Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wulidah Ainur Rokhmah

NIM : 190351620453
OFF : B
Mata Kuliah : Statistik Penelitian Pendidikan

JURNAL BELAJAR
Pertemuan 11
Materi yang dipahami

Pada pertemuan kali ini, mempelajari mengenai kasus dengan dua sampel berhubungan yang
ingin diuji beda antara kedua rata-ratanya.
Pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n > 30), uji statistiknya
menggunakan distribusi Z.Sedangkan untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan
sampel kecil (n < 30), uji statistiknya menggunakan distribusi t
Prosedur pengujiannya hipotesisnya
1. Menentukan formulasi hipotesis
 untuk uji sisi kanan
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 > μ2
 untuk uji sisi kiri
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ _ 1 < μ2
 untuk uji dua arah
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
2. Penentuan nilai α (soal) dan nilai Z α atau Z α/2 dari tabel. Dimana Z α untuk uji satu arah
dan Z α /2 untuk uji dua arah.

3. Menentukan kriteria pengujian

 Untuk uji sisi kiri, nilai H0 diterima jika Z 0 ≤ Z α dan H0 ditolak apabila Z 0> Z α
 Untuk uji sisi kanan, nilai H0 diterima jika Z 0 ≥−Z α dan H0 ditolak apabila Z 0← Z α
 Untuk uji dua arah, nilai H0 diterima jika −Z α /2 ≤ Z 0 ≤ Z α/ 2 dan H0 ditolak apabila
Z 0> Z α / 2 atau Z 0← Z α / 2

4. Uji Statistik
Untuk Sampel Besar ( n>30) uji statistiknya adalah
Persamaan ketika Simpangan baku populasi (σ ) diketahui
X 1−X 2
Z 0=
σ X −X
1 2

Dimana nilai

σ X −X =
1 2
√ σ 12 σ 22
+
n 1 n2

Ketika simpangan baku populasi ( σ ) tidak baku diketahui, maka dapat menggunakan
nilai simpangan baku sampel (S), sehingga persamaanya :
X 1−X 2
Z 0=
SX −X1 2

Dimana nilai

S X −X =
1 2

S 12 S 22
+
n1 n 2

Untuk Sampel Kecil ( n<30) uji statistiknya adalah


(i) Pengamat tidak berpasangan
X 1−X 2
t 0=


2 2
( n 1−1 ) S 1 + ( n2−1 ) S 2 1 1
n1+ n2−2
+
(n n )
1 2

Dengan db=n1 +n 2−2


(ii) Pengamat berpasangan
d
t 0=
Sd
√n
(iii) Hipotesis menggunakan skor beda
Jika data yang digunakan merupakan sekumpulan skor beda, maka hipotesis
nulnya menjadi hipotesis dimana mean populasi skor beda 𝜇𝐷 sama dengan
nol. Karena 𝜇𝐷 = 𝜇𝐴 − 𝜇𝐵, maka hipotesis nulnya menjadi 𝐻0: 𝜇𝐷 = 𝜇𝐴 − 𝜇𝐵 = 0
sehingga pengujiannya menggunakan satu sampel data yang telah dipelajari
sebelumnya.
- Simpangan baku populasi (σ )diketahui
X−μ 0 X−μ0
t 0= =
σX σ
√n

- Simpangan baku populasi (σ ) tidak diketahui


X−μ 0 X−μ0
t 0= =
SX S
√n

5. Menarik kesimpulan

Pada aplikasi soal pada nomor 3, merupakan contoh soal dengan sampel besar yaitu n>30
Uji hipotesis dengan taraf nyata 5%, kasus dalam soal diselesaikan dengan prosedur uji hipotesis
menggunakan distribusi Z. Pada soal rata-rata waktu belajar MK Fisika Dasar 1 mahasiswa
Fisika dan mahasiswa IPA sama dengan alternatif mahasiswa Fisika lebih besar dari mahasiswa
IPA maka uji hipotesis nya merupakan uji hipotesis sisi kanan, maka
Formulasi Hipotesisnya :
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 > μ2

Dan tarif nyata dan Nilai Tabelnya sebesar


α =5 %=0,05

Z 0,05 pada tabel distribusi Z nilainya=1,64

Lalu, Kriteria Pengujian uji hipotesis sisi kanan adalah : nilai H0 diterima jika Z 0 ≤ Z α dan H0
ditolak apabila Z 0> Z α
Langkah selanjutnya adalah Uji Statistik, dengan menggunakan rumus Z0 yang tidak diketahui
simpangan baku populasinya. Lalu menarik kesimpulan dengan nilai yang dihasilkan dimana
Z 0 ≤ 1,64 yaitu 1,40 ≤1,64 , maka H 0 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa rata - rata waktu
belajar mata kuliah Fisika Dasar 1 mahasiswa Fisika dan mahasiswa IPA sama.

Pada soal nomor 4, merupakan aplikasi dari uji hipotesis dengan bikai sampel dibawah 30 atau
disebut sampel kecil (n<30). Uji hipotesis dengan tarif nyata sebesar 10%, kasus dalam soal
nomor 4 diselesaikan dengan menggunakan distribusi t. Karena pada disebutkan Pada akhir
pelatihan diberikan evaluasi mengenai materi yang sama pada kedua metode dan metode
pelatihan dengan alternatif keduanya tidak sama maka dalam hal ini termasuk ke dalam uji
hipotesis dua sisi maka,

Formulasi hipotesisnya adalah

H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Dan taraf nyata dan nilainya dalam tabel distribusi t : 𝛼 = 10% = 0,1 ; karena merupakan uji
hipotesis dua arah maka 𝑡𝛼/2 = 0,05 dengan besarnya db = n1 + n2 – 2 = 15+17-2 = 30 dalam tabel
distribusi t diperoleh nilai 𝑡0,05;30 = 1,697. Lalu diuji dengan menggunakan rumus uji hipotesis
pengamat tidak berpasangan dan didapatkan nilai sebesar -11,962 maka kesimpulannya adalah
−1,963 < −1,697, maka 𝐻0 ditolak karena t0 < −1,697. Sehingga kedua metode yang digunakan
dalam pelatihan yaitu metode daring dan metode luring tidak sama hasilnya.

Materi yang belum dipahami

Strategi belajar

Anda mungkin juga menyukai