php/jpms
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, IV (2), 2017, 163-169
How to Cite: Ulfa, L., Rusilowati, A., & Nugroho, S. E. (2017). Profil kemampuan literasi sains siswa materi
pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, IV(2), 75-81.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpms.v4i1.10111
2017. Sampel dalam penelitian ini adalah 70 Penelitian ini bertujuan untuk menge-
siswa yang berasal dari kelas VII D dan VII E tahui profil kemampuan literasi sains siswa
di SMP Negeri 22 Semarang. Sampel yang dapat dilihat melalui empat kategori
penelitian dipilih secara acak tanpa menurut Chiappetta et al. (1991) yaitu sains
memperhatikan strata yang ada dalam populasi sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of
atau yang dikenal dengan teknik Simple knowledge), sains sebagai cara untuk
Random Sampling (Sugiyono, 2007, p.64). menyelidiki (way of investigating), sains
Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini sebagai cara untuk berpikir (way of thinking),
berkategori mulai dari C1 hingga C5 karena di- dan interaksi antara sains, teknologi, dan
sesuaikan dengan kemampuan siswa yang masyarakat (interaction of science, technology,
digunakan sebagai sampel penelitian. and society). Profil kemampuan literasi sains
Analisis data dilakukan untuk me- siswa dianalisis berdasarkan hasil skor siswa
ngetahui profil kemampuan literasi sains siswa yang diperoleh dalam menjawab soal literasi
pada materi pencemaran lingkungan dan sains peneliti dan soal literasi sains PISA.
pemanasan global menggunakan alat evaluasi Adapun hasil analisis jawaban siswa dalam
literasi sains yang dikembangkan. Profil mengerjakan soal tes dapat dilihat pada Tabel
kemampuan literasi sains siswa diukur melalui 3 dan Tabel 4. Grafik kemampuan literasi sains
penguasaan siswa terhadap setiap kategori siswa dapat dilihat pada Gambar 3.
literasi sains yaitu sains sebagai batang tubuh Hasil penelitian menunjukkan bahwa re-
pengetahuan, sains sebagai cara untuk rata persentase siswa yang menjawab soal pada
menyelidiki, sains sebagai cara untuk berpikir, kompetensi sains sebagai batang tubuh penge-
dan interaksi antara sains, teknologi, dan tahuan dengan benar adalah sebesar 70,36%.
masyarakat. Hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa
Cara menentukan persentase terdapat 70,36% siswa yang memiliki kom-
kemampuan literasi sains siswa menurut petensi pada kategori sains sebagai batang
Purwanto (2009 : 102) adalah sebagai berikut: tubuh pengetahuan sedangkan 29,63% masih
belum bisa menguasai kompetensi literasi sains
tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan pemilihan
Keterangan: jawaban siswa yang masih salah. Kategori
= nilai persentase kemampuan literasi pada penguasaan kompetensi literasi sains
sains siswa (%) sebagai batang tubuh ini menurut Purwanto
= jumlah skor siswa yang menjawab (2009, p.103) terkategori cukup. Persentase
benar pada kategori literasi sains penguasaan kompetensi siswa pada kategori
= skor maksimum pada kategori literasi sains sebagai batang tubuh pengetahuan yang
sains. diperoleh dalam penelilitian ini identik dengan
Adapun persentase penguasaan literasi penelitian yang dilakukan oleh Mawardini,
sains yang dicapai siswa disajikan pada dkk. (2015) yaitu sebesar 69% dan Rusilowati
et al. (2016b) sebesar 72%. Penguasaan
Tabel 2.
kompetensi sains sebagai batang tubuh
Tabel 2 Kriteria Kemampuan Literasi Sains pengetahuan tidak ada dalam soal PISA pada
Persentase Kriteria materi pencemaran lingkungan dan pemanasan
86% 100% Sangat Baik global sehingga tidak bisa diketahui
75% 86% Baik persentasenya. Menurut Widyaningtyas (2002,
60% 75% Cukup p.29) pengetahuan yang dimiliki seseorang
54% 60% Kurang pada dasarnya berupa konsep-konsep sebagai
54% Kurang Sekali hasil interaksi dengan lingkungan dan dapat
disusun sebagai prinsip yang dapat digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam landasan berpikir sehingga penguasaan
siswa pada aspek pengetahuan cukup baik.
