PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, dunia semakin bergantung pada teknologi dan sains. Selain itu,
semakin banyak pula permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan teknologi dan
sains. Oleh karena itu, literasi sains sangat dibutuhkan untuk memahami
permasalahan-permasalahan teknologi dan sains yang dihadapi masyarakat.
Literasi saintifik adalah pemahaman konsep dan proses sains serta bisa
menggunakan pemahaman tersebut dalam keseharian. Dalam penilaian literasi
saintifik berdasarkan kerangka kerja PISA 2015, terdapat empat domain yang saling
terkait, yaitu:
a. Domain konteks, meliputi konteks personal, lokal/nasional dan global. b. Domain
kompetensi, meliputi aspek kemampuan untuk menjelaskan fenomena sains,
merancang dan mengevaluasi penyelidikan sains, serta menafsirkan data dan bukti
sains.
c. Domain pengetahuan, meliputi aspek pengetahuan konten, pengetahuan prosedural,
dan pengetahuan epistemik.
d. Domain sikap seseorang terhadap sains, ditandai dengan minat dalam sains dan
teknologi, mengapresiasi pendekatan sains untuk penyelidikan, serta tanggapan dan
kesadaran terhadap masalah lingkungan.
Seiring perkembangan zaman, literasi saintifik dipilih sebagai tujuan utama
pendidikan sains. Literasi saintifik dianggap bisa digunakan untuk mempersiapkan
generasi saat ini. Sebagai tujuan utama dalam pendidikan sains, literasi saintifik
dalam keseharian masyarakat menjadi gambaran keberhasilan pendidikan sains yang
dilakukan oleh setiap negara.
Kemampuan literasi sains adalah suatu kemampuan yang memungkinkan
seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan konsep dan proses
sains yang dimilikinya. Berbagai macam permasalahan yang terjadi di era globalisasi
ini menuntut siswa untuk tidak hanya cakap dalam aspek kognitif tapi juga mampu
memberi keputusan untuk memecahkan permasalahan, sehingga dapat dikatakan
bahwa kemampuan literasi sains adalah kemampuan yang penting dan harus dimiliki
siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen untuk mengukur kemampuan literasi
1
sains. Hal inilah yang mendasari kami untuk menganalisis instrumen tes kemampuan
literasi sains fisika siswa SMA pada materi cahaya, optik, dan energi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut,
1. Apa definisi dari literasi sains?
2. Bagaimana urgensi literasi sains?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi sains siswa ?
4. Apa saja karakteristik pebelajar yang memiliki literasi sains?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut,
1. Untuk mengetahui definisi dari literasi sains
2. Untuk mengetahui urgensi dari literasi sains
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi sains
siswa
4. Untuk mengetahui karakteristik pebelajar yang memiliki literasi sains
2
BAB. II
PEMBAHASAN
Literasi Sains (science literacy, LS) berasal dari gabungan dua kata Latin, yaitu literatus,
artinya ditandai dengan huruf, melek huruf atau berpendidikan dan scientia yang artinya
memiliki pengetahuan.1 Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek
huruf/gerakan pemberantasan buta huruf.2
Sedangkan istilah sains berasal dari bahasa Inggris Science yang berarti ilmu
pengetahuan. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Holbrook & Rannikmae menggambarkan bahwa ada dua kelompok utama orang yang
memiliki pandangan tentang scientific literacy, yaitu kelompok “science literacy” dan
kelompok “scientific literacy”. Kelompok pertama “science literacy” memandang bahwa
komponen utama literasi sains adalah pemahaman konten sains yaitu konsep-konsep dasar
sains. Pemahaman kelompok pertama inilah yang banyak dipahami oleh guru-guru sains saat
ini baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kelompok kedua, scientific literacy, memandang
literasi sains searah dengan pengembangan life skills, yaitu pandangan yang mengakui
perlunya keterampilan bernalar dalam konteks sosial dan menekankan bahwa literasi sains
diperuntukan bagi semua orang, bukan hanya kepada orang yang memilih karir dalam bidang
sains atau spesialis dalam bidang sains.
1
Toharudin, U. Dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: UPI, 2011, hal. 1
2
Echols, J.M. & Shadily, H, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia, 1996, hal. 54 dan 361
3
Aspek konteks mengarahkan peserta didik untuk dapat mengenali situasi dalam
kehidupan yang melibatkan sains dan teknologi. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat
memahami bahwa ilmu pengetahuan memiliki nilai tertentu bagi individu dan masyarakat
dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup dan dalam pengembangan
kebijakan publik.
Aspek pengetahuan mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami alam atas dasar
pengetahuan ilmiah yang mencakup pengetahuan alam dan pengetahuan tentang ilmu
pengetahuan itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menggambarkan sejauh mana peserta didik
dapat menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan dengan kehidupan
mereka.
Aspek kompetensi dalam literasi sains PISA memberikan prioritas terhadap beberapa
kompetensi, yaitu: (1) mengidentifikasi isu ilmiah, yaitu mengenai isu yang mungkin
diselidiki secara ilmiah, mengidentifikasi kata-kata kunci untuk informasi ilmiah, mengenal
ciri khas penyelidikan ilmiah; (2) menjelaskan fenomena ilmiah, yaitu mengaplikasikan
pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan, mendeskripsikan atau menafsirkan
fenomena dan memprediksi perubahan, mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi, dan prediksi
yang sesuai.; dan (3) menggunakan bukti ilmiah, yaitu menafsirkan bukti ilmiah dan menarik
kesimpulan, memberikan alasan untuk mendukung atau menolak kesimpulan dan
mengidentifikasikan asumsi-asumsi yang dibuat dalam mencapai kesimpulan,
mengomunikasikan kesimpulan terkait bukti dan penalaran dibalik kesimpulan dan membuat
refleksi berdasarkan implikasi sosial dari kesimpulan ilmiah.
Aspek sikap sains menunjukkan minat dalam ilmu pengetahuan, dukungan untuk
penyelidikan ilmiah, dan motivasi untuk bertindak secara bertanggung jawab terhadap,
misalnya, sumber daya alam dan lingkungan. Perhatian PISA untuk sikap terhadap ilmu
pengetahuan didasarkan pada keyakinan bahwa literasi sains seseorang mencakup sikap
tertentu, kepercayaan, orientasi motivasi, rasa self efficacy, nilai-nilai, dan tindakan utama.
Merujuk pada PISA 2006, sikap sains dalam literasi sains terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1)
mendukung inkuiri sains, (2) ketertarikan terhadap sains, dan (3) tanggung jawab terhadap
sumber daya lingkungan.
Menurut Poedjiadi (2005), seseorang yang memiliki kemampuan Literasi sains dan
teknoogi adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep-konsep sains yang diperoleh dalam pendidikan. Pengembangan literasi
4
sains sangat penting karena ia dapat memberi konstribusi bagi kehidupan sosial dan ekonomi
serta untuk memperbaiki pengambilan keputusan di tingkat masyarakat dan personal
(Laugksch, 2000). Sedangkan Miller (1983) mendefinisikan Literasi sains sebagai
kemampuan membaca dan menulis tentang sains dan teknologi.
Literasi sains menurut National Science Education Standards (1995) adalah: Scientific
literacy is knowledge and understanding of scientific concepts and processes required for
personal decision making, participation in civic and cultural affairs, and economic
productivity. It also includes specific types of abilities. Literasi sains yaitu suatu ilmu
pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan
seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang dimilikinya, serta turut
terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalamnya
kemampuan spesifik yang dimilikinya. Literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman atas
sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat (Widyatiningtyas, 2008). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa literasi sains merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengatasi suatu permasalahan dengan menggunakan konsep-konsep sains.
Terwujudnya masyarakat melek sains (scientific literate) adalah salah satu tujuan utama
pendidikan sains selain itu peningkatan literasi sains siswa di sekolah juga telah menjadi
tujuan kurikulum dan para pengajar sains lebih dari satu abad ini.
Berbagai upaya reformasi pendidikan sains telah banyak dilakukan di berbagai negara.
Sebagai contoh, reformasi yang dilakukan di negara Amerika menekankan pada
pengembangan pemahaman yang akurat tentang sains dan literasi sains. Dalam dokumen
standar Amerika “Benchmarks for Scientific Literacy”, selain menyebutkan pemahaman
tentang konsep-konsep fundamental sains juga memotret hakikat sains (NOS) dan inkuiri
ilmiah (scientific inquiry) sebagai komponen kunci dalam literasi sains.
Pentingnya literasi sains juga sudah menjadi perhatian pemerintah dan para praktisi
pendidikan sains di Indonesia. National Science Education Standards (NSES) dalam NRC
(1996) menyatakan bahwa seseorang yang melek sains akan memiliki pemahaman terhadap
enam unsur utama dari literasi sains, yaitu:
5
(2) konten sains,
Secara lebih jelas, OECD (2013) mendeskripsikan karakteristik seseorang yang melek
sains, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains,
untuk mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti dalam rangka
untuk memahami dan membantu membuat keputusan tentang lingkungan alam dan
perubahan yang diakibatkan dari kegiatan manusia. Dengan melek sains, maka seseorang
memiliki kemampuan untuk terlibat dengan isu-isu terkait sains, dan dengan gagasangagasan
sains sebagai cerminan masyarakat. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka literasi sains
tidak hanya dibutuhkan oleh orang yang ingin menjadi ilmuwan di masa depannya, tetapi
juga merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai oleh semua warga negara. Hal ini
didukung oleh pernyataan Roberts (2007) sebagaimana dikutip oleh Millar (2008) bahwa
terjadi pergeseran penekanan dari pengajaran yang didesain untuk mengajar berbagai
pemahaman tentang sains yang hanya dibutuhkan oleh ilmuan masa depan, kepada
pengajaran yang mencoba untuk membangun berbagai pemahaman tentang sains yang
dibutuhkan oleh semua warga negara.
Pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat di bidang teknologi
juga merupakan urgensi literasi sains. Literasi sains akan dapat menyelesaikan masalah
dengan menggunakan konsep-konsep sains, mengenal teknologi yang ada beserta dampaknya
di sekitar, mampu menggunakan produk teknologi dan memeliharanya, kreatif membuat
produk teknologi sederhana, dan mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai.Dengan
literasi sains ini, perkembangan teknologi akan terus berkembang dan terus mengalami
peningkatan, karena antara sains dan teknologi saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Literasi sains akan memperoleh Penemuan dalam sains yang memungkinkan pengembangan
teknologi, dan teknologi menyediakan instrument yang baru lagi yang memungkinkan
mengadakan observasi dan eksperimentasi dalam sains.
