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang
masing- masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang
berbeda.19
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
yang tersedia.
belajar mengajar.
contoh dan pemberian latihan) kepada peserta didik lewat ceramah, diskusi,
tanya jawab dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
yang baik), serta dengan mujadalah billati hiya ahsan (berdebat, bertukar
peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi
dianggap sama. Oleh karena itu, dalam belajar kelompok dapat terjadi
didesain oleh guru agar peserta didik belajar secara mandiri. Kecepatan,
menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru mereka. Namun disisi
terjadi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh
peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh
dan strategi individu/ individual yang sering digunakan guru mata pelajaran
dimaksud di sini adalah merupakan upaya atau usaha guru pendidikan Fiqih
belajar yang dimaksud agar tujuan belajar mengajar dapat tercapai dan
berikut:
rawatib, shalat dalam perjalanan, shalat bagi orang sakit, shalat bagi
disekolah tersebut.
20
(Fiqih). Disamping itu, guru juga harus mempedomani distribusi waktu dan
dan mungkn ada upaya yang lainnya lagi yang dilakukan dalam menyusun
1) Metode Ceramah
murid hanya sebagai objek yang selalu mengganggap benar apa yang
yang harus dijawab, terutama dari guru ke muridnya tetapi dapat pula
bahwa metode Tanya jawab adalah adanya pertanyaan baik itu dari guru
ada ketidaktahuan atau ketidak pahaman kan suatu peristiwa dan untuk
mendapatkan informasi.
3) Metode Diskusi
22
masalah.24
4) Metode Demonstrasi
setiap murid atau kelompok dapat sama dan juga berbeda. Agar
a. Terus menerus
b. Keseluruhan
Qur’an.
c. Ikhlas
murid bersangkutan.44
Jadi dalam cara melaksanakan evaluasi pada akhir pelajaran Fiih ini,
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motif dapat diartikan sebagai penggerak dari dalam dan didalam sebjek
Berawal dari motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
seseorang untuk melakukan sesuatu. Bila seorang anak tidak berbuat seperti
seharusnya, maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab- sebab ini sering
kondisi, sehingga anak itu mau, ingin melakukannya. Bila ia tidak suka ia
bagi seorang anak atau suatu kelompok mungkin tak berhasil bagi anak atau
26
س فَافْ َس ُح ْوا َي ْف َس ِح اللّٰهُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِْي َل ِ ِٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْٓوا اِ َذا قِْيل لَ ُك ْم َت َف َّس ُح ْوا ىِف الْ َم ٰجل
َ
ت َوال ٰلّهُ مِب َا َت ْع َملُ ْو َن
ٍ ۗ انْ ُش ُز ْوا فَانْ ُش ُز ْوا َي ْرفَ ِع ال ٰلّهُ الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا ِمْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذيْ َن اُْوتُوا الْعِْل َم َد َر ٰج
َخبِْيٌر
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk"mu, dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat,
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-
Mujadalah :11)28
memdorong seseorang untuk terus menerus giat belajar, karena dari ayat
tersebut terlihat bahwa Allah sangat menyukai orang yang yang menuntut
tingginya derajat yang diangkat oleh Allah bagi orang yang berilmu.
Dengan tiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
suatu perubahan energi yang ada dalam energi manusia. 29 Motivasi dapat
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
sebaya.
30
dibahas diatas maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua
jenis:
akan diujikan. Jadi motivasi itu timbul dari dalam diri siswa
D. Pembelajaran Fiqih
Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
keteladanan.
yang berarti “mengerti atau faham”. Dari sinilah ditarik perkataan fiqih
dianjurkan oleh Allah dan Rasulnya. Jadi, ilmu fiqih ialah suatu ilmu
dengan tingkah laku manusia. Pengertian mana yang dibenarkan dari dalil-
dalil hukum syari’at tersebut terkenal dengan ilmu fiqih. Orang yang ahli
menurut para fuqaha’ (ahli fiqih) adalah tidak jauh dari pengertian fiqih
yang diambil dari dalil-dalil yang terinci (mendetail)”. Fiqih secara harfiah
Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk
34
sosial.
agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan
diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun
meliputi:
cara pelaksanaan rukun islam yang benar dan baik, seperi tata cara
haram, qurban, serta tata cara pelaksaan jual beli dan pinjam
meminjam
memahami fiqih.
salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang
hukum Islam secara sederhana dalam ibadah dan perilaku sehari-hari serta
1. Faktor Guru
mengajar, termasuk dalam mata pelajaran Fiqih. Untuk itu guru harus
formal.
1. Formal
berakhlak mulia
2. Material
dengan profesinya.
