Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTIKUM TES STANFORD BINET

(DARING)

Dosen Pengampu : Ayu Rezki Utari, S. Psi., M. Psi., Psikologi

DISUSUN OLEH

Annisa Zahra

5191111205

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS BISNIS DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Tes Intelegensi
Standfort Binet ini selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan praktikum Tes Intelegensi Stanford Binet ini, saya
menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman kami. Namun demikian saya telah berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat mencapai hasil yang baik. Saya berharap laporan praktikum ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi saya maupun bagi pihak yang
memerlukan.

Yogyakarta, 8 Juni 2022

Annisa Zahra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... i
BAB 1 ................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. Assesment Intelegensi......................................................................................................... 1
B. Sejarah Tes Intelegensi Stanford Binet ........................................................................... 6
C. Petunjuk penyajian pen-skoran dalam tes Standford Binet bentuk L-M .................. 9
1. Prosedur Penyajian Tes .................................................................................................. 9
2. Petunjuk-Petunjuk Umum.............................................................................................. 10
3. Prinsip Umum dalam pelaksanaan .............................................................................. 10
4. Penilaian Jawaban ......................................................................................................... 11
5. Penyajian Tes ................................................................................................................. 11
Bab II ................................................................................................................................................ 17
PRAKTIKUM DARING .................................................................................................................. 17
A. Identitas Tester ................................................................................................................... 17
B. Instruksi Tes ........................................................................................................................ 18
C. Skoring (Perhitungan IQ) ............................................................................................... 53
D. Evaluasi Praktikum ......................................................................................................... 54
BAB 3 ............................................................................................................................................... 59
PENUTUP ........................................................................................................................................ 59
Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 59

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Assesment Intelegensi

Secara umum intelegensi itu pada hakikatnya adalah merupakan suatu


kemampuan umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung
berbagai komponen. Untuk mengungkap kemampuan individu biasanya
dipergunakan instrumen tes intelegensi.

Tes intelegensi mengukur kecakapan potensial yang bersifat umum.


Kecakapan ini berkenaan dengan kemampuan untuk memahami, menganalisis,
memecahkan masalah dan mengembangkan sesuatu dengan menggunakan rasio
atau pemikirannya. Tes intelegensi sebagai suatu instrumen tes psikologis dapat
menyajikan fungsi-fungsi tertentu, diantaranya: dapat memberikan data untuk
membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman diri (self understanding),
penilaian diri (self evaluation), dan penerimaan diri (self acceptance). Hasil
pengukuran dengan menggunakan tes intelegensi juga dapat meningkatkan
persepsi dirinya secara maksimal dan mengembangkan eksplorasi dalam beberapa
bidang tertentu. Hal ini diperlukan untuk mendukung siswa dalam mencapai prestasi
yang optimal di sekolah.

1. Konsep Intelegensi

a. Charless Spearman 1863-1945 (Teori 2 faktor)

Factor general : kemampuan untuk memahami hubungan antara sesuatu dan


memanipulasi hubungan tersebut untuk mengatasi masalah. Factor spesifik
: kemampuan memahami hubungan dan memanipulasi hubungan tersebut
pada konteks tertentu saja.

b. Alfred Binet (1857-1911)

Intelegensi terdiri dari 3 komponen (factor general)

1
Arah : kemampuan mengarahkan pikiran atau Tindakan. Adaptasi :
mengubah arah tidakan setelah dilaksanakan. Kritik : mengkritik diri sendiri.

c. David Wechsler (1896-1891)

Intelegensi adalah kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk


bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, menghadapi
lingkungan dengan efektif.

d. Raymond Bernard Cattell (1905-1998)

Intelegensi terdiri dari :

Fluid intelegence adalah kemampuan yang diturunkan, bawaan biologis dan


Crystalized intelligence adalah adanya pengaruh dari luar/lingkungan
(Pendidikan, pengalaman, kebudayaan dsb) makin banyak stimulasi dari
lingkungan, makin tinggi crystalized.

e. Robert J. Stenberg (1949)

Teori dikenal dengan dengan istilah triartic view of intelligence fungsi


manusia berdasarkan pada 3 aspek inteligensi :

1. Analytic (componential) merupakan Kerjasama antara (a)


metacomponents yaitu control, monitor dan evaluasi dan evaluasi proses
kognitif (b) performance components yaitu menampilkan strategi yang
disusun metacomponents yaitu proses untuk memperoleh dan
menyimpan informasi.

2. Creative (experimental) termasuk insight, sintesis, merespon terhadap


situasi baru, merumuskan gagasan baru, bagaimana individu
menghubungkan dunia dalam dirinya dengan kenyataan dirinya dengan
kenyataan dunia luar.

3. Practical (contextual) memahami dan menyelesaikan tugas sehati-hari.


Adaptasi terhadap lingkungan (relative tergantung budaya)

2
2. Assesmen Klinis pada Inteligensi

Beberapa tes inteligense yang biasa digunakan :

a. Tes inteligensi untuk anak – anak : tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT
skala 1 & 2.

b. Tes inteligensi untuk remaja – dewasa : WAIS, SPM, APM, CFIT skala 3.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi

Kontroversi mengenai apakah intelegensi lebih ditentukan oleh faktor


bawaan (genetically determined) ataukah oleh faktor lingkungan (learned) terus
berlangsung. Sebenarnya, kontroversi ini tidak hanya mengenai intelegensi
melainkan mengenai pula berbagai atribut psikologis lainnya dalam diri manusia.

Sementara itu, menurut Wiramihardja sumber intelegensi adalah: (1). genetika,


(2). lingkungan dan (3). genetika-lingkungan. Genetika atau bersifat genetis,
artinya memiliki sumber asal yang bersifat turunan, sedangkan lingkungan
adalah segala hal yang terjadi di lingkungan yang memberikan dampak terhadap
sisi kognitif kehidupan kejiwaan kita. Genetika-lingkungan adalah sintesis dari
lingkungan dan genetis, yaitu landasan intelegensi yang terjadi akibat adanya
pengaruh lingkungan. Sejak awal, hal ini menampilkan kontroversi mengenai
peranan alam-pembinaan, nature-nurture issues. Penelitian paling spektakuler
pernah dilakukan oleh William Stern yang menghasilkan kesimpulan bahwa
kepribadian dan kecerdasan orang itu ditentukan oleh 49% turunan dan 51%
lingkungan. Jelas perbedaannya tidak signifikan, meskipun kita melihat bahwa
lingkungan berpengaruh besar terhadap kehidupan kejiwaan orang. Sangat
disayangkan, bahwa penelitian itu dilakukan ketika psikologi hanya percaya pada
adanya pengaruh keturunan dan lingkungan saja, belum menemukan faktor
sintesis antara turunan-lingkungan.

4. Keterbatasan Tes Intelegensi

Menurut Ethical Standarts of Psychologists yang diterbitkan oleh American


Psychological Association (APA), tes intelegensi umum tergolong dalam tes

3
Level B, yaitu tes yang hanya boleh digunakan oleh mereka yang memiliki latar
belakang dan pendidikan psikologi dan terlatih secara khusus dalam
penggunaan tes itu. Sedangkan penggunaan tes intelegensi secara klinis
menempatkan tes tersebut dalam Level C, yaitu tes yang hanya boleh digunakan
oleh mereka yang memiliki paling tidak tingkat master dalam bidang psikologi
dan mempunyai pengalaman minimal satu tahun dalam penggunaan tes yang
bersangkutan di bawah supervisi yang ketat. Tes psikologis pada umumnya dan
tes intelegensi khususnya merupakan alat yang sangat efektif dan bermanfaat di
tangan para ahli yang terdidik dan terlatih. Di tangan mereka yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan psikologi atau tidak terlatih dalam penggunaan dan
interpretasinya, suatu tes menjadi sangat berbahaya. Tes yang digunakan
secara salah atau disalahgunakan akan sangat merugikan bagi orang yang dites
dan bagi institusi yang berkepentingan.

Sebagai suatu prosedur sistematis, penggunaan tes psikologis menyangkut


dua aspek pokok, yaitu aspek administrasi dan aspek interpretasi. Aspek
administrasi tes psikologis menuntut kualifikasi taraf skilled (terlatih) dalam arti
pelaksanaan penyajian tes itu sendiri dapat dilakukan oleh siapapun juga tanpa
harus mempunyai latar belakang pendidikan psikologi, asalkan yang
bersangkutan telah dilatih secara khusus sehingga kesalahan-kesalahan
administrasi tes dapat dihindari.

Aspek interpretasi tes psikologis menuntut persyaratan yang lebih daripada


sekedar terlatih, yaitu taraf educated (terdidik) secara khusus dalam bidang
psikologi. Bahkan beberapa jenis tes psikologis menuntut kualifikasi ahli
psikologi klinis dalam interpretasi hasilnya. Di sisi lain, ketepatan interpretasi
hasil tes sangat bergantung pada dua karakteristik utama yang harus dipunyai
oleh setiap tes, yaitu reabilitas dan validitas. Reliabilitas menyangkut
sejauhmana hasil tes tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Hasil pengukuran
yang tidak konsisten tidaklah dapat dipercaya dan apabila hasilnya digunakan
sebagai informasi dalam pengambilan keputusan tentulah keputusan tersebut
juga tidak akan dapat diandalkan. Validitas menyangkut masalah sejauhmana

4
ketepatan dan kecermatan hasil ukur tes. Suatu tes yang valid akan memberikan
informasi yang benar mengenai aspek yang hendak diukur, bukan mengenai
aspek lain. Tes yang valid juga menghasilkan informasi yang dapat menunjukkan
dengan teliti perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada hasil ukurnya.
Karakteristik reliabilitas dan validitas ini tidaklah dapat dipenuhi dengan
sempurna. Pengukuran mental tidaklah dapat dilakukan secermat pengukuran
terhadap aspek fisik atau terhadap materi konkret. Kesalahan-kesalahan
pengukuran mental selalu akan terjadi dan harus disadari. Estimasi terhadap
besarnya kesalahan itu, dengan perhitungan matematis dan statistik tertentu,
akan memberitahu para ahli kapan kesalahan tersebut sudah terlalu besar
sehingga tes yang bersangkutan tidak lagi boleh digunakan. Tes dan
pengukuran intelegensi tentu tidak luput dari kemungkinan kesalahan tersebut.
Disini lah pentingnya pengujian reliabilitas dan validitas bagi tes yang akan
digunakan untuk kepentingan umum. Walaupun semua tes intelegensi yang
digunakan secara profesional di berbagai bidang jasa psikologi dan pendidikan
telah menjalani pengujian reliabilitas dan validitas tersebut, namun hasil tes
intelegensi tetap harus ditafsirkan dan digunakan dengan berhati-hati.

