Anda di halaman 1dari 7

RESUME INOVASI PEMBELAJARAN IPA SD BERBASIS DIGITAL

“Literasi Sains Digital Untuk Pengembangan IPA”

Nama : Lailatul Rahmi


Nim : 21129236

Sesi : 202311290106 / 21 BKT 12


Dosen : Dra. Zuryanty, M. Pd

A. Pengertian Literasi Sains Digital

Literasi sains adalah kemampuan untuk membaca, memahami, mengevaluasi, dan


menggunakan informasi dan pengetahuan sains untuk membuat keputusan yang tepat dan
berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sains bukan hanya tentang memahami
konsep-konsep sains, tetapi juga tentang memahami bagaimana sains diterapkan dalam
kehidupan nyata.

Secara umum, menurut OECD dalam Kemendikbud 2017 menyatakan bahwa


literasi sains merupakan pengetahuan dan juga kecakapan ilmiah yang mampu melakukan
identifikasi pertanyaan, memeroleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, dan
juga mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, bagaimana
kesadaran sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta
kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains.

Literasi sains juga dapat diartikan melalui sudut pandang bahasa. Literasi sains
berasal dari dua kata yaitu literasi dan sains. Literasi diartikan sebagai pengetahuan atau
keterampilan dalam bidang tertentu atau kemampuan individu dalam mengelola informasi
dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Pengertian Literasi Sains Menurut Ahli

1. C.E.de Boer
Menurut C.E.de Boer, ia mengemukakan bahwa orang pertama yang menggunakan
istilah “Scientific Literacy” adalah Paul de Hart Hurt dari Stamford University. Paul
de Hart Hurt menyatakan bahwa literasi sains artinya memahami sains dan
aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat.
2. National Science Education Standards (NSES)
Literasi sains adalah pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan proses ilmiah
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pribadi, partisipasi dalam urusan sipil
dan budaya, dan produktivitas ekonomi.
3. PISA
Literasi sains merupakan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, untuk
mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti untuk
memahami dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan perubahan
yang dilakukan melalui aktivitas manusia.
4. Wulandari dan Sholihin (2016)
Wulandari dan Sholihin menyatakan bahwa literasi sains merupakan kemampuan
ilmiah individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya pada proses
identifikasi masalah, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah,
dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang berhubungan dengan isu ilmiah.
5. Ilsadiati, Mislinawati, dan Tursinawati (2017)
Literasi sains menurut Ilsadiati, Mislinawati, dan Tursinawati adalah Pengembangan
literasi sains berperan untuk memperbaiki pengambilan keputusan, di tingkat
lingkungan sosial maupun pribadi. Oleh sebab itu, penguasaan literasi sains oleh
masyarakat menjadi penting untuk bertahan hidup di dunia yang semakin modern
dan dinamis.

Literasi sains, secara umum memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia agar mampu berkembang di zaman sekarang. Tujuan tersebut, di
uraikan sebagai berikut:

a) Mengenali dan menghubungkan konsep sains yang mencakup mahkluk hidup


dan kehidupan
b) Menggambarkan konsep sains berdasarkan pengetahuan tentang sains
c) Mengembangkan dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari
d) Mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan mengenai proses
penemuan dalam sains

Maanfaat mempelajari literasi sains adalah membantu seseorang dalam memahami


lingkungan hidup, dan mampu memecahkan masalah yang akan di hadapi masyarakat
modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan.
Jika dalam ruang lingkup pendidikan, konsep literasi sains ini dapat diterapkan
dengan cara:

a) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, menemukan, dan


menentukan keputusan sesuai dengan pengalaman hidupnya agar mampu
dimaknai
b) Melibatkan siswa dalam kegiatan bertanya dalam proses inkuiri, seperti di
antaranya mengidentifikasi masalah; mengajukan hipotesisc; menyusun prosedur
eksperimen untuk membuktikan prediksid; melakukan eksperimen, observasi, dan
simulasi
c) Tujuan akhir dari literasi sain adalah membentuk individu yang mampu
menggunakan konsep sains, keterampilan, proses, dan nilai dalam membuat
keputusan, terutama yang berhubungan dengan lingkungannya dan sesama
mahkluk hidup.

