DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka 6
B. Kerangka Pikir 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 20
B. Waktu dan Tempat Penelitian 20
C. Desain Penelitian 20
D. Populasi dan Sampel 21
E. Definisi Operasional Variabel 22
F. Instrumen Penelitian 23
G. Prosedur Penelitian 24
H. Teknik Pengumpulan Data 25
I. Teknik Analisis Data 26
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan saat ini berada pada era revolusi industri 5.0 itu artinya
(IPTEK) yang memiliki efek positif dan negatif pada kehidupan pribadi
memiliki sikap dan kepekaan yang tinggi terhadap diri dan lingkungannya serta
memutuskan berdasarkan pertimbangan ilmiah. Hal ini tentu saja dapat dicapai
apabila peserta didik memiliki literasi sains yang dimana selaras dengan konsep
literasi sains itu sendiri yaitu seseorang yang memiliki kompetensi dalam
2020)
sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah bagi diri sendiri, keluarga, dan
1
2
lingkungan. Oleh karena itu, literasi sains penting bagi setiap peserta didik
yang dikenal dengan literasi sains melalui tes the Programme for International
sistem dan penilaian yang ada secara nasional dan internasional. Fakta hasil
PISA tahun 2000 hingga 2018 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara
didik. Hasil tersebut memperkuat fakta bahwa literasi sains peserta didik
Indonesia masih rendah yakni 29% untuk isi, 34% untuk proses dan 32% untuk
konteks (Dewi., Khery., & Erna, 2019). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kemampuan literasi sains peserta didik pada dimensi kompetensi dan sikap sains
tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: peserta didik
tidak terbiasa dan kurang paham tentang masalah tersebut, serta minat baca yang
kurang.
Berdasarkan hasil survei literasi sains PISA, tergambar bahwa masih ada
terakhir diantara negara-negara lain dalam survei literasi. Peserta didik Indonesia
dengan skor literasi sains sekitar 400 poin berarti mereka hanya dapat mengingat
3
Hal yang dapat dipahami bahwa dalam sains peserta didik tidak hanya
mengetahui tentang konsep atau pengetahuan tentang sains, akan tetapi perlu
juga memiliki kompetensi dalam proses sains dan juga sikap ilmiah. Oleh karena
itu lah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skor literasi sains pada aspek
kompetensi pada peserta didik. Hal ini dilakukan karena perlunya memperoleh
melakukan tes terkait hubungan kemampuan literasi sains. Selain itu, mengingat
literasi sains peserta didik dalam pembelajaran IPA harus dilakukan guna untuk
mengetahui kemampuan literasi sains peserta didik. Oleh karena itu, calon
Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri Terakreditasi
A di Kecamatan Tamalate”
B. Rumusan Masalah
1. Seberapa tinggi tingkat kemampuan literasi sains peserta didik kelas VIII
C. Tujuan Penelitian
Tamalate
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kemampuan literasi sains peserta didik kelas VIII. Selain itu, penelitian ini juga
dapat dijadikan referensi atau acuan bagi penelitian selanjutnya yang relevan.
2. Manfaat Praktis
c. Bagi peserta didik, melalui hasil penelitian ini, peserta didik dapat lebih
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Literasi sains (scientific literacy, LS) berasal dari gabungan dua kata Latin,
yakni literatus, artinya dimaknai dengan adanya huruf, melek huruf atau yang
sehari-hari. Literasi sains juga merupakan salah satu bagian dari studi PISA.
Rustaman, 2011; Panjaitan, 2020) Jadi dapat disimpulkan bahwa literasi sains
Literasi sains (scientific literacy, LS) berasal dari dua kata yakni literasi
6
7
atau literatus artinya melek huruf dan sains atau scientia, artinya ilmu
dengan sains dan ide-ide sains, sebagai warga negara yang reflektif. Seseorang
yang melek sains bersedia terlibat dalam wacana bernalar tentang sains dan
ilmiah, mengevaluasi dan merancang inkuiri ilmiah serta menafsirkan data dan
sains.
baik terhadap gejala-gejala sains. Menurut Jamaluddin dkk (2019), literasi sains
ilmiah, dan proses yang diperlukan untuk dapat partisipasi dalam masyatakat era
digital.
bukti-bukti ilmiah. Literasi sains tidak hanya menuntut pengetahuan konsep dan
teori sains, tetapi juga pengetahuan tentang prosedur dan praktik umum yang
dan pengalaman ilmiah serta kesempatan untuk memamahi dan memaknai suatu
peristiwa.
dan menjadikan literasi sains serta perkembangan literasi sains sebagai salah satu
output yang harus dicapai dalam pendidikan sains karena kemampuan literasi
sains yang baik akan menjadikan pendidikan sains lebih bermakna (Zakaria &
tentang sejauh mana pencapaian literasi sains peserta didik, khususnya peserta
Hasil PISA 2018 menetapkan literasi sains terdiri dari tiga aspek yang
1) Aspek Pengetahuan
Nofiana & Julianto , (2017) menyatakan bahwa konten sains merujuk pada
pemilihan konten sains adalah relevan dengan situasi nyata (fakta) dan merupakan
mencapai aspek kompetensi literasi sains yang tentunya dipengaruhi oleh aspek
pengetahuan itu sendiri. Konsep-konsep dasar dari sains yang diperlukan untuk
memahami fenomena alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
kegiatan manusia. Kriteria pemilihan konten sains adalah relevan dengan situasi
10
Pengetahuan konten dalam penilaian PISA itu dipilih dari beberapa disiplin ilmu
mulai dari fisika, kimia, biologi, kebumian dan ilmu ruang angkasa yang tentunya:
awal dan pengujian teori tentatif melibatkan studi empiris. Penelitian empiris
bergantung pada konsep dan teknik canggih, termasuk variabel, variabel kontrol,
meminimalkan kesalahan, pola umum yang diungkapkan oleh data, dan teknik
penyajian data. Ini adalah prinsip dasar penyelidikan ilmiah yang memandu
didik membandingkan teori dan hipotesis ilmiah atau fakta dan pengamatan
epistemik mereka. Peserta didik yang mempelajari sains juga akan memahami
bahwa salah satu elemen dasar sains adalah penggunaan bukti untuk mendukung
klaim pengetahuan dan penalaran. Para peserta didik menyadari fungsi dan
pentingnya peer review, alat yang dikembangkan oleh tim ilmuwan untuk
menemukan hasil baru. Pembenaran untuk metode dan praktik yang digunakan
para ilmuwan disediakan oleh pengetahuan epistemik ini, yang juga berfungsi
2) Aspek Kompetensi
dapat dan tidak dapat dijawab oleh sains, memahami jenis bukti yang diperlukan
untuk penyelidikan ilmiah, dan memahami kesimpulan yang diambil dari bukti
menyajikan data atau saat membuat teori tentang fenomena yang diamati.
biasa dan kemudian menggunakan model tersebut untuk membuat prediksi yang
merancang penyelidikan ilmiah. Data yang dikumpulkan dari uji lapangan dan
Peserta didik dapat menganalisis data secara ilmiah dan memberikan bukti yang
3) Aspek Konteks
hari yang menjadi dasar penerapan prosedur dan pemahaman gagasan ilmiah
(Nofiana., & Julianto, 2017). Terkait hal tersebut, PISA 2018 mengkategorikan
13
penerapan sains ke dalam lima kategori: kesehatan dan penyakit, sumber daya
alam, kualitas lingkungan, bahaya, dan batasan sains dan teknologi. Evaluasi ini
mungkin menyangkut diri sendiri dan keluarga, komunitas lokal atau nasional,
atau aspek kehidupan global atau asing (OECD, 2019). Situasi nyata yang
menjadi konteks aplikasi sains dalam PISA tidak secara khusus diangkat dari
(Nofiana., & Julianto, 2017). Terdapat tiga indikator dalam aspek konteks, yaitu:
menafsirkan fenomena ilmiah terkait isu pada diri sendiri; (2) indikator
nasional/lokal, berhubungan dengan isu yang ada di lingkungan sekitar; dan (3)
indikator global, berhubungan dengan isu yang ada pada dunia (Meylinda., &
Literasi sains kini menjadi kebutuhan yang terjangkau bagi setiap orang,
ilmiah yang bermanfaat sehingga mampu menghadapi tantangan global saat ini
literasi sains dan sains, penerapan kehidupan secara umum mencerminkan tren
sains dan teknologi yang berkembang. Literasi sains adalah sains yang
14
pribadi, tetapi juga dalam mengambil keputusan sosial berdasarkan sikap ilmiah
memahami dan membuat keputusan tentang alam dan perubahan alam yang
disebabkan oleh manusia (OECD, 2017). Literasi sains merupakan salah satu
keterampilan terpenting yang harus dimiliki pesera didik Indonesia karena pada
manusia.
masyarakat.
