Literasi sains juga dapat diartikan melalui sudut pandang bahasa. Literasi sains
berasal dari dua kata yaitu literasi dan sains. Literasi diartikan sebagai pengetahuan atau
keterampilan dalam bidang tertentu atau kemampuan individu dalam mengelola informasi
dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
1. C.E.de Boer
Menurut C.E.de Boer, ia mengemukakan bahwa orang pertama yang menggunakan
istilah “Scientific Literacy” adalah Paul de Hart Hurt dari Stamford University. Paul
de Hart Hurt menyatakan bahwa literasi sains artinya memahami sains dan
aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat.
2. National Science Education Standards (NSES)
Literasi sains adalah pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan proses ilmiah
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pribadi, partisipasi dalam urusan sipil
dan budaya, dan produktivitas ekonomi.
3. PISA
Literasi sains merupakan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, untuk
mengidentifikasi pertanyaan dan untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti untuk
memahami dan membantu membuat keputusan tentang dunia alami dan perubahan
yang dilakukan melalui aktivitas manusia.
4. Wulandari dan Sholihin (2016)
Wulandari dan Sholihin menyatakan bahwa literasi sains merupakan kemampuan
ilmiah individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya pada proses
identifikasi masalah, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah,
dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang berhubungan dengan isu ilmiah.
5. Ilsadiati, Mislinawati, dan Tursinawati (2017)
Literasi sains menurut Ilsadiati, Mislinawati, dan Tursinawati adalah Pengembangan
literasi sains berperan untuk memperbaiki pengambilan keputusan, di tingkat
lingkungan sosial maupun pribadi. Oleh sebab itu, penguasaan literasi sains oleh
masyarakat menjadi penting untuk bertahan hidup di dunia yang semakin modern
dan dinamis.
Literasi sains, secara umum memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia agar mampu berkembang di zaman sekarang. Tujuan tersebut, di
uraikan sebagai berikut:
Peran dari pembentukan kompetensi literasi digital sains dalam mata pelajaran IPA
sangat penting, sebab bertujuan membantu guru dan peserta didik untuk mencapai kinerja
standar dalam memperoleh pengetahuan teknis dan keterampilan IPA yang diperlukan
untuk peningkatan kapasitas pendidikan dasar melalui penggunaan media digital secara
efektif dan efisien. Kompetensi literasi digital sains oleh guru dan siswa dalam
menggunakan media digital untuk menyelesaikan masalah ilmiah dalam kehidupan sehari-
hari serta memahami dimensi sains yang berdampak pada masyarakat modern.
Pengadaptasian melalui pembelajaran digital book akan menumbuhkan sikap positif dan
karakter siswa tentang penggunaan media digital yang inovatif. Dengan begitu, Peserta
didik dapat meningkatkan pemahaman dan pemaknaan terhadap sains melalui kegiatan
bertanya dalam proses inkuiri. Proses tersebut meliputi:
1) Mengidentifikasi masalah,
2) Mengajukan hipotesis,
3) Mendesain prosedur eksperimen untuk membuktikan prediksi,
4) Melakukan eksperimen, observasi, dan simulasi,
5) Mengumpulkan dan mengolah data, serta menganalisisnya secara akurat dan
presisi,
6) Mengaplikasikan metode numerik dan statistik untuk menarik kesimpulan,
7) Menjelaskan berbagai hasil eksperimen yang tidak terprediksi, dan
8) Menggunakan perangkat teknologi untuk memublikasikan dan mempertahankan
hasil penelitian kepada khalayak sebagai bentuk profesionalisme dan keahliannya
sebagai saintis (Mawarni & Muhtadi, 2017).
Proses pembelajaran berbasis masalah (PBL) pada hakikatnya terdiri dari tahapan
sebagai berikut:
1) Menemui masalah
2) Analisis masalah dan pembangkitan isu pembelajaran
3) Penemuan dan pelaporan
4) Presentasi dan refleksi solusi
5) Ikhtisar, integrasi, dan evaluasi, dengan pembelajaran mandiri yang
menjembatani satu tahap dan tahap berikutnya.