6
Masih rendahnya tingkat literasi sains siswa menjadi salah satu permasalahan pendidikan
di Indonesia. Meskipun pentingnya literasi sains sudah diakui oleh semua pendidik, tidak
berarti bahwa literasi sains siswa terlatihkan dengan baik. Hal ini didukung oleh data
pencapaian literasi sains siswa Indonesia dalam asesmen literasi sains PISA. Selama tiga kali
mengikuti assesmen literasi sains PISA tahun 2006, 2009, dan 2012, rata-rata pencapaian
skor literasi sains siswa masih dalam rentang skor 382 – 395. Hal ini berarti bahwa
kemampuan literasi sains siswa Indonesia masih rendah dibandingkan rata-rata kemampuan
literasi sains siswa dari negara-negara peserta yang lainnya.
Sejak sains menjadi domain asesmen utama pada tahun 2006, PISA menggunakan enam
level kecakapan dalam skala penilaian sains. Level-level ini juga digunakan pada PISA 2009,
2012, dan 2015. Tingkat kemampuan pada tiap-tiap level berhubungan dengan jenis-jenis
kompetensi yang harus dicapai siswa pada level tertentu. Level yang menjadi baseline dari
literasi sains adalah level 2. Hasil analisis PISA 2012 berdasarkan level kemampuan ini,
sebanyak 24,7% siswa Indonesia berada di bawah level 1, 41,9% berada pada level 1, 26,3%
berada pada level 2, 6,5% berada pada level 3, dan 0,6% berada pada level 4.
Tidak ada siswa Indonesia yang mampu mencapai level 5 dan level 6. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, didapatkan informasi bahwa sebagian besar siswa Indonesia masih memiliki
pengetahuan ilmiah yang terbatas yang hanya dapat diterapkan pada beberapa situasi saja.
Mereka baru mampu memberikan penjelasan ilmiah yang sudah jelas dan mengikuti bukti-
bukti yang eksplisit. Dapat dilihat bahwa hanya sedikit siswa yang mampu menjelaskan
secara langsung dan membuat interpretasi harfiah dari hasil inkuiri ilmiah atau pemecahan
masalah terkait teknologi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi sains siswa. Faktor-
faktor tersebut antara lain adalah, pertama, rendahnya kemampuan literasi sains siswa dapat
disebabkan kebiasaan pembelajaran IPA yang masih bersifat konvensional serta mengabaikan
pentingnya kemampuan membaca dan menulis sains sebagai kompetensi yang harus dimiliki
siswa. Kedua, kemampuan siswa dalam menginterpretasikan grafik/tabel yang disajikan
dalam soal. Siswa terbiasa hanya mengisi tabel yang telah disediakan oleh guru, sehingga
kemampuan siswa dalam menginterpretasikan grafik/tabel juga terbatas. Ketiga, siswa tidak
terbiasa mengerjakan soal tes literasi sains. Faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran di sekolah sangat berpengaruh terhadap pencapaian literasi sains siswa. Selain
7
itu, guru mempunyai peran penting dalam mengembangkan literasi sains siswa dalam proses
pembelajaran.3
Jadi melek sains dapat diartikan adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan
masalah dengan menggunakan konsep-konsep sains serta dampaknya dalam kehidupan sehari
hari, kreatif dan mampu mengambil keputusan dalam kehidupannya. Banyak contoh dalam
kehidupan sehari-hari yang menunjukkan orang itu tidak melek sains seperti, memasang
spanduk pada tiang listrik apalagi dalam keadaan basah, orang tidak menyadari bahwa yang
namanya listrik itu selalu menuju ke tanah dan mencari perantara yang bersifat konduktor.
Manusia dan tiang listrik adalah konduktor yang baik, apalagi dalam keadaan basah karena
air merupakan penghantar listrik yang baik juga, sehingga orang yang menyentuhnya mudah
terkena sengatan listrik dan bisa berakibat fatal.
Strategi yang digunakan untuk membantu individu untuk memahami sains menurut
Settlage, J., and Southerland, S.A, adalah membantu masyarakat menggunakan cara berpikir
sains dalam memahami kehidupannya. Cara berpikir sains dapat meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik. Penyampaian hakikat sains oleh guru biasanya
membingungkan peserta didik, sehingga dalam benak peserta didik terkesan bahwa bahwa
sains tidak berbeda dengan mistik dan biasanya dipelajari secara hafalan. Untungnya ada
dimensi-dimensi dalam pembelajaran sains untuk memperjelas hakikat tersebut. Dimensi
dimensi atau sudut pandang ini dapat digunakan untuk melaksanakan, dan menganalisis
3
Morris, Fries, Mehr, Philips, Mor, Lipsitz, Development of a MDS Cognitive Performance Scale, Journal of
Gerontology;49(4), 2003, hal :174
4
OECD, Measuring Student Knowledge and Skills: A New Framework for Assessment, Paris: OECD, 1999, hal :
60
8
pembelajaran sains. Berdasarkan kedalaman cara mempelajarinya sains memiliki 4 dimensi,
yaitu: (1) sains sebagai cara berpikir; (2) sains sebagai cara untuk menyelidiki; (3) sains
sebagai pengetahuan; (4) sains dan interaksinya dengan teknologi dan masyarakat.
Menurut Shen (1975) dalam Bybee (1986), ada 3 bentuk melek Sains yang berbeda
namun berkaitan Yaitu : Praktis, yang bersifat kewarganegaraan, dan yang bersifat kultural.
a. Melek Sains Praktis ditandai dengan dimilikinya pengetahuan ilmiah dan pengetahuan
teknis yang juga dapat digunakan untuk membantu memecahkan kebutuhan manusia
yang paling dasar dalam bidang kesehatan dan kelangsungan hidup.
b. Melek Sains yang bersifat kewarganegaraan ditandai dengan adanya kesadaran bahwa
Sains dan teknologi itu berkaitan dengan masalah-masalah sosial, yang
memungkinkan waga negara dan wakil-wakilnya menerapkan isu-isu sosial.
c. Melek Sains yang bersifat kultural ditandai dengan pemahaman bahwa Sains dan
teknologi merupakan hasil kerja manusia yang utama. Melek Sains secara kultural
tidak hanya memecahkan masalah praktis atau memecahkan isu-isu kewarganegaraan
tetapi menjembatani kesenjangan antara kedua kebudayaan ini.
Melek Sains Konseptual dan prosedural menggambarkan dimensi melek Sains yang lain.
Melek Sains disini tidak hanya meliputi perbendaharaan kata , informasi, dan fakta-fakta
mengenai Sains dan teknologi, siswa juga harus dapat mengaitkan informasi dan
pengalamannya ke ide konseptual yang menyatukan disiplin dan bidang-bidang Sains. Selain
itu melek sains juga meliputi kemampuan dan pemahaman relatif mengenai prosedur dan
proses yang meyebabkan Sains menjadi cara untuk mencari pengetahuan. Merek Sains
multidimensional meluas melebihi sekedar prosedural tetapi juga meliputi pemahaman Sains
Lainnya.
9
Perbedaan sudut pandang ini dapat mengarahkan kepada guru seperti apa cara
pembelajaran sains yang dipilih. Sains sebagai cara berpikir meliputi keyakinan,rasa ingin
tahu, imaginasi, penalaran, hubungan sebab-akibat, pengujian diri dan skeptis, keobjektifan
dan berhati terbuka . Sains sebagai cara untuk menyelidiki dapat berupa metode ilmiah, yang
titik beratnya adalah berhipotesis, pengamatan, melakukan eksperimen, dan menggunakan
matematika. Sains sebagai pengetahuan ( body of knowledge) meliputi fakta, konsep-
konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip, teori -teori dan model – model. Sains dalam
interaksinya dengan teknologi dan masyarakat telah banyak dipelajari dalam berbagai bentuk
pembelajaran, serta pembelajaran sains kontektual.
Pembelajaran sains di sekolah masih lebih banyak terfokus pada dimensi pembelajaran
sains sebagai pengetahuan, sedangkan dimensi pembelajaran sains lainnya masih kurang
disentuh. Untuk memperbaiki hal tersebut Light and Chox, meyatakan bahwa ada 5 hal yang
merupakan learning gaps yang perlu diubah khususnya di Perguruan Tinggi dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dari:
(5) secara nyata melakukan menjadi dalam proses berubah dan selalu berubah.
Oleh sebab itu pembelajaran IPA yang berbasis literasi sains adalah pembelajaran yang
bukan sekedar memindahkan konsep yang dimiliki oleh guru berupa menghafal rumus,
latihan soal tanpa makna dan sebagainya yang berlaku selama ini, tetapi pembelaran sains
harus tanggap dalam berbagai hal.5 Pembelajaran sains masa kini dan masa datang ditujukan
untuk membentuk individu-individu yang melek sains, yang paham sains, teknologi dan
masyarakat, saling mempengaruhi dan saling bergantung, dan mampu mempergunakan
pengetahuannya dalam membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-
hari. Sikap ilmiah yang terbentuk dalam diri individu meliputi menghargai pembuktian,
sabar, kritis, kreatif, berdaya cipta, tidak berprasangka, mawas diri, jujur, bertanggung jawab,
5
Hasruddin, Peran Multi Media dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Tabularasa Unimed. Vol. 6. No. 2. Medan:
Universitas Negeri Medan, 2009, hal : 37
10
peka terhadap lingkungan, dapat bekerja sama, rasa mencintai serta menghargai kebesaran
dan keagungan Allah SWT dan dapat memecahkan masalah secara sistematis dan rasional.
Ilmu pengetahuan merupakan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang
dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi,
termasuk di dalamnya kemampuan spesifik yang dimilikinya. Melek MIPA dapat diartikan
sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya bagi kebutuhan masyarakat. Sehingga dalam
pengertian tersebut kita dapat mengetahui bagaimana ciri ciri orang yang melek sains yaitu :
1. Memiliki pengetahuan mengenai konsep, prinsip, hukum dan teori utama dalam IPA
dan mampu menggunakannya secara tepat atau menggunakan proses IPA untuk
memecahkan keputusan, membuat keputusan dan hal-hal lain, dengan cara-cara yang
tepat.
2. Memiliki pengetahuan mengenai konsep, prinsip, hukum dan teori utama dalam IPA
dan mampu menggunakannya secara tepat atau menggunakan proses IPA untuk
memecahkan keputusan, membuat keputusan dan hal-hal lain, dengan cara-cara yang
tepat.
3. Memiliki sikap dan nilai yang selaras degan konsep, prinsip, hukum, dan nilai IPA
dan nilai masyarakat luas.
4. Mengembangkan minat terhadap kita yang akan membawanya ke kehidupan yang
lebih kaya dan lebih memuaskan, yaitu kehidupan yang memanfaatkan IPA dan
konsep belajar seumur hidup.
Sedangkan menurut Holdzkom memberikan cirri-ciri orang yang melek Sains sebagai
berikut:
1. Memilki pengetahuan mengenai konsep, prinsip, hukum dan teori utama dalam Sains
dan mampu mengunakannya secara tepat.
