Anda di halaman 1dari 12

UJI MAKANAN

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Biokimia
Yang dibina oleh bapak Prof. Subandi, M.Si dan ibu Novida Pratiwi, S.Si, M.Sc

Oleh:
Dyahnova Mellinia Hapsari (190351620488)
Hesti Fajar Lestari (190351620473)
Laili Rahmawati (190351620414)
Masudatut Toyyibah (190351620442)
Wulidah Ainur Rokhmah (190351620453)

Offering B/ Kelompok 2

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
Oktober 2020
Rancangan Percobaan Uji Makanan

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan karbohidrat pada bahan makanan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan lemak pada bahan makanan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan protein pada bahan makanan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan vitamin C pada bahan makanan.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat:
- Gelas plastik kecil
- Pipet tetes
- Parut
- Saringan
- Pisau
- Kertas label
- Kertas buram
-
Bahan :
- Kentang
- Nasi
- Margarin
- Minyak goreng
- Telur
- Kacang tanah
- Jeruk nipis
- Mangga
- Air
- Amilum iodida atau betadine

C. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Uji Karbohirat
1. Diambil bahan makanan yang telah dipersiapkan yaitu nasi dan kentang.
2. Haluskan bahan makanan.
3. Letakkan bahan makanan yang sudah dihaluskan dalam gelas plastik kecil.
4. Beri label untuk masing-masing bahan makanan.
5. Pada masing-masing bahan makanan, ditetesi 2-3 tetes amilum iodida atau
betadine
6. Diamkan selama 2-3 menit, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi,.
7. Dicatat hasil dari pengamatan yang telah dilakukan.
b. Uji Lemak
1. Disiapkan kertas buram.
2. Kemudian dioleskan bahan makanan seperti margarin dan minyak goreng
3. Beri nomor tingkat transparansi kertas buram, nomor 1 untuk kertas buram yang
paling transparan.

c. Uji Protein
1. Dimasukkan 1 ml ekstrak telur dan kacang tanah dalam tiap tabung reaksi.
2. Diberi nama tiap tabung reaksi dengan ditempeli kertas tabel.
3. Ditambahkan 1 ml larutan NaOH dan 3 tetes larutan CuSO4 dalam tiap tabung
reaksi.
4. Diaduk tiap tabung reaksi dengan baik.
5. Diamati perubahan warna yang terjadi

d. Uji Vitamin C
1. Bahan yang akan diuji (jeruk nipis dan mangga) dihaluskan terlebih dahulu
dengan cara diparut lalu disaring untuk mendapatkan sarinya.
2. Diambil 4 gelas plastik kecil dan diberi label bahan-bahan makanan (jeruk nipis,
pisang dan mangga) yang akan diuji.
3. Dimasukkan sari bahan makanan (jeruk nipis dan mangga) dalam tiap gelas
plastik yang telah ditempeli label.
4. Ditambahkan ±5 tetes amilum iodida (betadine) ke tiap gelas plastik. Betadine
yang digunakan yaitu yang telah diencerkan 1:4 dengan alkohol.
5. Diamati perubahan warna yang terjadi.
6. Dicatat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan.