60
50
40
30
20
10 Soal Literasi Sains
0 Pengembangan
Sains sebagai Sains sebagai Sains sebagai Interaksi
Batang Cara untuk Cara untuk antara Sains, Soal literasi sains PISA
Tubuh Menyelidiki Berpikir Teknologi,
Pengetahuan dan
Masyarakat
KATEGORI LITERASI SAINS
Kompetensi sains sebagai cara untuk al. (2016b). Dalam penelitian ini diperoleh
menyelidiki dapat dinilai dari jawaban siswa persentase literasi sains untuk kategori sains
pada soal grafik dan eksperimen yang ada pada sebagai cara berpikir sebanyak 61,71% dan
alat evaluasi literasi sains. Hasil penelitian masuk dalam kategori cukup menurut Purwanto
menunjukkan bahwa rerata persentase siswa (2009, p.103) sedangkan dalam penelitian
yang menjawab benar soal yang dikembangkan Rusilowati et al. (2016b, p.) diperoleh
pada kompetensi sains sebagai cara untuk persentase sebanyak 76% dan masuk dalam
menyelidiki adalah sebesar 38,21%. Rerata kategori baik. Hasil penelitian yang sedikit
persentase siswa yang menjawab benar pada berbeda dapat disebabkan oleh berbagai faktor
soal PISA adalah sebesar 43,57%. Hal ini antara lain perbedaan kemampuan siswa yang
menunjukkan kemampuan literasi sains siswa digunakan dalam sampel penelitian, jumlah soal,
pada kompetensi sains sebagai cara menyelidiki dan jenis soal yang digunakan saat penelitian.
masuk ke dalam kategori kurang sekali menurut Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Purwanto (2009, p.103). Hasil penelitian ini rerata persentase penguasaan kompetensi siswa
identik dengan penelitian yang telah dilakukan pada kategori interaksi antara sains, teknologi,
oleh Diana et al. (2015, p.287) yang menyatakan dan masyarakat adalah sebesar 61,43% pada
bahwa penguasaan kompetensi literasi sains soal literasi sains pengembangan dan 60,29%
sebagai cara untuk menyelidiki menempati pada soal literasi sains PISA. Hasil tersebut me-
urutan terendah dengan persentase sebesar 37%. nunjukkan bahwa kategori yang diperoleh siswa
Selain itu, hasil penelitian ini juga identik dalam penguasaan kompetensi interaksi antara
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh sains, teknologi, dan masyarakat berada pada
Rusilowati et al. (2016b) yaitu memperoleh kategori cukup (Purwanto, 2009, p.103). Hasil
persentase sebesar 53% pada kategori sains penelitian ini identik dengan penelitian yang
sebagai cara untuk menyelidiki. dilakukan oleh Diana et al. (2015, p.287)
Baik pada soal literasi sains yang di- tentang instrumen literasi sains bahwa untuk
kembangkan peneliti atau soal PISA, persentase kompetensi interaksi antara sains, teknologi, dan
pada kompetensi sains sebagai cara untuk masyarakat sebesar 64,5%. Sains melandasi
menyelidiki adalah yang paling rendah. Menurut perkembangan teknologi sedangkan teknologi
Sumintono dkk. (2010) pembelajaran sains di menunjang perkembangan sains, sains terutama
sekolah seharusnya terbagi dalam dua bagian digunakan dalam upaya memperoleh penjelasan
besar yaitu sains sebagai produk (pengajaran tentang objek, fenomena alam, serta dalam
tentang fakta, teori, prinsip, dan hukum alam) aktivitas penemuan, dan teknologi merupakan
dan sains sebagai proses (pengembangan aplikasi sains untuk memenuhi kebutuhan
kemampuan siswa dalam metode ilmiah dan masyarakat (Widyaningtyas, 2002, p.31). Hal ini
pemecahan masalah) tetapi guru kurang mendukung hasil penelitian untuk kategori
memperhatikan hal tersebut karena pada sains, teknologi, dan masyarakat yang
umumnya terlalu fokus untuk mengejar materi. berkategori cukup karena erat kaitannya dalam
Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman kehidupan siswa sehari-hari.