6. PISA
and Development (OECD) dan Unesco Institute for Statistics yang bertujuan
matematika) dan sains (literasi sains). Sejak Indonesia mengikuti PISA dari
tahun 2000 hingga 2018 belum ada kemajuan berarti. Pada tahun 2012,
Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara, dan terakhir pada survei PISA
Indonesia sejak pertama kali diadakan yakni dari tahun 2000 hingga 2018, atau
16
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dijelaskan bahwa hasil literasi sains peserta
Bahasa Indonesia. Setiap tiga tahun, hasil studi PISA mempengaruhi negara-
negara peserta studi ini. Jika hasil penelitian diberi peringkat tertinggi, maka
menyatakan bahwa hasil PISA yang diperoleh merupakan bahan evaluasi yang
poin untuk membaca, 402 untuk IPA dan 388 untuk matematika pada tes PISA
B. Kerangka Pikir
Pendidikan saat ini berada pada era revolusi industri 5.0 itu artinya
(IPTEK) yang memiliki efek positif dan negatif pada kehidupan pribadi
masyarakat memberikan dampak yang positif. Salah satunya yakni peserta didik
permasalahan yang berkembang hal ini tentu saja dapat dicapai apabila peserta
didik memiliki literasi sains yang selaras dengan konsep literasi sains yakni
18
lisan dan tulisan. Hal ini tentu saja sangat dibutuhkan untuk mengetahui literasi
Fakta hasil PISA tahun 2000 hingga 2018 menempatkan Indonesia sebagai
salah satu negara dengan literasi sains rendah. Sedangkan pada tahun 2015 hasil
skor literasi sains peserta didik Indonesia berada dibawah rata-rata negara-negara
sains OECD. Rata-rata skor literasi sains negara-negara OECD adalah 493,
penguasaan konsep peserta didik tentang IPA. Hal ini disebabkan oleh adanya
tuntutan terselesaikannya materi bahan ajar oleh guru sesuai target kurikulum
dipahami secara salah (miskonsepsi) atau hanya sekedar dihafalkan yang pada
akhirnya konsep tersebut mudah dilupakan. Hal ini pula kurang diketahui
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sebenarnya terkait fakta, keadaan dan peristiwa yang terjadi saat penelitian
dilaksanakan dan menyajikan dapat hasil penelitian tersebut. Pada penelitian ini
peserta didik.
1. Waktu Penelitian
2023/2024.
2. Tempat Penelitian
Negeri 27 Makassar.
C. Desain Penelitian
21
22
dengan fakta, keadaan dan peristiwa yang terjadi saat penelitian. Dimana pada
penelitian ini kita akan melihat kemampuan literasi sains peserta didik kelas VIII
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini diambil dari seluruh peserta didik kelas VIII
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian (Peserta Didik kelas VIII SMP Negeri
Total 1146
2. Sampel
didik kelas VIII yang diambil secara random sampling dari seluruh populasi
menggunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5%. Rumus Slovin digunakan
dalam penarikan jumlah sampel dalam penelitian karena jumlah sampel harus
N
n= 2
1+ N (e)
Keterangan
N : Jumlah populasi
1.146
n= 2
1+1.146 (0 , 05)
1.146
n=
1+1.146 (0,0025)
1.146
n=
1+2,865
1.146
n=
3,865
peserta didik setelah mengerjakan tes kemampuan literasi sains dari aspek
kompetensi.
