Proposal Skripsi
Penulisan Skripsi
Oleh:
Finkan Rahmi
1810208003
PALEMBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidup oleh umat Nabi Muhammad SAW. Manusia adalah makhluk yang
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S Ali-Imran 190-
191)
peserta didik telah memiliki kemampuan literasi sains yang baik. Memiliki
kemampuan literasi sains dirasa sangat penting bagi peserta didik karena
keterampilan.
2011). Pada hakekatnya sains merupakan suatu produk dan proses, teori
dan hukum yang diperoleh melalui proses sains. Kedua komponen sains
sehari-hari.
literasi sains menjadikan siswa dapat berfikir secara ilmiah mengenai bukti
budaya dan hal-hal lainnya. Oleh karena itu, bahan ajar yang
(2008) menyatakan bahwa, paling tidak lembar kerja peserta didik (LKPD)
membuat judul, KD yang perlu dicapai, informasi yang singkat, langkah
ilmiah.
utama yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran kimia yaitu
peserta didik sulit dalam pemahaman konsep. Dari data analisis angket
ajar yang digunakan belum membuat paham akan konsep dari soal-soal
siswi harus berbagi karena buku tidak mencukupi dengan jumlah peserta
untuk menambah alat atau sumber belajar alternatif baru yang dapat
Peserta Didik (LKPD) ini dibuat dengan sederhana dan dikaitkan dengan
Peserta Didik (LKPD) berisi rangkuman singkat materi, dan juga terdapat
peserta didik dirumah. Dengan ini peserta didik tentunya bisa lebih
efektif.
sangat valid dan validitas konstruk yang terdiri dari kesesuaian tampilan
sebesar 93,34% (sangat valid), penyajian sebesar 90% (sangat valid) dan
kebahasaan sebesar 90,67% (sangat valid). Dari hasil tersebut, LKS yang
Didik (LKPD) berorientasi literasi sains pada materi larutan elektrolit dan
Dan Nonelektrolit”.
B. Rumusan Masalah
nonelektrolit?
nonelektrolit?
C. Tujuan Penelitian
nonelektrolit
dan nonelektrolit
D. Manfaat Penelitian
b. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Sutjipto, 2013).
1. Alat bantu;
2. Alat penyalur pesan;
Menurut Kemp dan Dayton (1985:28), ada tiga fungsi utama media
hiburan.
2) Menyajikan informasi
3) Memberi intruksi
pelajaran.
yang diinginkan.
lebih kuat/baik.
bahan ajar cetak berupa lembar kerja materi, ringkasan, dan pedoman
peserta didik dan harus mengarah pada kompetensi dasar yang harus
Dalam hal, ini ada empat point yang menjadi tujuan penyusun
LKPD, yaitu:
jika dibandingkan dengan modul dan buku. Bahan ajar LKPD terdiri
atas 6 unsur pokok yang meliputi judul, kompetensi dasar atau materi
pokok, petunjuk belajar, tugas atau langkah kerja penilaian, dan
Prastowo, 2011).
4) Penulisan LKPD
LKPD, karena jika salah satu dari struktur itu tidak lengkap,
1) Syarat didaktik
2) Syarat kontruksi
3) Syarat teknis
Secara asal katanya literasi sains berasal dari dua kata yaitu literasi
dan sains. Asal kata literasi yaitu literature yang mempunyai arti melek
huruf. OCEO menyatakan bahwa asal kata sains yaitu scientia yang
ilmiah bukan hanya mencakup wawasan tentang alam saja yang bisa
ilmiah yang ada (Yosef Firman Narut & Kansius Supradi, 2019).
tahun. Asesmen yang dilakukan oleh PISA ini tidak sekedar terfokus
sekolah.
konteks sains
memecahkan masalah
budaya
isu ilmiah.
konteks.
PISA 2018. Literasi sains terdiri dari tiga aspek yang saling
berkaitan, yaitu;
teknologi.
(pengetahuan epistemik).
1. Larutan elektrolit
lampu pada alat uji elektrolit ketika larutan ditunjuk dengan menyala
H2O
HNO3(1) H+(aq)+ NO3-(aq)
H2O
H2SO4(1) 2H+(aq) + SO32- (aq)
larutan. Kristal gula bila dilarutkan dalam air tidak menghasilkan ion-
kecil ion-ion H+ dan OH-. Air murni tidak mengantarkan arus listrik
(Effendy, 2016).
Dalam pelarut air, zat padat dapat dalam keadaan ion-ion maupun
Na+ dan ion Cl- terhidrasi oleh molekul-molekul air dan bergerak
secara bebas keseluruh medium larutan. Jika glukosa atau etanol larut
dalam air, zat-zat tersebut tidak terdapat dalam bentuk ion, melainkan
nonelektrolit.
basa dalam keadaan murni berupa senyawa kovalen dan di dalam air
dalam air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi kristal
dan basa yang merupakan elektrolit kuat disebut asam kuat dan basa
kuat. Asam dan basa yang hanya terionisasi sebagian di dalam air
disebut asam lemah dan basa lemah. Selain HCl, HBr, HI, HNO3,
H2SO4, dan HClO4, umumnya tergolong asam lemah. Basa kuat adalah
hidroksida dari logam alkali dan alkali tanah, kecuali berilium. Berikut
Ba(OH)2
Senyawa-senyawa
ionik
terlarut dengan jumlah molar yang sama dapat membantu kita untuk
kuat adalah apabila zat terlarut dianggap telah 100 persen terdisosiasi
berikut:
H2O
NaCl(s) Na+(aq) + Cl-(aq)
air.
dengan baik. Hal ini ditandai dengan menyalanya lampu alat uji
elektrolit. Peristiwa yang sama akan terjadi bila air ditetesi larutan
pekat asam klorida. Larutan NaCl dalam air dan larutan HCl dalam air
Beberapa zat padat dan zat cair yang dilarutkan ke dalam air
listrik adalah ion listrik karena ion-ion Na+ dan Cl- terikat sangat rapat
dalam kristal sehingga tidak bebas bergerak. Kondisi ini tidak terjadi
pada NaCl cair. Dalam keadaan cair, jarak antar ion-ion Na+ dan Cl-
mengantarkan listrik.