D. DASAR TEORI
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia memperoleh
tenaga dan energi dari makanan. Makanan dibutuhkan oleh manusia untuk kelangsungan
hidup dan menjalankan aktivitasnya. Fungsi makanan antara lain menyediakan materi
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh serta memperbaiki jaringan yang rusak.
Makanan terdiri atas bermacam-macam zat yang dikenal sebagai nutrien, dan dibedakan
menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien diperlukan dalam jumlah besar
oleh tubuh seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan mikronutrien merupakan
zat yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit oleh tubuh seperti mineral dan
vitamin (Barasi, 2007).
Karbohidrat
Karbohidrat adalah polisakarida, merupakan sumber energi utama pada makanan.
Nasi, ketela, jagung adalah beberapa contoh makanan mengandung karbohidrat. Penyusun
utama karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen (C, H, O) dengan rumus umum
Cn(H2O)n. Karena inilah maka nama karbohidrat diberikan. Karbohidrat berasal dari kata
‘karbon’ dan ‘hidrat’. Atom karbon yang mengikat air (Haris, 2011).
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida
dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit
polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri
dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida (Umar, 2008).
Uji karbohidrat biasanya menggunakan uji molisch, uji benedict, uji barfoed, uji
fehling, uji fermentasi, uji selliwanoff, uji osazon, dan uji iod. Uji molisch tidak spesifik
terhadap karbohidrat. Uji benedict digunakan untuk mendeteksi adanya gula  pereduksi
dalam sampel. Uji barfoed dapat membedakan monosakarida dengan disakarida. Uji
fermentasi untuk hidrolisis gula oleh khamir. Uji selliwanoff untuk membedakan gugus
fungsi dari glukosa. Uji osazon untuk mengetahui bentuk gugus glukosa. Uji iod dapat
mendeteksi kandungan amilosa dalam pati (Suhardi, 2005).
Karbohidrat (pati) dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati
dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru sampai tidak
berwarna. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan berwarna biru, sedangkan
jika amilofektin direaksikan dengan iodium akan memberikan warna ungu kehitaman
(Mustakin dan Tahir, 2019).
Lipid
Lipid (dari bahasa Yunani lipos, lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan
yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, dan benzena. Penyusun utama lipid adalah
trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya
(Gordon 1990).
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air,
dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter.
Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak
adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24.
Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang
panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak
berminyak atau berlemak (Lehninger, 1982). Klasifikasi lipid menurut fungsi biologisnya
didalam tubuh terbagi menjadi :
 Lemak simpanan, yang terdiri dari trigliserida, yang tersimpat dalam jaringan
tubuh tumbuhan dan hewan. Lemak merupakan simpanan zat gizi esensial.
Komposisi asam lemak trigliserida ini bergantung pada susunan lemak.
 Lemak struktural yang terdiri atas fosfolipida dan kolesterol. Didalam jalinan
lunak lemak struktural ini, sesudah protein merupakan merupakan struktural
paling penting dalam tubuh (Sunita, 2009).

Menguji kandungan lemak dilakukan untuk mengetahui sifat, kelarutanya, dan jenis
lipid yang terdapat pada bahan makanan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan
mengoleskan bahan larutan pada kertas buram, jika kertas buram berubah menjadi
transparan maka larutan tersebut mengandung lemak. Uji kandungan lemak juga dapat
dilakukan dengan cara etanol dengan air, dengan cara memasukkan etanol dalam air,
apabila pada larutan tersebut terdapat emulsi putih keruh maka bahan makanan tersebut
mengandung lemak (aprian, 2012).

Protein

Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer
rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut denganpeptid atau
polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif
molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinaman
protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya
tersusun oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam
amino namun juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat
(nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein)
(Handito, dkk, 2014).

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul yang berbeda-
beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut
dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu
protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang
terdapat dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi (Poedjiadi,
2005).
Protein merupakan satu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini
di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga sebagai zat pembangun dan
pengatur. Protein dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh. Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi dua, yakni protein
nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan protein hewani yang berasal dari hewan.
Protein dalam makanan terdaat pada daging, putih telur, ikan, susu sapi, kacang-kacangan,
dan sebagainya (Winarno, 2002)

Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptide di dalam suatu zat
yang diuji. Adanya ikatan peptide mengindikasikan adanya protein, karena asam amino
berikatan dengan asam amino lain melalui ikatan peptide membentuk protein. Ikatan
peptide merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu
molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut
melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi (Panji, 2013)

Telur merupakan bahan pakan yang sempurna, karena kandungan zat-zat gizi yang
lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Protein telur memiliki mutu yang tinggi,
karena memiliki susunan asam amino esensial yang lengkap, sehingga dijadikan patokan
untuk menentukan mutu dari bahan pangan yang lain (Koswara, 2009). Telur juga
merupakan sumber mineral yang sangat istimewa dan lengkap yang terdiri dari zat besi,
fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium. Tinggi rendahnya masing-masing mineral
dipengaruhi oleh pakan yang diberikan (Wirakusumah, 2005). Telur tersusun atas
sebagian besar air (75% dari berat telur) dan bahan organic yaitu 12% protein, lipida 12
%, vitamin dan karbohidrat 1%, sedangkan bahan anorganik yakni mineral (Triatmojo et
al, 2001)