24
F. Instrumen Penelitian
pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan literasi sains peserta didik yang
diadaptasi dari soal-soal PISA yang sesuai dengan indikator literasi sains. Materi
Keterangan:
G. Prosedur Penelitian
diantaranya:
1. Tahap Persiapan
a) Menetapkan subjek penelitian, yakni peserta didik kelas VIII SMP Negeri
2. Tahap pelaksanaan
mengatur jadwal penelitian dengan guru IPA kelas VIII sesuai dengan
mengatur jadwal penelitian dengan guru IPA kelas VIII sesuai dengan
c) Peneliti memberikan soal tes literasi sains kepada peserta didik sesuai
tes literasi sains yang dibagikan sehingga peserta didik tidak kebingungan.
3. Tahap Akhir
a) Peneliti mengumpulkan hasil tes yang telah diselesaikan oleh peserta didik
soal tes literasi sains yang telah diberikan kepada peserta didik dengan
cara memasukkan skor yang telah diperoleh peserta didik ke dalam rumus
memberikan tes. Tes yang digunakan pada penelitian ini berupa soal literasi
27
sains yang sebelumnya telah diuji validitasnya sebanyak 20 butir. Setiap butir
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data
statistic deskriptif berupa data persentase dengan menggunakan SPSS 24,0 for
windows. Pada tahap ini, data bersumber dari lembar tes literasi sains. Adapun
a. Mengumpulkan data tes literasi sains berupa skor yang diperoleh setiap
b. Setelah mendapatkan hasil skor dari peserta didik, kemudian data yang
mendapatkan hasil.
berikut:
∑X
X¿
N
(Tiro, 2004)
Keterangan:
X : Skor rata-rata
√
2
( EX )
SD ∑ X − N
2
¿
n−1
(Tiro, 2004)
Keterangan:
SD : Standar Deviasi
R
NP= × 100
SM
(Tiro, 2004)
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. (2018). Membangun Literasi Sains
Amin, M. (2017). Sadar Berprofesi Guru Sains, Sadar Literasi: Tantangan Guru di
Dewi, C. A., Khery, Y., & Erna, M. (2019). An Ethnoscience Study In Chemistry
Indonesia, 8(2).
Echols, J. M., & Shadily, H. (2014). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.
Fedorov, A., & Mikhaleva, G. (2020). Current Trends in Media and Information
Hasasiyah, S. H., Hutomo, B. A., Subali, B., & Marwoto, P. (2020). Analisis
Hewi, L., & Shaleh, M. (2020). Refleksi Hasil PISA (The Programme For
Jufri, W. A. (2017). Belajar dan Pembelajaran Sains (Modal Dasar Menjadi Guru
Jamaluddin, Jufri, A. W., Ramahani, A., & Azizah, A. (2019). Profil Literasi
2018- 2019.
Capain PISA.
Lamada, M., Rahman, E. S., & Herawati. (2019). Analisis Kemampuan Literasi
Narut, Y. F., & Supardi, K. (2019). Literasi Sains Peserta Didik dalam
Nofiana, M., & Julianto, T. (2017). Profil Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP
Nofiana, M., & Julianto, T. (2018). Upaya Peningkatan Literasi Sains Siswa
Biologi, 27
Novili, W. I., Utari, S., Saepuzaman, D., & Karim, S. (2017). Penerapan Scientific
Nofiana, M., & Julianto, T. (2017). Profil Kemampuan LIT Erasisains Siswa SMP
doi:https://doi.org/10.17887/b25efab8-en
Guepedia.
33
Puskurbuk. (2017). Konsep Literasi Sains dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Pusat
Pratiwi, S. N., Cari, C., & Aminah, N. S. (2019). Pembelajaran IPA Abad 21
dengan Literasi Sains Siswa. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, Vol
9, No 1. Hal 24-32.
Parama Publishing.
Ridho, S., Aminah, N. S., & Supriyanto, A. (2018). The Profile of Students’
Nusantara, 166.
Subaidah, T., Muharrami, L. K., Rosidi, I., & Ahied, M. (2019). Analisis
Toharudin, U., Sri, H., & Rustaman, A. (2011). Membangun Literasi Sains
Wulandari, N., & Sholihin, H. (2016). Analisis Kemampuan Literasi Sains Pada
Kalor. Edusains.
Zakaria, R. M., & Rosdiana, L. (2018). Profil Literasi Sains Peserta Didik Kelas
VII pada Topik Pemanasan Global. Pensa E-jurnal, Vol 6, No 2. Hal 170-
174.