B. Karakteristik Literasi Digital Untuk Pembelajaran IPA SD


1. Multimedia interaktif
2. Akses ke sumber daya digital
3. Keterampilan pencarian informasi
4. Keterampilan berfikir kritis
5. Kolaborasi dan komunikasi
6. Keterampilan teknologi

C. Pembentukan Kompetensi Literasi Digital Sains Siswa pada Pembelajaran IPA


SD

Peran dari pembentukan kompetensi literasi digital sains dalam mata pelajaran IPA
sangat penting, sebab bertujuan membantu guru dan peserta didik untuk mencapai kinerja
standar dalam memperoleh pengetahuan teknis dan keterampilan IPA yang diperlukan
untuk peningkatan kapasitas pendidikan dasar melalui penggunaan media digital secara
efektif dan efisien. Kompetensi literasi digital sains oleh guru dan siswa dalam
menggunakan media digital untuk menyelesaikan masalah ilmiah dalam kehidupan sehari-
hari serta memahami dimensi sains yang berdampak pada masyarakat modern.
Pengadaptasian melalui pembelajaran digital book akan menumbuhkan sikap positif dan
karakter siswa tentang penggunaan media digital yang inovatif. Dengan begitu, Peserta
didik dapat meningkatkan pemahaman dan pemaknaan terhadap sains melalui kegiatan
bertanya dalam proses inkuiri. Proses tersebut meliputi:

1) Mengidentifikasi masalah,
2) Mengajukan hipotesis,
3) Mendesain prosedur eksperimen untuk membuktikan prediksi,
4) Melakukan eksperimen, observasi, dan simulasi,
5) Mengumpulkan dan mengolah data, serta menganalisisnya secara akurat dan
presisi,
6) Mengaplikasikan metode numerik dan statistik untuk menarik kesimpulan,
7) Menjelaskan berbagai hasil eksperimen yang tidak terprediksi, dan
8) Menggunakan perangkat teknologi untuk memublikasikan dan mempertahankan
hasil penelitian kepada khalayak sebagai bentuk profesionalisme dan keahliannya
sebagai saintis (Mawarni & Muhtadi, 2017).

Literasi Sains ditandai dengan indikator kompetensi sebagai berikut:

1) Mengetahui pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang makhluk


hidup dan kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, bumi dan
antariksa, serta sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
2) Memahami sains sebagai bagian penting dalam kehidupan sekitarnya dan
memiliki keterhubungan dengan dimensi pengetahuan lain seperti lingkungan,
sosial/masyarakat, ekonomi, dan teknologi dan
3) Memaknai sains dengan cara mengapresiasi peran sains dalam kehidupan,
menunjukkan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan terkait
penggunaan produk-produk sains (Asyhari, 2015).

D. Sintaks Pembelajaran Literasi Sains Berbasis Masalah

Terdapat beberapa alternatif model pembelajaran yang cukup efektif dalam


membangun literasi sains untuk siswa sekolah dasar pada konteks pendidikan abad 21.
Model pembelajaran tersebut salah satunya adalah pembelajaran berbasis masalah (PBM).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pembelajaran yang berorientasi pada
siswa aktif. Pada pembelajaran berbasis masalah, masalah dijadikan sebagai stimulus dan
fokus bagi aktivitas belajar siswa. Permasalahan yang dimunculkan dalam pembelajaran
biasanya berupa kasus, uraian permasalahan, tantangan hidup nyata yang berkaitan dengan
disiplin ilmu yang dipelajari.

Penjelasan tersebut sesuai dengan penjelasan Tan (2003: 9) terkait dengan


karakteristik model pembelajaran berbasis masalah berikut :

1) Masalah merupakan titik awal pembelajaran.


2) Permasalahan memerlukan berbagai perspektif.
3) Masalah tersebut menantang pengetahuan, sikap, dan kompetensi siswa
4) Pembelajaran mandiri adalah yang utama.
5) Memanfaatkan berbagai sumber pengetahuan
6) Pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
7) Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah
8) Tutor PBL kemudian memfasilitasi dan melatih melalui pertanyaan dan
pembinaan kognitif.
9) Penutupan dalam proses PBL meliputi sintesis dan integrasi pembelajaran.
10) PBL juga diakhiri dengan evaluasi dan review pengalaman peserta didik dan
proses pembelajaran.

