SAMPEL INDEPENDEN
TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA NON PARAMETRIK
Disusun Oleh:
KELOMPOK 15
2. Nyatakanlah yang termasuk dalam daerah penolakan banyak hasil yang mungkin dan
paling eksterm. Hasil-hasil eksterm adalah yang mempunyai selisih ∑A dan ∑B
yang terbesar. Untuk tes satu sisi semua harga itu ada dalam arah yang diramalkan.
Untuk tes dua sisi, setengah dari hasil-hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam
satu arah dan setengahnya lagi dari hasil-hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam
arah yang lain.
3. Jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil yang terdaftar dalam daerah
penolakan, tolaklah H0 pada tingkat signifikansi α.
Á− B́
4. Untuk sampel Besar (n1 dan n2 besar) digunakan rumus: t= sebagai
√∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
pendekatan jika syarat – syarat penggunaannya terpenuhi oleh data yang ada (kurtosis
n1
kecil dan 1/5 ≤ ≤ 5). Rumus tersebut adalah tes-t dengan db =nA+nB-2, tes ini tidak
n2
dipakai dalam kasus ini sebagai tes parametrik, karena anggapan bahwa populasinya
berdistribusi normal dengan varian sama tidak perlu dibuat. Tetapi, penggunaan tes – t
menuntut kedua syarat itu dipenuhi dan skor-skornya mewakili pengukuran dalam
skala yang sekurang-kurangnya skala interval.
Jika n1 dan n2 besar, sebagai pengganti Tes Randomisasi ialah Tes U Mann-Whitney
yang dapat dianggap sebagai Tes Randomisasi yang dikenakan atas harga-harga
ranking observasi. Tes U Mann – Whitney merupakan suatu pendekatan yang baik
untuk Tes Randomisasi daripada Tes – t.
E. Hipotesis Untuk Tes Randomisasi
H0: μ A =μB
H1: μ A < μ B
Atau
H0: μ A =μB
H1: μ A > μ B
2. Taraf signifikan =α
3. Statistik Uji: ( ∑ A−∑ B) yang terbesar.
4. Kriteria keputusan:
H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil yang terdaftar
n 1+ n2
dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem.
5. Perhitungan:
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
∑B - ∑A = selisih banyaknya subjek kelompok pertama dan kelompok kedua
6. Keputusan
7. kesimpulan
Ho: µ1= µ2
H1: µ1 µ2
2. Taraf signifikan=α
3. Statistik Uji: |∑A - ∑B| yang terbesar.
4. Kriteria keputusan:
H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil yang terdaftar
n 1+ n2
dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem.
5. Perhitungan:
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
|∑A - ∑B| = selisih banyaknya subjek kelompok pertama dan kelompok kedua
6. Keputusan
7. Kesimpulan
H0: μ A =μB
H1: μ A < μ B
Atau
H0: μ A =μB
H1: μ A > μ B
2. Taraf signifikan =α
3. Statistik Uji:
n1 Á− B́
Jika syarat 1/5 ≤ ≤ 5 terpenuhi maka menggunakan t=
n2 √∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
Bila syarat tidak terpenuhi maka menggunakan uji U Mann-Whitney
4. Kriteria keputusan:
Ho ditolak:Untuk μ A < μ B adalah jika thit < - tα,db
Ho ditolak:Untuk μ A > μ B adalah jika thit > tα,db
Tabel B dengan db = n A +nB −2
5. Perhitungan
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
Á = rata-rata data observasi A
H1: µ1 µ2
2. Taraf signifikan=α
3. Statistik Uji:
n1 Á− B́
Jika syarat 1/5 ≤ ≤ 5 terpenuhi maka menggunakan t=
n2 √∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
Bila syarat tidak terpenuhi maka menggunakan uji U Mann-Whitney
4. Kriteria keputusan:
Ho ditolak jika thit > tα/2,db
Tabel B dengan db = n A +nB −2
5. Perhitungan:
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
Á = rata-rata data observasi A
B́ = rata-rata data observasi B
∑ ( A− Á)2 = jumlah dari selisih data A dengan rata-rata A dikuadratin
∑ ( B− B́)2 = jumlah dari selisih data B dengan rata-rata B dikuadratin
6. Keputusan
7. Kesimpulan
F. Contoh Soal
Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random terhadap
anggota-anggota suatu kelompok yang asal-asulnya sembarang. Kelompok A meliputi 4
subyek (n1 = 4) dan kelompok B meliputi 5 subyek (n2 = 5). Skor – skor untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:
Skor untuk 0 11 12 20
kelompok A
Skor untuk 16 19 22 24 29
kelompok B
Dengan taraf signifikkansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian hipotesis apakah mean skor
kelompok A lebih kecil dari mean skor kelompok B?