2. Mengunakan proses sains untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan hal-
hal lain, dengan cara yang tepat.
3. Memahami sifat dasar Sains (the nature of Scvience) dan metode ilmiah
4. Memahami keterkaitan antara sains dan teknologi dan interaksinya dengan
masyarakat.
11
5. Telah memiliki ketrampilan yang berhubungan dengan sains memungkinkannya
berfungsi secara efektif dalam karier, kegiatan dalam waktu luang, dan dalam peran
lain.
6. Memilki sikap dan nilai yang selaras dengan konsep, prinsip, hukum dan nilai sains
dan nilai masyarakat luas.
7. Mengembangkan minat terhadap sains yang akan membawanya kehidupan yang
lebih kaya dan lebih memuaskan, yaitu kehidupan yang memanfaatkan sains dan
konsep belajar seumur hidup.
E. Cahaya
a. Definisi Cahaya
6
Muslim,Dkk,konsep dasar fisika.jakarta :UPI Press,2006. Hlm ;112
12
Pada saat kita berada di suatu ruangan, cahaya dari lampu akan menerangi ruangan
tersebut dan merambat lurus dari sumbernya. Ketika ada sebuah penghalang yang
menghalangi cahaya yang datang, maka akan terbentuk daerah gelap di tempat dimana
cahaya terhalang. Daerah itu dinamakan daerah bayangan.Apabilla sumber cahaya cukup
besar, terkadang terbentuk dua bagian bayangan (Gambar8.3).daerah dimana sumber cahaya
terhalang seluruhnya dinamakan umbra dan daerah dimana cahaya terhalang sebagian
dinamakan penumbra. Benda-benda gelap yang menghalangi cahaya dinamakan opaque atau
benda tidak tembuscahaya.
Tidak semua benda dapat menghalangi cahaya.Benda-benda bening bahkan dapat ditembus
cahaya.Misalnya, kaca jendela rumah kita.Pantulan sinar matahari dapat masuk ke ruang
tamu rumah kita sehingga ruang tamu tersebut menjadi terang, walaupun ketika itu lampu
tidak dinyalakan.Benda-benda bening ini biasanya dinamakan benda transparans. Ada benda
13
lain yang dapat meneruskan sebagian cahaya yang datang dan menyebarkan sebagian cahaya
yang lainnya. Benda seperti ini dinamakan benda transluens atau benda tembus
cahaya.Contohnya kain gorden tipis, dan beberapa jenis plastik.
Sifat cahaya lainnya yaitu cahaya dapat dipantulkan. Ketika cahaya mengenai permukaan
yang datar dan licin, cahaya akan dipantulkan secara teratur, atau dinamakan pemantulan
teratur (Gambar 8.4). Misalnya, ketika cahaya mengenai sebuah cermin.Seseorang dapat
melihat bayangannya melalui sebuah cermin karena cahaya dipantulkan oleh cermin tersebut.
Pemantulan oleh sebuah cermin datar memiliki sifat bayangan yang berukuran sama besar
dengan ukuran bendanya. Pemantulan oleh cermin cekung memiliki sifat bayangan yang
ukurannya lebih besar daripada ukuran bendanya, sedangkan pemantulan oleh cermin
cembung memiliki sifat bayangan yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran bendanya.
Pemantulan juga tidak selalu mengenai permukaan yang licin dan datar.Adakalanya cahaya
dipantulkan oleh permukaan yang kasar, atau biasanya dinamakan pemantulan baur (Gambar
8.5). Walaupun pemantulan baur tidak dikehendaki ketika kita berniat untuk melihat
bayangan diri kita, akan tetapi pemantulan baur juga sangat berguna dalam kehidupan. Anda
perhatikan bahwa pada sebuah ruangan, meskipun lampu pada ruangan tersebut tidak
dinyalakan, tetapi ruang tersebut cukup terang pada siang hari.Ini disebabkan cahaya
matahari dipantulkan oleh benda-benda di sekitar ruangan tersebut. Selain dipantulkan,
cahaya dapat pula mengalami pembiasan. Pembiasan cahaya merupakan peristiwa
pembelokan cahaya ketika merambat dari suatu medium ke medium lain yang memiliki
indeks bias yang berbeda. Pembiasan cahaya terjadi karena adanya perubahan kelajuan
gelombang cahaya ketika gelombang cahaya tersebut merambat diantara dua medium
berbeda.
b. Gelombang Cahaya
Disadari atau tidak, cahaya memegang peranan penting dalam proses penerimaan
informasi melalui organ mata, yakni melihat. Setiap benda yang ada di sekeliling kita dapat
14
dilihat oleh mata karena adanya cahaya.Cahaya itu sendiri dihasilkan dari suatu sumber
cahaya. Setidaknya terdapat dua jenis sumber cahaya yang kita kenal: sumber cahaya alami,
seperti matahari dan bintang- buntang; dan sumber cahaya buatan, seperti lampu senter, lilin,
dan sejenisnya.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik transversal dengan panjang gelombang
antara 400 nm hingga 600 nm.Karena merupakan gelombang elektromagnetik, cahaya tidak
memerlukan medium sebagai media perambatannya.Artinya, walaupun tidak ada medium,
gelombang cahaya dapat merambat dari suatu sumber cahaya ke penerima gelombang
cahaya.Misalnya, meskipun kita ketahui bahwa di ruang angkasa itu tidak ada udara (hampa
udara), cahaya atau gelombang cahaya, yakni cahaya matahari dapat sampai hingga ke bumi.
Sifat-sifat dari cahaya diantaranya:
d. Cahaya dapat dibiaskan (bila melalui dua medium dengan indeks bias yangberbeda;
c. Pemantulan Cahaya
Salah satu sifat dari gelombang adalah apabila melewati suatu penghalang, maka
gelombang akan dipantulkan. Demikian pula halnya untuk gelombang cahaya, apabila
melewati suatu permukaan maka akan dipantulkan. Misalnya, ketika cahaya matahari
mengenai permukaan air, permukaan benda-benda di sekitar kita, atau yang paling umum
yaitu pemantulan pada cermin. Berdasarkan jenis pemantulnya, pemantulan cahaya terbagi
menjadi pemantulan teratur dan pemantulan baur.Pemantulan teratur terjadi manakala berkas
cahaya mengenai permukaan atau bidang pantul yang rata (misalnya permukaan cermin
7
Ibid.,hlm;120
15
datar), sehingga arah sinar pantulnya sejajar.Anda dapat melihat kembali Gambar
8.4.Pemantulan baur terjadi manakala berkas cahaya mengenai permukaan atau bidang pantul
yang tidak rata (misalnya permukaan logam kasar atau permukaan tembok), sehingga arah
sinar pantulnya menjadi tersebar ke segala arah.Anda dapat melihat kembali Gambar 8.5.8
a) Hukum PemantulanCahaya
Cahaya yang mengenai suatu permukaan atau bidang pantul akan dipantulkan.
Mekanisme pemantulan yang terjadi dapat diselidiki dengan menggunakan sebuah alat yang
dinamakan cakra optik, dan berdasarkan hasil pengukuran diperoleh hukum pemantulan
cahaya sebagai berikut:
1. Berkas sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berada pada bidang datar
dan berpotongan di satutitik.
2. Sudut sinar datang sama dengan
sudut sinar pantul. dimana:
garis normal merupakan garis yang tegak lurus bidangpantul;
sudut datang merupakan sudut antara sinar datang dan garis normal;dan
sudut pantul merupakan sudut antara sinar pantul dan garisnormal.
Cermin merupakan suatu bidang licin yang dapat memantulkan seluruh cahaya yang jatuh
padanya.Secara garis besar cermin dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu cermin datar, cermin
cekung dan cermin cembung. Karakteristik pemantulan oleh masing-masing cermin ini
berbeda- beda, sehingga pembentukan bayangannya pun akan berbeda-beda pula. Ada dua
8
Pratiwi,P,R,CTL Ilmu pengetahuan Alam., jakarta : Depdiknas,2008., hlm:56
16
jenis bayangan yang dibentuk dari pemantulan, yaitu bayangan nyata dan bayangan
maya.Bayangan nyata merupakan bayangan yang terbentuk dari perpotongan garis cahaya-
cahaya pantul.Bayangan nyata dapat ditangkap oleh layar.Bayangan maya merupakan
bayangan yang terbentuk dari perpotongan perpanjangan garis cahaya-cahaya
pantul.Bayangan maya tidak dapat ditangkap oleh layar, tetapi bayangan dapat dilihat di
cermin yang dibentuk dari perpanjangan cahaya pantul di belakang cermin.
Cermin datar merupakan cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang datar.
Cahaya yang jatuh atau mengenai cermin datar akan dipantulkan kembali dan memenuhi
hukum pemantulan. Bila sebuah benda diletakkan di depat cermin datar, maka adanya
pemantulan cahaya menyebabkan bayangan pada cermin datar, dan bayangan benda terletak
pada perpotongan perpanjangan sinar-sinar pantulnya. Sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar adalah maya, tegak, dan sama besar.
17
d). Pemantulan cahaya pada Cermin Cekung
Tidak semua pemukaan cermin berupa bidang datar.Ada juga cermin yang
permukaannya melengkung, seperti cermin cekung dan cermin cembung.Marilah kita mulai
pembahasan ini dengan membicarakan cermin cekung terlebih dahulu.Apa itu cermin
cekung?
Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat digambarkan oleh tiga sinar istimewa.
Apa saja ketiga sinar istimewa tersebut? Mari kita perhatikan.
1. Sinar1: Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama cermin dipantulkan
melalui titik fokus.
2. Sinar2: Sinar yang datang melalui titik titik fokus dipantulkan sejajar dengan
sumbucermin.
18
sifat bayangan yang dibentuk atau dihasilkan oleh cermin cekung bergantung pada posisi
bendanya.Dengan melukiskan beberapa dari ketiga sinar-sinar istimewa ini, kita dapat
menentukan bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung berikut sifat-sifat bayangannya.
Benda yang terletak di antara titik fokus (F) dan titik pusat optik (A) akan
menghasilkan bayangan maya, tegak, diperbesar. Pada Gambar, sinar yang datang melalui
pusat optik (A) cermin akan dipantulkan dengan sudut pantul yang sama dengan sudut datang
dan sinar yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.
Benda yang terletak di antara titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan (C) akan
menghasilkan bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Pada gambar sinar yang sejajar
sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus dan sinar yang melalui titik
fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama cermin.
Benda yang terletak di belakang titik pusat kelengkungan cermin (C) akan
menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperkecil. Pada Gambar, sinar yang sejajar sumbu
utama akan dipantulkan melalui titik fokus dan sinar yang melalui titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utamacermin.