Tan (2009:9) menyebutkan proses pembelajaran berbasis masalah diantaranya:

Proses pembelajaran berbasis masalah (PBL) pada hakikatnya terdiri dari tahapan
sebagai berikut:

1) Menemui masalah
2) Analisis masalah dan pembangkitan isu pembelajaran
3) Penemuan dan pelaporan
4) Presentasi dan refleksi solusi
5) Ikhtisar, integrasi, dan evaluasi, dengan pembelajaran mandiri yang
menjembatani satu tahap dan tahap berikutnya.

E. Contoh Literasi Sains Digital Untuk Pembelajaran IPA SD

Beberapa contoh penerapan literasi sains dalam kehidupan sehari-hari:

a. Memahami label pada produk makanan: Literasi sains membantu individu


memahami informasi pada label produk makanan, termasuk nilai gizi, kandungan
bahan kimia, dan pengawet yang digunakan.
b. Mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang medis: Literasi sains membantu
individu memahami berbagai penelitian medis terbaru, seperti vaksinasi dan
pengobatan, serta mempertimbangkan manfaat dan risiko dari berbagai jenis
perawatan.
c. Membuat keputusan yang tepat dalam memilih produk elektronik: Literasi sains
membantu individu memahami karakteristik teknis dari produk elektronik, seperti
smartphone, laptop, dan TV, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam
memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
d. Mengembangkan rencana perawatan tanaman: Literasi sains membantu individu
memahami prinsip-prinsip dasar dalam perawatan tanaman, seperti jenis tanah,
pemupukan, dan irigasi, sehingga dapat mengembangkan rencana
perawatan yang optimal
e. Mempelajari geologi dan meteorologi: Literasi sains membantu individu
memahami fenomena alam seperti gunung berapi, gempa bumi, dan cuaca,
sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana alam yang
mungkin terjadi.

Beberapa contoh cara untuk meningkatkan literasi sains di tingkat SD:

a. Observasi alam: Guru dapat mengajarkan siswa untuk melakukan pengamatan


terhadap alam sekitar mereka, seperti pengamatan terhadap tanaman, binatang,
dan fenomena alam. Hal ini akan membantu siswa memahami konsep-konsep
sains dengan cara yang prakti, hanya dengan menggunakan teknologi digital
mereka tidak harus mengunji langsung atau terjun langsung kelapangan
b. Menggunakan eksperimen sederhana: Guru dapat menggunakan eksperimen
sederhana untuk mengajarkan konsep-konsep sains seperti gravitasi, magnetisme,
dan sifat-sifat benda. Eksperimen ini dapat dilakukan dengan menggunakan
bahanbahan yang mudah didapat di sekitar kita.
c. Berdiskusi dalam kelompok: Siswa dapat berdiskusi dalam kelompok tentang
konsep-konsep sains yang sedang dipelajari. Diskusi ini akan membantu siswa
untuk memahami konsep-konsep sains secara lebih baik dan memperdalam
pemahaman mereka.
d. Membaca buku cerita sains: Guru dapat menggunakan buku cerita sains untuk
mengajarkan konsep-konsep sains secara lebih mudah dan menarik bagi siswa.
e. Membuat karya seni berbasis sains: Guru dapat mengajarkan siswa untuk
membuat karya seni seperti gambar atau poster berdasarkan konsep-konsep sains
yang sedang dipelajari. Hal ini akan membantu siswa untuk mengingat konsep-
konsep sains dengan cara yang kreatif dan menarik.
f. Mengunjungi tempat wisata edukatif: Siswa dapat mengunjungi tempat wisata
edukatif seperti kebun binatang atau taman ilmiah untuk mempelajari
konsepkonsep sains dengan cara yang interaktif dan praktis, atau juga bias melalui
teknologi digital yaitu dengan melihat di youtube

Anda mungkin juga menyukai