Penyelesaian:
1. H0: μ A =μB
H1: μ A < μ B
n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( )n1
hasil yang ekstrem.
5. Perhitungan:
n 1+ n2 4+5 9
α = 0,05 dan ( ) ( ) ()
n1
=
4
=
4
= 126.
n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( ) n1
= 0,05 x 126 = 6,3 sehingga
daerah penolakan terdiri dari 6 hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam arah
yang diramalkan.
Tabel 1.1: Keenam Hasil yang Mungkin dan Paling Ekstrem dalam Arah yang
Diramalkan.
Skor yang mungkin untuk 5 kasus B Skor yang mungkin untuk 4 kasu ∑B-
A ∑A
19 20 22 24 29 0 11 12 16 114-
39=75
16 20 22 24 29 0 11 12 19 111-
42=69
16 19 22 24 29 0 11 12 20 110-
43=67*
16 19 20 24 29 0 11 12 22 108-
46=63
12 20 22 24 29 0 11 16 19 107-
46=61
16 19 20 22 29 0 11 12 24 106-
47=59
6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor observasi kita ada dalam daerah penolakan
yaitu yang ketiga dari hasil – hasil yang mungkin dan ekstrem ( diberi tanda *).
7. Kesimpulan: Mean skor kelompok A lebih kecil dari mean skor kelompok B.
Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random terhadap
anggota-anggota suatu kelompok yang asal-asulnya sembarang. Kelompok A meliputi 4
subyek (n1 = 4) dan kelompok B meliputi 5 subyek (n2 = 5). Skor – skor untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:
Skor untuk 0 11 12 20
kelompok A
Skor untuk 16 19 22 24 29
kelompok B
Dengan taraf signifikkansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian hipotesis apakah ada perbedaan
antara kedua mean skor kelompok A dan mean skor kelompok B?
Penyelesaian:
1. H0: μ A =μB
H1: μ A ≠ μB
n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem.
5. Perhitungan:
n 1+ n2 4+5 9
α = 0,05 dan ( ) ( ) ()
n1
=
4
=
4
= 126.
n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( ) n1
= 0,05 x 126 = 6,3 sehingga
keenam himpunan skor yang mungkin di dalam daerah penolakan akan terdiri dari tiga
hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam satu arah, dan tiga hasil yang mungkin
dan paling ekstrem dalam arah yang lain. Itu akan meliputi 6 hasil yang mungkin
dengan selisih ( ∑ A−∑ B) yang terbesar dalam harga absolute.
Tabel 1.2. Keenam Hasil yang Mungkin yang Paling Ekstrem Dalam Kedua Arah
(Merupakan daerah – penolakan dua – sisi untuk Tes Randomisasi bila α = 0,05)
Skor – skor yang mungkin untuk 5 kasus B Skor – skor yang mungkin untuk 4 |∑B -
kasus A ∑A|
19 20 22 24 29 0 11 12 16 |114 –
39|=75
0 11 12 16 19 20 22 24 29 |58 – 95|
=37
16 20 22 24 29 2 11 12 19 |111 –
42|=69
0 11 12 16 20 19 22 24 29 |59 – 94|
=35
16 19 22 24 29 0 11 12 20 |110 –
43|=67*
0 11 12 16 22 19 20 24 29 |91 – 92|
=31
*sampel yang didapatkan
6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor yang diobservasi ada dalam salah satu di
antara keenam hasil ekstrem dari hasil-hasil yang mungkin dalam satu arah.
7. Keputusan: Ada perbedaan antara kedua mean skor kelompok A dan mean skor
kelompok B.
