Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

Pengembangan Media Pembelajaran Infografis Berbasis Etnosains Sebagai


Sumber Belajar Mandiri Pada Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus
Kelas VIII Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa

Dosen Pembimbing:
Hena Dian Ayu, S.Si., M.Si., M.Pd.
Akhmad Jufriadi, S.Si., M.Si.

Oleh:
Izza Nuril Ilma (190403070001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG
2022
BAB I
(PENDAHULUAN)

A. eLatar Belakang
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan dan menganalisis
struktur dari peristiwa- peristiwa di alam berdasarkan sebab dan akibat yang pada
akhirnya menghasilkan aturan atau hukum- hukum fisika. Fisika dikenal sebagai mata
pelajaran yang paling ditakuti dan tidak disukai oleh siswa. Berdasarkan berbagai
pengalaman belajar peserta didik yang menemukan fakta bahwa pelajaran fisika
adalah pelejaran yang paling berat dan serius tidak jauh dari persoalan konsep
matematis dan penyelesaian soal- soal yang mengandung rumus- rumus rumit.
Berdasarkan data PUSPENDIK, diketahui bahwa nilai ujian nasional Indonesia untuk
mata pelajaran fisika masih tergolong rendah dibandingkan dengan nilai mata
pelajaran eksakta lainnya yaitu kimia dan matematika. Bahkan di provinsi Jawa
Timur nilai rata- rata mata pelajaran fisika masih rendah dibandingkan nilai rata- rata
pelajaran kimia dan matematika. (Jannah et al., 2019).
Hasil survei internasional yang dilakukan oleh TIMSS (Trend in Internasional
Mathematics and Science Study) pada tahun 2011, menunjukkan bahwa prestasi
belajar sains di Indonesia berada pada peringkat ke- 40 dai 42 negara peserta. Hasil
ini menunjukkan bahwa prestasi belajar sains di Indonesia sangatlah rendah, berada
pada peringkat 10 terbawah. Hal tersebut terjadi karena guru melaksanakan
pembelajaran dengan strategi pembelajaran konvensional. Guru hanya mengajar
materi tanpa memperhatikan kebutuhan serta minat dan bakat siswanya. Berdasarkan
keadaan yang demikian menyebabkan pencapaian prestasi siswa pada bidang sains
belum maksimal (Arimbawa et al., 2017).
Menurut Aulia et al (2015) dalam (Jannah et al., 2019), guru fisika seharusnya
mengetahui apa yang dapat diserap dan dipahami oleh siswa, dengan kata lain guru
harus menguasai materi atau bahan sekaligus menguasai pendekatan dan media
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan minat dan
motivasi peserta didik dalam belajar. Guru berperan dalam meningkatkan minat dan
motivasi peserta didik dalam belajar, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong
usaha dalam pencapaian prestasi (Setiawan et al., 2016). Menurut Arsyad (2002)
dalam (Tobing & Admoko, 2017), penggunaan media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, menciptakan
motivasi dan rangsangan untuk kegiatan pembelajaran dan bahkan membawa
pengaruh psikologis terhadap siswa.
Media merupakan alat yang harus digunakan secara optimal untuk memotivasi
peserta didik belajar. Media pembelajaran pada dasarnya diartikan sebagai semua alat
yang dimaksudkan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran
kepada peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran (Dewi, 2019). Association
for Education Communications and Technology (AECT) mendefinisikan media
sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyebarkan informasi. Sehingga media
dapat diartikan sebagai alat perantara yang digunakan dalam rangka komunikasi dan
interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sedangkan
menurut (Ediyani et al., 2020), pengembangan media adalah perencanaan untuk
mengembangkan media atau alat penyampaian yang sudah ada untuk meningkatkan
kualitas penyampaian informasi dalam proses belajar- mengajar.