3. Non Formal
memecahkan persoalan
38
Usman, yaitu :
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar mengajar terarah
mengajar.
yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar
mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, surat kabar.
yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan agar diketahui apakah tujuan yang
telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang
Kaitannya dalam hal ini, maka dalam hal ini yang ingin digali
datanya dari faktor guru yang mengajar mata pelajaran Fiqih adalah:
tarbiyah atau FKIP, sebab guru merupakan suatu jabatan atau pekerjaan
mengajar guru pun tidak sama dengan guru yang tidak mempunyai latar
yang telah memiliki atau mempunyai latar belakang pendidikan yang telah
tugas mendidik, mengajar, dan melatih inilah supaya setiap tujuan yang
b. Pengalaman Mengajar
didapatkan pada waktu mengajar tentunya lebih berkesan dan tahan lama
guru dapat melihat hal yang terbaik dan terburuk yang pernah dilakukan,
barang tentu ilmu pengetahuan teoritis yang dipunyai oleh guru tentunya
lapangan.
Banyak hal yang dapat dilakukan dan didapatkan oleh guru Fiqih
mengajar, maka yang dirugikan tidak hanya murid tetapi juga sekolah
2. Faktor Murid
harus diperlukan juga keadan murid. Murid tersebut tidaklah sama satu
Dalam hal ini para ahli membaginya dalam beberapa kelompok murid,
yaitu :
pendengaran;
gerak; dan
strategi belajar mengajar yang cocok dan tepat, sehingga sesuai dengan
keadaan murid, dan dapat mengaktifkan seluruh indra murid, baik visual,
auditif, maupun motoriknya. Dari ketetapan cara ini, maka guru dapat
Kaitannya dengan penelitian ini, maka yang ingin digali datanya dari
mata pelajaran Fiqih. Sebab murid atau murid adalah potensi kelas yang
yang efektif.
sekolah. Maka dalam rangka ini hendaklah setiap murid diberi kesempatan
mengajar.
siswinya memperoleh prestasi nilai yang baik, maka guru dapat dengan
sebaliknya, kalau prestasi belajar nilai murid dalam mata pelajaran Fiqih
disesuaikan pula dengan kemampuan guru. Sebab sudah barang tentu bila
keadaan murid dan kemampuan guru, maka tidak mustahil strategi belajar
mengajar yang diterapkan dapat berhasil, dan hal ini sudah barang tentu
kelas memiliki variasi kemampuan, dan kelompok atau murid yang pandai
atau cepat dalam memahami pelajaran, ada yang sedang dan ada pula yang
sama dengan murid, seperti papan tulis, kapur, tempat shalat dan
sebagainya.
alat-alat tulis, buku pelajaran, buku pegangan, buku persiapan guru, dan
sebagainya.
c. Alat
alat pelajaran seseorang, seperti buku bacaan dan buku pelajaran, atlas,
disediakan oleh sekolah dan guru dan dapat juga oleh murid. Agar
strategi belajar mengajar dapat dilakukan dengan efektif, tentu alat alat
pengajaran ini harus tersedia dengan baik dan mencukupi. Alat-alat ini
penting sekali tersedia, agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton dan
membosankan.
Alat-alat yang dimaksud tentu tidak harus yang berharga mahal dan
dibeli. Bisa pula dibuat sendiri oleh guru atau murid, yang penting afektif
kemudian sarana dan fasilitas yang lebih luas, seperti mushalla atau
masjid, dalam pendidikan Islam dapat pula dijadikan alat pengajaran yang
efektif.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka data yang digali dari faktor
sarana yang tersedia dalam ruang kelas, fasilitas shalat, dan alat-alat
sebagainya.
4. Faktor Lingkungan
49
lingkungan sosial, yang dalam hal ini termasuk lingkungan sekolah itu
panas, hujan, dan lain sebagainya pasti akan menentukan juga dalam
1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 3
2
Syaiful Bahri Djamarah, et al, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta :
PT Rineka Cipta, 2002), h.5
3
Susilo, S. (2013). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Religiusitas Siswa di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Publikasi
Ilmiah Program Studi Magister Pendidikan Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
51
4
Kependidikan, D. T., JENDERAL, D., KEPENDIDIKAN, P. M. P.
D. T., & NASIONAL, D. P. (2008). Strategi Pembelajaran dan
Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional., h.8
5
Abuddin Nata, Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2009)h.210
6
Ibid. , h. 212. 11
7
H.Mahmud Junus, Terjemah Al-Qur’an Al Karim (Bandubg : PT.
Al-Ma’arif, 1997), hlm 254
8
Ibid. , h. 214.
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. (Jakarta: Kencana. 2009), hlm. 128-129
10
Direktorat Jendral kelembagaan Agama Islam, Standar
Kompetensi Kurikulum 2014,(Jakarta: Departemen Agama RI), hlm. 42
11
Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1997), Hlm. 11.