Contoh Sampel Besar
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah keikutsertaan dalam penyuluhan terhadap pemula
peternak ayam mempengaruhi rata-rata penjualan ayam. Oleh karena itu, peneliti mengambil
sampel secara acak kepada 19 peternak yang tidak mengikuti penyuluhan dan 24 peternak yang
mengikuti penyuluhan. Setelah satu bulan diperoleh hasil penjualan sebagai berikut:
Tabel 1: Hasil Penjualan Peternak Ayam yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Penyuluhan
Penyelesaian:
Cara 1
1. H0 : μ A =μB
H1 : μ A < μ B
2. Taraf signifikan (α) = 0,05
3. Statistik Uji:
Á− B́ 19
t= ( karena memenuhi syarat 1/5 ≤ ≤ 5 yaitu 0,2 ≤ 0,79 ≤5)
√∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿ 24
Cara 2
1. Hipotesis:
H0 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan sama dengan
rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
H1 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih besar
daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
2. Taraf Signifikansi:
α = 0,05
3. Statistik Uji :
n1 n2
U−
2
z=
√(n¿¿ 1)¿ ¿ ¿ ¿ ¿
4. Daerah Penolakan:
H0 ditolak jika p < α
5. Perhitungan:
n1 =19 ,n 2=24
Tabel 1.1: Hasil Penjualan dan Ranking Hasil Penjualan Peternak yang tidak Mengikuti
Penyuluhan dan Peternak yang Mengikuti Penyuluhan
Cara 3
1. Hipotesis:
H0 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan sama dengan
rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
H1 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih besar
daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
2. Taraf Signifikansi:
α = 0,05
3. Statistik Uji :
n1 n2
U−
2
z=
n1 n2
√( N ( N −1 )
4. Daerah Penolakan:
)
¿¿¿
33−3 23−2 3 3−3 43 −4 4 3−4 33−3 43 −4 22−2 5 3−5 22−2 33−3 22−2
∑T= 12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
∑ T =2+ 0,5+2+5+5+2+5+0,5+ 10+ 0,5+2+0,5=35
Tabel 1.1: Hasil Penjualan dan Ranking Hasil Penjualan Peternak yang tidak Mengikuti
Penyuluhan dan Peternak yang Mengikuti Penyuluhan
Tidak Mengikuti Penyuluhan Mengikuti penyuluhan
Hasil Penjualan Ranking Hasil Penjualan Ranking
18 1 20 3
20 3 25 5
20 3 26 6
27 7,5 30 10
27 7,5 35 13,5
30 10 35 13,5
30 10 35 13,5
35 13,5 45 19,5
38 16 45 19,5
42 17 57 23
45 19,5 57 23
45 19,5 60 26,5
57 23 60 26,5
60 26,5 65 29,5
60 26,5 69 31
65 29,5 70 34
70 34 70 34
70 34 70 34
75 37,5 75 37,5
78 40
78 40
78 40
80 42,5
80 42,5
R1 = 338,5 R2 = 607,5
n 1(n1+ 1)
U =n1 n2+ −R1
2
( 19 )( 19+ 1)
U =( 19 )( 24 ) + −338,5
2
U =456+190−338,5=307,5
Dengan mensubtitusi nilai n1 =19 ,n 2=24 , N=43 , ∑ T =35 ,U =307,5 pada
n1 n2
U−
2
z=
n1 n2
√( N ( N −1 ) )
¿¿¿
( 19 ) (24)
307,5−
2
z=
( 19 )( 24 ) 433 −43
√(
79,5
)
43 ( 43−1 )
(
12
−35)
z= =1,95
40,78
p = 0,0256
6. Keputusan: H0 ditolak karena p < α yaitu 0,0256 < 0,05.
7. Kesimpulan: Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih
besar daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
CONTOH SOAL
Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random yaitu siswa yang
tidak mengikuti Bimbel dan siswa yang mengikuti bimbel. Kelompok A adalah siswa yang tidak
mengikuti Bimbel meliputi 4 siswa dan kelompok B adalah siswa yang mengikuti Bimbel
meliputi 6 siswa. Kesepuluh siswa tersebut diberikan tes yang sama. Hasil tes untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:
Skor untuk 0 3 4 6
kelompok A
Skor untuk 4 5 7 8 8 9
kelompok B
Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian apakah mean skor untuk siswa yang
tidak mengikuti Bimbel lebih kecil dari mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel?
Penyelesaian:
1. H0: μ A =μB
H1: μ A < μ B
n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem atau p < α.
