Anda di halaman 1dari 14

UJI HIPOTESIS

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Statistika Matematika
Dosen Pengampu :
Prof. Drs. Suwardi Annas, M.Si., Ph.D.

Oleh :

Kelompok 4

Dwidary Mulyaningrum (220027301004)

Nurul Khofifah Salsabila (220027301002)

Nurlaila Kaito (220027301009)

MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berbagai nikmat-Nya, penulis bisa menyelesaikan Makalah mengenai “Uji
Hipotesis”. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.
Drs. Suwardi Annas, M.Si., Ph.D. selaku dosen pengajar mata kuliah Statistika
Matematika yang telah memberi arahan dalam perkuliahan ini. Serta penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi saran pada
penyusunan makalah ini.

Makalah ini memberikan informasi mengenai materi Uji Hipotesis. Penulis


berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Makassar, 21 Desember 2022

Kelompok 4
B. Pengujian Hipotesis Selisih Dua Mean Populasi Normal
Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua
keadaan atau tepatnya dua populasi. Misalnya membandingkan dua cara
mengajar, dua cara produksi, daya sembuh dua macam obat dan lain
sebagainya. Pada kasus uji hipotesis selisih dua mean ini akan dicari tau
apakah dua populasi itu saling independen atau merupakan data
berpasangan. Dimana dalam kasus saling independen akan ada dua
keadaan yaitu ketika kedua sigmanya diketahui atau tidak diketahui, dan
untuk sigma yang tidak diketahui akan diselidiki apakah sigmanya sama
atau tidak sama. Misalnya mempunyai dua populasi normal masing-
masing dengan rata-rata μ1 dan μ2 sedangkan simpangan bakunya σ 1 dan
σ 2.
Dalam pengujian hipotesis pada kasus dua rata-rata populasi ini,
masih menggunakan langkah-langkah uji hipotesis yang sama seperti
digunakan pada uji hipotesis satu rata-rata populasi normal yaitu:
merumuskan hipotesis nol dan alternatif, menentukan taraf nyata atau
tingkat signifikan, menentukan statistik uji, membandingkan statistik uji
dengan tabel, menentukan kriteria pengambilan keputusan dan penarikan
kesimpulan.
a. Data independen, sampel besar n>30 , σ 1 dan σ 2 diketahui, uji Z
Prosedur pengujian hipotesis :
1. Formulasi hipotesis
 Hipotesis uji dua arah
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1 ≠ μ2
 Hipotesis uji satu arah kanan
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1> μ 2
 Hipotesis uji satu arah kiri
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1< μ 2
2. Menentukan nilai taraf nyata(α )
3. Menentukan statistik uji
( X 1−X 2 ) −(μ1 −μ 2)
Z hitung =


2 2
σ1 σ 2
+
n 1 n2

Karena sebelumnya diketahui bahwa μ1=μ2 dan dimana dari


persamaan tersebut dapat kita ubah menjadi μ1−μ2 =0 maka
diperoleh:

( X 1−X 2 )
Z hitung =


2 2
σ1 σ2
+
n1 n2
4. Menentukan nilai Z tabel
Z tabel=Z α (uji dua arah)
1−
2

Z tabel=Z 1−α (uji satu arah)


5. Kriteria pengambilan keputusan
 Uji dua arah

H 0 diterima, jika −Z α < Z hitung < Z α


2 2

H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α atau Z hitung ≥ Z α


2 2

 Uji satu arah kanan


H 0 diterima, jika Z hitung < Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≥ Z α
 Uji satu arah kiri
H 0 diterima, jika Z hitung >−Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α
6. Kesimpulan
b. Data independen, sampel kecil n<30 , σ 1 dan σ 2 tidak diketahui,
σ 1=σ 2, uji t
Prosedur pengujian hipotesis :
1. Formulasi hipotesis
 Hipotesis uji dua arah
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1 ≠ μ2
 Hipotesis uji satu arah kanan
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1> μ 2
 Hipotesis uji satu arah kiri
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1< μ 2
2. Menentukan nilai taraf nyata(α )
3. Menentukan statistik uji
( X 1−X 2 )
t hitung =


2 2
S p Sp
+
n1 n2
4. Menentukan nilai Z tabel
Z tabel=Z α (uji dua arah)
1−
2

Z tabel=Z 1−α (uji satu arah)


db=n1 +n 2−2
5. Kriteria pengambilan keputusan
 Uji dua arah

H 0 diterima, jika −Z α < Z hitung < Z α


2 2

H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α atau Z hitung ≥ Z α


2 2

 Uji satu arah kanan


H 0 diterima, jika Z hitung < Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≥ Z α
 Uji satu arah kiri
H 0 diterima, jika Z hitung >−Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α
6. Kesimpulan
c. Data independen, sampel kecil n<30 , σ 1 dan σ 2 tidak diketahui,
σ 1 ≠ σ 2, uji t
Prosedur pengujian hipotesis :
1. Formulasi hipotesis
 Hipotesis uji dua arah
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1 ≠ μ2
 Hipotesis uji satu arah kanan
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1> μ 2
 Hipotesis uji satu arah kiri
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1< μ 2
2. Menentukan nilai taraf nyata(α )
3. Menentukan statistik uji
( X 1−X 2)
t hitung =