19
Bagaimana halnya apabila benda berada tepat pada titik fokus cermin? Bila benda
diletakkan tepat pada titik fokus cermin, maka cermin akan memantulkan semua sinar
sejajar sumbu utama, sehingga tidak ada sinar yang berpotongan. Dengan demikian, bila
benda diletakkan tepat pada titik fokus cermin, maka tidak ada bayangan yang dibentuk
(dihasilkan).
20
Pada cermin cembung terdapat beberapa titik penting yang mirip dengan pada cermin
cekung, yakni titik fokus (F), titik pusat kelengkungan (C), dan titik pusat optik (A).Pada
cermin cembung, jarak antara titik pusat optik terhadap titik pusat kelengkungan dinamakan
jari-jari kelengkungan (R) dan nilainya negatif.Panjang jari-jari kelengkungan cermin cekung
adalah 2 kali panjang jarak fokus.
Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung dapat digambarkan dengan bantuan sinar-
sinar istimewa tersebut.
21
Benda yang terletak dihadapan cermin cembung akan menghasilkan bayangan maya,
tegak, diperkecil. Pada sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
keluar dari titik fokus dan sinar yang menuju titik fokus cermin akan dipantulkan sejajar
sumbu utama. Perpotongan perpanjangan sinar yang keluar dari titik fokus dan sinar yang
sejajar sumbu utama hasil pantulan sinar yang datang menuju titik fokus membentuk
bayangan maya.
Dalam menggunakan persamaan pada cermin cekung maupun cermin cembung, ada sejumlah
aturan-aturan tanda berikut.
1. Untuk cermin cekung, f dan R bertanda positif(+)
3. Jarak benda (s) bertanda positif untuk benda nyata (di depan cermin) dan
bertanda negatif untuk benda maya (di belakang cermin)
4. Jarak bayangan (s’) bertanda positif untuk bayangan nyata (di depan cermin) dan
bertanda negatif untuk bayangan maya (dibelakangcermin).9
b) Pembiasan Cahaya
Pada tinjauan sebelumnya dikatakan bahwa salah satu sifat cahaya merambat lurus.Apa
yang terjadi apabila cahaya bergerak melewati zat atau benda lain yang berbeda indeks
biasnya, seperti dari udara ke kaca, atau dari udara ke air? Ternyata kecepatan gelombang
cahaya berubah dan arah rambatnya mengalami pembelokkan.Peristiwa ini dinamakan
pembiasan cahaya.
Pembiasan cahaya merupakan pembelokkan gelombang cahaya yang disebabkan adanya
perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika cahaya merambat melalui dua zat yang indeks
biasnya berbeda. Dengan demikian, pembiasan cahaya ini sangat ditentukan oleh indeks
biasbahannya.
9
Ibid., hlm:113
22
1) Indeks bias medium
Indeks bias suatu zat merupakan perbandingan cepat rambat cahaya pada udara dengan
cepat rambat cahaya pada medium atau zat lain. Semakin besar indeks bias suatu benda,
semakin besar cahaya dibelokkan oleh zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung
pada panjang gelombang cahaya.Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya
beragam dari gelombang merah dengan panjang gelombang merah yang terpanjang sampai
panjang gelombang ungu yang palingpendek.
Nama n Nama n
Udara (0 °C, 76 cmHg) 1,00029 Gliserin 1,48
Hidrogen (0 °C, 76 cmHg) 1,00013 Balsem kanada 1,53
Karbon dioksida (0 °C, 76 1,00045 Karbon disulfida 1,62
cmHg)
Air 1,33 Kaca kuarsa 1,45
Es 1,31 Intan 2,42
Etanol 1,36 Kaca korona 1,53
Benzena 1,50 Kaca flinta 1.58
2) HukumPembiasan
Pada penjelasan sebelumnya dikatakan bahwa ketika cahaya melewati bidang batas dua
bahan yang memiliki perbedaan indeks bias, maka cahaya akan dibiaskan. Misalnya, ketika
ada seberkas sinar laser yang diarahkan pada sebuah permukaan kaca planparalel, maka
berkas sinar laser akan dibelokkan tepat di perbatasan antara udara-kaca. Sinar datang dari
udara dibiaskan dalam kaca mendekati garis normal.Demikian pula ketika sinar keluar dari
kaca menuju udara, sinar dibiaskan kembali.
23
Bila besar sudut datangnya sinar diubah-ubah, maka besar sudut sinar bias pun akan
berubah. “Perbandingan proyeksi sinar datang dan sinar bias ternyata merupakan bilangan
yang tetap”. Orang pertama yang menemukan bahwa terdapat perbandingan yang tetap antara
proyeksi sinar datang dengan proyeksi sinar bias adalah seorang ilmuwan Belanda yang
bernama Willebrord Snell. Oleh karena itu, pernyataan tersebut dinamakan hukum Snell, atau
lebih dikenal dengan hukum Snellius.
menyatakan bahwa:
Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar dan
ketiganya berpotongan di satutitik.
Apabila sinar melalui dua medium yang berbeda, maka hubungan sinar datang,
sinar bias, dan indeks bias medium .
Pada dasarnya pembiasan dapat terjadi pada beberapa benda bening, seperti air, kaca,
lensa, prisma, dan sejenisnya. Akan tetapi yang akan dibicarakan disini adalah pembiasan
pada lensa, baik lensa cembung (konveks) maupun lensa cekung (konkaf). Lensa cembung
merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian tepinya.Ada tiga
jenis lensa cembung, yaitu lensa cembung ganda (bikonveks), lensa cembung-datar
(plankonveks), dan lensa cembung-cekung (konveks-konkaf).Lensa cekung merupakan lensa
yang bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya.Ada tiga jenis lensa cekung,
yaitu lensa cekung ganda (bikonkaf), lensa cekung- datar (plankonkaf), dan lensa cekung-
cembung(konkaf-konveks).
24
4) Pembiasan pada Lensa Cembung
Dari gambar di atas terlihat bahwa panjang fokus lensa cembung bergantung pada
ketebalan lensa itu sendiri.Jika lensanya lebih tebal, maka panjang fokusnya menjadi lebih
pendek. Pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dikenal tiga sinar istimewa, yaitu:
Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus utama(F).
Berkas sinar yang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpadibiaskan.
25
Untuk menentukan bayangan oleh lensa cembung diperlukan sekurang-kurangnya dua
berkas sinar utama.Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung merupakan perpotongan
dari sinar-sinar bias atau perpanjangan dari sinar-sinar bias.Apabila bayangannya merupakan
perpotongan dari sinar-sinar bias maka bayangannya bersifat nyata, sedangkan apabila
bayangannya merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar bias, maka bayangannya
bersifatmaya.
Sifat bayangan yang dibentuk oleh pembiasan lensa cembung mempunyai beberapa
kemungkinan, yaitu:
Benda terletak di ruang I, yaitu antara O dan F, maka bayangan bersifat maya, tegak,
diperbesar.
Benda terletak di ruang II, yaitu antara F dan 2F, maka bayangan bersifat nyata,
terbalik, diperbesar.
Benda terletak di ruang III, yaitu di sebelah kiri 2F, maka bayangan bersifat nyata,
terbalik diperkecil.
Benda terletak di titik fokus utama (F), maka tidak terbentuk bayangan karena sinar-
sinar bias dan perpanjangannya tidak berpotongan (sejajar).
Benda terletak di pusat kelengkungan lensa (di R; dimana R = 2F), maka bayangan
bersifat nyata, terbalik, samabesar.
Perbedaan antara bayangan nyata dan bayangan maya pada lensa dapat dilihat pada Tabel
berikut.
30
Bayangan nyata Bayangan maya
- Tidak dapat dilihat - Dapat dilihatlangsung
langsung - Tidak dapat ditangkap oleh
- Dapat ditangkap oleh layar layar
- Tidak seletak dengan
- Seletak
bendanya
dengan
(misalnya
bendanya
benda di sebelah
(misalnya
kiri,maka
benda di se
bayangannya di sebelah juga di sebelah kiri
kanan lensa.
Lensa cekung dinamakan pula lensa divergen karena lensa cekung menyebarkan berkas
sinar sejajar yang diterimanya. Disini pun kita hanya akan membahas lensa yang kedua
permukaannya cekung (bikonkaf). Lensa cekung seperti ini memiliki dua buah permukaan
lengkung, sehingga lensa cekung memiliki dua jari-jari kelengkungan dan dua titik
fokus.Pada lensa cekung, jari-jari kelengkungan (R) dan titik fokus (F) bertanda negatif (-),
sehingga lensa cekung sering dinamakan lensanegatif.
Pada pembiasan cahaya oleh lensa cekung juga dikenal tiga sinar istimewa, yaitu:
Berkas sinar yang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik
fokuslensa.
Berkas sinar yang melalui titik fokus lensa dibiaskan sejajar sumbuutama.
Berkas sinar yang melalui titik pusat optik lensa tidak dibiaskan.
31
F. Optik
Alat optik terbagi atas dua jenis, yaitu alat optik alami dan alat optik buatan. Yang
termasuk alat optik alami yaitu mata, sedangkan yang termasuk alat optik buatan di antaranya
adalah kacamata, kamera, lup (kaca pembesar), Mikroskop, teropong atau teleskop, periskop
dan sebagainya.
Teropong sendiri dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu teropong pantul dan teropong
bias. Kemudian teropong bias juga ada banyak macamnya seperti teropong bintang, teropong
bumi, teropong panggung, dan teropong prisma.
a. Mata
Mata merupakan alat optik alamiah, ciptaan Tuhan yang sangat berharga. Mata
merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat menangkap perubahan dan
perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan
menstransmisikan cahaya melalui lensa untuk menghasilkan bayangan objek yang dilihatnya.
Struktur anatomi mata diperlihatkan pada gambar berikut.10
10
Awalazis, “Pengertian, Macam, Gambar Alat Optik”, https://bit.ly/2G6nWAf (diakses pada 8 Desember 2018,
pukul 13.51)
32
Fungsi dari masing-masing bagian mata tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Salah satu alat optik yang vital untuk melihat adalah mata.
1. Bagian-bagian Mata
Lensa yang terdapat pada mata manusia merupakan salah satu contoh terbaik dari lensa
cembung. Lensa ini memiliki bentuk yang sangat mulus dan lentur. Lensa
33
mata berfungsi untuk memfokuskan berkas-berkas cahaya. Kelebihan lensa
cembung pada mata adalah kemampuannya untuk menebal dan menipis secara
otomatis. Kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis disebut dengan daya
akomodasi mata.
Berkas cahaya yang masuk ke mata akan difokuskan oleh lensa mata dan
dijatuhkan di bagian belakang mata yang disebut retina. Sifat bayangan yang jatuh ke
retina adalah nyata terbalik.