Jagung, sebagai bahan pangan pokok kedua setelah beras, selain sebagai sumber
karbohidrat, juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat
Indonesia. Jagung kaya akan komponen pangan fungsional antara lain, serat pangan yang
dibutuhkan tubuh (dietary fiber), asam lemak esensial, isoflavon, mineral Fe (tidak ada
dalam terigu), karoten (pro vitamin A), komposisi asam amino esensial, dan lainnya
(Suarni, 2009).

Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh
untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin bukan
karbohidrat, protein maupun lipid. Tubuh tidak dapat mensintesis vitamin-
vitamin. Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air, ada dua yaitu vitamin
yang larut di dalam air (vitamin B dan vitamin C) dan vitamin yang tidak larut
di dalam air (vitamin A, D, E, dan K). Karena larut dalam air, vitamin C mudah
diserap dalam usus halus, dari mana ia langsung masuk ke dalam darah vena
porta ke hati dan dari sana ke seluruh tubuh. Vitamin ini disimpan dalam
banyak jaringan, tetapi terutama banyak sekali dalam organ yang berhubungan
dengan aktivitas metabolisme (Tarrant, 1989).
Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang
dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam
urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi
setiap hari. Dosis rata-rata yang dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90
mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi dosis yang dianjurkan, tergantung pada
kondisi tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang yang berbeda-beda
(Sudarmadji, 1989).
Iodin dan iodium pada vitamin C digunakan sebagai indicator vitamin C,
berperan penting dalam hidroksilisin prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin
dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentuk kolagen. Vitamin C
merupakan reduktor kuat dan penentuannya dapat ditentukan dengan
menggunakan titrasi yang digunakan adalah iodine berdasarkan sifat yang
menentukannya. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan standarisasi
iodine yaitu 1 ml 0.01 N dan iodine ekivalen 0.8 asam askorbat (Poedjiadi,
1994).
Penetuan kadar vitamin C dapat ditentukan melalui titrasi. Jenis titrasi
yang digunakan adalah titrasi iodimetri yang termasuk dalam titrasi redoks
yang menggunakan amilum sebagai indikator. Sebenarnya titrasi ini dapat
dilakukan tanpa indikator karena warna iodin yang di titrasi akan lenyap bila
titik akhir tercapai. Warna yang terjadi ialah coklat tua menjadi lebih muda,
lalu kuning, kuning muda, sampai warna benar-benar lenyap. Namun untuk
lebih mudahnya ditambahkan amilum sebagai indikator. Amilum dapat
membentuk kompleks berwarna biru bila bereaksi dengan iodin (Harjadi,
1986).
Kadar dari vitamin C, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Keadaan buah : semakin layu/kusut atau tidak segarnya vitamin
menyebabkan kadar vitamin C yang terkandung dalam buah tersebut
berkurang.
2. Waktu pengekstraksian : semakin lama waktu mengekstrasi kandungan
vitamin C akan semakin berkurang.
3. Masa penyimpanan : semakin lama suatu bahan disimpan, kadarnya
akan semakin rendah. 4.  Suhu : semakin tinggi suhu, kadarnya akan
semakin rendah (Imma, 2009).
E. DATA PENGAMATAN
Uji Protein
Sample/Bahan Pereaksi Warna
(NaOH dan CuSO4)
Sample Sesudah Dilarutkan
Putih telur 2 ml Putih telur : berwarna Berubah menjadi
bening warna yang sangat
NaOH : Larutan tidak ungu dan memiliki
berwarna dan tidak ikatan peptida
berbau
CuSO4 : Larutan
berwarna biru
BIURET
Jagung 2 ml Jagung : berwarna Berubah menjadi
kuning warna ungu
NaOH : Larutan tidak kemerahmudaan
berwarna dan tidak
berbau
CuSO4 : Larutan
berwarna biru

Kacang Kedelai 2 Kacang kedelai : Berubah menjadi


ml berwarna coklat berwarna ungu dan
NaOH : Larutan tidak memilikiikatan
berwarna dan tidak peptida
berbau