12
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqi, Pengantar Hukum
Islam, (Semarang: Pustaka Riski Putra, 1997), hlm. 9.
13
Abdul Wahhab Kallah, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Ilmu Ushulul
Fiqih (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm.2.
14
Abuddin Nata, Masail al-Fiqhiyah, (Bogor: Kencana, 2003),
hlm.26.
15
Ibid
16
Ibid. Hlm. 11.
17
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Khusus
Fiqih Kurikulum 2004, (Jakarta: Departemen Agama RI), hlm. 3-5.
18Kamsinah, Metode dalam Proses Pembelajaran, dalam www.
UIN – alaauddin.ac.id, diakses 13 Juni 2011, h. 102.
52
19
Hamzah Uno, (2017), Model Pembelajaran Menciptaka Proses
Belajar Mengajar yang kreatif dan Inovatif, Jakarta: Bumi Aksara,h. 2.
20
Wina Sanjaya, (2017), Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, h.
147.
21
Sumiati dan Asra, (2013), etode Pembelajaran, Bandung: Wacana
Prima, h. 92.
22
Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, (2007), Strategi
Belajar Mengajar, Bandung: Rafika Aditama, h. 61
23
Ibid, h. 94.
24
Suryosubroto, (2009),Proses Belajar Mengajar di Sekolah,Jakarta:
Rineka Cipta, h. 167.
25Sardiman, (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 73.
26
S. Nasution, (2012), Didaktis Asas- Asas Mengajar,, Jakarta: Sinar
Grafika, h.73.
27Martinis Yamin, (2010), Strategii Pembelajaran Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Putra Grafika, h. 80.
28
Shihab, M. Quraish, (2002), Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera
Hati, h. 449.
29
Ibid, h.74
30
Sardiman, (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 75.
31
Ahmad Rohani, ( 2013), Pengolahan Pengajaran, Jakarta: Rineka
Cipta, h.11-12.
32Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, (2011), Teori- Teori
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, h. 88.
33Martinis Yamin, (2010), Strategi Pembelajaran Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Putra Grafika, h. 85-86.
34Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, (2011), Teori- Teori
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, h. 88.
53
36Ibid, h. 106
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Populasi penelitian
jelasnya mengenain keadaan populasi ini dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
TABEL 1
54
55
6. VI 13 17 30
Jumlah 71 84 155
2. Sampel Penelitian
dianggap mampu mewakili seluruh populasi yang ada. Adapun teknik yang
yaitu mengambil sampel secara bertujua pada kelas III dan IV yan
berikut ini :
TABEL 2
56
Jumlah murid
No Kelas Jumlah
Laki – laki Perempuan
1. III 14 11 25
2. IV 14 13 27
Jumlah 28 24 52
1. Data
Data yang dicari dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data
a. Data Primer
a. Faktor murid
b. Faktor guru
c. Faktor fasilitas
d. Faktor lingkungan
b. Data Sekunder
2. Sumber data
a. Responden
58
b. Informan
a. Observasi
terhadap daya yang ingin digali seperti keadaan obyek yang akan
diteliti/lokasi yang akan diteliti seperti gedung, fasilitas dan lain-lain yang
dianggap perlu.
b. Wawancara
59
c. Dokumenter
dokumenter ini barangkali beberapa data yang dicari akan bisa digali.
d. Angket
MATRIKS
penelitian ini oenulis akan menggali data tentang strategi guru dalam
SKEMA
62
TERIKAT
X1
X2
X3 Y
X4
Keterangan :
a. Editing
b. Koding
c. Menghitung Frekuensi
d. Tabulasi
F
P= x 100
N
64
keterangan :
P = persentasi
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
e. Interpretasi Data
00 % - 20 % = Rendah sekali
21% - 4 0 % = Rendah
41 % - 60 % = Cukup
61 % - 80 % = Tinggi
2. Analisis data
a. Deduktif
bacaan, yaitu teori-teori tentang pengaruh alat peraga dalam proses bbelajar
b. Induktif
merupakan hasil penyajian data dan analisi data dari penelitian tentang
F. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang penulis lalui yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap Pendahuluan
dosen pembimbing
2. Tahap Persiapan
3. Tahap pelaksanaan
sidang munaqasah.
BAB IV
kepala sekolah pertama periode jabatan 1966 s/d 1969 dan sekarang
dari ruang belajar, ruangan kepala Madrasah, ruang guru, ruang Tata
letak yang cukup strategis, karena letaknya jauh dari keramaian kota
dari:
70
a. Ruang Belajar
- Satu lokal kelas III Satu lokal kelas IV Satu lokal kelas V
tulis, meja, dan kursi guru, meja dan kursi murid, lemari, jam
sekolah/madrasah adalah:
d. Water Closet
e. Tempat Parkir
f. Halaman Bermain
72
lebih baik.