Bagian terluar dari mata terdiri atas kornea dan iris. Kornea merupakan
membran transparan yang melindungi mata, sedangkan iris berfungsi sebagai
pengontrol jumlah cahaya yang masuk. Iris memiliki lubang kecil di bagian tengahnya
yang disebut pupil. Pupil terlihat lebih gelap dibandingkan iris sehingga tidak ada
berkas cahaya yang dipantulkan dari bagian ini. Ketebalan lensa mata diatur oleh otot
ciliaris.11
Cacat mata bisa dibantu dengan menggunakan kacamata. Berikut ini adalah
kelainan mata berdasarkan pergeseran titik dekat dan atau titik jauhnya:
11
Maya Rizkia Utari, “Rangkuman Bab Cahaya dan Alat Optik”, https://bit.ly/2Ppo7Wz (diakses pada 8
Desember 2018, pukul 14:05)
34
Istilah ini ditunjukan untuk mata yang mengalami klainan tidak bisa melihat
benda-benda yang terlalu jauh. Mata miopi disebabkan oleh kornea mata yang terlalu
tebal sehingga bayangan jatuh di depan retina. Upaya lain yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan lensa cekung. Bila orang tuanya menderita miopi maka
kecenderungan anaknya mengalami cacat mata serupa lebih besar.
3. Mata Tua (Presbiopi)
Kelainan ini, dialami oleh hampir 100% orang-orang yang sudah berusia 50
tahun. Hilangnya kelenturan lensa mata ini menjadi penyebab utama penderita
presbiopi ke atas.
4. Astigmatisma (Mata Silindris)
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan
bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya.
Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga
memfokuskan sinar-sinar pada bidang horizontal. Astigmatisma ditolong/dibantu
dengan kacamata silindris.
b. Kamera
Ada dua alasan yang utama dari penggunaan lensa pada kamera.
1. Lensa berfungsi untuk mengumpulkan berkas cahaya dari suatu cakupan yang
luas dan menjatuhkannya pada film yang cukup kecil.
2. Dengan menggunakan lensa, maka bayangan yang dihasilkan akan lebih fokus
dan jelas.
Pengatur jarak fokus disebut juga dengan istilah zoom. Pengaturan intensitas
cahaya yang masuk, dilakukan oleh suatu bagian yang disebut diafragma. Luasan
bukaan diafragma sering disebut dengan apertur.
Pada bagian belakang kamera di mana berkas cahaya jatuh, diletakkan film
foto. Film ini digunakan untuk merekam berkas tersebut. Film ini biasanya terbuat
dari bahan plastik yang dilapisi oleh bahan kimia yang peka terhadap cahaya. Suatu
ukuran kecepatan film atau yang sering disebut dengan ASA.
35
digunakan untuk membantu melihat benda-benda kecil. Bayangan yang terbentuk
oleh alat optik ini selalu diperbesar, tegak dan maya.12
Untuk lup, benda selalu diletakkan dalam ruang I sehingga bayangan akan
terletak di ruang (IV). Bayangan yang terletak di ruang (IV) bersifat maya dan tegak
(coba baca: 5 macam sifat bayangan pada lensa cembung dan cara menentukannya)
sehingga jarak bayangan yang dibentuk lup selalu negatif (s’bertanda negatif). 13
sn +
M =
f 1
Keterangan:
12
Risa Nuri Sandira, “Rangkuman Bab Alat Optik”, https://bit.ly/2QlQn1u (diakses pada 8 Desember 2018,
pukul 15:00)
13
Awalazis, Op.cit
36
M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
sn
M =
f
Keterangan:
1 1
M = sn +
f x
Keterangan:
d. Mikroskop
Mikroskop dipercaya orang pertama kali ditemukan tahun 1595 oleh Zacharias
Janssens dan ayahnya Hans Janssens, dengan susunan yang sangat primitif, hanya
menggunakan dua lensa cembung.
37
Pada tahun 1665, Robert Hooke memperbaiki kinerja mikroskop agar dapat
digunakan untuk mengamati benda-benda yang lebih kecil. Antony Van
Leuwenhooke, dengan mikroskop ciptaannya berhasil memperbesar objek yang
dilihatnya hingga 70-250 kali dari ukuran sebenarnya. Beliau juga merupakan orang
pertama yang melihat bentuk bakteri.
Pada mikroskop dipasang dua buah lensa cembung. Kedua lensa tersebut
yaitu lensa okuler (merupakan lensa yang mengarah ke mata) dan lensa objektif (lensa
yang mengarah ke objek atau benda).
Pengaturan fokus mikroskop dilakukan oleh dua sekrup putar. Sekrup yang
lebih besar menggerakkan tabung lensa mundur maju dengan cepat, sedangkan sekrup
putar yang lebih kecil menggerakkan tabung lensa mundur maju dengan perlahan.
Benda yang akan dilihat disiapkan dalam sebuah kaca preparat tipis yang dijepit pada
meja mikroskop tempat benda diletakkan.14
Mikroskop adalah alat optik yang terdiri atas susunan beberapa lensa
pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau
bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat
menggunakan mata telanjang. Bagian-bagian mikroskop diperlihatkan seperti pada
gambar berikut ini.
14
Risa Nuri Sandira, “Rangkuman Bab Alat Optik”, https://bit.ly/2QlQn1u (diakses pada 8 Desember 2018,
pukul 15:10)
38
Tubus okuler Menghubungkan lensa okuler, revolver, dan lensa objektif.
Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler menentukan panjang pendeknya
sebuah mikroskop. Panjang mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan lensa
okuler sama dengan jarak bayangan objektif ke lensa objektif ditambah jarak
bayangan objektif tadi ke lensa okuler atau secara matematis dituliskan sebagai
berikut.
d = s’ob + sok
Keterangan:
d = panjang mikroskop
39
oleh lensa okuler. Secara matematis, perbesaran total yang dihasilkan mikroskop
ditulis sebagai berikut.
M = Mob × Mok
Keterangan:
s'ob
Mob =
sob
sn
Mok =
fok
sn +
Mok =
fok 1
e. Teropong
Galileo (abad ke-16) adalah, orang pertama yang mempelajari astronomi
dengan mengembangkan sebuah alat bantu untuk melihat objek-objek di langit yang
sangat jauh letaknya. Alat tersebut dikenal dengan nama teleskop atau teropong.
40
Semenjak ditemukannya alat ini, berbagai penelitian di bidang astronomi mulai
dikembangkan.15
Berdasarkan alat optik yang digunakan, teropong dapat dibedakan menjadi
dua yaitu.
1. Teropong Bias (Refraktor)
Teropong bias menggunakan lensa untuk mengumpulkan dan memfokuskan
cahaya yang masuk.
Keuntungan dari teropong bias yaitu:
Lensa pada teropong bias biasanya terikat kuat atau tersusun dengan
rapi sehingga selamanya akan dipertahankan seperti itu.
Lensa terletak di dalam tabung sehingga terlindung dari udara luar.
Suhu udara di dalam tabung dapat dijaga tetap atau tidak terpengaruh
oleh perubahan suhu udara luar yang bisa mengganggu pembentukan
bayangan.
Kerugian dari teropong bias yaitu:
15
Ibid
41
Teropong pantul hanya menggunakan cermin sehingga hanya
diperlukan satu sisi permukaan cermin yang harus mulus.
Teropong pantul lebih mudah dibuat sehingga harganya lebih murah.
Kerugian dari teropong pantul yaitu:
f. Periskop
Periskop digunakan untuk melihat daerah yang berada pada posisi yang tidak
sejajar dengan posisi pengamat. Pada prinsipnya, periskop terdiri atas dua cermin
datar atau prisma yang disusun berhadapan dengan sudut tertentu.
Untuk menyaksikan langsung gerhana matahari, orang-orang membuat
periskop multi cermin (menggunakan banyak cermin). Tujuan menggunakan banyak
cermin adalah agar kuat cahaya yang masuk ke mata tidak sebesar kalau melihat
langsung ke matahari.16
G. Energi
Energi boleh jadi merupakan entitas paling hakiki yang dianugerahkan pertama kali
oleh Allah Sang Maha Pencipta pada proses penciptaan Alam Semesta. Menurut teori yang
diterima secara umum saat ini, proses evolusi Alam Semesta bermula dari suatu ledakan
dahsyat, dikenal dengan ledakan besar atau big-bang, yang mengubah bagian radiasi yang
muncul menjadi partikel-partikel dasar yang bermassa. Dari partikel-partikel dasar inilah
atomatom hidrogen terbentuk, yang pada giliran berikutnya, melalui fusi nuklir dan proses
peluruhan, memunculkan unsur-unsur kimia lain yang menyusun apa yang kita ketahui hari
ini sebagai atom-atom sebagaimana tersaji pada tabel periodik unsur-unsur. Di bumi, dan
mungkin di tempat lain di jagad raya ini, selanjutnya muncul keajaiban hidup dalam
16
Maya Rizkia Utari, “Rangkuman Bab Cahaya dan Alat Optik”, https://bit.ly/2Ppo7Wz (diakses pada 8
Desember 2018, pukul 14:05)
42
bentuknya yang paling dasar, yaitu organisma bersel tunggal. Melalui proses evolusi selama
kurun waktu ratusan juta tahun, kelak mengantarkan kehadiran manusia, makhluk berakal
yang dianugerahi kemampuan untuk memahami dan menjelajahi alam.
Pada dasarnya ada dua jenis energi dominan di bumi. Yang pertama berasal dari
matahari dan yang kedua adalah sisa-sisa bara api proses pembentukan bumi, bersifat
internal. Sebagian besar sumber energi yang kita gunakan saat ini berasal dari matahari, baik
fosil (batubara, gas dan minyak bumi) maupun yang terbarukan (tenaga air, surya, angin,
gelombang laut dan biomassa). Sementara, sisa-sisa bara api proses pembentukan bumi yang
bersifat internal tersebut kelak muncul ke permukaan menjadi energi panas bumi (geotermal).
Namun sebagian besar dari sumber daya ini bersifat terbatas dalam jangka menengah, baik
karena mereka pada akhirnya akan habis maupun karena penggunaannya dalam skala besar
yang tidak berkelanjutan. Inilah sebabnya mengapa konversi materi menjadi energi dalam
suatu proses yang terkendali yang pernah terjadi secara alami selama pembentukan dan
evolusi alam semesta adalah merupakan tujuan penting untuk menjamin kemajuan dan
kelangsungan kehidupan umat manusia. Proses itu ialah reaksi nuklir.17
a. Energi Bumi
17
Hasan Yaziz, 2015, ENERGI DAN KEGUNAANNYA, Jakarta,Batan Pres,Hal : 3
43
Lapisan Bumi
Kerak: Lapisan luar. Terdiri dari endapan dan bahan-bahan basal dan granit. Tebal
sekitar 33 km (2% dari total massa bumi).
Mantel: Lapisan tengah. Sekitar 2.900 km di bagian yang paling tebal (65% dari total
massa). Dibentuk oleh olivine dan pyroxine.