IQ yang diperoleh seseorang dari tes intelegensi pada suatu waktu tidaklah
menjadi label yang selalu melekat bagi dirinya. Kondisi fisik dan psikologis
individu sewaktu dikenai tes akan banyak berpengaruh pada hasil tesnya. Bila
individu yang dites sedang dalam kelabilan emosi, sedang tidak siap, atau
sedang dalam kondisi lelah secara fisik, maka hasil tes intelegensi tidaklah akan
memberi informasi yang benar mengenai kapasitas intelektualnya. Kalaupun
hasil tes intelegensi telah dapat memberikan informasi yang tepat mengenai
kapasitas intelektual individu, namun daya prediksinya terhadap performansi
masih tergantung pada berbagai variabel lain. IQ yang tinggi misalnya, dalam
bidang pendidikan biasanya memberikan prediksi terhadap prestasi belajar yang
baik. Tetapi apakah individu yang memiliki IQ tinggi memang ternyata mencapai
prestasi belajar yang juga tinggi, masih tergantung pada faktor-faktor lain seperti
motivasi belajar dan faktor peluang. Hasil tes intelegensi yang tinggi sebenarnya
tidak menjanjikan apa-apa selama tidak ditopang oleh faktor-faktor lain yang

5
kondusif. Sebaliknya, hasil pengukuran intelegensi yang tidak begitu tinggi pun
tidak dapat dianggap sebagai vonis yang mematikan harapan dan usaha untuk
berprestasi.

5. Manfaat Tes Intelegensi Dalam Dunia Pendidikan

a. Dapat digunakan untuk seleksi penerimaan murid baru Diharapkan


dengan adanya pelaksanaan tes intelegensi pada saat penerimaan siswa
baru, maka pihak sekolah tidak akan sembarangan dalam memilih dan
menerima siswa baru, sehingga pihak sekolah akan memperoleh siswa-
siswa yang berbobot dan dapat mengikuti pelajaran dengan lancar tanpa
adanya hambatan dari aspek kognitifnya.

b. Pembinaan/mengevaluasi terhadap prestasi yang telah dicapai Dengan


adanya tes intelegensi, dapat diketahui potensi yang dimiliki siswa,
sehingga dapat mengukur prestasi yang akan dicapai atau yang telah
dicapai siswa selama ini sesuai atau tidak dengan potensi yang
dimilikinya, serta dapat diketahui juga hambatan yang dialami oleh siswa
tersebut.

c. Hasil tes intelegensi dapat disumbangkan pada program pemilihan


jurusan/program studi.

d.Apabila hasil tes intelegensi ini dilengkapi dengan data-data hasil tes
kepribadian, tes prestasi, tes bakat, tes minat dan hasil tes lain maka
semua data yang terpadu ini sangat berguna bagi kepala sekolah, guru,
orang tua untuk lebih memahami peserta didiknya dan mereka dapat
menyediakan lingkungan yang dibutuhkan peserta didiknya.

B. Sejarah Tes Intelegensi Stanford Binet

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan individu dalam


menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat
kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik
ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya

6
pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan.
Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes Inteligensi tidak dirancang
untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera
diketahui lewat tes inteligensi.

Alfred Binet (1875-1911) memulai suatu usaha pengukuran intelligensi dengan


mengikuti metoda Paul Broca yang saat itu sangat popular di kalangan ilmuwan.
Pengukuran intelligensi termaksud dilakukan dengan cara mengukur lingkaran
tempurung kepala anak-anak (kraniometri). Ketika di tahun 1904 Binet kembali
menekuni usaha peng ukuran inteligensi, ia meninggalkan sama sekali pendekatan
kraniometri dan berpaling ke metoda yang lebih psikologis. Binet mulai membuat alat
baru yang dirancang untuk mengukur ketajaman bayangan ketahanan dan kualitas
perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan estetika, dan kecakapan menemukan
kesalahan logika serta memahami kalimat-kalimat. Sejarah menggariskan bahwa Binet
menjadi seorang pemancang tonggak awal perkembangan tes-tes inteligensi modern di
seluruh dunia.

Pada oktober 1904 Binet diberi tugas oleh menteri pengajaran Prancis untuk meneliti
masalah anak-anak lemah mental di sekolah-sekolah Prancis. Untuk itudiperlukan suatu
alat ukur yangmampu membedakan mana anak yang lemah mental dan mana yang
tidak. Seorang dokter Bernama Theodore Simon bersama binet membuat skala
inteligensi yang dikenal sebagai Skala Binet-Simon. Skala itu dikenal juga sebagai Skala
1905, terdiri dari 30 soal yang disusun berdasarkan tingkat kesukaran yang semakin
meningkat. Dalam skala 1905 itu tidak terdapat petunjuk yang pasti mengenai
bagaimana cara menghitung skor yang diperoleh seorang anak.

Pada skala kedua yang dikenal sakala 1908, jumlah tesnya diperbanyak dan
beberapa tes pada skala pertama yang terbukti tidak begitu baik dibuang. Kemdian skor
anak dalam tes dinyatakan dalam bentuk usia mental yang sama dengan usia kronologis
anak normal yang berhasil mengerjakan tes pada level tersebut. Pengertian usia mental
adalah sama dengan level mental yang merupakan istilah yang lebih disukai oleh Binet.

7
Skala Binet-Simon yang terakhir terbit pada 1911 (tahun kematian Binet). Beberapa
tes baru ditambahkan pada level-level usia tertentu dan dilakukan pula perluasan soal
sampai mencakup pada level usia mental dewasa. Revisi Amerika yang paling terkenal
dilakukan oleh Lewis Madison Terman di Stanford University tahun 1916. Sejak itu, skala
Sanford-Binet menjadi skala standar dalam psikologi klinis, psikiatri, dan konseling
pendidikan.

Pada tahun 1960, mengalami revisi penting. Yaitu (a) konsep IQ deviasi dari
Wechsler mulai digunakan pada skala ini dengan cakupan angka mulai dari 30 sampai
dengan 170.(b) Skala Stanford-Binet yang semula terdiri atas dua bentuk parallel yaitu
Form L dan Form M dijadikan satu Form L-M. dan (c) Tabel konversi IQ diperluas
sehingga mencakup pula usia 17 dan 18. Terakhir, versi terbaru skala Stanford-Binet
terbit tahun 1986 memuat 4 kelompok penalaran dan berisi berbagai mecam tes baron.

Revisi terhadap Skala Stanford-Binet yang diterbitkan pada tahun 1972, yaitu norma
penilaiannya yang diperbaharui. Tes-tes dalam skala ini dikelompokkan menurut
berbagai level usia mulai dari Usia II sampai dengan Usia Dewasa-Superior. Dalam
masing- masing tes untuk setiap level usia terisi soal-soal dengan taraf ke- sukaran yang
tidak jauh berbeda. Bagi setiap level usia terdapat pula tes pengganti yang setara,
sehingga apabila suatu tes pada level usia tertentu tidak dapat digunakan karena
sesuatu hal maka tes penggantipun dapat dimanfaatkan.

Skala Stanford-Binet dikenakan secara individual dan soal- soalnya diberikan secara
lisan oleh pemberi tes. Oleh karena itu pemberi tes haruslah orang yang mempunyai
latar belakang pendidikan yang cukup di bidang psikologi, sangat terlatih dalam
penyajian tesnya, dan mengenal betul isi berbagai tes dalam skala tersebut. Skala ini
tidak cocok untuk dikenakan pada orang dewasa, karena level tersebut merupakan level
intelektual dan dimaksudkan hanya sebagai batas-batas usia mental yang mungkin
dicapai oleh anak-anak.

Versi terbaru skala Stanford-Binet diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir
ini konsep inteligensi dikelompokkan menjadi empat tipe penalaran yang masing-masing

8
diwakili oleh beberapa tes. Yaitu penalaran verbal, penalaran kuantitatif, penalaran
visual abstrak, memori jangka pendek.

Revisi skala Binet dilakukan pertama kali di tahun 1916. Perubahan benar-benar
dilakukan sehingga menampilkan suatu tes baru. Untuk pertama kalinya digunakan
istilah IQ. Revisi kedua di tahun 1937. Skala diperluas dan distandardisasi ulang
berdasar sampel masyarakat AS. Revisi ketiga dilakukan di tahun 1960, menyediakan
satu bentuk tunggal yang memuat soal-soal terbaik dari bentuk 1937. Di tahun 1972, tes
ini di-restandardisasi.

Penyelenggaraan tes dan Penentuan Skor menggunakan buku-buku kecil berisi


kartu-kartu tercetak untuk presentasi, fl ip-over soal tes, objek tes misal balok, manik,
papan bentuk, sebuah gambar besar boneka yang uniseks dan multietnik, buku kecil
untuk tester, serta pedoman penyelenggaraan dan pen-skoran skala. Dalam
penyelenggaraan tes Stanford-Binet, kita membutuhkan penguji yang amat terlatih.
Ragu-ragu dan gugup bisa menghancurkan rapport, apalagi jika peserta tes masih
muda.

C. Petunjuk penyajian pen-skoran dalam tes Standford Binet bentuk L-M

1. Prosedur Penyajian Tes


Penyajian tes harus tepat seperti apa yang telah dilakukan pada waktu
pembentukan norma skala. Tugas tester ialah menentukan “apa yang dilakukan
subjek tertentu pada kon disi-kondisi ini”. Instruksi khusus dengan kata-kata
yang tepat telah disediakan bagi masing-masing sub tes. Bila diperbolehkan
memilih bentuk pertanyaan, pilihan-pilihan telah disediakan, misalnya variasi
bentuk pertanyaan dalam subtes “perbendaharaan kata”. Bagi jawaban-jawaban
yang kurang jelas juga telah disediakan 52 pertanyaan-pertanyaan kelanjutan,
seperti pada tes-tes “keanehan–keanehan” verbal dan “kata-kata abstrak”.
Meskipun jelas kita tidak mungkin mempersiapkan diri terhadap semua situasi
istimewa yang mungkin timbul selama penyajian tes, instruksi untuk menangani
situasi-situasi istimewa yang paling mungkin timbul telah dipersiapkan.

9
2. Petunjuk-Petunjuk Umum
Syarat yang paling penting untuk menentukan suatu skor tes mental yang
valid bagi skala Stanford Binet ialah tester yang mengetahui alatnya dan yang
peka akan kebutuhan subjek yang dites. Tiga kon disi yang menentukan apakah
tes itu valid atau tidak :
a. Mengikuti prosedur standar
b. Usaha subjek yang maksimal harus ditimbulkan dengan jalan menciptakan
dan memelihara “rapport” yang cukup memadai
c. Jawaban-jawaban atau respon-respon harus diskor secara tepat

3. Prinsip Umum dalam pelaksanaan


Dalam prinsip umum mencakup :
a. Kapan suatu pertanyaan dapat diulang
Apabila subjek tidak mengerti pertanyaan yang ditujukan kepadanya,
atau dia bertanya apakah arti pertanyaan tersebut, maka tester
diperbolehkan menerangkan hanya de ngan jalan mengulang bagian tertentu
dari pertanyaan itu, kecuali apabila ada bentuk alternatif lain dalam instruk si
yang diberikan dalam buku pegangan (manual). Tester dapat mengulang
pertanyaan tes lebih dari satu kali apabila “testee” terus bungkam. Perlu
diperhatikan, bahwa di dalam keadaan bagaimanapun juga “tes ingatan”
tidak boleh diulang, seperti pada tes ingatan mengenai angka, kalimat, cerita
dan yang lainnya. Apabila testee memberi jawaban yang tidak memuaskan,
tidak diijinkan untuk mengulangi pertanyaan, meskipun tester yakin bahwa
subjek dapat memberikan jawaban yang benar.

b. Jawaban meragukan
Sumber kesalahan yang sering terjadi di dalam penyajian tes ialah
apabila tester tidak dapat mengikuti jawaban yang kurang jelas. Jawaban-
jawaban yang tidak bisa diskor karena kurang terang, atau karena arti yang
ingin dikemukakan tidak jelas, terpaksa tidak dapat dipakai kecuali setelah

10
tester mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk lebih
memperjelas jawaban itu.
c. Pentingnya rapport
Penting sekali untuk memelihara keberanian anak. Ini dapat
dilakukan dengan menunjukkan sikap bersahabat dengan memberikan
senyum penuh pengertian, dengan kata-kata penerimaan yang spontan,
komentar yang pe nuh penghargaan, atau dapat pula dengan diam saja,
akan tetapi menunjukan bahwa ada pengertian yang mengandung keyakinan
dan penerimaan. Pada umumnya ada gunanya untuk sering memuji dengan
jujur. Tester harus ingat bahwa yang dipuji itu adalah usaha bukan
keberhasilan suatu jawaban tertentu. Apabila hanya keberhasilan yang
dipuji, ini dapat mempengaruhi usaha anak pada tes berikutnya.
d. Penyesuaian tes pada anak-anak prasekolah
Pada penyajian tes untuk anak-anak prasekolah, testerlah yang
harus selalu menyesuaikan terhadap situasi yang baru dan menghadapi
keadaan-keadaan darurat, bukannya anak. Tidak mungkin memberikan
aturan-aturan yang ke ras dan ketat bagi tingkah laku dalam testing. Yang
penting adalah mengikuti prosedur yang telah dibakukan Bagi anak-anak
yang masih kecil sering tidak mungkin menyajikan tes sesuai dengan urutan.
Tester harus trampil menentukan kapan ha rus berhenti tepat pada saat
pemberian dorongan yang cenderung menyebabkan atau menaikan
“negativisme”.

4. Penilaian Jawaban
Tiap-tiap tes dari bentuk L-M diikuti oleh instruksi cara penskorannya. Tester
perlu menguasai dengan sungguh-sungguh aturan-aturan penskoran, standar
penskoran dan contoh-contoh jawaban dalam standar penskoran pada buku
kunci. Pemahaman tentang apa yang mendasari suatu jawaban dikategorikan
memuaskan, sama pentingnya dengan pelak sanaan yang benar dalam pe
nyajian masalah-masalah pada subjek.

5. Penyajian Tes
a. Lingkungan

11
Tempat penyajian tes yang baik adalah tempat dimana anak sudah
biasa dan dimana anak merasa enak, tidak ada gangguan-gangguan.
Sebuah ruang kelas yang tidak ter pakai adalah tempat yang baik untuk
penyajian tes, karena anak sudah biasa untuk bekerja di dalam kelas. Tiap-
tiap tugas baru yang diberikan bersifat pendek dan menarik perhatian.
Tugas-tugas pada masing-masing tingkat umur telah diatur sedemikian rupa
sehingga anak tetap tertarik.
Seorang tester yang bijaksana akan tidak terlalu mengekang anak-
anak yang banyak gerak di antara tugas-tugas. Kita lebih mudah untuk
mendapatkan perhatian yang pe nuh untuk waktu singkat yang diperlukan
untuk mengerjakan tugas bila suasanannya enak, tidak formal dan tidak ada
keharusan untuk duduk tenang. Jelas perlu membuat anak merasa enak fi
sik maupun mental. Anak harus mendapat posisi yang enak dan penerangan
ruang yang cukup.
b. Adanya orang lain
Gangguan karena hadirnya orang lain merupakan hal yang paling
memberatkan, terutama ibunya atau gurunya. Adanya orang asing bagi anak
kurang berpengaruh pada anak tersebut. sering lebih mudah untuk mengetes
anak di dalam kelas yang penuh mahasiswa daripada di klinik dimana ibu
juga hadir di situ. Apabila hanya anak itu sen diri dengan tester, ia akan lebih
merasa enak sebab ia tidak perlu menjaga reputasi dirinya.
Pada kasus anak pemalu, ibu diperbolehkan masuk ke kam ar testing
tetapi segera keluar setelah anak dapat men yesuaikan diri pada situasi.
Apabila anak itu masih sangat kecil sering perlu ibunya menunggui selama
penyelenggaraan tes.
c. Penggunaan bahan-bahan tes
Tester harus mngatur secara sistematis bahan-bahan tes, sehingga
ia tidak akan kehilangan waktu untuk mencaricari kartu, stopwatch atau
pensil. Apabila hal tersebut mas ih terjadi akan mengganggu hubungan baik
akan memperpanjang waktu tes. Bahan-bahan yang tidak dipakai harus
disembunyikan. Sangat berguna untuk memakai sebuah kursi lain, yang

12
diletakkan di samping tester, yang tidak dapat dilihat atau dicapai oleh anak,
untuk meletakkan tempat dan bahan-bahan tes tersebut.
d. Lamanya penyelenggaraan tes
Apabila penyelenggaraan tes itu terlalu lama, maka akan terjadi
kelelahan. Sebetulnya apabila penyelenggaraan tes itu tidak terlalu lama,
tidak akan menimbulkan kelelahan karena tugas yang diberikan merupakan
hal yang baru dan menarik. Pemberian tes selama satu jam adal ah tidak
terlalu lama, kecuali pada anak yang sangat muda. Testing bah kan dapat
diperpanjang menjadi satu setengah jam, tan pa adanya kehilangan
perhatian atau terjadinya kelelaha n. Reaksi anak-anak terhadap tes sangat
berbedabeda sehingga tidak mungkin meramalkan waktu yang
dibutuhkannnya. Pada kasus-kasus tertentu satu tes membutuhkan begitu
banyak waktu, sehingga perlu disajikan dalam dua tahap. Kadang-kadang
memberika beberapa menit istirahat sudah cukup. Penyelenggaraan tes
untuk anak kecil biasanya dapat diberikan dalam waktu setengah jam sampai
empat puluh menit. Pada anak-anak yang lebih besar sering membutuhkan
waktu setengah jam. Seorang tester yang telah berpengalaman biasanya
memb utuhkan waktu yang lebih singkat daripada yang belum
berpengalaman.
e. Mempertahankan kondisi standar testing
Instruksi harus selalu tersedia. Jangan mencoba mengha fal seluruh skala
sebelum memberikan tes. Ingatan bisa ke- liru. Apabila telah banyak latihan,
maka biasanya hanya melihat instruksi sebentar kemudian dapat diingat
kembali. Teta pi tester yang berpengalamanpun perlu sekali-kali memb aca
kembali instruksi tes untuk menghindari kemung kinan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan. Kalau menutupi buku jawaban (“record
booklet”) pada waktu memberikan tes, jangan sampai kentara. Menutupi
dengan kertas lain pada angka-angka yang harus diulangi, akan tampak
wajar dan mudah. Apabila untuk memisah tester dan subjek dipergunakan
buku “manual” dapat menimbulkan perasaan tidak enak pada anak-anak.
Jawaban harus dicatat sedapat mungkin kata demi kata, persis seperti yang

13
dikatakan oleh anak. Berilah skor pada waktu itu juga dan perlu sekali untuk
diskor kembali untuk memeriksa ketelitiannya.
Buku jawaban harus selalu menunjukan catatan yang jelas mengenai
keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-ke gagalan. Untuk setiap bagian
dari masing-masing subtes tes ter harus mencatat dengan plus (+) atau
minus (-). Ini penting untuk tambahan pemeriksaan ketelitian dan dapat
terlihat keberhasilan atau kegagalan dari masing-masing subtes.
Ketidaktelitian di dalam penskoran lebih sering terjadi sebagai akibat dari
tidak hati-hati di dalam pemeriksaan penulisan pada kegagalan
menggunakan prinsip-prinsip penskoran.
Tester sering menapatkan bahwa subjek tertarik dan melihat pencatatan
jawaban-jawabannya, terutama catatan keberhasilan atau kegagalannya
maka penting sekali untuk mengubah simbol-simbol yang dipakai. Misalnya
kalau benar diberi tanda V kalau salah diberi tanda Vo.
f. Dimana testing dimulai
Tes harus dimulai pada titik dimana anak mempunyai kemungkinan untuk
berhasil, tetapi dengan usaha. Apabila tugas pada permulaan terlalu sukar,
ada kemungkinan bahwa anak menjadi putus asa dan menolak untuk
mencoba. Apabila tes terlalu mudah maka ia tidak akan berusaha dan akan
menjadi terlalu percaya pada diri sendiri. Untuk menentukan dimana
pemberian tes dimulai harus diperhatikan umur kronologis, kelas, tingkah
laku umum dalam situasi tes dan keterangan lainnya yang didapat.
Bagi anak-anak yang nampaknya mempunyai kecakapan sekitar rata-rata,
biasanya baik untuk memulai setengah tahun di bawah umur kronologis
untuk anak-anak umur 5 tahun ke bawah, dan satu tahun dibawah umur
krono logis bagi anak-anak yang lebih tua. Bila ternyata perkiraan ke
cakapan ini sangat keliru, tentu saja harus beralih ke tingkat yang lebih
sesuai, kadang-kadang harus seketika itu juga beralih agar anak tidak mulai
dengan patah semangat pada tugas-tugas yang terlalu sukar.
g. Penyebaran keberhasilan

14
Penyebaran biasanya lebih meluas pada tingkat umur yang lebih tinggi
daripada yang lebih rendah. Hal ini dis eb abkan karena bebasnya jarak
antara dua tingkat umur lebih besar pada fase perkembangan mental awal
yang diukur den gan tes pada tingkat rendah, daripada perkembangan
selanjutnya. Perbedaan antara umur mental 2 tahun dan 3 tahun jauh lebih
besar daripada perbedaan antara umur mental 13 tahun dan 14 tahun.
h. Menentukan tingkat umur “basal” dan “ceiling”
Dalam menghitung umur mental semua keberhasilan dan kegagalan
diperhitungkan, termasuk semua kegagalan yang mungkin terjadi di bawah
tingkat umur tertinggi dimana semua tes dapat lulus dan sukses di atas
tingkat umur terendah dimana semua tes dapat lulus dan berhasil di atas
tingkat umur terendah dimana semua tes telah gagal. Untuk mempermudah
menghitung skor, kita sebut sebagai “umur basal” tingkat umur dimana
semua tes lulus tepat sebelum tingkat umur dimana kegagalan pertama
terjadi. Kadang-kadang terjadi subjek lulus semua tes pada tingkat yang lebih
tinggi dimana kegagalan pertama terjadi. Untuk keperluan penskoran tentu
saja ini tidak mengubah dasar dari mana skor ditentukan, juga tidak
merupakan alasan mengubah kenyataan bahwa ia mungkin lulus beberapa
tes di atas tingkat umur dimana ia pertama kali gagal semua, sehingga
keberhasilan-keberhasilan tersebut tidak diperhitungkan. Pada hakekatnya
subjek telah menjalani semua tes dari skala meskipun “nyatanya” ia hanya
diberi sebagian yang sesuai untuk kemampuan-kemampuannya. Daerah
(range) dari kemampuan ini secara kasar dibatasi oleh tingkat “basal” dan
tingkat “ceiling”. Penyebaran keber hasilan dan kegagalan yang normal
meluas meliputi beberapa tingkat umur.
i. Tes yang disingkat
Dengan hanya menyajikan tes-tes yang bertanda bintang dalam manual
skala L-M dapat disingkat waktu penyajiannya menjadi tiga perempat dari
waktu biasanya, namun estimasi kecakapan subjek yang dicapai akan
kurang reliabel. Skala yang disingkat ini diskor dengan cara membagi jatah,
sehingga masing-amsing dari keempat tes pada suatu tingkat umur dibobot

15
lebih berat daripada apabila keenam tes diberikan semua. Jadi empat tes
pada tahun kedelapan (8) masing-masing akan mendapat kredit 3 bulan,
bukan 2 bulan; pada tingkat umur dewasa rata-rata apabila hanya diberika
empat (4 ) tes yang sharusnya 8 tes, masing-masing tes yang biasanya
kreditnya 2 bulan, menjadi 4 bulan.
j. Tes pengganti
Pada tiap-tiap tingkat umur dalam skala L-M diberikan satu tes ekstra untuk
menggantikan suatu tes yang keliru me nyajikannya. Akan tetapi suatu tes
pengganti tidak di perkenankan untuk mengganti suatu tes yang gagal
dikerjakan oleh subjek.
k. Perhitungan umur mental
Umur mental didapat dengan cara : umur basal ditambah dengan kredit
tambahan yang diperoleh subjek, di atas umur basalnya. Pada tingkat
bawah, tes dikelompokan menjadi interval ½ tahunan: II, II-6, III, III-6, IV, IV-
6, V, masing-masing tes yang lulus mendapat kredit 1 bulan. Dari tahun ke
VI – XIV masing-masing kelompok umur mempunyai interval 1 tahun dengan
kredit 2. Pada tingkat umur “dewasa ratarata” jumlah tes 8 dan masing-
masing diberi kredit 2 bulan. Pada tingkat “dewasa superior I”, masing-
masing tes mend apat kredit 4 bulan, “dewasa superior tingkat II” mempunyai
6 tes, masing-masing kreditnya 5 bulan dan “dewasa superior tingkat III” ada
6 tes masing-masing mendapat kredit 6 bulan.
l. Menghitung IQ
IQ untuk Form L-M dapat dilihat dalam tabel (Skala Pinneau) dalam buku
yang terpisah. Umur kronologis dih it ung dalam tahun dan bulan menurut
cara yang konvensional. Misalnya : 10-2 menunjukan 10 tahun 1 bulan dan
16 hari (16 hari ke atas dihitung 1 bulan). Sedangkan instruksi-instruksi yang
spesifi k dalam menggunakan Form L-M dapat dibaca di buku pegangan tes
Stanford Binet.

16
Bab II

PRAKTIKUM DARING

A. Identitas Tester

IDENTITAS HASIL TES

1 Nama : Dava Putra Pratama Tahun Bulan


2 Tanggal Testing : 27 April 2022 II --------------
3 Lahir : 15 Desember 2013 II-6 --------------
4 Umur : 9 Tahun III --------------
5 Tempat Lahir : Yogyakarta III-6 --------------
6 Alamat : Karangjati, Sinduadi, Mlati IV --------------
7 Sekolah/Pekerjaan : SD Rejodadi IV-6 -------------
8 Nama Ayah : Yusuf V --------------
9 Pekerjaan : PNS VI --------------
10 Nama Ibu : Shinta VII --------------
11 Pekerjaan : Dosen VIII Basal
12 Alamat : Karangjati, Sinduadi, Mlati IX 3
13 Tester : Annisa Zahra (5191111205) X Ceiling
14 Pembimbing : Ayu Rezki Utari, S.Psi., M.Psi., Psikolog. XI -------------
15 Keterangan :- XII --------------
XIII --------------
XIV --------------
DR --------------
DS I --------------
DS II --------------
DS III --------------
Total
MA= 102 Bulan
CA= 100 Bulan
IQ= 98 (normal)

17
B. Instruksi Tes

TAHUN II

1. Form board yang mempunyai 3 lekukan (1+)


Materi : form board 3 lekukan bentuk
Prosedur : “Lihat yang saya kerjakan” (Lalu ambil balok keluar) “taruhlah kembali
pada lekukan-lekukan itu”
Ulangi 2x kesempatan.

2. Respons yang ditunda


Materi : 3 kotak karton kecil dan kucing
Prosedur : Taruh lubang kotak menghadap meja, jarak antar kotak 5cm “ini ada
anak kucing” (sembunyikan di kotak tengah) “sekarang kita hitung bersama
sama ya 1-10” (dengan kecepatan hitungan per angka 1 detik) “dimana kucing
tadi?” (setelah ditebak lalu pindahkan kucing ke kotak lain)
Ulangi 3x (tengah, kanan, kiri).

3. Mengenali bagian-bagian badan


Materi : gambar anak besar
Prosedur : “tunjukkan padaku rambut / rambut anak itu”
a. Rambut
b. Mulut
c. Kaki
d. Telinga
e. Telinga
f. Tangan
g. Mata

4. Membangun dengan balok : Menara


Materi : 12 kubus
Prosedur : Letakkan ke 12 kubus di meja (random) “ lihatlah apa yang
akan saya buat” (tester buat menara, kubus disusun keatas satu baris)
“sekarang buatlah seperti ini disini”. Tester boleh memberi contoh
beberapa kali, jika jatuh disusun lagi.

5. Perbendaharaan kata gambar

18
Materi : 18 kartu di buku kecil
Prosedur : Buka halaman 1 “ini gambar apa?” lanjut sampai 18x

1. Kapal terbang……………
2. Tilpun………………………
3. Topi………………………….
4. Bola………………………….
5. Pohon………………………
6. Kunci……………………….
7. Kuda……………………….
8. Pisau……………………….
9. Jas……………………………
10. Kapal……………………….
11. Payung…………………….
12. Kaki………………………….
13. Bendera…………………….
14. Tongkat………………….
15. Lengan………………….
16. Pisau lipat……………….
17. Tempat air………………
18. Daun……………………
6. Kombinasi kata
Melakukan pengamatan dari awal tes, testee mampu gak melakukan
kombinasi kata minimal 2 kata, contoh : kak bosen, kak aku mau pulang,
kak aku haus, kak mama mana, kak itu apa.

P. mengenali benda-benda dengan menyebut Namanya


Materi : papan dengan anjing, lokomotif, tempat tidur, boneka, bola dan
gunting yang direkatkan.
Prosedur : “tunjukkan kepada saya mana..”

a) Anjing……………………
b) Bola………………………
c) Lokomotif……………..
d) Tempat tidur…………
e) Boneka………………….
f) Gunting…………………

19
TAHUN II-6

1. Mengenal benda-benda dari pemakainya


Materi : papan dengan cangkir, sepatu, uang logam, pisau, mobil, setrika yang
direkatkan
Prosedur :
Tunjukkan pada testee dengan mengatakan
a. yang mana untuk minum? – cangkir
b. yang mana dipakai di kaki – sepatu
c. yang mana untuk membeli permen – uang
d. yang mana untuk memotong – pisau
e. yang mana untuk dinaiki – mobil
f. yang mana untuk menyetrika pakaian - setrika

2. Mengenal bagian-bagian badan


Materi : gambar anak besar
Prosedur : “tunjukkan padaku rambut / rambut anak itu”
a. Rambut
b. Mulut
c. Kaki
d. Telinga
e. Telinga
f. Tangan
g. Mata

3. Menyebut benda, kursi, mobil, kotak, kunci, garpu, bendera


Prosedur : “apakah ini?”

4. Perbendaharaan kata gambar


Materi : 18 kartu di buku kecil
Prosedur : Buka halaman 1 “ini gambar apa?” lanjut sampai 18x

1. Kapal terbang……………
2. Tilpun………………………
3. Topi………………………….
4. Bola………………………….
5. Pohon………………………
6. Kunci……………………….
7. Kuda……………………….
8. Pisau……………………….

20
9. Jas……………………………
10. Kapal……………………….
11. Payung…………………….
12. Kaki………………………….
13. Bendera…………………….
14. Tongkat………………….
15. Lengan………………….
16. Pisau lipat……………….
17. Tempat air………………
18. Daun……………………

5. Mengulang dua angka


Prosedur : “dengarkan, katakan dua” “dengar lagi ya, empat, tujuh”
a. 4-7
b. 6-3
c. 5-8
6. Mematuhi perintah sederhana
Materi : balok, kancing, anjing, kotak, dan gunting
Prosedur :
a. “berikan kepada ku anjing”
b. “taruhlah kancing didalam kotak”
c. taruhlah kancing disamping kotak
Jika hendak beralih soal A ke B mainan ke tempat semula terlebih dahulu
P. form board dengan tiga lekukan yang diputar. alas segitiga menghadap tester,
kerucut ke testee.

21
TAHUN III

1. Menguntai manik. (waktu 2 menit)


Materi : 48 manik manik kayu dengan satu warna namun berbeda bentuk (bulat
persegi silinder) dan 2 tali sepatu.
Prosedur : “mari kita bermain” “lihatlah” (tester memegang satu tali, testee satu
tali “kita lihat berapa banyak kita menguntai” sambil memasukkan manik.
Stopwatch 2 menit. Minimal dalam 2 menit 4 manik.

2. Perbendaharaan kata gambar


Materi : 18 kartu gambar di buku kecil
Prosedur : Buka halaman 1 “ini gambar apa?” lanjut sampai 18x

1. Kapal terbang……………
2. Tilpun………………………
3. Topi………………………….
4. Bola………………………….
5. Pohon………………………
6. Kunci……………………….
7. Kuda……………………….
8. Pisau……………………….
9. Jas……………………………
10. Kapal……………………….
11. Payung…………………….
12. Kaki………………………….
13. Bendera…………………….
14. Tongkat………………….
15. Lengan………………….
16. Pisau lipat……………….
17. Tempat air………………
18. Daun……………
3. Membangun dengan balok : jembatan
Materi : balok
Prosedur : “lihat ya, buatlah seperti ini disini”
4. Mengingat gambar
Materi : buku besar halaman 2-5
Prosedur : “ini apa?” (lembu) “ya itu adalah lembu. Selanjutnya kita mencari dia
ya (ganti halaman), di mana dia?”, halaman 3-4 “dimana mereka”
Ulangi ke semua gambar
5. Mengutip sebuah lingkaran
Prosedur : “buatlah seperti ini di sini” 3x

22
6. Menggambar garis vertical
Prosedur : beri RB kepada testee, tester menggambar terlebih dahulu, lalu “gambar
seperti ini disini”
P. Mengulang 3 angka
Prosedur : “dengarkan yaa katakan 4-2” “katakan a. 6-4-1 b. 3-5-2 c. 8-3-7”

23
TAHUN III-6

1. Membandingkan bola
Materi : buku besar halaman 6
Prosedur : Tunjukkan buku “lingkaran mana yang lebih besar? Tunjukkan”.
Singkirkan sambil putar “mana yang lebih besar” sampai 3x.

2. Bermain kartu : gambar gambar


Materi : Buku besar halaman 7
Kita letakkan dimeja bentuk seperti ini. “hubungkan kedua bagian ini dan buatlah A.
sebuah lingkaran B. buatlah seekor babi”

3. Diskriminasi gambar bintang


Materi : buku besar halaman 8
Lubang kita arahkan di binatang tertentu. Gambar binatang halaman 9. “cari yang
persis seperti ini”. Semua hewan.

4. Respons terhadap gambar


Materi : buku besar halaman 10-12
Prosedur : lihatlah gambar ini, “ceritakan pada saya semua tentang hal ini.”
Halaman selanjutnya instruksinya sama

5. Memilih kancing
Prosedur : lihatlah gambar ini, “ceritakan pada saya semua tentang hal ini.”
Halaman selanjutnya instruksinya sama

6. Pengertian I
Prosedur :
a. Apa yang harus kamu kerjakan, kalau kamu haus?
b. Mengapa kita punya kompor?

24
TAHUN IV
1. perbendaharaan kata gambar (14+).
1. Kapal terbang……………
2. Tilpun………………………
3. Topi………………………….
4. Bola………………………….
5. Pohon………………………
6. Kunci……………………….
7. Kuda………………………..
8. Pisau……………………….
9. Jas……………………………
10. Kapal……………………….
11. Payung……………………..
12. Kaki…………………………..
13. Bendera……………………..
14. Tongkat…………………..
15. Lengan………………….
16. Pisau lipat………………..
17. Tempat air………………
18. Daun…………………
2. menyebut benda-benda diluar kepala. (2+)
Materi : mobil, anjing, sepatu, kucing, sendok, lokomotif, boneka, gunting, cincin, dan
kotak.
A. mobil anjing dan sepatu, taruh diatas meja sambil meminta testee menyebutkan
nama benda.
B. “sekarang tutup mata mu” tutup salah satu mainan dengan kotak kecil
C. “buka mata” “oke lihat apa yang saya sembunyikan?” lanjutkan tutup benda
lainnya.

3. analogi berlawanan (2+)


A. mas adalah laki laki, mbak adalah?
B. waktu siang terang, waktu malam?
C. bapak adalah laki laki, dan ibu?

4. pengenalan gambar.
Materi : buku besar halaman 13, tunjukkan gambar pada testee
A. yang mana untuk masak?

25
B. yang mana kita bawa apabila hujan?
C. yang mana yang memberi kita susu?
Skor benar bila anak menunjuk gambar.

5. perbedaan bentuk.
Materi : buku besar 14 (amplop berisi kartu bentuk, misal lonjong, segitiga, segiempat, jajar
genjang, lingkaran dst.) dan halaman 15 di bagian bawah ada X
Taruh kartu kecil di X, lalu katakan “carilah yang persis seperti ini”. Ulangi hingga semua
bentuk.

6. pengertian II
A. mengapa kita punya rumah
B. kenapa kita punya buku?

P soal pengganti : mengingat kalimat


“Saya ingin kamu mengatakan apa yang saya katakan. coba katakan anak besar,
sekarang katakan saya adalah anak besar, sekarang katakan..”
A. kita akan membeli permen untuk ibu
B. Budi suka memberi makan anak ayam di kandang

26
TAHUN IV-6
1. perbandingan keindahan (3+).
Materi : buku besar halaman 15-16
Tunjukkan pada testee “yang mana yang lebih rapi?” 3x kesempatan

2. analogi berlawanan.
A. mas adalah laki laki, mbak adalah?
B. waktu siang terang, waktu malam?
C. bapak adalah laki laki, dan ibu?
3. kesamaan dan perbedaan gambar-gambar I (3+).
materi : buku kecil halaman 19-24
A. tidak dihitung (uji coba) “taruhlah jarimu pada yang tidak sama, mana yang tidak
sama?”
B. yang mana yang tidak sama
Sampai halaman 24
4. bahan-bahan (2+)
A. “rumah dibuat dari apa?”
B. “jendela dibuat dari apa?”
C. “buku dibuat dari apa?”
5. tiga perintah (3+).
Di dalam ruangan lab dengan pintu tertutup, tester sudah meletakkan kursi dengan jarak
yang agak jauh dari testee, tidak jauh dari kursi letakkan kotak.“saya ingin kamu
melakukan sesuatu” (membawa pensil)
a. “ ini sebuah pensil, taruhlah pensil ini di kursi itu”
b. “lalu buka lah pintu”
c. “dan bawalah kotak itu kemari”
Jika ditengah jalan testee bertanya “habis ini ngapain ya?” tester tidak boleh memberi tahu,
hanya memberi semangat ayo ayo ayo
6. Pengertian III (3+)
A. Mata kita untuk apa?
B. Telinga kita utuk apa?

27
P soal pengganti. Pengenalan gambar 4+).
Materi : buku besar halaman 13, tunjukkan gambar pada testee
A. yang mana untuk masak?
B. yang mana kita bawa apabila hujan?
C. yang mana yang memberi kita susu?
Skor benar bila anak menunjuk gambar.

28
TAHUN KE V
1. melengkapi gambar : orang laki-laki.
Materi : record booklet gambar anak laki.
“dia hanya punya satu kaki, buatlah yang belum ada”
2. melipat kertas : segitiga.
Materi : siapkan kertas A4 “lihat apa yang saya kerjakan” (lipat kertas menjadi segitiga,
beri kertas baru pada testee) “buatlah yang persis seperti ini”
3. definisi (2+)
A. apakah bola?
B. apakah topi?
C. apakah kompor?
4. mengutip segiempat (1+).
Materi : record booklet “ buatlah seperti ini disini”
5. kesamaan dan perbedaan gambar (9+). Materi : buku kecil halaman 25-36 “apakah ini
sama?” lanjut sampai halaman 36.
6. bermain kartu.
materi : 2 kartu persegi, satu utuh satu sudah dipotong. “yang ini sudah saya potong,
hubungkan kedua potongan segitiga ini hingga persis seperti ini (menunjuk yg utuh)”

P soal pengganti. Simpul.


Materi : sepasang tali sepatu dan satu buah pensil
“perhatikan yang saya kerjakan” (tester buat simpul di pensil). “kakak punya satu lagi,
buatlah seperti ini di jari kakak” simpul atau ikatan seperti apa saja.

29
TAHUN VI
1. perbendaharaan kata (6+).
Materi : buku besar halaman 39, ada 45 kata.
“saya ingin tahu berapa perkataan yang kamu ketahui”
“apa arti..
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
Dst. Kalau testee sudah salah 6x berturut turut, berhenti. Jika belum 6x lanjutkan saja ke
kata selanjutnya.
2. perbedaan (2+). “apakah perbedaan..
a. burung dan anjing
b. sandal dan sepatu
c. kayu dan kaca
3. gambar-gambar yang tidak lengkap (4+)
Materi : buku besar halaman 19 “bagian mana yang hilang?” misal kelinci bagian telinga.
4x kesempatan.
4. konsep hitung (4+)
materi : 12 kubus dan satu lembar kertas putih letakkan diatas meja
“taruhlah … balok di kertas tadi” A. 3 B. 10 C. 6 D. 9 E. 7
Balok tidak perlu dikembalikan, misal setelah 3, suruh taruh 10, harapannya anak tahu di
atas kertas harus ada 10 (jadi tambahkan berapa kubus)

30
5. analogi yang berlawanan (3+).
a. meja terbuat dari kayu, jendela dari?
b. burung terbang, ikan?
c. ujung tongkat tumpul, ujung garpu?
d. 1 cm adalah pendek, 1 meter adalah?
6. melacak suatu maze.
Materi : jalan maze di record booklet.
Tunjukkan gambar “ada anak kecil disini, sekolah disini” (berikan pensil) “gambarlah
dengan pensil jalan terdekat anak menuju sekolah” “jangan keluar dari jalan atau
garis”

P soal pengganti. Respon terhadap gambar (2+). cerita nenek

31
TAHUN VII
1. keanehan gambar (4+).
Materi : buku besar halaman 20-24
“apa yang aneh dari gambar ini?”.
misal testee ketawa kita tanya “apa yang lucu” lalu tanya lagi “ apa yang aneh dari
gambar ini?”
2. kesamaan : 2 benda (2+) “apa kesamaan...”
A. kayu dan arang?
B. jambu dan manga
C. kapal dan mobil
D. besi dan perak
3. mengutip belah ketupat (1+)
materi : record booklet. “buatlah persis seperti ini, disini” 3x kesempatan.
4. pengertian IV (3+)
A. apa yang kamu lakukan, apabila kamu menemukan di keramaian suatu kota,
seorang anak umur 3 tahun, yang terpisah dari orang tua nya
B. apa yang harus kamu kerjakan, apabila kamu memecahkan barang orang lain
C. apa yang kamu kerjakan apabila kamu sedang berangkat ke sekolah dan tau akan
terlambat
5. analogi yang berlawanan III (2+)
A. telinga kelinci panjang, telinga tikus?
B. kapas putih, arang?
C. burung berbulu, landak?
D. anjing hutan buas, anjing piaraaan?
6. mengulang 5 angka (1+).
Materi : record booklet “saya akan mengatakan beberapa angka, bila saya sudah
selesai, maka tirukan angka itu tepat seperti yang saya katakan. Dengarkan baik baik
dan ulangi dengan benar”
a. 3-1-8-5-9 (contoh)
b. 4-8-3-7-2

32
c. 9-6-1-8-3
P soal pengganti. Mengulang angka dibalik (1+) “saya akan mengatakan angka, dan
sebutkan angka itu secara terbalik” “misal saya katakan 5 1 4, kamu katakan 4 1 5,
siap?”
b. 2-9-5
c. 8-1-6
d. 4-7-3

33
TAHUN VIII
1. Perbendaharaan kata (8+). “apa arti….”
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
2. Mengingat cerita : jatuh basah kuyup (5+).
Materi : buku besar halaman 25.
Tester mengatakan “ini adalah suatu cerita tentang jatuh basah kuyup, dengarkanlah
sungguh sungguh bila saya membacanya, karena saya akan menanyakan beberapa
pertanyaan mengenai cerita itu”
a. Apakah judul cerita itu
b. Siapakah nama kakak siti
c. Dimana mereka berdiam
3. Keanehan keanehan verbal (3+)
a. Seorang laki laki menderita flu atau influenza 2x. yg pertama ia mati, akan tetapi yang
kedua kalinya ia sembuh dengan cepat
b. Bagyo sekarang harus menulis dengan tangan kirinya karena dua tahun yang lalu ia
kehilangan kedua tangannya dalam suatu kecelakaan

4. Persamaan dan perbedaan (3+)


“saya akan menyebut dua benda, dan saya minta kamu mengatakan apa persamaan
dan apa perbedaannya, dalam hal apa bola dan jeruk keprok sama? Dan apa
bedanya?”

34
a. bola dan jeruk keprok
b. kapal terbang dan laying-layang
c. laut dan sungai
d. uang lima puluh ribu rupiah dan lima ratus rupiah

5. Pengertian IV (4+)
a. Apa yang kamu lakukan apabila kamu menemukan di keramaian suatu kota
seorang anak umur 3 tahun yang terpisah dari orangtua nya
b. Apa yang harus kamu kerjakan apabila kamu memecahkan barang orang lain
c. Apa yang kamu kerjakan apabila kamu sedang berangkat ke sekolah dan tahu
akan terlambat

6. nama-nama hari dalam satu minggu (urutan benar dan 2+)


“Sebutkan nama-nama hari dalam satu minggu” “hari apa sebelum hari selasa” –
kamis – jumat”
a. Selasa
b. Kamis
c. Jumat

P soal pengganti. Situasi problem (2+)


a. “Kira kira jam 4 sore, sejumlah anak laki laki dan perempuan berpakaian bagus
bagus mengetuk pintu di rumah ani, ani membuka pintu, kemudian apakah yang
terjadi?”
b. “Muhdi mendengar suara DOR keras, dan dia lari keluar. Ia melihat banyak paku
berserakan di jalan. Seorang pengendara sepeda tergesa gesa turun dari
sepedanya dan baru saja berhenti di pinggir jalan, suara DOR apakah itu?”

35
TAHUN IX
1. Memotong kertas
Materi : kertas persegi 15 x 15 cm dan gunting
a. “lihat betul betul yang saya kerjakan, saya akan melipat kertas seperti ini
(melipat kertas menjadi 2, segi Panjang) (menggunting sesuai garis di kertas :
segi Panjang di tengah)
“gambarlah garis dimana kertas dilipat dan tunjukkan bagaimana dan
dimana kertas digunting?” (tester memberi pensil)
b. “lihatlah saya akan melakukan ini” (melipat sekali, gunting segitiga dipojok)
2. Keanehan-keanehan verbal II (3+)
a. kaki si didi begitu besar, sehingga kalau memakai celana harus melalui kepala
“mengapa itu aneh”
b. seorang laki laki pergi ke kantor pos dan menanyakan apakah ada surat untuk
dirinya, siapa nama anda, tanya pegawai pos itu, orang laki itu menjawab anda tanya
nama saya, kan nama saya tentu ada pada amplop surat itu
c. pemadam kebakaran pergi dengan tergesa gesa kerumah yang terbakar,
dipersiapkannya selang selang airnya dan setelah menghabiskan rokok sebatang
dipadamkannya kebakaran itu
3. Mengingat design I. Materi : buku besar halaman 26.
“pada kartu ini ada dua gambar, saya akan menunjukkan gambar gambar itu
selama sepuluh detik kemudian gambar gambar itu akan saya simpan dan
kamu harus menggambar gambar-gambar tersebut menurut ingatanmu” (jika
testee sudah paham, tunjukkan gambar selama 10 detik)
4. Sajak (2+). “Sajak adalah kata kata yang bunyinya sesuai dengan kata lain, dua
kata dikatakan bersajak bila akhirnya mempunyai bunyi yg sama, misalnya,
bujur dan tidur”
a. Sebutkan sebuah warna yang bersajak dengan darah
b. Sebutkan sebuah angka yang bersajak dengan kata kolam
5. Uang kembali (2+) “apabila saya membeli gula gula seharga 4 rupiah dan
memberi uang 10 rupiah, berapa uang kembalinya?” (pertanyaan yang sama
untuk b. 15-12 dan c. 25-4)

36
6. Mengulang 4 angka terbalik (1+) “saya akan mengatakan beberapa angka dan
saya minta kamu menirukan secara terbalik, misalnya apabila saya
mengatakan 5 1 4, engkau mengatakan 4 1 5. Sekarang dengarkan baik baik
dan jangan lupa katakan angka ini secara terbalik”
a. 8-5-2-6
b. 4-9-3-7
c. 3-6-2-9

P soal pengganti. Sajak (2+). “Sajak adalah kata kata yang bunyinya sesuai dengan
kata lain, dua kata dikatakan bersajak bila akhirnya mempunyai bunyi yg sama,
misalnya, bujur dan tidur” “Misalnya kuping, gering, caping, kata kata tadi
bersajak dengan kucing sekarang kita lihat, berapa kata yang kamu ketahui
bersajak dengan kata…”
a. Tunggal
b. Kepala
c. Kopi
30 detik

37
TAHUN X
1. Perbendaharaan kata (11+). “apa arti?....”
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
2. Menghitung balok (8+).
Materi : buku besar halaman 27 (ke balok diluar kotak)
lalu tanyakan “ini ada berapa balok” misal testee salah menjawab contoh,
maka tester boleh membenarkan ini 8 bukan 4 sambil dihitung). Jika testee
sudah paham tester mulai menanyakan ke soal didalam kotak atas ke kanan,
tester tidak boleh memberi tahu
3. Kata-kata abstrak (2+) “apa arti..”
a. belas kasihan
b. keinginan tahu
c. duka
d. mengagumkan
4. Mencari alasan I (2+)
a. Berikan dua alasan mengapa murid tidak boleh rebut dikelas
b. Berikan dua alasan mengapa kebanyakan orang lebih suka memlih mobil
daripada sepeda
Jika testee hanya membri satu alasan, tester tidak boleh mengingatkan kalau
harus 2 alasan
5. Menyebut kata (24 kata dalam1 menit)
“Sekarang saya ingin tahu berapa macam kata yang dapat kau sebut dalam
satu menit, perkataan apapun boleh, seperti awan, anjing, kursi, senam,
apabila saya mengatakan siap, kamu mulai dan sebutkan secepat mungkin
dan saya akan menghitungnya, siap, mulai.”

38
(testee harus menyebut kata terpisah, bukan kalimat) ini dinilai benar jika dalam
satu menit minimal 24 kata.
6. Mengulang enam angka (1+). “saya akan mengatakan beberapa angka, bila
saya sudah selesai, maka tirukan angka itu tepat seperti yang saya
katakan. Dengarkan baik baik dan ulangi dengan benar”
a. 4-7-3-8-5-6
b. 5-2-9-7-4-6
c. 7-2-8-3-9-4

P soal pengganti. Keanehan verbal III (2+).


a. dalam tahun 1976 di Indonesia lebih banyak wanita yang melakukan pernikahan
daripada pria. “mengapa itu aneh?”
b. seseorang akan membuat lubang untuk membuang sampah, akan tetapi ia tidak
dapat memutuskan dimana ia akan membuang tanah galian lubang tersebut,
seorang temannya menyarankan kepadanya supaya membuat lubang yang sebesar
besarnya, sehingga sampah maupun tanah galian itu dapat masuk kedalamnya

39
TAHUN KE XI
1. mengingat design (1 ½ +).
“pada kartu ini ada dua gambar, saya akan menunjukkan gambar gambar
itu selama sepuluh detik kemudian gambar gambar itu akan saya simpan
dan kamu harus menggambar gambar-gambar tersebut menurut
ingatanmu”
2. keanehan verbal IV (2+).
a. hakim berkata kepada pesakitan itu “kamu akan digantung dan saya
berharap itu akan menjadi peringatanmu”
b. sebuah kereta api mengalami kecelakaan yang terakhir 5 tahun yang lalu
dan semenjak itu hanya terbunuh seorang oleh kereta api tersebut dalam
sebuah tabrakan
3. kata-kata abstrak II (2+).
“apakah arti…?”
a. hubungan
b. perbandingan
c. menaklukkan
d. patuh
e. pembahasan
4. Mengingat Kembali II (1+).
“sekarang dengarkan dan katakan persis seperti apa yang saya katakan”
a. pada waktu liburan sekolah anak-anak bangun pagi untuk pergi berenang ke
pantai
b. kemarin kami pergi naik mobil melewati jalan yang rusak
5. situasi problem. “dengarkan dan perhatikan apakah engkau dapat
memahami apa yang saya baca”
6. persamaan tiga benda (3+). “dalam hal apa ular, lembu dan burung
sama?”
b. dalam hal apa mawar, bayam dan bambu sama
c. sutra, blaco dan lurik
d. silet, seng, dan kawat

40
e. buku, guru dan surat kabar
P soal pengganti. Menemukan alasan (2+)
a. Beri dua alasan mengapa anak harus taat kepada orang tua
b. Beri dua alasan mengapa harus banyak jalan kereta api di pulau jawa

41
TAHUN XII
1. Perbendaharaan kata (15+)
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
2. Keanehan-keanehan verbal II (4+).
A. kaki si didi begitu besar, sehingga kalau memakai celana harus melalui
kepala “mengapa itu aneh”
B. seorang laki laki pergi ke kantor pos dan menanyakan apakah ada surat
untuk dirinya, siapa nama anda, tanya pegawai pos itu, orang laki itu
menjawab anda tanya nama saya, kan nama saya tentu ada pada amplop
surat itu
C. pemadam kebakaran pergi dengan tergesa gesa kerumah yang terbakar,
dipersiapkannya selang selang airnya dan setelah menghabiskan rokok
sebatang dipadamkannya kebakaran itu
3. Keanehan gambar II (1+).
Materi : buku besar halaman 28. tunjukkan gambar “mengapa itu aneh”
4. Mengulang lima angka terbalik (1+).
“saya akan mengatakan beberapa angka dan saya minta kamu
menirukan secara terbalik, misalnya apabila saya mengatakan 5 1 4,
engkau mengatakan 4 1 5. Sekaang dengarkan baik baik dan jangan
lupa katakan angka ini secara terbalik”
5. Kata kata abstrak (3+) “apakah arti…”
a. belas kasihan
b. keinginan tahu
c. duka
d. mengagumkan

42
6. Melengkapi kalimat 1 (5 menit : 3+).
Materi : record booklet.
Tunjukkan buku kepada testee, tidak dibacakan. “tulislah kata kata yang
tidak ada, batas waktu 5 menit”

P soal pengganti. mengingat design II. Menunjukkan gambar 10 detik, materi :


buku besar halaman 29.
“pada kartu ini ada dua gambar, saya akan menunjukkan gambar gambar
itu selama sepuluh detik kemudian gambar gambar itu akan saya simpan
dan kamu harus menggambar gambar-gambar tersebut menurut
ingatanmu”

43
TAHUN XIII
1. Perencanaan pencarian.
Materi : gambar di record booklet.
Tester memberikan sebuah pensil, lalu mengatakan “misalkan kamu punya
sebuah dompet yang penuh uang dan dompet itu hilang didalam
lapangan yang luas ini, ambillah pensil ini dan mulailah disini
(gerbang), tunjukkan kemana kamu pergi untuk mencari dompet itu
sehingga pasti dompet itu tidak akan terlewatkan olehmu”
2. Kata kata abstrak (4+). “apakah arti…?”
a. hubungan
b. perbandingan
c. menaklukkan
d. patuh
e. pembahasan
3. Mengingat kalimat III (1+) “dengarkan dan tirukan persis seperti yang
saya katakan”
a. Kapal terbang mendarat dengan hati-hati pada landasan
b. Anjing pak tani melarikan sepotong tulang besar
4. Masalah masalah mengenai kenyataan (2+)
a. Seseorang yang sedang berjalan di hutan di tepi sebuah kota sekonyong
konyong berhenti sangat ketakutan, kemudian lari kepada polisi yang
terdekat menyatakan bahwa ia melihat titik titik tergntung pada pohon,
apa yang dilihatnya?
5. Kalimat-kalimat yang tak teratur (2+).
Materi : Buku besar halaman 30-32
“disini ada kalimat yang kata kata nya dicampur adukkan sehingga
tidak ada artinya, jika kata itu diatur dengan benar maka akan menjadi
kalimat yang mempunyai arti, lihatlah bak baik dan katakan bagaimana
bunyi kalimat itu seharusnya.” Waktu masing kalimat 1 menit
6. Meniru untaian manik manik menurut ingatan (2 menit = +).
Materi : 48 manik manik

44
“perhatikan baik baik yang saya buat karena saya akan melepaskan ini,
dan kamu akan saya suruh membuat peris seperti apa yg telah saya
buat” (5 detik memperlihatkan manik ke testee, lalu lepaskan, beri waktu 2
menit)

P soal pengganti. Menggunting kertas (2+). Materi : kertas persegi 15 x 15 cm


dan gunting
a. “lihat betul betul yang saya kerjakan, saya akan melipat kertas seperti
ini (melipat kertas menjadi 2, segi Panjang) (menggunting sesuai garis di kertas
: segi Panjang di tengah)
“gambarlah garis dimana kertas dilipat dan tunjukkan bagaimana dan
dimana kertas digunting?” (tester memberi pensil) “lihatlah saya akan
melakukan ini” (melipat sekali, gunting segitiga dipojok)

45
TAHUN XIV
1. Perbendaharaan kata (17+).
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
2. Induksi. Materi : 6 lembar kertas berukuran 22x25 cm.
• ambil lembar pertama kemudian kita mengatakan “perhatikan apa
yang saya lakukan” kemudian kita lipat sekali sesuai pola lingkaran
kertas tesebut, kemudian kita gunting, kemudian kita bertanya
kepada testee, “ada berapa lubang?”
• Kemudian mengambil kertas yang baru, kemudian dilipat menjadi 2.
“kalau saya lipat lagi dan saya gunting disini, ada berapa
lubang?”. gunting (maka ada satu lubang).
• Setelah itu ambil lembar ke 3, (kemudian dilipat 3x) “saya akan
melipat seperti ini, lalu melipat lagi, melipat lagi, lalu saya
gunting disini, maka ada berapa lubang yang terjadi?” sampai
lembar ke 6.
(tester dilarang mengatakan berapa kali lipatan, cukup katakana “lipat lagi,
lipat lagi. Ke B C D menambahkan satu lipatan. Jawaban berapa lubang tulis
di record booklet. “berilah hukumnya, sehingga setiap kali saya akan tahu
berapa lubang yang akan terjadi” (1 lipatan 1 lubang, 2 lipatan 2 lubang, 3
lipatan 3 lubang)
3. Penalaran I. materi : buku besar halaman 33.
Tester hanya menunjukan buku besar pada testee, biarkan testee membaca
dan menyelesaikan permasalahan sendiri.
(hari sabtu yang lalu, rumah saya kemasukan pencuri. Saya berada dirumah
sampai tengah hari kemudian pergi sampai jam 5 sore, ayah saya

46
meninggalkan rumah jam 3 siang dan kakak saya meninggalkan rumah
sampai jam 4 sore.) “Pada jam berapa pencurian itu terjadi”
4. Kecerdikan 1 (1+) (masing-masing 3 menit.
a. Seorang ibu, menyuruh anaknya, pergi ke sungai untuk mengambil air,
sebanyak tepat 2 L, ibunya memberi ember 5 Literan dan 3 Literan, coba
tunjukan kepada saya bagaimana cara anak itu mengukur air tepat 2 liter,
hanya menggunakan 2 ember tersebut, dan tidak dengan jalan menebak-
nebak banyaknya air. Ingatlah anak tersebut membawa, ember 5 literan
dan 3 literan dan harus membawa pulang air 2 liter.
5. Orientasi : penunjuk arah (3+)
a. Anda harus menghadap ke arah mana supaya tangan kiri anda berada
disebelah timur,
b. Andai kata anda berjalan ke barat, kemudian berbelok ke kanan, kearah
mana kah anda sekrang berjalan.
c. Andaikan anda berjalan ke utara, kemudian berbelok ke kiri, berbelok ke
kanan, kearah manakah sekarang anda berjalan
6. Kesamaan pada hal-hal yang berlawanan. (2+)
a. Dalam hal apa, penghujan dan kemarau sama
b. Dalam hal apa kebahagiaan dan kesusahan sama.
c. keras dan lirih
d. banyak dan sedikit
e. permulaan dan akhir

P soal pengganti. kecerdikan II (1+)


a. Seorang ibu, menyuruh anaknya, pergi ke sungai untuk mengambil air,
sebanyak tepat 3 L, ibunya memberi ember 7 Literan dan 4 Literan, coba
tunjukan kepada saya bagaimana cara anak itu mengukur air tepat 3 liter,
hanya menggunakan 2 ember tersebut, dan tidak dengan jalan menebak-
nebak banyaknya air. Ingatlah anak tersebut membawa, ember 7 literan
dan 4 literan dan harus membawa pulang air 3 liter.

47
DEWASA RATA-RATA
1. Perbendaharaan kata (20+)
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
2. Kecerdikan 1 (4+)
Seorang ibu, menyuruh anaknya, pergi ke sungai untuk mengambil air, sebanyak
tepat 2 L, ibunya memberi ember 5 Literan dan 3 Literan, coba tunjukan kepada saya
bagaimana cara anak itu mengukur air tepat 2 liter, hanya menggunakan 2 ember
tersebut, dan tidak dengan jalan menebak-nebak banyaknya air. Ingatlah anak
tersebut membawa, ember 5 literan dan 3 literan dan harus membawa pulang air 2
liter.
3. Kemampuan membedakan kata-kata abstrak (2+)
a. Apakah perbedaan antara bermalas-malasan dan menganggur
b. Kemiskinan dan penderitaan
c. Watak dan reputasi
4. Kemampuan berhitung (2+).
Materi buku besar halaman 34-36.
Testee diminta membacaka keras-keras dan langsung menjawab. Batas waktunya
masing-masng soal adalah 1 menit.
5. Peribahasa (2+)
“saya akan mengatakan suatu peribahasa, dan anda ceritakan, artinya kepada
saya”
a. Air tenang jangan disangka tiada buaya
b. Seekor ayam tak berkokok hari tak siangkah.
c. Bagai embacang buruk di kulit
6. Orientasi petunjuk arah (4+)

48
a. Anda harus menghadap ke arah mana supaya tangan kanan anda berada
disebalah utara.
b. Andai kata anda berjalan ketimur kemudian berbelok kekanan, kearah manakan
anda sekarang berjalan
c. Andaikan anda berjalan ke selatan kemudian berbelok ke kiri kemudian berbelok
ke kanan kearah manakah anda sekarang berjalan
7. Perbedaan pokok (2+)
“Apakah perbedaan pokok antara..”
a. bekerja dan bermain
b. kemampuan dan prestasi
c. optimis dan pesimis
8. Kata-kata abstrak III (4+)
a. Apakah kemurahan hti itu?
b. Apakah kemerdekeaaan itu?
c. apakah iri itu?
d. apakah kekuasaan itu?
e. Apakah keadilan itu?