Pada kenyataannya, guru sering masih mengalami kesulitan dalam
menyampaikan materi selama proses pembelajaran. Media yang biasa digunakan guru
hanya sebatas pada gambar- gambar yang ada dalam buku teks. Namun, penggunaan
gambar- gambar tidak cukup membangkitkan minat dan motivasi peserta didik secara
maksimal. Penyajian materi dalam buku teks sebagai sumber belajar utama dalam
pembelajaran masih kurang menarik bagi peserta didik. hal tersebut dikarenakan
penyajian materi secara deskriptif dan gambar yang ada relatif monoton (Jannah et al.,
2019; Sukmanasa et al., 2017). Untuk itu diperlukan media pembelajaran yang secara
visual menarik bagi siswa dan mampu menyajikan informasi, pesan atau isi pelajaran
(Tobing & Admoko, 2017).
Salah satu media visual yang dianggap sebagai media komunikasi yang efektif
adalah infografis. Banyak penelitian yang menggunakan infografis untuk tujuan
pendidikan. Infografis diharapkan dapat memvisualisasikan konsep untuk
pembelajaran yang lebih cepat dengan menggunakan lebih sedikit teks di dalamnya
(Apriyanti et al., 2020). Atas dasar ini, infografis dianggap sebagai cara terbaik untuk
menyajikan data informasi secara ringkas agar tepat mengenai audien atau
komunikan, sehingga komunikator dapat mudah menyajikan informasi yang
dibutuhkan dalam bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh komunikan berupa
rangkaian visual dan verbal yang saling bersinergi (Tobing & Admoko, 2017).
Kelebihan media infografis adalah pertama, media infografis memuat gambar-gambar
dan teks yang menarik. Kedua, media infografis dapat ditampilkan di platform media
sosial seperti Instagram. Ketiga, siapapun termasuk peserta didik dapat menagkses
media infografis. Keempat, media infografis dapat memudahkan guru dalam
memberikan materi pembelajaran. Kelima, media infografis dapat meningkatkan
imajinasi peserta didik. Media infografis juga membantu pendidik melatih
keterampilan peserta didik dan kebiasaan peserta didik belajar secara mandiri. Media
infografis berperan dalam menyederhanakan informasi dan membuatnya lebih mudah
dipahami (A.C. Dewi et al., 2021; Nasution & Diansyah, 2020 dalam Putra, 2021).
Pembelajaran berbasis etnosains yang tidak memisahkan antara sains budaya
dan kearifan lokal juga masyarakat dapat dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran
untuk meningkatkan motivasi peserta didik terhadap sains. Dengan etnosains, peserta
didik tidak memandang sains sebagai suatu budaya asing yang mereka pelajari, tetapi
dipandang sebagai bagian dari budaya dan kearifan lokal yang ada (Shidiq, 2016).
Etnosains atau sains asli (indigeneous sains) adalah studi tentang sistem pengetahuan
yang dikembangkan dalam hal budaya setempat yang berkaitan dengan
pengkalasifikasian objek dan aktivitas yang berdasarkan fenomena alam. Sains asli
merupakan proses pengamatan, klasifikasi dan pemecahan masalah dengan
memasukkan semua aspek budaya asli (Suastra, 2006 dalam Shidiq, 2016). Jegede &
Okebukola (dalam Sudarmin, 2014) berpendapat bahwa perpaduan antara sains asli
(indigenous sains) dengan pemebalajaran sains di sekolah dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Apabila keyakinan maupun pandangan konvensional atau
tradisional terkait dengan alam semesta tidak ditambahkan dalam proses
pembelajaran, maka permasalahan yang ada pada diri peserta didik meneganai
perbedaan pandangan tradisional dengan pandangan secara ilmiah akan terus terbawa
oleh peserta didik (Rahmi & Rosdiana, 2018).
Dengan adanya variasi dalam media ajar, peserta didik akan lebih tertarik dan
juga lebih banyak memperoleh kesempatan untuk belajar secara mandiri di rumah
dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru (Renat et al., 2017). Belajar
mandiri artinya siswa belajar tanpa pendampingan guru. Agar pembelajaran mandiri
efektif, guru harus mampu merancang tugas pembelajaran yang sesuai dengan
menyediakan sumber belajar yang dapat memfasilitasi proses belajar siswa. Sumber
belajar dibutuhkan kapanpun dan dimanapun pembelajaran itu dibutuhkan (Azrai et
al., 2020). Media pembelajaran infografis berbasis etnosains sebagai sumber belajar
mandiri diharapkan dapat membantu siswa memperoleh sumber belajar tambahan
untuk mata pelajaran fisika, meningkatkan motivasi dan prestasi bealajar peserta
didik.
Menurut Sardiman dalam belajar dibutuhkan adanya motivasi. Adanya
motivasi yang tinggi pada diri peserta didik diharapkan dapat merangsang minat
siswa untuk menjadikan sekolah bukan hanya sebagai tuntutan namun juga
merupakan kebutuhan bagi dirinya. Motivasi dalam belajar artinya motivasi tersebut
melahirkan prestasi belajar. Prestasi belajar didefinisikan sebagai seluruh kecakapan
atau perubahan tingkah laku yang dicapai melalui proses pembelajaran berdasarkan
tes prestasi yang dilakukan dan hasilnya dituangkan dalam bentuk nilai ulangan,
ujian, atau rapor yang diraihnya. Untuk itu, semua peserta didik harus berusaha
semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil atau prestasi belajar yang optimal
(Hariyadi & Darmuki, 2019)
Peneliti memilih materi gerak lurus karena sebagian besar siswa merasa
kesulitan dalam mempelajari materi gerak lurus, hal ini dikarenakan banyak terdapat
persamaan-persamaan yang dirasa sulit untuk dipahami. Sulitnya memahami materi
gerak lurus dikarenakan sebagian besar materi tersebut bersifat abstrak (Nurani et al.,
2013; Bakar & Rahmatsyah, 2012 dalam Firdaus & Nida, 2021). Menurut (Apriyanti
et al., 2020), penggunaan infografis sangat membantu dan bermanfaat bagi peserta
didik untuk memahami konsep fisika kinematika gerak lurus. Penggunaan infografis
sebagai media pemebalajaran sangat fleksibel, memungkinkan peserta didik untuk
belajar kapanpun dan dimanapun, sekalipun ditempat favorit. Penggunaan media
infografis juga dapat menambah waktu belajar fisika. Hal ini dikarenakan peserta
didik menikmati belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran infografis.
Atas dasar permasalah tersebut maka peneliti menyusun media pembelajaran
dengan acuan penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut:
1. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Media Sosial
Instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri Untuk Meningkatkan Motivasi
Dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA oleh (Ady & Warliani,
2022)
2. Media Poster dengan Pendekatan Etnosains: Pengembangan Bahan Ajar
IPA Siswa Sekolah Dasar oleh (Fiteriani et al., 2021)
3. Infographic Instructional Media as a Solution and Innovation in Physics
Learning for Senior High School Students in Indonesia (Apriyanti et al.,
2020).
Penelitian ini dikembangkan dari penelitian sebelumnya, dimana
pengembangan yang sudah diteliti diketahui masih minim pengembanagan media
infografis berbasis etnosains pada mata pelajaran fisika khususnya pada materi SMP.
Dengan begitu, dalam upaya mencapai ke arah tujuan penelitian ini, yaitu untuk
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika,
maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran
Infografis Berbasis Etnosians sebagai Sumber Belajar Mandiri Pada Materi Pokok
Kinematika Gerak Lurus Kelas VIII Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Siswa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan di atas, terbentuk
rumusan masalah penelitian.
1. Bagaimana kelayakan media pembelajaran infografis berbasis etnosains yang
digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa pada materi kinematika gerak
lurus kelas VIII?
2. Bagaimana kepraktisan hasil pengembangan media pembelajaran infografis
berbasis etnosains sebagai sumber belajar mandiri siswa pada materi kinemtika
gerak lurus kelas VIII?
3. Bagaimana efektivitas media pembelajaran infografis berbasis etnosains sebagai
sumber belajar mandiri dalam dapat meningkatkan motivasi
4. ….. dan prestasi belajar siswa pada materi kinematika gerak lurus kelas VIII?
