e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
Fadilah, Solikhah Isti, Titis Wida Dewi Amarta, Chandra Adi Prabowo*
Universitas Sebelas Maret; Jl. Ir Sutami No 36A, Pucangsawit, Kec Jebres, Kota Surakarta,
Jawa Tengah 57126, Telp (0271) 646994. Fax, (0271) 646655
Chandraprabowo@staff.uns.ac.id
Abstract. The purpose of this study was to analyze the achievement of high school students'
scientific literacy skills based on the Nature of Science Literacy Test (NOSLiT). The
instruments used were adapted and modified according to Indonesian culture. The author
uses descriptive research methods. The study was conducted by taking a random sample of
high school students in class XI in Surakarta. The results showed that students' literacy skills
were categorized as low with an average achievement of 40.5%. The results obtained in
accordance with the ability of students to analyze, develop concepts, and how to solve the
problems contained in the problem. To improve students' literacy skills in biological content
there needs to be more effective learning methods and to increase student curiosity.
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pencapaian keterampilan
literasi sains siswa sekolah menengah atas berdasarkan hasil pengukuran menggunakan
Nature of Science Literacy Test (NOSLiT). Instrumen yang digunakan diadaptasi dan
dimodifikasi sesuai dengan budaya Indonesia. Penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel secara acak kepada siswa sekolah
menengah atas kelas XI di Kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan
literasi siswa dikategorikan rendah dengan rata-rata pencapaian 40,5%. Hasil yang didapatkan
sesuai dengan kemampuan siswa dalam menganalisis, membangun konsep, dan cara
menyelesaikan masalah yang terdapat dalam soal. Untuk meningkatkan kemampuan literasi
siswa pada konten biologi perlu adanya metode belajar yang lebih efektif dan meningkatkan
rasa ingin tahu siswa.
27
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
28
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
siswa dalam kemampuan literasi sains dengan persentase sekor pada setiap
sehingga dapat digunakan sebagai acuan instrumen. Persentase diambil dari rata-rata
dalam memperbaiki proses pembelajaran skor. Jika skor kurang dari 50 % maka
dan menentukan keefektifan suatu program digolongkan dalam kategori rendah, namun
Rokhmah, et al. (2017). Soal NOSLiT jika melebhi maka tergolong dalam
yang digunakan dalam dalam penelitian ini kategori tinggi (Ariyanti, 2016).
disesuaikan dengan kondisi siswa dengan
lingkunganya. Soal yang disajikan tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
terkait dengan materi yang diajarkan pada
kelas, melainkan lebih mengutamakan Hasil yang didapatkan dapat
pada pengetahuan umum siswa terhadap dikelompokkan sesuai dengan indikator
sains. yang digunakan. Terdapat enam Indikator
pada instrumen ini, indikator tersebut
meliputi: (1) scientific nomenclature, (2)
METODE PENELITIAN intellectual process skills, (3) rules of
scientific evidence, (4) postulates of
Metode penelitian ini adalah metode science, (5) scientific dispositions, (6)
deskriptif yang akan menjabarkan secara major misconceptions about science.
sistematis dan faktual. Teknik pengambilan (Wenning, 2006).
data melalui tes tertulis yang terdiri dari 35
soal pilihan ganda. Analisis data akan Indikator Scientific nomenclature
dilakukan pada setiap indikator. Penelitian merupakan indikator yang mengukur
terkait kemampuan literasi sains ini pengetahuan tentang istilah yang biasa
menggunakan sampel siswa kelas XI MIA digunakan untuk mempelajari suatu
2 SMAN 8 Surakarta. Subjek penelitian penelitian ilmiah, dalam praktikum dan
berjumlah 24 orang siswa. kegiatan lainya yang bersifat ilmiah.
Nomenklatur ini perlu dikuasai oleh siswa
Data dikumpulkan menggunakan karena bersifat universal. Indikator
instrumen tes NOSLiT yang Scientific nomenclature mencakup 7 butir
dikembangkan oleh Wenning (2006) soal. Gambar 1 menunjukkan pada
kemudian diadaptasi kedalam bahasa indikator Scientific nomenclature siswa
Indonesia oleh Ariyanti, et al. (2016). yang menjawab soal dengan benar hanya
Terdapat 28 dari 35 soal NOSLiT atau 39 %. Dari 24 siswa hanya 10 siswa yang
80% soal yang mengalami modifikasi menjawab soal dengan benar.
berupa perbaikan kalimat pada kata tanya
maupun jawaban. Terdapat dua soal yang Kondisi tersebut diatas muncul karena
mendapatkan penambahan berupa pembelajaran umumnya belum
penjelasan serta dua soal lainya diganti menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri
untuk disesuaikan dengan kondisi siswa sehingga siswa menjadi tidak terbiasa
Indonesia. Terdapat beberapa aspek yang dengan berbagai istilah sains. Selain itu,
sudah dinilai pada instrumen yang buku teks yang digunakan sebagi acuan
digunakan seperti kebenaran, kedalaman siswa juga masih berbasis materi belum
materi dan keterbacaan soal terkait dengan berbasis kegiatan percobaan sehingga
kebahasaan. jarang sekali dijumpai istilah sains
didalamnya. Menurut Boujaoude (2002)
Pengolahan data mengacu pada Ariyanti kualitas pembelajaran, assessmen, dan
(2016) yang dilakukan secara sederhana buku teks yang digunakan berpengaruh
dengan menjumlah skor. Data disajikan terhadap akan mempengaruhi kemampuan
dalam bentuk tabel batang disesuaikan literasi sains siswa.
29
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
major
scientific rules of
intellectual postulates of scientific misconceptio
nomenclatur scientific
process skills science dispositions ns about
e evidence
science
Nilai 39% 20% 55% 41% 45% 43%
Indikator Intellectual Process Skills ditingkatkan dalam literasi sains terkait dengan
merupakan keterampilan pengamatan dan indikator Intellectual Process Skills yaitu
eksperimental penting yang akan dipelajari siswa mampu mengamati, menganalisis
ketika sains diajarkan dan berorientasi dan mampu menyimpulkan data( Murti et
pada penyelidikan dalam metode al. 2018; Wenning, 2006) .
pengajaran maupun laboratorium Indikator Rules of scientific evidence
(Wenning, 2006). Gambar 1 menunjukkan merupakan indikator yang terkait
bahwa pada indikator Intellectual Process kemampuan siswa dalam menerima bukti
Skills hanya 20% siswa yang dapat atau fakta yang ada pada proses sains.
menjawab dengan benar. Analisis yang Gambar 1 menunjukkan hasil yang
dilakukan oleh penulis masih menunjukkan didapatkan yaitu terdapat 55% soal dapat
bahwa siswa belum memiliki literasi sains dijawab oleh siswa. Sebagian siswa sudah
yang baik terkait dengan kemampuan menyadari bahwa kebenaran dalam sains
melakukan praktik dan menentukan perlu diyakini jika sudah terdapat bukti
prosedur dalam praktikum. Praktikum yang yang valid. Pada penelitian yang dilakukan
dilakukan masih belum bisa memberikan oleh Murti (2018) mendapatkan hasil yang
pemahaman secara menyeluruh pada cukup baik yaitu sekitar 56,65%. Pada
siswa. Siswa menjalankan praktikum indikator ini memiliki capaian tertinggi
hanya sebagai sarana untuk menyelesaikan diantara indikator lainnya.
tugas tanpa mengetahui fungsi setiap
langkah yang mereka lakukan. Kemampuan literasi sains yang diukur
pada soal tersebut terkait kemampuan
Pencapaian pada indikator Intellectual siswa dalam menerima bukti atau fakta
Process Skills oleh Murti 2018 hanya yang ada pada proses sains. Terdapat
mencapai 44.83%. Terdapat beberapa beberapa prinsip dan pengetahuan yang
pengetahuan yang belum dimiliki oleh siswa dipahami oleh siswa pada abad ke-21.
dalam membedakan antara observasi, Yaitu mengenai klaim ilmiah yang
eksperimen serta mengenali hukum dan teori. berkorelasi antara sebab dan akibat hingga
Terdapat beberapa aspek yang perlu
30
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
31
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
mencapai setengahnya. Hasil ini mengacu fenomena yang ada dapat dibuktikan
pada pernyataan bahwa semua pertanyaan denagn menggunakan metode ilmiah.
