Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Literasi sains sangat penting dimiliki oleh siswa. Siswa yang memiliki kemampuan
literasi sains akan dapat menerapkan pengetahuan mereka untuk memecahkan per-
masalahan dalam situasi kehidupan sehari-hari baik dalam lingkup pribadi, sosial atau
pun global (OECD, 2009). holton (1998) dalam Bybee et al. (2009) menyebutkan bahwa
literasi sains merupakan tujuan akhir dari pendidikan sains, dengan kata lain
pembelajaran sains yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mewujudkan siswa yang
berliterasi sains. Siswa dalam proses pembelajaran mempunyai modal yang berbeda
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Literasi sains merupakan tujuan akhir dalam pembelajaran sains bagi siswa berusia 15
tahun (holton, 1998 dalam Bybee et al.,2009). Dalam proses pembelajaran, siswa
mempunyai perbedaan dalam cara menerima informasi, memproses, menganalisis
informasi. Perbedaan itu disebut gaya kognitif. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
dilakukan kajian mengenai perbedaan kemampuan literasi sains siswa. Literasi sains
didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk
mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena
ilmiah dan menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Kemampuan tersebut
dibutuhkan dalam rangka memahami serta membuat keputusan mengenai alam dan
perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivas manusia (OECD, 2009a).
Secara sederhana literasi sains diartikan sebagai kemampuan untuk memahami sains dan
aplikasinya (Philips,2003 dalam Dani, 2009).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari literasi sains ?
2. Bagaimana pentingnya literasi sains dalam pendidikan?
3. Bagaimana perkembangan literasi sains di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan literasi sains di dunia?
C. TUJUAN

1. Mengetahui definisi dari literasi sains.


2. Mengetahui pentingnya literasi sains dalam pendidikan.
3. Mengetahui perkembangan literasi sains di Indonesia.
4. Mengetahui perkembangan literasi sains di dunia.

5.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Literasi Sains

Literasi sains adalah kemampuan seseorang untuk memahami sains,


mengkomunikasikan sains, serta menerapkan pengetahuan sains untuk memecahkan
masalah sehingga memiliki sikap dan kepekaan yang tinggi terhadap diri dan
lingkungannya dalam mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan sains (Toharudin,
2011) Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains
untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan
fenomena ilmiah dan menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Kemampuan
tersebut dibutuhkan dalam rangka memahami serta membuat keputusan mengenai alam
dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivas manusia (OECD, 2009a).
Secara sederhana literasi sains diartikan sebagai kemampuan untuk memahami sains dan
aplikasinya (Philips,2003 dalam Dani, 2009).

Berdasarkan framework PISA 2012 aspek literasi sains terdiri dari aspek konteks,
pengetahuan, kompetensi, dan sikap yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Aspek Konteks Sains


Aspek penting dalam asesmen literasi sains PISA adalah keterlibatan siswa
dalam berbagai situasi yang disajikan dalam bentuk isu ilmiah. Aspek konteks
literasi sains melibatkan isu-isu penting yang berhubungan dengan sains dalam
kehidupan sehari-hari. Item asesmen literasi sains dirancang untuk konteks yang
tidak hanya terbatas pada kehidupan sekolah saja, tetapi juga pada konteks
kehidupan siswa secara umum (Rustaman, 2004). PISA berfokus pada situasi terkait
dengan diri individu, keluarga, sosial, kondisi global, dan beberapa topik untuk
memahami kemajuan dalam bidang sains. Dalam OECD (2013) dinyatakan bahwa
asesmen literasi sains PISA menilai kompetensi, pengetahuan, dan sikap yang
berhubungan dengan konteks. ribadi, lokal/nasional dan isu-isu global, baik sekarang
maupun lampau yang menuntut beberapa pemahaman ilmu pengetahuan dan
teknologi.

2. Aspek Kompetensi Sains


Aspek kompetensi sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika
menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah (Toharudin, et al. 2011). Prioritas
penilaian PISA 2012 dalam literasi sains tertuju pada beberapa aspek kompetensi sains,
yaitu: mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah berdasarkan
pengetahuan ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah untuk menarik kesimpulan yang
dijelaskan pada Tabel 2. Kompetensi merupakan kemampuan untuk menjelaskan
fenomena ilmiah, mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, dan menafsirkan
data dan bukti ilmiah

Tabel 2. Aspek Kompetensi Sains PISA 2012


Indikator Keterangan
Mengenal isu-isu yang mungkin diselidiki secara ilmiah.
Mengidentifikasi isu
mengidentifikasi kata-kata kunci untuk informasi ilmiah.
ilmiah
mengenal ciri-ciri kunci dari penyelidikan ilmiah.
Mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang
diberikan.
Menjelaskan fenomena Mendeskripsikan atau menafsirkan fenomena dan
ilmiah memprediksi perubahan.
Mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi, dan prediksi yang
sesuai.
Menafsirkan bukti ilmiah dan menarik kesimpulan
Mengidentifikasi asumsi, bukti, dan alasan dibalik
Menggunakan bukti ilmiah kesimpulan yang ditarik.
Memberikan refleksi berdasarkan implikasi sosial dari
kesimpulan ilmiah.
(OECD, 2013)
3. Aspek Pengetahuan Sains
Pada aspek pengetahuan sains, siswa perlu menangkap sejumlah konsep kunci
atau esensial untuk dapat memahami fenomena alam tertentu dan perubahan-perubahan
yang terjadi akibat kegiatan manusia (Rustaman, 2004). Tujuan tes literasi PISA adalah
untuk menggambarkan sejauh mana siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka dalam
konteks yang relevan dengan kehidupan mereka. Kompetensi merupakan pemahaman
tentang fakta-fakta utama, berupa konsep dan teori yang membentuk dasar dari
pengetahuan ilmiah.

4. Aspek Attitude Sains


Sikap terhadap ilmu pengetahuan yang ditandai dengan minat dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, menilai pendekatan ilmiah untuk menyelidiki mana yang
tepat, serta persepsi dan kesadaran akan masalah lingkungan. Aspek attitude sains yaitu
seperti :
- Ketertarikan pada sains
- Menggunakan pendekatan ilmiah untuk penyelidikan
- kesadaran lingkungan
Daftar Pustaka
Toharudin, U., Hendrawati, S., Rustaman, A. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta
Didik. Bandung: Humainora.
Rustaman, N. Y. 2004. Literasi Sians Anak Indonesia 2000 & 2003. Makalah Literasi
Sains 2003
OECD. 2009. Take The Test: Sample Question from OECD’PISA Assesments. Paris: OECD
Publishing.
Bybee, r., McCrae, B., & Barry, r. 2009. PISA 2006: An Assesment of Scientific literacy.
Journal of Research in Science Teaching. Vol.48(6),pp.862-883.
Dani, D.,2009. Scientific Literacy and Purposes for Teaching Science: A Case Study of
lebanese Private School Teachers. Special Issue On Scientific Literacy (Editors
richard K. Coll & Neil Taylor). International Journal of Environmental & Science
Education. Vol. 4(3),pp.289-299.
PISA. 2014. PISA 2012 result. What Students know and Can Do- Student Performance in
Mathematic and Science (Volume I, Revised edition,February 2014. Paris :OECD
Publishing
OECD. (2016). PISA 2015 Assessment and Analytical Framework: Science, Reading,
Mathematic and Financial Literacy. Paris:OECD Publishing.
doi:10.1787/9789264255425-en

Anda mungkin juga menyukai