2 2
S1 S 2
+
n1 n2
4. Menentukan nilai Z tabel
Z tabel=Z α (uji dua arah)
1−
2

Z tabel=Z 1−α (uji satu arah)


( )
2 2 2
S1 S 2
+
n1 n2
db=

( ) ( )
2 2 2 2
S1 S2
n1 n2
+
n 1−1 n2−1
5. Kriteria pengambilan keputusan
 Uji dua arah

H 0 diterima, jika −Z α < Z hitung < Z α


2 2

H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α atau Z hitung ≥ Z α


2 2

 Uji satu arah kanan


H 0 diterima, jika Z hitung < Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≥ Z α
 Uji satu arah kiri
H 0 diterima, jika Z hitung >−Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α
6. Kesimpulan
d. Data Berpasangan
Prosedur pengujian hipotesis :
1. Formulasi hipotesis
 Hipotesis uji dua arah
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1 ≠ μ2
 Hipotesis uji satu arah kanan
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1> μ 2
 Hipotesis uji satu arah kiri
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1< μ 2
2. Menentukan nilai taraf nyata(α )
3. Menentukan statistik uji
d−μ D
t hitung =
Sd
√n

Karena sebelumnya diketahui bahwa μ1=μ2 dan dimana dari


persamaan tersebut dapat kita ubah menjadi μ1−μ2 =0 dan misal
dinamakan μ1−μ2 =μ D =0 maka diperoleh:

d
t hitung =
Sd
√n
Dimana,
n

∑ di
d= i=1
n


n

∑ ( d i−d )2
i =1
sd =
n−1
4. Menentukan nilai Z tabel
Z tabel=Z α (uji dua arah)
1−
2

Z tabel=Z 1−α (uji satu arah)


db=n−1
5. Kriteria pengambilan keputusan
 Uji dua arah

H 0 diterima, jika −Z α < Z hitung < Z α


2 2

H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α atau Z hitung ≥ Z α


2 2

 Uji satu arah kanan


H 0 diterima, jika Z hitung < Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≥ Z α
 Uji satu arah kiri
H 0 diterima, jika Z hitung >−Z α
H 0 ditolak, jika Z hitung ≤−Z α
6. Kesimpulan
Contoh soal:

1. Untuk membandingkan usia wanita saat pertama menikah dari dua kelompok
etnis (A dan B), sampel acak sebanyak 100 wanita dambil dari masing-masing
kelompok dan dicatat usianya saat pertama menikah. Berikut adalah
simpangan baku populasi kedua kelompok dan rata-rata sampel masing-
masing kelompok:

A B
Rata - rata 20,7 18,5
Simpangan
6,3 5,8
Baku Populasi
Lakukan pengujian dengan taraf nyata 5% untuk mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata usia saat pertama menikah antara wanita kelompok etnis A
dan B?

Jawab :

1. Rumusan hipotesis
H 0 : μ A =μ B
H 1: μ A ≠ μB

A B
X A =¿
Rata - rata X B=¿ 18,5
20,7
Simpangan σ A=¿ 6,3 σ B=¿ 5,8
Baku Populasi
Jumlah sampel n A =¿ 100 n B=¿ 100

2. Taraf nyata( α )=5 %


3. Statistik uji dengan distribusi normal baku
( X A− X B ) −( μ A−μ B ) ( 20 , 7−18 ,5 )−0
Z hitung = = =2 , 57

√ √
2 2 2 2
σA σB 6 ,3 5 ,8
+ +
n A nB 100 100
4. Membandingkan statistik uji dengan nilai tabel
α =5 %=0 , 0 5
Z α =Z 0 ,05
1− 1−
2 2

¿ Z1−0,025
¿ Z 0,975
5. Kriteria pengambilan keputusan

0,025 0,025
z
−1 , 96 0 1 , 96

−Z α =−Z 0,025=−1 , 96 Z α =Z 0,025=1 , 96 Z hitung =2 ,57


2 2

Z hitung =2 ,57 terletak di kanan 1,96 (atau > 1,96), maka H 0 ditolak

6. Penarikan Kesimpulan
H 0 ditolak, sehingga Dalam taraf nyata 0,05 (5%), ada perbedaan rata-rata
usia saat pertama menikah antara wanita kelompok etnis A dan B.

Anda mungkin juga menyukai