Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME STATISTIKA

UJI HIPOTESIS DUA SAMPEL

OLEH :

FARA IZA AKMALIA (041911535008)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA

BANYUWANGI

2020
UJI HIPOTESIS DUA SAMPEL

Uji Hipotesis Dua Sampel :

Sampel – Sampel Saling Bebas

Uji hipotesis dua sampel dilakukan dengan cara memilih sampel acak dari dua populasi
yang berbeda untuk menentukan apakah rata-rata populasi atau proporsinya sama. Jika populasi
memiliki rata-rata sama maka dapat diperkirakan bahwa selisih rata-rata antara kedua sampel
adalah nol. Menguji hipotesis bahwa rata-rata kedua populasi yang saling bebas dengan
simpangan baku populasi yang diketahui adalah sama. Diperlukan untuk mengambil beberapa
pasangan sampel, menghitung rata-rata masing-masing sampel, menentukan selisih antara rata-
rata sampel dan mempelajari distribusi dari selisih rata-rata sampel. Jika distribusi rata-rata
sampel mengikuti distribusi normal maka dapat dipertimbangkan bahwa distribusi selisihnya
juga mengikuti distribusi normal. Hal ini merupakan hambatan awal.

Hambatan kedua mengacu pada rata-rata dari distribusi selisihnya. Jika selisihnya nol maka tidak
ada perbedaan antara kedua populasi. Jika distribusi selisihnya bukan nol (positif maupun
negatif) maka populasi tidak memiliki rata-rata sama.

Hambatan terakhir ialah mengetahui sesuatu mengenai variabilitas distribusi selisihnya (standar
deviasi dari distribusi selisihnya). Jika populasi saling bebas, distribusi seilisihnya memiliki
variansi (standar deviasi kuadrat) yang sama dengan penjumlahan dari kedua variansi pada
populasi yang berbeda. X 1 −X 2 merupakan distribusi selisih rata-rata sampel.

2 σ12 σ22
Variansi Dari Distribusi selisih rata−rata σ X − X = + [11-1]
1
n1 n2
2

Standar deviasi atau kesalahan baku diperoleh dengan menggunakan akar kuadrat.

X 1−X 2
Ujirata−rata2 sampel−σ diketahui z=
σ12 σ 22 [11-2]
√ +
n1 n2

Terdapat 3 asumsi yang harus dipenuhi :

1. Kedua populasi mengikuti distribusi normal


2. Kedua sampel harus tidak berhubungan (saling bebas)
3. Standar deviasi pada kedua populasi harus diketahui

Contoh : Sampel 65 pengamatan sipilih dari suatu populasi dengan standar deviasu populasi
0,75. Rata-rata sampel adalah 2,67. Sampel 50 pengamatan dipilih dari populasi kedua dengan
standar deviasi populasi 0,66. Rata-rata sampelnya 2,59. Lakukan uji hipotesis berikut
menggunakan tingkat signifikansi 0,08.

Jawab : Untuk menjawab ini menggunakan prosedur uji hipotesis 5 tahap. Selisih rata-rata = 0,08

1. Nyatakan Hipotesinya H 0 :μ 1 ≤ μ2 dan H 1 : μ 1> μ 2


2. Pilih Tingkat signifikansi. Dalam soal tiangkat signifikansi 0,08
3. Tentukan statistic pengujian. Statistik pengujian menggunakan tabel z karena σ diketahui
4. Rumuskan Kaidah pengujian. Menggunakan uji satu sisi dan daerah penolakan berada di
sebelah kanan. Titik kritisnya ialah 1,41.
X 1−X 2
z=
5. Buatlah keputusan. σ 12 σ 22

0,08
√ +
n1 n2

z= =0,607
0,75 2 0,66 2
√ 65
+
50

Karena nilai hitung 0,607 tidak lebih besar dari nilai kritis, maka H 0 tidak ditolak

Kriteria untuk menggunakan rumus 11-2 :

1. sampel berasal dari populasi yang saling bebas


2. Kedua populasi mengikuti distribusi normal
3. Kedua standar deviasi populasinya diketahui

Uji Proporsi Dua Sampel

Setiap benda atau seseorang yang diambil sampelnya dapat digolongkan sebagai suatu
“keberhasilan” atau suatu “kegagalan”. Untuk mengadakan pengujian diasumsikan bahwa setiap
sampel cukup besar, sehingga distribusi normal akan menjadi pendekatan yang baik dari
distribusi binomial
P1−P2
Uji Proporsi 2 sampel z=
Pc (1−Pc )
√ n1
+ Pc ¿¿ ¿

n1: jumlah pengamatan pada sampel pertama

n2 : jumlah pengamatan pada sampel kedua

p1: proporsi pada sampel pertama yang memiliki ciri

p2: proporsi pada sampel kedua yang memiliki ciri

pc : proporsi gabungan yang memiliki ciri pada sampel yang digabungkan

X 1+ X 2
Proporsi gabungan Pc =
n 1+ n2

X 1 : jumlah yang memiliki ciri pada sampel pertama

X 2 : jumlah yang memiliki ciri pada sampel kedua

Contoh : Sampel 100 pengamatan dari populasi pertama menunjukkan bahwa X 1 sebesar 70.
Sampel 150 pengamatan dari populasi kedua menunjukkan bahwa X 2 sebesar 90. Gunakan
tingkat signifikansi 0,05. Diketahui H 0 :π 1 ≤ π 2 dan H 1 : π 1 > π 2

Jawab : Untuk menjawab menggunakan prosedur uji hipotesis 5 tahap. Berdasar hipotesis yang
ada menggunakan uji satu sisi. Daerah penolakan berada di sebelah kanan. Titik kritis 1,65.

X 1 70 X 2 90 X1+ X2 70+90 160


p1 = = =0,7 dan p2= = =0,6 dan Pc = = = =0,64
n1 100 n2 150 n1 +n2 100+150 250

P1−P 2
z= 0,7−0,6
Pc (1−P c ) ¿
√ n1
+ P c ¿ ¿ ¿ √0,64 ¿ ¿¿ ¿

Berdasarkan nilai hitung maka H 0 ditolak


Membandingkan Rata-Rata Populasi dengan Standar Deviasi Populasi yang Tidak
Diketahui

Jika dalam sebuah kasus standar deviasi populasi tidak diketahui maka sebagai gantinya
kita bisa menggunakan standar deviasi sampel.

Standar Deviasi Populasi Sama

Bagian ini menggambarkan metode lain untuk membandingkan rata-rata sampel dari dua
populasi yang saling bebas untuk ditentukan jika populasi yang diambil sampelya bisa jadi
memiliki rata-rata yang sama. Metode ini tidak memerlukan standar deviasi populasi. 2
perbedaan penting dalam pengujian ini dan sebelumnya :

1. Diasumsikan populasi yang diambil sampelnya memilik standar deviasi yang sama
meskipun tidak diketahui. Dengan asumsi tersebut, kita menyatukan atau
“menggabungkan” standar deviasi sampel
2. Menggunakan distribusi t sebagai statistic pengujian

Standar deviasi sampel dikumpulkan untuk membentuk perkiraan tunggal dari standar deviasi
populasi yang tidak diketahui. Pada dasarnya, kita menghitung rata-rata terbobot standar deviasi
kedua sampel dan menggunakan nilainya sebagai perkiraan standar deviasi populasi yang tidak
diketahui. Pembobotannya adalah derajat kebebasan yang setiap sampel berikan. Untuk
menggabungkan standar deviasi sampel :

2 ( n1−1 ) s1 2+ ( n2−1 ) S2 2
Sp =
n1 +n2−2

s1 2: variansi (standar deviasi kuadrat) dari sampel pertama

S2 2: variansi dari sampel kedua

X 1−X 2
Ujirata−rata2 sampel−σ tidak diketahui t=
1 1
√ Sp 2
( +
n1 n2 )
X 1 : rata-rata dari sampel pertama
X 2 : rata-rata dari sampel kedua

S p 2 : perkiraan gabungan dari variansi populasi

n1 : jumlah pengamatan pada sampel pertama

n2 : jumlah pengamatan pada sampel kedua

Jumlah derajat kebebasan adalah total jumlah objek yang diambil sampelnya dikurangi total
banyaknya sampel. df = n1 + n2 - 2

Terdapat 3 asumsi pada pengujian :

1. Proporsi yang diambil sampelnya mengikuti distribusi normal


2. Populasi yang diambil sampelnya saling bebas
3. Standar deviasi dari kedua populasi sama

Contoh : Diketahui H 0 :μ 1=μ2 dan H 1 : μ 1 ≠ μ 2. Sampel acak 10 pengamatan dari suatu populasi
pertama menyatakan bahwa rata-rata sampel 23 dan standar deviasinya 4. Sampel acak 8
pengamatan dari populasi lainnya menyatakan bahwa rata-rata sampel 26 dan standar deviasinya
5. Pada tingkat signifikansi 0,05, apakah terdapat perbedaan rata-rata populasi?

Jawab : Menjawab pertanyaan diatas menggunakan prosedur uji hipotesis 5 langkah. Soal ini
menggunakan uji dua sisi. Derajat kebebasan = 10 + 8 – 2 = 16. Sehinnga titik kritisnya ialah
-2,120 dan 2,2120. Kemudian tentukan niliai t , karena standar devuiasi sudah diketahui maka
penghitungan nilai t menggunakan 2 langkah :

2 ( n1−1 ) s1 2+ ( n2−1 ) S2 2 ( 10−1 ) × 42 + ( 8−1 ) ×52


Sp = = =19,9375
n1 +n2−2 10+8−2

X 1− X 2 23−26
t= = =−1,41642
1 1 1 1
√ S p2
( +
n1 n 2 ) √ 19,9375 ×( +
10 8 )
Berdasarkan nilai t yang diperoleh, maka H 0 tidak ditolak

Standar Deviasi Populasi Tidak Sama


standar deviasi sampel digunakan sebagai letak dari standar deviasi populasi berturut-turut.
Penentuan derajat kebebasan sedikit rumit. Pengaruhnya adalah mengurangi jumlah derajat
kebebasan di dalam pengujian yang akan memerlukan nilai dari statistic pengujian yang lebih
besar untuk menolak hipotesis nol.

X 1−X 2
Pengujianuntuk rata 2 sama dan variansi beda t=
s 1 2 s2 2
√ n1 n2
+

s1 2 s 2

Derajat kebebasan jk variantidak samadf =


[( ) ( ) ]
n1
+ 2

2
n2
2
s1 2 s2 2
( ) ( )
n1
+
n2
n1−1 n2−1

n1 dan n2 merupakan ukuran sampel dan s merupakan standar deviasi sampel

Contoh : Diketahui H 0 :μ 1=μ2 dan H 1 : μ 1 ≠ μ 2. Tingkat signifikansi 0,05 dan tidak memiliki
standar deviasi populasi yang sama. Sampel acak 15 objek dari populasi pertama menunjukkan
rata-rata 50 dan standar deviasi sampel 5. Sampel 12 objek dari populasi kedua menunjukkan
rata-rata 46 dan standar deviasi sampel 15. Tentukan derajat kebebasan, kaidah keputusannya,
nilai statistic pengujiannya, dan keputusan terthadap hipotesis nol !

Jawab : Dari hipotesis tersebut maka uji menggunakan uji dua sisi.

s1 2 s2 2

df =
[( ) ( ) ] [ (
n1
+

2 2
n2
2 2
=
52
15
+
2 2
15 2
) ( )] =11,1958 ≈ 11
12
2 2
s s 5 15
( n ) + ( n ) 15 + 12 )
1

1
2

2
( ) (
n1−1 n 2−1 15−1 12−1

df 11 maka titik kritisnya dengan titngkat signifikansi 0,05 adalah -2,201 dan 2,201
X 1− X 2 50−46
t= = =0,8852
2 2
5 2 15 2
√ s1 s 2
+
n1 n 2 √ +
15 12

Berdasarkan nilai t yang telah dihitung maka hipotesis nol tidak ditolak.

Uji Hipotesis Dua Sampel : Sampel Terikat

Terdapat suatu situasi dimana sampelnya tidak saling bebas atau bisa disebut sampelnya terikat
atau berhubungan. Contohnya Perusahaan Maju memperkerjakan A dan B untuk menaksir nilai
tanah. Perusahaan tersebut memilih 10 sampel acak rumah untuk ditaksir oleh A dan B. Dari
sampel tersebut, setiap sampel akan mendapat 2 nilai taksiran dari A dan B. Hal ini disebut
sebagai sampel berpasangan.

d.
uji t berpasangan t =
sd
√n

d. : rata-rata perbedaan antara pengamatan yang berpasangan atau berkaitan

sd : standar deviasi dari perbedaan antara pengamatan yang berpasangan atau yg berhubungan

n = jumlah pengamatan yang berpasangan

∑ (d−d .)2
sd =
√ n−1

Anda mungkin juga menyukai