TABEL 3
Guru Kelas/Wali
6. Mariana, S. Pd S1 UNLAM 19 Tahun Kelas V
Banjarmasin
Guru Kelas/Wali
7. M. Khairil Faizin, S, Pd. I S1 IAIN - Kelas VI
Antasari
Banjarmasin
tabel berikut:
TABEL 4
75
1. I 9 16 25
2. II 7 18 25
3. III 14 11 25
4. IV 14 13 27
5. V 14 9 23
6. VI 13 17 30
Jumlah 71 84 155
B. Penyajian Data
1. Strategi Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Darul Istiqomah Kecamatan
Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin
dalam AMB (Analisa Materi Belajar) yang disusun dalam program tahunan,
rencana pengajaran.
pengajaran mata pelajaran Fiqih, dimana menurut beliau upaya yang perlu
itu dibuat RPP dan silabus. Sehingga dengan persiapan yang matang pada
77
Fiqih yang telah diprogramkan oleh guru pada pelajaran Fiqih dapat dilihat
TABEL 5
No Kategori F P
1 Berminat 45 86,53
N 52 100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa murid yang menyatakan
Fiqih termasuk kategori rendah sekali dan tidak ada murid yang
tersebut, serta selalu menelaah dan mempelajari buku petunjuk teknis mata
78
kalender min.
pelajaran Fiqih dalam mengajar dapat dilihat dari hasil angket dengan
TABEL 6
FIQIH
N Kategori F P
o
1 Ceramah 30 57,69
79
N 52 100
metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan oleh guru dalam
guru termasuk dalam kategori rendah sekali, serta murid yang menyatakan
pelajaran Fiqih tetap berpendapat bahwa evaluasi itu harus dilakukan sebab
pengajaran yang telah diberikan dalam kegiatan belajar mengajar dan juga
Namun yang jelas untuk evaluasi pengajaran tersebut, menurut guru mata
a. Faktor guru
sudah lama.
selalu aktif dalam masuk mengajar, walaupun sewaktu-waktu ada juga tidak
b. Faktor murid
82
strategi belajar mengajar. Oleh karena itu, murid perlu diperhatikan oleh
guru mata pelajaran Fiqih dalam rangka untuk lebih berhasilnya tujuan
Fiqih memerlukan sarana dan fasilitas, baik sarana yang ada dalam ruangan
kelas maupun yang ada diluar kelas ataupun fasilitas yang tersedia.
sarana dalam ruangan kelas sudah dapat dikatakan cukup lengkap dan dapat
Fiqih tersebut.
d. Faktor lingkungan
dimana murid itu belajar. Oleh karena itu, bila lingkungan sekolah penuh
tersebut.
C. Analisis Data
Kota Banjarmasin
fokus dari kegiatan belajar mengajar, metode yang digunakan, alat-alat atau
bahan atau materi yang diberikan, dan tujuan yang ingin dicapai. Semua
ini adalah merupakan upaya atau usaha yang akan dilakukan sehingga
keberhasilan yang diharapkan akan tercapai paling tidak sebagai usaha yang
sudah direncanakan mengenai tindakan apa yang dirasa perlu agar proses
mata pelajaran Fiqih. Hal ini terlihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan
Upaya atau usaha yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Fiqih
Titik tolak dari berbagai upaya tersebut sangat baik bila diterapkan
mata pelajaran Fiqih tersebut dapat dikatakan sudah baik. Hal ini terlihat
dari beberapa upaya atau usaha yang dilakukannya dalam rangka untuk
murid, kemampuan guru sendiri serta bervariasi dan selalu tepat dalam
penggunaannya.
ceramah. Selain itu metode yang digunakan itu tidak hanya menggunakan
dan metode diskusi, tergantung pada materi apa yang akan disampaikan,
dan guru dalam memilih metode harus disesuaikan dengan kondisi dan
86
bahwa penerapan strategi belajar mengajar mata pelajaran Fiqih dalam hal
dengan memperhatikan dari upaya atau usaha guru mata pelajaran Fiqih
dan menyesuaikan dengan tujuan, disamping guru mata pelajaran Fiqih juga
penggunaannya.
tersebut. Disinilah upaya atau usaha guru mata pelajaran Fiqih sangat
rukun puasa
zakat
a. Faktor guru
diterapkan.
b. Faktor siswa
89
dan prestasi nilai murid dalam belajar menunjukkan hasil yang sudah cukup
disekolah belum memadai. Oleh karena itu, dalam hal sarana dan fasilitas
d. Faktor lingkungan
tersebut. Tetapi hal ini bagi guru mata pelajaran Fiqih menyatakan tetap
PENUTUP
A.Kesimpulan
berikut:
91
92
Banjarmasin adalah :
mengajar
belajar mengajar
terhadap pelajaran.
B. Saran-saran