C. Tujuan Penelitian Pengembangan
Tujuan yang diharapkan dari peneltian dan pengembangan yang dilakukan ini
adalah:
1. Menghasilkan produk beruapa media pembelajaran infografis berbasis etnosains
yang layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa.
2. Mengetahui kepraktisan hasil pengembangan media pembelajaran infografis
berbasis etnosains sebagai sumber belajar mandiri siswa pada materi kinematika
gerak lurus kelas VIII.
3. Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa fisika pada materi kinematika
gerak lurus diimplementasikan media pembelajaran infografis berbasis etnosains
dengan menggugah materi pelajaran ke instagram sebagai sumber belajar mandiri.
4. ,,,motivasi
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikas dari produk yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain
adalah:
1. Media pembelajaran infografis berbasis etnosains digunakan sebagai sumber
belajar mandiri.
2. Media pembelajaran infografis berbasis etnosains untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP.
3. Media pembelajaran infografis berbasis etnosains sebagai sumber belajar mandiri
pada materi pokok kinematika gerak lurus.
4. Konten yang digunakan pada pengembangan media pembelajaran infografis
berbasis etnosains berupa konten gambar yang di unggah ke media sosial
instagram.
5. Media pembelajaran infografis berbasis etnosains memuat konten dalam bentuk
sub- sub materi.
E. Manfaat Penelitian Pengembangan
1. Bagi peneliti:
Melatih peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran Fisika yang layak
digunakan.
2. Bagi guru:
Menambah khasanah guru tentang media pembelajaran baru yang dapat
digunakan untuk pembelajaran Fisika di sekolah.
3. Bagi peserta didik:
Dapat membantu peserta didik dalam menemukan sumber belajar mandiri Fisika
yang terintegrasi dengan kebudayaan lokal.
4. Bagi sekolah:
Dapat meningkatkan variasi dalam proses pembelajaran sebagai masukan dalam
penyusunan program peningkatan kualitas sekolah dan kinerja pendidik.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Pengembangan
1. Media pembelajaran infografis berbasis etnosains sebagai sumber belajar mandiri
belum pernah digunakan pada materi pokok kinematika gerak lurus kelas VIII
SMP.
2. Media pembelajaran infografis berbasis etnosains sebagai sumber belajar mandiri
sangat dipenagruhi oleh koneksi internet.
3. Media pembelajaran infografis berbasis etnosains dikembangkan dengan aplikasi
canva yang kemudian di upload ke media sosial instagram.
G. Definisi Istilah Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca, maka perlu dijelaskan beberapa
istilah pada judul skripsi ini:
1. Media Infografis
Infografis merupakan sebuah konsep umum penyajian informasi yang dalam
penerapannya didasari oleh kreativitas, keindahan, keakuratan konten dengan
ilustrasi dan efektivitas waktu yang diperlukan dalam menafsirkan informasi.
2. Etnosains
Etnosains merupakan ilmu interdisipliner yang menggabungkan antropologi
manusia dan budaya dengan ilmu pendidikan. Kajian tentang pengetahuan ilmiah
yang diperoleh melalui kajian pengetahuan lokal yang terkandung dalam budaya
suatu komunitas atau suku bangsa.
3. Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran mandiri adalah kemauan peserta didik untuk belajar secara mandiri
yang merupakan salah satu cara meningkatkan keterampilan dalam proses belajar
yang sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang baik dan lebih
maksimal.
4. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terjadi ketika seseorang
individu memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
5. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sesuatu hasil yang telah diperoleh oleh seorang siswa
setelah melakukan perubahan cara belajar baik di dalam sekolah ataupun di luar
sekolah. Prestasi adalah sebuah standar dari tes untuk mengukur pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam satu atau lebih pengetahuan dalam pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ady, W. N., & Warliani, R. (2022). Analisis Kesulitan Belajar Siswa SMA terhadap Mata
Pelajaran Fisika pada Materi Gerak Lurus Beraturan. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Fisika, 2(1), 104. https://doi.org/10.52434/jpif.v2i1.1599
Apriyanti, N., Razak, R. A., Syrene, S., Rahim, A., Shahril, M., & Shaharom, N. (2020).