dan penguasaan siswa ketika melakukan Berdasarkan hasil penelitian yang
kegiatan eksperimen atau percobaan. ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4 dapat di-
Kompetensi sains sebagai cara berpikir lihat bahwa rerata persentase kompetensi literasi
pada alat evaluasi literasi sains yang dikembang- sains siswa saat menggunakan alat evaluasi
kan peneliti terbagi dalam berpikir sebab-akibat, literasi sains yang dikembangkan peneliti dan
klasifikasi, dan analogi. Hasil penelitian me- soal literasi sains PISA adalah sama. Hal ini
nunjukkan rerata persentase siswa yang men- menunjukkan bahwa alat evaluasi literasi sains
jawab benar soal yang dikembangkan pada kom- materi pencemaran lingkungan dan pemanasan
petensi sains sebagai cara untuk berpikir adalah global yang dikembangkan peneliti dapat meng-
sebesar 61,71% sedangkan pada soal PISA ukur kemampuan literasi sains siswa seperti soal
sebesar 65%. Hal ini menunjukkan penguasaan PISA. Hal tersebut didukung juga dengan nilai
kompetensi sains sebagai cara untuk berpikir korelasi yang tinggi antara soal literasi sains
para siswa terkategori cukup (Purwanto, 2009, yang dikembangan peneliti dengan soal asli
p.103). PISA.
Hasil penelitian pada kompetensi sains Kategori sains sebagai batang tubuh
sebagai cara untuk berpikir sedikit berbeda pengetahuan sebenarnya berkaitan dengan
dengan penelitian yang dilakukan Rusilowati et kategori lainnya. Pengetahuan sains dapat di-
gunakan seseorang dalam aktivitas berpikir, pada semua kategori sesuai soal literasi sains
menyelidiki, dan berinteraksi dengan teknologi pengembangan agar hasil penelitian lebih baik.
serta masyarakat. Menurut Robert B. Sund Selain itu, perlu menentukan materi, subjek, dan
dalam Widyatiningtyas (2002, p.2), sains waktu penelitian secara teliti agar diperoleh
merupakan suatu tubuh pengetahuan (body of hasil penelitian yang maksimal.
knowledge) dan proses penemuan pengetahuan.
Dengan demikian, pada hakekatnya sains
merupakan suatu produk dan proses. DAFTAR PUSTAKA
Produk sains meliputi fakta, konsep,
prinsip, teori dan hukum yang disajikan dalam
kategori sains sebagai batang tubuh Chiappetta, E. L., Fillman, D. A., & Sethna, G.
pengetahuan. Proses sains meliputi cara-cara H. (1991). A method to quantify major
memperoleh, mengembangkan dan menerapkan themes of scientific literacy in science
pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara textbooks. Journal of research in
berfikir, cara memecahkan masalah, dan cara science teaching, 28(8), 713-725.
bersikap yang termasuk dalam kategori sains Diana, S., Rachmatulloh, A., & Rahmawati, E.
sebagai cara untuk berpikir dan sains sebagai S. (2015). Profil kemampuan literasi
cara untuk menyelidiki. Sains melandasi sains siswa SMA berdasarkan instrumen
perkembangan teknologi, sedangkan teknologi scientific literacy assesments (SLA).
menunjang perkembangan sains dan merupakan Prosiding Seminar Nasional XII
aplikasi sains yang terutama untuk kegiatan Pendidikan Boilogi FKIP UNS 2015.
penemuan berupa alat-alat atau barang-barang Solo: Universitas Sebelas Maret.