Hal yang sama terjadi pada larutan NaCl (NaCl padat yang
dilarutkan dalam air). Oleh karena pengaruh air, garam dapur (NaCl)
akan terurai menjadi ion positif (kation) Na+ dan ion negatif (anion) Cl-
keadaan padat tetapi cukup tinggi dalam keadaan lebur. Daya hantar
secara kuat dalam kisi kristak dan tidak bebas bergerak di bawah
karena pengaruh air yang juga bersifat polar sehingga membentuk ion-
ion H+ dan Cl-. Ion-ion dalam larutan HCl inilah yang berperan sebagai
berasal dari zat terlarut yang terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion
I. Konsep Operasional
Selain itu, mampu menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
sudut pandang sains. Berikut bagan prosedur penelitian Borg & Gall
Pembuatan LKPD
Memenuhi Kriteria
Tidak
Revisi
Ya
Draf Final
Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
2. Subjek Penelitian
media pembelajaran.
sarjana S2 (strata dua) bidang kimia yang berasal dari dosen serta
kimia.
c. Peserta Didik
pengembangan produk awal; 4) uji coba terbatas; 5) revisi hasil uji coba
terbatas; 6) uji coba lapangan; 7) revisi hasil uji coba lapangan; 8) uji
pada tahap uji coba terbatas dan revisi. Hal tersebut didasari oleh Borg dan
Berikut ini tahapan pada model Borg dan Gall (Sri Haryati, 2012);
data), termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang
instrumen evaluasi;
coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu
kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas,
sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba
lebih luas.
2. Angket (Questionnaire)
didik.
scale. Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka
pernyataan tentang kualitas tertentu dari suatu yang akan diukur, yang
(Eko Putro Widoyoko, 2012). Berikut tabel skala angket yang akan
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Dokumentasi
agar menjadi penelitian yang jelas dan dipercaya. Salah satu informasi
yang diperoleh dari dokumentasi, yaiitu tentang sejarah sekolah,
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
c. Instumen uji kepraktisan
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
setelah valid dan praktis LKPD diuji cobakan pada peserta didik
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
e. Dokumentasi
bentuk gambar.
masukan, krit ik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket.
data hasil review ahli materi dan ahli media berupa saran dan komentar
dengan cara:
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penskoran (%)
2. 61%-80% Valid
Penskoran (%)
2. 61%-80% Valid
Ali Mustofa, Nur Kuswanti, Dan Siti Nurul Hidayati, “Keefektifan LKS Berbasis
Sains” (UNESA: E-Jurnal Pensa, Vol. 05, No. 01, 27-32, 2017), hlm. 29
Andi Ratna et al., (Hubungan Antara Literasi Sains Dengan Prestasi Belajar
Peserta Didik Pada Pembelajaran Kimia Kelas XI MIPA SMA Negeri Se-
68.
329-333
Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto, 2013, Media Pembelajaran; Manual dan
Kovalen Untuk Kelas X Farmasi SMK Panca Bhakti Sungai Raya,” 100
250.
Effendy, Ilmu Kimia Untuk Anak SMA dan MA Kelas x Jilid 1 B, Malang,
Lin,Y., Zhao, H,. Yu, F., & Yang, J. 2018. Design of an Ekstended Eksperiment
Hal 123-128
Education, Vol. 5, No. 2: 258-263, ISSN: 2232-9454. May 2016), hlm. 260
Nisa Walandari Dan Huda Sholihin, “Analisis Kemampuan Literasi Sains Pada
Aspek Pengetahuan Dan Kompetensi Sains Siswa SMP Pada Materi Kalor”,
Nunu Mahnun, 2014, Media dan Sumber Belajar Berbasis Teknologi Informasi
OECD, 2018, Assessment and Analytical Framework for PISA 2018, France :
OECD Pushlishing.
Ridwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung; Alfabeta, 2010), hlm. 92
2016, hlm. 29
Sartiah dan D. Yulianti, Pengembangan LKS Fisika Kalor Dan Perubahan Wujud
Pembelajaran Fisika Dalam Bentuk Pocket Book Pada Materi Alat Optik
Sert Suhhu Dan Kalor Untuk Kelas X SMA”, (Surakarta: Jurnal Materi dan
15
Sri Haryati, Research And Developmont (R&D) Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan, vol. 37 No. 1, 15, 2012. Hlm. 14-15
Suryono & Haryanto. 2015. Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset
Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A. 2011. Membangun Literasi Sains
Utami Dian Pratiwi et al., “Pentingnya Literasi Sains Pada Pembelajaran IPA
Wulandari, Nisa, dan Hayat Sholihin. 2016. Analisis Kemampuan Literasi Sains
Pada Aspek Pengetahuan Dan Kompetensi Siswa SMP Pada Materi Kalor.
Yunus Abidin, Tita Mulyati, dan Hana Yunansah, Pembelajaran Literasi: Strategi
Yosef Firman Narut san Kansius Supradi, “Literasi Sains Peserta Didik Dalam
1 (2019), 63.