Infographic Instructional Media as a Solution and Innovation in Physics Learning for
Senior High School Students in Indonesia. Nternational Journal of Information and
Education Technology, 10(10), 773–780.
https://doi.org/10.18178/ijiet.2020.10.10.1457
Arimbawa, P. A., Santyasa, I. W., & Rapi, N. . (2017). Strategi Pembelajaran Guru Fisika:
Relevansinya Dalam Pengembangan Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa.
Jurnal Matematika, Sains, Dan Pembelajarannya, 11(1), 43–60.
Azrai, E. P., Suryanda, A., & Rini, D. S. (2020). Peningkatan Keterampilan Guru IPA dalam
Pengembangan Sumber Belajar Mandiri sebagai Sarana Belajar Siswa. 3(2), 53–65.
Ediyani, M., Hayati, U., & Fauzi, N. M. B. (2020). Study on Development of Learning
Media. Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-
Journal, 3, 1336–1342.
Firdaus, A. F., & Nida, S. (2021). Pengembangan media pembelajaran ipa berbantuan
komputer pada materi gerak lurus untuk siswa SMP / MTs kelas VIII. 1(2), 111–121.
https://doi.org/10.17977/um067v1i2p111-121
Fiteriani, I., Ningsih, N. K., & Santi, K. (2021). Media Poster dengan Pendekatan Etnosains :
Pengembangan Bahan Ajar IPA Siswa Sekolah Dasar Pendahuluan. Jurnal
Pendidikan Sains Indonesia, 9(4), 540–554. https://doi.org/10.24815/jpsi.v9i4.20984
Hariyadi, A., & Darmuki, A. (2019). Prestasi dan motivasi belajar dengan konsep diri.
Prosiding Seminar Nasional, 0291, 281–286.
Jannah, M., Harijanto, A., & Yushardi. (2019). Aplikasi Media Pembelajaran Fisika Berbasis
Sparkol Videoscribe Pada Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor Terhadap Hasil Belajar
Siswa Smk. Jurnal Pembelajaran Fisika, 8, 66–72.
Putra, I. (2021). Media Pembelajaran Biologi Berbentuk Infografis Tentang Materi Sistem
Imun Pada Manusia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(3), 438.
https://doi.org/10.23887/jppp.v5i3.38361
Rahmi, D. A., & Rosdiana, L. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan
Media Science. Ejournal-Pensa, 06, 108–113.
Renat, S. E., Novriyanti, E., & Armen. (2017). Pengembangan Modul Dilengkapi Peta
Konsep dan Gambar pada Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup untuk Siswa
Kelas VII SMP. Bioeducation Journal, 1(1), 95–108.
Setiawan, Y. ., Rachmawati, D. ., & Suswandi, I. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar dan
Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Beljar Fisika Kelas X SMA Negeri di
Kecamatan Mendoyo Tahun Ajaran 2014/ 2015. Jurnal Wahana Matematika Dan
Sains, 9, 10–19.
Shidiq, S. A. (2016). Pembelajaran Sains Kimia Berbasis Etnosains Untuk Meningkatkan
Minat Dan Prestasi Belajar Siswa. Seminar Nasonal Kimia Dan Pendidikan Kimia
VIII, 227–235.
Sukmanasa, E., Windiyani, T., & Novita, L. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran
Komik Digital Pada Kelas V Sekolah Dasar Di Kota Bogor. Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Pakuan A . Pendahuluan Penyampaian informasi terjadi
dalam proses pembelajaran. JPSD, 3(2), 171–185.
Tobing, M., & Admoko, S. (2017). Pengembangan Media Infografis pada Materi Pemanasan
Global untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 19 Surabaya. Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), 06(03), 196–202.

Anda mungkin juga menyukai