CuSO4 : Larutan
berwarna biru

F. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Uji Protein
Pada praktikum ini, makanan yang ditetesi dengan larutan biuret dan setelah dikocok
berubah menjadi ungu maka bahan makanan tersebut mengandung protein. Semakin ungu
warna yang di hasilkan dari bahan tersebut maka semakin tinggi kandungan protein didalam
bahan tersebut. Pada praktikum kali ini, protein dapat ditemukan pada putih telur, kacang
kedelai, dan jagung. Pada sampel pertama, Putih telur, warna sebelum ditambahkan reagen
biuret dan setelah ditambahkan berbeda. Sebelum ditambahkan reagen biuret Putih telur
berwarna bening. Dan setelah ditambahkan reagen biuret berubah menjadi warna yang sangat
ungu dan memiliki ikatan peptida. Putih telur mengandung protein karena setelah ditetesi
reagen biuret warna dari larutan menjadi ungu. Putih telur menghasilkan ungu yang sangat
pekat dan ungu tua.Ungu yang dihasilkan putih telur sangat pekat dibanding bahan uji
lainnya. Putih telur menghasilkan ungu yang sangat pekat dan ungu tua.
Pada sampel kedua, Jagung, warna sebelum ditambahkan reagen biuret dan setelah
ditambahkan berbeda. Sebelum ditambahkan reagen biuret Jagung berwarna kuning. Dan
setelah ditambahkan reagen biuret berubah berubah menjadi warna ungu kemerahmudaan.
Jagung mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna dari larutan menjadi
ungu namun kandungannya sedikit karena ungu yang dihasilkan tipis dan agak
kemerahmudaan. Jagung menghasilkan warna ungu kemerahmudaan.
Pada sampel ketiga, Kacang kedelai, warna sebelum ditambahkan reagen biuret dan
setelah ditambahkan berbeda. Sebelum ditambahkan reagen biuret Kacang kedelai berwarna
coklat. Dan setelah ditambahkan reagen biuret berubah menjadi berwarna ungu dan
memilikiikatan peptida. Kacang kedelai mengandung protein karena setelah ditetesi reagen
biuret warna dari larutan menjadi ungu. Kacang kedelai menghasilkan ungu muda atau tidak
terlalu pekat.
Tujuan dari percobaan uji biuret ini adalah untuk mengetahui kandungan protein pada bahan
makanan. Protein terbentuk dari asam amino-asam amino. Molekul-molekul asam amino ini
saling terikat dengan ikatan yang disebut dengan ikatan peptide. Adanya ikatan peptide dalam
protein dapat diuji dengan uji biuret. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa bahan yang digunakan yaitu putih telur dan kacang kedelai terdapat ikatan
peptide dan warna larutan yang dihasilkan setelah diberi pereaksi NaOH dan CuSO4
warnanya menjadi ungu pekat. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu jagung tidak memiliki
ikatan peptide dan warna larutan setelah diberi pereaksi NaOH dan CuSO4 warnanya menjadi
ungu kemerahmudaan.
Fungsi pereaksi NaOH dan CuSO4 adalah untuk membuat suasana larutan menjadi
basa dan untuk menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu. Terbentuknya warna ungu
2+
pada larutan sampel karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu dan N dari molekul
ikatan peptide (-CO-NH-)Pada uji biuret ini tidak dilakukan pemanasan karena pereaksi dari
uji biuret mengandung CuSO4 yang apabila dipanaskan akan membentuk Kristal dan juga
apabila dilakukan pemanasan, ikatan peptide dari bahan yang digunakan akan rusak dan tidak
akan bisa dideteksi.
Bersadarkan data pengamatan, dapat diketahui bahwa putih telur dan kacang kedelai
setelah diberikan pereaksi NaOH dan CuSO4, larutan berubah warna menjadi ungu pekat dan
terdapat ikatan peptida. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa protein
yang mempunyai ikatan peptide sebanyak dua buah atau lebih akan berwarna ungu, warna
ungu terjadi karena kompleks ikatan peptide dengan tembaga, semakin banyak ikatan peptide
maka semakin pekat warna ungu yang terbentuk (Lehninger, 1993). Sehingga dapat
dikatakan bahwa putih telur dan kacang kedelai mengandung protein.
Sedangkan jagung setelah diberikan pereaksi NaOH dan CuSO4, larutan berubah
menjadi warna ungu kemerahmudahan dan tidak terdapat ikatan peptide. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jagung memiliki protein yang lebih sedikit dibandingkan dengan putih
telur dan kacang kedelai. Hal itu terbukti dengan warna yang dihasilkan setelah diberi reaksi,
warnanya menjadi ungu kemerahmudahan. Hal ini sudah sesuai dengan teori bahwa semakin
banyak ikatan peptide, maka akan semakin pekat warna ungu yang terbentuk. Sedangkan
pada percobaaan bahan jagung warnanya menjadi lebih muda, tetapi warnanya masih ungu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa jagung memiliki protein yang lebih sedikit dibandingkan
dengan putih telur dan kacang kedelai.
Berdasarkan hasil uji biuret yang telah dilakukan, urutan bahan makanan yang paling
banyak mengandung ikatan peptide atau yang paling banyak mengandung protein adalah
putih telur, kacang kedelai, lalu jagung. Saat melakukan pengujian, warna ungu pada bahan
protein sangat pekat, sedangkan pada kacang kedelai berwarna ungu sedang, dan pada jagung
berwarna ungu kemerahmudahan. Sehingga ikatan peptide pada putih telur lebih banyak
dibandingkan dengan kacang kedelai dan jagung. Hal ini sesuai dengan teori yang ada,
dimana bahan yang memiliki lebih banyak kandungan protein maka warnanya akan semakin
pekat. Dimana dari ketiga bahan yang memiliki protein paling banyak adalah putih telur,
kemudian kacang kedelai, dan terakhir adalah jagung.
Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam
tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi
sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit
yang berfungsi sebagai penganglut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah
salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit
atau yang disebut antigen, juga suatu protein.