5. Perhitungan:
n 1+ n2 4+6 10
α=0,05 dan ( ) ( ) ( )
n1
=
4
=
4
= 210
n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( )n1
= 0,05 x 210 = 10,5 sehingga
daerah penolakan terdiri dari 10 hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam arah
yang diramalkan.
Tabel 1.1: Kesepuluh Hasil yang Mungkin dan Paling Ekstrem dalam Arah yang
Diramalkan.
Skor yang mungkin untuk 6 kasus B Skor yang mungkin untuk 4 ∑B-
kasus A ∑A
5 6 7 8 8 9 0 3 4 4 43-
11=32
4 6 7 8 8 9 0 3 4 5 42-
12=30
4 5 7 8 8 9 0 3 4 6 41-
13=28*
3 6 7 8 8 9 0 4 4 5 41-
13=28
4 5 6 8 8 9 0 3 4 7 40-
14=26
4 4 7 8 8 9 0 3 5 6 40-
14=26
3 5 7 8 8 9 0 4 4 6 40-
14=26
4 5 6 7 8 9 0 3 4 8 39-
15=24
4 4 6 8 8 9 0 3 5 7 39-
15=24
3 4 7 8 8 9 0 4 5 6 39-
15=24
6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor observasi kita ada dalam daerah penolakan
yaitu yang ketiga dari hasil – hasil yang mungkin dan ekstrem ( diberi tanda *).
7. Kesimpulan: Mean skor untuk siswa yang tidak mengikuti Bimbel lebih kecil daripada
mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel.
Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random yaitu siswa yang
tidak mengikuti Bimbel dan siswa yang mengikuti bimbel. Kelompok A adalah siswa yang tidak
mengikuti Bimbel meliputi 4 siswa dan kelompok B adalah siswa yang mengikuti Bimbel
meliputi 6 siswa. Kesepuluh siswa tersebut diberikan tes yang sama. Hasil tes untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:
Skor untuk 0 3 4 6
kelompok A
Skor untuk 4 5 7 8 8 9
kelompok B
Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian apakah ada perbedaan mean skor untuk
siswa yang tidak mengikuti Bimbel dengan mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel?
Penyelesaian:
1. H0: μ A =μB
H1: μ A ≠ μB
n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( )n1
hasil yang ekstrem.
5. Perhitungan:
n 1+ n2 4+6 10
α = 0,05 dan ( ) ( ) ( )
n1
=
4
=
4
= 210.
n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( ) n1
= 0,05 x 210 = 10,5 sehingga
kesepuluh himpunan skor yang mungkin di dalam daerah penolakan akan terdiri dari lima
hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam satu arah, dan lima hasil yang mungkin
dan paling ekstrem dalam arah yang lain. Itu akan meliputi 10 hasil yang mungkin
dengan selisih ( ∑ A−∑ B) yang terbesar dalam harga absolute.
Tabel 1.2. Kesepuluh Hasil yang Mungkin yang Paling Ekstrem Dalam Kedua Arah
(Merupakan daerah – penolakan dua – sisi untuk Tes Randomisasi bila α = 0,05)
Skor yang mungkin untuk 6 kasus B Skor yang mungkin untuk 4 |∑B-
kasus A ∑A|
5 6 7 8 8 9 0 3 4 4 |43-11|
=32
0 3 4 4 5 6 7 8 8 9 |22-32|
=10
4 6 7 8 8 9 0 3 4 5 |42-12|
=30
0 3 4 4 5 7 6 8 8 9 |23-31|
=8
4 5 7 8 8 9 0 3 4 6 |41-13|
=28*
0 3 4 4 5 8 6 7 8 9 |24-30|
=6
3 6 7 8 8 9 0 4 4 5 |41-13|
=28
0 3 4 4 6 7 5 8 8 9 |24-30|
=6
4 5 6 8 8 9 0 3 4 7 |40-14|
=26
0 3 4 5 6 7 4 8 8 9 |25-29|
=4
6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor yang diobservasi ada dalam salah satu di antara
keenam hasil ekstrem dari hasil-hasil yang mungkin dalam satu arah.
7. Keputusan: Ada perbedaan mean skor untuk siswa yang tidak mengikuti Bimbel dengan
mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel.