Anda di halaman 1dari 20

TES RANDOMISASI UNTUK DUA

SAMPEL INDEPENDEN
TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA NON PARAMETRIK

Dosen Pengampu: Elly Arliani, M.Si

Disusun Oleh:

KELOMPOK 15

KHRISNA YULI S (07305144019)

ERLINA KURNIASIH W (07305144040)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
Tes Randomisasi untuk Dua Sampel Independent
A. Fungsi Pengujian
Tes Randomisasi untuk 2 sampel independen merupakan suatu teknik nonparametrik
yang berguna dan sangat kuat untuk menguji signifikansi perbedaan antara means 2
sampel independen apabila n1 dan n2 kecil. Dengan tes Randomisasi kita dapat
menentukan kemungkinan yang eksak, di bawah H0, yang berkaitan dengan observasi
kita, dan kita dapat berbuat demikian tanpa anggapan distribusi normal atau homogenitas
varian dalam populasi yang dipelajari.
B. Persyaratan Data
Data yang digunakan sekurang – kurangnya memiliki skala interval.
C. Kekuatan Tes Randomisasi Dua Sampel Independent
Tes Randomisasi ini memiliki kekuatan efisiensi sebesar 100% karena pada tes ini
menggunakan semua informasi yang ada dalam data.
D. Prosedur Pengujian
Langkah-langkah dalam penggunaan Tes Randomisasi untuk Dua Sampel Independent:
n 1+ n2
1. Tentukan banyak hasil yang mungkin dalam daerah penolakan : α ( )n1
.

2. Nyatakanlah yang termasuk dalam daerah penolakan banyak hasil yang mungkin dan
paling eksterm. Hasil-hasil eksterm adalah yang mempunyai selisih ∑A dan ∑B
yang terbesar. Untuk tes satu sisi semua harga itu ada dalam arah yang diramalkan.
Untuk tes dua sisi, setengah dari hasil-hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam
satu arah dan setengahnya lagi dari hasil-hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam
arah yang lain.
3. Jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil yang terdaftar dalam daerah
penolakan, tolaklah H0 pada tingkat signifikansi α.
Á− B́
4. Untuk sampel Besar (n1 dan n2 besar) digunakan rumus: t= sebagai
√∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
pendekatan jika syarat – syarat penggunaannya terpenuhi oleh data yang ada (kurtosis

n1
kecil dan 1/5 ≤ ≤ 5). Rumus tersebut adalah tes-t dengan db =nA+nB-2, tes ini tidak
n2
dipakai dalam kasus ini sebagai tes parametrik, karena anggapan bahwa populasinya
berdistribusi normal dengan varian sama tidak perlu dibuat. Tetapi, penggunaan tes – t
menuntut kedua syarat itu dipenuhi dan skor-skornya mewakili pengukuran dalam
skala yang sekurang-kurangnya skala interval.
Jika n1 dan n2 besar, sebagai pengganti Tes Randomisasi ialah Tes U Mann-Whitney
yang dapat dianggap sebagai Tes Randomisasi yang dikenakan atas harga-harga
ranking observasi. Tes U Mann – Whitney merupakan suatu pendekatan yang baik
untuk Tes Randomisasi daripada Tes – t.
E. Hipotesis Untuk Tes Randomisasi

Untuk Sampel Kecil


a. Hipotesis-hipotesis Untuk uji 1 sisi
1. Hipotesis

H0: μ A =μB

H1: μ A < μ B

Atau

H0: μ A =μB

H1: μ A > μ B

2. Taraf signifikan =α
3. Statistik Uji: ( ∑ A−∑ B) yang terbesar.
4. Kriteria keputusan:
H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil yang terdaftar

n 1+ n2
dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem.

5. Perhitungan:
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
∑B - ∑A = selisih banyaknya subjek kelompok pertama dan kelompok kedua
6. Keputusan
7. kesimpulan

b. Hipotesis-hipotesis Untuk uji 2 sisi


1. Hipotesis

Ho: µ1= µ2

H1: µ1 µ2

2. Taraf signifikan=α
3. Statistik Uji: |∑A - ∑B| yang terbesar.
4. Kriteria keputusan:
H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil yang terdaftar

n 1+ n2
dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem.

5. Perhitungan:
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
|∑A - ∑B| = selisih banyaknya subjek kelompok pertama dan kelompok kedua
6. Keputusan
7. Kesimpulan

Untuk Sampel Besar


a. Hipotesis-hipotesis Untuk uji 1 sisi
1. Hipotesis

H0: μ A =μB

H1: μ A < μ B

Atau

H0: μ A =μB

H1: μ A > μ B
2. Taraf signifikan =α
3. Statistik Uji:
n1 Á− B́
Jika syarat 1/5 ≤ ≤ 5 terpenuhi maka menggunakan t=
n2 √∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
Bila syarat tidak terpenuhi maka menggunakan uji U Mann-Whitney
4. Kriteria keputusan:
Ho ditolak:Untuk μ A < μ B adalah jika thit < - tα,db
Ho ditolak:Untuk μ A > μ B adalah jika thit > tα,db
Tabel B dengan db = n A +nB −2
5. Perhitungan
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
Á = rata-rata data observasi A

B́ = rata-rata data observasi B

∑ ( A− Á)2 = jumlah dari selisih data A dan rata-rata A dikuadratin


∑ ( B− B́)2 = jumlah dari selisih data B dan rata-rata B dikuadratin
6. Keputusan
7. Kesimpulan

b. Hipotesis-hipotesis Untuk uji 2 sisi


1. Hipotesis
Ho: µ1= µ2

H1: µ1 µ2
2. Taraf signifikan=α
3. Statistik Uji:
n1 Á− B́
Jika syarat 1/5 ≤ ≤ 5 terpenuhi maka menggunakan t=
n2 √∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
Bila syarat tidak terpenuhi maka menggunakan uji U Mann-Whitney
4. Kriteria keputusan:
Ho ditolak jika thit > tα/2,db
Tabel B dengan db = n A +nB −2
5. Perhitungan:
n1 = banyaknya subjek kelompok pertama
n2 = banyaknya subjek kelompok kedua
Á = rata-rata data observasi A
B́ = rata-rata data observasi B
∑ ( A− Á)2 = jumlah dari selisih data A dengan rata-rata A dikuadratin
∑ ( B− B́)2 = jumlah dari selisih data B dengan rata-rata B dikuadratin
6. Keputusan
7. Kesimpulan

F. Contoh Soal

Contoh sampel kecil (Uji Satu Sisi)

Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random terhadap
anggota-anggota suatu kelompok yang asal-asulnya sembarang. Kelompok A meliputi 4
subyek (n1 = 4) dan kelompok B meliputi 5 subyek (n2 = 5). Skor – skor untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:

Tabel 1: Skor – skor untuk Kelompok A dan Kelompok B.

Skor untuk 0 11 12 20
kelompok A
Skor untuk 16 19 22 24 29
kelompok B
Dengan taraf signifikkansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian hipotesis apakah mean skor
kelompok A lebih kecil dari mean skor kelompok B?

Penyelesaian:

Uji Hipotesis (Uji Satu Sisi)

1. H0: μ A =μB
H1: μ A < μ B

2. Taraf Signifikansi: α = 0,05.


3. Statistik Uji: (∑B - ∑A) yang terbesar.
4. Daerah penolakan: H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil

n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( )n1
hasil yang ekstrem.

5. Perhitungan:
n 1+ n2 4+5 9
α = 0,05 dan ( ) ( ) ()
n1
=
4
=
4
= 126.

Sehingga terdapat 126 selisih yang mungkin antara ∑ A dan ∑ B .

n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( ) n1
= 0,05 x 126 = 6,3 sehingga

daerah penolakan terdiri dari 6 hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam arah
yang diramalkan.

Tabel 1.1: Keenam Hasil yang Mungkin dan Paling Ekstrem dalam Arah yang
Diramalkan.

(Merupakan daerah penolakan untuk Tes Randomisasi jika α = 0,05)

Skor yang mungkin untuk 5 kasus B Skor yang mungkin untuk 4 kasu ∑B-
A ∑A
19 20 22 24 29 0 11 12 16 114-
39=75
16 20 22 24 29 0 11 12 19 111-
42=69
16 19 22 24 29 0 11 12 20 110-
43=67*
16 19 20 24 29 0 11 12 22 108-
46=63
12 20 22 24 29 0 11 16 19 107-
46=61
16 19 20 22 29 0 11 12 24 106-
47=59

6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor observasi kita ada dalam daerah penolakan
yaitu yang ketiga dari hasil – hasil yang mungkin dan ekstrem ( diberi tanda *).
7. Kesimpulan: Mean skor kelompok A lebih kecil dari mean skor kelompok B.

Contoh sampel kecil (Uji Dua Sisi)

Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random terhadap
anggota-anggota suatu kelompok yang asal-asulnya sembarang. Kelompok A meliputi 4
subyek (n1 = 4) dan kelompok B meliputi 5 subyek (n2 = 5). Skor – skor untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:

Tabel 1: Skor – skor untuk Kelompok A dan Kelompok B.

Skor untuk 0 11 12 20
kelompok A
Skor untuk 16 19 22 24 29
kelompok B
Dengan taraf signifikkansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian hipotesis apakah ada perbedaan
antara kedua mean skor kelompok A dan mean skor kelompok B?

Penyelesaian:

Uji Hipotesis (Uji Dua Sisi)

1. H0: μ A =μB

H1: μ A ≠ μB

2. Taraf Signifikansi: α = 0,05.


3. Statistik Uji: |∑B - ∑A| yang terbesar.
4. Daerah penolakan: H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil

n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem.
5. Perhitungan:
n 1+ n2 4+5 9
α = 0,05 dan ( ) ( ) ()
n1
=
4
=
4
= 126.

n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( ) n1
= 0,05 x 126 = 6,3 sehingga

keenam himpunan skor yang mungkin di dalam daerah penolakan akan terdiri dari tiga
hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam satu arah, dan tiga hasil yang mungkin
dan paling ekstrem dalam arah yang lain. Itu akan meliputi 6 hasil yang mungkin
dengan selisih ( ∑ A−∑ B) yang terbesar dalam harga absolute.

Tabel 1.2. Keenam Hasil yang Mungkin yang Paling Ekstrem Dalam Kedua Arah

(Merupakan daerah – penolakan dua – sisi untuk Tes Randomisasi bila α = 0,05)

Skor – skor yang mungkin untuk 5 kasus B Skor – skor yang mungkin untuk 4 |∑B -
kasus A ∑A|
19 20 22 24 29 0 11 12 16 |114 –
39|=75
0 11 12 16 19 20 22 24 29 |58 – 95|
=37
16 20 22 24 29 2 11 12 19 |111 –
42|=69
0 11 12 16 20 19 22 24 29 |59 – 94|
=35
16 19 22 24 29 0 11 12 20 |110 –
43|=67*
0 11 12 16 22 19 20 24 29 |91 – 92|
=31
*sampel yang didapatkan

6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor yang diobservasi ada dalam salah satu di
antara keenam hasil ekstrem dari hasil-hasil yang mungkin dalam satu arah.
7. Keputusan: Ada perbedaan antara kedua mean skor kelompok A dan mean skor
kelompok B.
Contoh Sampel Besar

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah keikutsertaan dalam penyuluhan terhadap pemula
peternak ayam mempengaruhi rata-rata penjualan ayam. Oleh karena itu, peneliti mengambil
sampel secara acak kepada 19 peternak yang tidak mengikuti penyuluhan dan 24 peternak yang
mengikuti penyuluhan. Setelah satu bulan diperoleh hasil penjualan sebagai berikut:

Tabel 1: Hasil Penjualan Peternak Ayam yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Penyuluhan

Tidak Mengikuti Penyuluhan Mengikuti Penyuluhan


18 20
20 25
20 26
27 30
27 35
30 35
30 35
35 45
38 45
42 57
45 57
45 60
57 60
60 65
60 69
65 70
70 70
70 70
75 75
78
78
78
80
80
Ujilah apakah rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih besar
daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan? Gunakan
taraf signifikansi (α) = 0,05.

Penyelesaian:
Cara 1

1. H0 : μ A =μB
H1 : μ A < μ B
2. Taraf signifikan (α) = 0,05
3. Statistik Uji:
Á− B́ 19
t= ( karena memenuhi syarat 1/5 ≤ ≤ 5 yaitu 0,2 ≤ 0,79 ≤5)
√∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿ 24

4. Daerah Penolakan: H0 ditolak jikat hit ←t α ,db


5. Perhitungan:
834 1343
n A =19 , n B=24 , Á= =43,89 , B́= 55,96
19 24
db=n A +nB −2=19+ 24−2=41

∑ (B− B́)2=(20−55,96)2+(25−55,96)2+(26−55,96)2 +…+(80−55,96)2


¿ 1293,1216+958,5216+ 897,6016+…+577,9216=9218,6368

∑ ( A− Á)2 =(18−43,89)2+(20−43,89)2 +(20−43,89)2 +…+(75−43,89)2


¿ 670,2921+570,7321+ 570,7321+ …+967,8321=6355,7899
Á− B́
t=
√∑ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
t 0,05 ;41=1,671
6. Keputusan: H0 ditolak karena t hit ←t 0,05 ;41 yaitu -2,69 < -1,671
7. Kesimpulan: Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih
besar daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.

Cara 2

1. Hipotesis:
H0 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan sama dengan
rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
H1 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih besar
daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
2. Taraf Signifikansi:
α = 0,05
3. Statistik Uji :
n1 n2
U−
2
z=
√(n¿¿ 1)¿ ¿ ¿ ¿ ¿
4. Daerah Penolakan:
H0 ditolak jika p < α
5. Perhitungan:
n1 =19 ,n 2=24
Tabel 1.1: Hasil Penjualan dan Ranking Hasil Penjualan Peternak yang tidak Mengikuti
Penyuluhan dan Peternak yang Mengikuti Penyuluhan

Tidak Mengikuti Penyuluhan Mengikuti penyuluhan


Hasil Penjualan Ranking Hasil Penjualan Ranking
18 1 20 3
20 3 25 5
20 3 26 6
27 7,5 30 10
27 7,5 35 13,5
30 10 35 13,5
30 10 35 13,5
35 13,5 45 19,5
38 16 45 19,5
42 17 57 23
45 19,5 57 23
45 19,5 60 26,5
57 23 60 26,5
60 26,5 65 29,5
60 26,5 69 31
65 29,5 70 34
70 34 70 34
70 34 70 34
75 37,5 75 37,5
78 40
78 40
78 40
80 42,5
80 42,5
R1 = 338,5 R2 = 607,5
n 1(n1+ 1)
U =n1 n2+ −R1
2
( 19 )( 19+ 1)
U =( 19 )( 24 ) + −338,5
2
U =456+190−338,5=307,5
Sehingga diperoleh:
n1 n2
U−
2
z=
√(n¿¿ 1)¿ ¿ ¿ ¿ ¿
(19 ) (24)
307,5−
2
z=
( 19 ) ( 24 ) (19+ 25)
√ 12
79,5
z= =1,94
40,89
p = 0,0262
6. Keputusan:
H0 ditolak karena p < α yaitu 0,0256 < 0,05.
7. Kesimpulan:
Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih besar
daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.

Cara 3

1. Hipotesis:
H0 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan sama dengan
rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
H1 : Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih besar
daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.
2. Taraf Signifikansi:
α = 0,05
3. Statistik Uji :
n1 n2
U−
2
z=
n1 n2
√( N ( N −1 )
4. Daerah Penolakan:
)
¿¿¿

H0 ditolak jika p < α


5. Perhitungan:
n1 =19 ,n 2=24
N=n1+ n2=19+24=43

Kelompok yang berangka sama sebagai berikut:


3 skor 20
2 skor 27
3 skor 30
4 skor 35
4 skor 45
3 skor 57
4 skor 60
2 skor 65
5 skor 70
2 skor 75
3 skor 78
2 skor 80
Jadi diperoleh nilai - nilai t = 3, 2, 3, 4, 4, 3, 4, 2, 5, 2, 3, 2.
t 3 −t
∑ T =∑ ( ) 12

33−3 23−2 3 3−3 43 −4 4 3−4 33−3 43 −4 22−2 5 3−5 22−2 33−3 22−2
∑T= 12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
∑ T =2+ 0,5+2+5+5+2+5+0,5+ 10+ 0,5+2+0,5=35
Tabel 1.1: Hasil Penjualan dan Ranking Hasil Penjualan Peternak yang tidak Mengikuti
Penyuluhan dan Peternak yang Mengikuti Penyuluhan
Tidak Mengikuti Penyuluhan Mengikuti penyuluhan
Hasil Penjualan Ranking Hasil Penjualan Ranking
18 1 20 3
20 3 25 5
20 3 26 6
27 7,5 30 10
27 7,5 35 13,5
30 10 35 13,5
30 10 35 13,5
35 13,5 45 19,5
38 16 45 19,5
42 17 57 23
45 19,5 57 23
45 19,5 60 26,5
57 23 60 26,5
60 26,5 65 29,5
60 26,5 69 31
65 29,5 70 34
70 34 70 34
70 34 70 34
75 37,5 75 37,5
78 40
78 40
78 40
80 42,5
80 42,5
R1 = 338,5 R2 = 607,5
n 1(n1+ 1)
U =n1 n2+ −R1
2
( 19 )( 19+ 1)
U =( 19 )( 24 ) + −338,5
2
U =456+190−338,5=307,5
Dengan mensubtitusi nilai n1 =19 ,n 2=24 , N=43 , ∑ T =35 ,U =307,5 pada

n1 n2
U−
2
z=
n1 n2
√( N ( N −1 ) )
¿¿¿
( 19 ) (24)
307,5−
2
z=
( 19 )( 24 ) 433 −43
√(
79,5
)
43 ( 43−1 )
(
12
−35)

z= =1,95
40,78
p = 0,0256
6. Keputusan: H0 ditolak karena p < α yaitu 0,0256 < 0,05.
7. Kesimpulan: Rata – rata penjualan ayam oleh peternak yang mengikuti penyuluhan lebih
besar daripada rata-rata penjualan ayam oleh peternak yang tidak mengikuti penyuluhan.

CONTOH SOAL

Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random yaitu siswa yang
tidak mengikuti Bimbel dan siswa yang mengikuti bimbel. Kelompok A adalah siswa yang tidak
mengikuti Bimbel meliputi 4 siswa dan kelompok B adalah siswa yang mengikuti Bimbel
meliputi 6 siswa. Kesepuluh siswa tersebut diberikan tes yang sama. Hasil tes untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:

Skor untuk 0 3 4 6
kelompok A
Skor untuk 4 5 7 8 8 9
kelompok B
Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian apakah mean skor untuk siswa yang
tidak mengikuti Bimbel lebih kecil dari mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel?

Penyelesaian:

1. H0: μ A =μB

H1: μ A < μ B

2. Taraf Signifikansi: α = 0,05.


3. Statistik Uji: ( ∑ A−∑ B) yang terbesar.
4. Daerah penolakan: H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil

n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( ) n1
hasil yang ekstrem atau p < α.

5. Perhitungan:
n 1+ n2 4+6 10
α=0,05 dan ( ) ( ) ( )
n1
=
4
=
4
= 210

Sehingga terdapat 210 selisih yang mungkin antara ∑ A dan ∑ B .

n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( )n1
= 0,05 x 210 = 10,5 sehingga

daerah penolakan terdiri dari 10 hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam arah
yang diramalkan.

Tabel 1.1: Kesepuluh Hasil yang Mungkin dan Paling Ekstrem dalam Arah yang
Diramalkan.

(Merupakan daerah penolakan untuk Tes Randomisasi jika α = 0,05)

Skor yang mungkin untuk 6 kasus B Skor yang mungkin untuk 4 ∑B-
kasus A ∑A
5 6 7 8 8 9 0 3 4 4 43-
11=32
4 6 7 8 8 9 0 3 4 5 42-
12=30
4 5 7 8 8 9 0 3 4 6 41-
13=28*
3 6 7 8 8 9 0 4 4 5 41-
13=28
4 5 6 8 8 9 0 3 4 7 40-
14=26
4 4 7 8 8 9 0 3 5 6 40-
14=26
3 5 7 8 8 9 0 4 4 6 40-
14=26
4 5 6 7 8 9 0 3 4 8 39-
15=24
4 4 6 8 8 9 0 3 5 7 39-
15=24
3 4 7 8 8 9 0 4 5 6 39-
15=24

6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor observasi kita ada dalam daerah penolakan
yaitu yang ketiga dari hasil – hasil yang mungkin dan ekstrem ( diberi tanda *).
7. Kesimpulan: Mean skor untuk siswa yang tidak mengikuti Bimbel lebih kecil daripada
mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel.

CONTOH SOAL UJI DUA SISI

Dua sampel kecil independent yang dikenakan dua perlakuan secara random yaitu siswa yang
tidak mengikuti Bimbel dan siswa yang mengikuti bimbel. Kelompok A adalah siswa yang tidak
mengikuti Bimbel meliputi 4 siswa dan kelompok B adalah siswa yang mengikuti Bimbel
meliputi 6 siswa. Kesepuluh siswa tersebut diberikan tes yang sama. Hasil tes untuk setiap
kelompok disajikan sebagai berikut:

Skor untuk 0 3 4 6
kelompok A
Skor untuk 4 5 7 8 8 9
kelompok B
Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Lakukan pengujian apakah ada perbedaan mean skor untuk
siswa yang tidak mengikuti Bimbel dengan mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel?

Penyelesaian:

Uji Hipotesis (Uji Dua Sisi)

1. H0: μ A =μB

H1: μ A ≠ μB

2. Taraf Signifikansi: α = 0,05.


3. Statistik Uji: |∑B - ∑A|( ∑ A−∑ B) yang terbesar.
4. Daerah penolakan: H0 ditolak jika skor observasi adalah salah satu di antara hasil-hasil

n 1+ n2
yang terdaftar dalam α ( )n1
hasil yang ekstrem.

5. Perhitungan:

n 1+ n2 4+6 10
α = 0,05 dan ( ) ( ) ( )
n1
=
4
=
4
= 210.

n 1+ n2
Hasil yang mungkin dalam daerah penolakan: α ( ) n1
= 0,05 x 210 = 10,5 sehingga

kesepuluh himpunan skor yang mungkin di dalam daerah penolakan akan terdiri dari lima
hasil yang mungkin dan paling ekstrem dalam satu arah, dan lima hasil yang mungkin
dan paling ekstrem dalam arah yang lain. Itu akan meliputi 10 hasil yang mungkin
dengan selisih ( ∑ A−∑ B) yang terbesar dalam harga absolute.

Tabel 1.2. Kesepuluh Hasil yang Mungkin yang Paling Ekstrem Dalam Kedua Arah

(Merupakan daerah – penolakan dua – sisi untuk Tes Randomisasi bila α = 0,05)

Skor yang mungkin untuk 6 kasus B Skor yang mungkin untuk 4 |∑B-
kasus A ∑A|
5 6 7 8 8 9 0 3 4 4 |43-11|
=32
0 3 4 4 5 6 7 8 8 9 |22-32|
=10
4 6 7 8 8 9 0 3 4 5 |42-12|
=30
0 3 4 4 5 7 6 8 8 9 |23-31|
=8
4 5 7 8 8 9 0 3 4 6 |41-13|
=28*
0 3 4 4 5 8 6 7 8 9 |24-30|
=6
3 6 7 8 8 9 0 4 4 5 |41-13|
=28
0 3 4 4 6 7 5 8 8 9 |24-30|
=6
4 5 6 8 8 9 0 3 4 7 |40-14|
=26
0 3 4 5 6 7 4 8 8 9 |25-29|
=4

6. Keputusan: H0 ditolak karena skor – skor yang diobservasi ada dalam salah satu di antara
keenam hasil ekstrem dari hasil-hasil yang mungkin dalam satu arah.
7. Keputusan: Ada perbedaan mean skor untuk siswa yang tidak mengikuti Bimbel dengan
mean skor untuk siswa yang mengikuti Bimbel.

Anda mungkin juga menyukai