yang diajukan oleh alam semesta dapat
dijawab melalui metode ilmiah. Hanya Setelah melakukan pencarian dan usaha
sedikit siswa dapat menjawab dengan maka siswa diharapkan mampu untuk
benar karena dapat mempertimbangkan menyimpulkan jawaban dan
bahwa ilmuwan dapat menjawab semua menyelesaikan masalah yang ada
pertanyaan jika diberikan cukup waktu dan (Pustitasari, et al., 2019). Peranan literasi
sumber daya. Padalah pada hakikatnya sains ini akan digunakan oleh siswa saat
seorang ilmuwan akan mampu menjawab menjalankan kehidupan sehari-hari. Abad
pertanyaan jika mereka membuktikan 21 yang memiliki banyak kelebihan
fenomena alam menggunakan metode maupun kekurangan akan dikuasai oleh
ilmiah. orang yang memiliki literasi sains tinggi
karena mereka mampu menerapkan
Secara keseluruhan terdapat beberapa metode ilmiah dalam menjamah dunia
pencapaian siswa yang masih tergolong persaingan yang semakin pesat.
rendah terutama pada indikator Intellectual
Process Skills yang hanya mencapai 20%. Penerapan literasi sains ini akan sesuai
Hasil yang didapatkan tergolong rendah dengan kebutuhan siswa dengan berpegang
karena rata-rata skor kurang dari 50%. taguh pada prinsip literasi sains yaitu
(Ariyanti, 2016). Hasil yang kurang menemukan masalah, mencari informasi
memuaskan dapat terjadi karena metode dan literasi, menyimpukan permasalahan
pembelajaran yang digunakan kurang dan memutuskan langkah terbaik dalam
sesuai dengan abad 21. pada abad 21 menghadapi permasalahan. (Muhammad,
ditantang untuk menciptakan pendidikan et al., 2018).
yang dapat ikut menghasilkan sumber daya
pemikir yang mampu ikut membangun KESIMPULAN
tatanan sosial dan ekonomi sadar
pengetahuan sebagaimana layaknya warga Capaian literasi sains siswa SMA yang
dunia di Abad-21( Wijaya, 2016). Terdapat dijadikan sampel masih tergolong rendah.
beberapa metode pembelajaran yang dapat Komponen indikator paling rendah
melatih siswa untuk terbiasa melakukan terdapat pada indikator Intellectual
metode ilmiah dalam menyelesaikan Process Skills sedangkan komponen
masalah dan melakukan literasi sains saat literasi sains yang dikategorikan tinggi
pembelajaran di kelas. (Wenning, 2004). hanya indikator Rules of scientific evidence
Pembelajaran dengan inkuiri difokuskan dengan capaian diatas 50%. Secara umum,
pada siswa sebagai sentral dalam kemampuan siswa dalam berfikir secara
melakukan pembelajaran. Siswa akan ilmiah, melakukan metode ilmiah dan
bertanya, mencari jawaban, dan merancang matematika masih dalam tingkatan
penelitian. hal ini dilakukan untuk rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
menjawab pertanyaan yang ada sehingga rata-rata kurang dari setengahnya atau
terjadi diskusi antara siswa dan guru. tidak mencapai 50%. Kondisi tingkat
literasi sains yang rendah pada siswa
Melalui bertanya dan mencari literasi maka diakibatkan karena metode pembelajaran
siswa akan semakin banyak pertanyaan yang kurang memberdayakan siswa dalam
terkait dengan fakta atau fenomena yang menjalankan proses sains.
dialami oleh siswa. Dari rasa ingin tahu
yang muncul maka akan menimbulkan
usaha dan ide untuk membuktikan bahwa
32
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
33
p-ISSN : 2338-7173
e- ISSN 2615-0417
Jurnal Program Studi Pendidikan Biologi (Februari 2020), Vol. (10), No.(1), 27-34
0.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., Nyoto, A.,
& Malang, U. N. (2016).
Transformasi Pendidikan Abad 21
Sebagai Tuntutan Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Era Global.
In Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Matematika. Vol. 1 (26).
34