G. DAFTAR PUSTAKA
Aida Aprian, “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Kegiatan Praktikum Kelas
XI IPA MA Negeri Pemalang Tahun Pelajaran 2011/202”, Skripsi (Semarang:
Program S1 UIN Walisongo Semarang, 2012), hlm. 32.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta .
Barasi, Mary E. 2007.At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta. Erlangga
Gordon, Gunawan. 1990. Pengaruh Kadar Asam Lemak Bebas. Bandung : Ilmu dan
Peternakan Institut Teknologi Bandung.
Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia
Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Mataram.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar.  Jakarta: PT Gramedia.
Imma, N. 2009. Penentuan Kadar Vitamin C . Jakarta: UI Press.
Koswara, Sutrisno. 2009. Pengolahan Pangan dengan Suhu Rendah. Ebookpangan.com
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawidjaya.Jakarta :
Erlangga. Terjemahan dari Basic of Biochemistry.
Mustakin, Fatmawati dan Tahir, Mulyati M. 2019. Analisis Kandungan Glikogen Pada
Hati, Otot, Dan Otak Hewan. Canrea Journal. Vol. 2 Issue 2, E-ISSN :2621-
9468.
Ngili, Yohanis, 2013, Biokimia Dasar Edisi Revisi. Bandung: Reakayasa Sains.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Silahooy. 2012. Efek Dolomit dan Sp-36 terhadap Bintil Akar, Serapan N dan Hasil
Kacang Tanah (arachis hypogaea l.) pada Tanah Kambisol. Jurnal ilmu budidaya
tanaman volume 1, nomor 2.
Sudarmaji, Slamet. Dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Suhardi. 2005. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Universitas
Ilmu Pangan dan Gizi.
Tarrant, 1989. Basic Collage Chemistry. London: Harper and Row Publisher.
Triatmojo, S., Rihastuti, Indriatingsih. 2001. Dasar Teknologi Hasil Ternak Fakultas
Peternakan UGM. Yogyakarta.
Umar, S. 2008. Analisis Karbohidrat. Jakarta : Grafindo Persada.
Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Wirakusumah, Emma S. 2005. Menikmati Telur. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai