Behavioral Analysis
Azzahra venusyah kantri 190110150031
Aria Agustie Priatna 190110170002
Milenia Tadhita S.N.R 190110170015
Uut Utami 190110170027
Vialita Fitria Survanta Idham 190110170039
Syifa Sholihatul Azizah 190110170061
Haidar Ali Akbar 190110170069
Haifa Audrey Azzahra 190110170071
Fathiyya Mumtazah 190110170091
Aisyah Putri Ayuningrum 190110170117
Dewi Hasanah 190110170121
Fitra Annisa Ramadhani 190110170149
Muhammad Fahmi Naufal 190110170156
Behavioral Analysis
Behavioral Analysis
●Pendekatan Skinner juga dikenal sebagai radical behaviorism, yaitu doktrin yang
mengabaikan semua konstruk hipotesis, seperti ego, traits, drives, needs, hunger, dan
sebagainya.
●Sebagai determinist ia menolak gagasan mengenai kehendak atau free will. Perilaku
manusia tidak berasal dari kehendaknya sendiri, tetapi fenomena yang bisa diamati,
hal tersebut sudah ditentukan dan dapat dipelajari secara scientific.
Behavioral Analysis
●Hal kedua yang berpengaruh langsung pada Skinner adalah karya John B.
Watson
●perilaku manusia, seperti perilaku hewan dan mesin, dapat dipelajari secara
objektif.
Scientific Behavior
Scientific Behavior
●perilaku dapat dipelajari dengan baik tanpa merujuk pada kebutuhan, naluri,
atau motif.
●Skinner (1953, 1987a) menegaskan, psikologi harus menghindari faktor mental
internal dan membatasi diri pada peristiwa fisik yang dapat diamati.
Philosophy of Science / Filsafat Ilmu
● Scientific behaviorism memungkinkan untuk interpretasi perilaku tetapi tidak
menjelaskan penyebabnya. Skinner (1978) menggunakan prinsip-prinsip yang
berasal dari studi laboratorium untuk menafsirkan perilaku manusia tetapi
bersikeras bahwa interpretasi tidak boleh dikacaukan dengan penjelasan
mengapa orang berperilaku seperti itu
Scientific Behavior
Pada classical conditioning, respon berasal dari stimulus yang spesifik dan
dapat diidentifikasi sedangkan pada operant conditioning, sebuah perilaku
akan lebih muncul ketika perilaku tersebut diperkuat. Perbedaan lainnya
adalah jika classical conditioning, perilaku adalah diperoleh (elicited) dari
organisme sedangkan operant conditioning, perilaku adalah dipancarkan
(emitted) dan muncul begitu saja. Karena respon yang tidak ada di dalam
organisme dan karenanya tidak dapat ditarik keluar, Skinner lebih suka istilah
"dipancarkan".
Conditioning
a. Classical Conditioning
Eksperimen Little Albert.
Eksperimen ini tidak pernah selesai karena intervensi dari ibunda Albert. Ada
empat poin penting yang dapat kita pelajari dari eksperimen ini:
1. Bayi memiliki beberapa rasa takut bawaan akan hewan.
2. Bayi dapat belajar untuk takut pada sejenis hewan apabila hewan tersebut
diasosiasikan dengan stimulus permusuhan.
3. Bayi dapat membedakan tikus putih yang berbulu dengan mainan bata
kayu sehingga ketakutan akan tikus tidak digeneralisasi menjadi ketakutan
akan mainan bata.
4. Ketakutan akan tikus putih yang berbulu dapat digeneralisasikan kepada
hewan lain, juga benda yang memiliki rambut atau bulu putih.
Conditioning
•operant discrimination
Lingkungan memiliki peran selektif dalam membentuk dan mempertahankan
perilaku. Kita telah dikuatkan untuk bereaksi terhadap suatu aspek dari
lingkungan namun tidak pada aspek lainnya
•stimulus generalization
Suatu respons terhadap lingkungan yang mirip ketika penguatan sebelumnya
tidak ada
Operant Conditioning
•Reinforcement (penguatan)
Reinforcement memiliki dua efek, yaitu memperkuat perilaku dan memberi
penghargaan pada orang tersebut.
Perilaku yang meningkatkan kemungkinan akan bertahan hidup cenderung
diperkuat.
Penguatan dapat dibagi menjadi yang menghasilkan kondisi lingkungan yang
menguntungkan dan yang mengurangi atau menghindari yang merugikan. Yang
pertama disebut positive reinforcement (penguatan positif) dan yang kedua
adalah negative reinforcement (penguatan negatif).
Operant Conditioning
•Positive reinforcement
Setiap stimulus yang ketika ditambahkan ke suatu situasi meningkatkan
probabilitas bahwa perilaku yang diberikan akan terjadi disebut sebagai positive
reinforcement
•Negative reinforcement
Penghapusan stimulus yang tidak menyenangkan dari situasi dapat
meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku akan muncul.
Operant Conditioning
Punishment (hukuman)
•Negative reinforcement tidak dapat disamakan dengan punishment. Negative
reinforcement menghilangkan, mengurangi, atau menghindari rangsangan yang
tidak menyenangkan, sedangkan punishment adalah pengadaan stimulus yang
tidak menyenangkan, seperti sengatan listrik, atau penghapusan stimulus positif.
•Negative reinforcement memperkuat respons, sedangkan punishment tidak.
Efek punishment kurang dapat diprediksi dibandingkan reinforcement.
Operant Conditioning
1.Fixed-Ratio Schedule
2. Variable Ratio
3. .Fixed Interval
Organisme diberi reinforcement saat pertama kali ia merespon dan diikuti pada periode
waktu yang telah ditentukan
4. Variable Interval
Organisme diberi reinforcement setelah selang periode waktu secara acak atau bervariasi
•Extintion (Kepunahan)
suatu respon dapat hilang setidaknya karena empat alasan
1.Respon dapat dilupakan begitu saja selama perjalanan waktu.
2.Respon bisa hilang karena gangguan dari pembelajaran sebelumnya atau
selanjutnya.
3.Respon dapat hilang karena hukuman (punishment).
4.Respon dapat menghilang karena tidak ada reinforcement.
The Human Organism
Menurut Skinner, prinsip-prinsip perilaku yang didapatkan dari
penelitian yang melibatkan hewan di laboratorium dapat
digeneralisasikan. Sehingga, prinsip-prinsip perilaku manusia pun
sama dengan prinsip-prinsip perilaku hewan.
Skinner mengatakan adanya tiga faktor yang membentuknya. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Natural Selection
Pada level individu, perilaku dibentuk oleh komposisi genetik dan sejarah
reinforcement yang pernah diberikan pada individu. Akan tetapi, sebagai spesies,
perilaku dibentuk oleh kemungkinan bertahan hidup. Perilaku yang membantu
spesies untuk bertahan hidup cenderung bertahan pula, sedangkan perilaku
yang tidak membantu spesies untuk bertahan hidup cenderung hilang.
b. Cultural Evolution
Menurut Skinner, masyarakat yang anggotanya berperilaku secara kooperatif
dalam melakukan beberapa praktik di masyarakat cenderung bertahan hidup.
Contoh praktik ini adalah membuat alat dan menggunakan bahasa verbal.
Akan tetapi, tidak semua hasil dari evolusi budaya bersifat adaptif. Salah satu
contohnya, adalah peperangan
Inner States
Skinner menolak penjelasan perilaku yang didasari oleh konstruk-konstruk
hipotetikal yang tidak dapat diobservasi. Tetapi, Skinner tidak menolak adanya
internal states, seperti perasaan cinta, kecemasan, atau ketakutan. Internal states
dapat dipelajari, hanya saja observasinya terbatas.
Beberapa contoh dari internal states:
•Self Awareness
Manusia tidak hanya memiliki kesadaran, tetapi manusia sadar akan
kesadarannya sendiri. Manusia tidak hanya mengobservasi stimulus eksternal,
tapi juga sadar bahwa dirinya sedang mengobservasi stimulus tersebut. Hal ini
merupakan self-awareness
● Drives
Berdasarkan sudut pandang radical behaviorism maka drives bukan penyebab
dari perilaku melainkan hanya sebagai penjelasan fiksi.
● Emotions
Skinner (1974) mengakui akan keberadaan subjektif emosi, tetapi ia bersikeras
bahwa emosi tidak boleh diatribusikan terhadap perilaku. Ia menilai emosi
berdasarkan contingencies of survival dan contingencies of reinforcement.
Sepanjang ribuan tahun, orang-orang yang bisa membuang rasa takut dan marah
adalah mereka yang melarikan diri atau menang atas bahaya sehingga
karakteristik tersebut diturunkan kepada anak-anaknya. Sedangkan pada tingkat
individu, perilaku yang diikuti oleh delight, joy, pleasure, dan emosi
menyenangkan lainnya cenderung diperkuat, sehingga meningkatkan
kemungkinan bahwa perilaku ini akan terulang dalam kehidupan individu itu.
•Purpose an Intention
Skinner (1974) percaya bahwa tujuan dan intensi ada, tapi tidak bisa
diatribusikan terhadap perilaku. Suatu tujuan yang dirasakan dan sedang
berjalan mungkin akan menguat.
Skinner (1974) percaya bahwa apa yang disebut intensi dan tujuan hanyalah
stimulus yang dirasakan di dalam organisme, dan bukan mentalistic event yang
bertanggung jawab atas perilaku.
Complex Behavior
Perilaku manusia bisa jadi sangat complex, skinner bahkan mempercayai bahwa
perilaku yang paling abstrak dan kompleks terbentuk oleh natural selection,
cultural evolution, atau the individual’s history of reinforcement. Sekali lagi,
skinner tidak menyangkal adanya higher mental process seperti cognition,
reason, dan recall, dia juga tidak mengabaikan upaya manusia yang kompleks
seperti unconscious behavior, dreams, dan social behavior.
Higher Mental Process
Skinner (1974) mengakui bahwa pemikiran manusia adalah hal yang paling sulit
untuk dianalisis dari semua perilaku. Tetapi secara potensial, setidaknya, dapat
dipahami selama seseorang tidak menggunakan fiksi hipotetis seperti "MIND".
Creativity
Bagi Skinner, kreativitas hanyalah hasil dari perilaku acak atau tidak sengaja
(terang-terangan atau terselubung) yang kebetulan dihargai. Ketika "kreativitas
mereka mengering," mereka mungkin pindah ke lokasi yang berbeda, bepergian,
membaca, berbicara dengan orang lain, menaruh kata-kata di komputer mereka
dengan sedikit harapan bahwa mereka akan menyelesaikannya, atau mencoba
berbagai kata, kalimat, dan ide secara terselubung atau tersembunyi. Fakta
bahwa beberapa orang lebih kreatif daripada yang lain adalah karena perbedaan
dalam genetik dan pengalaman yang telah membentuk perilaku kreatif mereka.
Unconscious Behavior
Sebagai seorang radical behaviorist, Skinner tidak dapat menerima gagasan
mengenai storehouse atau emosi yang tidak sadar. Namun, dia menerima
gagasan tentang perilaku tidak sadar. Bahkan, karena orang jarang mengamati
hubungan antara variabel genetik dan lingkungan dan perilaku mereka sendiri,
hampir semua perilaku kita secara tidak sadar termotivasi (Skinner, 1987).
•Dreams
Skinner (1953) melihat mimpi sebagai bentuk perilaku yang terselubung
dan simbolis di dalam reinforcement yang sama dengan perilaku lainnya.
Skinner setuju dengan Freud bahwa mimpi dapat bertujuan untuk
pemenuhan harapan. Perilaku mimpi semakin menguat ketika rangsangan
seksual atau rangsangan agresif dapat untuk diekspresikan. Bertindak
dalam fantasi seksual dan membuat konflik pada musuh adalah dua
perilaku yang terkait dengan punishment. Bahkan apabila secara sembunyi-
sembunyi berpikir tentang perilaku ini dapat memiliki efek hukuman,
tetapi dalam mimpi perilaku ini dapat dinyatakan secara simbolis dan
tanpa hukuman yang menyertainya.
•Social behavior
Grup tidak berperilaku, hanya individu yang melakukannya. Individu
membentuk kelompok karena mereka akan diberi keuntungan jika
melakukannya. Keanggotaan dalam kelompok sosial tidak selalu menguat.
Namun, setidaknya untuk tiga alasan, beberapa orang tetap menjadi anggota
grup.
1.orang mungkin tetap dalam kelompok yang melecehkan mereka karena
beberapa anggota kelompok memperkuat mereka.
2.beberapa orang, terutama anak-anak, mungkin tidak memiliki sarana untuk
meninggalkan kelompok.
3.Penguatan dapat terjadi pada jadwal yang terputus-putus/berbeda-beda
sehingga pelecehan/penghinaan yang diderita oleh seorang individu bercampur
dengan reward dalam sesekali. Jika penguatan positif cukup kuat, efeknya akan
lebih kuat daripada hukuman.
Control of Human Behavior
Perilaku seseorang dikendalikan oleh lingkungan. Kontrol tersebut telah
didirikan oleh masyarakat, oleh individu lain, atau oleh diri sendiri, tetapi
lingkungan, bukan kehendak bebas, bertanggung jawab atas perilaku.
a. Social Control
b. Self-Control
The Unhealthy Personality
Terkadang social control dan self control membuat pengaruh buruk yang
menghasilkan perilaku tidak tepat dan perkembangan kepribadian yang tidak
sehat.
a. Counter Attack
Ketika social control berlebihan, individu akan melakukan counter attack
dengan menggunakan tiga strategi dasar– escape, revolt, dan passive resistance
Inapproriate Behavior
•Inappropriate behavior muncul ketika individu menggunakan cara self-
defeating untuk menyerang balik kendali sosial atau karena individu gagal dalam
usaha mengendalikan diri, khususnya apabila kedua kegagalan tersebut diikuti
oleh emosi yang kuat.
Psychotheraphy
Skinner (1987b) percaya bahwa psikotrapi adalah salah satu pantangan
besar yang menghalangi usaha psikologi untuk menjadi saintifik. Namun,
idenya mengenai pembentukan perilaku memiliki pengaruh yang
signifikan, bukan hanya terhadap terapi perilaku, tetapi meluas hingga
deskripsi mengenai bagaimana terapi berkerja.
Related Research
● How Conditioning Affects Personality
Satu domain di mana perubahan kepribadian dapat dibuktikan adalah
dalam psikoterapi. Pada dasarnya, tujuan utama terapi adalah untuk
mengubah perilaku, dan jika perubahannya stabil dari waktu ke waktu,
maka dapat dikatakan kepribadian ikut berubah.
● How Personality Affects Conditioning
Beberapa ribu penelitian dengan hewan dan manusia telah menunjukkan
kekuatan pengkondisian untuk mengubah perilaku/kepribadian. Namun,
pada manusia khususnya, jelas bahwa orang yang berbeda merespons secara
berbeda terhadap Reinforcement yang sama, dan hal ini mungkin terjadi
karena perbedaan kepribadian.
● Reinforcement and the Brain
Para peneliti menemukan bahwa orang yang mendapat skor lebih tinggi
pada variabel kepribadian aktivasi perilaku mengalami peningkatan
aktivasi pada gambar kue dan es krim di lima area spesifik otak (striatum
ventral kanan dan kiri, amigdala kiri, substantia nigra, dan korteks
orbitofrontal kiri) daripada rekan yang aktivasi perilakunya rendah.
Dengan kata lain, hasilnya mendukung kesimpulan yang lebih umum
bahwa kepribadian terkait dengan perbedaan dalam proses biologis
tentang bagaimana kita menanggapi reward.
Critique of Skinner
Critique of Skinner