49
DEWASA SUPERIOR I
1. Perbendaharaan kata (23+)
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
2. Problem kotak berangkai (4+).
Materi : kotak kardus kecil
a. dengarkanlah baik-baik, kita bayangkan didalam kotak ini ada kotak yang lebih
kecil dan masing-masing kotak tersebut berisi 1 kotak yang lebih kecil lagi. ada
berapa kotak semuanya termasuk kotak ini?
b. sekarang bayangkan didalam kotak ini ada 2 kotak yang lebih kecil dan setiap
kotak tersebut berisi 2 kotak lagi. Ada berapa kotak semuanya?
3. Melengkai kalimat II (2+)
“Tulislah kata kata yang sesuai pada kata2 itu, tulis 1 kata saja, batasnya
adalah 5 menit”

a. Ia ………… pandai di bidang geografi …….. saudaranya, ………. kurang pandai


di bidang matematika.
b. …………… ia betul-betul berjanji, saya tak akan mempercayainya.
c. Sekali-kali …………… kamu mengira bahwa aku tadi diam karena tak menaruh
perhatian terhadap peristiwa itu.
d. …………… salah satu di antara kami bisa berbicara, kami sudah berada di anak
tangga terbawah.
4. Mengulang 6 angka secara terbalik (1+)
“saya akan mengatakan beberapa angka dan saya minta kamu menirukan
secara terbalik, misalnya apabila saya mengatakan 5 1 4, engkau mengatakan
4 1 5. Sekaang dengarkan baik baik dan jangan lupa katakan angka ini secara
terbalik”
a. 4-7-1-9-5-2

50
b. 5-8-3-9-4-
c. 7-5-2-6-1-8
5. Membuat kalimat (2+)
“Sekarang buatlah kalimat dengan kata-kata ini..”
a. Upacara-keagungan-kesan
b. Menyusahkan-kelicikan-pengajaran
c. Kegagalan-perdagangan-tak cakap
6. Persamaan pokok (3+)
a. “apakah dasarnya sehingga pertanian dan industri sama”
b. “apakah dasarnya, sehingga mencair dan terbakar sama”
c. “apakah dasarnya sehingga telur dan benih sama”

P. Soal pengganti. Persamaan pada hal-hal yang berlawanan (4+)


a. Dalam hal apa, penghujan dan kemarau sama
b. Dalam hal apa kebahagiaan dan kesusahan sama.
c. keras dan lirih
d. banyak dan sedikit
e. permulaan dan akhir

51
DEWASA SUPERIOR II
1. Perbendaharaan kata (26+)
a. jeruk keprok
b. amplop
c. apa arti jerami
d. apa arti becek
e. apa arti tepukan
f. kebaya
g. aum
h. bulu mata
i. mars
j. tukang sulap
2. Menemukan alasan III (3+)
a. Beri 3 alasan, mengapa orang-orang lebih suka mengetik dengan komputar
dengan harga yang mahal, kalaum mereka bisa memakai bulpen yang jauh lebih
murah
b. Berikan 3 alasan mengapa seseorang yang melakukan kejahatan berat harus
dihukum
(jika testee hanya menyebutkan 1 alasan tester tidak diperkenankan
mengingatkan)
3. Peribahasa 2 (1+)
“saya akan mengatakan suatu peribahasa, dan anda ceritakan, artinya kepada
saya”
a. Dengan setitik madu, dapat lebih banyak menangkap serangga dari pada
dengan sesendok cuka.
b. Laksana monyet mendapat bunga
4. Kecerdikan I (sama dengan tahun XIV nomor 4) (3+)
Seorang ibu, menyuruh anaknya, pergi ke sungai untuk mengambil air, sebanyak
tepat 2 L, ibunya memberi ember 5 Literan dan 3 Literan, coba tunjukan kepada saya
bagaimana cara anak itu mengukur air tepat 2 liter, hanya menggunakan 2 ember
tersebut, dan tidak dengan jalan menebak-nebak banyaknya air. Ingatlah anak
tersebut membawa, ember 5 literan dan 3 literan dan harus membawa pulang air 2
liter.

52
C. Skoring (Perhitungan IQ)

CA = 2022 04 27
2013 12 15
8 tahun 4 bulan 12 hari = 100 bulan
Tingkat Umur Jumlah Tes Kredit Bulan Jumlah Kredit Bulan
Yang Lulus Per Tes Tahun
VIII 6 (Umur - 8 tahun -
basal)
IX 3 (salah 3) 2 6
X 0 (umur - - -
ceiling)
8 tahun 6 bulan

MA = 8 tahun 6 bulan
= 102 bulan

𝑀𝐴
IQ = x 100
𝐶𝐴
100
= x 100
102

= 98

Klasifikasi IQ
140 keatas Very Superior
120-139 Superior
110-119 Rata-rata Atas (High Average)
90-109 Normal atau rata-rata
80-89 Rata-rata bawah (Low Average)
70-79 Borderline defective
69 kebawah Cacat mental (mentally defective)

53
D. Evaluasi Praktikum

Kelompok 1

Nama Tester Evaluasi


Sania Ngisrianingsih • Terdapat kesalahan dalam
memberikan tahun soal tes
• Kesulitan dalam menentukan soal
tahun tes
Aurora Alya • Menggunakan alat tes
• Penyampaian soal/ komunikasi
dengan testee cukup baik
Dicky A • Penyampaian soal kaku
• Terdapat kesalahan dalam
penyampaian soal
Oktaviasari N • Menggunakan alat tes
• Penyampaian soal tes cukup baik
Riski Tamara • Mengalami keraguan dalam
memberikan tes
Nawang W • Mengalami kesalahan dalam
menentukan usia basal
• Terlalu banyak melakukan probing
Areca G • Terdapat keraguan saat pemberian
tahun tes
• Tester kebingungan dalam
memberikan tes
Alra N • Terlalu cepat dalam pembacaan soal
• Keliru dalam memberikan instruksi tes
(penambahan kata)
• Kurang interaksi dengan testee (kaku)
Javitus • Cukup interaktif dengan testee
• Lancar dalam memberikan tes

Kelompok 2

Nama Tester Evaluasi


Loise J • Nada bicara dalam pembacaan tes
kurang jelas
• Terlalu cepat dalm memberikan
intruksi
Yasmin A • Nada bicara dalam penyampaian tes
kurang jelas
Stefani A • Tester mampu melaksanakan
instruksi dengan baik

54
• Terdapat sedikit kesalahan
Febby N • Terster salah dalam memberikan
soal tes, sehingga soal – soal tes
berikutnya salah
Dea A • Tester lancar dalam memberikan
instruksi
Sabela O • Tester lancar dalam memberikan
instruksi
Fadhlan A • Cukup interaktif dengan testee
hanya saja kurang ekspresif
Annisa Zahra • Cukup interaktif dalam memberikan
instruksi
• Cukup interaktif dengan testee
• Penyampaian instruksi cukup jelas

Kelompok 3
Nama Tester Evaluasi
Rully • Tester kurang jelas dalam
memberikan instruksi tes
• Tester salah dalam memberikan tes
selanjutnya (selesai tes pertama
langsung ditutup)
• Tester salah dalam pengambilan
alat tes
Vrisca • Tester salah dalam memberikan
instruksi tes
Layinatus • terdapat sedikit kesalahan
• mampu menyelesaikan instruksi tes
dengan baik
Azza • Tester membawa catatan teks yang
seharusnya tidak boleh dilakukan
• banyak kesalahan dalam pemberian
instruksi tes
Yesta • Tester kurang mampu dalam
memberikan instruksi tes
• Nada bicara dalam pemberian
instruksi tes kurang begitu jelas
• Salah dalam memberikan tahun tes
• salah dalam pengambilan alat tes
Yunika I • Dapat melakuka tes dengan baik
• Nada bicara saat pemberian
instruksi tes kurang jelas

55
Khoirul • Sudah cukup baik dalam
memberikan instruksi tes
• Nada bicara dalam pemberian tes
kurang begitu jelas
Zalfa • Tester dapat melaksanakan
instruksi tes dengan baik
• Nada bicara dalam penyampaian tes
kurang begitu jelas
• Kurang begitu interaktif dalam
memberikan instruksi tes
Yusuf • Tester cukup interaktif dalam
memberikan instruksi tes
• Nada bicara dalam memberikan tes
kurang keras
Kelompok 4
Nama tester evaluasi
Ayu M • Nada bicara dalam pemberian tes
datar, sehingga kurang interaktif
dengan testee
• Ada kesalahan dalam pemberian
instruksi tes
• Nada bicara terlalu cepat (terutama
di soal memori angka tidak ada jeda)
Rima F • Tester salah dalam memberikan
tahun tes
• Tester terlihat gugup, sehingga
kurang lancar
Wee bee lian • Suara terlalu lirih
• Instruksi kurang tepat di salah satu
soal
Siti K • Terdapat instruksi tes yang kurang
tepat
• Durasi tes terlalu lama
Atthaya • Tester sudah mampu melaksanakan
tes dengan baik, namun terdapat
sedikit kesalahan
Metri • Kurang kontak mata dengan testee
• Terlalu lama dalam pelaksanaan tes
• Terdapat kesalahan instruksi
Rizky G • Tidak ada jeda saat menyebutkan
angka di soal memori angka
• Pada soal perbendaharaan kata
seharusnya tidak menyebutkan
jumlah kata nya

56
Nimas • Nada bicara kurang keras dan datar,
sehingga kurang menarik testee
• Jeda antar soal terlalu lama
• Terlalu cepat ketika membacakan
soal
Bian • Terlalu cepat ketika membacakan
soal
• Kurang melakukan kontak mata
dengan testee
• Terdapat instruksi yang kurang tepat

Kelompok 5

Nama Tester Evaluasi


Dani F • Seharusnya perkenalan dulu, baru
menanyakan identitas testee
• Terdapat kekurangan dalam
memberikan instruksi pada soal
memori angka yang harusnya
mengatakan “katakan angka secara
terbalik” kepada testee
• Jeda terlalu lama
Efendi S • Kurang melakukan kontak mata
• Terdapat kekurangan dalam
memberikan instruksi
• Pemberian instruksi tes terlalu cepat
Ramandika • Tidak ada building raport sebelum
pelaksanaan tes
• Tester terlalu cepat dalam
penyampaian instruksi tes
Janiesa • Tester terlalu terburu dalam
penyampaian instruksi tes
• Instruksi tes yang diberikan kurang
begitu dimengerti oleh testee
Riski Agnes • Tester terlalu memakan waktu
dalam penyampaian instruksi tes
• Terdapat tes yang terlewat
Andita N • Tester kurang interaktif saat dalam
building raport
• Tester salah dalam memberikan
instruksi tes
Tiyas F • Tester kurang interaktif saat dalam
building raport
• Tidak menanyakan identitas testee

57
Marbela • Tester kurang tepat dalam
memberikan instruksi tes
• instruksi kurang disalah satu soal tes
Kelompok 6
Nama Tester Evaluasi
Arjun • Building raport terlalu kaku
• Tester tidak menggunakan alat tes
Rina S • Building raport cukup baik
• Penyampaian instruksi tes cukup
baik
Garnis • Tester tidak memperkenalkan diri
• Dalam penyampaian instruksi tester
sering tersendat
Anjani • Tester dalam building raport kurang
interaktif
Syifa • Tester dalam penyampaian
instruksi cukup baik
Dwi Indah • Building raport cukup baik
• Penyampaian instruksi cukup baik
• Tester gugup dalam penggunaan
alat tes
Sheryl • Penyampaian instruksi cukup baik

58
BAB 3

PENUTUP

Daftar Pustaka

Nur'aeni, S. M. (2012). TES PSIKOLOGI : Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Yogyakarta:
Purwokerto Press.

59
LAMPIRAN

Dokumentasi

60

Anda mungkin juga menyukai