Inti: Bagian yang terdalam. Merupakan 33% dari total massa (radius 3470 km).
Terdiri dari sulfat dan karbida besi dan nikel.
b. Energi Matahari
Energi matahari yang mencapai bumi dalam bentuk radiasi, telah memungkinkan
biosfer mengembangkan pertama-tama molekul organic dan kemudian organisme hidup
uniseluler yang berevolusi terus-menerus sehingga memunculkan sebuah keanekaragaman
spesies pada dunia hewan dan tumbuhan.Akumulasi residu organik dari tumbuhan dan hewan
dalam kondisi tertentu telah menyebabkan pembentukan batubara dan
hidrokarbon.Eksploitasi kandungan terbatas dan tidak terbarukan ini memasok sebagian besar
(85%) energi yang kita konsumsi saat ini. Penggunaannya dalam skala besar, akan
melepaskan karbon dioksida (CO2) dalam jumlah sangat besar yang telah terperangkap di
dalamnya sepanjang zaman geologi, sehingga akan mengganggu keseimbangan antara biosfer
dan atmosfer dengan konsekuensi yang akan mengganggu kelangsungan kehidupan.18
18
Ibid, Hal : 18 -19
44
Matahari dan bintang-bintang adalah bola gas pijar raksasa yang memancarkan
energi, dalam bentuk gelombang elektromagnetik, ke dalam ruang alam semesta yang maha
luas.Jumlah energi yang besar ini berasal dari reaksi nuklir dan diproduksi terutama oleh fusi
inti hidrogen ketika bergabung membentuk inti helium.Panjang gelombang dari bagian-
bagian radiasi yang dihasilkan berada dalam spektrum cahaya tampak yang menerangi bumi
dan membentuk warna-warni pelangi yang indah.
Pada tumbuhan berdaun hijau yang terkena cahaya akan terjadi reaksi biokimia dari
molekul mineral sederhana (CO2, H2O, dan lain-lain), menghasilkan glukosa dengan berat
molekul rendah yang kemudian diubah menjadi asam-asam amino yang lebih berat.
Fenomena ini, diproduks oleh suatu zat yang disebut klorofi l, ditandai dengan penyerapan
CO2 da pelepasan O2, sedangkan proses sebaliknya terjadi pada keadaan tidak adanya
cahaya. Proses ini menentukan keseimbangan dalam komposisi atmosfer bumi, menegaskan
peran penting tumbuhan dalam pengembangan kehidupan di bumi. Karena alasan ini, sangat
penting untuk mencegah pengaruhpengaruh eksternal yang ekstrem dalam sistem—yang pada
akhirnya dapat mengganggu proses regeneratif—dengan risiko mengacaukan keseimbangan
tidak stabil alami.
a. Tenaga Surya
Merupakan energi yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari energi
foton sinar matahari dan pada dasarnya bersifat terbarukan.Radiasi foton sinar matahari dapat
dimanfaatkan secara langsung untuk memanaskan air dalam panel pemanas atau surya, atau
untuk menghasilkan listrik melalui sel fotovoltaik silikon atau bahan lainnya.Penggunaan
tenaga surya terkendala oleh kerapatan energinya yang rendah yang hanya 1 kW/ m2, dan
19
Ibid, Hal :29 - 31
45
efisiensi konversi fotovoltaik yang dihasilkan adalah juga masih rendah yaitu sekitar
16%.Untuk mencapai produksi massal, perlu pemakaian lahan yang luas dan perlu uang yang
banyak untuk diinvestasikan.Walaupun dianggap sebagai energi alternatif yang menjanjikan,
pada saat ini hanya efektif dalam aplikasi khusus tertentu.
b. Tenaga Air
Aliran sungai dan penggunaannya untuk membangkitkan listrik tenaga air sangat berkaitan
erat dengan curah hujan sehingga bergantung pada kondisi cuaca dan penguapan air laut yang
pada gilirannya bergantung pada radiasi matahari.Tenaga air merupakan sistem yang banyak
digunakan dengan hasil yang baik. Penggunaannya terbatas pada tempat-tempat yang
memiliki banyak aliran dan dengan perbedaan ketinggian yang memadai, dan di mana air
tidak digunakan untuk keperluan lain dengan prioritas lebih tinggi. Ini adalah satu-satunya
sumber energi terbarukan yang saat ini memberikan kontribusi yang cukup besar, sekitar 3%,
pada neraca energi primer dunia.
c. Tenaga Angin
Angin yang dimanfaatkan untuk menghasilkan energi dibangkitkan oleh arus termal karena
pemanasan bagian-bagian permukaan bumi oleh sinar matahari.Sekali lagi, kelemahannya
adalah rendahnya konsentrasi pancaran energinya sehingga mengharuskan penggunaan lahan
yang luas dengan jumlah fasilitas kecil tak terbatas yang belum sepenuhnya terbukti
kompetitif.
46
d. Tenaga Laut
Lautan, melalui gelombang dibangkitkan oleh angin dan pasang yang dihasilkan oleh
interaksi gravitasi dengan bulan dan matahari, berpotensi menyediakan sumber energi yang
mungkin bermanfaat.Namun, hingga kini belum ditemukan aplikasinya yang ekonomis.Perlu
lebih banyak waktu dan upaya yang harus dikerahkan untuk mengembangkan dan
meningkatkan energi alternatif ini.Bagaimanapun, kontribusi mereka terhadap permintaan
energi global tidak bisa diharapkan untuk mencapai jumlah yang tinggi dalam waktu dekat
dan jangka menengah.20
I. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan melalui reaksi nuklir, baik berdasarkan
proses fisi maupun fusi. Oleh karena itu merupakan usaha pertama manusia untuk
menggunakan bentuk energi yang dikenal paling awal di alam semesta.
Proses fi si merupakan reaksi pembelahan sebuah inti atom berat menjadi dua inti ringan,
melepaskan beberapa neutron baru dan sejumlah besar energi. Massa total produk fisi sedikit
lebih kecil daripada inti awal. Penyusutan massa ini disebut cacat massa. Cacat massa diubah
menjadi energi menurut persamaan
Einstein:
E = m.𝑐 2 .
Pada 1939 Hahn dan Strassman berhasil membelah uranium-235 dengan membombardir inti
atomnya dengan neutron sesuai rangkaian reaksi berikut:
Tiga buah neutron baru yang dilepaskan dapat membelah inti uranium-235 lain yang
dalam prosesnya akan melepaskan lagi neutron baru dan memulai suatu reaksi berantai
berikutnya. umlah energi sangat besar yang dilepaskan oleh reaksi-reaksi ini dapat digunakan
untuk menghasilkan tenaga listrik. Reaksi berantai dapat terjadi dengan neutron-neutron
cepat atau dengan neutron-neutron yang kecepatannya telah dimoderasi. Proses yang pertama
20
Ibid, 41 - 43
47
terjadi di jenis reaktor cepat atau reaktor pembiak (breeder reactor) dan yang kedua di jenis
reaktor nuklir termal. Untuk mengurangi kecepatan gerak neutron, air, grafi t dan air berat
biasanya digunakan sebagai moderator.Reaksi ini dikendalikan dengan menggunakan bahan-
bahan yang dapat menyerap kelebihan neutron.
Reaksi memerlukan pemicu berupa berkas neutron awal yang disediakan oleh sumber
neutron. Berdasarkan penggunaannya pada reactor nuklir termal saat ini, cadangan uranium
alam dapat memberikan jumlah energi yang sama dengan 60% cadangan minyak bumi.
Penggunaan reaktor pembiak cepat, yang saat ini pada tahap pengembangan, akan
melipatgandakan efi siensi energi uranium sekitar lima puluh kali. Thorium, dalam kerak
bumi lebih banyak dari uranium, juga dapat menghasilkan reaksi fi si, tetapi belum pernah
digunakan dalam reaktor nuklir komersial. Akan tetapi, akan layak untuk mengembangkan
siklus thorium dan dengan demikian akan menghasilkan peningkatan sangat berarti bagi
potensi energi fi si.
Proses fusi nuklir dipahami sebagai penggabungan inti-inti atom ringan untuk
membentuk inti lain yang lebih berat dan stabil dengan pelepasan sejumlah besar energi.
Agar reaksi fusi dapat berlangsung, inti pertama kali harus dibuat saling bertabrakan
dengan mengatasi gaya-gaya tolakan elektrostatik.Energi yang dibutuhkan inti untuk bereaksi
dapat diberikan dalam bentuk energi panas (reaksi termonuklir) atau dengan menggunakan
akselerator partikel.Suhu matahari sudah cukup untuk menghasilkan fusi inti hydrogen yang
menghasilkan energi dan dipancarkan oleh matahari ke seluruh ruang sistem planet. Reaksi-
reaksi fusi adalah sebagai berikut:
Isotop 1H2 (deuterium) tidak radioaktif dan hadir dalam keadaan alami di bumi,
terutama di air laut.1H3 (tritium) tidak hadir dalam keadaan alami, meskipun ada pada
lapisan yang lebih tinggi dari atmosfer dan dapat diperoleh dari litium yang berlimpah dalam
kerak bumi.Tritium adalah radioaktif, tetapi kondisi di mana reaksi ini terjadi cukup
48
diunggulkan.Penelitian masih sedang dilakukan pada cara-cara bagaimana memanfaatkan
energi fusi yang berlangsung di dalam matahari untuk memperoleh tenaga listrik.21
J. Energi Listrik
Sifat kelistrikan hadir atau muncul dalam komposisi intrinsik materi.Atom dari semua
unsur-unsur disusun oleh neutron, proton yang bermuatan listrik positif yang berada dalam
inti atom dan elektron yang bermuatan negatif berada dalam orbitnya masing-masing di
bagian kulit atom. Proton dan elektron tersebut akan saling menetralkan muatan listriknya,
menjadikan atom bersifat netral. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan untuk memisahkan
elektron dari atom-atom mereka, sehingga tercipta suatu beda potensial yang kelak akan
mengembalikan mereka ke keadaan kesetimbangan. Setelah penyebab pemisahan electron
dari atom tersebut hilang, elektron akan kembali ke posisi semula dengan kecepatan tinggi
dalam bentuk arus listrik, dengan kata lain, tercipta suatu aliran elektron yang bergerak cepat.
Pemisahan elektron dari tempat kesetimbangannya dalam materi dapat tercipta secara alami,
seperti sering terjadi pada awan yang keadaan kesetimbangan listriknya dikembalikan ke
keadaan semula dalam bentuk lompatan listrik yang menghasilkan kilatan cahaya (petir), atau
dapat dibangkitkan secara buatan seperti pada baterai, generator listrik dan lain-lain.22
K. Standar Kompetensi
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
21
Ibid, 44 - 46
22
Ibid, 62
49
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi, dan
hukum kekekalan energi untuk menyelesaikan permasalahan gerak dalam kehidupan
sehari-hari.
