1601050017
PENDAHULUAN
Besaran dan satuan merupakan kompetensi dasar pertama yang diajarkan pada mata pelajaran
Ipa terpadu SMP Negeri 1 Kupang. Keberhasilan pembelajaran besaran dan satuan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran setelahnya. Hal ini dapat terlihat pada
menurunnya motivasi siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Berdasarkan hasil observasi
dan hasil belajar dari tahun pelajaran sebelumnya diketahui bahwa tingkat ketuntasan pada
materi ini hanya sekitar 30% dengan nilai KKM 7,5. Sekitar 70% siswa tidak menyukai materi
ini. Siswa menganggap berat materi ini dikarenakan didalamnya terdapat indikator konversi yang
membutuhkan pengetahuan dasar matematika yang cukup memadai. Hal ini terjadi dikarenakan
penggunaan metode, model, dan media yang belum mampu secara optimal menuntaskan materi
tersebut. Penggunaan model dan media yang konvensional berupa ceramah dan media yang
kurang variatif dianggap menjadi bagian dari permasalahan di atas. Dengan berkembangnya
model pembelajaran akhir-akhir ini, seorang guru dituntut memanfaatkannya sehingga
berkontribusi secara positif dalam peningkatan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang
sesuai dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut adalah pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Melihat kondisi di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar
Besaran dan Satuan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Kupang
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar materi besaran dan satuan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kupang
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar materi besaran dan
satuan melalui model pembelajaran tipe STAD pada siswa kelas VIIb Negeri 1 Kupang.
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi guru dalam memecahkan
masalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan
kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan. Di samping itu, untuk menemukan langkah-
langkah yang tepat dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus
yang sama bagi peneliti lain.
BAB II
A. Deskripsi Teori
Belajar sering diartikan sebagai penambahan pengetahuan atau sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu. Menurut Dr. Nana Sudjana Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain
lain.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang diperoleh seseorang setelah
melalui proses belajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
dalam arti luas mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Diantara ketiga ranah itu ranah
kognitiflah yang paling banyak dinilai guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Menurut Sudiyanto yang diungkapkan dalam waluyo, hasil belajar adalah tingkat penguasaan
yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan. Hal senada juga dinyatakan oleh Sudjana bahwa hasil belajar adalah
kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Besaran dan satuan merupakan kompetensi dasar pertama yang diajarkan pada mata pelajaran
fisika SMP Kelas VII. Mempelajari besaran dan satuan dibutuhkan pengetahuan dasar
matematika yang memadai terutama matematika dasar.
Hal ini dapat kita lihat dari indikator pada materi ini yaitu:
Berdasarkan pemaparan teori tentang hasil belajar dan materi besaran dan satuan maka didapat
terminologi hasil belajar besaran dan satuan yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu
terhadap pengetahuan tentang besaran pokok dan turunan, pengukuran, dan konversi.
Pembelajaran kooperatif atau sering disebut cooperative learning mencakup suatu kelompok
kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah team untuk menyelesaikan sebuah masalah,
menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
Kelompok kecil yang dimaksud adalah kelompok yang terdiri dari 2-5 orang. Cooperative
learning memiliki lima unsur yang harus diterapkan yaitu:
c.Tatap muka
a.Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari
sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai
b.Siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka
hadapi adalah masalah kelompok dan berhasil atau tidaknya kelompok itu menjadi tanggung
jawab bersama dari seluruh anggota kelompok
c.Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus
berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah.
Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar rendah,
diantaranya:
a.Meningkatkan pencurahan pada waktu tugas
b.Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
c.Memperbaiki kehadiran
d.Perilaku mengganggu lebih kecil
e.Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
f.Konflik antar pribadi berkurang
g.Sifat apatis berkurang
h.Pemahaman yang lebih mendalam
i.Motivasi lebih besar
j.Hasil belajar lebih tinggi
k.Retensi lebih lama
l.Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pertama kali dikembangkan oleh Slavin (1995), yang
ide dasarnya adalah belajar kelompok dengan mengandalkan kelompok prestasi. Adapun tahapan
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
3.Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam
kelompok itu mengerti.
4.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu.
5.Memberi evaluasi.
6.Menarik kesimpulan.
B.Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka materi besaran dan satuan dapat ditingkatkan hasil
belajarnya melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena materi besaran dan satuan merupakan materi yang
membutuhkan pemahaman yang memadai terhadap teori-teori dasar matematika terutama pada
materi konversi. Sementara tidak seluruh siswa memiliki kemampuan yang merata terhadap
kemampuan dasar matematika tersebut. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran dengan
mengandalkan teman sebaya yang berprestasi dimungkinkan dapat secara efektif mencapai hasil
belajar yang memadai melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
C.Hipotesis Tindakan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif dalam meningkatkan
hasil belajar Besaran dan Satuan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kupang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 1 KUPANG . adalah
sekolah yang penerimaan siswa barunya menganut sistem placement test. Dengan demikian,
input siswa memiliki kemampuan akademik yang sangat bervariasi. Sehingga tuntutan akan
perbaikan kualitas pembelajaran kerap kali menjadi isu sentral sekolah guna mempertahankan
eksistensinya. Dari sisi kemampuan ekonomi, hampir sebagian besar siswa yang bersekolah di
SMP Negeri 1 Kupang berada pada taraf ekonomi menengah ke atas. Sehingga dari sisi
pembiayaan pendidikan tidak terlalu menjadi kendala, hanya saja sikap kemandirian, ketekunan,
dan kesungguh-sungguhan belajar masih menjadi kendala utama.
a.Menyiapkan RPP;
d.Observer/ Pengamat;
2.Pelaksanaan Tindakan
d.Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester satu bulan
September dikelas VIIb pada Tahun Pelajaran 2018-2019. Pada pelaksanaannya penelitian
dilakukan dengan dua siklus.
Hasil belajar diketahui dengan melaksanakan tes secara tertulis dengan kisi-kisi sebagai berikut,
yaitu:
Pengukuran 5 6 7 3
konveksi 8 9 10 3
Keberhasilan penelitian ini ditetapkan sebesar 75% siswa mencapai KKM. Adapun KKM yang
ditetapkan sebesar 7,5.
5.Analisis dan refleksi
Dalam penelitian ini, data yang akan diperoleh melalui Hasil belajar siswa, Aktivitas siswa
dalam belajar, dan Aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Seluruh data di atas akan disajikan
dengan menggunakan tabulasi frekuensi dan diagram batang serta menjadi acuan untuk
melakukan refleksi pada siklus berikutnya apabila belum mencapai ketuntasan sebesar 75%
siswa dengan nilai KKM 7,5.
C.Tim Kolaborasi
Guna melaksanakan tindakan penelitian kelas ini dibutuhkan tim kolaburasi yang representatif.
Tim kolaborasi terdiri dari:
1.Peneliti;
D.Jadwal Penelitia
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana Belajar, Dr., Teori Belajar, Bandung: Penerbit Rosda Karya, Tahun 2005
Sudiyanto, Mengukur Hasil Belajar,
Bandung: Penerbit Rosda Karya, Tahun 2005 Panitia PLPG, Modul PLPG IPA, Bogor, 2011