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hernani, & Mudzakir, A. (2010). Pengaruh
Ada temuan dalam penelitian ini terkait pembelajaran berbasis literasi sains dan
dengan penelitian terdahulu. Temuan tersebut teknologi terhadap ketrampilan proses
adalah kategori sains sebagai batang tubuh sains siswa SMP. Jurnal Pendidikan
pengetahuan memperoleh persentase tertinggi Matematika dan Sains, 1(15), 29-34.
dan berkategori cukup atau baik. Selain itu, Liu, X. (2009). Beyond science literacy: Science
kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki and the public. International Journal of
memiliki persentase terendah dan masuk dalam Environmental & Science Education,
kategori kurang sekali. 3(4), 301-311.
OECD. (2012). PISA 2012 results in focus what
SIMPULAN 15-year-olds know and what they can do
with what they not. Paris: OECD-PISA.
Profil kemampuan literasi sains siswa Tersedia di http://www.oecd.org/
pada materi pencemaran lingkungan dan pisa/keyfindings/pisa-2012-results-
pemanasan global untuk kategori literasi sains overview.pdf [diakses 15-12-2016].
dari persentase tertinggi hingga terendah adalah OECD. (2015). PISA 2015 Result in Focus.
sains sebagai batang tubuh pengetahuan sebesar Paris: OECD-PISA. Tersedia di https://
70.36%, sains sebagai cara untuk berpikir www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-
sebesar 61,71 %, interaksi antara sains, in-focus.pdf [diakses 15-12-2016].
teknologi, dan masyarakat sebesar 61,43% Mawardini, A., Permanasari, A., & Sanjaya, Y.
berkategori cukup, serta sains sebagai cara untuk (2015). Profil literasi sains siswa smp
menyelidiki sebesar 38,21% berkategori kurang pada pembelajaran IPA terpadu tema
sekali. pencemaran lingkungan. Prosiding
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang Seminar Nasional Fisika 2015. Jakarta:
dapat diberikan terkait alat evaluasi adalah Universitas Negeri Jakarta.
hendaknya pada ranah kognitif dibuat untuk Maturradiyah, N., & Rusilowati, A. (2015).
kategori C3 ke atas karena literasi sains meng- Analisis buku ajar fisika SMA kelas XII
ukur kemampuan sains tingkat tinggi. Perlu di kabupaten Pati berdasarkan muatan
dilakukan analisis profil kemampuan literasi literasi sains. Unnes Physics Education
sains siswa sampai pada tahap levelling menurut Journal, 4(1), 17.
PISA agar dapat mengetahui skor dan levelling
siswa Indonesia. Perlu soal literasi sains PISA
Rusilowati, A., Kurniawati, L., Nugroho, S. E., Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian.
& Widyatmoko, A. (2016a). Developing Bandung: Alfabeta.
an instrument of scientific literacy Sumintono, B., Ibrahim, M. A. & Phang, F. A.
asessment on the cycle theme. (2010). Pengajaran sains dengan
International Journal of Environmental praktikum laboratorium: Perspektif dari
& Science Education, 11(12), 5718- guru-guru sains SMPN di kota Cimahi.
5727. Jurnal Pengajaran Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, 15(2), 120-
Rusilowati, A., Prabowo, H. T., & Nugroho, S. 127.
E. (2016b). Scientific literacy Widyaningtyas, R. (2002). Pembentukan
assessment instrument for measuring the pengetahuan sains, teknologi, dan
students’ scientific literacy capability of
masyarakat dalam pandangan
interaction theme. Proceedings of
International Conference on pendidikan IPA. Jurnal Pendidikan
Mathematics, Science, and Education dan Budaya. 2 (1), 29-36.
2016. Semarang: Semarang State
University.