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa.
4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
L. Instrumen Literasi Sains
50
cermin berjumlah ....
a. 4 c. 6
b. 5 d. sangat
banyak
2 Menggambarka Ari mempunyai kaca berbentuk prisma, C4 Gambarkan =
npola dispersi tanpa sengaja ia meletakkannya di Analisa
yang dihasilkan bawahsinar matahari lalu ia melihat (Analysis)
oleh prisma warna-warna terbentuk setelah
melewati prisma. Urutan
warna yang terbentuk oleh prisma yaitu
....
a b
C d
51
ditunjukkan oleh gambar.
Karton Pemantul
52
urutan medium yang menghasilkan
cepat
rambat cahaya dari yang paling kecil
ke besar yaitu ....
53
7 Merancang Untuk mengetahui hubungan C6 Rancang =
prosedur perubahan sudut datang terhadap sudut Kreasi
percobaan pantul, Vino menggunakan sebuah (Create)
untuk cermin datar, sumber cahaya, dan busur
membuktikan derajat.
Hukum Snellius
tentang
pemantulan
dengan
kesalahan
pengukuran
yang kecil
Cara yang dilakukan adalah dengan
mengubah....
54
fokus suatu d.Jenis cermin tetap dan jarak benda
cermin dengan berubah
kesalahan
pengukuran
yang kecil.
9 Menjelaskan Gambar di bawah ini merupakan hasil C2 Jelaskan =
bayangan yang suatu percobaan sifat bayangan oleh Pemahaman
terbentuk dari cermin cekung. (Understand)
hasil percobaan
a. Tegak, diperbesar
b. Tegak, diperkecil
c. Terbalik, diperbesar
d. Terbalik, diperkecil
10 Menjelaskan Suatu percobaan menggunakan C2 Jelaskan =
kemungkinan cermincekung untuk mengetahui Pemahaman
kesalahan hasil berapa jarakbayangan ke cermin. (Understand)
percobaan Benda berada pada jarak 5 cm dari
cermin cekung cermin cekung dengan fokus
3 cm. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa jarak bayangan ke cermin
sebesar 7 cmdan nilai ini berbeda
dengan hasil perhitungan. Berikut ini
55
beberapa kemungkinanpenyebab
kesalahan tersebut:
a. 1) dan 3) b. 2) dan 4)
c. 1), 2), dan 3) d. 1), 2), 3), dan 4)
11 Membedakan Di bawah ini merupakan gambar- C4 Bedakan =
sifat cahaya gambar yang menunjukkan perambatan Analisa
pada cahaya melalui lensa. (Analysis)
lensa cembung
dan cekung
56
suatu benda kartutersebut berada 20 cm di depan (Understand)
melewati papan, seperti yang ditunjukkan oleh
penghalang gambar.Bayangan kartu yang terbentuk
dengan pada papan mempunyai panjang sisi
perubahan jarak sebesar 10 cm.
dan jarak
bayangan
sebelumnya
diketahui
a. 10 cm b. 20 cm
c. 30 cm d. 40 cm
57
a. lensa yang berjumlah 30.000
b. mata yang vertikal dan melebar
saatmalam hari
c. empat bagian mata dengan pupil
pada masing-masing bagian tersebut
d. 12 reseptor (penerima) warna
14 Menjelaskan Kucing merupakan hewan yang C2 Jelaskan =
keistimewaan memiliki keistimewaan yang Pemahaman
mata pada mempunyai penglihatan (Understand)
kucing. kuat saat malam hari. Di bawah ini
merupakan beberapa penyebabnya:
58
membantu A
kelainan A’
mataberdasarka
ngambar.
59
jelas pada jarak 100 cm.
c. Mona mempunyai kelainan mata
jenis miopi dan hanya dapat melihat
dengan jelas
pada jarak 50 cm
d. Mona mempunyai kelainan mata
jenis hipermiopi dan hanya dapat
melihat dengan
jelas pada jarak 50 cm
17 Mengidentifika Andri mengamati sebuah botol yang C1 Identifikasi =
siteropong yang berada di atas kursi menggunakan Pemahaman
dipakai untuk teropong,sehingga terlihat seperti pada (Understand)
melihat objek gambar di bawah ini.
berdasarkan
gambar.
A B
a. bintang c. panggung
b. bumi d. pantul
18 Memilih Teropong bintang terdiri dari dua buah C2 Pilih =
60
hipotesis yang lensa positif (lensa cembung) Pemahaman
tepat jika lensa terbentukbayangan seperti berikut. (Understand)
yang dipakai
pada teropong
bintang
ditambah oleh
lensa jenis lain.
61
19. Menentukan Perhatikan gambar di bawah ini. C2 Tentukan =
sifat cahaya Pemahaman
yang tepat (Understand)
terhadap
peristiwa yang
terjadi dalam
kehidupan Salah satu sifat cahaya yang
sehari-hari ditunjukkan oleh gambar yaitu ....
a. Cahaya mengalami pembiasan
b. Cahaya merambat lurus
c. Cahaya mengalami pemantulan
d. Cahaya mengalami penguraian
warna
20. Membedakan Perhatikan gambar di bawah ini. C4 Bedakan =
umbra dan Analisa
penumbra (Analysis)
a.
62
b.
c.
d.
21. Memilih Gambar dibawah ini yang C4 Pilih =
perambatan memperlihatkan perambatan cahaya Analisa
cahaya yang yang melewati airadalah.... (Analysis)
benar pada dua a.
medium
berbeda
b.
c.
d.
63
mengetahui
jarak benda,
jarak bayangan,
dan focus
Kita dapat menemukan bayangan maya
dan diperbesar apabila benda
diletakkan di ....
a. Antara F dan M
b. Di titik F
c. Antara F dan O
d. Di titik M
64
24. Menentukan Di bawah ini merupakan gambar C2 Tentukan =
sifat bayangan sebuah benda berupa garis panah yang Pemahaman
benda pada ditempatkan antara F1 dan M1 di (Understand)
lensa cembung depan lensa.
65
Jenis cermin yang harus dipasang pada
spion motornya adalah cermin
cembung karena bayangan yang
dihasilkan adalah ....
a.
b.
c.
d.
66
sifat tepat untuk mengatasi permasalahan
pemantulan tersebut adalah ....
67
fungsi bagian (Application)
mata dengan
bagian kamera
68
Agar tukang reparasi dapat melihat
bayangan bagian tersebut dengan jelas,
maka benda harus ditempatkan di
posisi….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
29. Menggambarka Lukisan pembentukan bayangan pada C4 Gambarkan =
n pembentukan cermin cembung yang benar adalah .... Analisa
bayangan benda (Analysis)
melalui cermin
cembung
69
si kincir angina VERTIKAL DAERAH BLORA Mengingat
sumbu vertical (Remember)
daerah blora
70
diberi minyak kelapa. Alat ini dibuat
oleh Fadhiela dan Dinar dari SMAN 1
Blora yang berhasil menjadi Juara 2
Toyota Eco Youth (TEY) 9 dari
Kategori Science Project pada tahun
2015.
71
menyala.
72
Sarjana teknik telah menggunakan
strategi untuk mengurangi jumlah CO2
yang dilepaskan ke atmosfer. Salah
satu strategi tersebut adalah dengan
mengganti bahan bakar fosil dengan
biofuels. Bahan bakar fosil berasal dari
organisme yang telah lama mati di
dalam tanah yang terpendam beratus-
ratus tahun yang lalu, sedangkan
biofuels berasal dari tumbuhan yang
hidup. Strategi lain menggunakan
perangkap untuk CO2 dan
menyimpannya di bawah tanah atau
lautan. Strategi ini disebut carbon
capture and storage.
73
fosil, yang yang dikeluarkan oleh bahan bakar (Application)
menghasilkan nabati memiliki efek yang berbeda
karbon dioksida terhadap daripada ketika menggunakan
(CO2) bahan bakar fosil ialah....
a. Biofuels tidak melepaskan CO2
saat mereka terbakar.
b. Saat biofuels di bakar akan
menyerap CO2 dari atmosfer.
c. Tanaman yang digunakan
untuk biofuels menyerapCO2
dari atmosfer saat mereka
tumbuh.
d. CO2 yang dilepaskan dari
penggunaan bahan bakar nabati
memiliki kandungan kimia
yang berbeda daripada dari
penggunaan bahan bakarfosil
74
sedangkan yang dilepaskan digunakan
untuk membuat Adenosin trifosfat
(ATP). ATP dapat digunakan untuk
menyimpan dan mentransfer energi
kimia dalam sel.Jika ATP diuraikan
menjadi Adenosin difosfat (ADP) dan
satu gugus fosfat (P1), maka akan
dihasilkan energi sebesar 30 kJ/mol.
Hal ini dapat digambarkan dengan
kurva energi potensial yang
menggambarkan lepasnya gugus fosfat
dari ATP, sebagai berikut:
75
Penelitian menunjukkan bahwa daya
yang diproduksi sebanding dengan
massa orang, dipangkatkan 2/3, yaitu:
P ~ m2/3
Seorang atlet dapat meningkatkan
produksi energi tubuhnya menjadi 1,2
kJ/detik melalui latihan berangsur,
tetapi presentase yang dapat digunakan
untuk perprestasi hanya 30%, seperti
pada atlet lari yang saat ini mempunyai
rekor kecepatan berkisar 10 m/s.
Sumber: IPA Terpadu UMPTN Tahun
2001 Rayon A
76
terjadi pada saat energi
maksimum.
b. Penguraian ATP hanya dapat
terjadi ketika energi seperti
pada grafik.
c. Penguraian ATP menjadi
ADP+P1 dapat terjadi secara
bolak-balik
d. Penguraian ATP menjadi P1
membutuhkan energi yang lebih
kecil daripada saat
menghasilkan ADP.
39. Menentukan Kalor yang dilepaskan setiap menit C2 Tentukan =
oleh orang yang bermassa 75 kg Pemahaman
ketika tidur adalah.... (understand)
a. 120 joule
b. 1200 joule
c. 3600 joule
d. 7200 joule
77
78
BAB III
Dalam penelitian ini uji coba instrument dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir
soal yang dibuat valid atau reabel. Hal ini dikarenakan menurut Nana Sudjana, suatu alat
penilaian dikatakan mempunyai kwalitas yang baik apabila alat tersebut memenuhi dua hal
yaitu validitasnya dan reabilitasnya23. Oleh sebab itu soal yang telah disusun sebelum
digunakan harus divalidasi dan dihitung tingkat reliabitasnya.
A. Uji Validasi
Validasi berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur
seharusnya apa yang diukur. Dalam penelitian ini uji validitas bertujuan untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu instrument dengan materi optic dan energi yang
terdiri dari 40 soal pilihan ganda pada populasi diluar sampel penelitian.uji coba
instrument dilakukan oleh 50 peserta didik kelas XI MAN 2 Bandar Lampung.
Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas tes dalam penelitian ini
adalah rumus kolerasi Karl Pearson sebagai berikut :
𝑛 𝛴𝑋𝑌−( 𝛴𝑋 ) (𝛴𝑌 )
rxy =
√{ 𝑛 𝛴𝑥 2 −( 𝛴𝑋)2 } { 𝑛 𝛴𝑌 2 −( 𝛴 𝑌 )2 }
Keterangan:
Y = Skor total
n = jumlah sampel
Nilai rxy akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel rtabel = r (a, n-2), jika
rxy ≥ rtabel maka instrument valid. Dengan kriteria tingkat validitas sebagai berikut :
23
Nana Sudjana,Penilaian Hasil Belajar Mengajar,(Bandung, Rosda Karya, 2014),h.12
79
Tabel 1
Kriteria Tingkat Validitas
Adapun hasil perhitungan dan analisis uji validitas butir soal literasi sains
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Item Soal Tes
80
27 0,311111 Valid
28 0,119237294 Tidak Valid
29 0,306899 Valid
30 0,336775 Valid
31 0,202661 Tidak Valid
32 -0,00941232 Tidak Valid
33 0,25147 Tidak Valid
34 0,03874405 Tidak Valid
35 0,21514 Tidak Valid
36 0,102203395 Tidak Valid
37 0,20858 Tidak Valid
38 -0,201548665 Tidak Valid
39 0,036681774 Tidak Valid
40 -0,008940935 Tidak Valid
Dari hasil pehitungan uji coba instrument, dengan rtabel = 0,2787 Diketahui
bahwa 12 soal dinyatakan valid dan 28 soal dinyatakan tidak valid.
𝐵
P= 𝐽𝑆
Keterangan :
P = indeks kesukaran
Tabel 3
Kriteria Indeks Kesukaran
81
0,71 – 1,00 Mudah
Adapun hasil perhitungan dan analisis tingkat kesukaran butir soal literasi
sains dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes
82
37 0,54 Cukup
38 0,54 Cukup
39 0,58 Cukup
40 0,4 Cukup
Berdasarkan uji tingkat kesukaran dapat diketahui bahwa dari 40 butir soal,
diperoleh 19 soal dengan kategori mudah, kemudian 21 soal dengan kategori cukup.
𝐵𝐴 𝐵𝐵
DP = -
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
DP = daya pembeda
Tabel 5
Kriteria Daya Pembeda
83
Adapaun hasil daya beda butir soal literasi sains dapat dilihat pada tabel
berikut ;
Tabel 6
Hasil Daya Beda Item Soal Tes
84
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat 19 Soal dengan kategori
mudah, 21 Soal dengan kategori cukup.
D. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu alat ukur yang dapat memberikan gambaran
kemampuan seseorang yang benar-benar dan dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Rumus yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas suatu tes dalam penelitian ini adalah K-R 21. K-R 21 digunakan untuk tes
item yang dibuat sistematikanya menggunakan pilihna ganda. 24 Rumus KR 21
(Kunder Richardson) adalah sebagai berikut25:
𝑛 𝑀 (𝑛−𝑀)
r11 = 𝑛−1 (1- )
𝑛 𝑆𝑡2
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir pertanyaan
1 = bilangan konstan
St = varians total
M = Mean atau rerata skor total
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Tes
85
12 0,53458 Sedang
13 0,53458 Sedang
14 0,53458 Sedang
15 0,53458 Sedang
16 0,53458 Sedang
17 0,53458 Sedang
18 0,53458 Sedang
19 0,53458 Sedang
20 0,53458 Sedang
21 0,53458 Sedang
22 0,53458 Sedang
23 0,53458 Sedang
24 0,53458 Sedang
25 0,53458 Sedang
26 0,53458 Sedang
27 0,53458 Sedang
28 0,53458 Sedang
29 0,53458 Sedang
30 0,53458 Sedang
31 0,53458 Sedang
32 0,53458 Sedang
33 0,53458 Sedang
34 0,53458 Sedang
35 0,53458 Sedang
36 0,53458 Sedang
37 0,53458 Sedang
38 0,53458 Sedang
39 0,53458 Sedang
40 0,53458 Sedang
86
Keterangan:
P = pengecoh
N = jumlah siswa ikut tes
B = jumlah siswa yang menjawab benar/salah
n = jumlah opsi
kualitas pengecoh berdasarkan indeks pengecoh sebagai berikut:
Tabel 8
Kriteria Daya Pengecoh Soal
Untuk pengecoh perlu dibuat tabel khusus agar setiap butir soal diketahui
beberapa yang menjawab masing-masing opsi. Berikut tabel pengecoh:
Tabel 9
Komulatif Kesimpulan Butir Soal
No. Soal A B C D O
1 5+ 3++ 2+ 40** 0
2 7+ 5++ 34** 4+ 0
3 39** 5+ 3++ 3++ 0
4 39** 1- 4++ 6- 0
5 3+ 3+ 0- 44** 0
6 3+ 7+ 34** 6++ 0
7 43** 4- 3+ 0-- 0
8 4-- 1- 1- 44** 0
9 5--- 1- 0-- 44** 0
10 4- 3+ 43** 0-- 0
11 41** 6-- 3++ 0-- 0
12 2--- 48** 0-- 0-- 0
13 35** 1-- 9-- 5++ 0
14 42** 1- 3++ 4+ 0
15 7-- 4++ 0-- 39** 0
16 3+ 4- 43** 0-- 0
17 37** 6+ 5++ 2- 0
87
18 5-- 43** 0-- 2++ 0
19 6++ 39** 5+ 0-- 0
20 9+ 6++ 6++ 29** 0
21 9+ 6++ 23** 12- 0
22 7++ 13- 25** 5+ 0
23 3+ 36** 7- 4++ 0
24 36** 5++ 4++ 5++ 0
25 7++ 5++ 32** 6++ 0
26 0-- 5-- 10-- 35** 0
27 27** 10+ 6++ 7++ 0
28 32** 7++ 2- 9+ 0
29 2- 37** 10--- 1-- 0
30 6++ 7-- 30** 7++ 0
31 11+ 28** 2- 7++ 0
32 14-- 3- 28** 5+ 0
33 6++ 0-- 13--- 31** 0
34 30** 7++ 5+ 8++ 0
35 6++ 33** 6++ 5++ 0
36 9++ 16-- 25** 0-- 0
37 27** 5+ 10+ 8++ 0
38 9++ 6++ 27** 8++ 0
39 3-- 29--- 0-- 18** 0
40 13+ 20** 10++ 7+ 0
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis uji validitas, tingkat kesukaran, dan
daya beda butir soal literasi sains dapat diambil kesimpulan seperti pada tabel berikut:
Tabel 10
Komulatif Kesimpulan Butir Soal
88
8 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
9 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
10 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
11 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
12 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
13 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
14 Valid Sedang 0,53458 Mudah Cukup Baik Diterima
15 Valid Sedang 0,53458 Mudah Baik Baik Diterima
16 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
17 Valid Sedang 0,53458 Mudah Baik Baik Diterima
18 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
19 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
20 Valid Sedang 0,53458 Cukup Cukup Baik Diterima
21 Valid Sedang 0,53458 Cukup Cukup Baik Diterima
22 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
23 Valid Sedang 0,53458 Mudah Cukup Baik Diterima
24 Tidak Rendah 0,53458 Mudah Jelek Baik Ditolak
Valid
25 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
26 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
27 Valid Sedang 0,53458 Cukup Cukup Baik Diterima
28 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
29 Valid Sedang 0,53458 Mudah cukup Baik Diterima
30 Valid Sedang 0,53458 Cukup Cukup Baik Diterima
31 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
32 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
33 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Cukup Baik Ditolak
Valid
34 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
35 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
89
Valid
36 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
37 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
38 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
39 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
40 Tidak Rendah 0,53458 Cukup Jelek Baik Ditolak
Valid
Reliabilitas 0,534584907 Sedang
Dalam penelitian ini soal yang digunakan sebagai tes literasi sains fisika
dikelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 adalah soal-soal yang memenuhi
kriteria. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 12 soal yang dinyatakan
diterima dan 28 soal yang dinyatakan ditolak. Selanjutnya, soal yang dinyatakan
diterima digunakan sebagai instrumen tes berjumlah 12 soal.
90
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Literasi sains adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi suatu
permasalahan dengan menggunakan konsep-konsep sains. Ada dua kelompok
orang yang memiliki pandangan tentang literasi sains yaitu kelompok “science
literacy” dan kelompok “scientific literacy”. Merujuk pada PISA 2006, sikap sains
dalam literasi sains terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1) mendukung inkuiri sains,
(2) ketertarikan terhadap sains, dan (3) tanggung jawab terhadap sumber daya
lingkungan.
2. Urgensi literasi sains dalam masyarakat, dapat menyelesaikan masalah dengan
menggunakan konsep-konsep sains sehingga bisa menghasilkan suatu penemuan
yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan teknologi. Seseorang yang melek
sains akan memiliki 6 unsur pemahaman yaitu sains sebagai inkuiri, konten sains,
sains dan teknologi, sains dalam perspektif pribadi dan sosial, sejarah dan sifat
sains, dan kesatuan konsep dan proses.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi sains siswa. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah, pertama, rendahnya kemampuan literasi sains siswa
dapat disebabkan kebiasaan pembelajaran IPA yang masih bersifat konvensional
serta mengabaikan pentingnya kemampuan membaca dan menulis sains sebagai
kompetensi yang harus dimiliki siswa. Kedua, kemampuan siswa dalam
menginterpretasikan grafik/tabel yang disajikan dalam soal. Ketiga, siswa tidak
terbiasa mengerjakan soal tes literasi sains.
4. Pembelajaran sains untuk membentuk individu yang melek sains dengan
memiliki sikap ilmiah meliputi menghargai pembuktian, sabar, kritis, kreatif,
berdaya cipta, tidak berprasangka, mawas diri, jujur, bertanggung jawab, peka
terhadap lingkungan, dapat bekerja sama, rasa mencintai serta menghargai
kebesaran dan keagungan Allah SWT dan dapat memecahkan masalah secara
sistematis dan rasional.
5. Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, yang
gelombang yang tidak memerlukan medium sebagai media perambatannya.
6. Alat optik terbagi atas dua jenis, yaitu alat optik alami dan alat optik buatan.
91
7. Energi boleh jadi merupakan entitas paling hakiki yang dianugerahkan pertama
kali oleh Allah Sang Maha Pencipta pada proses penciptaan Alam Semesta.
8. Sumber daya terbarukan terdiri dari tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, dan
tenaga laut.
9. Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan melalui reaksi nuklir, baik
berdasarkan proses fisi maupun fusi
10. Sifat kelistrikan hadir atau muncul dalam komposisi intrinsik materi.
B. Saran
92